Gangguan Saluran Cerna “PEPTIC ULCER” 1. Pengertian Tukak lambung atau Peptic Ulcer Disease (PUD) dapat diartikan sebagai luka pada lambung atau usus duodenum karena ketidakseimbangan antara faktor agresif seperti sekresi asam lambung, pepsin, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori dengan faktor defensif atau faktor pelindung mukosa seperti produksi prostaglandin, mukus gastrik, bikarbonat, dan aliran darah mukosa (Misnadiarly, 2009). Ulkus didefinisikan sebagai defek pada mukosa saluran cerna yang meluas melalui mukosa muskularis hingga submukosa atau lebih dalam. Hal ini berbeda dengan erosi yang defeknya hanya terjadi di epitel mukosa. Erosi dapat sembuh dalam beberapa hari, sedangkan penyembuhan ulkus memerlukan waktu yang lebih lama. Meskipun ulkus dapat terjadi di mana saja dalam saluran cerna, tidak ada yang lebih sering daripada ulkus peptik yang terjadi di duodenum dan lambung (Robbins, 2007). Gambar 1. Tempat Terjadinya Ulkus pada Lambung dan Duodenum (Dipiro dkk,2008) 2. Etiologi a. Penyebab yang umum terjadi : Infeksi Helicobacter pylori Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) Penyakit kritis (kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stres)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Gangguan Saluran Cerna“PEPTIC ULCER”
1. PengertianTukak lambung atau Peptic Ulcer Disease (PUD) dapat diartikan sebagai luka pada
lambung atau usus duodenum karena ketidakseimbangan antara faktor agresif seperti sekresi asam lambung, pepsin, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori dengan faktor defensif atau faktor pelindung mukosa seperti produksi prostaglandin, mukus gastrik, bikarbonat, dan aliran darah mukosa (Misnadiarly, 2009).
Ulkus didefinisikan sebagai defek pada mukosa saluran cerna yang meluas melalui mukosa muskularis hingga submukosa atau lebih dalam. Hal ini berbeda dengan erosi yang defeknya hanya terjadi di epitel mukosa. Erosi dapat sembuh dalam beberapa hari, sedangkan penyembuhan ulkus memerlukan waktu yang lebih lama. Meskipun ulkus dapat terjadi di mana saja dalam saluran cerna, tidak ada yang lebih sering daripada ulkus peptik yang terjadi di duodenum dan lambung (Robbins, 2007).
Gambar 1. Tempat Terjadinya Ulkus pada Lambung dan Duodenum (Dipiro dkk,2008)
2. Etiologia. Penyebab yang umum terjadi :
Infeksi Helicobacter pylori Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) Penyakit kritis (kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stres)
b. Penyebab yang jarang terjadi : Hipersekresi asam lambung (misalnya, sindrom Zollinger-Ellison) Infeksi virus (mis, cytomegalovirus) Insufisiensi vaskular radiasi Kemoterapi (mis, infus arteri hepatik) Subtipe genetik langka Idiopatik (Dipiro dkk., 2008).
3. Patofisiologi
Tukak lambung terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara produksi asam dan
pepsin serta mekanisme lain yang berpengaruh pada kerusakan mukosa. Helicobacter pylori
menyebabkan 70% dari tukak lambung, 36% karena penggunaan NSAID (Bhowmik, 2010).
Helicobacter pylori menyebabkan cedera jaringan melalui produksi lipopolisakarida
(LPS, endotoksin), protein toksik lainnya (VacA) (Brasers, 2007).
NSAID bertindak menghambat sintesis prostaglandin. Prostaglandin melindungi mukosa
dengan membentuk lapisan sitoprotektif dan meningkatkan sekresi ion bikarbonat yang
menetralisir keasaman lambung. NSAID dibagi menjadi dua kelompok, yaitu selektif
(menghambat COX-2) dan non-selektif (menghambat COX-1 dan COX-2). NSAID
konvensional menyebabkan non-selektif pada penghambatan siklooksigenase, yang
mengarah pada penurunan sekresi bikarbonat dan mengurangi produksi mukus (Dhikav,
2003).
Penyebab lain yaitu alkohol, merokok, stress, dan hipersekresi patologi Zollinger-Ellison
syndrome (Truter, 2009).
4. Gejala-gejala
Gejala yang dialami antara lain:
Rasa nyeri terbakar di perut bagian antara dada dan pusar. Nyeri biasanya memburuk
beberapa jam setelah makan atau di tengah malam ketika perut kosong,
Mual, Muntah,
Kehilangan nafsu makan,
Kehilangan berat badan,
Kelelahan dan kelemahan (gejala dari pendarahan ulkus),
Muntah darah dan terdapat darah pada tinja atau tinja berwarna hitam (gejala
pendarahan ulkus) (Patel dkk., 2012).
5. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Sekitar 90% dari penderita mengeluh nyeri pada epigastrium, seperti terbakar disertai
mual, muntah, perut kembung, berat badan menurun, hematemesis, melena dan anemia
disebabkan erosi yg superficial atau erosi dalam pada mukosa gastrointestinal.
Pemeriksaan Penunjang
Gold Standar adalah pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas (UGIE-Upper
Gastrointestinal Endoscopy) dan biopsi lambung (untuk deteksi kuman H.Pylori, massa
tumor, kondisi mukosa lambung).
a) Pemeriksaan Radiologi = Barium Meal Kontras Ganda dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis tukak peptik. Gambaran berupa kawah, batas jelas disertai
lipatan mukosa teratur dari pinggiran tukak. Apabila permukaan pinggir tukak tidak
teratur dicurigai ganas.
b) Pemeriksaan Endoskopi = Berupa luka terbuka dengan pinggiran teratur, mukosa
licin dan normal disertai lipatan yang teratur yang keluar dari pinggiran tukak.
Gambaran tukak akibat keganasan adalah : Boorman-I/polipoid, B-II/ulcerative, B-
III/infiltrative, B-IV/linitis plastika (scirrhus) .Dianjurkan untuk biopsi & endoskopi
ulang 8-12 minggu setelah terapi eradikasi. Keunggulan endoskopi dibanding
radiologi adalah : dapat mendeteksi lesi kecil diameter < 0,5 cm, dapat melihat lesi
yang tertutupi darah dengan penyemprotan air, dapat memastikan suatu tukak ganas
atau jinak, dapat menentukan adanya kuman H.Pylori sebagai penyebab tukak.
c) Invasive Test = Rapid Urea Test adalah tes kemampuan H.pylori untuk
menghidrolisis urea. Enzim urea katalase menguraikan urea menjadi amonia
bikarbonat, membuat suasana menjadi basa, yang diukur dengan indikator pH.
Spesimen biopsi dari mukosa lambung diletakkan pada tempat yang berisi cairan atau
medium padat yang mengandung urea dan pH indikator, jika terdapat H.Pylori pada
spesimen tersebut maka akan diubah menjadi ammonia, terjadi perubahan pH dan
perubahan warna. Untuk pemeriksaan histologi, biopsi diambil dari pinggiran dan
dasar tukak minimum 4 sampel untuk 2 kuadran, bila ukuran tukak besar diambil
sampel dari 3 kuadran dari dasar, pinggir dan sekitar tukak, minimal 6 sampel.
Pemeriksaan kultur tidak biasa dilakukan pada pemeriksaan rutin.
d) Non Invasive Test = Urea Breath Test adalah untuk mendeteksi adanya infeksi
H.pylori dengan keberadaan urea yang dihasilkan H.pylori, labeled karbondioksida
(isotop berat,C-13,C-14) produksi dalam perut, diabsorpsi dalam pembuluh darah,
menyebar dalam paru-paru dan akhirnya dikeluarkan lewat pernapasan. Stool antigen
test adalah untuk mengidentifikasi adanya infeksi H.Pylori dengan cara mendeteksi
keadaan antigen H.Pylori dalam feses.
6. Tatalaksana Terapi
a) Terapi Nonfarmakologi
Penderita dianjurkan untuk berhenti merokok karena dapat mengganggu
Hindari alkohol karena dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung.
Omeprazol: Makanan menunda penyerapan.Lansoprazol: Kadar serum lansoprazole dapat menurun jika dikonsumsi dengan makanan.Rabeprazol: makanan tinggi lemak dapat menunda penyerapan, tapi Cmax dan AUC tidak berubah.Pantoprazol: berkepanjangan pengobatan (biasanya> 3 tahun) dapat menyebabkan malabsorpsi vitamin B12. Esomeprazol: Penyerapan menurun sebesar 43% menjadi 53% bila dikonsumsi dengan makanan.
- Sukralfat dapat mengganggu penyerapan vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.
Misoprostol Oxytocin - Misoprostol: konsentrasi serum puncak Misoprostol mungkin akan menurun jika dikonsumsi dengan makanan (tidak signifikan secara klinis)
8. KIE
KIE Penyakit :
a) Pasien penderita tukak peptik sebaiknya menghindari makanan dan minuman
yang mengandung alkohol, makanan yang berasa pedas dan asam.
b) Disarankan Untuk mengkonsumsi makanan yang lunak, seperti: beras di bubur
atau ditim, Ikan, daging sapi, ayam, dicincang dan direbus, perbanyak makanan
yang banyak mengandung serat dan tidak menimbulkan gas, misalnya : sayuran,
buah-buahan, dan kacang-kacangan (British Columbia, 2013).
c) Disarankan untuk istirahat yang cukup, hindari stress berlebih, hindari merokok.
KIE Penggunaan Obat :
a) Antasida : diminum 1 jam setelah makan.
b) Antagonis Reseptor H2 (simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin) : diminum
setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
c) PPI (omeprazol, lansoprazol, dkk) : diberikan sekitar 1 jam sebelum makan
(sarapan atau makan malam).
d) Sukralfat : dosis 1 gram empat kali sehari pada lambung yang kosong (1 jam
sebelum makan).
e) Analog Prostaglandin (Misoprostol) : 3-4 kali sehari setelah makan.
DAFTAR PUSTAKA
Brashers, V. L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen. Diterjemahkan oleh H. Y. Kuncara. Jakarta : EGC.
British Columbia. 2013. Healthy Eating Guidelines For People with Peptic Ulcer. The Global Resource for Nutrituion Practice. Kanada: British Columbia.
Dhikav, V., Singh, S., Pande, S., Chawla, A., Anand, K. S. 2003. Non-Steroidal Drug-Induced Gastrointestinal Toxicity: Mechanisms and Management. JIACM 4(4) : 315-322.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M. 2008. Pharmacotherapy A Phathophysiologic Approach. 7th edition. New York : MC Graw Hill Medical.
Katzung, B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba Medika.
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna; Gastritis (Dyspepsia atau Maag), Infeksi Mycobacteria pada Ulcer Gastrointestinal. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Patel, R., Jain, S., Mahiya, S., Ahmed, A. 2012. Pharmacological Review on Leaves of “Annona squamosa” in G.I Tract Ulcer in Albino Wistar Rats. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 1(2):499-524.
Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC.
Sukandar; Andrajati; Sigit; Adnyana; Setiadi; dan Kusnandar. 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta : PT.ISFI.
Tjay, T. H., Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya edisi ke-6. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.