BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem peredaran darah yang ada dalam tubuh kita, darah mengalir melalui pembuluh darah dari jantung ke seluruh tubuh dan melewati ginjal untuk disaring. Proses penyaringan ini memisahkan zat-zat yang bersifat racun atau tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh sehingga harus dibuang bersamaan dengan urin dengan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Ginjal sebagai organ yang berfungsi dalam proses penghasilan urin melalui proses filtrasi, reasorbsi, dan augmentasi. Apabila fungsi ini terganggu maka zat- zat racun yang tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh akan mengendap. Sedangkan zat-zat yang bermanfaat seperti glukosa dapat terbuang sehingga urin terasa manis. Kasus ini sering disebut dengan istilah diabetes melitus atau kencing manis. Ginjal yang tidak berfungsi dengan normal sering disebut dengan istilah gagal ginjal. Kasus ini dapat terjadi akibat kerja ginjal yang terlalu berat sehingga terganggu fungsinya. Selain itu, gagal ginjal juga dapat diakibatkan oleh penyakit keturunan.
21
Embed
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip ilmu fisika
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem peredaran darah yang ada dalam tubuh kita, darah mengalir
melalui pembuluh darah dari jantung ke seluruh tubuh dan melewati ginjal untuk
disaring. Proses penyaringan ini memisahkan zat-zat yang bersifat racun atau
tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh sehingga harus dibuang
bersamaan dengan urin dengan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Ginjal sebagai
organ yang berfungsi dalam proses penghasilan urin melalui proses filtrasi,
reasorbsi, dan augmentasi. Apabila fungsi ini terganggu maka zat-zat racun yang
tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh akan mengendap. Sedangkan
zat-zat yang bermanfaat seperti glukosa dapat terbuang sehingga urin terasa
manis. Kasus ini sering disebut dengan istilah diabetes melitus atau kencing
manis. Ginjal yang tidak berfungsi dengan normal sering disebut dengan istilah
gagal ginjal. Kasus ini dapat terjadi akibat kerja ginjal yang terlalu berat sehingga
terganggu fungsinya. Selain itu, gagal ginjal juga dapat diakibatkan oleh penyakit
keturunan.
Berbagai upaya kuratif yang telah dilakukan dalam dunia kedokteran
seperti cangkok ginjal dapat membantu kerja ginjal yang sangat berat. Manusia
normal memiliki dua ginjal yang bekerja bersama. Ketika salah satunya rusak atau
tidak berfungsi, cangkok ginjal dapat dilakukan untuk menggantikan salah satu
ginjal yang rusak tadi sehingga dapat bekerja dalam proses penyaringan dan
menghasilkan urin yang normal. Alternatif lain yang saat ini sedang
berkembangkan adalah haemodialisis.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan
masalah dalam makalah ini. Pembatasan masalah tersebut yaitu mengenai cara
kerja alat dialisis darah secara mekanis dilihat dari prinsip ilmu fisika khususnya
fluida dinamis.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dituliskan tujuan dari
penulisan ini adalah :
1. Mengetahui cara penggunaan hemodialisis
2. Mengetahui cara kerja hemodialisis menurut ilmu fisika
3. Mengetahui pengaplikasian ilmu fisika dalam bidang kesehatan
4. Melengkapi nilai tugas mata kuliah fisika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hemodialisis
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo
yang berarti darah dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan
salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan
penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan
untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk
seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).
Hemodialisis berawal dari beberapa penemuan yang berhasil maupun yang
menemukan kegagalan oleh beberapa tokoh antara lain, Abel dan Roundtree,
Hass, dan Necheles, serta Kjellstrand. Banyak tokoh yang memegang peranan
penting dalam memanfaatkan dialisis sebagai salah satu cara menangani kasus
gagal ginjal, dimulai oleh Thomas Graham dari Glasgow, orang pertama yang
mengemukakan prinsip transportasi larutan melalui membran semipermeabel pada
tahu 1854. Lalu, pemanfaatan prinsip ginjal yang dikemukakan oleh Abel,
Roundtree, dan Turner pada tahun 1913, Dialisis Peritoneal ditemukan oleh Georg
Ganter pada tahun 1923, penggunaan hemodialisis pada manusia pertama kali
oelh Hass pada 28 Februari 1924 dan pengaplikasian prinsip ginjal pada alat
kesehatan ditemukan oleh Kolff pada tahun 1943-1945. Penelitian yang ia
lakukan menunjukkan bahwa hidup seorang pasien yang mengalami gagal ginjal
dapat tertolong dengan penggunaan hemodialisis.
Dr. Willem Kolff adalah orang pertama yang merancang mesin dialisis
darah (dialiser) pada tahun 1943. Hasil penemuannya ini pertama kali sukses pada
seorang pasien wanita berumur 67 tahun yang koma dan mulai sadar setelah 11
jam menjalani hemodialisis menggunakan dialiser Kolff pada tahun 1945. Setelah
beberapa waktu kesuksesannya, Kolff bertujuan mengembangkan alat bantu hidup
ini untuk mengatasi gagal ginjal akut. Pada akhir Perang Dunia II, Kolff
menyumbangkan 5 mesin dialisis untuk beberapa rumah sakit di dunia, salah
satunya Mt. Sinai Hospital in New York. Kolff memberikan satu set ”blueprints”
untuk mesin hemodialisisnya kepada George Thorn di Peter Bent Brigham
Hospital di Boston. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan dialiser Kolff pada
masa yang akan datang, yaitu dialiser Kolff-Brigham dari bahan stainless steel.
Pada tahun 1950-an, mesin penemuan Willem Kolff digunakan untuk
menangani pasien gagal ginjal akut, tetapi ini tidak dapat menangani pasien
penyakit ginjal stadium akhir. Kemudian, para dokter percaya bahwa alat ini tidak
mungkin untuk mendialisis pasien secara sempuran karena dua alasan. Pertama,
Mereka berpendapat bahwa tidak ada alat buatan manusia yang dapat
menggantikan fungsi ginjal dalam waktu yang cukup lama. Kedua, pasien yang
telah sering mengalami dialisis menyebabkan kerusakan pada pembuluh vena dan
arteri, jadi setelah beberapa kali penanganan medis, akan sulit menemukan
pembuluh sebagai akses darah pasien.
Penemuan Kolff tidak memungkinkan untuk digunakan karena tidak
mampu untuk proses pemindahan fluida. Dr. Nils Alwal, pada tahun 1946 di
University of Lund, mencoba memodifikasi alat ginjal ini dalam sebuah tabung
stainless steel agar ada tekanan yang mempengaruhi, cara ini bekerja efektif pada
aplikasi hemodialisis. Alwall juga membantah penemu dari arteri vena pelangsir
untuk dialisis. Ia pertama kali melaporkan ini pada tahun 1948, dimana dia
menggunakan pelangsir vena itu untuk melangsir kelinci. Secara berkelanjutan
dia menggunakan tabung pengalir yang terbuat dari bahan kaca, sama fungsinya
dengan dialisator ciptaannya yang terbuat dari bahan kanister, untuk menangani
1500 pasien gagal ginjal antara tahun 1946 dan 1960, sebagai laporan pada
Kongres Nefrologi Internasional yang pertama di Evian pada September 1960.
Kemudian Alwall dengan Holger Crafoord, seorang pebisnis berkebangsaan
Swedia, untuk membangun sebuah perusahaan di bidang pembuatan mesin
dialisis, Gambro.
Dr. Belding H. Scribner berkolaborasi dengan seorang dokter bedah, Dr.
Wayne Quinton, memodifokasi tabung pengalir dengan menggantinya dengan
bahan Teflon. Hal lain yang menjadi kunci pengembangan mereka yaitu dengan
menghubungkan tabung yang satu dengan yang lain.gelas tersebut kemudian
memindahkan media ke kepingan tabung silikon yang ukurannya pendek.ini akan
membentuk basis yang kemudian dinamakan tabung scribner.mungkin bagian-
bagian yang lain akan lebih umum dikatakan sebagai tabung Quinton-
scribner.setelah proses perawatan,akses sirkulasi akan disimpan dalam keadaan
terbuka dengan menghubungkan dua tabung bagian luar dengan menggunakan
tabung teflon berbentuk huruf U,yang kemudian akan mengalirkan darah dari