MOTOR BAKAR MOTOR DIESEL Pendahuluan Nama Diesel Penemu motor Diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama RUDOLF DIESEL Ia mendapat hak paten untuk mesin Diesel pada tahun 1892, tetapi mesin Diesel tersebut baru dapat dioperasikan dengan baik pada tahun 1897. Tujuan Rudolf Diesel Menaikkan rendemen motor (rendemen motor bensin = 30 %, rendemen motor Diesel = 40 – 51 %) Mengganti sistem pengapian dengan sistem penyalaan siri, karena sistem pengapian motor bensin pada waktu itu kurang baik Mengembangkan sebuah mobil yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar lebih murah dari pada bensin Kesulitan Rudolf Diesel Belum ada pompa injeksi yang dapat menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi (pompa injeksi yang baik baru ada pada tahun 1924) Rudolf Dikeluarkan oleh : Tanggal : Is/As/Sp/Sa 01-01-00 Program Studi : MESIN OTOMOTIF N a m a : Halaman : 1 - 7 d o c u m e n t
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MOTOR BAKAR
MOTOR DIESEL
Pendahuluan
Nama Diesel
Penemu motor Diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama RUDOLF DIESEL
Ia mendapat hak paten untuk mesin Diesel pada tahun 1892, tetapi mesin Diesel tersebut baru dapat
dioperasikan dengan baik pada tahun 1897.
Tujuan Rudolf Diesel
Menaikkan rendemen motor (rendemen motor bensin = 30 %, rendemen motor Diesel = 40 – 51 %)
Mengganti sistem pengapian dengan sistem penyalaan siri, karena sistem pengapian motor bensin pada waktu itu kurang baik
Mengembangkan sebuah mobil yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar lebih murah dari pada bensin
Kesulitan Rudolf Diesel
Belum ada pompa injeksi yang dapat menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi (pompa injeksi
yang baik baru ada pada tahun 1924)
Rudolf Diesel
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 7d o c u m e n t. d o c x
Prinsip Kerja Motor Diesel
Cara pembentukan campuran
- hanya udara yang di hisap masuk
Cara penyalaan
- bahan bakar disemprotkan ke dalam udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi dan
terbakar oleh panas dari udara yang di tekan
Sifat bahan bakar diesel mempunyai sifat-sifat sbb :
- sangat encer
-
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 7d o c u m e n t. d o c x
Bahan bakar kotorBahan bakar bersihBahan bakar bertekanan tinggiSaluran pengembali
Perlengkapan Sistem Bahan Bakar Diesel
Nama bagian :
1. Tangki bahan bakar
2. Saringan kasa pada pompa pengalir
3. Advans saat penyemprotan
4. Saringan halus
5. Pompa injeksi
6. Governor
7. Nosel
8. Busi pemanas
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 7d o c u m e n t. d o c x
Penggolongan Motor Diesel
Cara penyemprotan dan pembentukan campuran
1. Injeksi langsung ( contoh : bentuk bak )
Bagian – bagian :
1. Injektor ( jenis lubang banyak )
2. Ruang bakar.
Bentuk ruang bakar :
Ruang bakar ada
biasanya
Macam – macamnya :
Tipe ruang bakar kamar depan
Tipe kamar muka
Cara kerja :
Bahan bakar disemprotkan oleh nosel ke dalam silinder. Nosel injeksi biasanya
Mempunyai 1-2 lubang
Keuntungan :
- Penampang permukaan ruang injeksi langsung yang sangat kecil dapat mengurangi kerugian
panas.
- Struktur kepala silinder lebih sederhana, jadi kemungkinan deformasi karena panas akan lebih
kecil.
- Karena kerugian panasnya kecil, maka perbandingan kompresinya dapat diturunkan.
Kerugian :
- Pompa injeksi harus mampu menghasilkan tekanan tinggi yang diperlukan untuk
mengatomisasikan bahan bakar dengan memaksanya keluar memalui nosel tipe berlubang
banyak.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 7d o c u m e n t. d o c x
- 2. Injeksi tak langsung ( contoh : kamar pusar )
Bagian – bagian :
1. Injektor
2. Busi Pijar
3. Ruang bakar
4. Saluran penghubung
Bentuk ruang bakar :
Ruang bakar berada
Macam-macamnya :
1.
2.
Cara kerja
Udara dikompresikan kedalam kamar pusar. Karena saluran penghubung menuju ke
ruang bakar berkontruksi miring / tangensial, maka udara menerima kompresi yang
mempermudah pembakaran pada saat bahan bakar disemprotkan.
Oleh karena itu tekanan injektor bisa lebih dan nosel cukup dengan .
Penggunaan :
- Biasanya digunakan pada mobil berpenumpang
Keuntungan :
- Dapat dicapai kecepatan mesin yang tinggi karena turbulensi kompresinya tinggi.
- Gangguan pada nosel lebih kecil karena menggunakan pin type nozzles
- Tingkat kecepatan mesin lebih luas dan operasinya halus.
Kerugian :
- Konstruksi silinder head dan cilinder block rumit.
- Efisiensi panas dan konsumsi bahan bakarnya lebih buruk dari pada sistem injeksi langsung.
- menggunakan busi pijar, tetapi ini kurang efektif untuk kamar pusar yang besar, karena mesin
tidak mudah start.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 7d o c u m e n t. d o c x
1
2
4
3
5
Proses Kerja
Motor Diesel 4 tak
Kebanyakan motor Diesel adalah motor 4 tak
Prinsip 2 tak hanya digunakan pada motor besar, misalnya pada kereta api, kapal laut dst.
Motor Diesel 2 tak
Perbedaan dengan motor bensin 2 tak adalah :
Pembilasan yang memerlukan
Pengisapan dan pembilasan dijalankan dengan kompresor yang langsung menekan
udara ke dalam silinder.
Keuntungan :
, motor dilengkapi sistem pelumasan tekan seperti pada motor 4 tak
Kerugian :
Keterangan :
1. Injektor / nozel
2. Katup buang
3. Kompresor
4. Piston
5. Poros engkol
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 7d o c u m e n t. d o c x
Sistem Pengisian / Pengisapan
Isapan biasa
Pengisapan dengan turbocarjer
Bagian-bagian utama :
1. Rumah kompresor
2. Roda kompresor
3. Poros penghubung
4. Rumah turbin
5. Roda turbin
a. Udara dari saringan
b. Udara ditekan ke silinder
c. Gas buang menggerakkan turbin
d. Ke knalpot
Keuntungan :
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 7d o c u m e n t. d o c x
Karburator
Bb + udaraudara
InjektorNosel Busi
MOTOR BAKAR
MOTOR DIESEL
Proses Kerja Motor Diesel Dibandingkan Dengan Motor Otto 4 Tak
1. Langkah isap
Motor Diesel
Motor Otto
Yang dihisap hanya udara,
silinder akan terisi penuh
Yang dihisap adalah campuran
bahan bakar dan udara, silinder akan
terisi sesuai dengan posisi katup gas
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 7d o c u m e n t. d o c x
2. Langkah kompersi
Motor Diesel
Perbandingan kompresi ( ) = 15 – 23
Udara dikompresi sampai 1,5 – 4 Mpa ( 15
– 40 bar )
Temperatur menjadi 700 – 900 oC
Penyemprotan bahan bakar dimulai 30 – 10
sebelum TMA
Motor Otto
Perbandingan kompresi ( ) = 7 – 12
Campuran udara dan bahan bakar
dikompresi sampai 0,8 – 1,3 Mpa ( 8 – 13
bar )
Temperatur menjadi 300 – 600 oC
Saat pengapian 30 – 5 sebelum TMA
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 7d o c u m e n t. d o c x
3. Langkah usaha
Motor Diesel
Bahan bakar terbakar dengan sendirinya akibat temperatur
udara yang panas.
Taken pembakaran 4 – 12 Mpa ( 40 – 120 bar )
Motor Otto
Bahan bakar terbakar akibat loncatan bunga api pada
busi
Taken pembakaran 3 – 6 Mpa ( 30 – 60 bar )
4. Langkah buang
Motor Diesel
Temperatur gas buang 500 – 600 oC
Motor Otto
Temperatur gas buang 700 – 1000 oC
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 7d o c u m e n t. d o c x
Diagram indikator tekanan motor Otto 4 tak
A = Saat pengapian
B = Tekanan maksimum
C = Akhir pembakaran
D = Katup buang membuka
Diagram indikator tekanan motor Diesel 4 tak
A = Mulai penyemprotan
B = Mulai penyalaan
C = Tekanan maksimum
D = Akhir penyemprotan
E = Akhir pembakaran
F = Katup buang terbuka
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 7d o c u m e n t. d o c x
Kesimpulan :
1. Perbedaan pembentukan campuran
Motor Diesel
Pembentukan campuran bahan bakar dan udara
berada di dalam ruang bakar
Motor Otto
Pembentukan campuran bahan bakar dan udara
berada di luar silinder ( karburator, manifold isap )
2. Perbedaan cara penyalaan
Motor Diesel
Terjadi dengan sendirinya akibat temperatur
akhir kompresi yang tinggi dan titik
penyalaan bahan bakar yang relatif rendah
Motor Otto
Terjadi akibat dari loncatan bunga api pada busi
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 7d o c u m e n t. d o c x
3. Perbedaan proses pembakaran
A = Mulai penyemprotan
B = Mulai penyalaan
B` = Saat pengapian
C = Tekanan maksimum
C` = Tekanan maksimum
D = Akhir penyemprotan
E = Akhir pembakaran
E` = Akhir pembakaran
F = Katup buang membuka
F` = Katup buang membuka
Motor Diesel Motor Otto
Tekanan pembakaran maksimum jauh lebih tinggi dari pada motor otto
Proses pembakaran dapat dikendalikan oleh sistem injeksi
( misalnya : lama penyemprotan menentukanlama pembakaran )
Tekanan pembakaran maksimum lebih rendah dari pada motor Diesel
Proses pembakaran tidak dapat dikendalikan
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 7d o c u m e n t. d o c x
4. Perbedaan perbandingan campuran
Putaran idle Beban menengah Beban penuh
OttoKaya
1 : 10
Sedikit kurus
1 : 17
Sedikit kaya
1 : 12
DieselKurus sekali
1 : 300
Kurus
1 : 30
Sedikit kurus
1 : 17
5. Perbedaan momen putar, putaran, daya & efisiensi ( motor isapan biasa )
Momen putar/dm3
volume silinder
Putaran
maksimum
Daya/dm3
volume silinder
Efisiensi
Otto 70 – 90 Nm/dm3 5000 –6000 rpm
25 – 40 kw/dm3 20 – 30 %
Diesel 80 – 90 Nm/dm3 2000 – 5000 rpm
20 – 30 Km/dm3 30 – 50 %
Pemakaian bahan bakar motor Diesel lebih hemat dari pada motor Otto karena :
Perbandingan kompresi yang tinggi
Perbandingan campuran selalu kurus
Daya motor Diesel lebih rendah dari pada motor Otto, karena :
Putarannya lebih rendah
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/As/Sp/Sa 01-01-‘00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 7d o c u m e n t. d o c x
MOTOR BAKAR
MOTOR DIESEL
Injeksi Langsung Dan Tak Langsung
Injeksi Langsung
Cara kerja :
Pada akhir langkah kompresi, torak mendekati kepala silinder, udara akan .
kedalam ruang bakar dan menerima yang cepat. Kemudian bahan bakar
disemprotkan melalui lubang-lubang nosel injeksi dan akan dibagikan dalam ruang bakar. Akibat
bahan bakar cepat menguap dan menyala
dengan sendirinya.
Catatan
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 7d o c u m e n t. d o c x
Macam-macam bentuk ruang bakar
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 7d o c u m e n t. d o c x
Katupisap
aksial
Radial
Cara memperoleh pusaran
Contoh : ruang bakar bentuk hati
Selama langkah isap
Saluran hisap dikonstruksi sedemikian rupa, supaya terjadi pusaran radial
Selama langkah kompresi
Sewaktu torak mendekati TMA udara ditekan kedalam ruang bakar, sehingga terjadi putaran arah aksial
Hasil pada saat penyemprotan
Udara yang berputar ( pusaran radial dalam
ruang bakar, dalam waktu yang bersamaan
terjadi pusaran aksial )
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 7d o c u m e n t. d o c x
IInjektor
Kamar muka
Busi pemanas
Bola penyala
Saluran penghubung
Injeksi Tak Langsung
1. Kamar muka
Cara kerja
Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan kedalam kamar muka, kemudian bahan bakar
disemprotkan terhadap bola penyala. Bagian tersebut.terikat dengan jembatan yang relatif tipis, maka
menjadi sangat panas selama motor hidup. Oleh karena itu, dengan cepat.akibat pembakaran,
sebagian bahan bakar ditiup keluar dari kamar muka dan ikut terbakar dengan udara yang masih
didalam silinder.
Catatan
Saat ini sistem tersebut hanya digunakan Mercedes – Benz
Memerlukan injektor jenis Nozel pasak dengan bentuk penyemprotan khusus, tekanan pembukaan
Nozel 110 – 150 bar / 11 – 15 Mpa
Memerlukan sistem pemanas mula untuk menghidupkan motor, bila suhunya lebih rendah dari 500
C
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 7d o c u m e n t. d o c x
Katup isap
Injektor
Kamar pusar
Busi pijar
Saluran penghubung
2. Kamar Pusar
Cara kerja
Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan kedalam kamar pusar. Udara menerima
pusaran yang sangat cepat, karena saluran penghubung yang menuju secara kedalam kamar
pusar.dikontruksi miring / tangensial.
Akibatnya bahan bakar yang disemprotkan cepat menguap dan menyalakan diri. Dari hasil
pembakaran sebagian bahan bakar ditiup keluar dari kamar pusar dan ikut terbakar dengan sisa
udara yang masih didalam silinder.
Catatan
Kebanyakan motor kecil – sedang menggunakan sistem ini
Menggunakan injektor nozel pasak dengan tekanan pembukaan nozel 110 – 150 bar / 11 – 15 Mpa
Jika kondisi motor baik, sistem pemanas mula hanya perlu pada temperatur dibawah 250 C
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 7d o c u m e n t. d o c x
Sistem Pemanas Mula ( Busi Pijar )
Fungsi :
Untuk memanasi ruang bakar kamar muka/pusar dengan aliran listrik untuk memungkinkan bahan bakar mudah menyala terbakar, sehingga motor bisa hidup pada saat dingin.
Macam-macam busi pijar :
Busi pijar bentuk kawat
1. Pol luar
2. Isolator
3. Pol dalam
4. Kawat pemanas
Pemasangan busi pijar bentuk kawat
dirangkai “ Seri “
Busi pijar bentuk batang
1. Rumah
2. Keramik
3. Koil pemanas
4. Tabung pemanas
Pemasangan busi pijar bentuk batang
dirangkai “ Pararel “
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 7d o c u m e n t. d o c x
Kontrol glow
Relay busi pijar
Kunci kontak
Fuse
Bat
Motor starter
85
86 87
80
Rangkaian Sistem Pemanas Mula
Beri warna jalannya arus saat kunci kontak pada posisi G !
Arus pengatur
Arus pemakai untuk busi pijar
Motor stater
Kunci kontak posisi G
Busi pijar dinyalakan 2 – 10 detik, setelah kawat pijar membara motor dapat distarter
Kunci kontak posisi ST
Selama motor distater sistem pemanas tetap berfungsi
A
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/AS 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 7d o c u m e n t. d o c x
MOTOR BAKAR
MOTOR DIESEL
Bagian - bagian Khusus Motor Diesel
Persyaratan dan tuntutan
Persyaratan Tuntutan
1. Perbandingan kompresi tinggi
2. Campuran harus dibentuk dengan cepat
3. Tekanan pembakaran tinggi
4. Pembebanan panas tinggi
Ruang bakar harus kecil
Ruang bakar dikontruksi supaya terjadi pusaran
Mekanisme engkol harus kuat
Pendingin harus merata
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/As/Sa 01.01.00
Program Studi :
MESIN OTOMOTIFN a m a :
Halaman :
1 - 6d o c u m e n t .d o c x
Kepala Silinder
Motor-motor dengan injeksi tak langsung diperlengkapi dengan kamar muka atau kamar pusar, yang
terbuat dari baja atau keramik.
Kamar pusar
Kamar ini selalu dipres waktu pemasangan
supaya tidak bergeser posisinya, dijamin
dengan alur dan pasak / peluru.
Kamar muka
Kamar ini ditahan dengan menggunakan cincin
sekrup. Posisinya juga dijamin dengan alur /
pasak
1. Kamar muka
2. Dudukan injektor
3. Dudukan busi pijar
4. Cincin sekrup
5. Cincin perapat
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/As/Sa 01.01.00
Program Studi :
MESIN OTOMOTIFN a m a :
Halaman :
2 - 6d o c u m e n t .d o c x
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reparasi kepala silinder
Tebal paking kepala silinder
Penggantian paking kepala silinder selalu dengan ketebalan asli, juga untuk permukaan kepala
silinder baru digerinda ( karena kepala silinder motor Diesel rata, oleh karena itu penggerindanya tak
mempengaruhi pada volume ruang bakar )
Jarak antara katup, mulut kamar muka dan bagian atas torak
Pada kepala silinder yang digerinda, jarak tersebut berkurang. Untuk menghindari tumbukan antara
torak dan katup ( atau kamar muka ), maka jarak asli harus disesuaikan.
Jarak standar disesuaikan dengan
penggerinda dudukan katup
Jarak standar disesuaikan dengan
menambah ketebalan paking perapat
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/As/Sa 01.01.00
Program Studi :
MESIN OTOMOTIFN a m a :
Halaman :
3 - 6d o c u m e n t .d o c x
Kepala silinder sendiri-sendiri
Gesekan pada paking kepala silinder,
perbedaan pemuaian panas antara blok
motor dan kepala silinder menjadi kecil
Jika salah satu retak, penggantian mudah
dan relatif murah
Kontruksi lebih ringan dan murah
Blook motor & mekanisme engkol
Batang torak dibagi miring
Karena tekanan pembakaran pada motor
Diesel tinggi, diameter bantalan harus besar
Supaya dapat dipasang / dibongkar melalui
diameter silinder, maka pangkal batang
torak dibuat miring
a
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/As/Sa 01.01.00
Program Studi :
MESIN OTOMOTIFN a m a :
Halaman :
4 - 6d o c u m e n t .d o c x
Tabung silinder
Air pendingin
Cincin perapat / OringBlok motor
A
B
Tabung silinder basah
Supaya pendinginan merata dan overhoul dapat dilaksanakan dengan mudah, pada motor Diesel
sering digunakan tabung silinder basah
Jarak A,B penting sebab supaya paking kepala silinder rapat
Lubang pelepas yang menuju ke udara luar berfungsi untuk menghindari air pendingin masuk ke
ruang engkol pada waktu cincin perapat / Oring bocor
Lubang pelepas
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/As/Sa 01.01.00
Program Studi :
MESIN OTOMOTIFN a m a :
Halaman :
5 - 6d o c u m e n t .d o c x
Kontruksi torak ( contoh : Injeksi langsung )
Fungsi cincin baja / keramik
a) Mengatasi pemuaian panas
b) Mengatasi keausan alur cincin torak palinng atas
Pendingin torak
Digunakan pada motor Diesel yang memakai turbo ( kadang juga dipakai pada motor diesel tanpa
turbo )
Pendinginan dengan semprotan oli menahan torak menjadi lunak, cincin atau pena torak macet
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Is/Sp/As/Sa 01.01.00
Program Studi :
MESIN OTOMOTIFN a m a :
Halaman :
6 - 6d o c u m e n t .d o c x
MOTOR DIESEL
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP I
Pendahuluan
Seperti diketahui penemuan motor diesel oleh RUDOLF DIESEL pada tahun 1895 masih belum
sempurna, terutama pada sistem penyemprotan bahan bakar. Karena untuk mneyemprotkan bahan
bakar pada silinder yang bertekanan tinggi diperlukan konstruksi pompa yang khusus.
Di akhir tahun 1922, ROBERT BOSCH mulai mengadakan penelitian, percobaan dan pengembangan
sistem penyemprotan bahan bakar pada motor diesel. Akhirnya usaha itu berhasil dengan diproduksinya
seri pertama pompa injeksi pada tahun 1927.
Sistem bahan bakar diesel berfungsi untuk melayani kebutuhan bahan bakar selama motor diesel
bekerja.
Selain sistem aliran, bagian lain yang erat hubungannya dengan sistem bahan bakar sistem pemanas,
pengatur ( governor ) dan advans saat penyemprotan
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 7d o c u m e n t. d o c x
Bahan bakar kotorBahan bakar bersihBahan bakar bertekanan tinggiSistem bahan bakar yang kembali
Keterangan
1. Tangki bahan bakar
2. Pompa pengalir
3. Advans saat penyemprotan
4. Saringan halus
5. Pompa injeksi
6. Governor
7. Injektor / Nozel
8. Busi pemanas
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 7d o c u m e n t. d o c x
Tangki bahan bakar
Fungsi : sebagai tempat penampung bahan bakar
Pompa pengalir
Fungsi : mengalirkan solar dari tangki kepompa
injeksi
Advans saat penyemprotan
Fungsi : memajukan saat penyemprotan sesuai
dengan putaran motor
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 7d o c u m e n t. d o c x
Saringan
Fungsi :
Membersihkan solar dari kotoran
Memisahkan air yang terbawa dalam aliran
solar
Pompa injeksi
Fungsi : Memberikan tekanan pada solar yang
akan diinjeksikan / disemprotkan oleh
Nozel
Jenis - jenis :
Pompa Inline / Sebaris
Keterangan : Setiap silinder motor dilayani oleh
satu elemen pompa
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 7d o c u m e n t. d o c x
Pompa Distributor / Rotary
Keterangan :
Satu elemen pompa melayani semua silinder
motor
Pompa injeksi tanpa poros nok
Keterangan :
Gerakan pompa diperolah langsung dari poros
nok motor biasanya digunakan pada motor diesel
tunggal ( kecil ) dan motor diesel besar ( kapal
laut, PLTD )
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 7d o c u m e n t. d o c x
Governor
Fungsi :
Mengatur putaran motor dengan cara mengatur
volume bahan bakar yang disemprotkan
Jenis - jenis :
Governor sentrifugal / Mekanis
Keterangan :
Informasi putaran diperoleh secara langsung dari
sentrifugal yang dipasang
Governor pneumatis / vakum
Keterangan :
Informasi putaran diperoleh secara tidak langsung
dari trotel dan vakum
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 7d o c u m e n t. d o c x
Busi pijar Busi pijar
bentuk kawat bentuk batang
Nozel
Fungsi :
Mengabutkan solar kedalam ruang
bakar
Keterangan :
Bentuk semprotan tergantung dari
bentuk ruang bakar
Busi Pemanas / Busi Pijar
Fungsi :
Memanaskan udara didalam ruang
bakar waktu start dingin
Keterangan :
Pada waktu start dingin temperatur
akhir kompresi masih kurang untuk
pembakaran sendiri
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 7d o c u m e n t. d o c x
MOTOR DIESEL
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP I
Pendahuluan
Seperti diketahui penemuan motor diesel oleh RUDOLF DIESEL pada tahun 1895 masih belum
sempurna, terutama pada sistem penyemprotan bahan bakar. Karena untuk mneyemprotkan bahan
bakar pada silinder yang bertekanan tinggi diperlukan konstruksi pompa yang khusus.
Di akhir tahun 1922, ROBERT BOSCH mulai mengadakan penelitian, percobaan dan pengembangan
sistem penyemprotan bahan bakar pada motor diesel. Akhirnya usaha itu berhasil dengan diproduksinya
seri pertama pompa injeksi pada tahun 1927.
Sistem bahan bakar diesel berfungsi untuk melayani kebutuhan bahan bakar selama motor diesel
bekerja.
Selain sistem aliran, bagian lain yang erat hubungannya dengan sistem bahan bakar sistem pemanas,
pengatur ( governor ) dan advans saat penyemprotan
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 7d o c u m e n t. d o c x
Bahan bakar kotorBahan bakar bersihBahan bakar bertekanan tinggiSistem bahan bakar yang kembali
Keterangan
9. Tangki bahan bakar
10. Pompa pengalir
11. Advans saat penyemprotan
12. Saringan halus
13. Pompa injeksi
14. Governor
15. Injektor / Nozel
16. Busi pemanas
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 7d o c u m e n t. d o c x
Tangki bahan bakar
Fungsi : sebagai tempat penampung bahan bakar
Pompa pengalir
Fungsi : mengalirkan solar dari tangki kepompa
injeksi
Advans saat penyemprotan
Fungsi : memajukan saat penyemprotan sesuai
dengan putaran motor
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 7d o c u m e n t. d o c x
Saringan
Fungsi :
Membersihkan solar dari kotoran
Memisahkan air yang terbawa dalam aliran
solar
Pompa injeksi
Fungsi : Memberikan tekanan pada solar yang
akan diinjeksikan / disemprotkan oleh
Nozel
Jenis - jenis :
Pompa Inline / Sebaris
Keterangan : Setiap silinder motor dilayani oleh
satu elemen pompa
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 7d o c u m e n t. d o c x
Pompa Distributor / Rotary
Keterangan :
Satu elemen pompa melayani semua silinder
motor
Pompa injeksi tanpa poros nok
Keterangan :
Gerakan pompa diperolah langsung dari poros
nok motor biasanya digunakan pada motor diesel
tunggal ( kecil ) dan motor diesel besar ( kapal
laut, PLTD )
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 7d o c u m e n t. d o c x
Governor
Fungsi :
Mengatur putaran motor dengan cara mengatur
volume bahan bakar yang disemprotkan
Jenis - jenis :
Governor sentrifugal / Mekanis
Keterangan :
Informasi putaran diperoleh secara langsung dari
sentrifugal yang dipasang
Governor pneumatis / vakum
Keterangan :
Informasi putaran diperoleh secara tidak langsung
dari trotel dan vakum
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 7d o c u m e n t. d o c x
Busi pijar Busi pijar
bentuk kawat bentuk batang
Nozel
Fungsi :
Mengabutkan solar kedalam ruang
bakar
Keterangan :
Bentuk semprotan tergantung dari
bentuk ruang bakar
Busi Pemanas / Busi Pijar
Fungsi :
Memanaskan udara didalam ruang
bakar waktu start dingin
Keterangan :
Pada waktu start dingin temperatur
akhir kompresi masih kurang untuk
pembakaran sendiri
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Ulirch/Gatot/Sa 01-01-00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 7d o c u m e n t. d o c x
MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP I
Sistem Aliran Solar
Keterangan gambar
bahan bakar tekanan
tinggi / bahan bakar
bersih
bahan bakar kotor
bahan bakar kembali ketangki
1. Tangki solar
2. Saringan pada pompa pengalir
3. Pompa tangan
4. Saringan halus
5. Pompa injeksi
6. Pipa tekanan tinggi
7. Nozel
A. Sistem aliran tanpa pompa pengalir`
Tangki terletak diatas P. injeksi
Keterangan :
Tangki solar terletak diatas pompa injeksi. Solar
masuk ke ruang pompa injeksi karena pengaruh
grafitasi.
Tekanan solar tergantung tinggi tangki dan besar
saluran solar.
Sistem ini digunakan pada motor Diesel ukuran
kecil dengan tangki diatas.
Keuntungan :
Kontruksi sederhana
Biaya perawatan lebih murah
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 5d o c u m e n t. d o c x
B. Sistem aliran solar dengan pompa pengalir
Pompa injeksi dengan satu lubang saluran
Keterangan :
Kelebihan solar yang mengandung udara
keluar melalui katup pengalir pada saringan
menuju ke tangki.
Sistem ini pompa injeksi tidak didinginkan.
Temperatur pompa injeksi tidak boleh lebih
dari 80 oC
Karena dapat berakibat :
Pembentukan gas
Penyemprotan tidak teratur
Pompa injeksi dengan sistem bilas
Keterangan :
Katup pengalir dipasang pada pompa
injeksi dengan tujuan :
Menghindari pembentukan gas atau
gelembung udara
Sebagai pendingin pompa injeksi
Sirkulasi solar dapat lebih lancar
Tekanan solar dapat stabil
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 5d o c u m e n t. d o c x
Dengan spuyer pada saringan solar
1. Spuyer
2. Katup pengalir
Keterangan :
Pada tutup saringan dipasang sebuah spuyer
dengan tujuan :
Menghindari tekanan uap yang ditimbulkan dari
pompa pengalir
Membuang udara secara otomatis
Mengalirkan gas atau semprotan uap ketangki
Untuk mengghindari adanya pembentukan gas
yang terjadi di dalam pompa injeksi, maka dipasang
katup pengalir.
Pompa selalu mendapat pendinginan karena
adanya sirkulasi solar
Sistem aliran dengan satu saringan
Keterangan :
Sistem ini digunakan pada motor Diesel ukuran
kecil dan sedang karena volume bahan bakar yang
disalurkan tidak terlalu banyak.
Saringan yang digunakan biasanya model Filter
box. Saringan terbuat dari kertas yang digulung
atau dibentuk model bintang
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 5d o c u m e n t. d o c x
Sistem aliran dengan dua saringan
Keterangan :
Sistem ini digunakan pada motor Diesel ukuran
besar.
Saringan ini dipasang dengan hubungan seri atau
paralel.
Pada hubungan paralel, kedua saringan adalah
jenis halus.
Pada hubungan seri, satu saringan jenis kasar
dan satu lagi saringan jenis halus.
Peredam getaran solar
Keterangan :
Peredam getaran solar dipasang pada pompa
injeksi jenis P dan pada pompa distributor CAV.
Alat ini berfungsi untuk :
Menahan getaran solar yang terjadi didalam
ruang pompa injeksi
Menghindari terjadinya gelembung solar
yang dapat menimbulkan gelembung udara.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 5d o c u m e n t. d o c x
Katup pengalir
Keterangan gambar :
1. Rumah
2. Katup
3. Pegas katup
4. Penahan pegas katup
Fungsi dari katup pengalir
Membatasi tekanan pengisian solar kedalam ruang pompa injeksi
Mengatur pengeluaran udara pada sistem aliran solar katup pengalir bekerja atas dasar tekanan
pegas yang melawan tekanan pengisian solar. Tekanan solar didalam ruang pompa injeksi 1 – 1,5
bar.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 5d o c u m e n t. d o c x
MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP I
Elemen Pompa dan Pengatur Volume
a. Elemen pompa dan Pengaturan volume
Saluran tekan
Katup pengalir
Ruang hisap
Barel / silinderPlunyer
Kontrol pinion
Kontrol rak / batang pengatur
Kontrol sleve
Flens penggerak plunyer
Pegas plunyer
Dudukan pegas
BAUT penyetel
Penumbuk rol
Poros nok
Nok
Pompa pengalir
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 8d o c u m e n t. d o c x
1. Elemen pompa satu lubang
Pada barel yang terdapat satu lubang yang
berfungsi untuk memasukkan solar
kedalam ruang diatas plunyer.
Lubang ini berhubungan langsung dengan
ruang isap pada pompa injeksi.
Sistem ini digunakan untuk pompa injeksi
yang mempunyai elemen ukuran kecil.
1. Celah memanjang
2. Barel
3. Plunyer
4. Lubang pemberi
5. Alur pengontrol
2. Elemen pompa dua lubang
1. Lubang pemberi
Pada barel dilengkapi dengan dua lubang
pemasukan solar.
Pemasukan solar dapat lebih cepat.
Sistem ini digunakan pada pompa injeksi
yang mempunyai volume penyemprotan
lebih besar.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 8d o c u m e n t. d o c x
Posisi plunyer elemen pompa dua lubang pemberi dari titik mati bawah (TMB) sampai titik mati
atas (TMA).
a. Plunyer pada posisi TMB (titik mati bawah)
Solar masuk dari ruang isap pompa injeksi melalui lubang pemberi keruang barel
b. Langkah awal
Plunyer bergerak keatas, alur bagian atas plunyer menutup lubang pemberi
c. Langkah penekanan
Plunyer menekan solar keatas sampai katup penyalur membuka
d. Langkah akhir (TMA)
Alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sisa solar yang bertekanan tinggi kembali
keruang isap pompa injeksi
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 8d o c u m e n t. d o c x
Cara kerja plunyer
a. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)
Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi pada barel kedalam ruang diatas plunyer
b. Langkah awal
Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang pemberi tertutup oleh alur pada
bagian atas plunyer
c. Langkah lepas
Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup penyalur membuka. Pada langkah ini
solar tertekan melawan pegas katup penyalur.
d. Langkah produktif
Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang tekan terjadi tekanan tinggi solar
mengalir melalui pipa tekanan tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini akan berakhir apabila alur
pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sehingga tidak ada lagi penekanan solar ke nozel
injeksi.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 8d o c u m e n t. d o c x
e. Langkah sisa
Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah ini tidak ada penekanan solar.
Ruang tekanan tinggi A berhubungan dengan ruang isap B melalui celah panjang. Akibat dari
langkah ini, plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena pegas plunyer
f. Langkah total
Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA. Langkah ini dapat dinyatakan
dengan rumus :
L tot = L1 + L2 + L3 + L4
L tot = Langkah total
L1 = Langkah awal
L2 = Langkah lepas
L3 = Langkah produktif
L4 = Langkah sisa
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 8d o c u m e n t. d o c x
Macam-macam konstruksi plunyer
a) Plunyer berlubang
Pada elemen pompa yang sederhana, konstruksi plunyer biasanya dilengkapi alur pengontrol dan
satu lubang pada tengah-tengah plunyer.
Alur pengontrol
Konstruksi plunyer ini digunakan pada umumnya untuk
pompa injeksi dengan diameter plunyer sampai 7 mm.
Lebar alur pengontrol dan diameter lubang 34o
Alur pengontrol berhubungan dengan bagian atas plunyer
melalui lubang.
b) Plunyer dengan celah memanjang
Celah memanjang menghubungkan antara alur
pengontrol dengan bagian atas plunyer.
Alur pengontrol terletak dibawah yang berfungsi untuk
mengontrol berakhirnya langkah efektif plunyer.
Elemen ini digunakan pada pompa injeksi dengan
diameter plunyer lebih besar dari 7mm
1. Celah memanjang
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 8d o c u m e n t. d o c x
Konstruksi khusus
c) Plunyer dengan alur pengontrol di atas
Alur pengontrol terletak diatas yang berfungsi
untuk mengontrol awal penekanan solar.
(Memperbesar kompresi mesin)
Elemen ini digunakan pada motor stasioner dan
lokomotif
d) Plunyer dengan allur pengontrol di atas dan di bawah
1. Celah start
Alur pengontrol terletak diatas yang berfungsi
untuk mengontrol awal penekanan solar.
Elemen ini digunakan pada motor stasioner dan
lokomotif
Celah start berfungsi untuk membantu
mempermudah menstart motor dengan cara
memperlambat awal penyemprot-
an dengan kelambatan 5 - 100 Pe ( poros
engkol )
Variasi dari plunyer ini hanya digunakan pada pompa injeksi jenis inline. Untuk pompa injeksi jenis
distributor, konstruksi plunyer berbeda dari jenis ini.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Bsa/Ul/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 8d o c u m e n t. d o c x
B Pengaturan volume
Jumlah pengiriman bahan bakar diatur oleh governor/sopir sesuai dengan kebutuhan mesin. Governor
mengatur gerakan batang pengatur yang berkaitan dengan klem pinion pengontrol yang bebas terhadap
silinder.
Flens penggerak plunyer berkaitan dengan bagian bawah kontrol sleve. Jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan tergantung dari posisi plunyer dan perubahan besarnya langkah efektif.
Kapasitas Nol Kapasitas Setengah Kapasitas Penuh
Langkah efektif plunyer berubah bila plunyer berputar oleh tenaga dari governor – batang pengontrol –
Selenoid menghubung, motor starter mendapat arus utama langsung dari baterai
Selama start berlangsung arus utama tidak melalui busi kontrol. Tegangan pada busi pijar tetap, karena
tegangan baterai akan turun waktu motor starter bekerja.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Gatot/Ulrich/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 10d o c u m e n t. d o c x
2. Volkswagen, Opel
1. Kunci kontak
2. Motor starter
3. Kontrol unit
4. Relay daya
5. Busi pijar
6. NTC diair pendingin
7. Lampu kontrol
Kontrol unit elektronik berfungsi untuk mengatur waktu pemanasan berdasarkan temperatur air
pendingin dan memberi informasi pada lampu kontrol apabila motor siap distart
Kunci kontak pada posisi glow, arus pengendali mengalir dari baterai terminal 30 – 15 – kontrol unit
---- Relai menghubung dan busi pijar langsung mendapat arus utama dari baterai.
Motor siap distart bila lampu kontrol padam
Kunci kontak pada posisi start, busi pijar masih tetap hidup. Pemutusan aliran ke busi pijar
dikendalikan oleh kontrol unit melalui informasi dari terminal 50
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Gatot/Ulrich/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
8 - 10d o c u m e n t. d o c x
3. Mitsubhisi, Chevrolet ( Big Horn, Trooper )
a. Kunci kontak
b. Lampu kontrol
c. Kontrol unit
d. NTC
e. Tahanan depan
f. Busi pijar
Kunci kontak posisi glow, arus mengalir dari baterai – kunci kontak – terminal 6 (juga lampu kontrol) –
kontrol unit. Relai 2 menghubung, arus utama dari baterai melalui relai 2 – tahanan depan – busi pijar
– masa
Waktu pemesanan ditentukan oleh kontrol unit berkat informasi yang diberikan oleh NTC di air
pendingin
Lampu padam motor siap distart
Kunci kontak posisi start, relai 1 menghubung.
Arus utama tidak lagi melalui tahanan, tapi langsung ke busi pijar. Tegangan pada busi pijar tetap,
akibat turunnya tegangan baterai waktu motor starter bekerja.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Gatot/Ulrich/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
9 - 10d o c u m e n t. d o c x
4. Mercedes
1. Kontrol unit
2. Relay
3. Reed kontak
4. Lampu kontrol
5. busi pijar
6. NTC
Waktu kontak pada posisi glow, arus pengendali mengalir dari baterai (terminal 15) – rangkaian
elektronik – relai
Relai bekerja, arus utama dari baterai – terminal 30 – sekering – busi pijar
Apabila salah satu busi pijar tidak berfungsi, reed kontak akan berhubungan dan kontrol unit akan
memberi arus pada lampu kontrol
NTC memberi informasi temperatur awal pada kontrol unit untuk menentukan lamannya pemanasan
Kontak pada posisi start, relay masih tetap menghubung dan pemutusannya diatur oleh terminal
Apabila kontak pada posisi glow dan motor tidak distart maka kontrol unit akan memutuskan aliran
( safety ).
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
Gatot/Ulrich/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
10 - 10d o c u m e n t. d o c x
MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP 2
Advans Saat Penyetelan dan Penyesuaian Volume Maksimum
Kenapa diperlukan advans saat penyemprotan ?
Karena waktu mulai saat penyemprotan sampai mulai saat pembakaran tetap sama ( 1 milli detik )
supaya tekanan pembakaran tetap dekat sesudah TMA, maka saat penyemprotan harus disesuaikan
dengan putaran mesin
Contoh :
Putaran rendah
Sudut putar poros engkol selama 1 ms kecil
Putaran tinggi
Sudut putar p.e selama 1 ms besar
Kesimpulan
Keterangan
Advans saat penyemprotan digunakan pada motor-motor Diesel yang mempunyai batas Rpm besar
Putaran mesin semakin tinggi saat penyemprotan semakin awal
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
1 - 7d o c u m e n t. d o c x
Konstruksi Advans Sentrifugal
Nama -nama bagian
1. Poros advans
2. Poros eksentrik
3. Bobot Sentrifugal
4. Pegas advans
5. Roda gigi penggerak
6. Jurnal
7. Plat penyetel
8. Snap ring
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
2 - 7d o c u m e n t. d o c x
Cara kerja Advans Sentrifugal
Putaran rendah
1 sudut antara poros eksentrik dengan jurnal - kecil
Putaran mesin rendah, gaya sentrifugal masih kecil bobot sentrifugal menutup dan poros eksentrik
belum bergerak saat penyemprotan belum dimajukan
Putaran tinggi
Putaran mesin tinggi, gaya sentrifugal besar dan bobot sentrifugal mengembang menekan pegas
advans, poros eksentrik bergerak searah dengan putaran, sebesar sudut Q2 dengan demikian poros
advans dan poros injeksi merubah posisi putarannya sesuai dengan sudut Q2. Menurut buku data besar
sudut pengajuan 10 - 7 0
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
3 - 7d o c u m e n t. d o c x
Penyesuaian volume maksimum
Kenapa diperlukan penyesuaian volume maksimum ?
Isi silinder
Rpm rendah Rpm menengah Rpm tinggi
Pada putaran rendah, terjadi kerugian isi silinder, karena terjadi kebocoran pada cincin torak, karena
terjadi penyemprotan sedikit moment putar juga rendah
Pada putaran menengah, isi silinder maksimum, volume penyemprotan maksimum, maka moment putar
juga maksimum
Pada putaran tinggi, isi silinder menjadi jelek, karena waktu untuk langkah hisap menjadi pendek,
sedangkan volume penyemprotan maksimum maka gas buang berwarna hitam
Kesimpulan
Pada putaran tinggi, volume penyemprotan
harus disesuaikan
Udara
Udara
Udara
Udara
Udara
Udara
Udara
Udara
Udara
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
4 - 7d o c u m e n t. d o c x
Penyesuaian posistif
Diagram isi silinder pada putaran rendah
sampai putaran tinggi
Volume penyemprotan pada saat posisi
batang pengatur tetap
a. Isi silinder
b. Volume penyemprotan pada saat
posisi batang pengatur tetap
c. Volume penyemprotan yang
disesuaikan
Keterangan
Penyesuan positif dapat dipasang pada katup penyalur, Governor dan dengan sistem tekanan atmosfir
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
5 - 7d o c u m e n t. d o c x
Pegas tekan
Jarak penyesuaian
Sekrup penyetel
Udara luar
Dos barometer
Jarum
Plat kurva
Peyesuaian positif terhadap tekanan atmosfir
Cara kerja
Pada saat tekanan atmosfer tinggi, oksigen didalam udara banyak tekanan didalam ruang atmosfir
tinggi. Dos Barometer tertekan jarum dan plat kurva terangkat oleh pegas batang pengatur terdorong
kearah penyemprotan banyak
Pada saat tekanan atmosfer rendah, oksigen didalam udara sedikit tekanan didalam ruang atmosfir
rendah, Dos Barometer mengembang dan menekan jarum dan plat kurva, batang pengatur tertarik
kearah penyemprotan sedikit ( sesuai isi silinder )
Kegunaan
Sistem penyesuaian ini digunakan pada kendaraan yang beroperasi di daerah rendah dan pegunungan .
Contoh : kendaraan pariwisata dll.
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
6 - 7d o c u m e n t. d o c x
a
bc
d
IdleRPM MesinMaks.
Isi Sil / V
ol Penye
mprota
n
Penyesuain negatif
a. Isi silinder tanpa tekanan turbo
b. Isi silinder dengan tekanan turbo
c. Volume penyemprotan tidak
disesuaikan
d. Volume penyemprotan yang
disesuaikan
Penyesuaian volume maksimum terhadap tekanan turbo charger
( Penyesuaian negatif )
Cara kerja
Pada saat turbo charger belum bekerja.
Tekanan diatas membran kecil, membran
terangkat oleh pegas. Tuas sudut
mendorong batang pengatur kearah
penyemprotan lebih sedikit
Pada saat turbo charger bekerja
Tekanan diatas membran besar,isi silinder
membran tertekan kebawah tuas sudut
terlepas. Batang pengatur bergerak kearah
volume penyemprotan yang lebih banyak
1. Sekrup penyetel 5. Tuas sudut
2. Membran 6. Batang penghubung
3. Pegas 7. Batang pengatur
4. Bushing pengantar
Tekanan dari manipol masuk
Dikeluarkan oleh : Tanggal :
BSA/Ulirch/Sa 01.01.’00
Program Studi : MESIN OTOMOTIFN a m a : Halaman :
7 - 7d o c u m e n t. d o c x
MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP 2
Pompa Distributor 1 ( model VE )
1. Konstruksi
2. Nama bagian :
1. Poros penggerak pompa
2. Pompa pengalir
3. ‘Katup pengatur tekanan
4. Roda gigi penggerak governor
5. Cincin tol
6. Cincin nok
7. Torak advans saat penyemprotan
8. Busing pengatur
9. Plunyer
10. Katup penyalur
11. Governor
12. Solenoid
13. Penyetel volume maksimal
14. Spunyer
15. Tuas pengatur
MESIN DIESEL
Program Studi :MESIN OTOMOTIF
3. Sistem aliran bahan bakar
4. Aliran bahan bakar bertekanan rendah
1. Pompa pengalir
2. Katup pengatur tekanan
3. Spunyer
Tekanan didalam rumah pompa
Tekanan isap bahan bakar
bahan bakar bertekanan tinggi
bahan bakar bertekanan rendah
132
MESIN DIESEL
Program Studi :MESIN OTOMOTIF
a. Pompa pengalir
Fungsi :
Menghisap bahan bakar dari tangki dan
menekannya kedalam ruang pompa
injeksi
Petunjuk :
Kemampuan menghisap kecil (max. 1
meter).
Apabila kosong sama sekali, pompa
tidak mampu menghisap.
b. Katup pengatur tekanan
Fungsi :
Mengatur tekanan bahan bakar kedalam
ruang pompa sesuai dengan putaran mesin.
Putaran mesin rendah (idle) : tekanan bahan
bakar rendah.
Putaran mesin tinggi, tekanan bahan bakar
bensin tinggi.
Tekanan yang berubah digunakan untuk
menggerakkan advans saat penyemprotan
MESIN DIESEL
Program Studi :MESIN OTOMOTIF
Rol
Nok
Lubang pembagi
Plunyer Celah masuk
Cincin nokKopling
Cincin rol
Poros penggerak pompa
c. Spunyer
Fungsi :
Mempertahankan tekanan bahan bakar
didalam ruang pompa ( karena lubang
pembuangan kecil )
Mengatur pembuangan udara secara otomatis
Mengatur aliran solar untuk pendinginan
pompa
5. Aliran bahan bakar bertekanan tinggi
a. Sistem penggerak
MESIN DIESEL
Program Studi :MESIN OTOMOTIF
b. Plunyer
Cara kerja plunyer dari posisi TMB - TMA
a) Langkah isap
Plunyer pada posisi TMB.
Solar mengalir melalui saluran masuk 1
dan celah pengatur 2 keruang tekanan
tinggi 3.
b) Langkah awal
Saluran masuk tertutup karena gerak
putar dan gerak naik plunyer
c) Langkah kerja
Plunyer bergerak kearah TMA. Solar
mengalir melalui saluran didalam plunyer
4 dan celah distribusi 5 menuju
kesaluran tekanan tinggi 6.
d) Langkah akhir
Plunyer bergerak ke TMA lubang
pengatur 7 berhubungan dengan ruang
pompa. Solar mengalir kembali ke ruang
pompa.
e) Langkah total
Gerakan plunyer dari TMB – TMA
It = I1 + I2 + I3
7
45
6
3
21
MESIN DIESEL
Program Studi :MESIN OTOMOTIF
Kepala Distributor
Fungsi :
Sebagai silinder dari plunyer
Sebagai tempat saluran tekanan tinggi
Sebagai tempat duduk dari katup penyalur
Konstruksi
Keterangan
Kepala distributor dikonstruksi untuk mesin-mesin dengan 3, 4, 5 dan 6 silinder.
1. Busing pengatur
2. Kepala distributor
3. Plunyer
4. Pemegang katup penyalur
5. Katup penyalur
6. Dudukan tuas start governor (yang berlubang)
MESIN DIESEL
Program Studi :MESIN OTOMOTIF
MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP 2
Pompa Distributor 2 ( Model VE )
1. Advans saat penyemprotan
Fungsi : Untuk memajukan saat penyemprotan sesuai dengan putaran mesin berdasarkan tekanan
bahan bakar didalam ruang pompa.injeksi
Cara kerja
Posisi diam
Tekanan bahan bakar didalam ruang pompa masih rendah dan belum mampu mendorong torak kekiri, dengan demikian saat penyemprotan belum dimajukan
Keterangan gambar
1. Cincin rol
2. Tuas geser
3. Torak
4. Pegas torak
5. Ruang yang berhubungan dengan saluran isap pompa pengalir
6. Ruang yang berhubungan dengan ruang pompa
Posisi kerja
Putaran mesin naik, tekanan bahan bakar juga naik torak terdorong kearah kiri tuas geser akan merubah posisi cincin rol kearah memajukan saat penyemprotan
Putaran mesin turun, tekanan bahan bakar juga turun. Torak bergerak kembali kekanan karena dorongan pegas torak, maka tuas geser mendorong kembali cincin rol ke posisi nol ( tidak ada pengajuan saat penyemprotan )
2. Solenoid
Fungsi : Untuk mematikan mesin secara elektro magnetis
Mata kuliah :
TEKNOLOGI OTOMOTIF
MESIN DIESEL
Keterangan gambar
1. Saluran masuk bahan bakar
2. Plunyer
3. Kumparan solenoid
4. Pegas katup
5. Katup
6. Ruang tekanan tinggi
Cara kerja
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang ditimbulkan
menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan demikian solar mengalir masuk keruang
tekanan tinggi mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar katup menutup.bahan
bakar solar terhenti, motor mati
1
43
5
6
+15
Mata kuliah :
TEKNOLOGI OTOMOTIF
MESIN DIESEL
2
3
4
5
6
7
8
9
1
- +
10
3. Pengatur putaran ( Governor )
Konstruksi
Nama-nama bagian
1. Tuas pengatur
2. Pegas pengatur
3. Pegas idle
4. Tuas start
5. Tuas penekan
6. Pegas start
7. Busing pengatur
8. Saluran pengatur
9. Bobot sentrifugal
10. Batang governor
Mata kuliah :
TEKNOLOGI OTOMOTIF
MESIN DIESEL
Cara kerja
a). Posisi start
Tuas pengatur pada posisi start. Tuas
penekan tertarik oleh pegas pengatur.
Pegas start menekan tuas start. Dengan
demikian tuas start menggeser posisi bushing
pengatur kearah volume start / volume
banyak
h2 langkah efektif saat start
b). Posisi idle
Tuas pengatur pada posisi idle bobot
sentrifugal membuka tergantung dari putaran
idle dan pegas idle.
Putaran mesin naik, bobot sentrifugal
membuka bushing pengatur didorong kearah
stop / sedikit
Putaran mesin turun, bobot sentrifugal
menutup. Pegas idle dan pegas pengatur
menarik tuas penekan bushing pengatur
didorong kearah maksimum
Mata kuliah :
TEKNOLOGI OTOMOTIF
MESIN DIESEL
c). Regulasi putaran
Tuas pengatur pada posisi maksimum.
Pegas pengatur menarik tuas penekan,
bushing pengatur didorong kearah maks.
Putaran mesin naik.
Bobot sentrifugal membuka, putaran mesin
dapat stabil, apabila gaya sentrifugal
seimbang dengan gaya pegas pengatur
h2 = langkah efektif plunyer
d). Meregulasi putaran maksimum
Tuas pengatur pada posisi maksimum.
Pegas pengatur tertarik penuh. Putaran
mesin tinggi dan volume penyemprotan
banyak.
Putaran mesin bertambah naik bobot
sentrifugal membuka penuh bushing
pengatur didorong kearah stop / sedikit
terjadi pengghentian penyemprotan, yang
secara otomatis dan secara langsung
mengurangi putaran motor.
Mata kuliah :
TEKNOLOGI OTOMOTIF
MESIN DIESEL
6
54
1
2 3
4
2
1
3
Perlengkapan tambahan
1. Start dingin
Fungsi : Pengawalkan saat penyemprotan pada waktu start dingin.
Nama-nama bagian
1. Tuas
2. Pegas pengembali
3. Poros
4. Batang peluru
5. Lubang panjang
6. Cincin rol
Dengal kabel dan tuas ( secara manual )
Waktu start dingin, sopir menarik
kabel, dengan demikian tuas start
dingin memutar poros.
Batang peluru yang eksentris
mendorong cincin rol kearah
mengajukan saat penyemprotan
( 40 poros engkol )
1. Tuas
2. Kabel penarik
3. Penekan
4. Pegas
Mata kuliah :
TEKNOLOGI OTOMOTIF
MESIN DIESEL
Bushing pengontrol
(-) (+)
Tuas kontrol
Tuas tekan
Batang tekan
PegasJarum
Penahan
Membran
Dengan termo elemen ( secara automatis )
Termo elemen berfungsi sebagai pengganti
kabel penarik. Pada saat suhu air pendingin
rendah, tuas tertarik kearah memajukan
saat penyemprotan.
Pada saat suhu air pendingin naik, thermo
elemen mendorong tuas keposisi nol
1. Thermo elemen
2. Penyesuaian volume penyemprotan pada motor Diesel dengan turbo charger