1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya email: [email protected]Abstrak Jumlah penduduk di Kecamatan Wonokromo (181.170) mempengaruhi jumlah timbulan sampah di kecamatan tersebut. Sampah yang dihasilkan belum dipisahkan dari komponen sampah B3. Hal inilah yang mendasari penggunaan Kecamatan Wonokromo sebagai wilayah studi tugas akhir ini. Tujuan penelitian ini adalah mengukur timbulan sampah B3 dan komposisinya, serta menentukan sistem pengelolaannya. Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964-1995. Jumlah timbulan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari. Hasil studi merekomendasikan agar (i) kapasitas wadah sampah B3 untuk rumah tangga adalah 30 L,(ii) pengangkutan sampah B3 dari sumber ke TPS menggunakan motor boks, dan (iii) pengumpulan sampah B3 di TPS menggunakan kontainerberdasarkan karakteristik sampah B3nya dengan kapasitas masing-masing 4 m 3 . Kata kunci: Kecamatan Wonokromo, sampah B3, pengelolaan sampah B3. Abstract The population of Wonokromo District (181,170) affects the solid waste generation. Until now the solid waste in this district has not been separated from the hazardous components by the community. Therefore, Wonokromo
17
Embed
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI … · 4. Mengetahui kondisi fasilitas pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah permukiman di sumber dan di TPS di Kecamatan Wonokromo
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
No. 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, setiap pengangkutan
limbah B3 harus dilengkapi dengan dokumen resmi. Dokumen sampah B3 yang disarankan tidak
11
terdiri dari tujuh rangkap seperti dokumen limbah B3. Dokumen sampah B3 hanya terdiri dari tiga
rangkap dengan perincian sebagai berikut:
a. Lembar pertama disimpan oleh penghasil sampah B3
b. Lembar kedua disimpan oleh petugas pengumpul sampah B3
c. Lembar ketiga disimpan oleh pengelola TPS sampah B3
Dokumen sampah B3 dibuat oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan
BLH Kota Surabaya.Dokumen sampah B3/manifes sampah B3 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Manifes Sampah B3
MANIFES SAMPAH B3 RUMAH TANGGA Nama : Alamat : Kecamatan : Kelurahan : RT / RW : Lokasi TPS Sampah B3 : No Jenis Sampah B3 (√) Jumlah (buah) 1 Kemasan bekas pembersih WC/lantai/kaca 2 Kemasan bekas semir sepatu 3 Kemasan bekas pemutih pakaian dan pembersih lainnya 4 Kemasan bekas oli 5 Accu bekas 6 Kemasan bekas air accu 7 Kemasan bekas cat kuku dan pembersihnya 8 Kemasan bekas pewarna rambut 9 Kemasan bekas Hair Spray 10 Kemasan bekas cat dan thinner
11 Kemasan bekas obat pembasmi hama tanaman (herbisida dan insektisida)
12
No Jenis Sampah B3 (√) Jumlah (buah) 12 Kemasan bekas pupuk kimia 13 Baterai 14 Tinta/cartridge 15 Lampu neon 16 Obat-obatan kadaluarsa 17 Kemasan bekas obat pembasmi serangga 18
Lain-lain:
Yang Menyerahkan : Tanda Tangan : Petugas Pengumpul : Tanda Tangan : Tanggal :
Kontainer Sampah B3 di TPS
Sampah B3 yang telah diangkut dari sumber akan ditampung di TPS yang selanjutnya akan
ditangani oleh instansi khusus yang mengelola limbah B3. Pada TPS disediakan kontainer yang
akan menampung sampah B3 untuk sementara yang akan disimpan selama maksimal 90 hari
dengan persyaratan lokasi penyimpanan sampah B3 berdasarkan Kep. Bapedal No. 1 Tahun 1995
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Kontainer ini harus disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Volume masing-masing kontainer sampah B3 di TPS disarankan berdasarkan Keputusan Kepala
Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yaitu berupa bak kontainer berpenutup
dengan kapasitas 4 m3.
13
Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur untuk penghasil sampah B3 adalah:
1. Penghasil sampah B3 menyimpan sampah B3 yang dihasilkannya pada wadah sampah B3
yang tertutup rapat.
2. Sampah B3 disimpan di dalam kemasan aslinya pada wadah sampah B3. Untuk lampu neon,
selain disimpan masih pada kemasan aslinya juga dibungkus kantong plastik untuk
keamanan apabila pecah.
3. Sampah B3 yang dihasilkan dalam jumlah besar sehingga tidak muat apabila disimpan di
wadah sebaiknya disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak seperti
garasi, gudang, dan sebagainya.
4. Penghasil sampah B3 menyimpan sampah B3 yang dihasilkannya si wadah sampah B3
selama-lamanya 90 hari sampai dikumpulkan oleh petugas pengumpul sampah B3.
5. Penghasil sampah B3 menyerahkan sampah B3 yang disimpannya selama 90 hari kepada
petugas pengumpul sampah yang mengambil sampah B3 tiap 3 bulan 1 kali.
6. Penghasil sampah B3 wajib mengisi manifes sampah B3 yang diserahkan oleh petugas
pengumpul sampah B3.
Standar operasional prosedur untuk petugas pengumpul sampah B3 adalah:
1. Petugas pengumpul sampah B3 wajib memenuhi persyaratan umum dan khusus pengemudi
kendaraan pengangkut sampah B3.
2. Petugas pengumpul sampah B3 mengambil sampah B3 yang dikumpulkan oleh penghasil
sampah B3 tiap 3 bulan 1 kali.
14
3. Petugas pengumpul sampah B3 memilah sampah B3 yang dihasilkan penghasil sampah B3
berdasarkan jenisnya untuk dimasukkan ke masing-masing wadah berdasarkan jenis sampah
B3nya pada box kendaraan pengangkut.
4. Petugas pengumpul sampah B3 mengambil manifes di kantor kecamatan dan menyerahkan
manifes ke penghasil sampah B3 untuk diisi.
5. Petugas pengumpul sampah B3 menyimpan salah satu manifes yang telah diisi oleh
penghasil dan menyerahkan satu manifes yang lain ke pengelola kontainer sampah B3 di
TPS sampah B3.
Standar operasional prosedur untuk pengurus TPS sampah B3 adalah:
1. Menerima sampah B3 berdasarkan karakteristiknya dari petugas pengumpul sampah B3.
2. Menempatkan sampah B3 berdasarkan karakteristiknya pada kontainer sampah B3.
3. Menerima dan menyimpan manifes sampah B3 dari petugas pengumpul sampah B3.
4. Menyerahkan sampah B3 yang telah disimpan paling lama 90 hari di TPS ke instansi khusus
pengelola sampah B3.
Rekomendasi
Rekomendasi untuk pengelolaan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo antara lain:
1. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang sampah B3 sangat rendah sehingga perlu
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah B3, upaya reduksi sampah
B3, dan pengelolaan sampah B3.
2. Dari hasil sampling masih ditemukan sampah B3 yang cukup banyak sehingga masyarakat
perlu melakukan upaya reduksi untuk megurangi timbulan sampah B3.
15
3. Sampah B3 permukiman yang diperoleh dari hasil sampling berupa sampah B3 karakteristik
mudah terbakar, korosif, dan beracun. Masyarakat sebaiknya lebih cermat dalam memilih
produk yang mengandung B3 atau dapat mengganti produk yang berpotensi mengandung
B3 dengan produk alternatif yang aman.
4. Wadah sampah yang digunakan di Kecamatan Wonokromo berupa wadah sampah yang
terbuat dari ban bekas dan beton. Wadah sampah untuk sampah basah dan sampah kering
masih tercampur karena belum dilakukan pemilahan sampah. Hasil studi ini
merekomendasikan agar mayarakat mengganti wadah sampah yang digunakan di
Kecamatan Wonokromo dengan wadah sampah berdasarkan komposisi sampahnya antara
lain sampah basah, sampah kering, dan sampah B3 sehingga pemilahan sampah telah
dilakukan di sumbernya.
5. Hasil studi merekomendasikan agar kapasitas wadah sampah B3 untuk skala rumah tangga
adalah 30 L, pengangkutan sampah B3 dari rumah penduduk (sumber) ke TPS
menggunakan motor box, pengumpulan sampah B3 karakteristik mudah terbakar, korosif,
dan beracun di TPS menggunakan bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m3. Untuk
jenis sampah B3 yang dimensinya besar dan jumlahnya banyak sehingga tidak muat apabila
disimpan di wadah sampah B3, masyarakat dapat langsung membuangnya pada kontainer
sampah B3 di TPS khusus sampah B3 di kelurahan.
16
4. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang dibagikan kepada 20 aparat pemerintah (staf
kelurahan, ketua RT, dan ketua RW) dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap sampah B3 sangat rendah.
2. Timbulan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari atau
660,49 L/hari.
3. Hasil penelitian menunjukkan komposisi sampah B3 yang ada di Kelurahan Jagir,
Kelurahan Wonokromo, dan Kelurahan Sawunggaling terdiri dari sampah B3 karakteristik
mudah terbakar, beracun, dan korosif.
4. Wadah sampah yang ada di Kelurahan Jagir dan Kelurahan Wonokromo terbuat dari ban
bekas yang dicat tetapi ada juga wadah yang permanen yang terbuat dari beton.
Pengangkutan sampah di Kecamatan Wonokromo menggunakan gerobak sampah dengan
frekuensi pengambilan sampah dua hari sekali.
5. Pola pengelolaan sampah B3 terdiri dari pewadahan sampah B3 dengan wadah berkapasitas
30 L, pengumpulan sampah B3 dari sumber ke TPS dilakukan dengan pengangkutan
menggunakan motor box, pengumpulan sampah B3 karakteristik korosif, mudah terbakar,
dan beracun di TPS menggunakan bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m3.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya melakukan analisis biaya untuk pola
pengelolaan sampah.
17
5. Daftar Pustaka
Anonim. 1995a. “Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan (SNI 19-3964-1995)”. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
Anonim. 1995b. “Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara Dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun”.
Anonim. 1995c. “Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 Tentang: Simbol dan Label Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun”.
Anonim. 1999a. “.Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun”.
Anonim. 1999b. “Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang: Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun”.
Anonim. 2004. “SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 725 Tahun 2004 Tentang
Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)”.
Anonim. 2008. “Pengelolaan Sampah di Permukiman (SNI 3242-2008)”. Badan Standardisasi