STUDI KASUS 2 MODUL EMG SEORANG WANITA 48 TAHUN MENGELUH BENGKAK PADA KEDUA TUNGKAI KAKI KELOMPOK II 030.08.018 Almira Devina Gunawan 030.08.096 Faishal Lathifi 030.08.131 Jonathan Sinarta K 030.08.152 Maimunah 030.08.171 Nadia Alwainy 030.08.191 Phoespha Mayangsarie 030.08.204 Ria Angelia Putri 030.08.237 T. Rini Puspasari 030.09.015 Andravina Pranathania 030.09.029 Arini Damayanti 030.09.049 Brilli Bagus Dipo 0
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI KASUS 2 MODUL EMG
SEORANG WANITA 48 TAHUN MENGELUH BENGKAK PADA
KEDUA TUNGKAI KAKI
KELOMPOK II
030.08.018 Almira Devina Gunawan
030.08.096 Faishal Lathifi
030.08.131 Jonathan Sinarta K
030.08.152 Maimunah
030.08.171 Nadia Alwainy
030.08.191 Phoespha Mayangsarie
030.08.204 Ria Angelia Putri
030.08.237 T. Rini Puspasari
030.09.015 Andravina Pranathania
030.09.029 Arini Damayanti
030.09.049 Brilli Bagus Dipo
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
14 MARET 2012
0
B A B I
P E N D A H U L U A N
Topik diskusi
“Seorang wanita 48 tahun mengeluh bengkak pada kedua tungkai kakinya”
Tutor diskusi
dr. Suweino.
Diskusi I sesi 1 Diskusi I sesi 2
Tanggal 9 Maret 2012 12 Maret 2012
Waktu 10:00 – 12:00 13.00 – 15.00
Durasi 2 jam 2 jam
Ketua diskusi Brilli Bagus Dipo Faishal Lathifi
Sekertaris Almira Devina Gunawan Nadia Alwainy
Jumlah peserta 11 orang 11 orang
Perilaku peserta dan perjalanan diskusi:
Peserta diskusi dapat mengikuti arahan tutor dengan baik. Tutor juga memberikan
learning issue kepada peserta untuk dibahas pada hari diskusi selanjutnya. Tutorial berjalan
dengan baik.
1
B A B I I
L A P O R A N K A S U S
Seorang wanita 48 tahun, mengeluh bengkak pada kedua tungkai kaki hingga ke mata kakinya
sehingga ia tidak lagi dapat memakai sepatunya. Ia menyadari hal ini sejak 2-3 bulan yang
lalu. Seorang temannya memberinya lasix yang katanya sedikit menolong, tapi sekarang obat
itu sudah habis. Berat badannya bertambah hingga kira-kira 10 kg dalam waktu 2-3 bulan
terakhir. Sebelum ini dia mengeluh sering kencing dan mudah lelah serta mengantuk. Seorang
temannya mengatakan mungkin ia menderita kencing manis dan memberinya tablet yang
katanya harus diminum setiap pagi sebelum makan. Ia memang merasakan lebih enak. Ia
tidak pernah pergi lagi ke dokter.
Pada matanya tampak edema periorbital dan edema yang bersifat pitting pada tangan, kaki,
dan kedua tungkainya. Ia merasa kebal pada kaki hingga pertengahan betisnya. Pada
pemeriksaan urin di dapatkan glukosa +2, protein +3, leukosit 0-2/LPB, eritrosit 0-1/LPB.
2
B A B I I I
P E M B A H A S A N
ANAMNESIS
Identitas Pasien
o Nama : Ny. A
o Jenis kelamin : Perempuan
o Umur : 48 Tahun
o Agama : -
o Pekerjaan : -
o Status pernikahan : -
o Alamat : -
Keluhan utama : Bengkak pada kedua tungkai kaki
Riwayat penyakit sekarang :
o Edema ekstremitas dan periorbital
o Sering kencing, mudah lelah, dan mengantuk
o Berat badan bertambah 10kg dalam 2-3 bulan terakhir
o Kebal paada kaki
o Proteinuria dan Glukosuria
Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat penyakit keluarga : -.
Riwayat kebiasaan : -
3
ANAMNESIS TAMBAHAN
Adapun anamnesis tambahan yang perlu ditanyakan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Riwayat Penyakit Sekarang
o Bagaimana dengan nafsu makan?
o Apakah disertai dengan gangguan penglihatan?
o Apa ada keluhan lain?
o Berapa berat badan sebelumnya?
Riwayat Penyakit Dahulu
o Apakah ada riwayat hipertensi?
o Apakah ada riwayat Diabetes Mellitus?
o Apakah ada riwayat penyakit ginjal dan jantung?
Riwayat Penyakit Keluarga
o Apakah ada riwayat diabetes melitus dalam keluarga?
Riwayat Kebiasaan
o Bagaimana dengan pola makan nya?
o Bagaimana dengan gaya hidup? Apakah merokok/ minum alcohol/olahraga?
Riwayat Pengobatan
o Apa nama obat yang diminum setiap pagi sebelum makan untuk mengurangi
keluhan?
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
o Keadaan Umum
4
Tingkat kesadaran : -
Kesan Sakit : -
Status Antropometri : Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT)
untuk perhitungan BMI/IMT, dengan menggunakan
rumus berikut. Rumus BMI/IMT = berat badan
(kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (meter)
= satuannya kg/ m².
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT1:
BMI/IMT KATEGORI
< 18,5 Underweight (berat badan kurang)
18,5 – 22,9 Normal
23-24,9 Overweight (berat badan berlebih)
25-29,9 Obese I (gemuk)
≥30 Obese II
Kriteria BMI menurut World Health Organization (WHO)2:
BMI/IMT KATEGORI
< 18,5 Under weight (berat badan kurang)
18,5 – 24,9 Normal
25 – 29,9 Overweight (berat badan berlebih)
> 30 Obese (gemuk)
o Tanda Vital
5
Hasil Normal
Suhu - 36,5 - 37,2 C
Denyut nadi - 60-100 X/mnt
Irama denyut - teratur(reguler)
Tekanan darah - 120/80 mmHg(optimal)
Pernafasan - 14-18 x/mnt
Status Lokalis
Mata : Edema periorbital
Ekstremitas : Edema ekstremitas ++/++
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Protein +3 - Positif
Glukosa +2 - Positif
Eritrosit 0-2/LPB 0-2/LPB Normal
Leukosit 0-2/LPB 0-2/LPB Normal
Dari hasil pemeriksaan laboratorium urin dapatkan interpretasi sebagai berikut:
Terdapat proteinuria diakibatkan adanya kerusakan di glomelurus dan atau gangguan
reabsorsi di tubulus ginjal. Manifestasi awal nefropati diabetik adalah munculnya
jumlah albumin yang sedikit dalam urin ( > 30 mg/hari) yaitu makroalbumiuria. Pada
pasien ini termasuk dalam kategori proteinuria berat. Proteinuria berat bila kadar > 3
gr/hari.
Glukosa yang positif berarti glukosa sudah melampaui batas reabsorsi dan tidak dapat
direabsori sepenuhnya.
HIPOTESIS
6
NO MASALAH DASAR MASALAH HIPOTESIS
1 Edema ekstrimitas dan
periorbital
Pemeriksaan fisik
Hasil laboratorium
- Nefropati diabetik
- Penyakit jantung
- Sindroma Nefrotik
2 Sering kencing, mudah
lelah, dan mengantuk
Anamnesis
Hasil laboratorium
- Diabetes melitus
3 Berat badan bertambah
10 kg dalam 2-3 bulan
Anamnesis - Nefropati diabetik
- Intake >>
4 Kebal pada kaki Anamnesis - Neuropati diabetik
5 Proteinuria Hasil laboratorium - Nefropati diabetik
- Sindroma Nefrotik
PENGKAJIAN
Pasien datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai tangan, kaki, dan kedua
tungkainya. Pada matanya tampak juga edema periorbital. Pasien menyadari hal ini sejak
2-3 bulan yang lalu dan meminum obat lasix. Lasix merupakan obat yang mengandung
furosemid. Furosemid (diuretik kuat) menurunkan reabsorsi sodium dan klorida di
ascending loop Henle dan tubulus distal ginjal. Meningkatkan eksresi sodium, air, klorida,
kalsium, dam magnesium. Diuretik kuat diindikasikan untuk edema, hiperkalsemia akut,
gagal ginjal akut, dan hipertensi. Dari hasil peremeriksaan urin, Ny.A mengalami
glukosuria dan proteinuria. Adanya tanda dan gejala klinis yang tampak mengarahkan
pada hipotesis diabetes nefropati diabetik.
PATOFISIOLOGI
7
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Nefropati Diabetik
Kami menegakkan diagnosis ini berdasarkan:
- Anamnesis usia pada pasien ini
- Adanya tanda dan gejala klinis seperti poliuri, mudah lelah dan mengantuk
- Pemerisksaan fisik di dapatkan edema ekstrimitas dan periorbital
- Hasil laboratorium ditemukan proteinuria dan glukosuria
Diagnosis Banding
Sindroma Nefrotik
8
Alasan kami untuk menjadikan diagnosis banding adalah:
- Ditemukan proteinuria pada hasil laboratorium
- Didapatkan edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, tangan, dan
kedua tungkai.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Laboratorium
o Darah rutin
Tujuan untuk melihat keadaan umum pasien. Dimana kita ketahui pasien ini
mengalami lemah, letih, dan lesu yang bisa dicurigai anemia.
o Gula darah
Bertujuan untuk memastikan pasien ini terkena diabetes melitus sesuai kriteria
diagnosis yaitu:
1. Apa bila didapatkan gula darah puasa > 126 mg/dl atau gula darah
sewaktu > 200 disertai gejala klasik pasien bisa didiagnosa diabetes melitus.
2. Dapat juga dengan melakukan tes toleransi glukosa oral (TGO) dengan
hasil > 200 mg/dl
o HbA1c
Pemeriksaan ini mencerminkan kondisi glukosa darah 2-3 bula sebelumnya.
o C Peptide
Pemeriksaan khusus untuk mengetahui kadar insulin serum karena C-peptide
merupakan prekusor pembentukan insulin. Kadar normal c-peptide (0,6-12,0
mg/ml). Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan tipe DM.
o Creatinin Clearens Test
9
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kreatinin dalam darah dalam kurun
waktu untuk mengukur fungsi ginjal dalam ekresi kreatinin. Apabila clearen
mengecil berarti kosentrasi kreatinin dalam darah naik.
o Ureum dan Kreatinin
Pemeriksaan ureum dan kreatinin berguna untuk menunjukkan fungsi ginjal.
USG
Untuk melihat perubahan bentuk pada ginjal, apakah terjadi pembesaran pada ginjal
atau tidak
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
o Untuk perbaikan fungsi ginjal : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
(ACE-I) atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB).
o Untuk pengendalian kadar gula darah : Obant Anti Diabetes (OAD) ;
Pioglitazon
Dosis awal: 15-30 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
Boleh tingkatkan dosis dengan kenaikan berdasarkan reaksi pasien.
Dosis maksimum: 45 mg/hari.
Non Medikamentosa
o Olahraga
Olahraga rutin yang dianjurkan adalah berjalan 3-5 km/hari dengan kecepatan 10-
12 menit/km, 4-5 kali seminggu
o Diet rendah garam dan protein
o Pola hidup sehat : Hindari merokok, alkohol, dll
Rujuk ke Rumah Sakit
10
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien ini adalah :
Neuropati Diabetik
Ketoasidosis Diabetik
Retinopati Diabetik
PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia Ad Bonam
Ad fungsionam : Dubia Ad Malam
Penyakit ini timbul karena kerusakan sel beta pankreas sehingga
terjadi defisiensi insulin. Dan fungsi ini tidak bisa dikembalikan lagi.
Ad sanationam : Ad Malam
Karena pasien dengan penyakit seperti ini jika tidak menjalani
pengobatan secara teratur keadaan pasien bisa memburuk lagi.
Sampai bisa manimbulkan kematian.
11
B A B I V
T I N J A U A N P U S T A K A
Berikut kami sajikan tinjauan pustaka mengenai sindroma metabolik yang kami
tegakan sebagai diagnosis pada kasus ini:
NEFROPATI DIABETIK
1. Definisi
Nefropati diabetik adalah sindrom klinis pada pasien diabetes melitus yang ditandai dengan
albuminuria menetap (>300 mg/24 jam) pada minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun
waktu 3 sampai 6 bulan yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan penurunan
LFG (laju filtrat glomerulus). Mikroalbuminuria didefinisikan sebagai ekskresi albumin lebih
dari 30 mg per hari dan dianggap sebagai prediktor penting untuk timbulnya nefropati