Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehinggadapatdisimpulkanbahwaanalisis SWOT adalahidentifikasiberbagaifaktorsecarasistematisuntukmerumuskanstrategisebuahperusahaandanorganisasi internal maupuneksternal.Analisainididasarkanpadalogika yang dapatmemaksimalkankekuatan(Strengths)danpeluang(Opportunities), namunsecarabersamaandapatmeminimalkankelemahan(Weaknesses)danancaman(Threats definisi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH MANAJEMEN
“ANALISA SWOT PUSKESMAS”
Dosen Pengampu: Wilis Dwi Pangesti, S. Si. T, M. Keb
Disusun Oleh:
1. Riska Afrianti 1311030004
2. Okti Setia Ekawati 1311030005
3. Ira Gagat W 1311030019
4. Belinda Amalia 1311030021
5. Kartikasari 1311030031
6. Silvia Sulistyaningsih 1311030038
7. Erlin Kusnaeti 1311030040
8. Melinda Yunita Sari 1311030052
9. Fita Afriyana 1311030053
PROGRAAM STUDI KEBIDANAN D III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Manajemen dalam Kebidanan (Analisis SWOT
Puskesmas).
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi kita semua.
Purwokerto, 28 Maret 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ iii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
A. Pengertian SWOT.......................................................................................................................3
B. Manfaat Analisa SWOT:.............................................................................................................4
C. Unsur–Unsur SWOT...................................................................................................................5
D. Teknik SWOT. Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu:...............................6
E. Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT...................................................................................7
F. Definisi Puskesmas.....................................................................................................................7
G. Visi dan Misi Puskesmas............................................................................................................7
H. Tujuan Puskesmas.....................................................................................................................8
I. Fungsi Puskesmas......................................................................................................................8
J. Program Pokok Puskesmas........................................................................................................9
K. Kedudukan Puskesmas..............................................................................................................9
L. Jangkauan Pelayanan Kesehatan...............................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
A. PUSKESMAS SECARA UMUM...................................................................................................10
B. PUSKESMAS SECARA SPESIFIK..................................................................................................16
BAB IV..................................................................................................................................................18
viii. Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat
kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program
sangat kurang dan hanya bersumber dari presentase pengembalian
retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap
kabupaten atau kota.
ix. Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang
kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.
2. Analisis Lingkungan Luar Puskesmas
a. Opportunity (kesempatan/peluang)
i. Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
merupakan dukungan landasan hukum sebagai peluang bagi
pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat upaya pemerataan
pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
ii. Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999
yang kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar bagai
Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan rencana
operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas secara
mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
iii. Kesepakatan para bupati atau walikota pada tanggal 28 Juli 2000 untuk
menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15 % dari APBD atau
15% PDRB merupakan peluang yang besar bagi Puskesmas untuk
mengembangkan program-program kesehatan di wilayah kerjanya
dengan dukungan anggaran yang memadai.
iv. Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan
DPRD kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
12
v. Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
memberi peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan
pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas.
vi. Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatn berupa UKBM
antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain.
vii. Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan Masyarakat,
Dana Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras perelek atau
jimpitan, dana kematian dan sebagainya.
viii. Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial ibu
bersalin yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola JPKM.
ix. Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh
masyarakat terhadap program Puskesmas.
x. Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti Gerakan
Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan lain-lain.
xi. Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta
tersedianya sarana transportasi dan komunikasi yang sudah
menjangkau seluruh wilayah kerja Puskesmas
b.Threat (ancaman/ rintangan/ tantangan)
i. Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten
ataukota untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai peluang dan
kesempatan untuk melakukan reformasi Sistem Pembangunan
Kesehatan Daerah dapat menjadi ancaman dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas
ii. Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan struktur
penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan beban
ganda pelayanan kesehatan yaitu tidak saja pada masalah penyakit
infeksi tetapi juga penyakit degeneratif. Selain itu pelayanan kesehatan
juga menghadapi masalah penyakit yang pada akhir ini cenderung
meningkat seperti tuberculosa, demam berdarah dengue. Fenomena-
fenomena tersebut merupakan tantangan sekaligus ancaman
pengembangan Puskesmas.
iii. Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja
menambahi jumlah penduduk miskin, tetapi juga menurunkan
13
kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk
pembangunan kesehatan.
iv. Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten atau kota sebagai pedoman dan rujukan
Puskesmas.
v. Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas Kesehatan
kabupaten atau kota.
vi. Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral
dalam program kesehatan.
vii. Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas terhadap
program Puskesmas.
viii. Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader,
adanya kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya
dana stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku
pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan kegiatan kader dan
sebagainya.
ix. Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah
perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya untuk
pelayanan kesehatan perorangan.
x. Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan
mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan
dengan sektor lain yang terkait.
xi. Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional,
bermutu, dan bernuansa profit merupakan ancaman terhadap pelayanan
kesehatan pemerintahan termasuk Puskesmas
xii. Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan obat
pasien menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan merupakan
ancaman pelayanan kesehatan terutama untuk masyarakat miskin.
xiii. Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit
yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya
masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya
masalah kesehatan.
14
xiv. Pemanfaat tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih kurang,
termasuk pemanfaatan bidan desa, dimana bidan desa lebih banyak
dimanfaatkan dalam upaya promotif dan preventif.
xv. Masih adanya persalinan dukun paraji dan belum tejalin kemitraan
antara bidan desa dengan dukun paraji.
xvi. Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat
dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi
pendidikan, tempat kerja, mauoun tempat-tempat umum.
Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut
diatas, dapat disimpulkan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada
kuadran 4 yaitu menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus
menghadpi ancaman/rintangan/tantangan (threat) besar yang bersumber
pada lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan dilanda berbagai
kelemahan internal (weakness). Strategi yang tepat pada keadaan
demikian ialah strategi defensif dalam arti mengurangi atau mengubah
bentuk perlayanan kesehatan yakni:
a. Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi
paradigma sehat. Paradigma sehat yakni upaya kesehatan
menitikberatkan pada upaya promotif dan preventiftanpa
mengesampingkan upaya promotif dan rehabilitatif.
b. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya
kesehatan yanjg mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan
AKI dan AKB seperti program keterpaduan KB-kesehatan di
Posyandu
c. Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six
Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan
untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang atau
kesempatan (strategi SO (strength-oportunitty) atau Strategi
Kekuatan-Peluang) dengan meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman (strategi WT-weatness-threat atau strategi
kelemahan-ancaman), sehingga Puskesmas berada pada kuadran 1,
dimana Puskesmas menghadapi berbagai peluang-kesempatan
lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong
15
pemanfaatan berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang
tepat yaitu strategi pertumbuhan (agresif).
B. PUSKESMAS SECARA SPESIFIK
Gambaran Program KIA di PuskesmasXX
1. Tenaga Kesehatan
Jumlah dokter umum ada 6 orang
Jumlah dokter gigi ada 1 orang
Jumlah bidan ada 36 orang, 2 orang telah terlatih dalam pelayanan KB,
7orang bidan yang ada di ruangan KIA, bidan yang berada di Pustu
sebanyak 27 orang
Jumlah perawat di poli umum puskesmas ada 18 orang
2. Fasilitas Kesehatan.
Dana untuk program KIA sudah cukup
Ketersediaan ambulans ada 1 unit
Ketersediaan obat dan alat KB cukup
Tersedia peralatan seperti tensimeter, incubator,bed ginekologi, lampu
sorot, timbangan bayi, box bayi, partus set, dll
Jenis KB : IUD, MOW, MOP, Implant, Suntikan, Pil, Kondom
3. Kegiatan
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita
Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Pemantauan tumbuh kembang balita
Imunisasi Tetanus Toxoid
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
Posyandu
Pemeriksanan Ibu hamil, bayi dan balita ke setiap wilayah kerja
Pemberian KB gratis
16
Analisis SWOT Program KIA di PuskesmasXX
1. Kekuatan
Jumlah tenaga kesehatan seperti bidan sudah memadai
Fasilitas kesehatan di bidang KIA sudah cukup
Kegiatan Posyandu tiap bulan dilaksanakan di desa wilayah kerja
puskesmas
Koordinasi antar bidan baik
Frekuensi kehadiran Tenaga Kesehatan baik
2. Kelemahan
Kurang promosi kesehatan mengenai program KIA di Puskesmas
Pencacatan laporan KIA dan KB belum lengkap
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja belum menjadi salah
satu program utama KIA
3. Peluang
Jumlah petugas KIA dan KB yang cukup
Lokasi Puskesmas strategis
4. Hambatan
Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan
strata pertama masih kurang.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan), Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau
rintangan atau tantangan). Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam
melakukan analisis strategik, karena analisis ini memiliki kemampuan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan
untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang
timbul dan harus dihadapi. SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis
atau perencanaan solusi untuk masalah, namun baru dapat diaplikasikan setelah
menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis SWOT merupakan
perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam
penelitian analisisSWOT kita ingin memperoleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan
berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa (strength,
weakness, opportunity, dan threat).
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi dan pembaca
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai analisa SWOT terutama
dalam analisa SWOT puskesmas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia,M. “Paper Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat”. 29 Maret 2015. http://www.academia.edu/8445020/Paper_Pengantar_Administrasi_dan_Kebijakan_Kesehatan_SWOT_Strength_Weakness_Opportunity_dan_Threat
Nainggolan, T. “SWOT Kesehatan Ibu dan anak, KB di Puskesmas”. 29 Maret 2015. http://florensiskan.blogspot.com/2014/04/swot-kesehatan-ibu-dan-anak-kb-di.html