MAKALAH MANAJEMEN TENTANG PENGERTIAN MANAJEMEN DASAR DAN TEKNIK
PENGAWASAN (CONTROLLING)PENGERTIAN MANAJEMEN
A. Pengantar Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan
kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia
dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung.
Baik di sadarai ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah
timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan
Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi
yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu
perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan
efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan
kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama
sejenisnya.Sekarang timbul suatu pertanyaan siapa sajakah yang
sebenarnya memakai manajemen apakah hanya digunakan di perusahaan
saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam
segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana
orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan.
B. Definisi Manajemen Mendefinisikan manajemen ada berbagai
ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen
pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat
dari tiga pengertian.1. Manajemen sebagai suatu proses2. Manajemen
sebagai suatu kolektivitas manusia 3. Manajemen sebagai ilmu (
science ) dan sebagai seni Manajemen sebagai suatu proses.
Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari
pengertian menurut :1. Encylopedia of the social science, yaitu
suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan
dan diawasi.2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu
tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang
dilakukan individu untuk mencapai tujuan3. Georgy R. Terry, yaitu
cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan
melalui kegiatan orang lain.Manajemen sebagai kolektivitas yaitu
merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan
orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang
bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau
berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.Manajemen sebagai
suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen
dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian
manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :1. Chaster I Bernard
dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown
Harold, Koontz Cyril Odonnel dan Geroge R. Terry.2. Marry Parker
Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.Dari devinisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga
kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
C. Manajemen Sebagai Ilmu Dan Sebagai SeniManajemen merupakan
suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah
diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu
diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam
bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu
teori.Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa
di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang
lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau
bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah
managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni,
bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama.
D. Manajemen Sebagai Suatu ProfesiDalam jaman modern ini semua
jenis kegiatan selalu harus dimanajemeni, dalam arti aturan yang
jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen sudah
merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena dalam
kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efisien dan
efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang besar.Edgar H
Schein dalam bukunya yang berjudul organization socialization and
the profession of Managemen menguraikan karakteristik atau
criteria-kriteria sesuatu bisa dijadikan suatu profesi yaitu :1.
Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum
yang berlaku dalam situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang
dengan banyaknya pendidikan-pendidikan yang tujuannya mendidik
siswanya menjadi seorang professional. Misalnya Akademi Pendidikan
Profesi Manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan
lain sebagainya.2. Para profesioal memperoleh status dengan cara
mencapai suatu standar prestasi kerja tertentu, ini tidak
didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dam
criteria-kriteria lainnya.3. Para professional harus ditentukan
oleh suatu kode etik yang kuat.
E. Tingkatan Manajemen Dan ManajerManajemen digunakan dalam
segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun non profesi,
baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat
diklasifikasi dalam dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi dan
lingkup kegiatan yang dilakukan.Bila dilihat dari tingkatan dalam
organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda
yaitu :1. Manajemen Lini : atau manajemen tingkat pertama yaitu
tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi, dimana seorang
yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, misalnya mandor
atau pengawas produksi dalam suatu pabrik pengawas teknik suatu
bagian riset dan lain sebagainya.2. Manajemen menengah ( Midle
Manager ) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan didalam
organisasi.3. Manajemen Puncak ( Top Manajer ) terdiri atas
kelompok yang relatif kecil, yang bertanggung jawab atas manajemen
keseluruhan dari organisasi.Manajer fungsional bertanggung jawab
pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi pemasaran, keuangan
dan lain sebagainya, manajer umum membawahi unit yang lebih rumit
misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian operasional yang
independen yang bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.Ada dua
fungsi utama atau keahlian ( skill ) yaitu keahlian teknik (
Teknical Skill ) dan keahlian manajerial ( Managerial Skill ).
Keahlian teknik yaitu keahlian tentang bagaimana cara mengerjakan
dan menghasilkan sesuatu yang terdiri atas pengarah dengan
motivasi, supervisi dan komunikasi. Keahlian manajerial yaitu
keahlian yang berkenan tentang hal penetapan tujuan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia dan pengawasan.
F. Fungsi-fungsi ManajemenFungsi manajemen menurut beberapa
penulis antara lain :1. Ernest Dale : Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controlling.2.
Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating,
Controlling.3. James Stoner : Planning, Organizing, Leading,
Controlling.4. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controlling.5. Lindal F. Urwich : Forescating,
Planning, Organizing, Commanding, Cordinating, Controlling.6. Dr.
SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.7.
Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating,
Controlling.8. DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating,
Actuating, Leading, Communicating, Controlling.9. The Liang Gie :
Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling,
Improving.Pada hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat
dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu :1. Forecasting (ramalan)
yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang
akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.2. Planning (perencanaan)
yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai
hasil yang diharapkan.3. Organizing (organisasi) yaitu
pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini
penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.4. Staffing atau
Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan
personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan
pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya
guna maksimal pada organisasi.5. Directing atau Commanding
(pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan
saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing
bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan
benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.6. Leading yaitu
pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.7. Coordinating (koordinasi)
yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi
kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan
menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan.8. Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat,
inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan
yang telah ditetapkan secara sukarela.9. Controlling (pengawasan)
yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.10. Reporting
(pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis
maupun lisan.Proses pelaksanaan kegiatan manajemen, maka fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan. Ini adalah fungsi-fungsi ke dalam
perusahaan, sedang fungsi manajer ke luar perusahaan adalah :1.
mewakili perusahaan dibidang pengadilan.2. ambil bagian sebagai
warga negara biasa.mengadakan hubungan dengan unsur-unsur
masyarakat.
Daftar Pustaka sebagian dari buku Profesi Manajemen, louis A.
Alen, alih bahasa oleh Prof. DR. D. P. Tampubolon, 2009. Profesi
Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta
Definisi Usaha Kecil
Ilustrasi Usaha Kecil
Usaha kecil didefinisikan berbeda-beda menurut sudut pandang
masingmasing orang yang mendefinisikan, ada yang melihat dari modal
usaha, penjualan dan bahkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki.
Tetapi pada dasarnya prinsipnya adalah sama.
M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan
memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar,
2001:1).
Menurut Ina Primiana mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai
berikut (Primiana, 2009:11):1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi
utama (core business) yang menjadi motor penggerak pembangunan,
yaitu agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia (SDM),
dan bisnis kelautan.2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat
mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau
daerah, yaitu dengan pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi
program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi.3.
Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.Sedangkan Financial
Accounting Standard Board (FASB) dalam Ahmed Riahi Balkaoui,
mendefinisikan perusahaan kecil sebagai berikut: Sebuah perusahaan
kecil yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan
total kurang dari $5 juta. Perusahaan itu umumnya (a). dikelola
oleh pemilik sendiri, (b) memiliki beberapa pemilik lain, jika ada,
(c) semua pemilik secara aktif terlibat dalam menjalankan
urusan-urusan perusahaan kecuali mungkin anggota keluarga tertentu,
(d) jarang terjadi pemindahan hak kepemilikan, dan (e) memiliki
struktur modal yang sederhana (Balkaoui, 2000:50).
Menurut M. Kwartono Adi mendefinisikan usaha kecil adalah
sebagai berikut: Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- dan milik Warga
Negara Indonesia (Adi, 2007:12).
Zulkarnain mendefinisikan pengertian usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai (Zulkarnain,
2006:125):1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.2.
Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar
rupiah.3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.4.
Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang
tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.Dari definisi diatas usaha
kecil dapat disimpulkan bahwa di dalam usaha kecil ada dua hal yang
perlu diperhatikan yaitu:1. Pemusatan kepemilikan dan pengawasan di
tangan seseorang atau beberapa orang,2. Terbatasnya pemisahan dalam
perusahaan.Daftar Pustaka Ahmed Riahi Balkaoui, 2000, Teori
Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ina
Primiana, 2009, Menggerakkan Sektor Riil UKM & Industri,
Penerbit Alfabeta, Bandung. M. Kwartono Adi, 2007, Analisis Usaha
Kecil Dan Menengah, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta. M. Tohar,
2001, Membuka Usaha Kecil, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Zulkarnain, 2006, Kewirausahaan Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah Dan Penduduk Miskin, Penerbit Adi Cipta Karya Nusa,
Yogyakarta.
http://anisahwidiah.blogspot.com/2014/12/contoh-studi-kasus-dalam-organisasi.html?m=1
KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang
Maha Esa karena berkat, rahmat dan karunianya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Usaha Kecil dan Menengah .Terima kasih
kami ucapkan kepada Ibu Widiyarsih yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pemahaman kami tentang Usaha Kecil dan
Menengah. Terima kasih pula kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.Adapun tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Widiyarsih. Banyak kendala yang kami alami dalam menyusun makalah
ini. Namun, itu semua tidak menyurutkan niat kami untuk
menyelesaikan makalah ini.Kami telah berupaya menyempurnakan
makalah ini, namun seperti kata pepatah, Tak ada gading yang tak
retak maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari Ibu Widiyarsih, teman-teman dan orang lain yang sudi
meluangkan waktunya untuk menyimak isi dari makalah ini. Sekali
lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahUKM (Usaha Kecil Menengah)
memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian
Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja
baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini,UKM
telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
Negara Indonesia. UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat
yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar
masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka pihak-pihak
tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam
mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat
menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih
mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada
pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. UKM juga
memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu
daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu
mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini
berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia. Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar
keuntungan yang diperoleh apabila kita membuka sebuah usaha kecil
dan menengah, dan kita dapat mengetahui cara mengelola usaha kecil
dan menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba yang cukup
besar.untuk membangun sebuah usaha awal.
TujuanTujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Juga Untuk
dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di perlukan strategi
ukm waralaba
Metode PenulisanCara-cara yang digunakan pada penelitian ini
adalah :Studi PustakaDalam metode ini penulis membaca buku-buku
yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB IIPEMBAHASANUSAHA KECIL DAN MENENGAHUsaha Kecil dan Menengah
disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan usaha yang
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.Kriteria usaha kecil menurut UU
No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar
Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha
orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.Untuk dapat
memacu dan meningkatkan penghasilan maka di perlukan strategi ukm
waralabaDi Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta
unit lebih.Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi
dan UKM, dimasing-masing Propinsi atau Kabupaten/Kta yang dapat
digunakan meningkatkan strategi UKMCiri-ciri usaha kecil Jenis
barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah; Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak
berpindah-pindah; Pada umumnya sudah melakukan administrasi
keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai
dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP; Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman
dalam berwira usaha; Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal
keperluan modal; Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha
dengan baik seperti business planning.
Contoh usaha kecil Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan
yang memiliki tenaga kerja; Pedagang dipasar grosir (agen) dan
pedagang pengumpul lainnya; Pengrajin industri makanan dan minuman,
industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah
tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
Peternakan ayam, itik dan perikanan; Koperasi berskala kecil.
Ciri-ciri usaha menengah Pada umumnya telah memiliki manajemen
dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern,
dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,
bagian pemasaran dan bagian produksi; Telah melakukan manajemen
keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur,
sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan
termasuk oleh perbankan; Telah melakukan aturan atau pengelolaan
dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan
kesehatan dll; Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara
lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya
pengelolaan lingkungan dll; Sudah akses kepada sumber-sumber
pendanaan perbankan; Pada umumnya telah memiliki sumber daya
manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengahJenis atau macam usaha menengah hampir
menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara
merata, yaitu: Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan
skala menengah; Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan
impor; Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan
jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; Usaha industri
makanan dan minuman, elektronik dan logam; Usaha pertambangan batu
gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai
berikut:1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,-
(Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)3. Milik Warga Negara
Indonesia4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau
Usaha Besar5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang
tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi.Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai
42,4 juta unit lebih.Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui
Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing Propinsi atau
Kabupaten/Kta.
Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga KerjaKriteria
jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah
karyawan merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar, sebagai
berikut :
Usaha MikroUsaha KecilUsaha MenengahUsaha Besar
Jumlah Tenaga Kerja 5-19 orang20-99 orang> 100 orang
Contoh USAHA KECIL DAN MENENGAH seperti dibawah ini :Margin
Keuntungan Sablon Digital 100-900% Untuk peluang usaha di bidang
sablon digital atau usaha cetak-cetak produk suvenir atau barang
promosi ini, selain hanya butuh modal kecil... margin keuntungannya
sangat besar Usaha apapun, biasanya usaha yang hanya menjual dalam
satu kategori penjualan saja, misalnya hanya Jasa saja, atau hanya
Barang saja, harganya gampang di lacak mahal atau tidaknya.
Misalnya anda menjual dalam kategori Jasa saja contohnya jasa
pengiriman barang, jasa servis handphone, atau sampai jasa narik
taksi, semuanya sudah ada perbandingannya dan customer bisa cek2
kiri kanan untuk melabel jasa anda kompetitif atau tidak.Sedangkan
untuk barang, wah lebih parah lagi.. Jualan di pusat perbelanjaan
apalagi. Misalnya jualan komputer di pusat perbelanjaan komputer
terbesar di Jakarta, di Mangga Dua misalnya : jualan komputer yang
harganya 5 jutaan untungnya hanya Rp 100.000-150.000, kadang2 kalau
lagi sepi Rp 50.000 aja di ambil untung cuma 1-3%..., habis...
daripada daripada ntar di ambil toko sebelah mendingan ambil aja
lah daripada ga untung sama sekali.. Padahal tuh jual komputer kan
ada garansi... Apalagi jualan barang2 lain yang sudah lebih
pasaran.. mana mungkin untung banyak2...Nah Kalau mau jual sesuatu
yang orang tidak bisa ukur nilai pastinya atau agak susah dicek
kiri kanan harganya adalah bisnis yang menggabungkan Barang dan
Jasa!. Misalnya anda menjual lukisan, anda kan menjual lukisan itu
(barang) tapi dengan keterampilan anda juga (jasa). Nah kalau anda
pelukis handal, harga lukisan anda pasti lebih tinggi daripada
pelukis amatir bukan? Nah kalau mau cari peluang usaha itu, harus
yang menggabungkan Barang dan Jasa supaya keuntungan bisa jauh
lebih besar dan orang tidak bisa membanding2kan dengan orang lain
karena keahlian kita pasti berbeda dengan orang lain.Nah usaha di
bidang Sablon Digital ini sama dengan kategori Barang dan Jasa itu.
Misalnya, kita menjual T-Shirt atau Mug, tapi kan design kita
dengan design orang lain berbeda tergantung dari tingkat
kreatifitas kita sendiri. Jadi nilainya berbeda2. Anda lebih
memilih mana? Beli T-Shirt design amatiran atau T-Shirt dengan
design unik dan kreatif? Pasti yang unik dan kreatif itu kan? Nah
jadi dalam usaha Sablon Digital ini selain produk2nya sendiri yang
sudah unik, kreatifitas anda juga menambah keunikannya lagi, jadi
nilai jual akan sangat tinggi. Maka tidak perlu kaget, modal cetak
ID Card misalnya hanya 540 rupiah, bisa dijual Rp 5.000-10.000
bahkan ada yang masih menjual ID Card di atas Rp 15.000! Untungnya
minimal bisa lebih dari 900%!!! Mana ada bisnis dengan keuntungan
segitu dijaman krisis global sekarang ini?!?!Apakah semua produk
sablon digital ini bisa menguntungkan margin sebesar 900%? Tentunya
tidak semuanya. Tapi rata2 keuntungan yang paling minimal adalah
100%! Jangankan 900%, untung 100% saja usaha apapun sekarang sudah
susah!
Coba anda perhatikan Tabel dibawah ini :
Mungkin anda akan bilang wah itukan belum perhitungan investasi
mesin, belum termasuk ongkos kerja. Coba anda tambahkan 10-20% dari
total biaya, total keuntungan tetap berkali2 lipat.Untuk bahan2
baku lainnya untung juga hampir sama besarnya, paling minimal 100%
seperti misalnya cetak2 T-Shirt karena pasar T-Shirt sudah sangat
besar. Tapi kalau anda dapat pesanan T-Shirt, biasanya sangat besar
kuantitasnya juga bukan? Jadi sama saja,untung lebih kecil, tapi
orderan lebih banyak, totalnya juga besar.Dengan margin keuntungan
sebesar itu, ditambah dengan modal yang sangat kecil (mulai dari Rp
2-5 jutaan) apa ada banyak peluang usaha yang lebih menguntungkan
dari usaha Sablon Digital? Tunggu apalagi? Mumpung usaha sablon
digital ini dihitung masih termasuk baru, nah kalau sudah terlalu
lama yah seperti pepatah, ada gula ada semut, takutnya sumber
gulanya sudah habis di kerubutin semut2 semua.Apa kelebihan &
kelemahan bisnis sablon digital?Kelebihan sablon digital dan
cutting stickeradalah sebagai berikut :1. Proses pengerjaan bisnis
cutting sticker mudah dan cepat.2. Mampu menyablon sticker satuan
dan dengan warna yang sulit seperti photo.3. Lebih simple
dibandingkan sablon manualKelemahan sablon digital adalah sebagai
berikut :1. Harga produksi cenderung flat sehingga tidak bisa
memproduksi dalam jumlah banyak kecuali untuk proses sublimasi.2.
Tidak cocok untuk design huruf atau model bercak-bercak yang
terlalu kecil karena akan menyulitkan ketika proses cutting
konturnyaKATA PENUTUPDemikianlah hasil dari makalah yang telah kami
buat selama kurang lebih dua minggu dalam rangka memperdalam
wawasan kami tentang Usaha Kecil dan Menengah. Semoga dengan
terbentuknya makalah ini, kami dapat memberikan pengetahuan yang
luas kepada semua orang yang membacanya terutama bagi
Mahasiswa-Mahasiswi Gunadarma. Kami juga berharap bahwa dengan
terbentuknya makalah ini, semua orang yang membutuhkan bahan-bahan
yang terkait dengan Usaha Kecil dan Menengah menjadi tertolong dan
tidak kesulitan dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.Makalah
ini kami persembahkan bagi berkembangnya struktur pendidikan.
Semoga apa yang tertulis di dalam makalah ini selalu abadi dan
memberikan berkah yang tiada hentinya dalam kehidupan kita bersama
Terima kasih atas segala pihak yang telah membantu terbentuknya
makalah ini. Semoga bantuan anda sekalian tidak sia-sia.
Daftar Pustaka
:http://www.bluerayshop.co.id/detail.php?id=29http://chichimoed.blogspot.com/2009/03/pengertian-dan-kriteria-ukm.htmlhttp://gulungkabel.blogspot.com/2009/07/kekurangan-usaha-sablon.html
Organisasi nirlaba
Organisasi nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu
organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau
perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak
komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
mencari laba (moneter). organisasi nirlaba meliputi keagamaan,
sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal
perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.Menurut
PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. (IAI, 2004:
45.1)Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau
kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya
kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba
atau kekayaan semata (Pahala Nainggolan, 2005 : 01). Lembaga
nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen
dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era
reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin
banyak keterlibatan lembaga nirlaba.Berdasarkan pengertian di atas
penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah salah
satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha
atau kegiatannya. Dalam organisasi nirlaba pada umumnya sumber daya
atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala kegiatan yang
dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang yang
ingin membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk
membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal
ekonomi.Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk
mencapai tujuan (aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang
memilikinya. Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang
satu dengan yang lain memiliki filosofi (pandangan hidup) yang
berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi tersebut kemungkinan
juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nirlaba
sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan
lingkungan poleksosbud (politik, ekonomi, sosial dan budaya) tempat
organisasi nirlaba itu ada.
Definisi Organisasi NirlabaOrganisasi nirlaba atau organisasi
non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk
mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik
untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian
terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi
nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit
dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal
perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh,
asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para
petugas pemerintah.
Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi labaBanyak hal
yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya
(laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya
pemilik organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur.
Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil
usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba
membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi
laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari
keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada
organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris,
yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada
organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan
Komisaris bukanlah pemilik organisasi.Organisasi nirlaba,
non-profit, membutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi
profit dan pemerintahan. Pengelolaan organisasi nirlaba dan
kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak berdasar pada
pertimbangan ekonomi semata, tetapi sejauhmana masyarakat yang
dilayaninya diberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan
potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan kemanusiaan sejati
merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba.
Manusia menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan
masyarakat untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan,
kesetaraan gender, keadilan, dan kedamaian, bebas dari konfilk dan
kekerasan. Kesalahan dan kurang pengetahuan dalam mengelola
organisasi nirlaba, justru akan menjebak masyarakat hidup dalam
kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik dan
kekerasan sosial. Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan
kepedulian dan integritas pribadi dan organisasi sebagai agen
perubahan masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif dengan
memadukan pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang
handal, unggul dan mumpuni, sebagai hasil dari proses pembelajaran
bersama masyarakat.Dalam konteks pembangunan organisasi nirlaba
yang unggul, berkelanjutan dan memberikan energi perubahan dan
pembaruan bagi masyarakat, Bernardine R. Wirjana, profesional dalam
bidang pemberdayaan masyarakat, yang selama dua dasawarsa menjadi
pelaku manajemen organisasi nirlaba, mengabadikan proses
pembelajaran atas pengalaman-pengalaman laoangan dan teori-teori
manajemen terkini dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba1. Sumber daya entitas berasal dari
para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas
manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan
memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka
jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik
entitas tersebut.3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada
organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi
nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.
Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi NirlabaDi Amerika
Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah
menyusun tandar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para
pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang
tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan,
namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun
standar akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US
Government Accountingg Standard Board (GASB) menyusun standar
akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal
AS.Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar
Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun
standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau
Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di
Indonesia karena karateristik entitasnya berbeda. Entitas
pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya,
memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan
mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah
tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai
atau tidak memadai.International Federation og Accountant (IFAC)
membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun
International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah
Public Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah
regional (misalnya Negara bagian, daerah otonom, provinsi, daerah
istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas
pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus).
Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi sector public
nonpemerintah.
Pelatihan Keuangan untuk Pengelola Keuangan Organisasi
NirlabaOrganisasi Nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung
menekankan pada prioritas kualitas program dan tidak terlalu
memperhatikan pentingnya sistem pengelolaan keuangan. Padahal
sistem pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah satu
indikator utama akuntabilitas dan transparansi sebuah lembaga.
Pengetahuan dari staff keuangan mengenai pengelolaan keuangan
organisasi nirlaba masih sangat minimal. Padahal untuk membangun
sistem pengelolaan keuangan yang handal dibutuhkan pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman yang cukup.Penabulu menghadirkan
Pelatihan keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas keuangan organisasi nirlaba melalui penguatan
kapasitas dalam bidang pengelolaan keuangan.Peserta pelatihan
memahami sistem pengendalian internal sebagai bagian dari usaha
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja lembaga. Peserta dapat
melakukan administrasi keuangan organisasi nirlaba dan membuat
laporan keuangan organisasi sesuai dengan ketentuan dalam PSAK
45.
Pajak bagi organisasi nirlabaBanyak yang bertanya, apakah
organisasi nirlaba, yang mana mereka tidak mengambil keuntungan
dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga,
maka organisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya, seluruh
kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan
tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan
obyek pajak.Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial
bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga pendapatannya
diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan bukan obyek
pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh melamar
status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan
terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya
Organisasi nirlaba di beberapa negara1. IndonesiaDi Indonesia,
organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat, terutama di bidang
keagamaan serta advokasi. Selain itu, dibidang pendidikan kini juga
mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh Internews Indonesia,
dimana mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis.
2. Amerika SerikatPerkembangan organisasi nirlaba di Amerika
Serikat telah sangat jauh lebih maju dibanding Indonesia, terutama
dalam bidang keagamaan. Amandemen Pertama Amerika Serikat menjamin
kebebasan beragama bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi
nirlaba relijius seperti gereja, tunduk kepada lebih sedikit sistem
pelaporan pemerintah pusat dibanding dengan banyak organisasi
lain.[3] Dalam hal perpajakan, organisasi nirlaba relijius di
Amerika Serikat juga dikecualikan dari beberapa pemeriksaan ataupun
peraturan, yang membedakannya dengan organisasi non
relijius.[4]
3. KanadaDi Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil format
derma biasanya harus dicatatkan di dalam Agen Pendapatan Kanada
(Canada Revenue Agency).
4. Kerajaan InggrisDi Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang
mengambil format derma biasanya harus dicatatkan di dalam Komisi
Pengawasan Derma. Di Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia
juga melayani fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba
di Amerika Serikat, seperti serikat buruh, biasanya tunduk kepada
peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati sebagaimana
halnya derma dalam hal pengertian teknis.
Keadaan Organissai Nirlaba di IndonesiaMenurut Wikipedia
Indonesia, organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah
suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu
atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan
yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi
gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik
publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal
perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh,
asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para
petugas pemerintah.Karakter dan tujuan dari organisasi non profit
menjadi jelas terlihat ketika dibandingkan dengan organisasi
profit. Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan
pada individu atau komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai
dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan.
Organisasi nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset
yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada
dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia.Organisasi profit
memiliki kepentingan yang besar terhadap berkembangnya organisasi
nirlaba. Dari onganisasi inilah sumber daya manusia yang handal
terlahir, memiliki daya saing yang tinggi, aspek kepemimpinan,
serta sigap menghadapi perubahan. Hampir diseluruh dunia ini,
organisasi nirlaba merupakan agen perubahan terhadap tatanan hidup
suatu komunitas yang lebih baik. Daya jelajah mereka menyentuh
pelosok dunia yang bahkan tidak bisa terlayani oleh organisasi
pemerintah. Kita telah saksikan sendiri, bagaimana efektifnya daya
jelajah organisasi nirlaba ketika terjdi bencana tsunami di Aceh,
ratusan organisasi nirlaba dari seluruh dunia seakan berlomba
membuat prestasi tehadap proyek kemanusiaan bagi masyarakat Aceh.
Organisasi profit juga mendapatkan keuntungan langsung dengan
majunya komunitas, mereka mendapatkan market yang terus bertumbuh
karena daya beli komunitas yang kian hari kian berkembang atas
pembinaan organisasi nirlaba.Di Indonesia, sebagian besar
organisasi non profit dalam keadaan lesu darah. Mereka sesuai
dengan namanya kebanyakan miskin dana. Perbedaan mencolok terlihat
dengan organisasi non profit yang memiliki induk di luar negeri.
Kondisi ini sudah pasti memberi pengaruh terhadap quantitas dan
qualitas dari gerak roda organisasi.Seharusnya organisasi non
profit tidak jauh beda dengan organisasi profit, harus memiliki
mission statement yang jelas, fokus dan aplikatif. Pernyataan misi
organisasi sebaiknya sederhana dan mudah dipahami oleh stake holder
organisasi. Kelemahan dari organisasi nirlaba Indonesia adalah
tidak fokusnya misi. Sering misi dibuat dengan pilihan kata yang
mengambang dan dapat multitafsir. Kalau kita sortir berdasarkan
kata, maka kata yang paling banyak muncul barangkali kata
sejahtera, adil, merata, berkesinambungan. Misi ini selanjutnya
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang biasanya akan menjadi
makin meluas dan tidak fokus. Kondisi ini juga berimbas pada
rancangan struktur organisasi nirlaba Indonesia. Struktur
organisasinya memasukkan semua bidang, rata-rata memiliki lebih
dari 20 bidang. Banyak yang masih mengadaptasi organisasi politik
karena dijaman orde baru hampir semua organisasi nonprofit yang
berdiri menjadi underbow partai Golkar.Masyarakat sekarang ini
sudah dengan mudah mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia,
mereka juga dengan mudah menjalin komunikasi serta menjadi anggota
organisasi nirlaba asing. Disamping itu, komunitas yang tumbuh dan
berkembang di dunia maya sendiri, telah menarik populasi yang
sangat besar. Makin hari, organisasi konvensional makin
ditinggalkan, yang dapat berkompetisi kedepan hanyalah organisasi
yang mampu mengkombinasikan aktivitasnya dengan teknologi
informasi.Kepemimpinan di seluruh organisasi memegang peranan yang
vital, demikian pula dalam organisasi nirlaba. Kriteria pemimpin
organisasi nirlaba yang paling utama adalah memiliki kemauan. Dalam
konteks ini, pemimpin harus memiliki niat dan bukan dipaksa oleh
orang lain. Dengan memiliki kemauan, otomatis akan memiliki
pandangan terhadap apa saja yang harus dikerjakan dikemudian hari,
serta mengetahui konsekwensi atas pengorbanan yang harus dijalani
sebagai pemimpin organisasi nirlaba. Kriteria kedua adalah memiliki
kapasitas untuk mendengar dan menyelesaikan permasalahan. Mendengar
merupakan kriteria yang penting bagi pemimpin dalam organisasi
nirlaba karena pemimpin akan selalu berinteraksi dengan banyak
orang, mulai dari para relawan sampai dengan orang-orang yang
menjadi objek dari organisasi. Kriteria ketiga adalah memiliki
kemampuan mengkader. Dengan mengkader maka keberlangsungan
organisasi akan dapat terjamin. Pemimpin yang sukses adalah
pemimpin yang bukan menghambat kemunculan kader-kader yang lebih
muda, tetapi justru memberi inspirasi dan motivasi bagi mereka
untuk tumbuh dan berkembang. Sesungguhnya pemimpin yang berhasil
mengkader adalah pemimpin yang berhasil membesarkan namanya sendiri
secara tidak langsung. Kriteria keempat adalah memiliki kemampuan
dalam hal pengumpulan dana. Hal ini sangat terkait dengan kemampuan
determinasi serta kecerdasan pemimpin dalam merajut relasi antara
donatur, volunteer dan masyarakat. Organisasi nirlaba telah banyak
yang mengaplikasikan kriteria-kriteria tersebut untuk memilih
pemimpinnya. Tapi sayang karena belum memiliki managemen
pengumpulan dana yang baik, kriteria kemampuan finansial dari calon
pemimpin sering dikedepankan.Hitler dalam perang dunia pertama
menyatakan bahwa yang paling penting dalam perang adalah uang, yang
kedua adalah uang dan yang ketiga adalah uang. Memang uang penting
bagi organisasi non profit, tapi mengelola organisasi non profit
tentunya berbeda dengan mengelola armada perang. Dalam organisasi
non profit, dibutuhkan manajemen pengumpulan dana yang bersifat
jangka panjang. Istilah fund rising di organisasi nirlaba
sebenarnya lebih tepat kalau disebut sebagai fund development.
Istilah ini signifikan karena bukan hanya dana yang menjadi
perhatian tetapi juga orang-orang yang terlibat sebagai donatur dan
volunteer juga menjadi perhatian utama untuk membangun dukungan
yang bersifat jangka panjang.
Pentingnya Public Relations Dalam Organisasi NirlabaKarena sifat
organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan sukerela maka PR dalam
hal ini harus menggalakkan kampanye untuk meyakinkan dan
membangkitkan kesadaran/tanggung jawab sosial masyarakat tentang
nilai aktivitasnya melalui kampanye yang terus menerus agar mereka
bersedia mendukung (khususnya dana), terlibat dan tetap percaya
dalam program yang dilakukan. Kampanye juga digalakkan dalam
mengembangkan saluran komunikasi dengan publik sehingga dapat
menciptakan dan memelihara iklim yang menguntungkan untuk
pengumpulan dana.PR dalam organisasi nirlaba dituntut untuk mampu
membuat program PR seperti : tulisan (PR writing), buku mini,
brosur, naskah pidato (radio/televisi), film. Dengan menggunakan
beragam media komunikasi, misalnya publisitas pers, iklan, pidato
umum, peragaan, pameran, majalah, artikel majalah, kisah, berita.
Hal ini ditujukan untuk memberi informasi dan memotivasi konstituen
utama organisasi (karyawan, sukarelawan) untuk mengabdikan diri
mereka dan berkarya secara produktif untuk mendukung misi, tujuan
dan sasaran organisasi.Sama dengan PR pada organisasi lainnya
(Frazier Moore) fungsi PR dalam organisasi nirlaba : menentukan
sikap publik terhadap organisasi (pencitraan), menilai-kesan publik
thd organisasi, mencari apakh publik mengetahui tujuan, pelayanan
dan pelaksanaan organisasi, menentukan kesalahpahaman yang terjadi,
melaksanakan penelitian opini yang sangat penting untuk menyusun
kebijaksanaan, perencanaan dan penilaian efektifitas program humas.
Mengidentifikasi publik : anggota penyumbang/ donatur, pekerja
sukarela, pemuka pendapat (Opinion Leader), atau publik umum.
Contoh Organisasi Nirlabaa. Organisasi Kesejahteraan Sosial
Masyarakatb. Yayasan Sosialc. Misalnya : Supersemar, Yatim Piatu
dsbd. Yayasan Danamisalnya : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI Peduli,
Dompet Dhuafa,e. Lembaga Advokasif. Misalnya : Kontras, YLKI,
Perlindungan kekerasan dalam RTg. Balai Keselamatanh. Misalnya :
Tim SARi. Konservasi lingkungan / satwaj. Misalnya : WALHI, Pro
Faunak. Rumah Sakit dan Organisasi Kesehatan Masyarakatl. Yayasan
Kanker Indonesiam. PMI
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba
http://sijabatemanuela.blogspot.com/2008/06/pengertian-organisasi-nirlaba.html
http://ihsanfaridmd.wordpress.com/2010/10/25/organisasi-nirlaba/
http://andiblogku.blogspot.com/2010/11/makalah-manajemen-organisasi-nirlaba.html
PEMBAHASAN ANALISIS KEADAAN INDONESIA A. Definisi Organisasi
Nirlaba Adalah suatu organisasi mandiri yang menekankan pada kerja
pelayanan sosial dengan tidak bermaksud untuk menarik keuntungan
yang bernilai bisnis dari usaha yang dilakukan.Organisasi nirlaba
merupakan organisasi yang dikelola swasta dan bersifat mandiri
dalam segi pembiayaan dan pengelolaannya. Kerja pelayaan sosialnya
bersifat sukerela karena anggota dari organisasi ini tidak bersifat
mengikat (sukarelawan). Organisasi Nirlaba menekankan pada
pemberian pelayanan pada kepentingan publik. B. Perbedaan
organisasi nirlaba dengan organisasi laba Banyak hal yang
membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya
(laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya
pemilik organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur.
Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil
usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba
membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi
laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari
keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada
organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris,
yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada
organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan
Komisaris bukanlah pemilik organisasi Organisasi nirlaba,
non-profit, membutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi
profit dan pemerintahan. Pengelolaan organisasi nirlaba dan
kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak berdasar pada
pertimbangan ekonomi semata, tetapi sejauhmana masyarakat yang
dilayaninya diberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan
potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan kemanusiaan sejati
merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba.
Manusia menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan
masyarakat untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan,
kesetaraan gender, keadilan, dan kedamaian, bebas dari konfilk dan
kekerasan. Kesalahan dan kurang pengetahuan dalam mengelola
organisasi nirlaba, justru akan menjebak masyarakat hidup dalam
kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik dan
kekerasan sosial. Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan
kepedulian dan integritas pribadi dan organisasi sebagai agen
perubahan masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif dengan
memadukan pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang
handal, unggul dan mumpuni, sebagai hasil dari proses pembelajaran
bersama masyarakat. Dalam konteks pembangunan organisasi nirlaba
yang unggul, berkelanjutan dan memberikan energi perubahan dan
pembaruan bagi masyarakat, Bernardine R. Wirjana, profesional dalam
bidang pemberdayaan masyarakat, yang selama dua dasawarsa menjadi
pelaku manajemen organisasi nirlaba, mengabadikan proses
pembelajaran atas pengalaman-pengalaman laoangan dan teori-teori
manajemen terkini dalam bidang pemberdayaan masyarakat. C. keadaan
organissai nirlaba di indonesia Menurut Wikipedia Indonesia,
organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu
organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau
perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang
tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah
negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi
politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan,
organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional,
institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Karakter dan tujuan dari organisasi non profit menjadi jelas
terlihat ketika dibandingkan dengan organisasi profit. Organisasi
non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau
komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya
jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi
nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling
berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya
adalah dari, oleh dan untuk manusia. Organisasi profit memiliki
kepentingan yang besar terhadap berkembangnya organisasi nirlaba.
Dari onganisasi inilah sumber daya manusia yang handal terlahir,
memiliki daya saing yang tinggi, aspek kepemimpinan, serta sigap
menghadapi perubahan. Hampir diseluruh dunia ini, organisasi
nirlaba merupakan agen perubahan terhadap tatanan hidup suatu
komunitas yang lebih baik. Daya jelajah mereka menyentuh pelosok
dunia yang bahkan tidak bisa terlayani oleh organisasi pemerintah.
Kita telah saksikan sendiri, bagaimana efektifnya daya jelajah
organisasi nirlaba ketika terjdi bencana tsunami di Aceh, ratusan
organisasi nirlaba dari seluruh dunia seakan berlomba membuat
prestasi tehadap proyek kemanusiaan bagi masyarakat Aceh.
Organisasi profit juga mendapatkan keuntungan langsung dengan
majunya komunitas, mereka mendapatkan market yang terus bertumbuh
karena daya beli komunitas yang kian hari kian berkembang atas
pembinaan organisasi nirlaba. Di Indonesia, sebagian besar
organisasi non profit dalam keadaan lesu darah. Mereka sesuai
dengan namanya kebanyakan miskin dana. Perbedaan mencolok terlihat
dengan organisasi non profit yang memiliki induk di luar negeri.
Kondisi ini sudah pasti memberi pengaruh terhadap quantitas dan
qualitas dari gerak roda organisasi. Seharusnya organisasi non
profit tidak jauh beda dengan organisasi profit, harus memiliki
mission statement yang jelas, fokus dan aplikatif. Pernyataan misi
organisasi sebaiknya sederhana dan mudah dipahami oleh stake holder
organisasi. Kelemahan dari organisasi nirlaba Indonesia adalah
tidak fokusnya misi. Sering misi dibuat dengan pilihan kata yang
mengambang dan dapat multitafsir. Kalau kita sortir berdasarkan
kata, maka kata yang paling banyak muncul barangkali kata
sejahtera, adil, merata, berkesinambungan. Misi ini selanjutnya
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang biasanya akan menjadi
makin meluas dan tidak fokus. Kondisi ini juga berimbas pada
rancangan struktur organisasi nirlaba Indonesia. Struktur
organisasinya memasukkan semua bidang, rata-rata memiliki lebih
dari 20 bidang. Banyak yang masih mengadaptasi organisasi politik
karena dijaman orde baru hampir semua organisasi nonprofit yang
berdiri menjadi underbow partai Golkar. Masyarakat sekarang ini
sudah dengan mudah mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia,
mereka juga dengan mudah menjalin komunikasi serta menjadi anggota
organisasi nirlaba asing. Disamping itu, komunitas yang tumbuh dan
berkembang di dunia maya sendiri, telah menarik populasi yang
sangat besar. Makin hari, organisasi konvensional makin
ditinggalkan, yang dapat berkompetisi kedepan hanyalah organisasi
yang mampu mengkombinasikan aktivitasnya dengan teknologi
informasi. Kepemimpinan di seluruh organisasi memegang peranan yang
vital, demikian pula dalam organisasi nirlaba. Kriteria pemimpin
organisasi nirlaba yang paling utama adalah memiliki kemauan. Dalam
konteks ini, pemimpin harus memiliki niat dan bukan dipaksa oleh
orang lain. Dengan memiliki kemauan, otomatis akan memiliki
pandangan terhadap apa saja yang harus dikerjakan dikemudian hari,
serta mengetahui konsekwensi atas pengorbanan yang harus dijalani
sebagai pemimpin organisasi nirlaba. Kriteria kedua adalah memiliki
kapasitas untuk mendengar dan menyelesaikan permasalahan. Mendengar
merupakan kriteria yang penting bagi pemimpin dalam organisasi
nirlaba karena pemimpin akan selalu berinteraksi dengan banyak
orang, mulai dari para relawan sampai dengan orang-orang yang
menjadi objek dari organisasi. Kriteria ketiga adalah memiliki
kemampuan mengkader. Dengan mengkader maka keberlangsungan
organisasi akan dapat terjamin. Pemimpin yang sukses adalah
pemimpin yang bukan menghambat kemunculan kader-kader yang lebih
muda, tetapi justru memberi inspirasi dan motivasi bagi mereka
untuk tumbuh dan berkembang. Sesungguhnya pemimpin yang berhasil
mengkader adalah pemimpin yang berhasil membesarkan namanya sendiri
secara tidak langsung. Kriteria keempat adalah memiliki kemampuan
dalam hal pengumpulan dana. Hal ini sangat terkait dengan kemampuan
determinasi serta kecerdasan pemimpin dalam merajut relasi antara
donatur, volunteer dan masyarakat. Organisasi nirlaba telah banyak
yang mengaplikasikan kriteria-kriteria tersebut untuk memilih
pemimpinnya. Tapi sayang karena belum memiliki managemen
pengumpulan dana yang baik, kriteria kemampuan finansial dari calon
pemimpin sering dikedepankan. Hitler dalam perang dunia pertama
menyatakan bahwa yang paling penting dalam perang adalah uang, yang
kedua adalah uang dan yang ketiga adalah uang. Memang uang penting
bagi organisasi non profit, tapi mengelola organisasi non profit
tentunya berbeda dengan mengelola armada perang. Dalam organisasi
non profit, dibutuhkan manajemen pengumpulan dana yang bersifat
jangka panjang. Istilah fund rising di organisasi nirlaba
sebenarnya lebih tepat kalau disebut sebagai fund development.
Istilah ini signifikan karena bukan hanya dana yang menjadi
perhatian tetapi juga orang-orang yang terlibat sebagai donatur dan
volunteer juga menjadi perhatian utama untuk membangun dukungan
yang bersifat jangka panjang. D. Pentingnya Public Relations dalam
Organisasi nirlaba. Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat
mandiri dan sukerela maka PR dalam hal ini harus menggalakkan
kampanye untuk meyakinkan dan membangkitkan kesadaran/tanggung
jawab sosial masyarakat tentang nilai aktivitasnya melalui kampanye
yang terus menerus agar mereka bersedia mendukung (khususnya dana),
terlibat dan tetap percaya dalam program yang dilakukan. Kampanye
juga digalakkan dalam mengembangkan saluran komunikasi dengan
publik sehingga dapat menciptakan dan memelihara iklim yang
menguntungkan untuk pengumpulan dana. PR dalam organisasi nirlaba
dituntut untuk mampu membuat program PR seperti : tulisan (PR
writing), buku mini, brosur, naskah pidato (radio/televisi), film.
Dengan menggunakan beragam media komunikasi, misalnya publisitas
pers, iklan, pidato umum, peragaan, pameran, majalah, artikel
majalah, kisah, berita. Hal ini ditujukan untuk memberi informasi
dan memotivasi konstituen utama organisasi (karyawan, sukarelawan)
untuk mengabdikan diri mereka dan berkarya secara produktif untuk
mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi. Sama dengan PR pada
organisasi lainnya (Frazier Moore) fungsi PR dalam organisasi
nirlaba : menentukan sikap publik terhadap organisasi (pencitraan),
menilai-kesan publik thd organisasi, mencari apakh publik
mengetahui tujuan, pelayanan dan pelaksanaan organisasi, menentukan
kesalahpahaman yang terjadi, melaksanakan penelitian opini yang
sangat penting untuk menyusun kebijaksanaan, perencanaan dan
penilaian efektifitas program humas. Mengidentifikasi publik :
anggota penyumbang/ donatur, pekerja sukarela, pemuka pendapat
(Opinion Leader), atau publik umum. E. Contoh Organisasi Nirlaba a)
Organisasi Kesejahteraan Sosial Masyarakat b) Yayasan Sosial :
Supersemar, Yatim Piatu dsb c) Yayasan Dana , mis : YDSF, Pundi
Amal SCTV, RCTI Peduli, Dompet Dhuafa, d) Lembaga Advokasi :
Kontras, YLKI, Perlindungan kekerasan dalam RT e) Balai Keselamatan
: Tim SAR f) Konservasi lingkungan / satwa : WALHI, Pro Fauna g)
Rumah Sakit dan Organisasi Kesehatan Masyarakat h) Yayasan Kanker
Indonesia i) PMI BAB II KESIMPULAN Di Indonesia, sebagian besar
organisasi non profit dalam keadaan lesu darah. Mereka sesuai
dengan namanya kebanyakan miskin dana. Perbedaan mencolok terlihat
dengan organisasi non profit yang memiliki induk di luar negeri.
Kondisi ini sudah pasti memberi pengaruh terhadap quantitas dan
qualitas dari gerak roda organisasi. Seharusnya organisasi non
profit tidak jauh beda dengan organisasi profit, harus memiliki
mission statement yang jelas, fokus dan aplikatif. Pernyataan misi
organisasi sebaiknya sederhana dan mudah dipahami oleh stake holder
organisasi. Kelemahan dari organisasi nirlaba Indonesia adalah
tidak fokusnya misi. Sering misi dibuat dengan pilihan kata yang
mengambang dan dapat multitafsir. Kalau kita sortir berdasarkan
kata, maka kata yang paling banyak muncul barangkali kata
sejahtera, adil, merata, berkesinambungan DAFTAR PUSTAKA
http://komangadi.wordpress.com/2007/11/22/mengelola-organisasi-nonprofit/
http://pr05ub.blogspot.com/2008/07/pr-organisasi-nirlaba-ratih.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba#Indonesia
http://blogger.kebumen.info/docs/contoh-perusahaan-nirlaba-di-indonesia.php