NEUROPATI DIABETIK Page 19 Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme yang sering kali menimbulkan komplikasi disusunan saraf pusat dan perifer. Baik dipusat maupun ditepi, kerukan akibat diabetes mellitus bersifat sekunder, yaitu melalui vaskulitis. Karena itu, endothelium arteri-arteri menjadi rusak yang mempermudah pembentukan thrombus. Permeabilitasnya menjadi lebih besar, yang memperbesar lolosnya mikroorganisme dan toksin dari sawar darah / otak dan mempermudah terbentuknya mikroaneurisme. 1 Neuropati diabetik merupakan kompilkasi vaskulitis disusunan saraf perifer. Anoksia akibat mikrotrombosis dan mudah terkena substansi yang bersifat toksik mungkin sekali merupakan mekanisme yang mendasari disfungsi susunan saraf perifer, terutama komponen sensoriknya. Neuropati diabetic timbul bilateral dan terutama mengenai bagian-bagian distal kedua tungkai saja. 1 Berbagai keadaan patologik dapat menyebabkan kelainan pada saraf tepi. Kelainan dapat menyebabkan neuropati dapat di golongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh penyakit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
N E U R O P A T I D I A B E T I K Page 19
Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme yang sering kali
menimbulkan komplikasi disusunan saraf pusat dan perifer. Baik dipusat maupun
ditepi, kerukan akibat diabetes mellitus bersifat sekunder, yaitu melalui vaskulitis.
Karena itu, endothelium arteri-arteri menjadi rusak yang mempermudah
pembentukan thrombus. Permeabilitasnya menjadi lebih besar, yang memperbesar
lolosnya mikroorganisme dan toksin dari sawar darah / otak dan mempermudah
terbentuknya mikroaneurisme.1
Neuropati diabetik merupakan kompilkasi vaskulitis disusunan saraf
perifer. Anoksia akibat mikrotrombosis dan mudah terkena substansi yang bersifat
toksik mungkin sekali merupakan mekanisme yang mendasari disfungsi susunan
saraf perifer, terutama komponen sensoriknya. Neuropati diabetic timbul bilateral
dan terutama mengenai bagian-bagian distal kedua tungkai saja.1
Berbagai keadaan patologik dapat menyebabkan kelainan pada saraf tepi.
Kelainan dapat menyebabkan neuropati dapat di golongkan secara umum yaitu
yang disebabkan oleh penyakit defisiensi, kelainan metabolism, intoksikasi,
alergi, infeksi, penyakit keturunan, iskemik, dan kompresi.2
Pembagian tadi tidak menyatakan mekanisme patologik maupun lesi
anatomiknya.2
Kelainan fungsional sistem saraf tepi dapat disebabkan kelainan pada sel
saraf sumsum tulang belakang atau kelainan sepanjang saraf tepi sendiri. Inti sel
saraf adalah tempat terpenting dalam metabolisme neuronal sehingga berbagai
proses disini dapat mempengaruhi saraf tepi. 2
Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis paling sering
ditemukan pada diabetes melitus. Risiko yang dihadapi pasien diabetes mellitus
dengan neuropati diabetic antara lain ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak
sembuh-sembuh dan amputasi jari/kaki. Kondisi inilah yang menyebabkan
N E U R O P A T I D I A B E T I K Page 19
Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik
bertambahnya angka kesakitan dan kematian, yang berakibat pada meningkatnya
beaya pengobatan pasien diabetes mellitus dengan neuropati diabetik.3
Hingga saat ini patogenesis neuropati diabetik belum seluruhnya diketahui
dengan jelas. Namun demikian dianggap bahwa hiperglikemia persisten
merupakan faktor primer. Factor metabolik ini bukan satu-satunya yang
bertanggung jawab terhadap terjadinya neuropati diabetik, tetapi beberapa teori
lain yang diterima ialah teori vascular, autoimun dan nerve growth factor. Studi
prospektif oleh Solomon dkk, menyebutkan bahwa selain peran kendali genetik,
kejadian neuropati juga berhubungan dengan risiko kardiovaskular yang potensial
masih dapat dimodifikasi.3
Manifestasi neuropati diabetik bisa sangat bervariasi, mulai dari tanpa
keluhan dan hanya bsa terdeteksi dengan pemeriksaan elektrofisiologis, hingga
keluan nyeri yang hebat. Bias juga keluhannya dalam bentuk neuropati lokal atau
sistemik, yang semua itu bergantung pada lokasi dan jenis saraf yang terkena lesi.3
Mengingat terjadinya neuropati diabetik merupakan rangkaian proses yang
dinamis dan bergantung pada banyak factor, maka pengelolaan atau pencegahan
neuropati diabetik pada dasarnya merupakan bagian dari pengelolaan diabetes
secara keseluruhan. Untuk mencegah agar neuropati diabetik tidak berkembang
menjadi ulkus diabetic seperti ulkus atau gangrene pada kaki, diperlukan berbagai
upaya khususnya pemahaman pentingnya perawatan kaki. Bila neuropati diabetik
disertai dengan nyeri, dapat diberikan berbagai jenis obat-obatan sesuai tipe
nyerinya, dengan harapan menghasilkan atau paling tidak mengurangi keluhan,
sehingga kualitas hidup dapat diperbaiki.3
Dengan demikian, memahami mekanisme terjadinya neuropati diabetik
dan factor-faktor yang berperan, merupakan landasan penting dalam pengelolaan
dan pencegahan neuropati diabetik yang lebih rasional.3
N E U R O P A T I D I A B E T I K Page 19
Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik
BAB II
PEMBAHASAN
NEUROPATI DIABETIK
2.1 DEFINISI
Dalam konferensi neuropati perifer pada bulan februari 1988 di San
Antonio, disebutkan bahwa neuropati diabetik adalah istilah deskriptif yang
menunjukkan adanya gangguan, baik klinis maupun subklinis, yang terjadi pada
diabetes mellitus tanpa penyebab neuropati perifer yang lain. Gangguan neuropati
ini termasuk manifestasi somatic dan atau autonom dari sistem saraf perifer.3
2.2 PREVALENSI
Berbagai studi melaporkan prevalesni neuropati diabetik yang bervariasi.
Bergantung pada batasan definisi yang digunakan, criteria diagnostic, metode
seleksi pasien dan populasi yang diteliti, prevalesi neuropati diabetik berkisar dari
12-50%. Angka kejadian yang derajat keparahan neuropati diabetik juga
bervariasi sesuai dengan usia, lama menderita diabetes mellitus, kendali glikemik,
juga fluktuasi kadar glukosa darah sejak diketahui diabetes mellitus. Pada suatu
penelitian besar, neuropati simtomatis ditemukan pada 28,5% dari 6.500 pasien
diabetes mellitus. pada studi Rochester, walaupun neuropati simtomatis
ditemukan hanya pada 13% pasien diabetes mellitus, ternyata lebih dari
setengahnya ditemukan neuropati dengan pemeriksaan klinis. Studi lain
melaporkan kelainan kecepatan hantaran saraf sudah didapati pada 15,2% pasien
diabetes mellitus baru, sementara tanda klinis neuropati hanya dijumpai pada
2,3%.3
N E U R O P A T I D I A B E T I K Page 19
Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik
2.3 PATOGENESIS
Proses kejadian neuropati diabetik berawal dari hiperglikemia
berkepanjangan yang berakibat terjadinya peningkatan aktivitas jalur poliol,
sintesis advanceglycosilation end products (AGEs), pembentukan radikal bebas
dan aktivasi protein kinase C (PKC). Aktivasi berbagai jalur tersebut berujung
pada kurangnya vasodilatasi, sehingga aliran darah kesaraf menurun dan bersama
rendahnya mioinositol dalam sel terjadilah neuropati diabetik. Berbagai penelitian
membuktikan bahwa kejadian neuropati diabetik berhubungan sangat kuat dengan
lama dan beratnya diabetes mellitus.3
Gambar 1. Jalur utama hiperglikemi menyebabkan injury sel
N E U R O P A T I D I A B E T I K Page 19
Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik
( Dikutip dari Vincent A.M, Russel JW, Low P, Feldman EL. 2004. Oxidative
Stress in the pathogenesis of diabetic neuropathy. Endocrine reviews. 26 (4) :
S12 / S28 ). 4
2.3.1 Factor Metabolik
Proses terjadinya neuropati diabetik berawal dari hiperglikemia yang
berkepanjangan. Hiperglikemia persisten menyebabkan aktivasi jalur poliol
meningkat, yaitu terjadi aktivasi enzim aldose-reduktase, yang merubah glukosa
menjadi sorbitol, yang kemudian dimetabolisasi oleh sorbitol dehidrogenase
menjadi fruktosa. Akumulasi sorbitol dan fruktosa dalam sel saraf merusak sel
saraf melalui mekanisme yang belum jelas. Salah satu kemungkinannya adalah
akibat akumulasi menyebabkan keadaan hipertonik intraseluler sehingga
mengakibatkan edem saraf. Penurunan mioinositol dan akumulasi sorbitol secara
langsung menimbulkan stress osmotic yang akan merusak mitokondria dan akan
menstimulasi protein kinase C (PKC). Aktivasi PKC ini akan menekan fungsi Na
–K ATP-ase, sehingga kadar Na intraseluler menjadi berlebihan, yang berakibat
terhambatnya mioinositol masuk kedalam sel saraf sehingga terjadi gangguan
tansduksi sinyal pada saraf.3
Reaksi jalur poliol ini juga menyebabkan turunnya persediaan NADPH
saraf yang merupakan kofaktor penting dalam metabolisme oksidatif. Karena
NADPH merupakan kofaktor penting untuk glutathione dan nitric oxide synthase
(NOS), pengurangan kofaktor tersebut membatasi kemampuan saraf untuk
mengurang radikal bebas dan penurunan produksi nitric oxide (NO).1
Disamping meningkatkan aktivitas jalur poliol, hiperglikemia
berkepanjangan akan menyebabkan terbentuknya advanceglycosilation end
products (AGEs). AGEs ini sangat toksik dan merusak semua protein tubuh,
termasuk sel saraf. Dengan terbentuknya AGEs dan sorbitol, maka sintesis dan
fungsi NO akan menurun, yang berakibat vasodilatasi berkurang, aliran darah
nkesaraf menurun, dan bersama rendahnya mioinositol dalam sel saraf, terjadilah
N E U R O P A T I D I A B E T I K Page 19
Agustus 26 ,2014 Neuropati Diabetik
ND. Kerusakan aksonal metabolik awal masih dapat kembali pulih dengan
kendali glikemik yang optimal. Tetapi bila kerusakan metabolic ini berlanjut
menjadi kerusakan iskemik, maka kerusakan structural akson tersebut tidak dapat
diperbaiki lagi.3
2.3.2 Kelainan Vaskular
Penelitian membuktikan bahwa hiperglikemia juga mempunyahi hubungan
dengan kerusakan mikrovaskular. Hiperglikemia persisten merangsang produksi
radikal bebas oksidatif yang disebut reactive oxygen species (ROS). Radikal bebas
ini membuat kerusakan endotel vascular dan menetralisasi NO, yang berefek