Overview of macromolecular X-ray crystallography
Teori difraksi: gelombang, interferensi dan jarak
resiprokDiterjemahkan oleh Zeily Nurachman, dari
http://www-structmed.cimr.cam.ac.uk/course.htmlUraian Gelombang
Penjelasan gelombang
Gelombang sebagai vektor
Penjumlahan gelombang sebagai vektor
Difraksi Kapan hamburan gelombang dalam fase? Kapan kita melihat
difraksi dari kristal? Jarak resiprok
Bola Ewald Difraksi dari kristal nyata Kuantum mekanik dan
difraksiGelombangKarena difraksi muncul dari interaksi dengan
gelombang, kita harus memahami tentang kelakuan gelombang.
Pertama-tama kita perlu mengerti bagaimana menjelaskan gelombang,
baik dari peristilahan maupun matematikanya. Difraksi dihasilkan
dari penjumlahan gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh
obyek-obyek, sehingga kita juga harus mengeri bagaimana
menjumlahkan gelombang dan bagaimana ini mencerminkan posisi obyek
yang menghamburkannya.
Sangat penting dicatat di sini bahwa kita sedang memperlakukan
sinar-X sebagai gelombang klasik tanpa perlu mengkhawatirkan
tentang sifat partikelnya. Untungnya, kita tidak harus membawa
kuantum mekanik ke dalam gambar untuk mendapatkan pemahaman
difraksi yang baikPenjelasan gelombangGelombang elektromagnet,
misalnya sinar-X, berubah-ubah menurut waktu dan ruang. Meskipun
terdapat komponen magnet yang tegak lurus terhadap komponen medan
listrik, variasi medan listrik menjadi perhatian kita. Itu karena
sinar-X berinteraksi dengan materi melalui interaksinya dengan
partikel bermuatan, khususnya elektron.
Apakah anda melihat gelombang elektromagnet sebagai fungsi
posisi (sepanjang arah propagasi gelombang) pada waktu tertentu
atau fungsi waktu pada posisi tertentu, medan listrik akan memiliki
bentuk cosinus.Andaikan fungsi waktu. Untuk penyederhanaan mari
kita lihat gelombang pada posisi dimana puncak pada waktu nol.
Gelombang ini dapat dijelaskan melalui amplitudonya (tinggi
puncak, dalam hal ini 3) dan frekuensinya (berapa kali ia berulang
per satuan waktu, dalam hal ini 2). Selain frekuensi, kita dapat
menyebut periode gelombang (berapa lama ia akan berulang, dalam hal
ini setengah satuan waktu), yang merupakan kebalikan dari
frekuensi. Jika kita menyebut amplitudo A, waktu t, dan frekuensi ,
maka persamaan yang menjelaskan gelombang ini adalahA
cos(2t)Catatan bahwa kapan pun waktu merupakan perkalian perioda
(atau saat produk dari waktu dan frekuensi adalan bilangan bulat),
maka argumen cosinus merupakan perkalian dari 2, dan gelombang
berulang.
Namun, kita juga dapat mempertimbangkan protret gelombang ini
pada waktu tertentu, sebagai fungsi dari posisi sepanjang arah
propagasinya. Jika kita mengambil waktu nol, kemudian gelombang
akan memiliki puncak pada posisi awal seperti yang kita pilih untuk
gambar di atas.
Sekali lagi, gelombang ini memiliki amplitudo 3. Ia juga
dikarakterisasi melalui panjang gelombangnya (jarak antara
puncak-puncak, dalam hal ini 2). Jika kita menyebut panjang
gelombang dan jarak sepanjang arah propagasi x, maka ekspresi yang
menjelaskan gelombang ini adalahA cos(2x/)Catatan bahwa kapan pun,
jarak merupakan perkalian gelombang, argumen cosinus merupakan
perkalian 2, dan gelombang berulang. Kita dapat dengan mudah
mengganti ini dengan ekspresi A cos(-2x/), karena cosinus memiliki
argumen positif dan negatif sama.
Sekarang, x dipilih sepanjang arah propagasi gelombang, sehingga
jika kita menunggu sesaat, gelombang akan bergerak maju. Jika kita
menunggu seperempat periode, kita akan mendapatkan gambar
berikut:
Catatan bahwa amplitudo telah turun ke nol pada posisi nol,
karena ia bekerja setelah satu seperempat periode dalam gambar
gelombang sebagai fungsi waktu. Sekarang apa yang akan kita lakukan
adalah menggabungkan pengaruh waktu dan posisi ke dalam ekspresi
tunggal untuk gelombang. Anda dapat melihat bahwa kita dapat
menghapus pengaruh waktu melalui pergerakan maju seperempat panjang
gelombang untuk mendapatkan puncak yang dimulai pada asal. Jadi,
posisi dan waktu bekerja dalam arah berlawanan pada gelombang, dan
efeknya dapat digabungkan melalui pengurangan efek posisi dari efek
waktu
A cos[2(t-x/)]Kita dapat menganggap efek waktu sebagai
pergeseran fase dari gelombang, sehingga puncaknya tidak lagi di
posisi asal.Menarik untuk memikirkan tentang ukuran satuan sinar-X.
Pada percobaan difraksi umumnya, sinar-X memiliki panjang gelombang
sekitar 1 (10-10 m). Gelombang bergerak pada kecepatan cahaya (3
108 m/det), sehingga ia memerlukan sekitar 3 10-19 detik agar
gelombang bergerak dari puncak ke puncak. Jelaslah tidak mungkin
untuk melakukan pengukuran fase foton yang mengenai detektor! Apa
yang menjadi masalah bagi kita dalam pola difraksi adalah fase
telatif sinar terdifraksi. Karena semua perhatian adalah pada fase
relatif, kemudian kita bebas mencocokkan fase absolut pada cara apa
pun kita mau. Berdasarkan konvensi, kita mencocokkannya sehingga
jika gelombang dihamburkan dari asal sistem koordinat kristal,
fasenya adalah nol, misalnya ia memiliki puncak asal. Perhatikan
pada posisi lain pada kristal, gelombang fasenya bergeser oleh
perbedaan posisi.Gelombang sebagai vektorKita mungkin semuanya
telah mempelajari mana fisik fungsi sinus dan cosinus, saat kita
berpikir trigonometri dasar. Cosinus sudut adalah hanya komponen x
dari satuan vektor setelah diputar oleh sudut sekitar satu satuan
lingkaran. Jika vektor diputar pada kecepatan tetap, kemudian nilai
x-nya akan mengikuti gelombang cosinus sebagai fungsi waktu.
Jika vektor memiliki panjang satu, nilai x-nya akan mengikuti
fungsi cosinus, tetapi umumnya ia akan mengikuti gelombang dengan
amplitudo yang diberikan melalui panjang vektor. Jika kita
memperhatikan satu titik selain titik asal, gelombang akan dimulai
dengan fase selain nol, sehingga ia akan memiliki pergeseran fase.
Jika kita khawatir gelombang dengan perbedaan panjang gelombang
atau periode, kita harus memperhatikan vektor-vektor karena
perputaran pada kecepatan berbeda. Namun, untuk kristalografi
sinar-X, kita hanya memperhatikan tentang kelakuan foton, yang
memiliki panjang gelombang tunggal. Jadi, memperkenankan kita
meringkas sifat-sifat gelombang lain sebagai vektor dalam bidang:
panjang vektor mewakili amplitudo gelombang, dan sudut yang
terbentuk dengan sumbu horisontal mewakili fasenya.(Jangan khawatir
dengan pelabelan sumbu I dan R. Pada bab lanjut, kita akan melihat
bahwa ada keuntungan matematika mempertimbangkan vektor menjadi
vektor pada bidang kompleks, dengan komponen nyata dan imajiner.
Namun, itu tidak penting unutk pemahaman kualitatif).Penjumlahan
vektor sebagai gelombangJika kita ingin menjumlahkan dua gelombang,
kita dapat masuk ke dalam trigonometri yang tidak. Dapatkah anda
mengingat bagaimana bekerja dengan persamaan berikut:A cos(+1) + B
cos(+2)Ini adalah gambaran vektor gelombang yang sangat berguna.
Kita dapat mewakili dua gelombang individu sebagai dua vektor, satu
dengan panjang yang diputar oleh sudut dari 1 sumbu horisontal, dan
yang lain dengan panjang B yang diputar oleh sudut 1. Kita
mengambil gelombang yang kita inginkan melalui penjumlahan komponen
x masing-masing vektor ini karena mereka terus berputar. Jika kita
mengeser kepala vektor B ke ekor vektor A, ia tidak mengubah
komponen x-nya, walau ia berputar, sehingga komponen x dari jumlah
dua vektor mendefinisikan jumlah dua vektor. Jadi, kita telah
mengubah masalah trigonometri ke dalam masalah geometri biasa.
Hasilnya adalah gelombang cosinus dengan panjang gelombang sama
tetapi berbeda amplitudo dan fase yang diberikan melalui jumlah dua
vektor.
DifraksiAnda dapat memikirkan sinar-X berinteraksi dengan materi
sebagai yang dihamburkan (atau dipancarkan kembali) pada semua arah
dari elektron-elektron yang terkena. Sinar-X yang dihamburkan dari
elektron yang berbeda akan bergerak dengan jarak berbeda, sehingga
mereka akan berbeda dalam fase relatifnya, dan mereka akan
berinterferensi karena mereka dijumlahkan. Mereka dapat dijumlah
pada fase sama, sehingga amplitudo yang dihasilkan merupakan jumlah
amplitudo individu, atau jika fase berbeda amplitudo yang
dihasilkan merupakan pengurangan amplitudo individu, atau apapun
diantaranya.Kapan hamburan gelombang pada fase sama?
Kebanyakan difraksi dapat dimengerti secara kualitatif jika kita
memahami kapan hamburan gelombang pada fase sama. Khususnya, kita
dapat mengerti mengapa kristal menguatkan sinyal hamburan ke
sesuatu yang dapat kita ukur, dan mengapa pola difraksi terbatas
pada bintik-bintik yang terpisah.Kapan mereka memiliki jalur yang
tepat samaBintik difraksi sering disebut refleksi, karena anda
berpikir kristal sebaga tersususn dari ribuan cermin yang
memantulkan sinar-X. Cermin-cermin ini disebut bidang Bragg.
Bila cahaya dipantulkan dari cermin, sudut datang (sudut di mana
sinar menabrak bidang cermin) sama dengan sudut pantul. Hal sama
juga benar pada bidang Bragg, dan alasannya adalah bila sudut
datang sama dengan sudut pantul, sinar cahaya yang mengenai bidang
(cermin) berada fase sama dengan cahaya yang keluar, tanpa
menghiraukan di mana mereka mengenai cermin. Gambar berikut
menunjukkan mengapa.
Pada gambar ini, dua sinar cahaya yang datang berada dalam fase
sama pada garis ab. Jika garis ad dan dan garis bc berbeda panjang,
mereka akan tidak berfase sama pada garis cd. Namun, jika dua garis
itu sama panjang sehingga mereka akan berfase sama. Kita dapat
melihat garis-garis akan sama panjang jika dan hanya jika sudut
datang sama dengan sudut refleksi, melalui pertimbangan dua
segitiga pada gambar, abc dan cda. Sudut-sudut abc dan cda keduanya
bersudut sama, dan sudut-susut pada sisi ac tentunya harus juga
sama. Jika satu sudut lain adalah sama, maka dua segitiga adalah
kongruen dan sisi-sisi ad dan bc harus sama juga. Jadi, sinar yang
dipantulkan dari dua titik pada bidang memiliki jalur yang identik
dan tetap dalam fase sama antara satu dengan yang lain.Catatan,
sinar datang dan pantul berbeda arah dengan total sudut 2. Bila
anda menengok pola difraksi, anda harus selalu ingat untuk membagi
sudut dari arah sinar senearnya dengan dua untuk mendapatkan sudut
datang, !Notice, by the way, that the incoming and outgoing rays
differ in direction by a total angle of 2. When you are looking at
a diffraction pattern, you always have to remember to divide the
angle from the direct beam by two to get the angle of incidence,
!
Kapan jalurnya berbeda oleh banyak panjang gelombangJika cahaya
dipantulkan dari bidang memiliki jalur identik, maka sinar yang
dipantulkan dari bidang lain seharusnya memiliki jalur berbeda.
Kita dengan mudah bekerja sejauh apa bidang-bidang harus berbeda
jalur sama dengan panjang gelombang sinar datang, sehingga sinar
yang dihamburkan dari dua bidang akan berfase sama kembali. Itu
dibuat dengan perbedaan jalur tergantung pada sudut datang (dan
pantul). Gambar berikut menunjukkan bagaimana hubungan ini, yang
disebut hukum Bragg.
Perbedaan jalur antara sinar yang dipantulkan dari dua bidang
adalah dua kali jarak l. Geometri sederdana mengungkap bahwa sudut
atas pada segitiga kecil harus , karena jumlah sudut dalam segitiga
adalah 180o, dan dan dua sudut lain adalah 90o dan 90-. Kemudian
trigonometri sederhana mengungkap bahwa jarak l sama dengan d sin .
Bagi dua sinar yang didifraksikan dalam fase sama, dua kali l harus
sama dengan panjang gelombang, sehingga kita memiliki hubungan: = 2
d sinKenyataannya, dua gelombang akan berfase sama jika jalur
berbeda melalui perlipatan panjang gelombang, sehingga hukum Bragg
biasanya dinyatakan sebagai n = 2 d sin. Namun, dari sudut pandang
informasi pola difraksi, lebih masuk akal memilih d sehingga n =
1.Jelaslah, saat obyek-obyek pada bidang mendifraksikan pada fase
sama, sementara obyek-obyek antara bidang akan mendifraksikan fase
tidak sama. Pergeseran fase akan sebanding dengan sejauh mana obyek
dari satu bidang, sebagai fraksi jarak ke bidang berikutnya. Jadi,
kita dapat melihat bahwa difraksi tunggal mengungkap posisi-posisi
relatif obyek terhadap kumpulan bidang-bidang.Pada hukum Bragg,
bila sudut membesar maka d harus menjadi lebih kecil untuk jalur
tetap sama dengan satu panjang gelombang. Kita dapat menunjukkan
ini melalui berbagai penataan ulang umum persamaan:sin/ = 1/(2 d)d
= /(2 sin)Ini adalah satu cara memahami konsep bidang resiprok:
makin besar sudut difraksi, makin kecil ruang pada pola difraksi
makin peka.
Pada gambar ini, kita melihat bagaimana ruang dari bidang
pertama ke kedua berubah karena sudut datang berubah. Bidang hitam
kedua kepunyaan sinar hitam, dan bidang merah kepunyaan sinar
merah. Sangat bermnfaat untuk memikirkan dua batas sudut hamburan:
=0 derajat dan =90 derajat. Pada 0 derajat, sinar tidak berubah
arah dan jalur sama tanpa memperhatikan posisi obyek. Jarak yang
berkaitan dengan d tidak terbatas, yang berarti tidak ada jarak
antara bidang-bidang yang memberikan perubahan fase, sehingga di
sini tidak ada difraksi dan tidak ada informasi mengenai ruang.
Bila 90 derajat, gelombang dipantulkan balik ke sumber. Perbedaan
jalur jelas dua kali jarak antara bidang-bidang (gelombang mencapai
ke sana dan balik lagi). Sehingga kita dibatasi informasi tentang
jarak sama dengan setengah dari panjang gelombang radiasi yang
diterapkan. Untuk mendapatkan informasi resolusi lebih tinggi perlu
memilih panjang gelombang yang lebih pendek (di mana mengapa kita
membicarakan sinar-X daripada sinar tampak, setelah ini).Pada
gambar di atas, kita harus menjaga obyek tetap dan mengubah sudut
sinar datang. Untuk mengamati kejadian difraksi sama, kita juga
dapat menjaga sinar datang tetap dan memutar obyek (dimana apa
yangkita kerjakan secara eksperimen pada percobaaan difraksi
sinar-X). Menarik juga mempertimbangkan apayang terjadi jika anda
menjada keduanya: obyek dan sinar datang tetap. Kemudian perbedaan
sinar terdifraksi berhubungan dengan kumpulan bidang-bidang yang
tidak paralel satu sama lain, seperti ditunjukkan pada gambar
berikut:
Pada gambar ini, panah hitam besar mewakili sinar datang. Panah
berwarna mewakili perbedaan sinar terdifraksi, dan pasangan bidang
Bragg ditunjukkan dengan warna sama.Mari kita pikir tentang
informasi yang kita peroleh dari kejadian difraksi tunggal. Seperti
disebutkan, obyek yang menempati bidang-bidang Bragg akan
menghamburkan dalam fase sama. Jadi, jika semua obyek terletak pada
bidang-bidang dengan jarak-d tertentu, kita akan melihat difraksi
sangat kuat untuk arah hamburan yang terkait. Namun, jika setengah
obyek terletak pada bidang-bidang, dan setengah lain menduduki
jarak separonya, dua kumpulan akan menghamburkan diluar fase dan di
sana tidak akan ada difraksi. Lalu, secara umum, satu titik tunggal
pada pola difraksi menginformasikan kita tentang perpanjangan obyek
terkonsentrasi pada bidang-bidang terkait. Ini menginformasikan
kita tentang posisi rata-rata obyek dalam arah tegak lurus terhadap
bidang-bidang, namun bukan tentang posisi dalam arah paralel
terhadap bidang-bidang. Ini diilustrasikan pada gambar berikut:
Kapan kita memeperhatikan kejadian difraksi yang diwakili oleh
panah hitam, obyek biru dan obyek magenta akan menghamburkan di
luar fase, sehingga mereka menyumbang gelombang terdifraksi total
akan terhapuskan. Namun, bila kita melihatnya dengan kejadian
difraksi yang diwakili oleh panah-panah merah, mereka yang berfase
hampir sama akan dijumlahkan.Kapan kita melihat difraksi dari
kristal?Seperti yang telah kita sebut sebelumnya, kristal
menguatkan pola difraksi dalam arah tertentu, di mana berbagai sel
satuan mendifraksikan sinar dalam fase sama, dan menghapusnya pada
arah lainnya. Agar sel satuan mendifraksikan dalam fase sama,
bidang-bidang Bragg harus melewatkan titik-titik sama pada semua
sel satuan dalam kristal. Kasus paling gampang membayangkan adalah
bila bidang-bidang dipisah oleh satu tepi sel satuan, atau fraksi
integral dari tepi sel satuan. Pada gambar berikut, anda dapat
melihat bahwa kumpulan bidang-bidang yang dipisahkan oleh tepi sel
satuan atau sepertiga tepi sel satuan akan melewatkan atom-atom
ekivalen pada sel satuan berbeda. Sebaliknya, jika bidang membagi
tepi sel satuan melalui bilangan tidak bulat, sel satuan berbeda
semua akan mendifraksikan di luar fase dan gelombang-gelombang akan
dihapuskan.
Garis-garis hitam dalam gambar mengilustrasikan sel-sel satuan,
garis-garis merah mengindikasikan bidang-bidang yang dipisahkan
oleh satu tepi sel satuan sepanjang sumbu sel a, dan garis-garis
biru mengindikasikan bidang-bidang yang dipisahkan oleh sepertiga
tepi sel satuan sepanjang a. (Sel satuan digambarkan oleh tiga tepi
sel, a, b, dan c masing-masing sepanjang arah x, y, dan z).Catatan
pada pengindeksian pola difraksi: bidang-bidang merah disebut
bidang (1 0 0) karena mereka membagi tepi sel a sekali, dan
bidang-bidang biru disebut bidang (3 0 0) karena mereka membagi
tepi sel a tiga kali. Sekali lagi, ini berhubungan dengan ide
bidang resiprok: bidang-bidang (dan berhubungan dengan bintik
difraksi) dengan indeks lebih besar berhubungan dengan jarak lebih
kecil; bidang-bidang (3 0 0) adalah sepertiga sejauh bidang-bidang
(1 0 0). Tiga indeks disebut h, k, dan l, sehingga pada gambar di
atas melihat dua kumpulan bidang (h 0 0).Umumnya, untuk melihat
difraksi dari kristal, bidang-bidang Bragg harus memotong semua
tepi sel sebanyak bilangan bulat kali. (Misalnya bidang (3 0 0),
tepi-tepi sel b dan c terpotong 0 kali. Lebih mudah menggambarkan
ini pada hanya dua dimensi melalui penggambaran bidang-bidang (h k
0). Tiga kumpulan ini ditunjukkan pada gambar berikut.
Ini sedikit lebih rumit! Pertama lihat bidang biru. Saat kita
mengikuti panah biru dari satu bidang ke bidang berikutnya, bidang
berikutnya adalah satu tepi sel satuan selanjutnya dalam kedua
arah: a dan b, sehingga ini merupakan bidang (1 1 0). Bidang-bidang
magenta mirip, tetapi saat kita mengikuti panah magenta dari satu
bidang ke bidang berikutnya, bidang berikut adalah satu tepi sel
satuan satuan sepanjang arah a, tetapi satu tepi sel kembali ke
arah b, sehingga ini merupakan bidang (1 1 0). Dengan bidang-bidang
hijau, saat kita mengikuti panah hijau dari satu bidang ke bidang
berikutnya, kita bergerak setengah tepi sel satuan sepanjang a dan
tepi sel penuh sepanjang b, sehingga ini merupakan bidang (2 1 0).
(Cara lain melihat ini adalah kita harus menembus dua bidang
bergerak satu tepi sel sepanjang a tetapi hanya satu bidang
bergerak satu tepisel sepanjang b).Jarak resiprokKita telah
menyebut cara-cara berbeda di mana konsep resiprok muncul: sudut
hamburan lebih tinggi berkaitan dengan jarak lebih pendek;
peningkatan indeks dari bidang-bidang yang berhubungan dengan
sampel lebih halus tepi-tepi sel. Tetapi, di sana juga merupakan
gambar fisik yang dapat membantu anda mengerti jarak resiprok
(khususnya jika ada sedikit cenderung matematika).
Pada gambar ini, bidang-bidang Bragg dan sinar-sinar datang dan
pantul ditunjukkan seperti sebelumnya pada dua sudut difraksi,
tetapi sekarang kita telah menambahkan vektor yang tegak lurus
terhadap masing-masing bidang Bragg. Vektor itu (normal bidang)
adalah cara umum untuk menetapkan sebuah bidang. Abaikan panjang
vektor ini untuk sementara, dan ingat bahwa fase gelombang yang
mendifraksikan sinar dari obyek tergantung pada fraksi jarak obyek
dari satu bidang Bragg ke berikutnya. Jika kita pikir posisi obyek
sebagai vektor, kemudian jarak obyek itu dari satu bidang Bragg
dapat diperoleh dengan memroyeksikan vektor itu pada bidang normal.
Pergeseran fase dapat diperoleh melalui pembagian jarak terproyeksi
dengan jarak Bragg antara bidang-bidang. Secara matematika, kita
dapat melakukan proyeksi dan pembagian dengan pemberian
bidang-bidang normal yang panjangnya sama dengan resiprok jarak
Bragg, dan kemudian penghitungan produk dot antara vektor posisi
dan normal bidang. Karena normal bidang adalah vektor dengan
panjang seper dari jarak obyek, kita namakan vektor pada jarak
resiprok.Bola Ewald
Ewald mengajukan konstruksi geometri untuk membantu memvisualkan
bidang-bidang Brag dalam orientasi difraksi yang benar.
Pertama-tama, lihat gambar sebelah kiri berikut. Kita menampilkan
sinar datang dan pantul sebagai vektor, dan lebih tepat memberinya
panjang 1/. Sinar datang (dilabel 1) dan sinar terdifraksi (dilabel
2) keduanya memiliki sudut dari kumpulan bidang Bragg pada kristal.
Mari kira pertimbangkan perbedaan (ditunjukkan pada merah) antara
sinar lurus yang melewati kristal tanpa dibelokan kristal (dilabel
3) dan sinar terdefraksi. Melui geometri sederhana, vektor merah
ini adalah tegak lurus terhadap bidang-bidang Bragg, sehingga ia
berada dalam suang resiprok yang ditunjukkan di atas. Pada segitiga
internal kecil, kita dapat melihat bahwa sisi-sisi yang berhubungan
dengan dua dari setengah vektor merah yang masing-masing memiliki
panjang sin/, yang (melalui hukum Bragg) sama dengan d. Jadi vektor
merah adalah vektor jarak resiprok dengan panjang 1/d. (Jadi,
mengapa kita memilih memberikan vektor sinar-X dengan panjang 1/
pada tempat pertama). Konstruksi itu dapat dibut melalui berbagai
kumpulan bidang-bidang pada kondisi mendifraksi, dan vektor jarak
resiprok yang terkait akan terlihat bergerak dari posisi sinar
lurus tidak terbelokkan ke ujung vektor yang menggambarkan sinar
terdifraksi. Karena semua ini vektor-vektor jarak resiprok ini
mulai dari titik sama, dasar vektor merah pada gambar harus
mendifinisikan asal jarak resiprok.
Sudut 2 dapat apapun mulai 0 hingga 180 derajat (atau dapat
apapun dari 0 hingga 90 derajat). Sinar terdifraksi dapat bergerak
ke segala arah pada ruang 3D, sehingga vektor yang mewakili dapat
mencapai ujungnya di mana pun pada permukaan bola dengan jari-jari
1/. Bola itu, disebut bola Ewald, ditunjukkan pada gambar sebelah
kanan. Sinar terdifraksi memiliki dasar pada pada pusat bola,
sehingga kita pikir ini sebagai berasal dari kristal. Namun, asala
asal dari jarang resiprok harus pada titik di mana sinar datang
keluar bola. Kita dapat melihat dari konstruksi ini, jika kumpulan
bidang-bidang adalah dalam kondisi mendifraksi, maka vektor jarak
resiprok yang terkait harus berakhir pada permukaan bola Ewald.
Sebailiknya, jika sinar datang tidak mengenai bidang-bidang dengan
sudut benar, maka vektor jarak resiprok tidak akan pada permukaan
bola Ewald.Pada bola Ewald, kita memiliki dua asal (di mana dapat
mebuat anda tidak nyaman hingga anda sadar bahwa ia hanya
konstruksi geometri yang membuat matematika mudah mengambarkannya).
Asal kristal adalah pada pusat bola Ewald, dan sinar-X yang datang
didifraksikan dari kristal itu. Asal dari jarak resiprok adalah
titik di mana cahaya sinar-X yang datang akan keluar bidang Ewald.
Jika kita memutar kristal, kita memutar bidang-bidang Bragg,
sehingga kita memutar jarak resiprok pada arah sama. Karena
difraksi dari kristal dikurung titik-titik pada kisi resiprok
(berkaitan dengan bidang-bidang yang dapat ditentukan oleh indeks
bulat), kita dapat berfikir pemutaran kisi resiprok saat kita
memutar kristal. Gambar berikut menunjukkkan secara skematis,
penggambaran bidang-bidang dari titik-titik pada kisi resiprok.
Bidang-bidang dari titik-titik pada kisi resiprok menyinggung bola
Ewald memberikan lingkaran dari titik-titk dalam kondisi
terdifraksi. Jika bidang-bidang dijajarkan tegak lurus terhadap
cahaya sinar-X, lingkaran-lingkaran pada bola Ewald ini akan
memroyeksikan pada lingkaran-lingkaran dari titik-titk sekitar
posisi sinar datang namun jika kita memutar kristal (dan kisi
resiprok) lingkaran-lingkaran pada bola Ewald akan terdistorsi dan
akan memroyeksikan ke dalam apa yang disebut lintasan
bintik-bintik.
Pada Gambar ini, sisi kiri menunjukkan kristal terorientasi
sehingga bidang-bidang pada kisi resiprok tegak lurus terhadap
cahaya sinar-X. Bidang-bidang, persinggungan lingkaran dan sampel
sinar terdifraksi digambarkan dengan warna berbeda bagi
masing-masing bidang. Ketika kristal diputar, bidang-bidang kisi
resiprok juga berputar, seperti digambarkan pada sebelah kanan.
Sekarang, bidang pada tingkat nol (merah) telah muncul dari
belakang penghenti sinar.Difraksi dari kristalKetika kita
menyinarin kristal dengan cahaya sinar-X, beberapa bidang Bragg
akan berada pada orientasi benar untuk menggambarkan difraksi, dan
kita akan melihat bintik-bintiknya. Jika kita memutar kristal,
kumpulan bidang-bidang lain akan terorientasi benasr, dan kita akan
melihat bintik-bintik difraksi baru.Gambar fragmen berikut
menunjukkan hasil penyinaran kristal protein dengan cahaya sinar-X
dan menggerakkannya maju mundur satu derajat sekitar sumbu horison.
Jika anda memencetnya, anda akan mengunduh file GIF teranimasi (2,8
Mb) yang akan menggambarkan bagaimana pola difraksi berubah saat
kita terus memutar kristal satu derajat-satu derajat hingga total
dua puluh derajat. Catatan, lintasan yang menggerakkan gambar, saat
ini menjadi kumpulan lingkaran-lingkaran konsentrasi.
Mekanika kuantum dan difraksiSeperti yang disebutkan di atas,
kita dapat memperoleh gambar difraksi yang sempurna dengan
memikirkan istilah gelombang klasik. Namun, anda mungkin khawatir
bahwa difraksi berlangsung satu foton satu waktu. Dengan gampang,
apa yang terjadi dari titik pandang mekanika kuantum adalah bahwa
foton-foton merasakan lingkungan kristal, dan secara acak memilih
jalur dengan kemungkinan ditentukan oleh gambar gelombang yang
telah kita pertimbangkan. Kemungkinan foton itu akan dihamburkan ke
arah tertentu diberikan melalui kuadrat dari amplitudo jumlah
sinar-sinar yang dihamburkan, yang sekarang kita harus perhatingan
fungsi gelombang mekanika kuantum. Ini mengapa, saat kita mengukur
intensitas bintik difraksi (yang sebanding dengan jumlah foton pada
spot), kita mengambil akar kuadrat sebagai bagian penentuan
amplitudo pada perhitungan kerapatan elektron.Sumber lainBuku
T.L. Blundell & L.N. Johnson (1976), "Protein
Crystallography", Academic Press: London.
Jan Drenth (1994), "Principles of Protein X-ray
Crystallography", Springer-Verlag: New York.
D. Sherwood (1976), "Crystals, X-rays and Proteins", LongmanPAGE
16