BAB IPENDAHULUANI. Latar BelakangKesehatan merupakan investasi
untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting
dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan
dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.Kesehatan adalah unsur vital
dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang.
Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada masyarakat
yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan
merupakan suatu hal yang bernilai sangat insentif. Nilai
investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantiasa
siap pakai dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia
sendiri tak bisa dipungkiri bahwa trend pembangunan kesehatan
bergulir mengikuti pola rezim penguasa. Ketika pemerintah negeri
ini hanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan, maka
kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi sangat
memprihatinkan.Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah
subsistem pembiayaan kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi
sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka pembiayaan
pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang
karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya
turut pula diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin
kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana
yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan
kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan
kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal
dengan nama ekonomi kesehatan.II. Rumusan MasalahAdapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai
berikut :a. Apa definisi pembiayaan kesehatan?b. Dari mana saja
sumber biaya kesehatan?c. Apa saja macam biaya kesehatan?d. Apakah
syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?e. Apa saja masalah
pokok pembiayaan kesehatan dan upaya penyelesaiaannya?III.
TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah :a. Mahasiswa dapat
mengetahui definisi dari pembiayaan kesehatan.b. Mahasiswa dapat
mengetahui sumber biaya kesehatan.c. Mahasiswa dapat mengetahui
macam biaya kesehatan.d. Mahasiswa dapat mengetahui syarat pokok
dan fungsi pembiayaan kesehatan.e. Mahasiswa dapat mengetahui
masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya penyelesaiannya.
BAB IIPEMBAHASANI. Definisi Pembiayaan KesehatanSub system
pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan
adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan
dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari batasan ini
segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut
yakni :1) Penyedia Pelayanan KesehatanYang dimaksud dengan biaya
kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health provider) adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak bahwa
kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama
pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatan.2) Pemakai Jasa PelayananYang
dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian
pertama, maka biaya kesehatan di sini menjadi persoalan utama para
pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas tertentu, pemerintah juga
turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkannya.Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera
dipahami bahwa pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara
penyedia pelayanan kesehatan (health provider) dengan pemakai jasa
pelayanan kesehatan (health consumer). Bagi penyedia pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang
harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, pengertian biaya
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk
dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya
perbedaan pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan
bahwa besarnya dana yang dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah
sama antara pemakai jasa pelayanan dengan penyedia pelayanan
kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk
padaa seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya
operasional (operational cost) yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan besarnnya dana bagi
pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus
dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatka suatu upaya
kesehatan.Secara umum disebutkan apabila total dana yang
dikeluarkan oleh seluruh pemakai jasa pelayanan, dan arena itu
merupakan pemasukan bagi penyedia pelayan kesehatan (income) adalah
lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh penyedia pelayanan
kesehatan (expenses), maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan
tersebut mengalami keuntungan (profit). Tetapi apabila sebaliknya,
maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami
kerugian (loss).Perhitungan total biaya kesehatan satu negara
sangat tergantung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh kedua
belah pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada umumnya pihak
penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan oleh ihak
swasta tidak ingin mengalami kerugian, dan karena itu setiap
pengeluaran telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan yang akan
diselenggarakan, maka perhitungan total biaya kesehatan akhirnya
lebih banyak didasarkan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh para
pemakai jasa pelayanan kesehatan saja.Di samping itu, karena di
setiap negara selalu ditemukan peranan pemerintah, maka dalam
memperhitungkan jumlah dana yang beredar di sektor pemerintah.
Tetapi karena pada upaya kesehatan pemerintah selalu ditemukan
adanya subsidi, maka cara perhitungan yang dipergunakan tidaklah
sama. Total biaya kesehatan dari sektor pemerintah tidak dihitung
dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa, dan
karena itu merupakan pendapatan (income) pemerintah, melainkan dari
besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah (expenses) untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.Dari uraian ini menjadi
jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total biaya kesehatan yang
berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai. Pertama,
besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
untuk sektor swasta. Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh
para pemakai jasa pelayanan kesehatan untuk sektor pemerintah.
Total biaya kesehatan adalah hasil dari penjumlahan dari kedua
pengeluaran tersebut.
II. Sumber Biaya KesehatanTelah kita ketahui bersama bahwa
sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatan
melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public) dan swasta
(private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya
barang public atau private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas
kesehatan yang dipegang oleh pihak swasta (private) cenderung
bersifat komersil. Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor
swasta mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan, lebih dari
setengah rumah sakit yang tersedia merupakan rumah sakit swasta,
dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan
diberikan oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10
persen). Hal ini tentunya akan menjadi kendala terutama bagi
masyarakat golongan menengah ke bawah. Tingginya biaya kesehatan
yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-fasilitas
kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian
besar masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.Sumber
biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara
lain. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai
berikut :1) Bersumber dari anggaran pemerintahPada sistem ini,
biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung
oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi
keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena
memerlukan dana yang sangat besar. Contohnya dana dari pemerintah
pusat dan provinsi.2) Bersumber dari anggaran masyarakatDapat
berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan
agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam
penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak
adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak
swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi
tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya
oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. Contohnya CSR
atau Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga
baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.3) Bantuan
biaya dari dalam dan luar negeriSumber pembiayaan kesehatan,
khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-penyakit tertentu cukup
sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh
organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan
dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang
diberikan oleh WHO kepada negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia).4) Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakatSistem ini
banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang
dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan
layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta
masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan
mengeluarkan biaya tambahan.Dengan ikut sertanya masyarakat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka ditemukan pelayanan
kesehatan swasta. Selanjutnya dengan diikutsertakannya masyarakat
membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan
tidaklah cuma-cuma. Masyarakat diharuskan membayar pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkannya. Sekalipun pada saat ini makin
banyak saja negara yang mengikutsertakan masyarakat dalam
pembiayaan kesehatan, namun tidak ditemukan satu negara pun yang
pemerintah sepenuhnya tidak ikut serta. Pada negara yang peranan
swastanya sangat dominan pun peranan pemerintah tetap ditemukan.
Paling tidak dalam membiayai upaya kesehatan masyarakat, dan
ataupun membiayai pelayanan kedokteran yang menyangkut kepentingan
masyarakat yang kurang mampu.III. Macam Biaya KesehatanBiaya
kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau
dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan
kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut secara umum dapat
dibedakan atas dua macam yakni :1) Biaya pelayanan kedokteranBiaya
yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni
yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatan penderita.
2) Biaya pelayanan kesehatan masyarakatBiaya yang dimaksudkan di
sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni yang tujuan
utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.Sama halnya dengan biaya kesehatan secara
keseluruhan, maka masing-masing biaya kesehatan ini dapat pula
ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut penyelenggara kesehatan
(health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan
(health consumer).IV. Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan
KesehatanSuatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa
syarat pokok yakni :1) JumlahSyarat utama dari biaya kesehatan
haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang dimaksud cukup
adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang
dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.2) PenyebaranBerupa penyebaran dana yang harus
sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia tidak dapat
dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan.3) PemanfaatanSekalipun jumlah dan
penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak mendapat
pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.Untuk dapat melaksanakan
syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beberapa hal,
yakni :1. Peningkatan EfektifitasPeningkatan efektifitas dilakukan
dengan mengubah penyebaran atau alokasi penggunaan sumber dana.
Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi tersebut lebih
diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang lebih
besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan
penyakit.2. Peningkatan EfisiensiPeningkatan efisiensi dilakukan
dengan memperkenalkan berbagai mekanisme pengawasan dan
pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi
antara lain:a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah
menghindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal
yang sering dipergunakan yakni:1) Standar minimal sarana, misalnya
standar minimal rumah sakit dan standar minimal laboratorium. 2)
Standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan
perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial. Dengan adanya
standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya,
tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam
menilai mutu pelayanan. b. Kerjasama. Bentuk lain yang
diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah memperkenalkan
konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:1)
Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli
peralatan kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang
tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan yang
rendah. Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat.2) Kerjasama
sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama
timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan
lainnya.
Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :a. Penggalian dana1)
Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana
untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun
daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman
serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya
kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari
swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public-private patnership
yang didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan pajak
untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari masyarakat
dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai upaya
kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau
dilakukan secara pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam
rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.2) Penggalian dana untuk Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari masing-masing individu
dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga
miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme
jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana1) Alokasi dana dari pemerintah yakni
alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP
dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja baik
pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari
total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.2) Alokasi
dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam
program jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.c.
Pembelanjaan1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan
public-private patnership digunakan untuk membiayai UKM.2)
Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.3) Pembelajaan
untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan
keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
wajib.
V. Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan dan Upaya
PenyelesaiannyaJika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan
sebagaimana dikemukakan di atas, segera terlihat bahwa untuk
memenuhinya tidaklah semudah yang diperkirakan. Sebagai akibat
makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan juga
karena telah dipergunakarmya berbagai peralatan canggih,
menyebabkan pelayanan kesehatan semakin bertambah komplek.
Kesemuanya ini disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan
yakni makin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, namun di
pihak lain temyata juga mendatangkan banyak masalah. Adapun
berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut pembiayaan
kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:1.
Kurangnya dana yang tersediaDi banyak negara terutama di negara
yang sedang berkembang, dana yang disediakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tidaklah memadai. Rendahnya alokasi anggaran
ini kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran pengambil
keputusan akan pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan dari
pengambilan keputusan menganggap pelayanan kesehatan tidak bersifat
produktif melainkan bersifat konsumtif dan karena itu kurang
diprioritaskan. Kita dapat mengambil contoh di Indonesia misalnya,
jumlah dana yang disediakan hanya berkisar antara 2 3% dari total
anggaran belanja dalam setahun.
2. Penyebaran dana yang tidak sesuaiMasalah lain yang dihadapi
ialah penyebaran dana yang tidak sesuai, karena kebanyakan justru
beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau dari penyebaran
penduduk, terutama di negara yang sedang berkembang, kebanyakan
penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan.3. Pemanfaatan dana
yang tidak tepatPemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan
salah satu masalah yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini.
Adalah mengejutkan bahwa di banyak negara tenyata biaya pelayanan
kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada pelayanan kesehatan
masyarakat. Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa pelayanan
kedokteran dipandang kurang efektif dari pada pelayanan kesehatan
masyarakat.4. Pengelolaan dana yang belum sempurnaSeandainya dana
yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan pemanfaatannya belum
begitu sempuma, namun jika apa yang dimiliki tersebut dapat
dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari
pelayanan kesehatan masih dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang
seperti ini sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait berkait tidak hanya
dengan pengetahuan dan keterampilan yang masih terbatas, tetapi
juga ada kaitannya dengan sikap mental para pengelola.
5. Biaya kesehatan yang makin meningkatMasalah lain yang
dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin meningkatnya biaya
pelayanan kesehatan itu sendiri. Banyak penyebab yang berperanan di
sini, beberapa yang terpenting adalah (Cambridge Research
Institute, 1976; Sorkin, 1975 dan Feldstein, 1988):a. Tingkat
inflasi. Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tingkat inflasi yang terjadi di masyarakat. Apabila terjadi
kenaikan harga di masyarakat, maka secara otomatis biaya investasi
dan biaya operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan
meningkat.b. Tingkat permintaan. Meningkatnya biaya kesehatan
sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan yang ditemukan di
masyarakat. Untuk bidang kesehatan peningkatan permintaan tersebut
dipengaruhi setidak-tidaknya oleh dua faktor. Pertama, karena
meningkatnya kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan
kesehatan, yang karena jumlah orangnya lebih banyak menyebabkan
biaya yang harus disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan akan lebih banyak pula. Kedua, karena meningkatnya
kualitas penduduk, yang karena pendidikan dan penghasilannya lebih
baik, membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik pula. Kedua
keadaan yang seperti ini, tentu akan besar penga ruhnya pada
peningkatan biaya kesehatan.c. Kemajuan ilmu dan teknologi.
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan
berbagai ilmu dan teknologi, yang untuk pelayanan kesehatan
ditandai dengan makin banyaknya dipergunakan berbagai peralatan
modern dan canggih.d. Perubahan pola penyakit. Meningkatnya biaya
kesehatan sangat dipengaruhi oleh terjadinya perubahan pola
penyakit dimasyarakat. Jika dahulu banyak ditemukan berbagai
penyakit yang bersifat akut, maka pada saat ini telah banyak
ditemukan berbaga penyakit yang bersifat kronis. Dibandingkan
dengan berbagai penyakit akut, perawatan berbagai penyakit kronis
ini temyata lebih lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan dan penyembuhan penyakit akan lebih banyak pula. Apabila
penyakit yang seperti ini banyak ditemukan, tidak mengherankan jika
kemudian biaya kesehatan akan meningkat dengan pesat.e. Perubahan
pola pelayanan kesehatan. Meningkatnya biaya kesehatan sangat
dipengaruhi oleh perubahan pola pelayanan kesehatan. Pada saat ini
sebagai akibat dari perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi
menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented
health services) dan satu sama lain tidak berhubungan. Akibatnya,
tidak mengherankan jika kemudian sering dilakukan pemeriksaan yang
sama secara berulang-ulang yang pada akhirya akan membebani pasien.
Lebih dari pada itu sebagai akibat makin banyak dipergunakanya para
spesialis dan subspesialis menyebabkan hari perawatan juga akan
meningkat. Penelitian yang dilakukan Olell Feklstein (1971)
menyebutkan jika Rumah Sakit lebih banyak mempergunakan dokter
umum, maka Rumah Sakit tersebut akan berhasil menghemat tidak
kurang dari US$ 39.000 per tahun per dokter umum, dibandingkan jika
Rumah Sakit tersebut mempergunakan dokter spesialis dan atau
subspesialis.Untuk mengatasi berbagai masalah sebagaimana
dikemukakan, telah dilakukan berbagai upaya penyelesaian yang
memungkinkan. Berbagai upaya yang dimaksud secara sederhana dapat
dibedakan atas beberapa macam yakni :1) Upaya meningkatkan jumlah
danaa. Terhadap pemerintah, meningkatkan alokasi biaya kesehatan
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.b. Terhadap
badan-badan lain di luar pemerintah, menghimpun dana dari sumber
masyarakat serta bantuan luar negri.2) Upaya memperbaiki
penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan danaa. Penyempurnaan sistem
pelayanan, misalnya lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
masyarakat dan atau melaksanakan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu.b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
tenaga pengelola.3) Upaya mengendalikan biaya kesehatana.
Memperlakukan peraturan sertifikasi kebutuhan, dimana penambahan
sarana atau fasilitas kesehatan hanya dapat dibenarkan jika
dibuktikan dengan adanya kebutuhan masyarakat. Dengan
diberlalukannya peraturan ini maka dapat dihindari berdiri atau
dibelinya berbagai sarana kesehatan secara berlebihanb.
Memperlakukan peraturan studi kelayakan, dimana penambahan sarana
dan fasilitas yang baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan
bahwa sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat
menyelenggarakan kegiatannya dengan tarif pelayanan yang bersifat
sosial.c. Memperlakukan peraturan pengembangan yang terencana,
dimana penambahan sarana dan fasilitas kesehatan hanya dapat
dibenarkan apabila sesuai dengan rencana pengembangan yang
sebelumnya telah disetujui pemerintahd. Menetapkan standar baku
pelayanan, diman pelayanan kesehatan hanya dibenarkan untuk
diselenggarakan jika tidak menyimpang dari standar baku yang telah
ditetapkan.e. Menyelenggarakan program menjaga mutu.f.
Menyelenggarakan peraturan tarif pelayanan.g. Asuransi
kesehatan.
BAB IIIPENUTUPI. KesimpulanKesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil pembahasan makalah ini antara lain :1. Pembiayaan kesehatan
merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi kesehatan (health
economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat.2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal
dari anggaran pemerintah, anggaran masyarakat, bantuan dari dalam
dan luar negeri, serta gabungan dari anggaran pemerintah dan
masyarakat.3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi
dua, yakni biaya pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan
masyarakat.4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah,
penyebaran dan pemanfaatan. Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan
adalah penggalian dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.5.
Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya
dana yang tersedia, penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan
dana yang tidak tepat, pengelolaan dana yang belum sempurna serta
biaya kesehatan yang makin meningkat. Sedangkan upaya penyelesaian
yang dapat ditempuh seperti meningkatkan jumlah dana, memperbaiki
penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana, serta mengendalikan
biaya kesehatan.DAFTAR PUSTAKA
Diakses di
https://delfistefani.wordpress.com/2013/06/19/makalah-pembiayaan-kesehatan/
Tanggal 20 Mei 2015Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan. Diakses
di
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=120.20
Mei 2015.Helda.2011.Pembiayaan-Kesehatan. Diakses di
http://heldaupik.blogspot.com/2011/11/pembiayaan-kesehatan.html?m=1.20
Mei 2015.Suhadi.2012.Pembiayaan-Kesehatan. Diakses di
http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/pembiayaan-kesehatan.html?m=1.20
Mei 2015.