BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini. Bandung merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah. Beberapa titik di Kota Bandung telah membuktikan bahwa fenomena sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia.
Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume
sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material
yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat
tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu
pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup
masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada
bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang
besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini.
Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
Bandung merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah.
Beberapa titik di Kota Bandung telah membuktikan bahwa fenomena
sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah
akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan
setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini.
Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik
(biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah
kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup,
seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah
kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat
terdegradasi secara alami.
Sekarang pertanyaannya bagaimana untuk menyelesaikan masalah
sampah ini. Dan hal inilah yang melatar belakangi kami menulis makalah
bertemakan Masalah Pencemaran Lingkungan ( Sampah ). Untuk
menjawab hal ini kami melakukan studi kasus di Tempat Pembuangan
1
Sampah (TPS) Kelurahan Sukapura Banandung. Alasan kami menggambil
tempat di Kelurahan Sukapura adalah karena adanya 2 Sekolah Dasar
(SD), yaitu SD Sukapura dan SD Sentral yang letaknya berdampingan
dengan TPS tersebut. Dari sini kami ingin melihat lebih dalam mengenai
permasalahan sampah bagi aktivitas pembelajaran dan lingkungan SD
Sukapura dan SD Sentral Kelurahan Sukapura Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Ketika kami jalan-jalan di sekitar TPS Sukapura kami melihat
gejala yang sangat memprihatinkan di sekitar TPS tersebut, yaitu adanya
dua Sekolah Dasar yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah.
Dari sini kami mempunyai beberapa permasalahan yang ingin kami
temukan penyelesaian masalahnya. Permasalahannya diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bagaiaman keadaan kebersihan di sekitar SD Sukapura dan
SD Sentral ?
2. Apa yang menjadi faktor penyebab pendirian TPS di sekitar
Sekolah Dasar ?
3. Bagaimana peranan masyarakat dan pemerintah dalam
mengatasi sampah di sekitar SD Sukapura dan SD Sentral ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui permasalahan sampah di Keluraha Sukapura
Bandung.
2. Mengetahui dampak negatif TPS Sukapura terhadap
aktivitas pembelajaran SD Sukapura dan SD Sentral.
3. Mengetahui dampak negatif sampah terhadap lingkungan
SD Sukapuran, SD Sentral, dan daerah sekitarnya.
2
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penyusun dalam pembuatan laporan ini
adalah :
1. Metode wawancara
Penyusun dalam penelitiannya menggunakan metode
wawancara langsung kepada masyarakat, dengan memberikan pertanyaan
yang nantinya akan di kumulatifkan menjadi data – data.
2. Metode studi pustaka
Penyusun menggunakan metode studi pustaka untuk
mencari informasi dari Koran, buku, dan internet yang dapat membantu
dalam pembuatan laporan. Sehingga informasi yang didapat nantinya akan
menjadi pembanding dari hasil penelitian.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Teknik Pengumpulan Data
1.5 Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III SAMPAH DI LINGKUNGAN SD SUKAPURA DAN
SENTRAL
BAB IV PENANGGULANGAN SAMPAH
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manusia dan Lingkungan Hidup
Manusia merupakan makhluk yang paling dimuliakan oleh Al-
Khalik penciptanya. Makhluk hidup yang namanya manusia, baru
dilahirkan sekitar satu atau dua juta tahun tahun yang lampau setelah
segala sumber daya tersedia dan setelah ruang bumi ini tercipta. Dalam
Buku Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan Teknologi Karya Prof.
Dr H. Nursid Sumaatmadja disebutkan bahwa :”Manusia dengan alam, ada
dalam konteks keruangan yang saling mempengaruhi. Kadar saling
pengaruh mempengaruhi tersebut sangat dipengaruhi tingkat berbagai
penguasaan teknologi oleh Manusia. Hubungan manusia dengan alam di
dunia ini sangatlah bervariasi”.( Dr H. Nursid Sumaatmadja : 1998:72 ).
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki
daya pikir dan daya nalar yang tinggi dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Di sini terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik
lingkungan yang paling aktif. Karena manusia secara aktif dapat
mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.
Manusia mendapatkan unsure-unsur yang diperlukan dalam
Hidupnya dari Lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin
beraneka ragam kebutuhan hidupnya yang diambil dari Lingkungan. Maka
berarti semakin besar perhatian manusia terhadap Lingkungan. Manusia
merupakan Makhluk paling aktif dalam mengubah tatanan pada
Lingkungan. Manusia bisa dengan cepat mengubah Lingkungan, karena
perbuatan manusialah Lingkungan menjadi berubah dan kadang menjadi
marah karena dirusaknya Lingkungan. Hubungna manusia dengan
Lingkungan memang sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Karena terkadang
Manusia bergantung kepada alam dan ada juga Alam yang bergantung
pada manusia.
4
2.1.1 Ekosistem
Yang dimaksud dengan ekosistem adalah hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungan dimana manusia merupakan bagian
integral dari ekosistem tempat hidupnya. Ekosistem terdiri dari suatu
komunitas Biota yang berinteraksi dengan Lingkungan fisiknya dan saling
pengaruh mempengaruhi. Ekosistem ini terdiri dari bagian-bagian dnegan
fugnsi-fungsi tertentunya. Dan untuk menunjang fungsi-fungsinya itu
dioperlukan sumber energi. Setiap species menyesuaikan diri dengan tugas
tertentu dalam ekosistem dan berfungsinya ekosistem bergantung kepada
adanya kombinasi spesies yang sesuai dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu di dalam seluruh system.
Peranan manusia dalam ekosistem sangat luas. Sebab Lingkungan
hidup masnuia tidak hanya terbatas pada sarana fisik kimia dan biologis
saja tetapi termasuk pula di dalamnya persoalan ekonomi, sosio budaya
dan agama. Segala macam perubahan dalam lingkungan hidup manuisa,
mau tidak mau akan berpengaruh terhadap dirinya.
Manusia merupakan bagian intergral dari ekosistem maka apabila
struktur dan sifat fungsional ekosistem rusak, akan mengakibatkan
penderitaan pada manusia itu sendiri. Dengan perkataan lain, bila itu
terjadi maka keseimbangan ekologi akan terganggu dengan akibat
penderitaan pada manusia itu sendiri.
2.1.2 Ekologi
Tokoh yang berjasa mengangkat ekologi menjadi kajian yang
bermakna adalah Ernest Haeckel (1866) seorang pakar biologi Jerman.
Semula ekologi ini hanyalah merupakan subdisiplin Biologi. Namun pada
perkembangan dewasa ini, ekologi itu dapat dikatakan menjadi kajian
bidang mandiri. Ekologi itu berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu kata Oikos yang berarti Rumah atau tempat tinggal dan logos yang
berarti studi atau telaah. Jadi secara harfiah ekologi itu berarti studi atau
5
telaah tentang organisme di tempat tinggalnya. Secara lebih formal,
ekologi itu berarti studi atau telaah tentang struktur atau fungsi alam atau
studi tentang hubungan diantara organisme hidup dan keseluruhan faktor
fisikal serta biological yang membentuk lingkunganya.
Organisme, Living organism, makhluk hidup
Yang diartikan organisme atau makhluk hidup pada konsep ekologi
yaitu tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini manusia termasuk kedalam
kelompok hewan. Namun demikian karena manusia lebih cocok masuk
kedalam kelompok hewan namun memiliki keistimewaan tersendiri,
pembahasannya dikhususkan pada telaah ekologi manusia (human
ecology).
Lingkungan, environment
Ehlich & Ehrlich dan Holdren (1973:4) mengemukakan, The
environment is the unique skin of soil, water, geseos atmosphere, mineral
nutrient and organism that covers this otherwise undistinguished planet.
Dalam Undang-undang Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, tentang ketentuan
pokok pengelolaan Lingkungan Hidup Bab I Pasal 1 dirumuskan :
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya ,
keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2.2 Polusi
Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran
lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan
dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup
termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini
umumnya terjadi akibat aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak
terkontrol yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, air dan udara.
Yang akibatnya akan mengancam kelestarian Lingkungan.
Mengenai polutan dapat digolongkan kdalam dua hal yakni :
6
1. Yang bersifat kualitatif
Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang alamiah telah terdapat di dalam
alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyak sehinggga
mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena bencana
alam dan karena perbuatan manusia, contoh polutan misalnya unsur
nitrogen, fosfor dan lain-lainnya.
2. Yang bersfat kuantitatif
Terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya
persenyawaan yang dibuat secara sintesis seperti, pestisida detergen dan
lain-lan. Umumnya polusi lingkungan ditunjukan kepada faktor-faktor
fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu, penerangan dan faktor-faktor kimia
seperti debu, uap, gas, larutan, awan, kabut, sosioekonomi dan kultur.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang
bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan,
eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan
pencemaran itu disebut dengan polutan.
Menurut WHO, ditetapkan empat tahap pencemaran yaitu :
1. Pencemaran tingkat pertama
Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik
dilihat dari zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan
lingkungan.
2. Pencemaran tingkat kedua
Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada
pancaindera dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lainnya.
3. Pencemaran tingkat ketiga
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menimbulkan sakit yang kronis.
7
4. Pencemaran tingkat keempat
pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian
dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi.
2.3 Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,
dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-
produk yang tak bergerak. (Sampah – Wilkipedia bahasa Indonesia).
“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau
pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau
materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,
Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang
oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)
“Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof.
Ir, 1996).
2.4 Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk
seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
8
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton;
Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah
sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.
1. Tahun berapakah pendirian lokasi (baik sekolah maupun TPS)?
2. Keberadaan sampah di Kelurahan Sukapura?
3. Apakah dampak TPS terhadap siswa dan lingkungan?
4. Adakah solusi yang ditawarkan?
B. Daftar Sumber
No. Nama Pekerjaan1 Yuli Kepala Sekolah SD Sentral 12 Neni Kepala Sekolah SD Sentral 43 Dulah SAG Guru SD Sukapura4 Nining Pedagang makanan5 Dadang Warga6 Dera Pemulung7 Alfa Siswa8 Sahrul Siswa9 Darfa Siswa