Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah Peradaban Islam memiliki banyak cerita di dalamnya. Cerita tentang penyebaran, kebudayaan dan tokoh- tokoh yang berpengaruh. Dalam salah satu bab menceritakan tentang Perang Salib. Sebagai gambaran, Perang Salib yang familiar bagi kita adalah suatu perang keagamaan yang sangat terkenal. Jika kita pernah menonton film Kingdom of Heaven, mungkin kita memiliki sedikit gambaran tentang Perang Salib ini. Disebut Perang Salib karena para tentara atau pejuang Kristen ini menggunakan simbol salib ditameng, baju, topi dan segala atribut berperangnya. Perang Salib ini terbagi atas beberapa periode. Didalamnya, terdapat banyak tokoh- tokoh yang menarik cerita saat pemimpin perang ini yang dapat menambah wawasan kita. 1.2 Rumusan Masalah Setelah dipaparkan sedikit dalam latar belakang di atas, didapatlah rumusan masalah yaitu: 1. Apa itu Perang Salib? 2. Apa yang menjadi latar belakang yang memicu terjadinya Perang Salib antara kaum Muslim dan Kristen? 3. Bagaimana periodisasi Perang Salib? 4. Pengaruh apa yang menyebar setelah terjadinya Perang Salib? [1]
71

Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Apr 26, 2023

Download

Documents

Luthfi Abdullah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Peradaban Islam memiliki banyak cerita di

dalamnya. Cerita tentang penyebaran, kebudayaan dan tokoh-

tokoh yang berpengaruh. Dalam salah satu bab menceritakan

tentang Perang Salib. Sebagai gambaran, Perang Salib yang

familiar bagi kita adalah suatu perang keagamaan yang sangat

terkenal. Jika kita pernah menonton film Kingdom of Heaven,

mungkin kita memiliki sedikit gambaran tentang Perang Salib

ini. Disebut Perang Salib karena para tentara atau pejuang

Kristen ini menggunakan simbol salib ditameng, baju, topi

dan segala atribut berperangnya. Perang Salib ini terbagi

atas beberapa periode. Didalamnya, terdapat banyak tokoh-

tokoh yang menarik cerita saat pemimpin perang ini yang

dapat menambah wawasan kita.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah dipaparkan sedikit dalam latar belakang di atas,

didapatlah rumusan masalah yaitu:

1. Apa itu Perang Salib?

2. Apa yang menjadi latar belakang yang memicu terjadinya

Perang Salib antara kaum Muslim dan Kristen?

3. Bagaimana periodisasi Perang Salib?

4. Pengaruh apa yang menyebar setelah terjadinya Perang

Salib?

[1]

Page 2: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

5. Siapa sajakah tokoh-tokoh terkenal dalam Perang Salib?

BAB II

PERANG SALIB

2.1 Pengertian Perang Salib

Perang Salib (The Crusades) adalah gerakan umat Kristen di

Eropa yang memerangi umat Muslim di Palestina secara berulang-

ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk

merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan

mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan

Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur

dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan

panji-panji mereka.

Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi

kecil yang terjadi selama abad ke-16 di wilayah di luar

Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan dan kaum non-

Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan

politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib

memasukkan 9 ekspedisi besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11

[2]

Page 3: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

sampai dengan Abad ke-13. “Perang Salib” lainnya yang tidak

bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim

politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama

masa Renaissance.

Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama,

melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan

bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu

pengetahuan.

2.2 Latar Belakang Penyebab Terjadinya Perang Salib

Terjadinya Perang Salib antara kedua belah pihak, Islam

dengan Kristen disebabkan oleh faktor-faktor utama yaitu

agama, politik dan sosial ekonomi.

1. Faktor Agama

Pada tahun 1009, kalifah Bani Fatimiyah, Al-Hakim bi-Amr

Allah memerintahkan penghancuran Gereja Makam

Kudus (Church of the Holy Sepulchre). Penerusnya memperbolehkan

Kekaisaran Byzantium untuk membangun gereja itu kembali

dan memperbolehkan para peziarah untuk berziarah di

tempat itu lagi. Akan tetapi, banyak laporan yang beredar

di Barat tentang kekejaman kaum Muslim terhadap para

peziarah Kristen. Laporan yang didapat dari para peziarah

yang pulang ini kemudian memainkan peranan penting dalam

perkembangan Perang Salib pada akhir abad itu. Mereka

merasa mendapat perlakuan jelek dari orang-orang Seljuk

yang fanatic. Umat Kristen merasa perlakuan para penguasa

[3]

Page 4: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Dinasti Seljuk sangat berbeda dengan para penguasa Islam

lainnya yang pernah menguasai kawasan itu sebelumnya.

Sebelumnya, Paus Urbanus II memerintahkan untuk

ekspedisi besar-besaran atas permintaan Alexius I yang

ingin merebut kembali Asia Kecil (Anatolia) yang direbut

Turki Utsmani. Semangat ini semakin besar tatkala Paus

menerima berita bahwa Khalifah Abdul Hakim-yang menguasai

Palestina saat itu-menaikkan pajak ziarah ke Palestina

bagi orang-orang Kristen Eropa. “Ini perampokan! Oleh

karena itu, tanah suci Palestina harus direbut kembali,”

kata Paus. Disanalah kaum Kristen merasa semakin sulit

berziarah dan ingin merebut kembali daerah Palestina.

2. Faktor Politik

Kekalahan Bizantium (sejak tahun 330 M disebut

Constantinopel atau sekarang Istanbul Turki) tahun 1071 M

di Manzikart (Malazkird atau Malasyird, Armenia) dan Asia

kecil jatuh ke bawah kekuasaan Seljuk, mendorong Kaisar

Alexius I Comnenus (Kaisar Constantinopel) meminta

bantuan seperti yang sudah dipaparkan di atas kepada Paus

Urbanus II untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-

daerah pendudukan Dinasti Seljuk. Sementara itu, kondisi

kekuasaan Islam sedang melemah sehingga orang-orang

Kristen di Eropa berani untuk ikut dalam Perang Salib.

Dinasti Fathimiyah dalam keadaan lumpuh dan kekuasaan

Islam di Andalusia semakin goyah dengan dikuasainya

Toledo dan Sicilia oleh Kristen Spanyol.

[4]

Page 5: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

3. Faktor Sosial Ekonomi

Pedagang-pedangan besar di pantai timur Laut Tengah,

terutama yang berada di kota Venezia, Genoa dan Pisa

berambisi untuk menguasai kota-kota dagang di sepanjang

pantai timur dan selatan Laut Tengah sehingga rela

menanggung sebagian dana Perang Salib. Apabila pihak

Kristen Eropa menang, mereka menjadikan kawasan itu

sebagai pusat perdagangan mereka. Stratifikasi sosial

masyarakat Eropa terdiri dari tiga kelompok yaitu kaum

gereja, kaum bangsawan dan ksatria dan rakyat jelata.

Ketika rakyat jelata dimobilisasi oleh pihak gereja untuk

ikut Perang Salib dijanjikan kebebasan dan kesejahteraan

yang lebih baik bila menang perang, mereka menyambut

secara spontan dan berduyun-duyun terlibat dalam perang

itu.

Saat itu, di Eropa berlaku hukum waris bahwa anak tertua

yang berhak menerima harta warisam, apabila anak tertua

meninggal maka harta warisan harus diserahkan kepada

gereja. Oleh karena itu, populasi orang miskin meningkat

sehingga anak-anak yang miskin beramai-ramai mengikuti

seruan mobilisasi umum Perang Salib dengan harapan

mendapatkan perbaikan ekonomi.

Pada tahun 1063, Paus Alexander II memberikan restu

kepausan bagi kaum Kristen Iberia untuk memerangi

kaum Muslim. Paus memberikan baik restu kepausan standar

[5]

Page 6: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

maupun pengampunan bagi siapa saja yang terbunuh dalam

pertempuran tersebut. Maka, permintaan yang datang

dari Kekaisaran Byzantium yang sedang terancam oleh

ekspansi kaum Muslim Seljuk , menjadi perhatian semua orang

di Eropa. Hal ini terjadi pada tahun 1074, dari

Kaisar Michael VII kepada Paus Gregorius VII dan sekali

lagi pada tahun 1095, dari Kaisar Alexius I

Comnenus kepada Paus Urbanus II.

Seorang tentara Salib, sesudah memberikan sumpah

sucinya, akan menerima sebuah salib dari Paus atau

wakilnya dan sejak saat itu akan dianggap sebagai

“tentara gereja”. Hal ini sebagian adalah karena

adanya Kontroversi Pentahbisan, yang berlangsung mulai

tahun 1075 dan masih berlangsung selama Perang Salib

Pertama. Karena kedua belah pihak yang terlibat

dalam Kontroversi Pentahbisan berusaha untuk menarik

pendapat publik, maka masyarakat menjadi terlibat secara

pribadi dalam pertentangan keagamaan yang dramatis.

Hasilnya adalah kebangkitan semangat Kristen dan

ketertarikan publik pada masalah-masalah keagamaan. Hal

ini kemudian diperkuat oleh propaganda keagamaan tentang

Perang untuk Keadilan untuk mengambil kembali Tanah Suci

– yang termasuk Yerusalem (dimana kematian, kebangkitan

dan pengangkatan Yesus ke Surga terjadi menurut ajaran

Kristen) dan Antiokhia (kota Kristen yang pertama) - dari

orang Muslim. Selanjutnya, “Penebusan Dosa” adalah faktor

penentu dalam hal ini. Ini menjadi dorongan bagi setiap

orang yang merasa pernah berdosa untuk mencari cara

[6]

Page 7: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

menghindar dari kutukan abadi di Neraka. Persoalan ini

diperdebatkan dengan hangat oleh para tentara salib

tentang apa sebenarnya arti dari “penebusan dosa” itu.

Kebanyakan mereka percaya bahwa dengan merebut Yerusalem

kembali, mereka akan dijamin masuk surga pada saat mereka

meninggal dunia. Akan tetapi, kontroversi yang terjadi

adalah apa sebenarnya yang dijanjikan oleh paus yang

berkuasa pada saat itu. Suatu teori menyatakan bahwa jika

seseorang gugur ketika bertempur untuk Yerusalemlah

“penebusan dosa” itu berlaku. Teori ini mendekati kepada

apa yang diucapkan oleh Paus Urbanus II dalam pidato-

pidatonya. Ini berarti bahwa jika para tentara salib

berhasil merebut Yerusalem, maka orang-orang yang selamat

dalam pertempuran tidak akan diberikan “penebusan”. Teori

yang lain menyebutkan bahwa jika seseorang telah sampai

ke Yerusalem, orang tersebut akan dibebaskan dari dosa-

dosanya sebelum Perang Salib. Oleh karena itu, orang

tersebut akan tetap bisa masuk Neraka jika melakukan dosa

sesudah Perang Salib. Seluruh faktor inilah yang

memberikan dukungan masyarakat kepada Perang Salib

Pertama dan kebangkitan keagamaan pada abad ke-12.

2.3 Periodisasi Perang Salib

Dikutip dari Wikipedia terdapat empat periodisasi Perang

Salib, yakni Perang Salib I, perang Salib II, Perang Salib III

dan Perang Salib IV.

2.3.1 Perang Salib I

[7]

Page 8: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa,

sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat

menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara

Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond,

dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal

18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun

1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka

mendirikan County Edessa dengan Baldwin sebagai raja.

Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokhia dan

mendirikan Kepangeranan Antiokhia di Timur, Bohemond

dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil

menduduki Baitul Maqdis (Yerusalem) pada 15 Juli 1099 M

dan mendirikan Kerajaan Yerusalem dengan rajanya,

Godfrey. Setelah penaklukan Baitul Maqdis itu, tentara

Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai

kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124

M). Di Tripoli mereka mendirikan County Tripoli, rajanya

adalah Raymond.

Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada tahun 1144 M,

penguasa Mosul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali

Aleppo, Hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat tahun 1146 M.

Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Syeikh Nuruddin

Zengi. Syeikh Nuruddin berhasil merebut

kembali Antiokhia pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151

M, seluruh Edessa dapat direbut kembali.

2.3.2 Perang Salib II

[8]

Page 9: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Kejatuhan County Edessa ini menyebabkan orang-

orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus

Eugenius IIImenyampaikan perang suci yang disambut

positif oleh raja Perancis Louis VII dan

raja Jerman Conrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib

untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi,

gerak maju mereka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zengi.

Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan

Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya.

Syeikh Nuruddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang

kemudian dipegang oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi yang

berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175

M, setelah berhasil mencegah pasukan salib untuk

menguasai Mesir. Hasil peperangan Shalahuddin yang

terbesar adalah merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187

M, setelah beberapa bulan sebelumnya dalam Pertempuran

Hittin, Shalahuddin berhasil mengalahkan pasukan gabungan

County Tripoli dan Kerajaan Yerusalaem melalui taktik

penguasaan daerah. Dengan demikian berakhirlah Kerajaan

Latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun

berakhir. Sehabis Yerusalem, tinggal Tirus merupakan kota

besar Kerajaan Yerusalem yang tersisa. Tirus yang saat

itu dipimpin oleh Conrad dari Montferrat berhasil sukses

dari pengepungan yang dilakukan Shalahuddin sebanyak dua

kali. Shalahuddin kemudian mundur dan menaklukan kota

lain, seperti Arsuf dan Jaffa.

[9]

Page 10: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

2.3.3 Perang Salib III

Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslim sangat

memukul perasaan Tentara Salib. Mereka pun menyusun

rencana balasan. Selanjutnya, Tentara Salib dipimpin

oleh Frederick Barbarossa raja Jerman, Richard si Hati

Singa raja Inggris, danPhilip

Augustus raja Perancis memunculkan Perang Salib III.

Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M dengan dua jalur

berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jalur laut

dan pasukan Barbarossa - saat itu merupakan yang

terbanyak di Eropa - melalui jalur darat, melewati

Konstantinopel. Namun, Barbarossa meninggal di

daerah Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga

menyisakan Richard dan Philip. Sebelum menuju Tanah Suci,

Richard dan Philip sempat menguasaiSiprus dan

mendirikan Kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan

berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil

merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan

Latin. Philip kemudian balik ke Perancis untuk

"menyelesaikan" masalah kekuasaan di Perancis dan hanya

tinggal Richard yang melanjutkan Perang Salib III.

Richard tidak mampu memasuki Palestina lebih jauh, meski

bisa beberapa kali mengalahkan Shalahuddin. Pada tanggal

2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara Tentara Salib

[10]

Page 11: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah.

Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen

yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan

diganggu.

2.3.4 Perang Salib IV

Pada tahun 1219 M, meletus kembali peperangan yang

dikenal dengan Perang Salib periode keenam, dimana

tentara Kristen dipimpin oleh raja Jerman, Frederik II,

mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum

ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-

orang Kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka

berhasil menduduki Dimyath, raja Mesir dari Dinasti

Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat

penjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick

bersedia melepaskan Dimyath, sementara al-Malik al-Kamil

melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan

kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak mengirim

bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan

berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum

muslimin tahun 1247 M, pada masa pemerintahan al-Malik

al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.

Ketika Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamalik yang

menggantikan posisi Dinasti Ayyubiyyah, pimpinan perang

dipegang olehBaibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu

Taimiyyah. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali

oleh kaum Muslim tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib

[11]

Page 12: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di

Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.

Tambahan yang dikutip dari buku Sejarah Peradaban

Islam oleh Ratu Suntiah, M.Ag dan Maslani M.Ag, pada

periode ketiga Perang Salib atau menurut Wikipedia Perang

Salib IV, telah terukir dalam sejarah munculnya pahlawan

wanita yang terkenal gagah berani yaitu Syajar ad-Durr.

Ia berhasil menghancurkan pasukan raja Louis IX dari

Perancis dan sekaligus menangkap raja tersebut. Pahlawan

wanita inipun telah mampu menunjukkan sikap kebesaran

Islam dengan membebaskan dan mengizinkan raja Louis IX

kembali ke negerinya. Setelah Mesir dikuasai Dinasti

Mamalik, pimpinan perang dipegang oleh Baybars yang

berhasil merebut kembali seluruh benteng yang dikuasai

tentara Salib. Pada tahun 1286 M, kota Yaffa dapat

ditaklukkan, tahun 1289 M menaklukan kota Tripoli

(Libanon) dan kota Akka dikuasai pada tahun 1291 M. Sejak

saat itu tentara Salib habis di seluruh benua Timur.

Sedangkan Christopher Tyerman membagi Perang Salib ke

dalam 9 periode.

Pertama, sejak tahun 1905 M sampai 1099 M. Sepanjang

periode ini berhasil membangun 4 kerajaan, yakni Kerajaan

Jerusalem, Kerajaan Antiokhia, Kerajaan Edessa dan

Kerajaan Tripoli.

Kedua, sejak tahun 1147 M sampai 1149 M. Pada periode

ini, kemenangan ada di pihak umat muslim.

[12]

Page 13: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Ketiga, sejak tahun 1187 M sampai 1192 M. Selama

periode ini, Shalahuddin menjadi tokoh yang tidak hanya

dihormati oleh umat Islam, tetapi juga umat Kristen,

karena terkenal kebijaksanaannya.

Keempat, sejak tahun 1202 M hingga 1204 M. Pada

periode ini Paus Innocent III bermaksud mengusir

Ayyubiyah Mesir.

Kelima, sejak tahun 1217 M sampai 1221 M. Sejak tahun

1221 M, pihak muslim dan Kristen menyetujui perjanjian

damai selama 8 tahun. Tentara Salib melanggar janji.

Akhirnya, mereka melakukan perlawanan kembali.

Keenam, sejak tahun 1228 M sampai 1229 M. Kristen

menguasai sebagian besar Jerusalem, sedangkan orang

muslim diberi kekuasaan terhadap Masjid Al-Aqsha.

Ketujuh, sejak tahun 1248 M sampai 1254 M. Pada tahun

1243 M, kaum Templar Kristen melanggar perjanjian

perdamaian dan berkonflik dengan Mesir. Tetapi, mereka

menelan kekalahan, dan tentara muslim pun tetap tak

terkalahan.

Kedelapan, sejak tahun 1270 M hingga 1271 M. Tentara

Salib kali ini hendak menaklukan Tunisia. Tetapi, hanya 2

bulan berselang, Lois IX meninggal dunia.

Kesembilan, sejak tahun 1271 M sampai 1272 M. Dengan

jatuhnya Antiokhia (pada tahun 1268 M), orang-orang

Kristen dibantai oleh tentara Muslim sehingga

pemerintahan Kristen di Levant habis kisahnya. Pada tahun

1400-an, Turki Utsmani yang di pimpin oleh Mehmed II

tidak hanya menjajah sejumlah kerajaan di Eropa, Asia,

[13]

Page 14: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

dan Afrika, tetapi juga berhasil membersihkan sisa-sisa

tentara salib di Timur Tengah.

2.4 Kondisi Sesudah Perang Salib dan Pengaruhnya

Perang Salib Pertama melepaskan gelombang semangat

perasaan paling suci sendiri yang diekspresikan dengan

pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang menyertai

pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga perlakuan

kasar terhadap pemeluk Kristen Ortodoks Timur. Kekerasan

terhadap Kristen Ortodoks ini berpuncak pada penjarahan

kota Konstantinopel pada tahun 1024, dimana seluruh kekuatan

tentara Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan

terhadap orang Yahudi, pendeta lokal dan orang Kristen

berupaya melindungi orang Yahudi dari pasukan Salib yang

melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di

dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, massa

yang beringas selalu menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa

pandang bulu.

Pada abad ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai

tingkat kepopuleran yang tinggi di masyarakat. Sesudah

kota Akka jatuh untuk terakhir kalinya pada tahun 1291 dan

sesudah penghancuran bangsa Ositania (Perancis Selatan) yang

berpaham Katarisme pada Perang Salib Albigensian, ide Perang

Salib mengalami kemerosotan nilai yang diakibatkan oleh

pembenaran lembaga Kepausan terhadap agresi politik dan

wilayah yang terjadi di Katolik Eropa.

[14]

Page 15: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Orde Ksatria Salib mempertahankan wilayah adalah

orde Ksatria Hospitaller. Sesudah kejatuhan Akka yang

terakhir, orde ini menguasai Pulau Rhodes dan pada abad ke-16

dibuang ke Malta. Tentara-tentara Salib yang terakhir ini

akhirnya dibubarkan oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1798.

Pihak Islam pada akhirnya dapat memenangkan Perang Salib

yang sangat melelahkan, berlangsung tahun 1096-1291 M.

Walaupun menang, umat Islam sebenarnya mengalami kerugian yang

luar biasa karena peperangan itu terjadi di kawasan dunia

Islam (Turki, Palestina dan Mesir). Sebaliknya bagi pihak

Kristen, mereka menderita kekalahan dalam Perang Salib, namun

mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya karena mereka

dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang

sudah maju. Kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari

Timur-Islam menyebabkan lahirnya Renaissans (kembali

bangkitnya peradaban di Eropa) di Barat. Kebudayaan yang

mereka bawa ke Barat terutama dalam bidang militer, seni,

penidustrian, perdagangan, pertanian, astronomi, kesehatan dan

kepribadian.

Perang Salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir

pada dunia Islam. Dimana persamaan antara “Bangsa Frank”

dengan “Tentara Salib” meninggalkan bekas yang amat dalam.

Muslim secara tradisional mengelu-elukan Saladin, seorang

ksatria Kurdi, sebagai pahlawan Perang Salib. Pada abad ke-21,

sebagian dunia Arab, seperti gerakan kemerdekaan Arab dan

gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlibatan dunia

Barat di Timur Tengah sebagai “perang salib”. Perang Salib

[15]

Page 16: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan

keji oleh kaum Kristen Eropa.

Konsekuensi yang secara jangka panjang menghancurkan

tentang perang salib, menurut ahli sejarah Peter Mansfield,

adalah pembentukan mental dunia Islam yang cenderung menarik

diri. Menurut Peter Mansfield, “Diserang dari berbagai arah,

dunia Islam berpaling ke dirinya sendiri. Ia menjadi sangat

sensitive dan defensive……sikap yang tumbuh menjadi semakin

buruk seiring dengan perkembangan dunia, suatu proses dimana

dunia Islam merasa dikucilkan, terus berlanjut.”

Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan

dan teknin berperang yang belum pernah mereka temui sebelumnya

di negerinya, seperti penggunaan bahan-bahan peledak untuk

melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang

kuda, teknik melatih burung merpati untuk kepentingan

informasi militer dan penggunaan alat-alat rebana dan gendang

untuk memberi semangat kepada pasukan militer di medang

perang.

Dalam bidang perindustrian, mereka banyak menemukan kain

tenun sekaligus peralatan tenun di dunia Timur. Untuk itu

mereka mengimpor berbagai jenis kain seperti mosselin, satin

dan damast dari Timur ke Barat. Mereka juga menemukan berbagai

jenis parfum, kemenyan dan getah Arab yang dapat mengharumkan

ruangan.

Dalam bidang pertanian, mereka menemukan system pertanian

yang sama sekali baru di dunia Barat dari dunia Timur-Islam

seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan

[16]

Page 17: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

dan buah-buahan yang beraneka macam. Di samping itu, mereka

menemukan gula yang dianggap cukup penting.

Dalam bidang perdagangan, Kebutuhan untuk memuat,

mengirimkan dan menyediakan balatentara yang besar menumbuhkan

perdagangan di seluruh Eropa. Jalan-jalan yang sebagian besar

tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan Romawi, terlihat

mengalami peningkatan disebabkan oleh para pedagang yang

berniat mengembangkan usahanya. Ini bukan saja karena Perang

Salib mempersiapkan Eropa untuk bepergian akan tetapi lebih

karena banyak orang ingin bepergian setelah diperkenalkan

dengan produk-produk dari timur. Hal ini juga membantu pada

masa-masa awal Renaissance di Itali, karena banyak negara-kota

di Itali yang sejak awal memiliki hubungan perdagangan yang

penting dan menguntungkan dengan negara-negara Salib, baik

di Tanah Suci maupun kemudian di daerah-daerah

bekas Byzantium.

Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang

ke Eropa yang sebelumnya tidak mereka kenal atau amat jarang

ditemukan dan sangat mahal. Barang-barang ini termasuk

berbagai macam rempah-rempah, gading, batu-batu mulia, teknik

pembuatan barang kaca yang maju, bentuk awal dari mesiu,

jeruk, apel, hasil-hasil tanaman Asia lainnya dan banyak lagi.

Sebagai akibat hubungan perniagaan dengan Timur

menyebabkan mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar

barang, sebelumnya mereka menggunakan system barter. Kontak

perdagangan antara Timur dan Barat semakin pesat, dimana Mesir

dan Syria sangat besar artinya sebagai lintas perdagangan.

Kekayaan kerajaan dan rakyat kian melimpah hingga membuka[17]

Page 18: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

jalan perdagangan sampai ke Tanjung Harapan dan lama kelamaan

perdagangan dan kemajuan Timur berpindah ke Barat (Eropa).

Ilmu astronomi yang dikembangkan Islam sejak abad ke-9

telah mempengaruhi lahirnya berbagai observatorium di dunia

Barat. Mereka juga meniru rumah sakit dan tempat pemandian.

Berita perjalanan Marcopolo dalam mencari benua Amerika di

abad ke-13 sebagai langkah awal perjalanan Colombus ke Amerika

tahun 1492 M. sikap dan kepribadian umat Islam di Timur telah

memberikan pengaruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan

di Eropa yang sebelumnya tidak mendapatkan perhatian.

Orang Armenia merupakan pendukung setia Tentara Salib.

Di Pegunungan Kaukasus di Georgia, di dataran

tinggiKhevsureti yang terpencil, ada sebuah suku yang

disebut Khevsurs yang dianggap merupakan keturunan langsung

dari sebuah kelompok tentara salib yang terpisah dari induk

pasukannya dan tetap dalam keadaan terisolasi dengan sebagian

budaya perang salib yang masih utuh. Memasuki abad ke-20,

peninggalan dari baju perang, persenjataan dan baju rantai

masih digunakan dan terus diturunkan dalam komunitas tersebut.

Ahli ethnografi Rusia, Arnold Zisserman, yang menghabiskan 25

tahun (1842 – 1862) di pegunungan Kaukasus, percaya bahwa

kelompok dari dataran tinggi Georgia ini adalah keturunan dari

tentara Salib yang terakhir berdasarkan dari kebiasaan,

bahasa, kesenian dan bukti-bukti yang lain. Penjelajah

Amerika Richard Halliburton melihat dan mencatat kebiasaan

suku ini pada tahun 1935.

[18]

Page 19: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

2.5 Tokoh-Tokoh Terkenal dalam Perang Salib

2.5.1 Tokoh Terkenal Dari Pihak Islam

1.      Abu Ali Mansur Tariqul Hakim (sang penghancur

Tanah Suci Jerusalem)

Abu Ali Mansur Tariqul Hakim atau Al-Hakim (985-1021

M) adalah khalifah keenam Fatimiyah dan termasuk salah

satu dari 16 imam Ismaili. Ia dikatakan sebagai tokoh

yang paling harus bertanggung jawab terhadap terjadinya

Perang Salib. Al-Hakim menyerukan penghancuran sistematis

terhadap Tanah Suci Jerusalem pada tahun 1009 M. Sebelum

ayahnya meninggal, ayahnya berpesan supaya orang yang

menggantikan kedudukannya adalah Al-Hakim. Setelah

ayahnya dikuburkan, Al-Hakim disumpah oleh Barjawan, guru

pribadinya, pada 14 Oktober tahun itu pula, sebagai

Khalifah Fatimiyah ke-16 dengan julukan al-Amr Al-Hakim

Billah. Setelah Al-Hakim dewasa, ia menjadi orang yang

fanatik terhadap sekte Ismailiah. Ia banyak menaklukan

wilayah di Asia kecil dan Afrika Utara sambil menyebarkan

pengaruh Ismailiah. Al-Hakim membangun gerakan bernama

Druze. Dalam gerakan itu, Al-Hakim menamakan dirinya

sebagai “Manifestasi Allah” dan “Penguasa dunia yang

hanya bisa dikomando oleh Allah”. Pernyataan sejumlah

sarjana Sunni dan Syi’ah yang mengakuinya sebagai

keturunan Ali bin Abi Thalib  agar ia masuk dalam jajaran

16 Imam Ismaili. Ia memerintahkan kepada pasukannya untuk

menghancurkan Jerusalem yang merupakan pusat tempat

ibadah umat Yahudi dan Kristen. Tindakan inilah yang

membuat Konsili Kepausan Roma menyerukan perang terhadap

[19]

Page 20: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

umat Muslim, yang akhirnya menjadi perang terbesar

sepanjang masa, yakni Perang Salib. Tetapi, di sisi lain,

Al-Hakim merupakan salah satu Khalifah yang sangat

mendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan dengan mendirikan

pusat keilmuan yang diberi nama Darul Ilmi (Rumah

Pengetahuan).

Pada tahun 1004 M, Al-Hakim memutuskan bahwa orang

Kristen tidak boleh lagi merayakan Paskah. Pada tahun

1005 M, Al Hakim memerintahkan kepada umat Kristen dan

Yahudi untuk menggunakan pakaian turban (baju khas bangsa

Arab) hitam. Selain itu, wanita nonmuslim harus memakai

sepatu dengan warna yang berbeda : yang satu berwarna

merah, sedangkan yang lainnya berwarna hitam. Kebijakan

ini berlaku hingga tahun 1014 M. Pada tahun 1007-1012 M,

sikap Al-Hakim berubah 180o. Ia lebih memberikan banyak

toleransi kepada umat muslim dari golongan Sunni dan

Syi’ah, sedangkan umat nonmuslim dimusuhi. Puncaknya,

pada 18 oktober 1009 M, Al-Hakim memerintahkan

penghancuran terhadap Makam Suci dan bangunan terkait di

Jerusalem. Banyak umat Kristen dan Yahudi yang dipaksa

memeluk agama Islam. Kemudian, pada tahun 1042 M, Kaisar

Byzantium Konstantinus IX melakukan Rekonstruksi Makam

Suci atas izin penerus Al-Hakim.

Petrus Hermit, mengadu kepada Paus Urbanus II bahwa

jemaatnya ketika hendak berziarah ke Jerusalem dicegat,

dan banyak dari jemaatnya yang dibantai dengan sadis.

Urbanus langsung membentuk Dewan, dari sanalah terjadi

Perang Salib yang memakan jutaan lebih nyawa dari kedua

[20]

Page 21: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

belah pihak itu, baik pihak Kristen maupun Islam. Pada

tahun 1012-1021 M, Al-Hakim mengizinkan umat Kristen dan

Yahudi yang masuk Islam kembali kepada agamanya dan

membangun rumah ibadahnya. Ironisnya, gerakan Ad-Darazi

yang dibentuknya dinyatakannya sebagai agama baru, dan

Al-Hakim menganggap diri sebagai Nabinya yang menerima

wahyu Ilahi. Akhirnya Al-Hakim banyak dituduh Murtad

darahnya dan dinyatakan halal. Pada 13 Februari 1021 M,

saat usianya 36 tahun, Al-Hakim dikabarkan ke Bukit Al-

Muqattam, diluar Kairo dan ia pun tidak pernah kembali.

Hingga pada suatu hari, keledai dan baju yang dipakai

oleh Al-Hakim ditemukan berlumuran darah. Mayatnya pun

hilang. Hingga kini, tidak diketahui letak makamnya, saat

itu pula, kedudukan Al-Hakim sebagai Khalifah Dinasti

Fatimiyah digantikan ileh putranya yang bernama Ali Az-

Zahir.

2.      Kilij Arsalan (Penghadang Gempuran Tentara Salib

Periode Awal)

Kilij Arsalan adalah Sultan Seljuk di wilayah Rum

sejak tahun 1092 M sampai kematiannya pada tahun 1107 M.

Ia memerintah Rum saat terjadinya Perang Salib I sehingga

wilayah kekuasaannya menjadi salah satu sasaran dari

berbagai serangan kaum Salib Frank. Pada tahun 1101 M,

Kilij Arsalan mendirikan kembali Kesultanan Rum setelah

kematian Malik Syah I dari Kekhalifahan Seljuk di Turki.

Kilij Arsalan berusaha meneruskan perjuangan ayahnya

untuk mengusir dan membasmi tentara Salib yang semakin

[21]

Page 22: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

beringas. Selanjutnya, Kilij Arsalan mengambil alih ibu

kota Nicea sembari menggantikan Ghazni Al-Amin, Gubernur

Nicea yang ditunjuk oleh Sultan Malik Syah pada tahun

1093 M. Suku-suku mulai berpencar-pencar, seperti suku

Danishmends, Mangujukids, Saltuqids, Chaka,

Tengribirmish, Artuqids dan Akhlat-Syah. Kilij Arsalan,

meskipun pernah menjadi tawanan politik Sultan Malik

Syah, merasa miris pula. Ia tidak tega bila akhirnya

Seljuk Turki dihancurkan oleh Byzantium, musuh bebuyutan

terdekatnya. Kilij Arsalan menikahi putri pimpinan suku

Chaka sebagai sebuah upaya bersekutu dengannya untuk

melawan Byzantium. Pada tahun 1094 M, Kilij Arsalan

menerima surat dari Alexius yang menerangkan bahwa Chaka

akan berpindah haluan politik dan bergabung dengan

Byzantium. Kilij Arsalan mengundang ayah mertuanya

disebuah pesta dan jamuan makan ditenda militernya. Lalu,

Kilij Arsalan membunuh ayah mertuanya tersebut saat ia

mabuk.

Tentara Salib dipimpin oleh Uskup Prancis yang

bernama Petrus Hermit dan Walter, yang tiba di Nicea pada

tahun 1096 M. Tentara Salib berjumlah sekitar 400.000

membunuh rakyat-rakyat sipil. Kilij Arsalan marah besar.

Sehingga, hampir seluruh tentara salib terbunuh, sekitar

30.000 tentara salib dijadikan budak, dan ada pula yang

dijual. Pada Mei 1097 M, saat peperangannya dengan

tentara Ghazi Malik di Danishmends, Kilij Arsalan

mendapatkan kabar bahwa tentara salib mengepung Nicea.

Kilij Arsalan dikepung oleh tentara salib dan dikalahkan.

[22]

Page 23: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Akhirnya Nicea diserahkan oleh Kilij Arsalan ke

Byzantium. Pada pertengahan tahun 1097 M, Konstantinopel

memaksa Byzantium untuk memberikan Nicea kembali ke

Seljuk tanpa tebusan. Pada 29 Juni 1097 M, gabungan

tentara Danishmend dan Rum mengepung tentara salib di

dekat Dorylaeum. Pemanah Kilj Arsalan tidak mampu

menembus garis pertahanan tentara salib. Pada 1 juli,

Kilij Arsalan menginstruksikan kepada tentaranya untuk

menghancurkan lahan pertanian dan pasokan air disepanjang

rute kota Dorylaeum. Hal ini dilakukan dalam rangka

melumpuhkan pasokan Logistik tentara salib. Sehingga,

karenanya ia dapat memukul mundur tentara salib. Kilij

Arsalan menyerang tentara salib.

Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan berhasil

mengalahkan tentara salib yang lain di Heraclea Cybistra,

yang hendak membantu peperangan tentara salib di Syria.

Hal ini merupakan kemenangan terpenting bagi Turki.

Setelah kemenangan tersebut, Kilij Arsalan memindahkan

ibu kota Turki ke Konya. Di sana pula, Kilij Arsalan

mengalahkan kekuatan tentara salib yang dipimpin oleh

William II of Nevers yang berusaha menyerangnya. Pada

tahun 1104 M, Kilij Arsalan berperang kembali dengan

Danishmends, serta menuntut tebusan kepada Bohemond.

Setelah periode Perang Salib I, Kilij Arsalan menaklukkan

Harran dan Diyarbakr yang memang merupakan daerah

bidikannya. Pada tahun 1107 M, Kilij Arsalan juga

menaklukkan Mosul. Pada pertempuran di dekat sungai

[23]

Page 24: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Khabur. Kilij Arsalan ditawan kemudian ia dibunuh oleh

tentara Mehmed I.

3.      Imaduddin Zanky (Penakluk Negara Salib)

Imaduddin Zanky (yang di Barat terkenal dengan nama

Zengi) adalah panglima perang muslim yang mengagumkan,

yang upayanya diarahkan untuk memerangi kaum Frank,

Ekspansionis awal yang menamakan diri sebagai tentara

salib. Imaduddin Zanky berhasil menaklukkan negara

pertama dari negara-negara tentara salib bagi Islam,

ketika ia merebut Edessa (Raha) pada tahun 1144 M, yang

merupakan negara pertama kaum salib. Pada prasasti di

Aleppo yang bertuliskan Muharram 537 H/Agustus 1142 M,

Imaduddin Zanky dijuluki sebagai penakluk orang-orang

kafir dan orang-orang musyrik, pemimpin pra pejuang

jihad, penolong para pasukan, dan pelindung wilayah-

eilayah muslim. Imaduddin Zanky adalah putra Kasim Ad-

Daulah Aqsankar, ketika Kasim meninggal secara

mengenaskan di tangan Tutuch, saudara Malik Syah, karena

iri atas kesuksesannya meredam kekacauan politik di Halab

pada tahun 1092 M, akhirnya posisinya digantikan oleh

Imaduddin Zanky. Kemudian ia terkenal setelah menaklukkan

Al-Mustarsyid (Khalifah Abbasiyah) pada tahun 1126 M.

Imaduddin Zanky menduduki beberapa posisi

strategis. Pertama, menjadi syahnakiyyah (wakil sultan) di

Damaskus, yang bertugas mengawasi gerak-gerik

kekhalifahan Abbasiyah yang telah bertekuk

lutut. Kedua, menjadi attabek (kesultanan wilayah) pada

[24]

Page 25: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

tahun 1127 M di Mousul. Ketiga, mewakili Sultan Mahmud

meredam pemberontakan di Halab Bani Artaq dan Bani Saljuk

setelah Izzuddin Mas’ud al-Bursuqi

wafat. Keempat, mematahkan serbuan gabungan tentara salib

dari Raha, Suruj, dan Piraios yang ingin menguasai

wilayah Carrhae.

Josselin (Raja Raha) dan Bohemond II (Raja

Anthiokia) yang sudah lama berniat menaklukkan dan

menguasai Halab membatalkan niat dan rencana mereka. Hal

tersebut membuat Imaduddin Zanky semakin laluasa

menjalankan beberapa rencananya. Pertama, menikahi Hanun,

putri Ridwan bin Tutuch, mantan  Raja Halab, untuk

menguatkan posisinya di wilayah Syria

Utara. Kedua, mempengaruhi dan mengajak bergabung Halab,

serta tiga orang pimpinan kaum muslimin yang menguasai

berbagai wilayah strategis untuk bersatu padu dalam

menghadapi tentara salib, yakni Buri bin Tughtukin yang

menguasai wilayah Damaskus, Hamah dan Hauran,

Shamshamuddin Khair Khan bin Qoraja yang menguasai

wilayah Homs dan Sultan bin Munqidz, penguasa wilayah

Syizar. Sekitar 20.000 prajurit yang berasal dari

berbagai pasukan kerajaan Islam berkumpul di Diyar Bakar,

kemudian berunding untuk mengadakan penyerbuan terhadap

Imaduddin Zanky. Untungnya, kekuatan pasukan Imaduddin

Zanky lebih kuat sehingga semua penentangnya dapat ia

tumpas, dan akhirnya ia dapat mengkukuhkan diri sebagai

penguasa sekaligus pemersatu kaum muslimin di wilayah

Asia Kecil dan kawasan Syria Utara. Sepeninggalnya Sultan

[25]

Page 26: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Mahmud, tahta Saljuk jatuh ketangan Bakar Daud, putra

Sultan Mahmud. Sedangkan Imaduddin Zanky tampaknya tidak

suka terhadap Bakar Daud sehingga akhirnya ia  berkoloni

dengan berbagai kekuatan intern Saljuk lainnya untuk

menggempur Saljuk Syah.

Imaduddin Zanky berusaha menyerang dua Eksponen

kerajaan Islam, namun ia gagal lagi, sehingga ia harus

melarikan diri ke Mosur. Pada saat itu pula, Bakar Daud

menyerang balik Imaduddin Zanky dan berhasil menguasai

daerah kekuasaan Imaduddin Zanky di wilayah Irak dan

Syria. Ketika peta kekuasaan Imaduddin Zanky melemah,

tentara salib menguasai Halab, ini terjadi pada tahun

1132 M. Imaduddin Zanky tidak surut semangat. Ia berusaha

bangkit kembali. Harapannya untuk menyatukan kekuatan

kaum muslimin dalam menghadapi tentara salib muncul

kembali ketika Imaduddin Zanky bersama dengan Sultan

Mas’ud berhasil menaklukkan dan menguasai tahta

kekhalifahan Abbasiyah al-Murtarsyid Billah di Baghdad.

Selanjutnya, Imaduddin Zanky kembali membuat berbagai

gebrakan terhadap tentara salib, yang membuatnya bisa

menguasai wilayah Ats-Tsarib, Zardana, Tal Aghda,

Ma’aratun Nukman, dan Kfr Thab. Bahkan, wilayah Syizar,

Homs dan Qansarin yang dulu merupakan pusat pergerakan

tentara salib pun mampu dikuasai oleh Imaduddin Zanky.

Pada tahun 137 M ia harus berhadapan dengan gabungan

tentara tempur salib di Benteng Barin. Sekitar 2.000

tentara salib, termasuk pimpinan pasukannya, Bohemond II,

berhasil ditawan oleh kaum muslimin. Imaduddin Zanky

[26]

Page 27: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

akhirnya dapat mempersatukan Eksponen kekuatan di

sepanjang Daratan Mosul, Halab, Baghdad dan Asia Kecil.

Kemudian, Volk, Kaisar Jerusalem dan pelindung utama

tentara salib, melancarkan siasat buruknya dengan

mengadakan pendekatan ke berbagai pihak kaum muslimin,

yakni Damaskus dan Bani Fatimiyah. Ketika Volk dan

tentara salib melemah karena ditinggalkan oleh pihak

Byzantium, Imaduddin Zanky dan pasukannya bersiap-siap

merebut kembali wilayah kekuasaan Islam yang telah

diduduki oleh tentara salib, termasuk Raha. Pada 28

November 1144, Raha ditaklukkan oleh kaum muslimin,

sedangkan tahtanya diserahkan kepada Imaduddin Zanky.

Penduduk Raha yang rata-rata Nasrani awalnya tidak mau

dipimpin oleh Imaduddin Zanky. Tetapi, Imaduddin Zanky

menanggapinya dengan cara diplomasi sekaligus pendekatan

yang halus dan manusiawi, serta menjanjikan akan memimpin

Raha secara adil dan bijaksana. Imaduddin Zanky

menunjukkan bukti toleransi yang tinggi dengan membiarkan

atau tidak mengusik berbagai kegiatan keagamaan mereka di

gereja. Akhirnya, alih-alih tidak suka, rakyat Raha

bertambah hormat dan simpati terhadap pemerintahannya.

Imaduddin Zanky menaklukkan satu demi satu wilayah

kekuasaan Islam yang diduduki oleh tentara salib, seperti

Suruj yang direbutnya pada januari 1145. Tetapi kekuasaan

ini tidak bertahan lama. Tentara salib segera berusaha

merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah

ditaklukkan oleh Imaduddin Zanky. Mereka melakukan jalur

diplomatis dan politis dengan Damaskus dan Bani Artaq.

[27]

Page 28: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Imaduddin Zanky menuju Ja’bar untuk menaklukkan dan

merebut benteng pertahanan tentara salib yang terletak di

Eufrat. Namun, ternyata garis hidupnya menentukan hasil

yang lain. Sebab, pada pertengahan Rabi’ul Awal 541

H/September 1146 M, Imaduddin Zanky menemukan ajalnya di

ujung pedang seorang tentara salib  yang kabarnya sebagai

mantan budak bernama Byrnaqas.

4.      Nuruddin Mahmud (Propagandis Semangat Perang Umat

Muslim)

Nuruddin Mahmud adalah putra kedua Imaduddin Zanky.

Ia sebagai pangl ima Islam ketika pecah Perang Salib

II pada tahun 1148 M, serta pengambil alih Raha (Edessa)

dan Aleppo dari pihak tentara salib. Tahun 1149 M,

berhasil memukul mundur kaum Frank. Atas pencapaiannya

tersebut, Nuruddin Mahmud disebut sebagai tokoh pemimpin

kaum muslimin terbesar kedua setelah Shalahuddin al-

Ayyubi dalam sejarah Perang Salib. Selama

kepemimpinannya, Nuruddin Mahmud menuai banyak kesuksesan

dalam menaklukkan tentara salib, yang dianggap sebagai

fase kebangkitan kaum muslimin kedua setelah periode

kepemimpinan Imaduddin Zanky. Nuruddin Mahmud secara

perlahan dapat menyatukan Mesir dan Syria, serta

menaklukkan kaum salib Frank yang dikomandoi oleh Kaisar

Jerman (Conrad III), Raja Prancis (Lois VII) dari

Anthiokia, dan Roha (Edessa). Seusai Dinasti Fatimiyah di

Mesir dikuasainya, Nuruddin Mahmud meletakkan fondasi

penyatuan kaum muslimin dan menegaskan kembali Legitimasi

[28]

Page 29: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

satu-satunya Khalifah Abbasiyah yang bemadzhab Sunni.

Perang Salib II di nilai sebagai titik balik bangkitnya

kaum muslimin dari kekalahan. Semangat jihad pertama kali

didengungkan pada masa-masa ini. Itu semua berkat peran

besar Nuruddin Mahmud. Dalam ambisinya menyatukan kaum

muslimin, Nuruddin Mahmud terpaksa melakukannya dengan

cara memerangi dan menguasai kekuatan-kekuatan penting

kaum Islam Sunni di Syria dan Syi’ah Ismailiyah sekaligus

fraksi-fraksi lain di Mesir untuk menyadarkan mereka

bahwa musuh utama kaum muslimin adalah kaum salib Frank.

Kaum muslimin berhasil memukul mundur tentara Frank

dengan koloni abadi salib, yakni Byzantium, dari Aleppo

dan Raha. Akhirnya, setelah bertahun-tahun Aleppo dan

Raha dikuasai oleh tentara salib, semuanya itu jatuh

kembali ketangan kaum muslimin. Pada akhir oktober 1147

M, Josselin dan Baudouin (dua panglima salib) berhasil

menduduki sejumlah pos penting di Raha, sehingga tinggal

satu benteng terakhir yang masih harus ditaklukkannya

supaya sempurna Raha dikuasai oleh tentara salib, yakni

benteng wilayah kuasa Nuruddin Mahmud. Meskipun dengan

kekuatan yang tak sebanding dengan besarnya kekuatan

tentara salib, Nuruddin Mahmud berusaha mempertahankannya

agar tidak jatuh ketangan lawan. Hal yang menarik dari

Nuruddin Mahmud adalah ia sebagai pemimpin perang yang

bijaksana. Meskipun memusuhi tentara salib, ia tetap

berusaha semaksimal mungkin mengambil jalur perjanjian

damai dengan mereka. Misalnya, dengan Byzantium pada

tahun 1159 M dan kaum Frank yang menguasai Jerusalem pada

[29]

Page 30: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

tahun 1161 M. Tentara Nuruddin Mahmud tidak hanya terdiri

atas tentara istana dan seluruh Eksponen rakyat Damaskus,

Syria, dan Mesir, tetapi juga para ulama Fiqh, Sufi,

Imam, penghafal al-Qur’an, Khatib, dan Hakim. Titik

balik  kehidupan Nuruddin Mahmud terjadi ketika ia

ditimpa penyakit serius pada oktober 1159 M sekaligus

kekalahannya melawan kaum Frank pada tahun 1163 M dalam

pertempuran di Al-Buqay’ah. Penyakit dan kekalahan ini

menimbulkan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan

pribadi dan kebijakan Nuruddin Mahmud. Pada masa

kepemimpinan Nuruddin Mahmud, kemajuan di bidang

keilmuan, Ritualitas Islam, dan kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan lainnya berkembang pesat di Syria,

Damaskus serta Mesir. Semuanya itu dibuktikan dengan

banyaknya monument, benteng, menara, madrasah, masjid,

biara sufi, rumah sakit, rumah penampungan anak yatim,

gedung-gedung dan inskripsi-inskripsi penting atas nama

Nuruddin Mahmud di daerah-daerah tersebut.

5.      Asaduddin Shirkuh (Panglima Perang Muslim

Terbesar)

Asaduddin Shirkuh adalah seorang jenderal yang gagah

berani. Ia merupakan Komandan Angkatan Perang Syria yang

telah memukul mundur tentara salib, baik di Syria maupun

Mesir. Sekitar tahun 1130 M ketika Shaddadid digulingkan,

Sa’di memindahkan keluarganya ke Baghdad, kemudian

Tikrit, yang disana ia diangkat sebagai Gubernur Tikrit.

Ayyub menggantikan ayahnya sebagai Gubernur Tikrit ketika

[30]

Page 31: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Sa’di meninggal dunia. Asaduddin Shirkuh menjabat sebagai

panglima perang. Pada suatu kali, ia bersitegang dengan

seorang Kristen secara sangat a lot sehingga ia

membunuhnya. Lalu, karena dianggap sebagai pengacau

perdamaian dengan kaum salib, ia dan saudara-sudaranya

(termasuk Ayyub) diasingkan. Itu terjadi pada tahun 1138

M. Konon, keponakan Asaduddin Shirkuh yang bernama Yusuf

(kemudian dikenal sebagai Shalahuddin) lahir pada waktu

malam ketika mereka sedang dalam perjalanan. Asaduddin

Shirkuh, keluarga, dan saudara-saudaranya meminta suaka

ke Dinasti Zengi (Zanky) di Mosul. Zanky menerima mereka

dengan baik dan penuh suka cita. Setelah beberapa lama

diketahui bahwa Asaduddin Shirkuh memiliki kecakapan

militer yang bagus, kemudian Nuruddin Mahmud, putra

Zanky, menariknya sebagai tentara anggota. Asaduddin

Shirkuh dipercayai memerintah kota Homs sebagai Negara

bahan Mosul. Sementara itu, Ayyub diserahi tanggung jawab

sebagai Gubernur Baalbek dan Damaskus atas Rekomendasi

Nuruddin Mahmud pada tahun 1154 M. Asaduddin Shirkuh dan

pasukannya berhasil membekuk pasukan Shawar-Amalric I,

serta menyerang daerah-daerah kekuasaan tentara salib di

Timur Dekat. Bahkan, ia hampir memenangkan dan menguasai

Kerajaan Antiokhia (salah satu Kerajaan Salib terbesar).

Peperangan ini berakhir dengan perjanjian damai pada

Agustus 1167 M, yang isinya sebagai berikut :

1.      Pertukatan tawanan perang

2.      Asaduddin Shirkuh dan Shalahuddin al –Ayyubi

harus kembali ke Syria

[31]

Page 32: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

3.      Amauric I harus kembali ke  Jerusalem

4.      Kota Alexandria diserahkan kembali kepda Shawar

Pada tahun 1167 M, tentara salib yang dipimpin oleh

Amauric I melanggar perjanjian damai tersebut, yaitu ia

menyerang Mesir dan bermaksud  menguasainya. Amalric I

bersekutu dengan kekaisaran Byzantium. Mengetahui hal

itu, Shawar beralih aliansi, yaitu memusuhi Amalric I dan

bergabung dengan Asaduddin Shirkuh yang memang mengetahui

gelagat ini lebih awal akhirnya menerima Shawar dengan

senang hati. Asaduddin Shirkuh adalah sebuah nam dari

Kurdi-Persia yang secara harfiyah berarti “Singa (dari)

gunung”. Sedangkan gelar kehormatan, yaitu Asad Ad-Din

bermakna “Singa Iman”. Orang-orang salib (dan barat pada

umumnya) memanggilnya Siraconus.

6.      Hasan Al-Sabbah (sang Pembunuh Bayaran)

Hasan Al-Sabbah (1050-1124) ialah seorang ulama

Persia, dai Islam, dan seorang pengikut Fanatik Madzhab

Ismailiyah Nizari. Ia memiliki banyak pengikut, dan basis

kekuatannya terletak di pegunungan Alborz, Iran Utara.

Tempat itu bernama Alamut, ia adalah pendiri dan tokoh

sentral kelompok Hassasin atau Assasin , sebuah kelompok

yang menurut Barat sebagai kelompok teroris pertama di

dunia. Hassasin adalah cabang dari Islam Syi’ah

Ismailiyah, yang daerah kekuasaannya mencakup Irak, Iran,

Syria dan Lebanon. Mereka mengirim orang-orangnya untuk

membunuh pemimpin penting Sunni yang dianggapnya kaum

kafir perebut tahta. Hassasin banyak membunuh pemimpin 

[32]

Page 33: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

utama tentara salib dalam periode  Perang Salib III,

serta para raja di Kerajaan Salib di Asia Kecil. Hassasin

berarti pengikut Hassan Al-Sabbah. Pada usia 17 tahun,

Hasan Al-Sabbah bersumpah setia kepada Al-Muntansir.

Sebagai Da’i, ia amat terkenal dan banyak orang

mengaguminya. Saat itu, banyak umat Kristen yang masuk

Islam dan banyak pula orang Sunni yang menjadi Syi’ah.

Karena menjadi Nomaden atas buruan para musuhnya, ia dan

para pengikutnya pun menyerang Alamut pada tahun 1088 M

untuk dijadikan sebagai basis kekuatannya. Kaum Hassasin

menjadi semakin kuat. Rencana pembunuhan terhadap ulama,

imam, dan khalifah Sunni pun dilancarkan. Tidak hanya

itu, mereka juga merencanakan pembunuhan terhadap para

pembesar tentara salib sekaligus Raja Salib di wilayah

Asia Kecil yang telah dikuasainya.

Adapun para pemimpin dari pihak Islam yang telah dibunuh

dan dibantai adalah :

1.      Nizam al-Mulk pada tahun 1092 M. ia

adalah wazir Dinasti Abbasiyah yang paling terkenal

2.      AL-AFDHAL Shahanshah pada tahun 1122 M. Ia

ialah wazir Dinasti Fatimiyah yang telah memenjarakan

pembunuhan terhadap Nizar

3.      Ibnu al-Khashshab, pada tahun 1125 M. Ia adalah

Sultan Aleppo

4.      Al-Bursuqi pada tahun 1126 M. Ia ialah Sultan

Mosul.

Para pemimpin tentara salib dan raja di Negara-negara

salib Asia Kecil yang telah dibunuh sebagai berikut :

[33]

Page 34: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

1.      Conrad de Montferrat pada tahun 1192 M. Ia adalah

Raja Jerusalem pada periode perang salib III

2.      Raymond II pada tahun 1152 M. Ia adalah Raja

Tripoli dan termasuk salah satu panglima perang salib

yang terkenal

3.      Pangeran Edward I of England pada tahun 1271 M.

Ia adalah Raja Inggris sekaligus Raja Jerusalem.

Kaum Hussasin menjadi lemah. Akhirnya, tahun demi

tahun, Hassasin  menghilang ditelan sejarah. Sementara

itu, jauh sebelum penaklukkan Alamut oleh Hulagu, yakni

pada tahun 1124 M, Hasan al-Sabbah meninggal dunia di

Alamut.

7.      Shalahuddin al-Ayyubi (Tokoh Terbesar Kesatria

Muslim Sepanjang Sejarah Perang Salib)

Salahudin Al Ayubi atau sering juga di sebut sebagai

“Saladin” di dunia barat, merupakan panglima perang Muslim

yang dikagumi kepiawaian berperang serta keshalihannya baik

kepada kawan dan lawan-lawannya. Keberanian dan

kepahlawanannya tercatat sejarah di kancah perang salib.

Juli 1192 sepasukan muslim dalam perang salib menyerang

tenda-tenda pasukan salib diluar benteng kota Jaffa,

termasuk didalamnya ada tenda Raja Inggris, Richard I. Raja

Richard pun menyongsong serangan pasukan muslim dengan

berjalan kaki bersama para prajuritnya. Perbandingan pasukan

muslim dengan Kristen adalah 4:1. Salahudin Al Ayubi yang

melihat Richard dalam kondisi seperti itu berkata kepada

[34]

Page 35: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

saudaranya : ” Bagaimana mungkin seorang raja berjalan kaki

bersama prajuritnya? Pergilah ambil kuda Arab ini dan

berikan kepadanya, seorang laki-laki sehebat dia tidak

seharusnya berada di tempat ini dengan berjalan kaki “.

Fragmen diatas dicatat sebagai salah satu karakter yang

pemurah dari Salahudin, bahkan kepada musuhnya sekalipun.

Walalupun sedang diatas angin tetap berlaku adil dan

menghormati lawan-lawannya.

Salahudin lahir disebuah kastil di Takreet tepi sungai

Tigris (daerah Irak) tahun 1137 Masehi atau 532 Hijriyah.

Bernama asli Salah al-Din Yusuf bin Ayub. Ayahnya Najm ad-

Din masih keturunan suku Kurdi dan menjadi pengelola kastil

itu. Setelah kelahiran Salahudin keluarga Najm-ad-Din

bertolak ke Mosul, akibat ada konflik didalam kastil. Di

Mosul , keluarga Najm bertemu dan membantu Zangi, seorang

penguasa arab yang mencoba menyatukan daerah-daerah muslim

yang terpecah menjadi beberapa kerajaan seperti Suriah,

Antiokhia, Aleppo, Tripoli, Horns, Yarussalem, Damaskus.

Zangi berhasil menguasai Suriah selanjutnya Zangi

bersiap untuk menghadapi serbuan tentara Salib dari Eropa

yang telah mulai memasuki Palestina. Zangi bersama

saudaranya; Nuruddin menjadi mentor bagi Salahudin kecil

yang mulai tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga

ksatria. Dari kecil sudah mulai terlihat karakter kuat

Salahudin yang rendah hati, santu serta penuh belas kasih.

Zangi meninggal digantikan Nuruddin. Paman Salahudin,

Shirkuh kemudian ditunjuk untuk menaklukan Mesir yang saat

itu sedang dikuasai dinasti Fatimiyah. Setelah penyerangan

[35]

Page 36: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

kelima kali, tahun 1189 Mesir dapat dikuasai.  Shirkuh

kemudian meninggal. Selanjutnya Salahudin diangkat oleh

Nuruddin menjadi pengganti Shirkuh.

Salahudin yang masih muda dan dinggap “hijau” ternyata

mampu melakukan mobilisasi dan reorganisasi pasukan dan

perekonomian di Mesir, terutama untuk menghadapi kemungkinan

serbuan balatentara Salib. Berkali-kali serangan pasukan

Salib ke Mesir dapat Salahudin patahkan. Akan tetapi

keberhasilan Salahudin dalam memimpin mesir mengakibatkan

Nuruddin merasa khawatir tersaingi. Akibatnya hubungan

mereka memburuk. Tahun 1175 Nuruddin mengirimkan pasukan

untuk menaklukan Mesir. Tetapi Nuruddin meninggal saat

armadanya sedang dalam perjalanan. Akhirnya penyerangan

dibatalkan. Tampuk kekuasaan diserahkan kepada putranya yang

masih sangat muda. Salahudin berangkat ke Damaskus untuk

mengucapkan bela sungkawa. Kedatangannya  banyak disambut

dan  dielu-elukan. Salahudin yang santun berniat untuk

menyerahkan kekuasaan kepada raja yang baru dan masih belia

ini. Pada tahun itu juga raja muda ini sakit dan meninggal.

Posisinya digantikan oleh Salahudin yang diangkat menjadi

pemimpin kekhalifahan Suriah dan Mesir.

Saat Salahudin berkuasa, perang salib sedang berjalan

dalam fase kedua dengan dikuasainya Yerussalem oleh pasukan

Salib. Namun pasukan Salib tidak mampu menaklukan Damaskus

dan Kairo. Saat itu terjadi gencatan senjata antara

Salahudin dengan Raja Yerussalem dari pasukan Salib, Guy de

Lusignan.

[36]

Page 37: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Perang Salib yang disebut-sebut sebagai fase ketiga

dipicu oleh penyerangan pasukan Salib terhadap rombongan

peziarah muslim dari Damaskus. Penyerangan ini dipimpin oleh

Reginald de Chattilon penguasa kastil di Kerak yang

merupakan bagian dari Kerajaan Yerussalem. Seluruh rombongan

kafilah ini dibantai termasuk saudara perempuan Salahudin.

Insiden ini menghancurkan kesepakatan gencatan senjata

antara Damaskus dan Yerussalem. Maret 1187 setelah bulan

suci Ramadhan, Salahudin menyerukan Jihad Qittal. Pasukan

muslimin bergerak menaklukan benteng-benteng pasukan Salib.

Puncak kegemilangan Salahudin terjadi di Perang Hattin.

Perang Hattin terjadi di bulan Juli yang kering.

Pasukan muslim dengan jumlah 25000 orang mengepung tentara

salib di daerah Hattin yang menyerupai tanduk. Pasukan

muslim terdiri atas 12000 orang pasukan berkuda (kavaleri)

sisanya adalah pasukan jalan kaki (infanteri). Kavaleri

pasukan muslim menunggangi kuda yaman yang gesit dengan

pakaian dari katun ringan (kazaghand) untuk meminimalisir

panas terik di padang pasir. Mereka terorganisir dengan

baik, berkomunikasi dengan bahasa arab. Pasukan dibagi

menjadi beberapa skuadron kecil dengan menggunakan

taktik hit and run.

Pasukan salib terdiri atas tiga bagian. Bagian depan

pasukan adalah pasukan Hospitaler, bagian tengah adalah

batalyon kerajaan yang dipimpin Guy de Lusignan yang juga

membawa Salib besar sebagai lambang kerajaan. Bagian

belakang adalah pasukan ordo Knight Templaryang dipimpin Balian

dari Ibelin. Bahasa yang mereka gunakan bercampur antara

[37]

Page 38: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

bahasa Inggris, Perancis dan beberapa bahasa eropa lainnya.

Seperti umumnya tentara Eropa mereka menggunakan baju zirah

dari besi yang berat, yang sebetulnya tidak cocok digunakan

di perang padang pasir. Salahudin  memanfaatkan celah-celah

ini. Malam harinya pasukan muslimin membakar rumput kering

disekeliling pasukan Salib yang sudah sangat kepanasan dan

kehausan. Besok paginya Salahudin membagikan anak panah

tambahan pada pasukan kavalerinya untuk membabat habis kuda

tunggangan musuh. Tanpa kuda dan payah kepanasan, pasukan

salib menjadi jauh berkurang kekuatannya. Saat peperangan

berlangsung dengan kondisi suhu yang panas hampir semua

pasukan salib tewas. Raja Yerussalem Guy de Lusignan

berhasil ditawan sedangkan Reginald de Chattilon yang pernah

membantai khalifah kaum muslimin langsung dipancung. Kepada

Raja Guy, Salahudin memperlakukan dengan baik dan dibebaskan

dengan tebusan beberapa tahun kemudian.

Dari Hattin, Salahudin bergerak menuju kota-kota Acre,

Beirut dan Sidon untuk dibebaskan. Selanjutnya Salahudin

bergerak menuju Yerussalem. Dalam pembebasan kota-kota

ataupun benteng Salahudin selalu mengutamakan jalur

diplomasi dan penyerahan daripada langsung melakukan

penyerbuan militer. Pasukan Salahudin mengepung Kota

Yerussalem , pasukan salib di Yerussalem dipimpin oleh

Balian dari Obelin. Empat hari kemudian Salahudin menerima

penawaran menyerah dari Balian. Yerussalem diserahkan

ketangan kaum muslimin. Salahuddin menjamin kebebasan dan

keamanan kaum Kristen dan Yahudi. Fragmen ini di

abadikan  dalam film “Kingdom Of Heaven” besutan sutradara

[38]

Page 39: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Ridley Scott. Tanggal 27 Rajab 583 Hijriyah atau bertepatan

dengan Isra Mi’raj Rasulullah SAW, Salahudin memasuki kota

Yerussalem.

Ada suatu percakapan dalam film Kingdom Of Heaven yang

menarik bagi penulis, yang kurang lebih seperti ini :

Balian : ”Saya serahkan kunci kota Yerussalem kepada anda,

tapi anda harus dapat bisa menjamin keselamatan kami, orang-

orang non-muslim”

Salahudin: ”Saya akan jamin keselamatan anda”

Balian : ” Apa yang dapat menjamin kami bahwa anda akan

menepati janji anda ?” (Balian masih ingat saat-saat

Yerussalem jatuh ke tangan pasukan Salib, banyak penduduk

sipil muslim yang dibantai sampai kota Yerussalem sesak oleh

mayat, dan Balian khawatir Salahudin melakukan hal yang sama

)

Salahudin : ” (diam sejenak..menatap tajam Balian) Saya akan

menepati janji, Insya Allah, saya adalah Salahudin saya

bukan seperti orang-orang anda”. 

Di Yerussalem, Salahudin kembali menampilkan kebijakan dan

sikap yang adil sebagai pemimpin yang shalih. Mesjid Al-

Aqsa dan Mesjid Umar bin Khattab dibersihkan tetapi untuk

Gereja Makam Suci tetap dibuka serta umat Kristiani

diberikan kebebasan untuk beribadah didalamnya. Salahudin

berkata :” Muslim yang baik harus memuliakan tempat ibadah

agama lain”. Sangat kontras dengan yang dilakukan para

pasukan Salib di awal penaklukan kota Yerussalem (awal

[39]

Page 40: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

perang salib), sejarah mencatat kota Yerussalem digenangi

darah dan mayat dari penduduk muslimin yang dibantai. Sikap

Salahudin yang pemaaf dan murah hati disertai ketegasan

adalah contoh kebaikan bagi seluruh alam yang diperintahkan

ajaran Islam.

Salahudin Al-Ayubi tidak tinggal di istana megah. Ia

justru tinggal di mesjid kecil bernama Al-Khanagah di

Dolorossa. Ruangan yang dimilikinya luasnya hanya bisa

menampung kurang dari 6 orang.Walaupun  sebagai raja besar

dan pemenang perang, Salahudin sangat menjunjung tinggi

kesederhanaan dan menjauhi kemewahan serta korupsi.

Salahudin berhasil mempertahankan Yerussalem dari

serangan musuh besarnya Richard The Lion Heart, Raja

Inggris. Richard menyerang dan mengepung Yerussalem

Desember 1191 dan Juli 1192. Namun penyerangan-

penyerangannya dapat digagalkan oleh Salahudin. Kepada

musuhnya pun Salahudin berlaku penuh murah hati. Saat

Richard sakit dan terluka, Salahudin menghentikan

pertempuran serta mengirimkan hadiah serta tim pengobatan

kepada Richard. Richard pun kembali ke Inggris tanpa

berhasil mengalahkan Salahudin.

Sepanjang sejarah Yerussalem sebagai kota suci bagi

tiga agama, sejak ditaklukan Salahudin, Yerussalem belum

pernah jatuh ketangan pihak lain. Baru setelah Perang Dunia

I, Yerussalem jatuh ketangan Inggris yang kemudian

diserahkan ke tangan Israel.

Semasa hidupnya Salahudin lebih banyak tinggal di

barak militer bersama para prajuritnya dibandingkan hidup

[40]

Page 41: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

dalam lingkungan istana. Salahudin wafat 4 Maret 1193 di

Damaskus. Para pengurus jenazah sempat terkaget-kaget

karena ternyata Salahudin  tidak memiliki harta. Ia hanya

memiliki selembar kain kafan yang selalu di bawanya dalam

setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata

uang Suriah waktu itu). Sampai sekarang Salahudin Al-Ayubi

tetap dikenang sebagai pahlawan besar yang penuh sikap

murah hati.

8.      Al-Malik al-Adil Syaifudin; Komandan Perang

Ayyubiyah yang tanpa Komporomi

Al-Malik al-Adil Syaifudin (1145-1218M) atau yang

sering dipanggil Al-Adil I bernama lengkap Al-Malik al-

adil Syaifudin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Syaifudin 

inilah, tentara salib memberi julukan Saphadin. Al-Adil I

adalah putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara

bungsu dari Shalahuddin al-Ayyubi. Ia memerintah Dinasti

Ayyubiyah sejak 1200 M- kematiannya 1218M.

Setelah kematian Shalahuddin al-Ayyubi, Dinasti

Ayyubiyah menghadapi pemberontakan Izzudin di Mosul. Al-

Adillah yang dapat mengatasi pemberontakan ini. Ia juga

menentukan orang yang berhak menjadi khalifah Ayyubiyah

ketika terjadi perselisihan di antar anak Shalahuddin al-

Ayyubi, yaitu Al-Azizdan Al-Afdhal, dan ia memilih Al-

Aziz.

Setelah kematian Al-Aziz, Al-Afdhal mencoba

mengambil alih jabatan, tapi Al-Malik al-Adil Syaifudin

[41]

Page 42: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

menganggap ia tidak pantas menjadi khalifah. Akhirnya

terjadi peperangan di antara paman dan keponakan itu dan

dimenangkan Al-Malik al-Adil Syaifuddin, dan akhirnya ia

diangkat menjadi Khalifah Ayyubiyah yang berpusat di

Damaskus.

Al-Malik al-Adil Syaifuddin dilahirkan pada Juni

1145M di Damaskus. Pertama kali menjabat sebagai perwira

perang ketika ia dan Shalahuddin al-Ayyubi diajak oleh

pamannya, Syirkuh, untuk  mrngabdi pada Nuruddin Zanky

dalam perang di Mesir tahun 1168-1169M.

Saat kematian Nuruddin Mahmud tahun 1174M, Al-Malik

al-adil Syaifuddin mendukung saudaranya, Shalahuddin al-

Ayyubi, menjadi pemimpin Mesir, ia menjadi Sultan Syiria.

Disana ia berperang tentara salib sampai 8 tahun,sejak

1175-1183M.

Tahun 1176M, tentara salib menyerang kota Kairo

secara brutal. Al-Malik al-Adil marah besar dan balik

menyerang mereka habis-habisan. Perang terjadi selama

berhari-hari dan banyak memakan korban di kedua belak

pihak dengan kemenangan di kubu Al-Malik al-Adil

Syaifuddin dan berhasil menawan 3.000 tentara salib yang

3.000 tawanan ini langsung digantung di pohon.

            Al-Malik al-Adil Syaifuddin menjabat sebagai

Gubernur Aleppo sejak tahun 1183M-1186M. dia memegang

jabatan selama 3 tahun sebab harus kembali ke Mesir untuk

memepertahankannya dari serangan pembalasan tentara salib

selama Perang Salib III (1186-1192M).

[42]

Page 43: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

            Al-Malik al-Adil Syaifuddin diangkat

oleh Shalahuddin al-Ayyubi menjadi Gubernur Mesir Utara

selama hanya 1tahun (1192-1193M) untuk menekan

pemberontakan Izzudin dari Mosul.

Sepeninggal Al-Aziz dan pasca terjadi pertikaian

antara paman dan ponakan ini, Al-Afdhal berencana

membunuh Al-Adil sehingga terjadi pertempuran besar

antara keduanya di Bilbeis 1200M dengan kemenangan di

pihak Al-Adil. Setelah itu Al-Adil memproklamirkan diri

sebagai Khalifah Ayyubiyah dengan daerah kekuasaan yang

sangat luas melebihi wilayah Mesir dan Syiria, selama

hamper 2 dekade, 1200-1218M. pada awal pemerintahannya ia

mengadakan hubungan dan perdagangan dengan kerajaan

tentara salib serta mengubah nama kota Ahlat menjadi

Ahlatshahs tahun1207M.

Niat baiknya berhubungan dengan tentara salib banyak

dikhianati. Awalnya ia sabar, tapi ada kabara bahwa

Gereja Roma menyerukan Perang Salib periode V ia siap

menerima tantangan.

Takdir memang tidak mengizinkannya utnuk perang

lagi, setelah mempersiapkan bala tentaranya, ia jatuh

sakit hingga ajal menjemput pada 1218M.  kemudian

perjuangan dilanjutkan anaknya, Malik al-Kamil.

9. Al-Malik al-Kamil Muhammad Dipuja sekaligus Dicaci

Al-Malik al-Kamil Nasrudin Abu al-Mali Muhammad (1180-

1238M). Khalifah Dinasti Ayyubiyah generasi ketiga yang

[43]

Page 44: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

lahir sebagai keturunan suku Kurdi dengan daerah

kekuasaan di Mesir.

Al-Kamil dipuja sekaligus dicaci oleh umat muslim

masa itu. Ia dipuji karena berhasil mengalahkan tentara

salib sebanyak dua kali dan dicaci karena menyerahkan

kembali kota Jerusalem kepada tentara salib.

Usaha pertamanya sebagai khalifah adalah pada tahun

1218M, ketika ia dan pasukan berusaha “membersihkan”

wilayah Mesir dari tentara salib, dan memduduki kota itu

pada tahun berikutnya. Serangan tentara salib ke Mesir

berhasil dipatahkan oleh pasukan  Al-Kamil berkat

dukungan penting dari Republik aritim Italia.

Kekusaan itu tidak berlangsung lama, sebab Al-Kamil

segera dating untuk membebaskan tanah Mesir. Hal ini

ditandai dengan peperangan panjang berkisar 2 tahun (129-

1221M) yang dimenangkan kaum muslim.

Tahun 1912, Al-Kamil hamper kehilangan tahtanya

karena konspirasi yang dilakukan oleh kaum Kristen

Koptik. Setelah mempertimbangkanya dengan matang ia

memilih meninggalkan Mesir ke Yaman. Akhirnya konspirasi

kaum Kristen Koptik berhasil dipadamkan oleh saudaranya

Al-Mu’azzam, dan Al-Kamil kembali mendapatkan tahtanya.

Sikap Al-Kamil lebih terbuka dengan tentara salib

daripada pendahulunya yang menyebabkan marah para

saudara, pemimpin kaum muslimin serta rakyat Mesir. Tapi

watak Al-Kamil keras tidak dapat dibengkokkan oleh

apapun.

[44]

Page 45: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Al-Kamil banyak membuat tawaran damai dan semuanya

ditolak pemimpin tentara salib atas doktrin dari wakil

kepausan Eropa. Berkali-kali ia menawarkan untuk

mengembalikan Jerusalem ke tangan tentara salib dan

membangun kembali dindingnya (yang dirobohkan kembali

oleh adiknya).

Dalam pemerintahannya, Al-Kamil menandatangani

beberapa perjanjian dagang dengan Negara Eropa dan

membangun kemitraan erat dengan kaum Kristen. Usaha ini

dilakukan untuk menjadikan fondasi ekonomi Dinasti

Ayyubiyah kuat dan tidak mudah rapuh. Ia mengembanakan

irigasi, pertanian, dan pendidikan di ranah Mesir. Bahkan

ia beniat untuk mempelajari agama Kristin(meskipun

ditentang oleh penguasa muslim), sehingga Gereja Koptik

mengakuinya sebagai raja yang paling murah hati sepanjang

sejarah Dinasti Ayyubiyah.

Setelah kenaikan tahtanya, St. Francis berdiskusi

masalah keagamaanya dan keputusan membuatnya terkooptasi.

Beberapa kali ia mengajak untuk merubah sistem kesultanan

dengan sistem pemerintahan modern yang diajarkan oleh St.

Francis yang ditujukan untuk memeudahkan merongrong

kekuasaanIslam pastinya. Namun tidak berhasil.

Awal 1219M, rakyat mesir mengalami kelaparan saat

Nil gagal banjir. Tahun 1221 M, ia menawarkan perjanjian

damai yg kembali ditolak. Tentara salib menyerang Mesir

lagi, tetapi sudah diantisipasi Al-Kamil sehingga

kemenangan di tangan muslim dan tentara salib menyerah.

[45]

Page 46: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Dan menerima perjanjian gencatan senjata selama 8 tahun

dan berakhirlah perang salib V.

10. Al-Malik al-Zhahir Baybar; Penangkis Ancaman Salib

dab Mongol

Baybar adalah Khalifah Dinasti Mamluk di Mesir

generasi ke-4. Berhasil mengakhiri perang salib di Syiria

serta menyatukan Mesir dan Syiria menjadi satu Negara

kuat. Baybar dikenal sebagai orang yang garang di medan

perang yang juga lihai berdiplomasi. Ia lahir di Crimea

Kipchak Turki tahun 1260M. Menurut pengakuannya ia pernah

dijual sebagai budak di Syiria dan dibeli pangeran Turki.

Tapi karena ada katarak dia dijual ke seorang perwira

Mamluk lalu dikirim ke Mesir untuk menjadi pengawal

Dinasti Ayyubiyah, yakni As-Shalih. Tahun 1250 M,

diangkat sebagai komandan angkatan perang

2.5.2 Tokoh Terkenal dari Pihak Kristen

1.                  Paus Urbanus II; Penyulut Terjadinya Perang

Salib I

Paus Urbanus II atau Urbanus II adalah Paus yang

kuat sekaligus politikus yang peka menghadapi keadaan

yang menguntungkan. Namun, bukan karena itu semua yang

mebuat namanya begitu besar dan dikenang hingga kini,

tetapi lantaran peristiwa yang terjadi pada 27 November

1095.  Saat itu ia meprakarsai dan menggerakkan suatu

persidangan dewan gereja yang besar di prancis.

[46]

Page 47: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Dalam waktu hanya berselang beberapa bulan setelah

pidato urbanus II, perang Salib I pun terjadi. Perang

tersebut diikuti dengan serangkaian perang perang suci

lanjutan yang lama hingga 200 tahun lamanya.

Dalam pidato tersebut, Urbanus II menyatakan bahwa

siapa saja (kaum Kristen) yang berangkat ke Jerusalem

demi menyelamatkan “kuburan Tuhan Yesus”, ia akan

mendapatkan penebusan dosa dan masuk surga, dengan

gagasan tersebut banyak yang menggap sebagai gagasan

pertama yang menimbulkan perang salib yang terjadi

sepanjang abad. Yel – yel yang di populerkan oleh Urbanus

II, yang akhirnya menjadi selogan perang salib ialah “

dues lo volt” (perang kehendak tuhan).

Karna didorong dengan semangat perang beratus –

ratus bahkan beribu – ribu orang umat Kristen dari

seluruh plosok negeri Eropa berduyun – dyuyun datang ke

Vatikan, Roma, untuk meminta restu Paus sekaligus

mengikuti prosesi pengambilan sumpah dan pemberangkatan.

2. Petrus Hermit; Penyebabar Isu dan Penyulut Api Salib

Petris hermit ( yang meninggal dunia pada 8 Juli

1131 M) adalah seorang imam Kristen dari Amies, yang

termasuk dalah satu tokoh penting dalam sejarah perang

Salib I. sejarah pribadi dan keluarganya tidak banyak

diketahui orang.

Adapun yang diketahui bahwa jauh sebelum perang

salib terjadi, yakni sebelum tahun 1096 M, ia dan

jemaatnya mencoba berziarah ke Jerusalem. Tetapi,

[47]

Page 48: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

pengakuan kepada Urbanus II, ia dicegah oleh tentara

muslis Seljuk sebelum sampai ke Jerusalem, serta banyak

jemaatnya yang dibunuh dan disiksa .

Pengakuan yang belum tentu dan belum teruji

kebenarannya inilah yang membangkitkan kemarahan umat

Kristen Eropa terhadap umat muslim Timur, terutama

khalifah Seljuk.

Perlu diketahui bahwa Perang Salib yang

sesungguhnya (antara tentara islam – Kristen)  tidak

terjadi serta – merta. Perang elite itu diawali oleh

perang sipil, yakni perang antara tentara Perang Salib

rakyat yang dipimpin oleh Petrus Hermit dengan orang –

orang sipil turki.

Petrus Hermit pula yang disebut sebagai penggerak

pertama terjadinya Perang Salib rakyat. Kelak, tentara

yang dibawanya untuk menghadapi muslim Seljuk adalah

rakyat jelata yang terdiri atas para budak, orang miskin,

penjahat, dan pencuri.

2.                  Bohemond I; The New Buamundus Gigas

Bohemond I lahir pada tahun 1058 M di San Marco

Gentano, Calabria, Normandia. Ia adalah putra dari

keluarga bangsawan Normandia.  Ayahnya bernama Norman

Robet Guiscard, Raja Apulia dan Calabria, sedangkan

ibunya ialah Alberada dari Buonalbergo.

Bohemond I (1058-1111 M) adalah pangeran Taranto

dan Raja Antiokhia. Ia merupakan pemimpin Perang Salib I.

Pada Perang Salib itu, kaum Frank (sebutan bagi tentara

[48]

Page 49: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

salib Kristen) belum memiliki pemimpin militer secara

langsung, dan hanya tentara nonprofessional yang diisi

oleh berbagai elemen masyarakat eropa yang menjadi

relawan perang atas provokasi dari pihak gereja, terutama

oleh pemimpinnya, Urbanus II.

Bohenmond I mendampingi ayahnya dalam serangan

besar ke kekaisaran Byzantium pada  rentang waktu  1085

M, serta memerintahkan tentara normandia selama absennya

Guiscard dalam perang karena adanya sebuah urusan

kerajaan selama 2 tahun.

Ketika bohemond I memerintah Antiokhia, tentara

salib lainnya pindah  ke selatan hingga direbutnya 

Jerusalem oleh pihak salib dari Dinasti Seljuk. Ini

prestasi terbesar kedua bagi bohemand I dalam Perang

Salib.

3.                  Alexius I Comnenus; Si Licik dari Byzantium

Alexius I (1056-1118 M) adalah kaisar Byzantium

periode 1081 – 1118 M. Pengangkatan sebagai kaisar

ditandai oleh gempuran dua kerajaan besar, yakni dinasti

Seljuk turki di Asia kecil dan Normandia di Balkan barat.

Tetapi ia dapat bertahan menghadapi dua tekanan tersebut.

Alexius I merupakan salah satu tokoh utama pemicu

pecahnya Perang Salib, yakni ketika sudah tidak punya

cara lagi untuk menghadapi rongrongan tentara Seljuk, ia

pergi ke kepausan barat dan menghasut meraka.

Pada tahun 1094 M, muncul lagi serangan terhadap

Byzantium. Kali ini dari Cumans, yang menyerang

[49]

Page 50: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

kekaisaran di Balkan, tetapi serangan itupun dapat di

gagalkan oleh Alexius I.

Tentara salib mendirikan kerajaan Antiokhia dengan

rajanya Bohenmond I. lantaran marah karena itu,  Alexsius

I langsung menyerang Antiokhia. Tentara Bohemond I kalah

dalam peperangan ini.

4.                  Robert II of Flander; Komandan Pusat Tentara

Salib Pertama

Robert II (1054 – 1111 M) memimpin Flander (suatu

wilayah di kerajaan Perancis kuno) sejak tahun 1093 M

hingga kematiannya. Ia dikenal sebagai Robert Jerusalem

atau Robert Crusader setelah menjadi salah satu tokoh

Kristen yang memimpin perang salib I.

Robert II disambut oleh Kaisar Byzantium, Alexius.

Tetapi sangat disayangkan bahwa Alexius I  menuntut

mereka mengambil janji bahwa setiap jajahan kelak

diberikan kepada Byzantium.

Setelah itu Robert II keluar dari kota Jerusalem

untuk menghadapi tentara Fatimiyah dibawah pimpinan

Shahanshah Al-Afdal yang datang untuk merebut kembali

Jerusalem.

6. Godfrey de Bouillon; Raja Pertama Negara Salib

Jerusalem                       

Godfrey de Bouillon adalah putra kedua Pangeran

Boulgne Eustace I dan Putri Ida of Lorraine, yang lahir

pada tahun 1060 M di Boulgne sur Mer. Sebagai anak kedua,

ia harus mengalah pada kakaknya, Eustace, untuk warisan[50]

Page 51: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

harta dan kekuasaan di Bouillon. Namun pamannya, Godfrey

the Hunchback, yang meninggal dunia tanpa anak, lalu

mewariskan harta dan kekuasaannya kepadanya. Lorraine

Lower sebuah kerajaan kecil. Pada tahun 1095 M, Urbanus

II menyerukan perang salib untuk membebaskan Jerusalem

dari tentara muslim Seljuk, serta membantu kekaisaran

Bynzantium yang dibombardir tentara Seljuk. Tanpa pikir

panjang, Godfrey menjual sebagian besar tanah kekuasaanya

kepada Uskup de Liege dan Uskup Verdun. Karena umurnya

lebih tua, Raymond dipilih menjadi pemimpin dari beberapa

barisan tentara Perang Salib I. Sementara itu, Godfrey

beserta dua saudaranya menjadi rombongan tersendiri dari

sejumlah rombongan memilih jalur yang berbeda-beda dan

terpisah hingga sampai di Jerusalem. Rombongsn Godfrey

berangkat pada Agustusb1096 M dengan 40.000 pasukan.

Mereka tiba di Konstantinopel dan diterima baik oleh

Kaisar Alexius

I.                                                

Tentara salib dan Alexius I Comneus memiliki tujuan

berbeda. Alexius menginginkan untuk merebut kembali

wilayah yang telah diambil dinasti Seljuk, sedangkan

tentara salib membebaskan Jerussalem dari kaum muslimin

dan mengembalikan kekuasaan kristen di sana. Kemenangan

besar pertama mereka dengan dibantu Byzantium berhasil

menaklukkan kota Nicea, dekat wilayah yang dikuasai

dinasti Seljuk. Godfrey memainkan peranan penting dalam

pertempuran hingga akhirnya Jerusalem dapat direbut

tentara salib tahun 1099. Setelah lemengan ini, tentara

[51]

Page 52: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

salib membagi tugas, Uskup le Puy tewas di Antiokhia,

Bohemond I dan Baldwin memutuskan tinggal di sana.

Sebagian prajurit kembali ke selatan Jerussalem,

sedangkan Raymond de Toulouse tentara paling kuat ke

Tancred dan Godfrey bergabung bersamanya. Tentara salib

dihadang tentara Seljuk ketika berada di selatan

Palestina. Agustus 1098 M, terdengar kabar bahwa tentara

Fatimiyah telah mengambil Jerusalem dari kaum Frank

Kristen. Namun, Godfrey dapat merebut kembali Jerusalem.

Tentara salib tiba di kota pada Juni 1099 M, Godfrey dan

beberapa ksatria adalah pihak yang pertama kali menduduki

benteng dan memasuki kota Jerusalem. Setelah kemenangan

besar itu, seluruh elemen kaum Frank sepakat untuk

membentuk suatu kerajaan Jerusalem agar kota suci itu

dapat dijaga dengan baik. Maka, 22 Juli dewan dibentuk di

gereja Makam Suci dan yang ditunjuk sebagai Raja ialah

Raymod de Toulouse, namun ia menolak. Akhirnya posisi itu

jatuh pada Godfrey yang sebelumnya mengajukan syarat

untuk menerima posisi itu.                                                                                                                                                         

Godfrey juga harus menghadapi pihak oposisi Dagobert

Pisa, Patriark Jerusalem yang bersekutu dengan Tancred of

Betlehem. Karena ketidakfokusannya, Ascalon tidak bisa

ditaklukkan dan tetap menjadi otoritas Dinasti Fatimiyah.

Hingga tahun 1100 M, Godfrey tidak dapat memperluas

wilayah kekuasaannya, hanya sedikit wilayah saja. Ia

meninggal dunia tahun 1100 M ada banyak pendapat mengenai

kematiannya ini, meskipun demikian semua sejarawan

sepakat bahwa ia meninggal karena sakit berkepanjangan.

[52]

Page 53: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

            7. Guy de Lusignan; si Bijak yang paling

dihujat                                                 

Setelah tiba ditanah suci tahun 1170 M, Guy de

Lusignan berupaya mencegah insiden politik di kerajaan

salib Jerusalem yang kala itu dipimpin oleh Baldwin IV.

Dalam beberapa tahun, Baldwin sakit parah dan terus

memburuk. Gut de Lusignan pun diangkat menjadi gubernur

Jerusalem dan dianugerahi mahkota oleh putri Jerusalem

tahun 1186 M. Pertempurannya dengan Shalahudin al-Ayyubi,

akhirnya ia ditangkap dan Jerusalem jatuh di tangan

Sshalahudin al –Ayyubi. Setelah satu tahun di penjara

Damaskus, ia dibebaskan oleh Shalahudin al-Ayyubi, tetapi

ia menolak masuk ke Tirus, salah satu benteng terakhir

tentara salib oleh Condrad of Montferrat.                                                                                     

Guy de Lusigan berada dibarisan Conrad sebagai Raja

Jerusalem sedangkan Richard lebih mendukung Guy dibanding

Conrad. Conrad dibunuh oleh Hashshashin diduga karena

keterlibatan Richard dan Guy. Guy diberikan kompesansi

atas pencabutan mahkotanya oleh Conrad dulu, dengan

diberi kekuasaan di Siprus pada tahun 1192 M. Pada tahun

1174 M, keberhasilan Guy di Jerusalem tidak dapat

dipisahkan denagn dukungan sosial dan politik raja

Jerusalem, Baldwin IV. Ketika Baldwin IV menyerah pada

penyakitnya tahun 1185 M, Baldwin V diangkat menjadi raja

sayangnya, ia sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia

1 tahun kemudian pada 1186 M. Akhirnya Guy de Lusignan

[53]

Page 54: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

dinobatkan sebagai Raja Jerusalem walaupun ada konflik

dari oposisi.                                                                                        

Tahun 1187 M, Guy de Lusignan mencoba mengepung

Shalahudin al-Ayyubi di Tiberias, namun ia malah dikepung

dan kekurangan air. Akibatnya, Guy de Lsignan, Godfrey,

Raynald dan Humphrey ditahan oleh Shalahudin al-Ayyubi.

Guy de Lusignan dipenjarakan di Dmaskus. Sybilla menulis

surat kepada Shalahudin al-Ayyubi agar suaminya

dibebaskan. Shalahudin pun membebaskan Guy tahun 1188 M,

kemudian diizinkan kembali pada istrinya. Guy dan Sybilla

mencari perlindungan di Tirus. Tetapi conrad menolak

mereka, akhirnya mereka berkemah di luar tembok kota

selama berbulan-bulan. Sybilla akhirnya meninggal karena

penyakit epidemi pada musim panas tahun 1190 M bersama

anak bungsu perempuan mereka. Kmatian istrinya berakibat

buruk pada Guy. Banyaknya pemberontakkan sehingga Guy

kehilangan otoritas sebagai raja

Jerusalem.                              

Guy de Lusignan meninggal pada tahun 1194 M,

dimakamkan di Gereja Templar di Nicosia. Ditimur, Guy

dikenal sebagai raja bijaksan yang cinta damai, di barat,

ia dihujat karena telah menyerahkan Jerusalem ke tangan

Muslim. Sehingga ia diibaratkan tokoh lemah, pengecut dan

penakut.                                 

            8. Baldwin IV; Raja bertopeng yang paling

angkuh                                            

[54]

Page 55: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Adiknya adalah Ratu Sybilla of Jerusalem sedangkan

keponakannya ialah Baldwin V, Raja Jerusalem yang kelak

menggantikannya. Baldwin IV menghabiskan masa mudanya di

kerajaan ayahnya (Jerusalem) dan meiliki sedikit kontak

dengan ibunya. Baldwin IV didik oleh sejarawan bernama

William of Tirus, seseorang yang kemudian menjadi Uskup

Agung Tirus. William menemukan penyakit pada Baldwin IV.

Setelah beberapa tahun, nyatalah penyakit itu adalah

kusta dan lepra. Baldwin IV harus memakai topeng untuk

menutupi wajahnya dan baju kebesarannya menutup seluruh

tubunhya.                                           

Ayahnya meninggal pada 1174 M sehingga ia dimahkotai

sebagai raja pada usia 13 tahun sebagai penderita kusta,

Baldwin IV tidak diharapkan untuk memerintah, maka

diharapkan kakaknya, Putri Sybilla dan adiknya, Putri

Isabella, mengambil posisinya. Posisi Raymond III sebagai

raja sementara berhenti pada ulang tahun penobatan

Baldwin IV sebagai raja muda. Baldwin IV langsung

mempersiapkan pasukan ke Damaskus dan menyerang benteng

di sekitar lembah Beqaa, tanpa meratifikasi perjanjian

antara Raymond III dengan Shalahudin. Baldwin IV

merencanakan serangan terhadap basis kekuatan Shalahudin

al-Ayyubi di Mesir. Pada bulan Novembar, Baldwin IV dan

Raynald of Chatillon mengalahkan Shalahudin al-Ayyubi

dengan bantuan Ksatria Tempalar pada pertempuran terkenal

di

Montgisard.                                                                                                

[55]

Page 56: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Setelah Shalahudin membalas serangan dalam

pertempuran Belvoir Castle tahun 1182 M, mata Baldwin IV

buta dan tidak bisa berjalan, diangkatlah Guy sebagai

gantinya, namun Baldwin IV tidak senang dengan tindakan

Guy sebagai pemimpin. Ekspedisi militer tentara salib

hari demi hari terus melemah akibat buruknya kondisi

Baldwin IV sekaligus melemahnya Baldwin V dan Raymond

dalam mengendalikan kerajaan Jerusalem. Baldwin IV

meninggal pada 1185 M, beberapa bulan setelah kematian

ibunya di Acre. Meskipun seringkali menderita kusta,

Balwin mampu mempertahankan dirinya sebagai raja lebih

lama daripada yang

diharapkan.                                                                                                                                                          

9. Richard the Lion Heart; Panglima terbesar Pasukan

salib

Richard lahir pada 8 September 1157 M di Beaumont

Palace, sebagai anak dari Raja Henry II of England dan

Matilda. Pada tahun 1169 M, Raja Henry II membagi wilayah

kerajaan untuk ketiga putranya. Henry III akan menjadi

Raja Inggris dan memiliki kendali atas Anjou, Maine, dan

Normandia. Godfrey atas  Brittany dan Richard atas

Aquitaine dan Poitiers. Sejak tahun 1180 M hingga 1183 M,

terjadi ketegangan antara Henry II dan Richard. Pasalnya,

Richard disuruh hormat pada Henry III sebagai raja muda

akhirnya pada tahun 1183 M, ayahnya menginvasi  aquitane

terhadap Henry III dan Godfrey namun, Richard dan

pasukannnya mampu menahan serangan mereka, konflik

berhenti ketika pada juni 1183 M, Henry III meninggal.

[56]

Page 57: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Pada 6 Juli 1189 M, Henry II meninggal dunia dan Richard

pun ditasbihkan sebagai Raja Inggris pada 20 Juli 1189

M.                                                                  

Usaha Richard yang pertama ialah membasmi pemeluk

Yahudi Inggris atau memaksa mereka dibaptis sebagai

pemeluk Kristen. Setelah berhasil mengusir orang Yahudi

dari daratan Inggris, Richard berkonsentrasi pada perang

salib. Richard mulai membuat tentara salib baru yang ia

himpun di tanah Eropa, ia rela menghabiskan warisan

ayahnya, menjual tanah jajahan dan membebaskan para

tawanan untuk ikut perang bersamanya. Akhirnya, Richar

berhasil membentuk tentara salib yang tediri atas 4000

tentara bersnjata, 4000 tentara pejalan kaki dan sekitar

100 armada kapal. Tahun 1190 M, Richard dan Philip II

bersama angkatan perangnya berangkat menuju Jerusalem.                                                                                                   

Pada oktober, bangsa Messina memberontak dan

menuntut pasukan Richard-Philip pergi. Maka Messina

diserang dan ditaklukan oleh Richard pada 4 oktober 1190

M. Pada april 1191 M, Richard dengan armada perangnya

meninggalkan Messina untuk meneruskan perjalanannya. Pada

1 Juni Richard berhasil menaklukan seluruh pulau Siprus,

Siprus menjadi benteng besar bagi umat kristen hingga

pertempuran Lepanto tabun 1971 M. Ia juga menyerang acre

pada 8 Juni 1191 M mengetahui berita ini, Shalahudin al-

Ayyubi marah dan mengerahkan pasukannya sehingga perang

besar terjadi di Acre dimenangkan oleh  Richard. 7

September 1911 M terjadi pernga lagi dengan Shalahudin si

[57]

Page 58: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Arsuf. Peperangan dimenangkan oleh Richard sehingga

Ascalon dikuasainya.                                                   

Condrad of Montferrrat yang hendak ditasbihkan

sebagai Raja Jerusalem meninggal dunia ditangan

Hashshashin pada 28 April 1192 M, sehingga Jerusalem

diambil alih oleh tentara muslim. Richard membuat

perjanjian damai dengan Shalahudain al-Ayyubi, namun

Shalahudin menolak dan bergerak merobohkan benteng

Ascalon. Richard menyerang Mesir, namun gagal akhirnya ia

meminta perjanjian damai kepada Shalahudin al-Ayyubi

dengan ketentuan harus menyerahkan Ascalon. Perjanjiannya

adalah gencatan senjata 3 tahun dan meminta akses

kehadiran umat kristen ke Jerusalem guna beribadah.

9.       Frederick II

Frederik lahir di Jesi dekat Ancons, Italia. Ia anak

dari Kaisar Henry VI dan Putri Constance. Ayahnya

meninggal, lalu ia dinobatkan sebagai kaisar ibunyalah

yang menggantikan posisi suaminya sebagai Ratu Sisilia.

Frederick II adalah panglima perang tentara salib pada

Perang Salib VI ia merupakan pelindung ilmu pengetahuan

dan seni, selain berperang ke Jerusalem, diam-diam ia

berusaha mentransfer ilmu pengetahuan muslimin ke Eropa.

Pada periode perang salib ia hanya mengirimkan pasukan ke

Mesir dibawah komando Lois I, Raja Bavaria. Ia terus

menunda keberangkatannya ke Jerusalem. Karena desakan,

akhirnya Frederick II memulai ekspedisi Perang Salib

tahun 1228 M. Ia  mengambil jalur tanpa pertumpahan darah

[58]

Page 59: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

diantara kedua belah pihak dan mengambil negosiasi. Ini

merupakan strateginya untuk mendapatkan kembali kerajaan

Jerussalem. Buktinya, pada 18 Maret 1229 M, Frederick II

mengambil alih Jerusalem tanpa pertumpahan darah dan

Frederick II pun menobatkan diri sebagai raja Jerusalem

yang baru.                                                  

Namun ada kendala dalam penobatnya sebagai raja oleh

Paus. Akhirnya Frederick II menyerang Vatikan Roma dan

memporak-porandakan wilayah kepausan, pihak kepausan pun

menyerang balik Frederick II. Sitasi ini berlanjut hingga

1243 M. Frederick II meninggal dunia oleh penyakitnya

pada 13 Desember 1250 M di Castil Fiorentino Puglia.

Frederick II bersikap keras terhadap kaum kristen

sementara ia sangat mendukung dunia sosial muslimin.

Kenyelenehannya inilah yang membuat Frederick II dikenang

oleh kaum muslimin, dikutuk oleh kaum kristen.

10.  Paus Innocent III; pendendam dan pengucil dari Roma

Innocent III disebut sebagai salah satu paus yang

paling kuat dan berpegaruh dalam sjarah kepausan karena

mempunyai kekuasaan kontrol yag kuat terhadap negara

kristen di Eropa. Salah satu kebijakan Innocent III ialah

menyerukan kepada tentara kristen untuk memulai pernag

salib IV mempergunakan kekuasaanya yang laur biasa untuk

mengendaliakan dan memanggil tentara bangsa-bangsa Eropa

kristen seperti kaum Frank dan Inggris.                                           

Innocent III memutuskan untuk tidak hanya merebut

kota Jeruslae, tetapi juga Syria, Israel, Yordania, dan

[59]

Page 60: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Palestina dari kekuasaan kaum  muslim. Hal ini merupaka

reaksi atas kemengangan tentara muslim dibawah pimpinan

Shalahudin al-Ayyubi. Raja, feodal dan bangsawan yang

tidakmau tunduk kepadanya dibunuh diam-diam atau dengan

penuh konsfiratif dikucilkan. Juga pepernagan internal

antara akum kristen Eropa dan kaum Konstantinopel yang

memang merupakan musuh bebuyutan antara gereja barat dan

timur.

Setelah berangkat ke Jerusalem, tentara Perang Salib

itu langsung menyerang pemimpin Venesia, Zadar pada tahun

1202 M, agar mereka dapat mempergunakan armada lautnya

menuju Konstantinopel. Tentara salib juga menyerang

Konstantinopel serta mengambil perlangkapan armada kapal,

senjata dan angkatan perang Konstantinopel. Innocent III

merasa sedih apalagi mendengar berita penyerangan

terhadap Byzantium. 15 November 1215 M, Innocent III

membuka pertemuan Dewan Lateran IV, pertemuan tersebut

menghasilakn 70 kebijakan antara lain mendorong rakyat

untuk mendirikan lembaga pendidikan dan menetapkan

kedudukan rohaniawan lebih tinggi dari kaum awam. Tahun

1217 M, tentara salib yang baru sudah terbenuk dengan

mapan , namun Innocent III tiba-tiba meninggal dunia pada

16 Juli 1216 M di Perugia.                 

                                   

11.  Edward I; si Alim dari Inggris, penyulut perang salib

jild terakhir

Tahun 1265 M, Edward I berperang melawan Simont de

Montfort yang memberontak terhadap kerajaan Inggris.

[60]

Page 61: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Edward I mengalahkannya 2 tahun kemudian. Ketika Inggris

menjadi tenang, Edward I ikut ekspedisi Perang Salib ke

Jerusalem. Dalam perjalanannya, tahun 1272 ayahnya

meninggal dunia lalu ia pulang ke Inggris dan 19 Agustus

1274 M, ia dimahkotai sebagai raja Inggris. Edward I

mengadakan ekspedisi ke Jerusalem untuk menunaikan

niatnya dalam sebuah upacara sakral pada 24 Juni 1268 M,

dengan saudaranya, Edmund dan sepupunya, Henry

Almain.                                                                            

Dalam hal ini, mereka menyulut Perang Salib IX.

Selain mereka, terlibat pula Earl of Gloucester, bekas

musuh Edward I. Halangan terbesar adalah persoalan dana,

Raja Perancis membantu namun tidak juga cukup, Edward

menunggu hasil pajak rakyatnya. Tentara salib dimaksudkan

membantu meringankan kubu kristen yang terkepung di Acre,

tapi raja Louis IX mengalihkan ke Tunisia. Namun rencana

itu gagal, sebagian demi meyerang nyawa Loius IX.

Kematian Louis IX memaksa Charles meninggalkan Sisilia ke

Perancis untuk dinaikkan tahta sebagia raja

Perancis.                                                 

                                              

Semenjak tahun 1244 M sampai saat itu, kerajaan

tersebut masih dikuasai oleh kaum muslim. Adapun pusat

kekuatan kerajaan kristen pindah ke Acre. Tentara muslim

Mamluk yang dipimpin oleh Baybar setalah menaklukkan

Jerusalaem kemudian mengancam Acre. Meskipun pasukan

Edward I banyak di banding tentara Baybar, namun

mengalahkannya adalah peluang kecil. Akhirnya Edward I

[61]

Page 62: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

meminta bantuan Mongol, sayangnya baik serangan Mongol ke

Aleppo maupun Edward ke Qaqun, kembali gagal. 24

September meninggalkan Acre menuju Sisilia, ia mendapat

kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Ia sangat terpukul

dan sedih. Edward I dinobatkan sebagai raja Inggris

menggantikan posisi ayahnya.           

Di Inggris, Edward I dihadapkan pada sejumlah

kegentingan internal kerajaan Inggris mengenai banyak

hal, terutama revolusi administrasi dan hukum, sehingga

konsentrasinya terhadap tentara salib sedikit tersita.

Keterkenalan Edward I sebagai salah satu tokoh perrang

salib yang dikenang bukanlah karena prestasi dalam

menaklukan banyak wilayah kekuasaan tentara muslim,

tetapi ia tokoh yang menyulut terjadinya perang salib IX

setelah vakum selama beberapa tahun.

12.  Vlad Dracula III; Ksatria paling ‘haus darah’

[62]

Page 63: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Nama aslinya Vlad Tepes

(dibaca Tse-pesh). Dia lahir

sekitar bulan Desember 1431 M

di Benteng Sighisoara,

Transylvania, Rumania.

Ayahnya bernama Basarab (Vlad

II), yang terkenal dengan

sebutan Vlad Dracul, karena

keanggotaannya dalam Orde

Naga. Dalam bahasa Rumania, “Dracul” berarti naga.

Sedangkan akhiran “ulea” artinya “anak dari”. Dari

gabungan kedua kata itu, Vlad Tepes dipanggil dengan nama

Vlad Draculea ( dalam bahasa Inggris dibaca Dracula),

yang berarti anak dari sang naga.

Ayah Dracula adalah seorang panglima militer yang lebih

sering berada di medan perang ketimbang di rumah. Praktis

Dracula hanya mengenal sosok sang Ibu, Cneajna, seorang

bangsawan dari kerajaan Moldavia. Sang ibu memang

memberikan kasih sayang dan pendidikan bagi Dracula.

Namun itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi

mencekam di Wallachia saat itu. Pembantaian sudah menjadi

tontonan harian. Seorang raja yang semalam masih

berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah diarak keliling

kota oleh para pemberontak.

Pada usia 11 tahun, Dracula bersama adiknya, Radu,

dikirim ke Turki. Hal ini dilakukan sang Ayah sebagai

jaminan kesetiaannya kepada kerajaan Turki Ustmani yang

[63]

Page 64: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

telah membantunya merebut tahta Wallachia dari tangan

Janos Hunyadi. Selama di Turki, kakak beradik ini memeluk

agama Islam, bahkan mereka juga sekolah di madrasah untuk

belajar ilmu agama. Tak seperti adiknya yang tekun

belajar, Dracula justru sering mencuri waktu untuk

melihat eksekusi hukuman mati di alun-alun. Begitu

senangnya dia melihat kepala-kepala tanpa badan dipancang

di ujung tombak. Sampai-sampai sehari saja tidak ada

hukuman mati, maka dia segera menangkap burung atau

tikus, kemudian menyiksanya dengan tombak kecil sampai

mati.

Dengan status muslimnya, Dracula mempunyai

kesempatan belajar kemiliteran pada para prajurit Turki

yang terkenal andal dalam berperang. Dalam waktu singkat

dia bisa menguasai seni berperang Turki, bahkan melebihi

prajurit Turki lainnya. Hal ini menarik perhatian Sultan

Muhammad II ( di Eropa disebut Sultan Mehmed II). Hingga

pada tahun 1448 M, menyusul kematian Ayah dan kakaknya,

Mircea, yang dibunuh dalam kudeta yang diorganisir Janos

Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula untuk merebut

Wallachia dari tangan salib Kerajaan Honggaria. Saat itu

Dracula berusia 17 tahun.

Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta

Wallachia. Setelah itu, sebagian besar pasukan kembali ke

Turki dengan menyisakan sebagian kecil di Wallachia.

Tanpa pernah diduga, Dracula murtad dan berkhianat. Dia

menyatakan memisahkan diri dari Ke Khilafahan Turki. Para

[64]

Page 65: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

prajurit Turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi.

Setelah beberapa hari disekap di ruang bawah tanah,

mereka diarak telanjang bulat menuju tempat eksekusi di

pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit Turki

dieksekusi dengan cara disula. Yakni dengan ditusuk

duburnya dengan balok runcing sebesar lengan, kemudian

dipancangkan di tengah lapangan.

Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut

tahta Wallachia dari tangan Dracula. Namun pada tahun

1456 hingga 1462 Dracula kembali berkuasa di Wallachia.

Masa pemerintahannya kali ini adalah masa-masa teror yang

sangat mengerikan. Yang menjadi korban aksi sadisnya

bukan hanya umat Islam yang tinggal di Wallachia, tapi

juga para tuan tanah dan rakyat Wallachia yang beragama

Khatolik.

Di hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan para

bangsawan dan tuan tanah beserta keluarganya di sebuah

gereja dalam sebuah jamuan makan. Setelah semuanya

selesai makan, dia memerintahkan semua orang yang ada

ditempat itu ditangkap. Para bangsawan yang terlibat

pembunuhan ayah dan kakaknya dibunuh dengan cara disula.

Sedang lainnya dijadikan budak pembangunan benteng untuk

kepentingan darurat di kota Poenari, di tepi sungai

Agres. Sejarawan Yunani, Chalcondyles, memperkirakan

jumlah semua tahanan mencapai 300 kepala keluarga.

Terdiri dari laki-laki dan perempuan, orang tua, bahkan

anak-anak.

[65]

Page 66: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

Aksi Dracula terhadap umat Islam di Wallachia jauh

lebih sadis lagi. Selama masa kekuasaannya, tak kurang

dari 300 ribu umat Islam dibantainya. Berikut sejumlah

peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang

pembantaian umat Islam:

Pembataian terhadap prajurit Turki di ibu kota Wallachia,

Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana,

setelah mengumumkan perlawanannya terhadap Khilafah

utsmaniyah.

Pada 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda

Turki yang sedang menimba ilmu pengetahuan di Wallachia.

Mereka ditangkapi dan ditelanjangi, lalu diarak keliling

kota yang akhirnya masukkan ke dalam sebuah aula. Aula

tersebut lalu dibakar dengan ratusan pemuda Turki di

dalamnya.

Aksi brutal lainnya, adalah pembakaran para petani

dan fakir miskin Muslim Wallachia pada acara penobatan

kekuasaannya. Para petani dan fakir miskin ini

dikumpulkan dalam jamuan makan malam di salah satu

ruangan istana. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar,

kemudian ruangan itu dibakar.

Dendam Dracula terhadap Turki dan Islam semakin

menjadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome,

1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para

pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu sebulan

terkumpullah 30 ribu pedagang Turki beserta keluarganya.

Para pedagang yang ditawan ditelanjangi lalu digiring[66]

Page 67: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka disula satu

persatu.

Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus

penyakit mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum

Muslimin. Dia juga memerintahkan pasukannya meracuni

Sungai Danube. Ini adalah taktik Dracula untuk membunuh

pasukan Khilafah utsmaniyah yang membangun kubu

pertahanan di selatan Sungai Danube.

Pada 1462 M, Khalifah utsmani, Muhammad II mengirim

60 ribu pasukan untuk menangkap Dracula hidup atau mati.

Pemimpin pasukan adalah Radu, adik kandung Dracula.

Mengetahui rencana serangan ini, Dracula menyiapkan aksi

terkejamnya untuk menyambut pasukan Turki.

Sepekan sebelum penyerangan, dia memerintahkan

pasukannya untuk memburu seluruh umat Islam yang tersisa

di wilayahnya. Terkumpullah 20 ribu umat Islam yang

terdiri dari pasukan Turki yang tertawan, para petani,

dan rakyat lainnya. Selama empat hari mereka digiring

dengan telanjang bulat dari Tirgoviste menuju tepi Sungai

Danube. Dua hari sebelum pertempuran, para tawanan disula

secara masal di sebuah tanah lapang. Mayat-mayat tersula

tersebut kemudian diseret menuju tepi sungai. Lalu

dipancang di kiri dan kanan jalan, yang membentang sejauh

10 km untuk menyambut pasukan Turki.

Pemandangan mengerikan ini hampir membuat pasukan

Turki turun mental. Namun semangat mereka kembali bangkit

[67]

Page 68: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

saat melihat sang Sultan begitu berani menerjang musuh.

Mereka terus merangsek maju, mendesak pasukan Dracula

melewati Tirgoviste hingga ke Benteng Poenari.

Pasukan Turki yang dipimpin Radu berhasil mengepung

Benteng Poenari. Merasa terdesak, isteri Dracula memilih

bunuh diri dengan terjun dari salah satu menara benteng.

Sedang Dracula melarikan diri ke Honggaria melalui lorong

rahasia. Hingga tahun 1475 M Wallachia dikuasai oleh

Khilafah Turki Utsmaniyah, sebelum akhirnya direbut

kembali oleh Dracula yang disokong pasukan salib dari

Transylvania dan Moldavia.

Dracula tewas dalam pertempuran melawan pasukan

Turki pimpinan Sultan Muhammad II di tepi Danau Snagov,

pada Desember 1476. Kepala Dracula dipenggal, kemudian

dibawa ke Konstantinopel untuk dipertunjukkan kepada

rakyat Turki. Sedang badannya dikuburkan di Biara Snagov

oleh para biarawan.

Selain melalui cerita turun-temurun rakyat Rumania,

bukti-bukti sejarah terkait riwayat kelam Drakula juga

tercatat dengan baik di sejumlah pamflet yang beredar di

Jerman dan Rusia.

[68]

Page 69: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perang Salib adalah kumpulan gelombang dari pertikaian

agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada

[69]

Page 70: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

periode 1095 – 1291; biasanya direstui oleh Paus atas

nama Agama Kristen, dengan tujuan untuk menguasai kembali

Yerusalem dan “Tanah Suci” dari kekuasaan kaum Muslim,

awalnya diluncurkan sebagai jawaban atas permintaan dari

Kekaisaran Bizantium yang beragama Kristen Ortodoks Timur

untuk melawan ekspansi dari Dinasti Seljuk yang beragama

Islam ke Anatolia. Perang Salib ini juga dipengaruhi

faktor agama, politik dan ekonomi. Beberapa tokoh yang

terkenal dalam Perang Salib ini adalah Abu Ali Mansur

Tariqul Hakim, Kilij Arsalan, Imaduddin Zanky, Nuruddin

Mahmud, Asaduddin Shirkuh, Hasan Al-Sabbah, Shalahuddin

al-Ayyubi, Al-Malik al-Adil Syaifudin, Al-Malik al-Kamil

Muhammad, Al-Malik al-Zhahir Baybar, Paus Urbanus II,

Petrus Hermit, Bohemond I, Alexius I Comnenus, Robert II

of Flander, Godfrey de Bouillon, Guy de Lusignan,

Baldwin IV, Richard the Lion Heart, Frederick II, Paus

Innocent III, Edward I, Vlad Dracula.

3.2 Saran

Para pembaca yang budiman, di penghujung tulisan ini kami

berharap semoga kita semua mampu mengartikan dan memahami

cerita tentang Perang Salib ini. Semoga tidak membuat

kita saling membenci, akan tetapi terus menjaga kerukunan

sesama umat manusia. Semoga pembaca yang budiman tidak

puas akan hasil makalah ini dan dapat menindaklanjutinya.

[70]

Page 71: Makalah Perang Salib - Sejarah Peradaban Islam

DAFTAR PUSTAKA

Suntiah, Ratu dan Maslani. 2014. Sejarah Peradaban Islam.

Bandung: Interes Media.

http://hestiara.blogspot.com/2012/07/buku-tokoh-tokoh-perang-

salib-paling_4422.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib

http://indraazzikra.blogspot.com/p/salahudin-al-ayyubi-sang-

legenda-perang.html

http://warofweekly.blogspot.com/2011/05/tokoh-tokoh-yang-

berpengaruh-pada.html

http://www.beritaunik.net/misteri-dunia/kisah-keganasan-

dracula-di-perang-salib.html

http://www.islampos.com/perang-salib-bagaimana-permulaan-

akhirnya-42239/

[71]