Top Banner

of 24

makalah musyarakah-1

Oct 15, 2015

Download

Documents

SapiRenang

akuntansi syariah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya-Lah sehingga makalah akuntansi syariah mengenai akad musyarakah ini dapat terselesaikan.Kami menyadari bahwa laporan makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun .Akhir kata, semoga apa yang telah kami dapat selama proses pembelajaran dapat bermanfaat untuk masa depan, baik itu untuk kami, orang lain, maupun untuk bangsa dan Negara.Wassalamu alaikum Wr.Wb

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKonsep muamalah dalam islam bermakna luas, salah satunya adalah konsep perbankan syariah yang di munculkan sebagai suatu sistem perekonomian dalam bidang ekonomi yang harus dilakukan oleh setiap muslim dalam bermuamalah. Pendasaran bunga yang di kategorikan sebagai riba dalam fiqih yang berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas Muslim mulai timbul usaha usaha untuk mendirikan lembaga bank alternati non ribawi.Untuk menjadi perusahaan yang berkembang dan dapat bertahan di dalam dunia bisnis dibutuhkan permodalan yang baik dalam suatu perusahaan. Oleh sebab itu maka diperlukannya kerjasama yang baik pula.Musyakaah adalah akad kerja sama antara parapemilikmodal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru.selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikutbagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank.Mengacu pada pengertian tersebut, penulis merasakan perlunya pembahasan lebih mendalam lagi mengenai musyarakah ini.1.2Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Musyarakah?2. Jelaskan jenis-jenis Akad Musyarakah ?3. Bagaimana penetapan Akad Nisbah dalam Musyarakh ?

1.3 Tujuan 1. memberikan penjelasan mengenai pembiayaan Al-Musyarakah secara jelas sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa dalam pembahasan perbankan.2. Menjelaskan jenis-jenis Akad Musyarakah secara jelas.3. Mengetahui penetapan Akad Nisbah dalam Musyarakah.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Al Musyarakah Al- Musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musayarakah mitra dan bank sama sama menyediakan modal untuk membiayai usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah di sepakati secara bertahap atau sekaligus kepada Bank.2.2 Jenis Akad MusyarakahBerdasarkan eksistensi :1. Syirkah Al Milk atau perkongsian amlakMengandung kepemilikan bersama yang keberadaannya muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama atas suatu kekayaan. Syirkah ini bersifat memaksa dalam hukum positif.Misalnya : dua orang atau lebih menerima warisan atau hibah atau wasiat sebidang tanah.2. Syirkah Al UqudYaitu kemitraan yang tercipta dengankesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dlam mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra berkontribusi dana dn atau dengan bekerja, serta berbagai keuntungan dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap kemitraan yang sesungguhnya Karena pihak yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat kerjasama investasi dan berbagi keuntungn dan resiko. Syirkah uqud sifatnya ikhtiariyah (pilihan sendiri). Syirkah Al Uqud dapat dibagi menjadi sebagai berikut :A. Syirkah abdanYaitu bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari kalangan pekerja atau professional dimana mereka sepakat untuk bekerjasama mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan yang diterima.Syirkah ini dibolehkan oleh ulama malikiyah, hanabilah dan zaidiyah dengan alasan tujuan dari kerjasama ini adalah mendapat keuntungan selain itu kerjasama ini tidak hanya pada harta tetapi dapat juga pada pekerjaan.Sedangkan ulama syafiiyah, imamiyah dan zafar dari golongan hanafiyah menyatakan bahwa sirkah jenis ini batal karena syirkah itu dikhususkan pada harta (modal) dan bukan pada pekerjaan.B. Syirkah wujuhKerjasama antara dua pihak dimana masing masing pihak sama sekali tidak menyertakan modal dan menjalankan usahanya berdasarkan kepercayaan pihak ketiga. Penamaan wujuh ini dikarenaknan jual beli tidak terjadi secara kontan. Kerjasama ini hanya berbentuk kerjasama tanggungjawab bukan modal atau pekerjaan.Ulama hanafiyah, hanabilah dan zaidiyah membolehkan syirkah ini sebab mengandung unsure perwakilan dari seorang partner dalam penjualan dan pembelian.Ulama malikiyah, sayifiiyah berpendapat bahwa syirkah ini tidak sah karena syirkah ini gada unsur kerjasama modal atau pekerjaan.C. Syirkah inanSebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam modal maupun pekerjaan.Ulama foqoh membolehkan syirkah ini.D. Syirkah muwafadahSebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak pihak yang terlibat didalamnya harus sama, baik dalam hal modal, pekerjaan, agama, keuntungan maupun resiko kerugian. Jika komposisi modal tidak sama maka syirkahnya batal.Menurut pendapat ulama hanafiyah dan maliki syirkah ini boleh.Namun menurut syafii dan hanabilah dan kebanyakan ulama fiqih lain menolaknya karena syirkah ini tidak dibenarkan syara, selain itu syarat untuk menyamakan modal sangatlah sulit dilakukan dan mengundang unsure ke-gharar-an.2.3 Musyarakah Berdasarkan PSAK1. Musyarakah permanenMusyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra dotentukan saat akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad (PSAK No 106 par 04). Contohnya :Antara mitra A dan mitra p yang telah melakukan akad musyarakah menanamkan modal yang jumlah awal masing masing Rp 20 juta, maka sampai akhir masa akad syirkah modal mereka masing masing tetap Rp 20 juta.2. Musyarakah menurun atau musyarakah mutanaqisahMusyarakah menurun adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha musyarakah tersebut.Contohnya:Mitra A dan mitra P melakukan akad usyarakah, mitra P menanmkan Rp 100 juta dan mitra A menanamkan Rp 200 juta. Seiring berjalannya kerjasama akad musyarakah tersebut, modal mitra P sebesar Rp 100 juta akan beralih kepada mitra A melalui pelunasan secara bertahap yang dilakukan oleh mitra A.2.4 Dasar Syariah Sumber Hukum Akad Musyarakah:1. al-QuranMaka mereka berserikat pada sepertiga. (QS 4:12)Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (QS 38:24)2. As-SunahHadis Qudsi: Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari keduanya. (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak saling berkhianat. (HR. Muslim)Berdasarkan keterangan Al-Quran dan Hadis tersebut, pada prinsipnya seluruh ahli fiqih sepakat menetapkan bahwa hokum musyarakah adalah mubah, meskipun mereka masih memperselisihkan keabsahan hukum dari beberapa jenis akad musyarakah.2.5 Rukun Dan Ketentuan Syariah Dalam Akad Musyarakah 1. Unsur unsur yang harus ada dalam akad musyarakah ada 4 :a. Pelaku terdiri dari para mitrab. Objek musyarakah berupa modal dan kerjac. Ijab qabuld. Nisbah keuntungan (bagi hasil) 2. Ketentuan syariaha. Pelaku : mitra harus cakap hokum dan baligh b. Objek musyarakah: Objek musyarakah merupakan suatu konsekuensi dengan dilakukannya akad musyarakah yaitu harus ada modal dan kerja. Modal Modal yang diberikan harus tunai. Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, perak, aset perdagangan, atau aset tidak berwujud seperti lisensi, hak paten, dsb. Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas, maka harus ditentukan nilai tunainya terlebih dahulu dan harus disepakati bersama Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur. Tidak dibolehkan pemisahan modal dari masing-masing pihak untuk kepentingan khusus. Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah, demikian juga meminjamkan uang kepada pihak ketiga dari modal musyarakah, menyumbang atau menghadiahkan uang tsb. Kecuali, mitra lain telah menyepakatinya Seorang mitra tidk diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan modal itu untuk kepentingannya sendiri Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada penjaminan modal, seorang mitra tidak bisa menjamin modal mitra lainnya, karena musyarakah didasarkan prinsip al-ghunmu bi al ghurmi-hak untuk mendapat keuntungan berhubungan dengan risiko yang diterima. Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah. Kerja Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah. Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara mitra mengatakan tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam kemitraan tsb. Meskipun porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak harus sama. Mitra yang porsi kerjanya lebih banyak boleh meminta bagina keuntungan yang lebi besar. Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili mitranya. Para mitra harus menjalankan usaha sesuai denga syariah Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan di luar wilayah tugas yang ia sepakati, berhak mempekerjakan orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut. Jika seorang mitra yang mempekerjakan pekerja lain untuk melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya, biaya yang timbul harus di tanggungnya sendiri.3. Ijab KabulAdalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.4. Nisbah Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus disepakati oleh para mitra di awal akad sehingga risiko perselisihan diantara para mitra dapat dihilangkan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar perhitungan keuntungan tersebut. Misalnya, bagi hasil atau bagi laba. Keuntungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan nilai proyeksi akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi keuntungan. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungannya sendiri. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun diperbolehkan mengalokasikan keuntungan untuk pihak ketiga bila disepakati.2.6 Berakhirnya Akad Musyarakah Akad musyarakah akan berhasil, jika: Salah seorang mitra menghentikan akad. Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal.Dalam hal ini mitra yang meninggal atau hilang akal dapat digantikan oleh salah seorang ahli warisnya yang cakap hukum (baligh dan berakal sehat). Apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya. Modal musyarakah hilang/habis. Apabila salah satu mitra keluar dar kemitraan baik dengan mengundurkan diri, meninggal atau hilang akal maka kemitraan tersebut dikatakan bubar. Karena musyarakah berawal dari kesepakatan utuk bekerja sama dan dalam kegiatan opersaional setiap mitra mewakili mitra lainnya. Salah seorang mitra tidak ada lagi berarti hubungan perwakilan itu sudah tidak ada.2.7 Penetapan Nisbah Dalam Akad Musyarakah Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu:1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modalDengan cara ini, keuntungan harus dibagi diantara para mitra secara proporsional sesuai modal yang disetorkan, tanpa memandang apakah suatu jumlah pekerjaan yang dilaksankan oleh para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut akan mendapatkan proporsi labah yang lebih besar.Jika para mitra mengatakan keuntungan akan dibagi diantara kita, berarti keuntungan akan di alokasikan menurut porsi modal masing-masing mitra.2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modalDengan cara ini, dalam penetuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan, tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau waktu kerja yang lebih panjang.Nisbah bisa ditentukan sama untuk setiap mitra 50:50 atau berbeda 70:30 misalnya proporsional dengan modal masing-masing mitra. Begitu para mitra sepakat atas nisbah tertentu berarti dasar inilah yang digunakan untuk pembagian keuntungan.2.8 Perlakuan Akuntansi PSAK (106) Perlakuan Akuntansi untuk transaksi musyarakah akan dilihat dari dua sisi pelaku yaitu Mitra Aktif dan Mitra Pasif.Dimana mitra aktif adalah pihak yang mengelola usaha musyaraklah baik mengelola sendiri ataupun merujuk pihak lain untuk mengelola atas namanya, mitra aktif juga bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan sehingga mitra aktif yang akan melakukan pencatatan akuntansi, atau jika dia menunjuk pihak lain untuk ikut mengelola usaha maka pihak tersebut yang akan melakukan pencatatan akuntansi; sedangkan mitra pasif adalah pihak yang tidak ikut mengelola usaha biasanya adalah lembaga keuangan. - Akuntansi Untuk Mitra Aktif dan Mitra Pasif Akuntansi untuk Mitra Aktif dan Mitra Pasif dianggap sama, Karena dalam ilustrasi ini pencatatan akuntansi ini untuk usaha musyarakah dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk agar lebih muda di ilustrasikan. Jadi, pada hakikatnya jurnal yang dibuat oleh pihak ketiga atau Mitra Aktif adalah sama. Perbedaannya jika pencatatan dilakukan oleh Mitra Aktif, maka ia harus membuat akun buku besar pembantu untuk memisahkan pecatatan dari transaksi musyarakah dengan transaksi lainnya.1. Pengakuan investasi musyarakahInvestasi Musyarakah di akui pada saat penyerahan kas atau aset non-kas untu usaha musyarakah.2. Biaya Pra-akadBiaya pra-akad yang terjadi akibat musyarakah (misalnya biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyaarakah.Jurnal untuk mitra aktif pada saat mengeluarkan biaya :Dr.Uang muka akad xxxKr.Kas xxxApabila mitra lain sepakat, biaya ini dianggap sebagai bagian investasi musyarakah maka dicatat sebagai nilai investasi musyarakah.Jurnal :Dr.Investasi musyarakah xxxKr.Uang muka akad xxxApabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian investasi musyarakah maka akan di catat sebagai beban.Jurnal :Dr.Beban musyarakah xxxKr.Uang muka akad xxx3. Pengukuran investasi musyarakahPenyerahan kas atau aset nonkas sebagai modal untuk investasi musyarakaha. apabila investasi dalam bentuk kas akan di nilai sebesar jumlah yang diserahkan ; maka jurnal :Dr.Investasi musyarakah-kas xxxKr.Kas xxxb. Apabila investasi dalam bentuk aset nonkas, maka di nilai sebesar nilai wajar dan jika nilai wajar aset nonkas yang diserahkan lebih besar dari nilai buku, maka oleh mitra aktif selisihnya akan dicatat dalam akun selisih penilaian aset musyarakah ( dilaporkan dalam bagian ekuitas).Jurnal :Dr.Investasi musyarakah-aset nonkas xxxDr.Akumulasi penyusutan xxxKr.Selisih penilaian aset musyarkah(sabagai bag.ekuitas) xxxKr.Aset nonkas xxxSelisih penilaian aset musyarakah tersebut diamortisasi selama masa akad musyarakah menjadi keuntungan.Jurnal :Dr.Selisih penilaian aset musyarakah xxxKr.Keuntungan xxxUntuk mitra pasif, akun selisih penilaian aset musyarakah digantikan dengan akun keuntungan tangguhan dan diamortisasikan selama masa akad. Apabila aset nonkas dikembalikan di akhir akad maka akun investasi musyarakah nonkas akan berkurang nilainya sebesar beban penyusutan aset yang diserahkan dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan.Jika nilai wajar aset nonkas yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian dan diakui pada saat penyerahan aset nonkas.Jurnal :Dr.Investasi musyarakah-aset nonka xxxDr.akum.Penyusutan xxxDr.Kerugian penurunan nilai xxxKr.Aset nonkas xxxApabila investasi dalam bentuk aset nonkas dan diakhir akad akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar, dengan masa manfaat berdasarkan masa akad atau masa manfaat ekonomi aset.Jurnal :Dr.Beban Depresiasi xxxKr.Akumulasi Depresiasi xxx4. Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan maka jurnal :Dr.Kas/piutang xxxKr.Pendapatan bagi hasil xxxApabila dari investasi yang dilakukan rugi maka jurnal :Dr.Kerugian xxxKr.Penyisihan Kerugian xxx5. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset nonkas, dan di akhir akad dikembalikan dal;am bentuk nkas sebesar nilai wajar aset nonkas yang disepakati ketika aset tersebut diserahkan. Maka ketika akad musyarakah berkhir, aset nonkas akan di likuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau kerugian dari penjualan aset ini (selisih antara nilai buku dan nilai jual) didistribusikan pada setiap mita sesuai nisbah.Ketika npelunasan dengan asumsi tidak ada penyisihan kerugian dan poenjualan aset nonkas mengahasilkan keuntungan , maka jurnal :Dr.Kas xxxKr.Investasi musyarakah xxxKr.Keuntungan xxxKetika pelunasan dengan asumsi ada penyisihan kerugian dan penjualan aset nonkas menghasilkan keuntungan, maka jurnal :Dr.Kas xxxDr.Penyisihan kerugian xxxKr.Investasi musyarakah xxxKr.Keuntungan xxxPencatatan diakhir akad :1. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas.Jika tidak ada kerugian, maka jurnal:Dr.Kas xxxKr.Investasi musyarakah xxxJika ada kerugian, maka jurnal :Dr.Kas xxxDr.Penyisihan kerugian xxxKr.Investasi musyarakah xxx2. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan dalam bentuk aset nonkas yang sama pada akhir akad.Jika tidak ada kerugian , maka jurnal :Dr.Aset nonkas xxxKr.Investasi musyarakah xxxJika ada kerugian , mitra yang menyerahkan aset nonkas harus menyetorkan uang sebesar nilai kerugian, maka jurnal :Dr.Penyisihan Kerugian xxxKr.Kas xxxDr.Aset nonkas xxxKr.Investasi musyarakah xxx6. Bagian mitra aktif untuk jenis akad musyarakah menurun ( dengan pengembalian dana mitra secara bertahap) nilai investasi musyarakahnya sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diserahkan pada awal akad ditambah jumlah dana syirkah temporer yang telah dikembalikan pada mitra pasif dikurangi rugi jika ada.Sedangkan bagiamn mitra pasif nilai investasi musyarakahnya sebesar kas atau nilai wajar aset yang diserahkan pada awal akad dikurangi dengan pengembalian dari mitra aktif jika ada.7. PenyajianMitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut: Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif disajikan sebagai investasi musyarakah. Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari musyarakah.8. PengungkapanMitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada: Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain; Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.2.9 Akuntansi Untuk Pengelola Dana Akuntansi untuk pengelola musyarakah dilakukan oleh mitra aktif atau pihak yang mewakilinya.1. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar:a. jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas, dan jurnal:Dr. Kas XXXKr. Dana Syirkah Temporer XXXSelanjutnya untuk dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub ledger) antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif.b. nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, maka akan dicatat sebesar nilai wajarnya dan jurnal:Dr. Aset Nonkas XXXKr. Dana Syirkah Temporer XXXApabila di akhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau selama umur ekonomis.Sedangkan jika dikembalikan, yang mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai modal investasinya.Dr. Beban depresiasi XXXKr. Akumulasi Depresiasi XXX2. Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif dan mitra pasifSaat mencatat pendapatan:Dr. Kas/Piutang XXXKr. Pendapatan XXXSaat mencatat beban:Dr. Beban XXXKr. Kas/Utang XXXJurnal penutup yang dibuat di akhir periode (apabila diperoleh keuntungaan:Dr. Pendapatan XXXKr. Beban XXXKr. Pendapatan yang Belum Dibagikan XXXJurnal ketika dibagihasilkan kepada pemilik dana:Dr. Beban Bagi Hasil Musyarakah XXXKr. Utang Bagi Hasil Musyarakah XXXJurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil:Dr. Utang bagi hasil Musyarakah XXXKr. Kas XXXPada akhir periode, akun pendapatan yang belum dibagikan dan beban bagi hasil ditutup.Jurnal:Dr. Pendapatan yang Belum Dibagikan XXXKr. Beban bagi hasil XXXJurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian:Dr. Pendapatan XXXDr. Penyisihan Kerugian XXXKr. Beban XXXJika kerugin akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyarakah.Jurnal:Dr. Penyisihan Kerugian-Mitra Aktif XXXKr. Kerugian yang Belum Dialokasikan XXX3. Pencatatan yang dilakukan pada akhir akad.a. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa kas, maka jurnal:Dr. Dana Syirkah Temporer XXXKr. Kas XXXKr. Penyisihan Kerugian XXXb. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset nonkas, dan di akhir akad dikembalikan, maka jurnal:Dr. Dana Syirkah Temporer XXXKr. Aset Nonkas XXXJika aset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka mitra yang menyerahkan aset nonkas harus menyerahkan kas untuk menutup kerugian.Jurnal:Dr. Kas XXXKr. Penyisihan Kerugian XXXc. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset nonkas, dan di akhir akad akan dikembalikan dalam bentuk kas, maka aset nonkas harus dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau kerugian dari penjualan aset ini (selisih antara nilai buku dengan nilai jual) didistribusikan pada setiap mitra sesuai kesepakatan. Jika penjualan tersebut menghasilkan keuntungan maka akan menambah dana mitra. Jurnal:Dr. Kas XXXDr. Akumulasi DepresiasiXXXKr. Aset Nonkas XXXKr. Keuntungan XXXKeuntungan ditutup ke dana syirkah temporer, jurnalnya:Dr. Keuntungan XXXKr. Dana Syirkah Temporer XXXJika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, akan di tagih kepada mitra, maka jurnal:Dr. Kas XXXDr. Akumulasi Depresiasi XXXDr. Penyisihan Kerugian XXXKr. Aset Nonkas XXXKetika pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan kerugian dan dari penjualan aset nonkas mengalami keuntungan, jurnal:Dr. Dana Syirkah Temporer XXXKr. Kas XXXKetika pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian dari penjualan aset nonkas mengalami keuntungan, jurnal:Dr. Dana Syirkah Temporer XXXKr. Penyisihan Kerugian XXXKr. Kas XXX4. PenyajianPengelola menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut.a. Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah.b. Aset musyarakah yang diterimadari mitra pasif disajikan sebagai unsur dana syirkah temporer.c. Selisih penilaian aset musyarakah (jika ada) disajikan sebagi unsur ekuitas.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDewan syariah Nasional MUI dan PSAK No. 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu , di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dana bahwa keuntungan dibagi berdasarkan porsi kontribusi dana.Dimana para mitra bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai sebuah usaha tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru, apabila salah satu mitra dapat mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah disepakati nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada mitra lain.

DAFTAR PUSTAKASri Nurhayati,Wasilah.Akuntansi Syariah di Indonesia,Edisi 2 Revisi, Salemba Empat, Jakarta: 2009.Ahmad ibrahim abu sinin.Manajemen syariah Sebuah kajian historos dan kontemporer.Raja grafindo persada.Jakarta :2008.Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi Kelima, Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.