-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Laboratorium sains (IPA) adalah suatu tempat di mana guru dan
siswa
melakukan percobaan dan penelitian. Dengan mempelajari materi
IPA secara
langsung maka siswa akan mudah untuk memahami materi tersebut.
Untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium IPA, kegiatan dalam kerja
laboratorium IPA
harus dituntun oleh langkah-langkah ilmiah atau yang disebut
metode ilmiah, selain
itu laboratorium diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas
subyek belajar.
Laboratorium memiliki peran sebagai tempat dilakukannya
percobaan atau
penelitian. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan
sebagai tempat
kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin
sebaliknya bahwa yang
berperan utama dalam pembelajaran sain adalah laboratorium,
sedangkan kelas
sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari laboratorium
adalah sebagai
tempat display atau pameran. Contohnya kita dapat menyaksikan
adanya sejumlah
spesimen hewan atau tumbuhan yang sengaja dipampang untuk
pembelajaran.
Kadang-kadang di dalam laboratorium juga dikoleksi sejumlah
spesies langka atau
bahkan yang sudah punah, baik yang mikroskopis maupun yang
makroskopis.
Dalam hal ini laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai
musium kecil.
Selain itu masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai
perpustakaan IPA,
sumber-sumber IPA.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran
yang diharapkan
secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber
daya.
Pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau
fungsi-fungsi
manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian
komando,
pengkoordinasian, dan pengendalian.
-
2
Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan
pemanfaatan
laboratorium, maka perlu adanya pengelolaan dan penataan yang
baik secara
berkala yang dilakukan oleh penanggung jawab laboratorium. Hal
inilah yang akan
diuraikan dalam makalah ini.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengawasan terhadap pengelolaan laboratorium ?
2. Bagaimana pengelolaan alat dan bahan praktikum ?
3. Bagaimanakah strategi yang harus dilakukan dalam penyusunan
bahan dan
alat praktikum dalam laboratorium ?
3. TUJUAN
1. Mengetahui pengawasan terhadap pengelolaan laboratorium.
2. Mengetahui pengelolaan alat dan bahan praktikum.
3. Mengetahui Strategi yang harus dilakukan dalam penyusunan
bahan dan
alat praktikum dalam laboratorium.
-
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengawasan Terhadap Pengelolaan Laboratorium
Laboratorium merupakan sarana penting untuk pendidikan,
penelitian,
pelayanan, uji mutu atau quality control serta untuk penunjang
proses pembelajaran
di sekolah. Seperti dikemukakan pada PP Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 42 ayat 2 bahwa Setiap satuan
pendidikan wajib
memiliki prasarana yang memiiki lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi,
dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
pembeajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai
fungsi
sebagai tempat proses pembelajaran dengan metode praktikum yang
dapat
memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk berinteraksi
dengan alat dan
bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung.
Kegiatan
laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar
terutama dalam:
1. Membangun pemahaman konsep;
2. Verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep;
3. Menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja
ilmiah)
serta afektif siswa;
4. Menumbuhkan rasa suka dan motivasi terhadap pelajaran yang
dipelajari;
dan
5. Melatih kemampuan psikomotor.
Dengan fungsi tersebut, perlu adanya pengelolaan agar
fungsi-fungsi utama
laboratorium dapat dirasakan oleh siswa. Pengelolaan merupakan
suatu proses
pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu
-
4
sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan
fungsi sumber daya. Pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan
dengan unsur
atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian,
pemberian
komando, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung
jawab
bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap
orang yang
terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara,
dan mengusahakan
keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium
merupakan upaya agar
laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya
menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan
terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penanganannya bila
terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya
memiliki pemahaman
dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan
tanggung
jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pada umumnya pengelola
laboratorium di
sekolah meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
koordinator laboratorium,
penanggung jawab laboratorium, dan laboran.
Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi
pengelolaan yang
meliputi beberapa aspek yaitu perencanaan, penataan,
pengadministrasian atau
inventarisasi, serta pengamanan,perawatan dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan bukan sekedar mengatur kegiatan, melainkan juga
menentukan
indikator keberhasilan dalam setiap tahapan dari kegiatan yang
direncanakan.
Dalam pengelolaan laboratorium merencanakan kegiatan meliputi
pelayanan
praktikum, penelitian, pengadaan peralatan dan kebutuhan bahan,
optimalisasi
sumber daya, mencari sumber-sumber dana untuk kemandirian dan
maintenance.
Perencanaan pengadaan peralatan merupakan hal yang sangat
penting,
terutama dalam spesifikasi alat dan bahan. Ketika mengajukan
alat, spesifikasi alat
hendaknya jangan mengacu pada katalog yang ada, melainkan pada
spesifikasi apa
-
5
yang dibutuhkan. Kesalahan menentukan spesifikasi alat dan bahan
mengakibatkan
biaya investasi menjadi tinggi. Jangan menentukan spesifikasi
peralatan
dengan akurasi tinggi bila dalam pelaksanaannya nanti tidak
diperlukan. Demikian
juga dengan bahan-bahan kimia, menggunakan bahan dengan tingkat
kemurnian
tinggi merupakan pemborosan bila dalam prosesnya bukan merupakan
suatu
kegiatan analisis. Spesifikasi hendaknya disusun berdasar pada
karakteristik
kebutuhan, sarana yang ada dan ruang untuk penyimpanan. Selain
itu dalam
pengadaan alat harus bisa dijamin adanya tenaga yang mampu
mengoperasionalkan
alat. Jangan merencanakan pengadaan alat yang tidak ada tenaga
yang akan
mengoperasikannya. Apabila memang dibutuhkan maka harus
dilakukan training
yang relevan dengan penggunaan alat.
2. Pengaturan (Organizing)
Pengaturan merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan
laboratorium
sebagaimana fungsinya. Pengaturan mencakup setting secara fisik
dan regulating.
a. Setting
Setting merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan
penataan yang
mencakup penempatan mebeler, peralatan dan bahan kimia.
Setting laboratorium hendaknya dapat memberikan dukungan yang
optimal
terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Setting ini
perlu
memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan, efektivitas dan
efisiensi, serta
kemudahan pengawasan. Prinsip keselamatan dimaksudkan penempatan
alat-
alat dan bahan diusahakan sekecil mungkin memberikan resiko
terjadinya
kecelakaan. Petunjuk penggunaan alat harus tersedia dekat
peralatan khusus
disertai dengan daftar isian penggunaan alat (kartu alat).
Prinsip efisiensi dan efektivitas penggunaan alat dimaksudkan
bahwa
penempatan alat memberikan kesempatan yang tinggi kepada
mahasiswa untuk
menggunakan alat sesuai peruntukkannya dalam mengembangkan
ketrampilan
dasar laboratorium dengan hasil yang optimal. Selain itu juga
memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih familiar dengan
alat-alat.
-
6
Setting juga diharapkan dapat memperkecil energi untuk
melakukan
pengawasan, dengan cara memberikan pendelegasian pengawasan
secara
bertingkat. Adanya format isian untuk peralatan khusus merupakan
suatu proses
pendelegasian, sehingga mengurangi beban kerja dosen/laboran
pengawasan.
Setiap pengguna melakukan pengecekan terhadap keutuhan,
kebersihan dan
fungsi alat sebelum dan sesudah kegiatan.
Tujuan Tata Letak laboratorium :
- Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan
yang
menjadi tanggung jawabnya.
- memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/ pekerja/
operator.
- Memaksimalkan penggunaan peralatan.
- Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang
minimal
- Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata
letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
- Mudah dilihat
- Mudah dijangkau
- Aman untuk alat
- Aman untuk pemakai
b. Regulating
Regulating merupakan suatu pengaturan jadwal kegiatan dan
penyusunan
perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan
bekerja di
laboratorium. Semua orang diberi kebebasan untuk bekerja di
laboratorium
dengan seperangkat aturan yang mengatur kegiatan di
laboratorium. Aturan-
aturan tersebut merupakan guide line yang dapat berupa perangkat
formal atau
normative bekerja di laboratorium. Diantaranya adalah struktur
organisasi, job
description, diagram alur, penjadwalan, tata tertib, prosedur
penggunaan alat,
petunjuk praktikum dan prosedur keselamatan kerja. Setiap
personal yang
bekerja di laboratorium harus memahami aturan yang berlaku. Oleh
karena itu
-
7
tata tertib harus jelas terpasang di ruangan dan perhatian
mahasiswa seharusnya
tertarik terhadapnya.
3. Pengadministrasian atau Inventarisasi
Pengadministrasian atau inventarisasi merupakan suatu proses
pendokumentasian seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas
laboratorium.
Kegiatan administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan
administrasi yang ada
di laboratorium, yaitu:
a. Inventarisasi peralatan laboratorium;
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat rusak, alat
yang
dipinjamkan;
- Keluar masuk surat-menyurat;
- Daftar pemakaian laboratorium, jadwal kegiatan
laboratorium;
- Daftar inventarisasi alat-alat meubeair (kursi, bangku,
lemari, dll); dan
- Sistem evaluasi dan pelaporan.
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat
penting dan
merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus
dilakukan secara
ketat, inventarisasi laboratorium bertujuan untuk:
- Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan;
- Mengurangi biaya operasional;
- Meningkatkan proses pekerjaan dan hasil;
- Meningkatkan kualitas kerja;
- Mengurangi resiko kehilangan, rusak dan pecah;
- Mencegah pemakaian yang berlebihan;
- Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain; dan
- Mendukung terciptanya kondisi yang aman.
Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan
suatu
keharusan, dibuat dalam bentuk keseluruhan atau perlaboratorium.
Dapat
dikategorisasi berdasarkan jenis alat, bahan alat, kerja alat
dsb. Dalam daftar
hendaknya sekurang-kurangnya tercantum kode alat (berdasarkan
ketentuan yang
-
8
berlaku), jumlah, spesifikasi dan nomor seri, tahun kedatangan
dan asal.
Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat
tertentu biasanya
dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan data
spesifikasi alat, prosedur
penggunaan, catatan pemakaian, dan riwayat service atau
perbaikan kerusakan serta
keberadaan suku cadang atau consumable part. Kartu alat biasanya
diletakkan atau
digantungkan pada alat. Dengan adanya kartu alat ini lebih
memudahkan proses
pengawasan, karena setiap pemakai akan memeriksa kondisi alat
berdasarkan
spesifikasi dan kelengkapan yang tercantum dalam kartu alat
tersebut.
Pencatatan mengenai bahan penting untuk mengetahui jenis dan
jumlah bahan serta
masa kadaluarsa. Dengan mengetahui jenis dan jumlah bahan dapat
diperkirakan
dan diprioritaskan bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan dengan
jumlah yang
sedikit dan kadaluarsa menjadi prioritas kebutuhan. Administrasi
bahan yang baik
dapat menghindarkan pembelian ulang bahan yang sama.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata
pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di
lingkungan
Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang
harus digunakan atau
diisi, diantaranya:
- Buku Induk Barang Inventaris
- Buku Catatan Barang Inventaris
- Buku Golongan Barang Inventaris
- Laporan Triwulan Mutasi barang
- Daftar Isian Barang
- Daftar Rekapitulasi barang Inventaris
-
9
Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak
dikembangkan dan
digunakan:
No Nama Barang
Inventaris
Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai
Nama Kelompok
Barang Kode Barang
Jumlah
Barang
1
2
4. Pengamanan, Perawatan dan Pengawasan
a. Pengamanan
Ada beberapa prinsip umum pengamanan laboratorium meliputi:
- Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, laboran, asisten dan pemakai
laboratorium
bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang
mungkin
timbul. Karenanya Kepala Laboratorium seharusnya dijabat oleh
orang
yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi dan
laborannya.
- Penempatan alat dan bahan
Penempatan peralatan laboratorium harus disimpan di tempat yang
aman
dan disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau
meja yang
disediakan. Penempatan bahan-bahan kimia juga harus di tempatkan
pada
tempat yang aman dan disimpan terpisah berdasarkan sifat dan
golongannya masing-masing.
- Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas
dari
hambatan seperti botol- botol, dan kotak-kotak. Lantai harus
bersih dan
bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan
lantai
-
10
licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang telah
digunakan
harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum
digunakan.
- Kebersihan laboratorium
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama
pengguna laboratorium.
- Pertolongan pertama (First - Aid)
Setiap kecelakaan harus ditangani di tempat dengan
memberikan
pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik dengan bahan
kimia
segera aliri air dalam jumlah yang banyak, jika tidak bisa
segera panggil
dokter. Jadi setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan
harus
selalu dikontrol isinya.
- Pakaian
Saat bekerja di laboratorium harus memakai jas laboratorium dan
dilarang
memakai pakaian longgar, kancing terbuka, berlengan panjang,
kalung
teruntai, dan lain-lain yang mungkin dapat terkena bahan kimia
dan
tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang
bergerak.
Selain pakaian, rambut harus diikat dengan rapi.
- Dilarang berlari di laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor,
berjalanlah di
tengah koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain.
- Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk
mencegah
terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).
b. Perawatan
Perawatan atau pemeliharaan bukan berarti alat harus disimpan
dengan
baik sehingga alatnya selalu utuh, akan tetapi alat harus tetap
dipergunakan
agar tahan lama, dan harus dilakukan perawatan dengan cara
menyimpan alat
pada tempat yang aman, menjaga kebersihan alat, dan
penyusunan
penyimpanan alat-alat yang berbentuk set. Dalam perawatan atau
pemeliharaan
alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
-
11
- Zat atau bahan dasar pembuatan;
- Berat alat;
- Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan;
- Pengaruh bahan kimia;
- Pengaruh alat yang satu dengan yang lain;
- Nilai/harga dari alat; dan
- Bentuk dalam set.
c. Pengawasan
Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar
pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu
diperhatikan 2
prinsip pokok, yaitu adanya rencana, dan adanya
instruksi-instruksi dan
pemberian wewenang kepada bawahan. Pengawasan laboratorium
bertujuan
untuk :
- Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek
laboratorium
yang baik, benar dan aman;
- Memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara
menghindari risiko bahaya dalam laboratorium;
- Melakukan penyelidikan/pengusutan segala peristiwa berbahaya
atau
kecelakaan;
- Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan
kerja
laboratorium; dan
- Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya
dan
mencegah meluasnya bahaya tersebut.
B. Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum
Dalam laboratorium bukan hanya pengelolaan yang penting
untuk
dilakukan, tapi pada laboratorium juga banyak alat dan bahan
yang perlu untuk di
simpan dengan benar. Alat-alat yang sering digunakan dalam
laboratorium
memiliki cara penyimpanan yang berbeda dengan alat-alat yang
jarang digunakan.
-
12
Dimana alat-alat yang ada di laboratorium memiliki bahan-bahan
yang berbeda,
dan cara penyimpanannnya pun juga agak sedikit berbeda. Tidak
hanya pada alat-
alat yang harus disimpan dengan benar, tapi bahan-bahan yang ada
di laboratorium
juga harus disimpann sesuai dengan spesifikasinya dan sesuai
dengan kegunaannya.
Keselamatan di laboratorium akan terjamin bila penanganan bahan
kimia
dilakukan dengan berpedoman pada rambu-rambu yang biasanya
terdapat di
kemasan bahan kimia. Aktivitas di laboratorium yang menggunakan
bahan-bahan
kimia tentu tidak lepas dari peralatan yang digunakan sehingga
bahaya tidak hanya
disebabkan oleh penanganan bahan yang salah, namun juga dapat
terjadi bahaya
fisik dari peralatan yang kita gunakan bila kita tidak
berpedoman pada aturan
tentang penanganan alat. Adapun macam-macam alat yang ada di
laboratorium,
meliputi :
Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas
ukur,
stopwatch, mikrometer sekrup, dsb.
Gambar 1 : Berbagai alat
laboratorium yang dapat
digunakan untuk mengukur.
Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer,
pembakar spiritus,
dsb.
Gambar 2 : Berbagai
alat laboratorium yang
terbuat dari gelas.
http://3.bp.blogspot.com/-jYbWEUc2rBc/Tc4K32_qbKI/AAAAAAAAABo/uhVLWCmQl3M/s1600/Picture1.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-dbjTVD7yujk/Tc4LoG4Z0WI/AAAAAAAAABs/Q4hlAjk8J3o/s1600/Picture2.jpg
-
13
Pada mata pelajaran biologi ada juga alat yang digunakan adalah
sebuah
model atau alat peraga, seperti model pencernaan, model
pernapasan, model
kerangka, model indera dan organ lainnya.
Gambar 3 : Berbagai alat
laboratorium yang merupakan
model dimana model ini
biasanya digunankan pada
pelajaran biologi.
Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan
metamorfosis pada
katak, bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.
Gambar 4 : Berbagai alat
laboratorium yang merupakan
bagan dimana bagan ini
biasanya digunankan pada
pelajaran biologi.
Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit
optik, dsb.
Gambar 5 : Berbagai alat
laboratorium yang berupa
rakitan, biasanya ini digunakan
pada laboratorium fisika atau
laboratorium tekhik.
Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan
pembakar
bunsen/spiritus, mortar dan
alu.
Gambar 6 : Berbagai alat
bantu dalam laboratorium.
http://1.bp.blogspot.com/-jzIPJSY_RNo/Tc4L9-JF1mI/AAAAAAAAABw/oT0PmFVdoJA/s1600/Picture3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-KDKLk-MH2Jo/Tc4MNj5L10I/AAAAAAAAAB0/39Nfc2MJcy8/s1600/Picture4.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-_I5oRc2ia4g/Tc4McsD14DI/AAAAAAAAAB4/UklDPUOOb4M/s1600/Picture5.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MCk1Q7sqNgc/Tc4Mr28r36I/AAAAAAAAAB8/SQ4wH-nHtPo/s1600/Picture6.jpg
-
14
Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja
di
laboratorium IPA, seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan
karung goni
basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa,
plester, obat
luka).
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel,
sikat tabung
reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji
dsb.
Gambar 7 : Berbagai alat
laboratorium yang merupakan
perkakas pendukung.
Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya,
meliputi
kelompok :
1. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer,
pembakar spiritus.
2. Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung
reaksi dsb
4. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
5. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari
ijuk, sumbat gabus
dan mortar dari porselain.
http://3.bp.blogspot.com/-lTT81gcmh6w/Tc4M8tO3X2I/AAAAAAAAACA/OGyT91pK5gk/s1600/Picture7.jpg
-
15
Gambar 8 : Berbagai alat
laboratorium yang
dikelompokkan berdasarkan
bahan pembuatnya
Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat /
bahan di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan
tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan
dalam
pemeliharaan, yang harus diketahui sebelum melakukan penataan
yaitu:
1. Mengenali alat dan fungsinya
2. Mengenali sifat bahan
3. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
4. Keperangkatan
5. Nilai/harga alat
6. Kualitas alat tersebut dan kelangkaannya
7. Bahan dasar penyusun alat
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot/berat alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA
memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.
Perlakuan yang
salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat di
laboratorium IPA
dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan. Cara memperlakukan
alat dan bahan
di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan
dan kelancaran
kegiatan. Cara menyimpan alat laboratorium IPA dengan
memperhatikan bahan
http://2.bp.blogspot.com/-J67AroHiVc4/Tc4NUpjXizI/AAAAAAAAACE/ErSOCcTyCZE/s1600/Picture8.jpg
-
16
pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai
pokok bahasannya.
Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara
pengelola
laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan.
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat
di
laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat
yang lengkap dengan
kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah
sebaiknya
ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku
kasus dan buku
inventaris laboratorium IPA.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat
yaitu :
1. Bahan dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set
Penataan dan penyimpanan alat / bahan didasarkan pada :
1. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas,
susunan
laboratorium, dan keadaan alat/bahan.
2. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari
dan
dicapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.
Dasar dari penyimpanan alat, yaitu :
1. Jenis Alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri,
lumpang dan alu
2. Jenis bahan pembuat, misalnya kaca, porselin, logam dan
kayu
3. Percobaan, misalnya laju reaksi, kesetimbangan, dll
4. Seberapa sering alat digunakan
Penyimpanan alat dan bahan juga harus memperhatikan kegiatan
dibawah
ini:
1. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil
sendiri oleh siswa
dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah
-
17
2. Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut
golongan
percobaannya
3. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan
disimpan
tersendiri ditempat khusus.
4. Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut
judul
percobaan atau dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat
Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti
:
1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
3. Menjaga kebersihan alat
4. Menyimpan alat
Gambar 8 : Berbagai alat
laboratorium yang disimpan
pada lemari alat.
Tata letak dan pengaturan perabot laboratorium IPA
1. Prinsip keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar
alat yang
mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu
disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya
alat dan bahan
sehingga fungsinya berkurang.
2. Prinsip Kemudahan
http://2.bp.blogspot.com/-zW0osUDlI3s/Tc4N21UFfWI/AAAAAAAAACM/Qm2Gh9C9Zzg/s1600/Picture10.jpg
-
18
Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan bahan,
perlu
diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat
(lemari, rak atau laci).
3. Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas
ruangan yang tersedia.
4. Prinsip Keindahan
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat,
pokok
bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
- Pengelompokan alat alat fisika berdasarkan pokok bahasannya
seperti :
Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik,
Magnet,
Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
- Pengelompokan alat alat biologi menurut golongan
percobaannya,
seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
- Pengelompokan alat alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat
tersebut
seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
- Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu
dimasukkan ke
dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.
- Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci . Pengelompokan alat alat kimia
berdasarkan
bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen,
plastik dan
karet
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal hal di atas, ada
beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
- Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat
higroskopis dan
dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara
tetap
kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
- Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang
tidak
terpasang.
- Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer,
neraca lengan
dan beaker glass.
-
19
- Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat
yang
tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
- Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan
disusun
menurut abjad.
- Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan
terkunci, zat
kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah
dengan
ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat.
Apabila
alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat
yang mudah
diambil. Alat alat yang boleh diambil oleh siswa dengan
sepengetahuan guru
pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau di
lemari di bawah
meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yang dapat
diletakkan di meja
demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung
reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan
sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan
akibat
lingkungan meliputi hal hal berikut:
- Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan
ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat
kusam
logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk
menghindarkan
barang tersebut terkena udara bebas seprti dengan cara mengecat,
memoles,
memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan
udara
bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi
bahan kimia
dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya
endapan, gas dan
panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta
dapat
menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
- Air dan Asam Basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan
bersih,
jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa
dapat
menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan
berubah
fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia
lainnya
-
20
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan
zat
baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya
ledakan.
- Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan alat memuai
atau
mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta
mengganggu
fungsi alat elektronika.
- Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan
tekanan yang
besar. gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
alat /
bahan.
- Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari
sengatan
matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang
dapat
rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan
dalam
lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol
yang
berwarna gelap.
- Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut
sebagai
segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya
panas
yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya
penyimpanan alat
dan bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang
dapat
menimbulkan kebakaran tersebut.
-
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laboratorium IPA harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh
strategi
pengelolaan laboratorium yaitu perencanaan, penataan,
pengadministrasian ATAU
inventarisasi, serta pengamanan, perawatan dan pengawasan. Dalam
hal ini seorang
laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu
laboratorium yang
aman. Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan
kimia yang ada di
laboratorium, seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara
menangani bahan
kimia tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik
dan aman.
Pengetahuan tentang kegunaan alat, perawatan dan pemeliharaan
alat juga
penting untuk menjaga keawetan alat. Diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak,
baik dari para siswa, guru dan dosen sebagai pengawas. Dalam
melakukan
praktikum siswa dituntut untuk berhati-hati, tidak menganggap
remeh setiap
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Dengan kerjasama yang
sinergis dari
berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang aman
dan nyaman bagi
semua orang yang menggunakannya.
B. SARAN
Dalam melakukan kegiatan ataupun dalam melakukann praktikum
di
laboratorium, pengguna laboratorium sebaiknya mengikuti
peraturan dan asas-asas
yang telat ditetapkan. Karena untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada proses
pembelajaran. Selain itu, dalam proses pengelolaan laboratorium
hendaknya
seluruh aspek sekolah seperti kepala sekolah, guru dan siswa
dapat membantu
untuk merawat laboratoium sehingga akan tercipta laboratorium
yang baik dan
nyaman.
-
22
DAFTAR PUSTAKA
Amien, Moh. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk
Praktikum
Pendidikan IPA Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi
Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jevuska. (2009). Pengelolaan Laboratorium Sekolah,
(http://www.jevuska.com/topic/pengelolaan+laboratorium+sekolah.html),
diakses tanggal 31 Januari 2015.
Mardhiah, Aiunun. 2012. (online),
(http://ainundhiah.blogspot.com/), diakses
tanggal 31 Januari 2015.
Soemarsono, J., (1997), Pengamanan Kerja dalam Laboratorium
Klinik,
Musyawarah Nasional I, Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia,
Jakarta.
Sugiarto, Bowo. (2008). Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium
IPA SMP,
(http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-
laboratorium.html), diakses tanggal 31 Januari 2015.
http://www.jevuska.com/topic/pengelolaan+laboratorium+sekolah.htmlhttp://ainundhiah.blogspot.com/http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-laboratorium.htmlhttp://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-laboratorium.html