BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali ditemukan orang atau berita di televisi yang menyebut kata “metafisika”, hal tersebut selalu dikaitkan kearah yang ghaib (supernatural), ilmu nujum, perbintangan, dan pengobatan jarak jauh yang bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa. Dalam kehidupan sehari-hari secara sadar ataupun tidak manusia selalu membicarakan tentang hal-hal yang berbau metafisika (kepercayaan), hal-hal yang di luar dunia fisik seringkali dikaitkan dengan metafisika. Sebagai contoh sederhana adalah beriman terhadap agama yang dianut, manusia memahami alam semesta diciptakan oleh Tuhan namun seringkali manusia mempertanyakan bagaimana wujud Tuhan?? Apa Tuhan itu ada?? selain itu adanya hantu atau jin. Hal ini menunjukkan hubungan antara manusia dan metafisika. Apa sebenarnya metafisika itu? Metafisika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada, dimana di dalamnya menjelaskan studi keberadaan atau realitas. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringkali ditemukan orang atau berita di televisi yang menyebut
kata “metafisika”, hal tersebut selalu dikaitkan kearah yang ghaib
(supernatural), ilmu nujum, perbintangan, dan pengobatan jarak jauh yang
bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa. Dalam kehidupan sehari-hari secara
sadar ataupun tidak manusia selalu membicarakan tentang hal-hal yang
berbau metafisika (kepercayaan), hal-hal yang di luar dunia fisik seringkali
dikaitkan dengan metafisika. Sebagai contoh sederhana adalah beriman
terhadap agama yang dianut, manusia memahami alam semesta diciptakan
oleh Tuhan namun seringkali manusia mempertanyakan bagaimana wujud
Tuhan?? Apa Tuhan itu ada?? selain itu adanya hantu atau jin. Hal ini
menunjukkan hubungan antara manusia dan metafisika. Apa sebenarnya
metafisika itu? Metafisika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang
mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal
tertentu menjadi ada, dimana di dalamnya menjelaskan studi keberadaan atau
realitas.
Belajar dasar-dasar metafisika turut mengarahkan manusia untuk
berupaya mengerti lebih dalam keberadaannya. Dengan berpikir matefisis
sebagai pengaruh dari belajar dasar-dasar metafisika tersebut dapat meredam
hedonisme dan materialisme. Hal ini selaras dengan karakteristik metafisika
yang menekankan kepada pengetahuan akal budi, di mana isi dari
pengetahuan akal budi itu lebih pasti ketimbang dengan pengetahuan
inderawi yang senantiasa dalam perubahan, yang justru metafisika bila
dipelajari mendorong orang untuk mempergunakan akal budi dalam proses
mencapai realitas rohaniah sebagai realitas mutlak sang pengatur seluruh
alam, dan memang realitas mutlak ini dapat digapai oleh akal budi, sehingga
memposisikan realitas material tidak penting manakala menghambatnya.
1
Namun watak metafisika mengakui mengenai tetapnya ada perubahan antara
rohani dan jasmani.
Manusia merupakan makhkluk yang berakal, dengan akalnya
memungkinkan untuk dapat berfikir dan belajar. Belajar merupakan suatu
aktivitas yang melibatkan indera, akal, dan qalbu menuju perubahan secara
terencana, agar tahu, mau, dan mampu hidup pada masanya. Inti berpikir
dilihat dari posisi akal berdampingan dengan wahyu, adalah berfilsafat.
Sedangkan berfilsafat intinya bermetafisika, bahkan metafisika adalah filsafat
itu sendiri, yakni bermetafisis berpikir itu sendiri. Maka manusia adalah
makhluk yang bermetafisika.
Manusia sebagai makhluk yang bermetafisika dapat menjadi
postulat yang mendasari bahwa manusia berkeharusan sekaligus dapat
mencari dan menangkap apa yang terdapat di balik yang tampil atau tampak
secara fisikal. Manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran
metafisika, diantaranya adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supranatural) dan
hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan
alam yang nyata.
Metafisika pada masa Yunani Kuno dikatakan sebagai ilmu
mengenai yang-ada dalam dirinya sendiri. Dengan metafisika orang ingin
memahami realitas dalam dirinya sendiri. Berbicara mengenai yang-ada
berarti bergaul dengan sesuatu yang sungguh-sungguh riil, sejauh yang-ada
itu sebagai kondisi semua realitas. Metafisika tidak bergaul dengan hal
konkret, misalnya pohon ini atau itu. Metafisika mempunyai objek kajian
yang mengatasi pengalaman inderawi yang bersifat individual. Metafisika
bertugas mencari kedudukan yang individual itu dalam konteks keseluruhan.
Metafisika mengajak orang untuk tidak terpaku pada pohon ini atau itu, atau
masalah kesehatan manusia dan lain-lain yang tertentu, tetapi melihat
semuanya itu dalam konteks bahwa semua itu ada.
Metafisika pada masa sekarang menjadi bidang filsafat yang
memikirkan dan mempelajari hal-hal yang "mengatasi" atau "di luar"
2
pembahasan tentang hal-hal yang fisik dan empiris, di mana sudut pandang
metafisika mengatasai fisika (metaphysica).
Uraian tersebut di atas secara tersirat menunjukkan bahwa masalah
metafisis adalah masalah universal, yang mengandung arti bahwa
bermetafisis dan metafisika itu berlangsung sejak manusia ada hingga
manusia yang mendatang, yang memang secara kebetulan, tidak secara
keseharusan, penemuan yang berlanjut secara artifisial dikonstruk secara
sistematis bahwa metafisis dan metafisika itu diterbitkan di Yunani. Untuk itu
maka penulis ingin mengulas lebih dalam lagi dengan karya tulis yang
berjudul, “Metafisika”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Bagaimana pengertian metafisika?
2. Bagaimana sejarah perkembangan dan tokoh pemikir Metafisika?
3. Apa cabang-cabang metafisika??
4. Bagaimana penerapan Metafisika dalam kehidupan manusia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan tujuan penulisan
makalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dan tokoh pemikir Metafisika.
2. Untuk mengetahui penerapan Metafisika bagi kehidupan manusia.
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi orang
lain atau pembacanya guna lebih mengetahui sejarah lahirnya Ilmu Metafisika
beserta tokoh-tokoh pemikirnya. Serta untuk mengetahui penerapan ilmu
metafisika dalam kehidupan manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metafisika
Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik",
φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah salah satu cabang filsafat yang
mempelajari penjelasan dan pemahaman mengenai asal atau hakekat objek
(fisik) di dunia sehingga hal tertentu menjadi ada. Metafisika merupakan studi
keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada?
Apa tempat manusia di dalam semesta?
Sebagai sebuah disiplin filsafat, metafisika telah dimulai sejak
zaman yunani kuno, mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-
322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah ”metafisika”
Aristoteles menyebut disiplin yang mengkaji hal-hal yang sifatnya di luar
fisika sebagai filsafat pertama (proto philosophia)untuk membedakannya
dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat
fisika. Istilah metafisika yang kita kenal sekarang, berasal dari bahasa Yunani
ta meta ta physika yang artinya “yang datang setelah fisik”. Istilah tersebut
diberikan oleh Andronikos dari Rhodos (70 SM) terhadap karya-karya
Aristoteles yang disusun sesudah (meta) buku fisika.
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Metaphysica
mengemukakan beberapa gagasannya tentang metafisika antara lain:
a. Metafisika sebagai kebijaksanaan (sophia), ilmu pengetahuan yang
mencari pronsip-prinsip fundamental dan penyebab-penyebab pertama.
b. Metafisika sebagai ilmu yang bertugas mempelajari yang ada sebagai yang
ada (being qua being) yaitu keseluruhan kenyataan.
c. Metafisika sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai obyek paling luhur dan
sempurna dan menjadi landasan bagi seluruh adaan, yang mana ilmu ini