BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangSampah adalah material sisa
yang tidak diinginkan dari berakhirnya suatu proses. Sampah dapat
membawa dampak buruk bagi kesehatan,sampah yang berserakan akan di
datangi oleh serangga- serangga dan akan menimbulkan bibit
penyakit. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan
gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah,
jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli
masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi
serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan
ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume
timbulan sampah memerlukan pengelolaan.Sampah yang banyak, sudah
tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang
tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat
mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat
merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat
mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah
menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak
terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menanganinya. Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa
di hindarkan. Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang
sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan oleh ibu-ibu rumah
tangga, terutama sampah organic. Namun yang memprihatinkan,
sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di
berbagai tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di
sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian sampah organik ?2. Apa
dampak positif dan negative dari sampah organic ?3. Bagaimana
pengolahan sampah organic dengan membuat kompos ?4. Bagaimana cara
membuat pupuk kompos ?5. Unsur hara apa saja yang terkandung dalam
pupuk kompos ?6. Apa manfaat pupuk kompos ? 7. Apa factor-faktor
yang mempengaruhi proses pembuatan pupuk kompos ?
1.2 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian sampah organic.2.
Mengetahui dampak positif dan negative dari sampah organic.3.
Mengetahui cara pengolahan sampah organic dengan membuat pupuk
kompos.4. Mengetahui cara membuat pupuk kompos.5. Mengetahui unsure
hara yang terkandung dalam pupuk kompos dan fungsinya bagi
tumbuhan.6. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses
pembuatan pupuk kompos.
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Sampah OrganikSampah Organik
adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai
kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses
yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk
menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul
organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di
jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa
optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa
mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang
lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis
yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah
pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar
ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah
organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Sampah organik
berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan,
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :- Sampah organik
basah.Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai
kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa
sayuran.- Sampah organik kering.Sementara bahan yang termasuk
sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan
airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas,
kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.2.2 Dampak Positif dan
Negatif Sampah Organik.1. Dampak PositifDampak positif dari sampah
organik adalah sebagai berikut :1. Sebagai pupuk organik untuk
tanaman. Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk
penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos
dapat memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan kandungan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air dalam tanah.2. Sumber humus. Sampah
orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang
dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi
sumber makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan
kapasitas kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan
aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau
senyawa-senyawa organik racun.3. Dijadikan bahan bakar alternatif.
Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan
rumah tangga atau industri kecil.4. Menjadi sumber listrik. Secara
tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif
dengan cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas
ini dapat dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit
listrik.2. Dampak NegatifDampak negative dari samapah organic
sbb:1. sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca.
Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA)
harus diperhatikan. Sampah organik yang tertimbun mengalami
dekomposisi secara anaerobic. Proses itu menghasilkan gas CH4.
Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2. Gas CH4
mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2.2. Pembakaran
sampah secara sembarangan akan berakibat buruk untuk lingkungan dan
kesehatan. Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api
panas dan suplai oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran
sampah yang umum dilakukan, hanya tumpukan sampah bagian atas yang
mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian
dalam, karena kekurangan suplai O2 akan menghasilkan
karbonmonoksida (CO). Satu ton sampah akan menghasilkan sekitar 30
kg CO. CO adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal.3.
Selain itu pembakaran sampah juga menimbulkan polusi udara.
2.3 Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos.Pengolahan
sampah organic dapat dilakukan dengan membuatnya menjadi pupuk
kompos. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos
adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos
dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran
bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi,
dan penambahan aktivator pengomposan. Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan
aerobik atau anaerobik.Pengomposan secara aerobik paling banyak
digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak
membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan
dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan
bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan
mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi
bahan organik.Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang
sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di
Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan
biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi.
Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan
untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah
pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan
penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan
sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk
kimia.Bahan baku pengomposan adalah semua material yang mengandung
karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah
kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan
bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
Dasar-Dasar PengomposanProses PengomposanProses pengomposan akan
segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses
pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu
tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses,
oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera
dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan
peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o
C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.Mikroba yang aktif
pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang
aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi
dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif.
Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan
menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah
sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur
mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos
tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses
pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan.
Pengurangan ini dapat mencapai 30 40% dari volume/bobot awal
bahan.
Skema Proses Pengomposan AerobikProses pengomposan dapat terjadi
secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada
oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik,
dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan
organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan
oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak
diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau
yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan
senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik
(asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan
H2S.
Gambar profil suhu dan populasi mikroba selama proses
pengomposan.Tabel organisme yang terlibat dalam proses
pengomposanKelompok OrganismeOrganismeJumlah/gr kompos
MikrofloraBakteri; Aktinomicetes; Kapang109 - 109; 105 108; 104
- 106
MikrofanunaProtozoa104 - 105
MakrofloraJamur tingkat tinggi
MakrofaunaCacing tanah, rayap, semut, kutu, dll
Proses pengomposan tergantung pada:1. Karakteristik bahan yang
dikomposkan2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan3. Metode
pengomposan yang dilakukan2.4 Cara Pembuatan Pupuk Kompos Pupuk
Kompos Super.1. Alat dan Bahan Cangkul Kotoran Sapi Sampah daun
kering Abu sekam padi Serbuk gergaji kayu Kapur/kalsit Bakteri
EM42. Prosedur Kerja1. Membuat lobang pada tanah kira-kira
kedalaman 35 cm dan lebar 20 cm.2. Memasukkan kotoran sapi yang
sudah kering ke dalam lobang yang sudah dibuat.3. Kemudian
ditambahkan serbuk gergaji (1/2 Kg), abu sekam padi(2 Bks),
kapur/kalsit(1/2 kg), dan tambahkan bakteri EM4(500 ml), kemudian
seluruh bahan dicampur diaduk merata.4. Setelah semua bahan
dicampur, kemudian di tutup dengan karung supaya tidak terganggu
dan di bongkar oleh hewan lain misalnya anjing dan kucing.5.
Seminggu kemudian dilakukan pembalikan/diaduk untuk menambah suplai
oksigen dalam pupuk.6. Pengadukan dilakukan selama 4 kali sampai
waktu 4 minggu.7. Pada minggu ketiga, kompos telah matang dngan
warna pupuk coklat kehitaman berstruktur halus dan tidak berbau.8.
Kemudian kompos dikeringkan dan disaring untuk mendapatkan bentuk
yang seragam serta memisahkan dari bahan yang tidakdiharapkan,
misalnya batu, sehingga kompos yang dihasilkan benar-benar
bersih.9. Selanjutnya pupuk organic kompos super siap di
aplikasikan ke lahan sebagai pupuk organic pengganti pupuk kimia.3.
Kandungan Kompos Super1. Kelembaban.2. Nitrogen 3. P2O54. K2O5.
CaO6. MgO4. Manfaat Kompos Super pada Lahan pertanian1. Mampu
menggantikan atau mengefektifkan penggunaan ppuk kimia, sehingga
biaya pembelian pupuk dapat ditekan.2. Bebas dari tanaman liar
(gulma).3. Tidak terlalu bau dan mudah digunakan.4. Menyediakan
unsure hara yang seimbang dalam tanah.5. Meningkatkan populasi
mikroba tanah sehingga struktur tanah tetap gembur.6. Memperbaiki
derajat keasaman (pH) tanah.7. Meningkatkan produksi berbagai
tanaman.
5. Manfaat Bakteri EM4 bagi TumbuhanProduk EM-4 Pertanian
merupakan Bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan
tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami
mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang dikemas
dalam medium cair. EM-4 pertanian dalam kemasan berada dalam
kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara
menyemprotkannya ke dalam bahan organic dan tanah atau pada batang
tanaman, EM-4 pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organic
(sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat
dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organic tersebut adalah berupa
senyawa organic yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman
misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin
dan senyawa organic lainnya.Pemberian bahan organic ke dalam tanah
tanpa inokulasi EM-4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan
organic yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganic sehingga
akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.Selain mendekomposisi bahan organic di dalam
tanah, EM-4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme
lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya
bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza.
Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion
fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan
fosfat. Dengan EM-4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari
misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan
mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM-4
Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena
sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah
pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.Manfaat EM-4
Pertanian Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat
(Bokashi). Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.6.
Dokumentasi Pembuatan Kompos
2.5 Unsur Hara yang terkandung dalam Pupuk Kompos pada
Umumnya.Kompos adalah hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos
ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlahkarbon
dannitrogen(C/Nratio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan
penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan
C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding
dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika
memiliki C/N rasio antara 12-15.Bahan kompos seperti sekam, jerami
padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara
50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses
pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai
dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan
mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu
disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang
belum terurai sempurna terpaksa digunakan.
Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung
dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos.
Kandungan unsur hara kompos sebagai
berikut.-Nitrogen0,10,6%-Fosfor0,10,4%-Kalium0,81,5%-Kalsium0,81,5%KOMPOSISI
UNSUR HARA KOTORAN DARI BERBAGAI JENIS TERNAKJenis Ternak Kadar
Hara (%) Nitrogen Phospor Kalium airKuda- Padat 0,55 0,30 0,40 75-
Cair 1,40 0,02 1,60 90Sapi- Padat 0,40 0,20 0,10 85- Cair 1,00 0.50
1.50 92Kerbau- Padat 0,60 0,30 0,34 85- Cair 1,00 0,15 1.50
92Kambing- Padat 0,60 0,30 0,17 60- Cair 1,50 0,13 1,80 85Domba-
Padat 0,75 0,50 0,45 60- Cair 1,35 0,05 2,10 65Ayam- Padat 1,00
0,80 0,40 55- Cair 1,00 0,80 0,40 55Selain mengandung 3 unsur di
atas pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara mikro yang sangat
lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit. Perlu diingat
sekali lagi bahwa makanan yang dimakan ternak dan umur ternak
sangat berpengaruh terhadap kandunganharayangadapadakotoran. Dan
sebaiknya saat kita membicarakan pupuk kandang, janganlah kita
terpatok pada kandungan haranya saja, namun lebih dari itu bahwa
pupuk kandang mempunyai kelebihan lain yaitu semakin memperbanyak
dan beragamnya bakteri positif tanah yang ada pada alahan kita,
dimana bakteri tersebut sebagian adalah bakteri penambat N, P dan K
sehingga secara tidak langsung bakteri-bakteri tersebut akan
menyediakan unsur hara bagi tanaman itu sendiri, dan kelebihan lain
yang didapat dari pupuk kandang dan pupuk organik lain yaitu
kemampuannya untuk memperbaiki struktur tanah. Bisa dikatakan
dengan menambahkan pupuk kandang dan pupuk organik lainnya kita
mempunyai keuntungan: Memperbaiki sifat fisik tanah Memperbaiki
sifat kimia tanah memperbaiki biologi tanah.2.6 Manfaat Pupuk
KomposKompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan
meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang
bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.
Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara
dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat
membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.Tanaman yang dipupuk
dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih
tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.Kompos
memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :
- Aspek Ekonomi :1. Menghemat biaya untuk transportasi dan
penimbunan limbah2. Mengurangi volume/ukuran limbah3. Memiliki
nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya- Aspek
Lingkungan :1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah2.
Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan- Aspek bagi
tanah/tanaman :1. Meningkatkan kesuburan tanah2. Memperbaiki
struktur dan karakteristik tanah3. Meningkatkan kapasitas serap air
tanah4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah5. Meningkatkan
kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)6.
Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman7. Menekan
pertumbuhan/serangan penyakit tanaman8. Meningkatkan
retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Pupuk
KomposSetiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan
kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya
sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk
mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang
sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman,
pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang
optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan
proses pengomposan itu sendiri.Faktor-faktor yang memperngaruhi
proses pengomposan antara lain:1. Rasio C/N Rasio C/N yang efektif
untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba
memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk
sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba
mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein.
Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk
sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.Umumnya,
masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang tinggi,
terutama jika bahan utamanya adalah bahan yang mengandung kadar
kayu tinggi (sisa gergajian kayu, ranting, ampas tebu, dsb). Untuk
menurunkan rasio C/N diperlukan perlakuan khusus, misalnya
menambahkan mikroorganisme selulotik (Toharisman, 1991) atau dengan
menambahkan kotoran hewan karena kotoran hewan mengandung banyak
senyawa nitrogen.2. Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada di
antara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas
akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses
dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga
menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk
meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel bahan tersebut.3. Aerasi Pengomposan yang cepat
dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi
secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk
ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan
kandungan air bahan(kelembapan). Apabila aerasi terhambat, maka
akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak
sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau
mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.4. Porositas Porositas
adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas
dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total.
Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan
mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi
oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses
pengomposan juga akan terganggu.5. Kelembapan (Moisture content)
Kelembapan memegang peranan yang sangat penting dalam proses
metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada
suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik
apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembapan 40 -
60% adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila
kelembapan di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan
dan akan lebih rendah lagi pada kelembapan 15%. Apabila kelembapan
lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang,
akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi
fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak
sedap.6.Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba.
Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi
oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi
oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan
suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur
yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan
yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian
mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan
hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen
tanaman dan benih-benih gulma.7. pH Proses pengomposan dapat
terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses
pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak
umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri
akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu
sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer
atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan
produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan
meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang
sudah matang biasanya mendekati netral.8. Kandungan Hara Kandungan
P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat
di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan
oleh mikroba selama proses pengomposan.9. Kandungan Bahan Berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu,
Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini.
Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses
pengomposan.10. Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung
pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang
dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator
pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu
beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar
matang.Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses
pengomposan (Ryak, 1992)KondisiKonsisi yang bisa diterimaIdeal
Rasio C/N20:1 s/d 40:125-35:1
Kelembapan40 65%45 62% berat
Konsentrasi oksigen tersedia> 5%> 10%
Ukuran partikel1 inchibervariasi
Bulk Density1000 lbs/cu yd1000 lbs/cu yd
pH5.5 9.06.5 8.0
Suhu43 66Oc54 -60oC
BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Sampah Organik adalah merupakan
barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar.2. Sampah organic dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, sampah kering dan sampah
basah.3. Sampah oragik mempunyai dampak positif, yaitu sebagai
pupuk organik, sumber humus, dapat didaur ulang, bahan bakar
alternative, dan menjadi sumber listrik. Sedangkan dampak
negatifnya yaitu apabila dibakar akan menghasilkan gas CO2 sebagai
gas rumah kaca, sabagian sampah mengahasilkan gas CO apabila
dibakar sehingga menyebabkan keracunan.4. Pengolahan sampah organic
dapat dilakukan dengan membuatnya menjadi pupuk kompos. Pengomposan
adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.5. Proses pengomposan secara
sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan
tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan
senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan
oleh mikroba mesofilik.6. Pada kompos super yang dihasilkan
menggunakan bakteri EM4 untuk mendekomposisi bahan organic di dalam
tanah, EM-4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme
lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya
bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat.7. Kandungan
unsure hara pada kompos, yaitu
:Nitrogen0,10,6%,Fosfor0,10,4%,Kalium0,81,5%Kalsium0,81,5%.8.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek,
yaitu : aspek ekonomi, lingkungan, tanah, dan tanaman.
3.2 Saran1. Bagi pembaca agar lebih menjaga lingkungan, dengan
mengetahui dampak positif dan negative dan cara pengolahannya kita
bisa memperkecil dampak negatifnya dengan mengolah sampah agar
dapat dimanfaatkan, agar tidak hanya menjadi bibit penyakit namun
lebih bermanfaat.2. Semoga pengolahan sampah organic menjadi kompos
semakin diminati oleeh masyarakat, untuk mengurangi jumlah sampah
yang setiap hari semakin bertambah.3. Jaga dan rawat lingkungan
kita untuk kebaikan masa sekarang dan masa depan.4. Perlu
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan untuk
terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://anggikrosaliaa.blogspot.com/2012/10/makalah-pupuk-kompos.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komposhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organikhttp://propertycirebon.wordpress.com/2012/01/10/kadar-hara-pada-pupuk-kandang/http://www.em4indonesia.com/produksi/pertanian
7