GANGGUAN KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI ABNORMAL MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Psikologi untuk Pekerjaan Sosial II Dosen : Dra. Kormauli S. M.Si SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG 1. Ahmad Wahyudin 2. Dian Ika Utami 3. Neti Rumanti 4. Oyok Wahyudin 5. Resi Novidea Sari 10.04.379 10.04.149 10.04.189 10.04.102 10.04.310
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GANGGUAN KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI ABNORMAL
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah Psikologi untuk Pekerjaan Sosial II
Dosen : Dra. Kormauli S. M.Si
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2010
1. Ahmad Wahyudin
2. Dian Ika Utami
3. Neti Rumanti
4. Oyok Wahyudin
5. Resi Novidea Sari
10.04.379
10.04.149
10.04.189
10.04.102
10.04.310
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya serta kenikmatan iman dan islam sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam terimpah-curahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya dan semua umatnya yang selalu
senantiasa megikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan
makalah mengenai Psikologi Abnormal “ Gangguan Kepribadian “.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari yang
diharapkan pembaca. Hal ini tidak lain dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari para pembaca, sehingga penulis dapat melengkapi kekurangan yang ada pada
makalah ini dilain kesempatan. Penulis mengucapkan terimakasih banyak terhadap pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb.
Bandung, 09 Maret 2011
Penulis
PENDAHULUAN
Gangguan Kepribadian adalah kelompok gangguan yang sangat heterogen, diberi kode
pada Aksis II dalam DSM dan dianggap sebagai pola perilaku dan pengalaman internal yang
bertahan lama, pervasif, dan tidak fleksibel yang menyimpang dalam ekspektasi budaya orang
yang bersangkutan dan menyebabkan hendaya dalam keberfungsian sosial dan pekerjaan.
Beberapa diantaranya namun tidak semua dapat menyebabkan distress emosional. Gangguan
kepribadian yang sesungguhnya ditandai oleh keekstremen beberapa trait dan cara
pengekspresian karakteristik tersebut yang kurang fleksibel dan maladaptif. Kepribadian yang
kita kembangkan selama bertahun-tahun mencerminkan cara yang menetap dalam menghadapi
berbagai tantangan hidup, suatu gaya tertentu dalam berhubungan dengan orang lain. Satu orang
dapat sangat dependen yang lain menantang dan agresif yang lain lagi pemalu dan menghindari
kontak sosial dan masih yang lain lagi lebih mengkhawatirkan penampilan dan mendongkrak
egonya yang lemah daripada berhubungan dengan orang lain secara jujur dan dalam kadar yang
mendalam. Para Individu tersebut tidak akan didiagnosis memiliki gangguan kepribadian kecuali
jika pola perilaku tersebut berlangsung lama, pervasif, dan disfungsional. Sebagai contoh ketika
memasuki ruangan yang penuh orang dan tidak lama setelah itu terdengar tawa yang meledak,
Anda mungkin merasa menjadi sasaran semacam gurauan dan bahwa orang-orang tersebut sedang
membicarakan Anda. Kekhawatiran semacam itu menjadi simtom gangguan kepribadian paranoid
hanya jika timbul berulang kali dan secara intens serta menghambat berkembangnya hubungan
pribadi yang dekat.
Pada Bab ini membahas klasifikasi gangguan kepribadian dalam DSM kemudian berbagai
masalah yang berhubungan dengan klasifikasi tersebut. Selanjutnya, beralih ke pembahasan
mengenai gangguan kepribadian itu sendiri, teori dan penelitian mengenai etiologinya, dan
berbagai terapi untuk mengatasinya. Luasnya pembahasan tentang gangguan kepribadian tertentu
bervariasi tergantung pada seberapa banyak yang diketahui tentang gangguan tersebut. Contohnya
sangat sedikit data empiris mengenai gangguan kepribadian histrionik, namun sangat banyak
literatur mengenai gangguan kepribadian antisosial. [ Gangguan Kepribadian yang berbeda ]
akan…menciptakan berbagai cara yang kontras dalam memandang dan menghadapi [ suatu
gangguan Aksis I pada individu ]- nya. Karena alasan tersebut kami yakin bahwa ahli klinis
harus berorientasi pada “ konteks kepribadian “ ketika mereka menghadapi…semua bentuk
gangguan psikiatrik [ Aksis I ]. ( 1996, hlm.vii ).
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI GANGGUAN KEPRIBADIAN: Kelompok, Kategori, dan Masalah
Masalah besar terkait ketegori gangguan kepribadian adalah komordibitas dengan gangguan
Aksis I dan dengan gangguan kepribadian lain. Sering kali sulit untuk mendiagnosis satu
gangguan kepribadian spesifik karena banyak orang yang mengalami gangguan menunjukkan
karakteristik yang sangat luas sehingga dapat ditetapkan beberapa diagnosis sekaligus.
Kriteria Gangguan Paranoid dalam DSM-IV-TR
Terdapat empat atau lebih dari ciri-ciri berikut ini tidak muncul secara ekskludif dalam perjalanan
penyakit skizofrenia, depresi psikotik, atau sebagai bagian dari gangguan perkembangan pervasif
juga tidak disebabkan oleh kondisi medis umum:
Kecurigaan yang bersifat pervasi bahwa dirinya sedang dicelakai, dikhianati,
dieksploitasi.
Keraguan yang tidak mendasar terhadap kesetiaan teman-teman atau para rekanan dan
bahwa mereka dapat dipercaya.
Enggan mempercayai orang lain karena kriteria di atas.
Memberikan makna tersendiri terhadap berbagai tindakan orang lain yang tidak
mengandung maksud apapun.
Mendendam atas berbagai hal yang dianggapnya sebagai kesalahan.
Reaksi berupa kemarahan terhadap apa yang dianggapnya sebagai serangan terhadap
karakter atau reputasi.
Sama dengan dua kriteria, pertama kecurigaan yang tidak berdasar terhadap kesetiaan
pasangan hidupnya atau pasangan seksual lain.
Gangguan kepribadian digolongkan menjadi tiga kelompok dalam DSM-IV-TR berikut:
1. Para individu dalam kelompok A ( paranoid, skizoid, dan skizotipal ) adalah individu yang
aneh dan eksentrik.
2. Mereka yang berada dalam kelompok B ( antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik )
adalah individu yang dramatis, emosional atau eratik.
3. Mereka yang berada dalam kelompok C ( menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif )
adalah individu yang pencemas dan ketakutan.
Kelompok Aneh atau Eksentrik
Kelompok aneh atau eksentrik terdiri dari tiga diagnosis-gangguan kepribadian paranoid, skizoid,
dan skizotipal. Simtom-simtom skizofrenia, terutama dengan simtom ringan dalam fase
prodormal dan residual.
Gangguan Kepribadian Paranoid
Individu yang mengalami gangguan kepribadian paranoid selalu mencurigai orang lain.
Sering kali kasar dan bereaksi dengan kemarahan terhadap apa yang mereka anggap sebagai
penghinaan,enggan menyalahkan orang lain dan cenderung menyalahkan mereka serta
menyimpan dendam meskipun bila ia sendiri juga salah,mereka sangat pencemburu dan tanpa
alasan dapat mempertanyakan kesetiaan pasangan atau kekasih mereka. Para pasien yang
mengalami gangguan kepribadian paranoid dipenuhi keraguan yang tidak beralasan terhadap
kesetiaan orang lain tersebut tidak dapat dipercaya. Gangguan kepribadian paranoid biasanya
paling banyak terjadi pada kaum laki-laki.
Gangguan Kepribadian Skizoid
Pasien yang mengalami gangguan kepribadian skizoid tidak menginginkan atau
menikmati hubungan sosial dan biasanya tidak memiliki teman akrab. Mereka tampak tumpul,
datar, dan menyendiri serta tidak mempunyai perasaan hangat serta tulus kepada orang lain.
Mereka jarang memiliki emosi kuat, tidak tertarik pada hubungan seks, dan hanya mengalami
sedikit aktivitas yang menyenangkan, Bersikap masa bodoh terhadap pujian, kritikan dan
perasaan orang lain. Individu yang mengalami gangguan ini adalah seorang penyendiri dan
menyukai berbagai aktivitas yang dilakukan dalam kesendirian.
Kriteria Gangguan Kepribadian Skizoid dalam DSM-IV-TR
Terdapat empat atau lebih dari ciri-ciri berikut ini dan tidak muncul secara eksklusif dalam
perjalanan penyakit skizofernia, depresi psikotik, atau sebagai bagian dari gangguan
perkembangan pervasif; juga tidak disebabkan oleh kondisi medis umum.
Kurang berminat atau kurang menyukai hubungan dekat.
Hampir secara eksklusif menyukai kesendirian.
Kurangnya minat untuk berhubungan seks.
Hanya sedikit, jika ada, mengalami kesenangan.
Kurang memiliki teman.
Bersikap masa bodoh terhadap pujian atau kritik dari orang lain.
Afek datar, ketidaklekatan emosional.
Gangguan Kepribadian Skizotipal
Para pasien yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal biasanya memiliki kesulitan dalam
hubungan interpersonal yang terjadi dalam kepribadian skizoid dan kecemasan sosial yang
berlebihan yang tidak berkurang setelah mereka mengenal orang-orang disekitarnya. Beberapa
simtom tambahan yang lebih eksentrik terjadi dalam gangguan kepribadian skizotipal. Simtom-
simtom tersebut pada intinya adalah simtom-simtom yang menandai fase prodormal dan residual
skizofrenia.
Kriteria Gangguan Kepribadian Skizotipa dalam DSM-IV-TR
Terdapat lima atau lebih dari ciri-ciri berikut ini dan tidak muncul secara ekslusif dalam
perjalanan penyakit skizofrenia, depresi psikotik, atau sebagai bagian dari gangguan
perkembangan pervasif:
Ideas of reference.
Keyakinan yang aneh atau pemikiran magis, percaya terhadap persepsi ekstra indrawi.
Persepsi yang tidak biasa, keyakinan yang menyimpang tentang tubuhnya.
Pola bicara yang aneh.
Kecurigaan yang ekstrem, paranoia.
Afek yang tidak sesuai.
Perilaku atau penampilan yang aneh.
Kurang memiliki teman akrab.
Rasa tidak nyaman yang ekstrem atau kadang kecemasan yang ekstrem bila berada di
antara orang lain.
Masalah penting dalam diagnosis gangguan kepribadian skizotipal adalah komorbiditasnya
dengan gangguan kepribadian lain. Morey (1998) menemukan bahwa 33 persen orang yang
didiagnosis berkepribadian skizotipal berdasarkan kriteria DSM-III-R juga memenuhi kriteria