Page 1
MAKALAH MIKROBIOLOGI
Dampak Negatif Virus dan Penanganannya
Disusun oleh :
Kelas : B
Kelompok : 10
Sydad Muhamad Ridha 200110140232
Muhamad Arief Ramadhan 200110140233
Syahrindra Anzala Y200110140234
Salma Yunisa V P 200110140235
Olga Marina M 200110140236
FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG2015
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi
sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat
(DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-
partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk
jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti
sel).Virus tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya
Page 4
secara bebas. Karena itu,virus selalu terasosiasi
dengan penyakit tertentu, baik pada manusia, hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya
virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan
penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat
pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman
tersebut memiliki bercak-bercak. Adolf
Mayer(1883),seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang dia
teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah
tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan
mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat
dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia
menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring
dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua
kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat
melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan
toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua
ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck
dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam
Page 5
getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi
karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak
berkurang setelah beberapa kali ditransfer antar
tanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai
bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum
fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch
melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi
dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati
bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935,
setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat
berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit
mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.
Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun
1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan
H. Ruska.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan virus?
2. Bagaimana struktur dan anatomi virus?
3. Bagaimana virus bereproduksi?
4. Apa saja contoh-contoh virus?
5. Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?
Page 6
6. Apakah yang dimaksud anti virus?
7. Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi virus
2. Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus
3. Untuk mengetahui reproduksi virus
4. Untuk mengetahui contoh-contoh virus
5. Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
6. Untuk mengetahui anti virus
7. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya
Page 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan
ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya
bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA.
Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri
dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap
antibiotik.
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit
obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan
merupakan sel), berukuran sangat renik . Di dalam sel
inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan
di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.
B. STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
Virus merupakan organisme subseluler yang karena
ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter
hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan
virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop
cahaya.
Page 8
Gambar 2.1 Struktur Virus
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun
RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda,
DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai
tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat
berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen
virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai
dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan
genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA,
dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang
beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan
pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung
tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya,
kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks,
polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid
Page 9
terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut
kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid
(biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat
langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus
campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan
enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1.3
mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat
ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak,
nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang
didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang
disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid
tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan
pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion
berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan
komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam
mekanisme penginfeksian sel inang.
C. PARASITISME VIRUS
Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam
sel inang, maka virus hewan diselubungi oleh
endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu
dengan plasmalema inang dan melepaskan inti
nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya
virus polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang
khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk.
Page 10
Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula
ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya
enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih.
Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus
bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi
virion dewasa.
Virus biasanya mengkode suatu enzim yang
diproduksi terakhir, merobek plasma membran inang
(tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau
dapat pula genom virus terintegrasi ke dalam kromosom
inang dan bereplikasi bersamanya (provirus). Banyak
genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-
kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik
sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi
selama penggandaan virus. Virus tumor DNA mencakup
adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus
dan mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus
sarkoma rous).
D. REPRODUKSI VIRUS
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2
yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
1. SIKLUS LITIK
Page 11
Gambar 2.2 Siklus Litik
Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan
bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2. Pengabungan
DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4.
Pembentukan kapsid 5. Pembentukan tubuh dan ekor
bakteriofage 6. Lisis
Siklus litik, secara umum mempunyai 3 tahap yaitu
adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan
lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan
waktu dari 10-60 menit.
Tahapan siklus:
1. Adsorbsi & penetrasi
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang.
Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada
inang spesifik.
Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi
membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah
berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam
sitoplasma sel inang.
Page 12
2. Replikasi (Biosintesis)
Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari
virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian
mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel
tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk
melanjutkan proses reproduksinya.
DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah
tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan
mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan
mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus
baru yang sedang dibuat.
Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk
kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari
protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk
tubuh virus.
3. Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat
dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian
akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim
lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan
jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang
membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-
virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan
siklus akan berulang kembali.
2. SIKLUS LISOGENIK
Page 13
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus
reproduksi virus selain siklus litik. Tahapan dari
siklus ini hampir sama dengan siklus litik,
perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi
disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan
tersebut kemudian membentuk provirus.
Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap,
yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan
pembelahan sel inang.
Tahap siklus:
1. Adsorpsi dan Penetrasi
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan
reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan
membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan
penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi
genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.
2. Penyisipan Gen Virus
Asam nukleat dari virus yang telah menembus
sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam
asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut
kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage
disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel,
kromosom dan provirus akan bereplikasi.
Page 14
3. Pembelahan Sel Inang
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan
pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan
diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan
kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage
menjadi sangat banyak.
4. Hubungan dengan siklus litik
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik
dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi
kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah
besar apabila diberi agen penginduksi.
E. KLASIFIKASI VIRUS
Ordo – Famili – Subfamili – Genus – Species –
Strain/tipe
F. CONTOH – CONTOH VIRUS
1. HIV
Page 15
2. Virus
Herpes
3.
Influenza
G. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam
rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat
(penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah
menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David
Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue’s School
of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam
dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan
dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David
Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada
sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian,
kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit
infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini
tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap
Page 16
virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari
inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang
saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit,
virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies
menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome),
yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya
tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh
virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.
Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan
bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian
yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya
yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.
1. Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang
menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya
adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku
dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak
sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous
sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis
penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet.
Penyebabnya adalah virus rabies.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)/ FMD (Foot and Mouth
Disease)/ Aphtous Fever/ Epizootic Aphtae, Infectious aphtous
stomatitis = aftosa
Page 17
Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau Apthae epizootica
(AE) adalah penyakit akut yang diakibatkan oleh virus
yang biasanya menyerang hewan berkuku genap seperti
sapi, kambing, kerbau, dan domba. Gejala spesifik dari
penyakit PMK adalah terdapatnya luka atau lepuh pada
bagian selaput lendir mulut, kuku dan celah kuku.
Gejala-gejala umum bila hewan ternak terkena penyakit
ini yaitu pada selaput lendir mulut terjadi
pembengkakan atau pelepuhan yang berisikan cairan
jernih, namun lama-kelamaan cairan jernih tersebut
berubah menjadi cairan keruh keputih-putihan. Dan
apabila cairan keruh tersebut pecah, maka akan
menimbulkan luka pada daerah mulut, sehingga membuat
hewan yang menderita penyakit ini akan menjadi tidak
nafsu untuk makan, dan bila masalah ini berlanjut maka
akan menimbulkan kematian. Gejala lain dari penyakit
PMK adalah hewan mengalami demam tinggi, air liur yang
keluar secara berlebihan, dan hewan akan mengalami
kepincangan karena terjadi pembengkakan pada tajuk
kaki.
Penyakit PMK termasuk golongan penyakit yang dapat
menular. Penularan penyakit ini dapat melalui makanan,
minum, air kencing, air susu, air liur dan peralatan
yang terkontaminasi, serta melalui kontak langsung
dengan sapi yang menderita penyakit PMK. Namun,
penularan ini dapat dicegah dengan memisahkan hewan
yang sehat dengan hewan yang terkena penyakit ini,
Page 18
namun bila sudah terjadi kontak langsung dengan hewan
yang terjangkit, maka hewan yang sehat harus diberi
desinfektan. Kemudian melakukan sanitasi secara rutin
terhadap kandang, tempat minum dan tempat makan. Dan
bila hewan sudah terkena penyakit ini, maka harus
segera diobati dengan memberikan injeksi antibiotik,
sulfat dan pemberian vitamin A. Pemberian vitamin A ini
bertujuan untuk memperbaiki jaringan-jaringa kulit yang
telah rusak
Patogenesis
Terdapat dua rute infeksi, yaitu:
a. Primer
Melalui inhalasi: aerosol dari hewan yang terinfeksi
akan terhirup oleh hewan yang peka → partikel virus
akan masuk ke dalam faring → kemudian virus berplikasi
dalam epitel faring → setelah 24-72 jam berikutnya akan
terjadi viremia → terjadi kenaikan suhu tubuh → hewan
akan mengalami demam → akhirnya demam akan turun → fase
viremia berakhir → terjadi lepuh-lepuh pada lidah/
gingiva sapi.
b. Sekunder
Melalui makanan yang tercemar, vaksinasi yang tercemar
dan inseminasi yang tercemar.
Virus dapat bertahan hidup dalam faring selama 2 tahun
(sapi) dan 6 bulan (kambing dan domba).
Selain itu Penularan lainnya adalah :
Page 19
1. Kontak dengan hewan yang sakit baik melalui sekresi
ataupun ekskresi.
2. Dapat ditularkan melalui produk asal ternak seperti
air susu dan daging.
3. Penularan dapat juga terjadi akibat lalu lintas
barang/bahan yang tercemar virus PMK seperti sepatu,
kendaraan dan pakaian.
4. Melalui angin dapat menularkan penyakit ke kawasan
yang luas.
Jalur utama infeksi pada ruminansia adalah melalui
penghirupan (secara aerosol) tetapi konsumsi pakan yang
terinfeksi, inokulasi dengan vaksin yang tercemar,
inseminasi dengan semen yang tercemar dan kontak dengan
peralatan ternak yang tercemar semuanya dapat
menimbulkan infeksi. Pada hewan yang terinfeksi melalui
saluran pernafasan, replikasi awal virus berlangsung
pada faring, diikuti oleh viremia yang menyebar ke
jaringan dan organ yang lain sebelum mulainya penyakit
klinis. Pengeluaran virus mulai sekitar 24 jam sebelum
mulainya penyakit klinis dan berlangsung selama
beberapa hari. Virus PMK dapat tinggal dalam faring
beberapa jenis hewan sampai beberapa lama setelah
sembuh. Pada sapi virus dapat dideteksi sampai 2 tahun
setelah terinfeksi, pada domba sampai sekitar 6 bulan.
Kemenetapan virus tidak terjadi pada babi. Uap air yang
dikeluarkan oleh hewan yang terinfeksi mengandung
Page 20
sejumlah besar virus, khusunya yang dihasilkan oleh
babi. Sejumlah besar virus juga dikeluarkan dalam susu.
Virus PMK dapat tinggal dalam farings beberapa
jenis hewan sampai beberapa lama setelah sembuh. Pada
sapi, virus dapat dideteksi sampai dua tahun setelah
terinfeksi, pada domba sekitar 6 bulan. Namun pada
domba tidak terjadi kemenetapan virus.
Virus bersifat stabil dalam lingkungan
terbuka untuk jangka waktu yang lama, yang kemudian
disebarkan secara aerosol, terutama bila kelembaban
udara melebihi 70% dan suhu udara yang dingin. Virus
bersifat peka terhadap alkali maupun asam
Penyakit ini dibagi menjadi 3 macam
bentuk : bentuk dermostomatitis yang tenang (benigna),
bentuk interrmediate toxic dengan penyakit yang lebih
berat, dan bentuk ganas (malignant) dengan perubahan
pada otot janung dan sklelet.(Subronto, 2003)
Meskipun infeksi biasanya terjadi melalui inhalasi,
virus dapat masuk ke jaringan melalui ingesti,
inseminasi dan inokulasi dan melalui kontak dengan
kulit luka yang terbuka. Replikasi virus utama, setelah
inhalasi berada di mukosa dan jaringan limfatik di
faring. Viremia terjadi pada multiplikasi utama dengan
replikasi virus lebih lanjut pada nodus limpatikus,
glandula mamae, dan organ lain seperti sel epithelial
pada mulut, moncong, putting susu, celah interdigitalis
dan coronary band. Pada daerah tersebut pembentukan
Page 21
vesikula dihasilkan dari bengkak dan rupturnya
keratinosit pada stratum spinosum .
Perubahan histopatologi yang dapat diamati adalah
adanya edema inter dan intraseluler pada sratum
spinosum. Namun, jika vesikula sudah pecah, maka semua
penyakit vesikuler memiliki gambaran mikroskopi yang
mirip sehingga tidak memungkinkan untuk mendiagnosa
penyakit PMK hanya bedasarkan gambaran mikroskopi.
Virus PMK tidak membentuk viral inclusion bodys
(Ressang,1984).
Perubahan patologis yang terjadi adalah pembantukan
lepuh dan kadang terdapat radang kataral dari mulut,
tekak, dan saluran udara. Lepuh dan ulser mungkin
terbentuk di dalam pangkal tekak, kerongkongan, rumen,
reticulum, omasum, usus, dan bronchi,. Dalam keadaan
yang lebih berat, dapat terjadi gastroenteritis yang
disertai perdarahan kecil dan ulserasi. Kelenjar
limferegional dan limpa juga dapat mengalami
pembesaran, di sampning perdarahan pada otot jantung
jantung. Perubahan histologik di dalam jantung meliputi
degenerasi serabut otot serta adanya infiltrasi sel
kecil bulat pada jaringan interstisial (
Subronto,2003).
Pada saat vesikel terbentuk epitel di atasnya
mengalami nekrosis dan vesikel kemudian pecah dalam
waktu lebih kurang 24 jam. Virus dapat ditemukan di
ambing kira-kira 2-4 hari setelah inokulasi. Virus
Page 22
tersebut dapat ditemukan dalam sel-sel yang
menghasilkan susu. Ada 4 cara pembebasan virus dari sel
yang tertular yaitu, pembebasan virus ke dalam vesikel
yang berdinding, pembebasan ikatan dengan kasein dalam
lumen, pembebasan dengan butir-butir lemak, dan
pembebasan melalui pelarutan dari sel-sel yang tertular
(Subronto, 2003).
Gambar 2.6 Hewan yang Terjangkit PMK
2. Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang
menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah tobacco
mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis
penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya
adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis
pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem
degeneration (CVPD).
3. Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan
oleh virus adalah
Page 23
Pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau
beberapa virus sekaligus)
Cacar
AIDS (yang disebabkan virus HIV)
Demam herpes (yang disebabkan virus herpes
simpleks)
Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian
oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma,
atau kutil)
HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome), suatu penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan
golongan virus yang jarang terdapat pada manusia,
yaitu retrovirus. Retrovirus merupakan virus RNA
yang dapat membuat DNA melalui proses transkripsi
balik. Oleh karenanya, virus ini melengkapi diri
dengan enzim spesifik reverse transcriptase. HIV
menyerang limfosit T4 yang mempunyai peranan penting
dalam mengatur imunitas. Seseorang yang mengidap HIV
jumlah limfosit T akan menurun. Sekali terinfeksi
HIV maka seumur hidup orang tersebut akan membawa
virus HIV. Virus HIV terdapat pada darah, cairan
sperma, cairan yang dihasilkan vagina dan cairan
tubuh lainnya dari penderita AIDS.
Page 24
Penularan AIDS dapat terjadi melalui hal-hal berikut
ini:
1. Hubungan seksual baik homoseksual maupun
heteroseksual.
2. Transfusi darah dan produk darah lainnya yang
berasal dari pengidap AIDS.
3. Penggunaan jarum yang berulang-ulang untuk
penyuntikan, tusuk jarum, tato.
4. Dari ibu ke bayinya sewaktu persalinan atau lewat
ASI (air susu ibu).
Penularan AIDS tidak dapat melalui hal-hal sebagai
berikut.
1. Gigitan nyamuk atau
serangga
2. Berjabat tangan
3. Berangkulan
4. Bersin
5. Batuk
6. Air kolam renang
Urutan proses seseorang yang sehat dapat tertular virus
HIV adalah sebagai berikut.
1. Selama 3-6 bulan, dalam darahnya belum ditemukan
HIV (tes darah negatif).
Page 25
2. Setelah 3-6 bulan, test darah akan menunjukkan HIV
positif sehingga sudah kategori pengidap
(carrier).
3. Lebih kurang 5-10 tahun kemudian mulai timbul
gejala letih, lesu, lelah, berat badan menurun
drastis, demam (panas) lebih dari 1 bulan, diare
lebih dari 1 bulan, sesak nafas dan batuk kering,
pembesaran kelenjar getah bening, sariawan yang
lama atau terus menerus, penyakit kulit dan pada
akhirnya penderita akan meninggal dunia karena
penderita terserang oleh macam-macam infeksi
akibat tidak memiliki kekebalan tubuh.
Pencegahan agar kita tidak terkena virus HIV.
1. Dari Segi Hubungan Seksual
a. Hanya berhubungan seksual dengan suami atau
istri;
b. Hindari perilaku seks bebas;
c. Kelompok dengan resiko tinggi (wanita
tunasusila) perlu melindungi diri dengan alat
kontrasepsi.
2.Dari Segi Sanitasi
a. Pemeriksaan darah dengan teliti;
b. Jarum dan alat tusuk kulit yang lain harus
steril dan sekali pakai
c. Pecandu obat bius harus menghentikan
kebiasaannya;
Page 26
d. Mensterilkan alat yang tercemar dengan cara
dimusnahkan;
e. Membakar semua alat yang telah dipakai oleh
penderita.
3 Cara Melalui Ibu
Dengan mengimbau agar ibu yang terinfeksi AIDS
untuk tidak hamil.
Hepatitis B
Hepatitis B, virus ini berkembang di dalam jaringan
hati sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel hati.
Tanda dan gejala hepatitis B pada keadaan akut
adalah nafsu makan berkurang, mual, lesu, muntah dan
demam, nyeri sendi, setelah 3-10 hari air seni
berwarna gelap (coklat) seperti teh, kulit dan
bagian putih mata berwarna kuning.
Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi,
diharapkan terbentuk kekebalan terhadap penyakit
hepatitis B dengan daya lindung kurang lebih lima
tahun, kemudian usaha yang dapat kita lakukan adalah
dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan
proteinnya, istirahat cukup, tidak mengkonsumsi
makanan dan minuman yang beralkohol, mengkonsumsi
Page 27
obat dan vitamin yang berfungsi memperbaiki fungsi
hati.
Influenza
Influenza disebabkan oleh infeksi virus Orthoneovirus,
ditularkan lewat udara dan masuk ke alat-alat
pernafasan. Tanda dan gejalanya adalah demam, sakit
kepala, nafsu makan menurun, nyeri otot, biasanya akan
sembuh sendiri dalam 3-7 hari. Pencegahan dengan jalan
menjaga daya tahan tubuh serta menghindari interaksi
dengan penderita.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah
filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama
kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan
ebola. Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti
cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring
mie. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian
pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak
Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi
terburuk di dalam kehidupan manusia.
H. ANTI VIRUS
Pengembangan obat anti virus atau obat anti viral
sebagai pencegahan atau pengobatan belum mencapai hasil
Page 28
seperti yang diinginkan oleh umat manusia. Karena obat
anti virus atau obat anti viral yang dapat menghambat
atau membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes
dimana virus itu berada dalam hal ini manusia.
Pemilihan obat anti virus / obat anti viral pada
infeksi virus tertentu
1. Infeksi HIV atau AIDS
Pengobatan anti-viral pada dasarnya menyerang
virus HIV di salah satu dari dua tempat:
a. Menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang
sehat
b. Mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan
sel virus baru.
Perawatan lain adalah termasuk meningkatkan sistem
kekebalan alami, supaya bisa melawan HIV. Ini disebut
‘modulasi kekebalan.
Alasan mengapa gejala HIV tidak muncul selama
beberapa tahun, itu karena sistem kekebalan dalam
menjalankan tugas yang hebat selama melawan HIV. Obat-
obat anti-viral terutama diperuntukkan bagi mereka yang
sistem kekebalannya sudah kewalahan terhadap virus.
Obat anti virus / anti viral untuk HIV atau AIDS
terbagi 4 kelas yaitu :
Page 29
Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide
Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase
seperti Didanosine, Lamivudine, Stavudine,
Zidovudine
Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase
seperti Nevirapine
Terapi tunggal dari obat virus untuk HIV dan AIDS
sangat tidak direkomendasikan. Kombinasi terapi dari
obat anti viral adalah sangat mendasar dan penting.
Gunakanlah selalu obat anti virus ganda (tiga macam
obat anti irus), termasuk ‘penghambat HIV protease’.
Strategi ini disebut HAART, singkatan dari ‘highly
active anti-retroviral therapy’ (pengobatan anti-
retroviral yang sangat aktif).
Ada beberapa kombinasi yaitu :
3 macam obat anti virus kelas “Penghambat Nukleosida
pengubah transcriptase”.
2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah
transcriptase dan 1 macam obat anti virus kelas
Penghambat HIV Protease
2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah
transcriptase dan 1 macam obat anti virus kelas
Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase
Page 30
Penghambat Fusi boleh ditambahkan untuk mengoptimalkan
kerja dari tiga kelas di atas.
2. Infeksi virus Herpes
Infeksi HSV(virus herpes simpleks) tipe 1 : obat anti
virus Asiklovir memberikan hasil yang baik untuk
infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberian
anti virus asikovir injeksi dapat meningkatkan survival
rate.
Untuk HSV tipe 1 yang menimbulkan kerato-
konjungtivitis, dapat diberikan an virus lokal pada
mata seperti idoksuridin 0.15.
Infeksi HSV tipe 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan
herpes genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis
dapat diobati dengan obat anti virus asiklovir yang
menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih
cepat.
Bentuk herpes genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat
dihambat oleh obat anti virus asikovir. Pemberian oral
memberikan efek sedang.
3. Infeksi virus Varicella-zoster
Bentuk lazim pada anak-anak biasanya ringan dan tidak
membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya penyakitnya
memberat, tertutama pada pasien yang disertai
Page 31
defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan obat nti
virus asiklovir secara injeksi selama 5-7 hari.
4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena CMV pada pasieAIDS diberi obat anti
virus gansikovir.
5. Hepatitis
Untuk infeksi hepatitis B kronis digunakan obat anti
virus Entecavir untuk perawatannya.
Untuk infeksi kronis Hepatitis C menggunakan obat anti
virus interferon-a. Yang sekarang sudah berkembang
dengan penambahan PEG agar lebih efektif PEG interferon
dan pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus
pula.
Untuk pemilihan obat anti virus yang tepat ada baiknya
anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
I. DIAGNOSIS DI LABORATORIUM
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus
biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena
itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan
fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang
mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya
teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus.
Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan
Page 32
atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain
melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO).
J. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya
untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.
Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling
efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan
alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan
yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya
disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik,
yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik
adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena
itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh
bakteri atau virus.
Page 33
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat
(DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel
dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).
Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus
berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam
nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan
organisme subselular yang karena ukurannya sangat
Page 34
kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih
kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar
sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam
nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom
virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai
tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Bahan
genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA,
dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang
beruntai tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi
menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
Contoh-contoh virus yaitu : HIV (Human Immunodeficiency
Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara
khusus menyerang sel darah putih (sel T), Virus herpes
merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian
disalin menjadi mARN. Virus influenza dan Paramyxovirus
adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami
replikasi menjadi mARN penyebab penyakit campak dan
gondong. Penyakit pada manusia akibat virus yang
menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus
campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi
hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu
juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune
deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita
penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara
khusus menyerang sel darah putih. Selain itu, penyakit
Page 35
hewan akibat virus yaitu penyakit tetelo penyebabnya
adalah new castle disease virus (NCDV), penyakit kuku
dan mulut.Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma
virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan penyakit
tumbuhan akibat virus diantaranya : penyakit mosaik,
penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk, dan vein
phloem degeneration (CVPD).
Virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan
sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah
vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh
terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi
gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu
penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
Page 37
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA kelas X.
Erlangga, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.
Winarni, Endang Widi. 2007. Biologi 3. Esis, Jakarta.
Ressang, A.A. 1984.Patologi Khusus Vetriner. Bali Cattle
Desase Investigation Unit : Denpasar, Bali
Subronto, 2003, Ilmu Penyakit Ternak I, Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.