MAKALAH OPTIKDifraksi Fraunhofer
Disusun Oleh :Kelompok 4Anggota: 1. NOPRIANTI061210110012.
MUHAMMAD ANGGI P.061210110063. SRI RAHMASARI061210110234. HIKMA
PUJIATI 061210110275. MIRNA JULAIKA A. 061210110356. AMALIA
RATNASARI06121011037
Dosen Pembimbing : Apit Fathurohman, M. Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA201512
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr.wb.Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah swt, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Difraksi Fraunhofer . Tujuan
utama penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Optik. Dalam penyusunan makalah ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Optik,
Bapak ApitFathurohman , S. Pd., M. Si, kedua orang tua kami yang
senantiasa memberikan dukungan dan nasihatnya, serta
sahabat-sahabat kami tercinta keluarga besar HIMAPFIS yang selalu
memberikan dukungan serta semangatnya dalam penyusunan makalah
ini.Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, segala tegur sapa, kritik, serta saran yang diberikan
pembaca akan penyusun terima dengan kelapangan hati guna perbaikan
pada masa yang akan datang. Akhir kata, penyusun berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.Wassalamualaikum, wr.wb.
Indralaya, 20 April 2015
Penyusun
Daftar IsiKata
Pengantar.......................................................................................iDaftar
Isi................................................................................................iiBab
I : Pendahuluan1.1. Latar
Belakang................................................................................11.2.
Rumusan
Masalah...........................................................................11.3.
Tujuan
Penulisan.............................................................................21.4.
Metodologi
Penulisan......................................................................21.5.
Manfaat
Penulisan...........................................................................2Bab
II : Pembahasan2.1. Difraksi
.......................................................................32.2.
Difraksi Fraunhofer........................................42.3.
Aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari....................................................72.4.
Contoh
Soal....................................................................9Bab
III : Penutup3.1.
Kesimpulan.......................................................................................11Daftar
Pustaka........................................................................................12BAB
I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPada hakikatnya cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik yang merambat dengan kecepatan .
Gelombang cahaya mempunyai frekuensi antara . Panjang gelombang dan
frekuensi akan menentukan warna cahaya.Perpaduan cahaya dapat
mengakibatkan terjadinya interferensi dan difraksi. Difraksi ada
dua yaitu difraksi Fraunhofer dan difraksi Fresnel. Difraksi atau
lenturan merupakan peristiwa pelenturan gelombang cahaya pada
rintangan yang berupa celah sempit. Supaya terjadi difraksi cahaya,
maka celah sempit itu harus seorde dengan panjang gelombang
cahaya.Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah difraksi
Fraunhofer karena memiliki ciri khas yaitu bahwa sinar-sinar yang
datang sejajar dan pola difraksi diamati pada jarak yang cukup jauh
sehingga secara efektif yang diterima adalah sinar-sinar
terdifraksi yang sejajar. Inilah yang membedakan difraksi
Fraunhofer dan difraksi Fresnel.Gejala difraksi pertama kali
diungkapkan oleh Francesco Grimaldi (1618-1663), dan dijelaskan
dengan tepat oleh Agustian Fresnel (1788-1827), sehingga dikenal
dengan difraksi Fresnel. Percobaan Fresnel disederhanakan oleh
Fraunhofer sehingga dikenal dengan difraksi Fraunhofer. Tanpa kita
sadari dalam kehidupan sehari-hari terdapat alat yang berprinsip
pada difraksi Fraunhofer. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah
dengan judul Diftaksi Fraunhofer dan Aplikasinya.1.2 Rumusan
MasalahAdapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut :a. Apakah yang dimaksud dengan hakikat gelombang cahaya
dan sifat-sifat gelombang cahaya?b. Jelaskan pengertian difraksi
cahaya?c. Jelaskan jenis-jenis difraksi cahaya?d. Bagaimanakah
syarat terjadinya difraksi Fraunhofer?e. Apakah aplikasi difraksi
Fraunhofer dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk :a. Menjelaskan hakikat gelombang cahaya dan sifat-sifat
gelombang cahaya.b. Menjelaskan pengertian difraksi cahaya.c.
Menelaskan jenis-jenis difraksi cahaya.d. Menjelaskan syarat
terjadinya difraksi Fraunhofer.e. Menjelaskan aplikasi difraksi
Fraunhofer dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Metodologi PenulisanAdapun metode yang digunakan dalam
penyusunan makalah ini adalah studi pustaka.Yakni dengan
mengumpulkan sumber-sumber, baik dari buku ataupun internet tentang
pembahasan mengenai Difraksi Fraunhofer.
1.5 Manfaat PenulisanAdapun setelah disusunnya makalah ini, kami
berharap dapat bermanfaat bagi pembaca sebagaimana yang kami
jadikan tujuan.Yakni memberikan informasi dan pengetahuan tentang
semua pembahasan mengenai Difraksi Fraunhofer, serta terpenuhinya
tugas kelompok Optik kami.
BAB IIPEMBAHASAN2.1 DifraksiSesuai dengan teori Huygens,
difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang
berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang
boleh jadi suatu celah. Tiap titik pada muka gelombang dapat
dipandang sebagai sumber gelombang baru dan menghasilkan gelombang
sekunder yang memancar ke segala arah dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan rambat gelombang. Muka gelombang berikutnya berupa
permukaan yang menyinggung muka gelombang semua anak gelombang yang
berasal dari titik sefase pada muka gelombang terdahulu. Ini
berarti semua anak gelombang pada saat muka gelombang tertentu
bersifat saling koheren. Jika gelombang datang dari tempat yang
jauh bertemu dengan sebuah celah sempit, maka bentuk gelombang yang
keluar dari celah sama dengan sebuah sumber titik tanpa
memperhatikan bentuk gelombang yang datang. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2. 1 di bawah ini:
Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit
Penyebaran gelombang ketika melewati celah sempit yang lebarnya
seorde dengan panjang gelombang akan mengalami peristiwa yang
dikenal sebagai peristiwa lenturan atau difraksi. Semakin sempit
celah itu maka semakin lebar penyebaran gelombang yang terjadi.
Jika ukuran lebar celah mendekati nol, maka gelombang yang
diteruskan seperti sebuah sumber titik.Sebelum menurunkan rumusan
matematis yang bersangkutan, terlebih dahulu dipahami karakteristik
gejala difraksi secara kualitatif berdasarkan prinsip Huygens.
Perhatikan gambar 2.2 yang merupakan ilustrasi efek penyebaran arah
gelombang datar yang menjalar melalui suatu celah dengan lebar
D.
Gambar 2.2 Difraksi Gelombang Datar Oleh Celah Selebar D
Muka gelombang yang tiba di celah berhimpit dengan bidang datar
celah, karena itu titik A, B pada tepi celah memiliki fase sama
selain berfrekuensi sama, serta efek difraksi diamati di titik P,
maka selisih lintasan optik antara dua gelombang sekunder itu
adalah r = | AP BP |, dan ini merupakan selisih lintasan optik
terbesar antara semua gelombang sekunder yang berasal dari titik-
titik antara A dan B. Mengingat bahwa semua sumber gelombang antara
A dan B berfase sama maka setibanya di titik P, gelombang-gelombang
tersebut akan saling berinterferensi. Makin jauh P dari sumber
celah atau makin kecil sudut , makin kecil pula r dimana sudut
merupakan batas arah difraksi.Syarat terjadinya difraksi, apabila
panjang gelombang sinar yang datang mendekati atau seorde dengan
lebar celah ( D ). Semakin sempit celah maka pola difraksinya
semakin jelas, sebaliknya semakin lebar celah, pola difraksinya
semakin tidak jelas, sehingga ketika lebar celah jauh melebihi
panjang gelombangnya maka pola difraksi tidak akan
terjadi.Intensitas difraksi pada setiap titik di layar dapat
ditentukan dengan menggunakan diagram fasor untuk N buah celah.
Sebagai ganti celah-celah dapat digunakan titik-titik pada muka
gelombang dalam celah tunggal. Hal ini dapat dilakukan, sebab
menurut teori Huygens yang berlaku untuk setiap gelombang,
titik-titik pada muka gelombang berlaku sumber gelombang sekunder
yang keluar dari celah. Sebagai contoh dapat digunakan 9 buah titik
pada muka gelombang (Gambar 2.3)
Untuk mempermudah persoalan, jarak dari celah ke layar jauh
lebih besar daripada lebar celah, sehingga dalam Gambar 2.3
berkas-berkas sinar yang keluar dari celah AB sejajar sehingga
dapat dianggap bahwa sinar BP sejajar dengan sinar CP dan AP.
Difraksi ini disebut difraksi fraunhofer.Dalam membahas pola
interferensi secara analitis, ipikirkan dua cara pendekatan Apabila
jarak layar penangkap pola interferensi jauh lebih panjang daripada
ukuran celah, maka sinar-sinar pembentuk pla interferensi dapat
ddipandang sebagai cara pendekatan demikian dikenal dengan difraksi
Fraunhofer. Di lain pihak apabila jarak layar dari celah tidak jauh
lebih panjang dibanding ukuran celah, sinar-sinar pembentuk pola
interferensi itu tidak layak dipandang berkas sejajar sehingga
analisisnya pun tidak sesederhana pada difraksi Fraunhofer.
Difraksi yang ditinjau secara demikian disebut difraksi
Fresnel.
2.2 Difraksi FraunhoferCelah sempit dipandang sebagai medan
gelombang cahaya sehingga setiap bagiannya adalah sumber gelombang
yang koheren. Gambar 2.4 setiap bagiannya adalah sumber gelombang
yang koheren. Difraksi Fraunhofer adalah difraksi yang terjadi jika
letak sumber dan layar pengamatan jauh sekali dari celah. Difraksi
fraunhofer adalah difraksi dimana gelombang datang dan yang
keluardari celah tetap planar atau linier. Difraksi Fraunhofer
dilakukan oleh:a. satu celah sempitb. satu lubang bulatc. dua celah
sempit atau lebihd. kisi difraksi
2.2.1 Difraksi Fraunhofer oleh celah tunggalSebuah celah tunggal
disinari akan menghasilkan pola difraksi pada layar yang diletakkan
di belakangnya. Bentuk pola akan sama dengan celahnya (persegi
panjang) yaitu daerah-daerah terang dan gelap berbentuk persegi
panjang. Pola ini disebut pita-pita atau rumbai, berupa pita terang
dan pita gelap.
2.2.2 Difraksi Fraunhofer oleh lubang bulatDifraksi oleh lubang
bulat lebih penting daripada celah persegi karena kebanyakan
alat-alat optik berbentuk bulat dan difraksi akan membatasi daya
pisahnya. Pola difraksi yang terbentuk mempunyai daerah yang
berbentuk piringan yang terang dengan pusat piringan terletak pada
garis tegak lurus melalui pusat lubang. Di sekeliling piringan atau
lingkaran terang terdapat cincin-cincin gelap dan terang.
2.2.3 Difraksi Fraunhofer oleh celah rangkapKedua celah ini
sejajar, identik berjarak d. Masing-masing celah akan menghasilkan
pola difraksi.
2.2.4 Difraksi Fraunhofer oleh kisiKisi difraksi adalah alat
optis yang terdiri dari banyak celah yang identik, yang disusun
sejajar, berjarak sama.2.3 Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari1.
Analisis pembagian corak bentuk dari model biologi dan sel dengan
analisis Fourier pengukuran sebaran cahaya statis.Model sel biologi
dalam bermacam-macam kompleksitas geometris digunakan untuk
menghasilkan data untuk menguji suatu metoda penyulingan corak
geomtris dari distribusi sebaran cahaya. Pengukuran tergantung pada
sudut dan cakupan cahaya dan intensitas yang dinamis menyebar dari
model ini dibandingkan kepada distribusi yang diramalkan oleh suatu
teori sebaran cahaya (Mie) dan oleh teori difraksi (Fraunhofer).
Suatu perkiraan daripada teori Fraunhofer menyediakan suatu yang
bermakna dalam ukuran perolehan dan membentuk corak data oleh suatu
analisis spektrum. Verifikasi dari percobaan yang menggunakan
nucleated erythrocytes sebagai material bilogi menunjukkan aplikasi
potensi dari metode ini untuk pengelompokan ukuran yang penting dan
parameter bentuk dari data sebaran cahaya.2. Aplikasi Teori
Difraksi Fraunhofer ke Desain Detektor yang Bersifat SpesifikCahaya
menyebar dari sel epithelial di dalam suatu celah penelitian aliran
sistem diperagakan menggunakan difraksi Fraunhofer kondisi skalar.
Kekuatan spektrum dihitung untuk posisi model sel yang berurutan di
dalam baris fokus dari suatu dariberkas cahaya laser dengan suatu
program komputer transformasi Fourier. Menggunakan kekuatan
spektrum yang dihitung, bentuk wujud detektor dirancang untuk
mendeteksi struktur sel secara spesifik. Bentuk wujud detektor
diuji di dalam suatu piranti celah penelitian sebaran statis. Data
menandakan kemampuan untuk orientasi mendeteksi sel dan
batasan-batasan tertentu.3. Perhitungan Resolusi TeleskopGambaran
mengenai ruang dari kuat cahaya yang melintas suatu celah adalah
transformasi Fourier pada celah itu. Ini mengikuti dari dasar teori
difraksi Fraunhofer. Suatu celah adalah suatu rangkaian celah kecil
sekali. Cahaya yang melintas dua celah bertentangan dengan dirinya
sendiri, secara berurutan secara konstruktif dan destrktif.
Intensitas deret di belakang celah adalah penyiku dari amplitudo
menyangkut garis vektor yang elektromagnetis itu. Pengintegrasian
ke seberang celah, ditemukan bahwa intensitas cahaya, sebagai
fungsi jarak off-axis adalah Teropong bintang yang biasanya
mempunyai tingkap lingkaran, karenya profil mengenai ruang dari
intensitas adalah transformasi Fourier dari suatu lingkarab.
Seseorang dapat juga lakukan pengntegrasian
2-dimensional.Bagaimanapun, bahkan semakin dekta sumber dengan sama
terang akan menghasilka suatu puncak pusat tidak melingkar, kaleng
sumber dengan sama terang/cerdas pada prinsipnya dideteksi ke
sekitas 1/3 jarak rayleigh.Teropong bintang riil tidak mempunyai
semata-mata tingkap lingkaran. Efek dari suatu penggelapan pusat
akan berkurang jumlah cahya di dalam puncak pusat, dan meningkatkan
intensitas di dalam cincin difraksi. Sebgai tambahan, pendukung
untuk penggelapan pusat lenturan cahaya yang datang berikutnya,
memberi poin-poin untuk melihat gambaran dari bintang terang.
2.4 Contoh soal1. Sebuah kisi difraksi yang mempunyai 5000
goresan per 1 cm. Kisi tersebut di lewati cahaya kuning dari lampu
gas Na. Cahaya tersebut mempunyai 2 garis yang berdekatan dengan
panjang gelombang 5890.0 and 5895.9 A (dikenal sebagai doublet Na).
a) Pada sudut berapakah terjadi orde pertama maximum untuk garis
cahaya 5890.0 A line? b) Berapakah separasi sudut antara maksimum
pertama dari kedua garis cahaya Na tersebut?Jawab :a) Jarak kisi d
= 1/5000 cm = 20000A Jadi maksimum pertama dari garis 5890.0 A
terjadi pada : b) Jadi : 2. Laser helium-neon ( = 6328 A) dipakai
untuk kalibrasi kisi difraksi. Jika orde pertama maksimum terjadi
pada 20.50, berapakah jarak antar celah dalam kisi difraksi
tersebut?
m =1, = 6328 A, = 20.50
3. Tiga spektrum garis terjadi pada sudut 10.090, 13.710 dan
14.770 dalam spektrum orde pertama dari spektroskopi kisi. a) Jika
kisi memiliki 3660 celah per centimeter, berapakah panjang
gelombang cahaya? b) Pada sudut berapa saja akan diperoleh garis
spektrum orde kedua ?Jawab :
a) memakai :
Diperoleh :
b)
BAB IIIPENUTUPa. KesimpulanDifraksi Fraunhofer adalah difraksi
yang terjadi jika letak sumber dan layar pengamatan jauh sekali
dari celah. Difraksi fraunhofer adalah difraksi dimana gelombang
datang dan yang keluardari celah tetap planar atau linier. Difraksi
Fraunhofer dilakukan oleh:a. satu celah sempitb. satu lubang
bulatc. dua celah sempit atau lebihd. kisi difraksi
Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari1. Analisis pembagian corak
bentuk dari model biologi dan sel dengan analisis Fourier
pengukuran sebaran cahaya statis.2. Aplikasi Teori Difraksi
Fraunhofer ke Desain Detektor yang Bersifat Spesifik.3. Perhitungan
Resolusi Teleskop.
DAFTAR PUSTAKAA. Handoyo.1987.Optika Teknik. Diklat kuliah
Jurusan Teknik Fisika.ITB.BandungBahtiar, Ayi.2008.Rekayasa Optik.
Diktat kuliah Jurusan
Fisika.UNPAD.Bandunghttp://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/pengertian-difraksi-cahaya-fisika-celah-tunggal-dan-majemuk-kisi-difraksi-sifat-gelombang-rumus-contoh-soal-jawaban.htmlhttp://fisika-maya.blogspot.com/2013/05/difraksi.html