Top Banner
MAKALAH NANGKADAK: HASIL PERSILANGAN NANGKA MINI (Artocapus heterphyllus) DENGAN CEMPEDAK (Artocarpus chempeden) Disususun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan Dosen Pengampu: Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si Disusun oleh: RISTIANA NUGRAHANI 0402514041 PPS Kelas Khusus IPA-Biologi
27

MAKALAH NANGKADAK.doc

Sep 10, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH

NANGKADAK: HASIL PERSILANGAN NANGKA MINI (Artocapus heterphyllus) DENGAN CEMPEDAK (Artocarpus chempeden)

Disususun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta TumbuhanDosen Pengampu: Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si

Disusun oleh:

RISTIANA NUGRAHANI0402514041PPS Kelas Khusus IPA-Biologi

PRORGAM SUDI PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI BIOLOGIPROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak zaman kuno, tumbuhan-tumbuhan memasok berbagai kegunaan kepada manusia. Pada awalnya, buah, daun, atau cabang dari spesies tumbuhan liar dikumpulkan di hutan dan dikonsumsi sendiri atau dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahan bakar. Spesies berguna atau spesies yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dipilih dan biji disisakan untuk ditanam di sekitar pemukiman. Individu yang bagus dipilih, diberikan atau dijual kepada tetangga, ditukar dengan individu yang bagus dari daerah yang lain, dan terserbuki, sehingga menghasilkan keanekaragamanbaru. Dengan mengulangi pemilihan dan pemindahan oleh manusia, spesies yang didomestikasi dan ditanam kini telah berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia.Terkini, sebagian besar dari kultivar berguna diperbanyakkan dengan cara vegetatif supaya karakteristik tumbuhan tersebut tetap terjaga. Namun demikian, masih terdapat beberapa spesies yang biasanya diperbanyakkan dengan biji dikarenakan kesulitan dalam propagasi vegetatif atau kekurangan pengetahuan. Namun terdapat banyak kasus keberhasilan untuk propagasi vegetatif nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) biasanya masih diperbanyakkan dengan biji yaitu, hasil dari peneyerbukan silang secara bebas. Semai yang bertumbuh dari biji memiliki ciri-ciri yang diwariskan dari propagasi generatif (Ito, 2013)Nangka merupakan jenis tanaman yang sebagian besarnya hanya dapat ditemukan di bawah penanaman. Karena sudah lama setelah jenis ini tersebar di daerah Asia yang sangat luas, maka penilaian keanekaragaman yang terdapat sekarang sangat penting supaya sumber daya alam dapat diidentifikasi untuk konservasi dan pengembangannya. Untuk pemanfaatan berkelanjutan, keanekaragaman nangka merupakan sumber daya alam yang bernilai tinggi untuk baik sekarang maupun masa mendatang. Tetapi seiring perkembangan penelitian, makin tinggi permintaan terhadap kultivar spesifik untuk baik produksi monokultur secara komersial maupun produksi di pekarangan, sehingga pohon yang dicangkokkan akan diadopsi (Campbell, 2003). Banyak penelitian telah dilaksanakan untuk pengembangan kultivar komersial, khususnya di Bangladesh, India, dan Amerika Serikat. Program pengembangan tanaman koperatif untuk nangka telah dimulai di daerah Asia Pasifik seperti Bangladesh, India, Malaysia, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam di bawah proyek internasional dengan tujuan untuk menciptakan kultivar nangka unggul untuk produksi secara komersial (Campbell, 2003). Salah satu aspek yang penting untuk mengetahui suatu tumbuhan adalah kualitas produk terakhir yaitu, buah matang yang segar yang didapatkan dari pohon, dalam kasus untuk nangka. Rasa nangka terdiri dari berbagai atribut seperti kemanisan, tekstur, keharuman, kandungan air, crunchiness dsb. Namun kualitas buah nangka tidak hanya yang dapat dinilai dengan peralatan laboratorium seperti TSS (Total Soluble Solid) tetapi juga terdapat yang hanya dapat dinilai dengan alat indera seperti tekstur dan keharuman lewat mulut, sampai saat ini belum terdapat penelitian sebelumnya yang menggunakan uji sensoris untuk buah nangka matang (Ito, 2013). Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar dan pohon nangka buah mini. Nangka buah besar tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun, sedangkan nangka buah kecil (nangka mini) tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan. Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu 1) Nangka bubur; memiliki daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah, 2) Nangka salak; daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras (nangka celeng dan nangka belulang), 3) Nangka cempedak; daging buah tipis, liat dan beraroma harum spesifik.Seiring teknologi yang berkembang pesat dan kebutuhan manusia yang juga semakin tinggi, Indonesia telah melakukan suatu inovasi yang memodifikasi buah nangka dari jenis nangka mini (Artocarpus heterophyllus) dengan buah cempedak (Artocarpus chempeden) melalui perkawinan silang. Varietas baru ini pertama kali dilakukan di Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor oleh ahli botani Dr. Greg Hambali M. Sc. dan Ir. A.F. Margianasari M.Si. yang kemudian diberikan nama Nangkadak (Nangka-Cempedak). Nangkadak memiliki tekstur buah yang renyah dan manis yang diwarisi dari buah nangka dan kulit buah yang mudah di kupas, serta buah yang mudah dilepas dari jeraminya (dami) sehingga sangat memudahkan untuk mengonsumsi buah ini. Eksplorasi dan penelitian terhadap buah nangkadak masih sangat terbatas, maka sangat diperlukan pemahaman mengenai tanaman ini untuk upaya pengembangan buah berkualitas unggul asli indonesia sehingga menambah kekayaan hayatai khususnya pada tanaman holtikultura.

B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana karakteristik buah nangka (Artocarpus heterophyllus)?2. Bagaimana karakteristik buah cempedak (Artocarpus chempeden)?3. Bagaimana syarat tumbuh buah nangka dan cempedak?4. Bagaimana karakteristik Nangkadak yang merupakan persiangan buah nangka dan cempedak?

C. TUJUAN PENULISAN1. Mengetahui karakteristik buah nangka (Artocarpus heterophyllus)?2. Mengetahui karakteristik buah cempedak (Artocarpus chempeden)?3. Mengetahui syarat tumbuh buah nangka dan cempedak?4. Mengetahui a karakteristik Nangkadak yang merupakan persiangan buah nangka dan cempedak?

BAB IIPEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK NANGKA (Artocarpus heterophyllus)1. Sejarah SingkatNangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Ghatsbagian barat. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (sunda). Beberapa nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris), nangka (Malaysia), kapiak (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand), mit (Vietnam).Tanaman ini merupakan salah satu jenis buah yang banyak ditanam di daerah tropis. Buah nangka cukup terkenal di seluruh dunia. Tanaman ini diduga berasal dari India bagian selatan yang kemudian menyebar ke daerah tropis lainnya, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pohon nangka dapat tumbuh hampir di setiap daerah. Bagian dari buah nangka yang umum dikonsumsi adalah nangka muda, nangka masak, dan bijinya.2. Deskripsi TanamanBuah nangka memiliki beragam manfaat untuk kesehatan, diantaranya memperkuat sistem kekebalan tubuh karena mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan yang sangat baik, kaya akan kalium untuk mengontrol tekanan darah dan bisa mengurangi resiko terkena penyakit jantung, stroke, dan juga baik untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengandung fitonutrien seperti lignan, isoflavon, dan saponin yang membentuk proteksi tubuh melawan timbulnya sel kanker, kandungan vitamin A dan antioksidan yang tinggi baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan kulit, dan mengandung mineral seperti mangan, zat besi, vitamin B6, niasin, asam folat yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi tubuh. Marga lain yang sama dengan tanaman nangka adalah keluwih,sukun, dan bendo (Ashari.1995)Variasi genetis tanaman cukup tinggi, hal ini disebabkan karena bahan tanamnya masih berasal dari biji. Perbanyakan tanaman secara vegetatif baik okulasi maupun grafting menghasilkan persentasi jadi rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kandungan getah tanaman nangka yang tinggi sehingga mengganggu proses pertautan sel-sel batang bawah dengan batas atas (Ashari,1995).Variasi genetis yang tinggi tersebut salah satunya dapat dilihat dari kisaran berat buahnya yaitu antara 1-20 kg per buah. Selanjutnya, kandungan gizi buah ini setiap 100g daging buahnya mengandung 72 - 77,2 g air; 1,3 - 2 g protein; 0,1 0,4 g lemak; 18,9 - 25,4 g pati; 0,8 - 1,11 g serat; 0,8 - 1,4 g abu; 22 - 37 mg kalsium ; 18-38 mg fosfor; besi 0,4 - 1,1 mg; sodium 2 mg; potassium 407 g , vitamin A 175 - 540 IU ; vitamin C 8 - 10 mg; dan nilai energi sekitar 395 - 410 kJ untuk setiap 100 g daging buah (Ashari.1995).3. MorfologiPohon Artocarpus heterophyllus memiliki tinggi 6-9 m. Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun A. heterophyllus tunggal, berseling, diameter batang 15-25 cm, lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji coklat muda (Heyne, 1987). Nangka mini merupakan tanaman berumur genjah yang mampu mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.4. KlasifikasiTanaman nangka termasuk tumbuhan tahunan (perennial). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman nangka diklasifikasikan sebagai berikut :Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)Divisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub-divisi: Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas: Dicotyledonae (biji berkeping dua) Ordo : Morales Famili : Moraceae Genus : Artocarpus Spesies : A. Heterophyllus Lamk (Rukmana,R.1997)B. KARAKTERISTIK CEMPEDAK (Artocarpus chempeden)1. Sejarah SingkatMenurut asal usulnya, Cempedak (Artocarpus champeden Spreng) merupakan tanaman asli Indonesia. Saat ini penyebaran sudah merambah sampai Malaysia dan Papua Nugini. Di Indonesia, cempedak tersebut di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Jawa. Cempedak telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini sering dijumpai di kebun atau pekarangan rumah penduduk dan dibiarkan saja tanpa perawatan. Walaupun demikian tetap menghasilkan buah (Wydiastuti, 1993).Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, dan menyebar luas mulai dari wilayah Tenasserim di Burma, Semenanjung Malaya termasuk Thailand, dan sebagian Kepulauan Nusantara: Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua. Juga banyak didapati di Jawa bagian barat. 2. Deskripsi TanamanCempedak merupakan varietas lain dari Nangka, tetapi dibandingkan nangka, cempedak yang bergetah itu memang kalah populer. Padahal dari segi rasa dan aroma, cempedak berani bersaing dengan kerabatnya itu. Namun sayangnya, penyebaran cempedak belum merata sehingga belum dikenal masyarakat luas. Selain itu, cempedak mengenal musim berbuah. Pada musim hujan, terutama pada bulan November-Januari, cempedak paling banyak ditemukan. Sebaliknya pada musim kemarau, cempedak jarang ditemukan. Keadaan seperti itulah antara lain yang menyebabkan ketenaran cempedak dikalangan masyarakat di Indonesia masih kalah dibandingkan nangka (Wydiastuti, 1993).Dibandingkan buah nangka, buah cempedak relatif tidak bergetah. Sifat buah cempedak termasuk unik, daging buahnya mudah di lepas dari kulit buahnya dan tangkai buahnya meskipun masih dikelilingi oleh dami buah seperti halnya daging buah nangka. Pohon cempedak basa di temukan di hutan hutan sekunder terutama hutan hujan tropis dataran rendah. Tanaman ini mampu tumbuh di bawah kanopi pohon. Di Thailand, cempedak dapat tumbuh dengan baik diketinggian lebih dari 500 m dpl, daerah beriklim lembab tanpa musim kering yang jelas. Buah cempedak yang telah masak dapat dikonsumsi segar, tetapi bisa juga di olah. Daging buah lunak, lembut serta memiliki aroma yang tajam. Rasa daging buah yang manis merupakan perpaduan antara rasa durian dan mangga. Buah yang masih mentah hingga mengkal bisa diolah sebagai sayur seperti halnya buah nangka.3. MorfologiPohon yang selalu hijau, sedang besarnya, tingginya dapat mencapai 20 m meski kebanyakan hanya belasan meter. Ranting-ranting dan pucuk dengan rambut halus dan kaku, kecoklatan. Berumah satu (monoecious). Daun tipis agak kaku seperti kulit, bertangkai, bulat telur terbalik sampai jorong, 2,5-5 525cm, bertepi rata (integer, utuh), dengan pangkal berbentuk pasak sampai membulat, dan ujung meruncing (acuminate). Tangkai daun 13cm. Daun penumpu bulat telur memanjang, meruncing, berambut kawat, mudah rontok dan meninggalkan bekas berupa cincin pada ranting. Perbungaan sendiri-sendiri, muncul di ketiak daun, pada cabang besar atau pada batang utama (cauliflory), pada pucuk pendek khusus yang berdaun. Karangan bunga jantan berbentuk bongkol seperti gada atau gelendong, 1 3-5,5cm, hijau pucat atau kekuningan, bertangkai 36cm. Bongkol bunga betina berbentuk gada memanjang, dengan bunga-bunga yang tertancap sedalam 1,5mm dalam poros bongkol dan bagian bebas sekitar 3mm. Buah semu majemuk (syncarp) berbentuk silinder sampai bulat, 10-15 2035cm, kehijauan, kekuningan sampai kecoklatan, dengan tonjolan piramidal serupa duri lunak yang rapat atau licin berpetak-petak dengan mata faset. 'Daging buah' sesungguhnya adalah perhiasan bunga yang membesar dan menebal, putih kekuningan sampai jingga, manis dan harum, bertekstur lembut, licin berlendir di lidah dan agak berserat. Tidak seperti nangka, keseluruhan massa daging buah beserta bunga-bunga steril atau gagal (dikenal sebagai 'dami') mudah lepas dari poros ('hati') buah semu apabila masak. Biji bulat gepeng atau memanjang, 23cm. Pohon cempedak yang ditanam dari biji mulai berbunga pada umur 3-6 tahun, sedangkan pohon asal grafting berbunga lebih awal yaitu 2-4 tahun. Bibit cempedak dari grafting menggunakan batang bawah yag berumur 8-11 bulan. Tanaman cempedak muda mempunyai akar tunjang yang cepat tumbuhnya dan menghunjam kedalam tanah. Jarak tanam antara 12-14 m (Ashari,2006).

4. Klasifikasi Nangkadak dikenal secara luas sebagai cempedak atau campedak, buah ini juga memiliki beberapa nama lokal seperti bangkong (cempedak hutan, bentuk liar di Malaysia), baroh (Kep. Lingga dan Johor), nangka beurit (Sunda), nongko cino (Jawa), cubadak hutan (Minangkabau) tiwadak (Banjar) dan lain-lain, memiliki klasifikasi sebagai berikut:Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Urticales Famili : Moraceae (suku nangka-nangkaan) Genus : Artocarpus Spesies : Artocarpus champeden

C. SYARAT TUMBUH NANGKA DAN CEMPEDAK1. Iklima. Angin berperan dlm membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.b. Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yg memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm & musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yg mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulanc. Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa & pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga & buah serta pertumbuhannya.d. Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C & suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat C.e. Kelembaban udara yg tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.

2. Media Tanama. Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yg dlm & beririgasi baik.b. Umumnya tanah yg disukai yaitu tanah yg gembur & agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh & menghasilkan buah.c. Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yg optimum pH 67.d. Kedalaman air tanah yg cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yg cukup teball lapisan atasnya (kira-kira 1 m).3. Ketinggian TempatPohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yg terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl

D. NANGKADAK: PERSILANGAN NANGKA X CEMPEDAKNangkadak adalah tanaman hasil rekayasa genetika Taman Wisata Mekarsari (TWM). Menurut Margianasari (Tim Ahli TWM), asal kultivar Nangkadak Mekarsari merupakan hasil persilangan antara nangka mini sebagai tetua betina dengan cempedak lokal sebagai tetua jantan. Keduanya merupakan koleksi plasma nutfah dari kebun koleksi taman wisata mekarsari.

1. Sejarah SingkatPada bulan Juni 2000, tim peneliti Taman Wisata Mekarsari melakukan persilangan antara 2 jenis tanaman berbeda, yaitu nangka mini (Artocarpus heterophyllus Lam.) dengan cempedak (Artocarpus integer Merr.) tujuannya adalah sebagai upaya untuk memperoleh kultivar baru yang memiliki paduan sifat-sifat tetuanya.Pohon induk betina merupakan nangka mini berbuah bulat, yang berumur genjah. Nangka mini tersebut ditanam dalam pot ukuran 100 liter. Induk nangka mini ini berasal dari tanaman milik Gregori Garnadi Hambali di perumahan Baranangsiang Indah Bogor. Setelah memasuki masa generatif dan menghasilkan bunga, dilakukan penyerbukan buatan dengan bunga jantan dari cempedak lokal. Tanaman cempedak lokal ini berasal dari kebun induk yang ada di lokasi Taman Wisata Mekarsari.Nangka mini dipilih sebagai tetua betina karena tanaman berumur genjah, tajuk tanaman pendek dan ukuran buah tidak terlalu besar. Sedangkan cempedak yang menjadi tetua jantan dipilih karena produktivitasnya tinggi, tanaman tahan terhadap organisme pengganggu tanaman, aroma buah kuat dan rasanya manis serta kulit buah mudah dikupas.

2. Deskripsi TanamanSecara umum sosok tanaman dan tipe buah yang dihasilkan dari silangan ini lebih mengarah kepada cempedak sebagai tetua jantannya, namun demikian ukuran buah yang dihasilkan serta kualitas buahnya jauh lebih unggul dari induk aslinya. Buah nangkadak memiliki ukuran lebih besar jika dibandingkan dengan buah cempedak pada umumnya. Bentuk buah silindris dan memanjang. Aroma buahnya masaknya seperti cempedak, tetapi lembut tidak setajam cempedak. Rasa buahnya sangat manis dan keunikannya rasa buahnya tidak terpengaruhi oleh lingkungan. Buah yang dihasilkan pada musim hujan tetap manis, tidak seperti varietas nangka maupun varietas cempedak lainnya yang akan berkurang kemanisannya dan bahkan hambar rasanya saat musim hujan.

Gambar 1. Pohon nangkadak

Ciri fisik pohon nangkadak lebih cenderung kearah cempedak sebagai tetua jantannya. Pohon dewasanya menghasilkan buah dengan kulit menyerupai nangka, namun setelah dibelah secara anatomi menyerupai buah cempedak yang daging buahnya dapat dengan mudah dipisah dari dami/jerami dan kulitnya.

3. Proses PersilanganNangkadak disebut Filial 1 yang kemudian diperbanyak secara vegetatif, namun induknya tetap satu. Kemudian Nangkadak Filial 1 ditanam dan berbunga. Bunga dari nangkadak Filial 1 dikawinkan dengan sesamanya yang kemudian anakannya disebut Nangkadak Filial 2. Namun, ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh Nangkadak Filial 2 yaitu jumlah buah yang terbentuk hanya sedikit, berbeda baik dengan nangka maupun cempedak.Menurut direktur TWM, Dr Moh Reza Tirtawinata MS, nangkadak tergolong varietas genjah (umur muda sudah berbuah). Sifat itu menyebabkan kualitas buah belum stabil saat berbuah ke-2-3. Pohon muda juga cenderung pendek dan bertajuk rapat sehingga serangga penyerbuk enggan datang karena sulit mencapai posisi bunga. Pantas jika jumlah nyamplung-yang terbentuk dari hasil penyerbukan bunga betina oleh bunga jantan-sedikit. Oleh karena itu tanaman muda berumur kurang dari 5 tahun memerlukan penyerbukan bantuan oleh manusia agar buah yang dihasilkan penuh terisi.Komposisi bunga jantan dan bunga betina nangkadak berbeda dengan tetuanya. Pada cempedak dalam satu pohon sebanyak 80% bunga adalah jantan, hanya 20% betina. Dengan komposisi itu, peluang terjadinya penyerbukan tinggi. Cukup dengan bantuan angin serbuk sari dari bunga jantan dapat menyerbuki bunga betina. Demikian pada nangka, di dekat hampir setiap tangkai bunga betina nangka ada bunga jantan. Secara kasar komposisinya 50:50 sehingga peluang penyerbukan alami juga tinggi. Pada nangkadak sebaliknya, sebanyak 90% bunga yang muncul berupa betina, jantan hanya 10%. Sehingga peluang terjadinya penyerbukan secara sempurna rendah. Bentuk bunga jantan nangkadak mirip pejantan nangka; bunga betina nangkadak gemuk, bunga betina nangka kurus.

4. Penyerbukan buatanKondisi demikian disiasati dengan mengawinkan betina nangkadak dengan pejantan nangka. Pejantan cempedak serbuk sarinya terlalu kecil dibanding ukuran betika nangkadak sehingga tidak dipilih. Waktu paling tepat mengawinkan nangkadak betina dengan pejantan nangka mulai pukul 17.00 sampai 08.00 hari berikutnya. Di sepanjang waktu itu bunga betina siap kawin. Cirinya bunga diselimuti bulu-bulu lembut dengan warna hijau cerah. Sementara bunga jantan siap menyerbuki terasa lengket jika kita usap dengan tangan. Pada kondisi keduanya sama-sama siap kawin itu tingkat keberhasilan perkawinan mencapai 90%.Bunga betina nangkadak yang diserbuki bunga jantan nangka, menghasilkan buah dengan kualitas lebih baik. Fisiknya tetap mirip cempedak, tapi rasanya kian mirip nangka. Getahnya juga semakin sedikit sehingga lebih nyaman dikonsumsi dan buah berwarna kuning. Penyerbukan buatan juga bisa menggunakan pejantan dari nangkadak sendiri.

Gambar 2. Buah nangkadakMenurut Greg Hambali untuk mendapatkan buah nangkadak sempurna memang memerlukan penyerbukan buatan. Master Biologi dari Universitas Birmingham itu memang belum mengamati komposisi jumlah bunga jantan dan betina pada nangkadak. Namun seperti Reza, Greg menduga keterbatasan kehadiran serangga penyerbuk sebagai penyebab jumlah nyamplung nangkadak sedikit. Oleh karena itu Ir Margianasari dan tim di bagian Produksi Buah TWM juga melakukan penyerbukan buatan untuk menghasilkan bentuk nangkadak sempura dengan banyak buah.Pemulia dari Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Dr Ir Izhar Khairullah MS, menuturkan perbedaan kualitas buah dari dua bunga betina pada pohon sama karena diserbuki pejantan berbeda disebut efek xenia. Kata xenia berakar dari kata xenos, bahasa Yunani yang berarti tamu atau orang asing. Efek itu berupa gejala genetik karena pengaruh langsungserbuk sari(pollen) padasosokbijiataubuahyang muncul pada tetua betina. Menurut Izhar, pada hukum mendel pewarisan sifat tetua betina dan tetua jantan baru muncul pada generasi berikutnya. Namun, dengan adanya xenia, ekspresi gen tetua jantan secara dini sudah muncul pada organ tetua betina alias buah (Trubus online).

5. Morfologi TanamanNangkadak merupakan tanaman hasil persilangan yang bertajuk rimbun dan berumur genjah. Tanaman Nangkadak terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah, seperti yang dijelaskan oleh Margianasari, dkk. ( 2009) sebagai berikut :a. AkarPerakaran pada nangkadak berjenis akar tunggang, karena nangkadak termasuk dalam jenis tumbuhan dikotiledoneae yaitu tumbuhan berkeping dua. Perakaran nangkadak terdiri dari akar tunggang, akar primer, akar skunder dan akar tersier (rambut akar).b. Batang Batang nangkadak berkayu keras dan seluruh bagian tanaman bergetah. Batang pada tanaman nangkadak terdiri dari batang utama, batang sekunder dan batang tersier. c. Daun Berdaun lonjong dengan ukuran panjang 12-24 cm dan lebar 6-13 cm, warna daun hijau gelap dengan permukaan daun berbulu dan bergetah.d. BungaDalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah atau berumah satu (monoecious). Letak bunga terletak di batang dan cabang dengan kedudukan menggantung. Untuk mendapatkan buah yang maksimal maka bunga betina nangkadak perlu dilakukan penyerbukan buatan dengan bunga jantannya sendiri.e. BuahTanaman mulai berbuah pada umur 2-3 tahun sejak tanam di lahan. Bentuk buah nangkadak silindris menyerupai cempedak tetapi ukuran buah lebih besar yaitu diameter 17-22 cm,dengan bobot buah 2,5- 5 kg. Kulit buah berduri tumpul berwarna hijau ketika muda dan hijau kekuningan ketika masak. Jumlah pongge 20 30 buah. Ketebalan daging buah 1cm, berwarna kuning keemasan dengan tekstur buah lembut. Rasa buah sangat manis dengan kemanisan 28 - 30 brix. Aroma buah lembut. Keunikan dari nangkadak adalah daging buahnya dapat dipisahkan dengan mudah dari kulit dan daminya seperti cempedak dan getahnya tidak terlalu banyak seperti nangka.

6. Syarat TumbuhNangkadak dapat beradaptasi pada kisaran tempat yang cukup luas di daerah tropis, yaitu dataran rendah sampai tinggi dengan iklim basah. Nangkadak merupakan jenis tanaman buah yang tidak mampu beradaptasi pada daerah kering, lebih menyukai lingkungan lembab namun tidak tahan terhadap genangan. Menurut Margianasari, dkk. (2009), syarat tumbuh nangkadak adalah sebagai berikut :a. Iklim1) Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.2) Pohon nangkadak menghendaki daerah yang memiliki curah hujan tahunan rata-rata 1.500 3.000 mm per tahun dan musim keringnya tidak terlalu lama.3) Sinar matahari sangat diperlukan nangkadak untuk memacu fotosintesis dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.4) Rata-rata suhu udara 22 - 34 C. 5) Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.

b. Media Tanam1) Pohon nangkadak dapat dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik.2) Tanah yang disukai adalah tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 1,2 % dan kejenuhan basa (KB) lebih dari 35 %. 3) Keasaman tanah atau pH yang sesuai adalah 5,0 6,0. 4) Tanaman sebaiknya ditanam dengan lokasi kemiringan lahan kurang dari 8 dan mampu tumbuh dengan baik dan berkembang hingga kemiringan 16.c. Ketinggian TempatPohon nangkadak dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangkadak adalah antara 0-800 m dpl.

7. Perbanyakan TanamanDi TWM perbanyakan tanaman nangkadak dilakukan dengan cara penyusuan karena sulit bila dilakukan dengan okulasi, dan grafting. Hal ini disebabkan tanaman nangkadak banyak mengandung getah yang mudah mengeras. Getah tanaman nangkadak akan mengeras dan menutup jaringan pengangkut pada bagian yang disayat untuk dilakukan penyambungan, getah yang mengeras pada sayatan akan menghambat suplai makanan dari batang bawah ke batang atas sehingga batang atas akan mengering dan membusuk. Jadi jika dilakukan okulasi dan grafting kecil kemungkinan akan berhasil, namun tidak untuk dengan teknik penyusuan, karena batang bawah dan batang atas masing-masing masih berhubungan dengan perakarannya, batang atas tetap mendapatkan suplai makanan sehingga tidak mudah mati dan proses penyatuan sambungan tidak terganggu. Perlahan-lahan sambungan akan menyatu dan membentuk tanaman baru dan bisa dipisahkan dari induknya. Teknik penyusuan sendiri merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan, yaitu menyambungkan dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Analisis Hubungan Kekerabatan Cempedak (Artocarpus chempeden) Berdasarkan Penanda Morfologi di Kabupaten Kampar Provinsi Riau (Online). Tersedia:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=275992&val=6446&title=ANALISIS%20HUBUNGAN%20KEKERABATAN%20CEMPEDAK%20(Artocarpus%20champaden%20Lour.)%20BERDASARKAN%20PENANDA%20MORFOLOGI%20DI%20KABUPATEN%20KAMPAR%20PROVINSI%20RIAU.BAPPENAS. Budidaya Pertanian Nangka (online). Tersedia: http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=153. Diakses tanggal 25 April 2015.Ito, Shun. 2013. Keragaman Nangka (Artocarpus heterophyllus) di Pulau Jawa: Ciri-ciri Morfologi dan Kualitas Buah. Tesis Magister Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.Saleh, Muhammad dkk. 2005. Determinasi dan Morfologi Buah Eksotis Potensial di Lahan Rawa (Online). Tersedia: http://balittra.litbang.pertanian.go.id/eksotik/Monograf%20-%207.pdf. Diakses tanggal 25 April 2015Trubus. 2013. Demi Nangkadak Sempurna (online). http://www.trubus-online.co.id/index.php/tulisan-lain/buah/6586-demi-nangkadak-sempurna.html. Diakses tanggal 25 April 2014.