MODEL PENGEMBANGAN KANDANG PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI DESA
SELOREJO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG
Diusulkan Oleh :Feti Munawaroh125050100111158(Angkatan
2012)Putri Selvia Anggara Wati125050100111161(Angkatan 2012)Ika
Shinta Megawati 125050100111167(Angkatan 2012)Anis
Afifah125050100111168(Angkatan 2012)
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. makalah ini berjudul Model Pengembangan Kandang
Penggemukan Sapi Potong di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. Makalah ini di tulis dalam rangka untuk memenuhi tugas
laporan praktikum mata kuliah penyuluhan yang di ampu oleh Bapak
EkoNugroho, S.Pt. M Sc. Penyusun dalam menyelesaikan makalah ini
tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan peran dari semua
pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak EkoNugroho, S.Pt. M Sc. selaku dosen penyuluhan dan
kakak asisten yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan makalah ini, Serta
semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan lebih lanjut diwaktu yang akan
dating. Malang, 2 Mei 2014 Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi ..Daftar gambar
iiiiv
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ..... 2
1.2. Rumusan Masalah .........3
1.3. Tujuan........................1.4.
Manfaat.................................................................................................33
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Gambaran umum kegiatan
penyuluhan.................................................
2.2. gambaran umum masyarakat sasaran...........5
BAB III METODE PENYULUHAN 3.1. Metode
Pelaksanaan..................................8
3.2. Gambaran Teknologi
.......................................8
3.3. Media
Penyuluhan................................................8
DAFTAR PUSTAKA
......................................LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
1113
L
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kandang batteray tampak depan10
Gambar 2. Kandang batteray tampak samping.11
Gambar 3. Kandang batteray tampak atas11
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIklim tropis yang panas serta lembab,
merupakan masalah lingkungan yang dapat bersifat nutrisional,
manajerial, dan klimatologis. Interaksi antara ketiga faktor akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi ternak. Diantara
ketiga variabel lingkungan, faktor klimatologis merupakan unsur
yang paling menonjol, karena keadaan iklim tropis yang panas dan
kelembaban relatif tinggi akhirnya berpengaruh terhadap tata
laksana pemeliharaan, dan manajemen pemberian makanan (Murtidjo,
1993). Rata-rata laju peningkatan konsumsi daging sapi di Indonesia
antara Tahun 2005 2009 mencapai 5,43% dibandingkan dengan laju
peningkatan produksi sapi potong sebesar 3,69%, maka dalam jangka
panjang diperkirakan akan terjadi kekurangan produksi akibat adanya
pengurasan ternak sapi yang berlebihan (Priyanto, 2005).
Puslibagnak (2000) mengemukakan impor daging dan sapi bakalan yang
cenderung terus meningkat antara lain disebabkan karena permintaan
di dalam negeri tetap tinggi walaupun daya beli masyarakat relatif
masih sangat lemah. Bila kecenderungan ini terus berlanjut
Indonesia akan menjadi negara importir daging dan sapi bakalan
terbesar di dunia, dalam posisi mengkonsumsi protein hewani
terendah bahkan dibandingkan dengan negara miskin lainnya.Dari
masalah tersebut Rasyid (2007) memaparkan bahwa upaya pemerintah.
Cq. Dirjen Peternakan telah mencanangkan swasembada daging sapi
tahun 2010, dengan predeksi sebesar 90 95 % kebutuhan dipasok dalam
negeri dan 5 10 % impor dari luar negeri. Untuk mendukung program
tersebut diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong melalui
inovasi teknologi perkandangan.Kandang secara umum memiliki dua
tipe, yaitu kandang individu dan kandang koloni (Abidin, 2002).
Sarwono dan Arianto (2002) kandang individu adalah kandang yang
terdiri dari satu ruangan atau bangunan dan hanya digunakan untuk
memelihara satu ekor ternak setiap ruangnya. Kandang koloni adalah
kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan tetapi
digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.Setiap usaha penggemukan
sapi potong yang akan didirikan harus merencanakan jumlah kadang
yang akan di bangun sesuai dengan jumlah dan jenis sapi yang akan
di pelihara. Kandang yang di bangun harus kuat dan memenuhi syarat
kesehatan, mudah dibersikan, mempunyai drainase yang baik, siklus
udara yang bebas dan di lengkapi tempat makan dan minum sapi, serta
bak desinfektan (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Pembangunan
kandang harus memberikan kemudahan perawatan sapi, mencegah sapi
supaya tidak berkeliaran dan menjaga kebersihan lingkungan
(Siregar, 2008).Model kandang sapi yang di terapkan untuk
penggemukan biasanya dengan kandang kelompok yang diisi dengan
sejumlah sapi dalam satu ruangan dan hal ini dapat di amati bahwa
di dalam kandang kelompok biasanya terjadi persaingan pakan, Selain
itu dengan kandang kelompok, pada ternak kurang terlindung dan
sering terjadi pertikaian antar ternak yang bisa menyebabkan ternak
luka-luka. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut perlu
dilakukan pengembangan kandang battery untuk mengoptimalkan hasil
ternak.
1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam kegiatan penyuluhan ini
antara lain :1. Bagaimana manajemen perkandangan yang cocok untuk
peternakan sapi potong di desa selorejo kecamatan dau kabupaten
malang?2. Bagaiman memaksimalkan pendapatan masyarakat dari usaha
peternakan sapi potong?3. Jelaskan penerapan model kandang
penggemukan sapi potong?
1.3 TujuanKegiatan penyuluhan ini bertujuan antara lain : 1.
Untuk mengetahui manajemen perkandangan yang cocok untuk peternakan
sapi potong di desa selorejo kecamatan dau kabupaten malang. 2.
Dapat memaksimalkan pendapatan masyarakat dari usaha peternakan
sapi potong.4. Mengetahui tentang penerapan model kandang
penggemukan sapi potong.
1.4 ManfaatAdapun manfaat dari kegiatan penyuluhan tentang model
kandang battery ini diharapkan dapat membantu masyarakat Desa
Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dalam pemeliharaan sapi
potong dalam meningkatkan produksi daging dengan biaya pemeliharaan
yang lebih efektif, sehingga masyarakat dapat meningkatkan
pendapatan dan keuntungan yang akan di peroleh. Adapun manfaat bagi
mahasiswa, mahasiswa dapat mengembangkan sistem kandang yang sesuai
untuk ternak sapi potong.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Kegiatan PenyuluhanKabupaten Malang merupakan
daerah yang dikelilingi beberapa gunung seperti Arjuno, Panderman,
Gunung Kawi disebelah barat berbatasan dengan Gunung Bromo dan
Tengger serta Gunung Semeru disebelah timur, serta Pegunungan Kapur
selatan yang penuh dengan galian tambang dari tambang mamer, Emas,
pasir besi, kaolin dan lain lain. Selain itu Kabupaten Malang
dengan keadaan geografisnya yang dikelilingi beberapa gunung
sebagaimana tersebut diatas sudah barang tentu memiliki obyek
wisata alam yang cukup potensial khususnya sebelah selatan
Kabupaten Malang dengan keberadaan perkebunan jeruk yang sampai
hari ini Kabupaten Malang belum memanfaatkan potensi tersebut
secara maksimal. Hal ini didukung dengan keberadaan Desa Selorejo
Kecamatan Dau sebagai desa penghasil pertanian. Selain itu
masyarakat juga memiliki beberapa ternak sebagai hewan peliharaan.
Ternak yang biasa dipelihara yaitu sapi potong, akan tetapi dalam
manjemen pemiliharaannya, terutama perkandangannya masih belum
maksimal. Sehingga hasilnya pun belum maksimal. Oleh karena itu
perlu diselenggarakan suatu upaya penyuluhan tentang model
pengembangan kandang battery untuk sapi potong.
2.2 Gambaran Umum Masyarakat SasaranBerdasarkan hasil registrasi
penduduk akhir tahun, jumlah penduduk kecamatan dau pada tahun 2010
tercatat sebesar 58.717 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.394
orang/km2. komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan
bahwa 50,58 persen adalah penduduk laki-laki dan 49,42 persen
adalah penduduk perempuan dengan angka sex ratio sebesar 102,35
persen. Sebagian besar penduduk kecamatan dau berpenghasilan utama
di bidang pertanian (pertanian, peternakan, perikanan dan buruh
tani). mengacu data di kecamatan dau tercatat sekitar 18.001 orang
menggantungkan dirinya pada sektor pertanian, berikutnya karyawan
(pns, abri) sekitar 5.570 orang, perdagangan sekitar 3.339 orang,
konstruksi sekitar 2.935 orang, jasa-jasa sekitar 1.915 orang, dan
sekitar 2.028 orang bergerak dalam bidang lainnya. Menurut data
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang (2012),
populasi ternak sapi potong di Kecamatan Dau mencapai 5.703
ekor.Masyarakat Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang
kebanyakan bekerja di bidang petanian, terutaman perkebunan jeruk.
Dan selain itu, petani juga mendapatkan penghasilannya dari
pemeliharaan penggemukan sapi potong yang dilakukan selama 1 tahun,
sehingga pendapatan petani dapat meningkat. Namun yang menjadi
kendala adalah petani menempatkan ternaknya di kandang seadanya.
Tempat penampungan kotoran juga masih belum dimanajemen dengan
baik, sehingga produksi yang dihasilkan tidak dapat maksimal karena
keadaan lingkungan ternak yang kurang mendukung. Sehingga perlu
diselenggarakannya penyuluhan mengenai model pengembangan kandang
battery untuk sapi potong agar manajemen perkandangan dapat
berjalan dengan baik dan produksi yang dihasilkan dalam usaha
penggemukan sapi selama 1 tahun dapat menghasilkan produksi yang
maksimal.
2.3 Model Kandang Battery.Model kandang tipe battery dapat
memberikan dampak positif terhadap perkembangan penggemukan sapi.
Dimana kandang tipe battery memperhatikan konstruksi kandang yaitu
dengan memberi sekat/ membatasi ruang gerak sapi, menyediakan
tempat khusus untuk pakan dan air, sirkulasi udara, sistem atap dan
sanitasi pembuangan kotoran yang baik. Sehingga peternak dapat
mudah dalam melakukan pengontrolan ternak dan dapat meminimisasi
terjadinya gangguan seperti kekurangan pakan, air, dan terjangkit
penyakit.Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model
kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak
merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan
bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah
pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak
mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan
sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m
atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang individu diikat dengan
tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian
sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh
sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter (Sansoucy.
1981). Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak
terjadi kompetisi dalam mendapatkanpakandan memiliki ruang gerak
terbatas, sehingga energi yang diperoleh daripakandigunakan untuk
hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak
bergerak.Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada
satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda
penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan
atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut
biasanya dibuat jalur untuk jalan.Pembuatan kandang untuk tujuan
penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas
ternak yang dipelihara hanya sedikit.
BAB IIIMETODE PENYULUHAN
3.1 Metode PelaksanaanMetode pelaksanaan dalam kegiatan
penyuluhan ini melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Tahap
Persiapan Pada tahap persiapan penyuluh melakukan survey ke tempat
lokasi , selanjutnya membuat surat perizinan pada masyarakat
sasaran untuk melakukan program penyuluhan dan melakukan pendataan
melalui pendekatan sosial.2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksaan
kegiatan penyuluhan setelah di peroleh izin dari pihak terkait, dan
di peroleh calon peserta maka, di lakukan musyawarah dengan ketua
kelompok ternak, tokoh masyarakat, pengurus untuk melakukan
perencanan susunan acara yang akan di laksanakan dan memutuskan
kesepakan waktu untuk melakukan penyuluhan.Penyuluhan ini dilakukan
dengan menjelaskan model pengembangan kandang batteray untuk
penggemukan sapi potong kepada masyarakat sasaran.3. Tahap
EvaluasiPada tahap ini penyusun akan melakukan review kembali
kekurangan dan hal yang perlu di tambah.4. Tahap Penulisan
LaporanTahap ini penyuluh akan membuat laporan hasil kerja selama
masa penyuluhan, yang melaporkan apa saja perubahan dan
keberhasilan yang terjadi ke dalam bentuk tulisan yang sistematis.
3.2 Gambaran TeknologiAdapun gambaran kandang battery yang di
gunakan untuk penggemukan sapi potong sebagai berikut :
A. model kandang battery tampak depan
B. Model kandang battery tampak samping
C. Model kandang battery tampak atas
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang tipe
battery ini adalah sebagai berikut.1. Alat: Skrop, Sendok semen,
Pacul, Gergaji, Golok, Timba.2. Bahan: Bambu ukuran 10 m, paku
payung, paku beton, kawat ikat, asbes ukuran 3m, asbes ukuran 1,2,
semen 20 sak, Pasir 2 truk, paralon, pipa T, pipa L, oli
bekas.Adapun teknik pembuatan kandang battery adalah sebagai
berikut.1. Disiapkan alat dan bahan 2. Direndam bambu dalam air
selama 3 minggu, ditiriskan dan di keringkan, dilapisi oli bekas
kemudian di keringkan.3. Dibangun kerangka kandang, bangunan
kandang dan atap kandang. Atap kandang menggunakan tipe geble.4.
Dibuat lantai kandang dengan adonan semen, dan air. Kemiringan
lantai 4o dengan tekstur dibuat kasar agar ternak tidak
tergelincir.5. Dibuat sekat antar sapi, dibuat palungan makan dan
minum. 6. Kandang siap di tempati ternak.Ukuran kandang induk dalam
penggemukan sapi dengan model kandang battery dengan panjang x
lebar x tinggi : 12,5 m x 8 m x 5 m dengan tiang penyangga dari
bahan bambu yang telah diproses sebelumnya sebanyak 12 buah.
Kontruksi atap yang digunakan adalah tipe geble dengan bahan asbes,
dengan harapan sirkulasi udara yang masuk dan keluar kandang cepat
berganti. Konstruksi lantai tidak berlorong dengan kemiringan
lantai 7o dan terbuat dari bahan cor semen dan pasir yang dibuat
kasar agar ternak tidak mudah tergelincir pada saat pembersihan
kandang. Sedangkan model konstruksi penempatan ternak dengan kepala
ternak menghadap ke luar dan tempat makan dan minum terletak di
bagian luar. Dimana 1 kandang induk terdiri dari 20 kandang
battery. Satu kandang battery memiliki ukuran 2m x 1,5 m x 2m.
Ukuran tempat pakan 1m x 0,5 m x 0,5m tiap kandang battery, sedang
tempat minum menggunakan gentong air dengan diameter 25cm dengan
ketianggian sekat antara ternak dengan ketinggian 2 m dan panjang 2
m. Dengan biaya total pembangunan kandang Rp. 12.080.000,00
3.3 Media PenyuluhanMedia yang mendukung dalam kegiatan
penyuluhan ini antara lain :1. Audio VisualMenyapaikan informasi
pada peternak sasaran yakni dengan menggunakan slide presentasi
sehingga di harapkan peternak sasaran dapat lebih mudah memahami
dan menerapkan beberapa hal yang di sampaikann oleh penyuluh.2.
Benda Tiruan/ maketDi buat miniature kandang batteray sesuai dengan
bentuk aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka.
Jakarta. Hal 9 & 53.Direktorat Jendral Peternakan. 2007.
Pedoman Budidaya Ternak Sapi Potong Yang Baik. Direktorat
Peternakan. Jakarta. Hal 10.Murtidjo, B.A., 1993. Beternak Sapi
Potong, Kanisius. Yogyakarta. Hal 28, 34 & 96.Prasetya, Angga.
2005. Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong pada Peternakan Rakyat di
Sekitar Kebun Percobaan Rambat BPTP Sumatera Barat. Skripsi.
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.Rasyid, A. & Hartati.
2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Pedaging. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Dinas Pertanian, JakartaSarwono, B dan
H. B. Arianto., 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal 29, 32 & 83.Siregar, S.B., 2008.
Penggemukan Sapi. Cetakan ke 16. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 74
77, 109.
2