Top Banner
MAKALAH LIPID ASAM LEMAK, GLISERIDA, DAN FOSFOLIPID Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Penggolahan Pangan Disusun oleh : Kelompok : III Kelas : 2009-B Rio Adiguna Suseno (L0C009053) Antariksa Lazimul Adab (L0C009056) Dwi Amalia Nursifa (L0C009057) Nur Indah Lanjarsari (L0C009066) Endro Tri Cahyo (L0C009092) PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
27

Makalah Lipid

Jul 04, 2015

Download

Documents

Mas Digun
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Lipid

MAKALAH LIPID

ASAM LEMAK, GLISERIDA, DAN FOSFOLIPID

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Penggolahan Pangan

Disusun oleh :Kelompok : IIIKelas : 2009-B

Rio Adiguna Suseno (L0C009053)Antariksa Lazimul Adab (L0C009056)Dwi Amalia Nursifa (L0C009057)Nur Indah Lanjarsari (L0C009066)Endro Tri Cahyo (L0C009092)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

Page 2: Makalah Lipid

BAB I

PENDAHULUAN

Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya diartikan sebagai suatu

senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut

organik, contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam

lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan

komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun

sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan

senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan

fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan protein

(lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan fungsinya,mulai dari

volatile sex pheromones sampai ke karet alam.

Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana

(simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid).

Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst),

lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid

majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan,

sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat

disabunkan.

Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang

jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk

alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat dihidrolisis.

Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak

dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan

pelindung, dan insulator organ-organ tubuh. Beberapa jenis lipid berfungsi

sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon.

Fosfolipida memiliki struktur seperti trigliserida. Bedanya, pada

fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat

gugus alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin

(sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin.

Page 3: Makalah Lipid

Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida.

Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak

dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka

dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi.

Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel

membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida

menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah.

Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar

dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).

Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat.

Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan

komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk

pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk

& mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen &

Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ).

Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut

dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka

lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang

larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid)

dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein).

Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju

tempat penggunaannya.

Berikut ini struktur Lipid

Page 4: Makalah Lipid

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lipid

Lipid adalah suatu senyawa yang tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut

organic seperti kloroform, benzen dan ester. Lipid sebagian besar tersusun atas asam

lemak. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam

lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai

24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang

panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak

berminyak atau berlemak. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol.

Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid bukan merupakan suatu polimer.

Suatu molekul dikatagorikan dalam lipid karena :

Mempunyai kelarutan yg rendah di dlm air

Larut dalam pelarut organik (eter, kloroform)

Terdiri dari C, H, O

Fungsi Lipid

Ada beberapa fungsi lipid diantaranya :

Sebagai penyusun struktur membran sel

Lipid berperan sebagai pengatur aliran-aliran material dalam sel

Sebagai cadangan energi

Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa

Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel,

sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis.

Jenis-jenis Lipid

Terdapat beberapa jenis-jenis lipid yaitu :

Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh

Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida (fosfolipid)

Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid

Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Pada makalah ini yang akan dibahas adalah asam lemak dan gliserida

Page 5: Makalah Lipid

2.1.1 Asam Lemak

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai panjang

dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Adapun rumus dari asam lemak adalah

CH3(CH2)nCOOH  atau    CnH2n+1-COOH. Bersama-sama dengan gliserol, merupakan

penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua

lipida pada makhluk hidup. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena

lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak dibedakan

menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki

ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak

jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon

penyusunnya.

Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian.

Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai

C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.

Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam

lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan

oksigen (mudah teroksidasi).

Page 6: Makalah Lipid

Nilai gizi

Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu

kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk

menurunkan asupan energi dari makanan.

Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan

merupakan antioksidan di dalam tubuh.

Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan

ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan

Omega-6 (asam lemak esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak

lainnya. Beberapa minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak

mengandung asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak).

Dalam asam lemak dapat terjadi ketengikan. Ketengikan terjadi karena asam

lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon,

alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap

muncul akibat campuran dari berbagai produk ini. Karena mudah terhidrolisis dan

teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai

gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering,

serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.

Biosintesis asam lemak

Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain

tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses

esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak

(atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada

bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ

berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas,

kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.

Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama.

Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya,

hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak

tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak

Page 7: Makalah Lipid

esensial karena organisme yang memerlukan tidak memiliki cukup enzim untuk

membentuknya.

Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang

memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-

tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.

Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan

asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi,

dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri.

Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya,

menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan

hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap

pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam

lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas

untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda

atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak).

Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang

memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C). Enzim Δ9-desaturase

kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu

melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami

perpanjangan lebih lanjut.

Fungsi Asam Lemak

Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan

unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan

komponen penting bagi membran biologi. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh

ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-

lokasinya pada membran. Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar.

Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel.

Page 8: Makalah Lipid

2.1.2 Gliserida

Gliserida adalah ester yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak. Gliserol

memiliki tiga gugus hidroksil (-OH) yang dapat ter-ester-ifikasi oleh satu, dua atau asam

lemak dan membentuk monogliserida, digliserida dan trigliserida. Trigliserida adalah

kandungan tertinggi dalam minyak nabati dan lemak hewan, namun sering terurai oleh

enzim alami lipase menjadi monogliserida, digliserida dan asam lemak.

2.1.2.1 GliseridaNetral (Lemak Netral)

Gliserida netral merupakan ester antara asam lemak dan gliserol. Fungsi dasar

dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Lemak

umumnya diperoleh dari hewan, berwujud padat pada suhu ruang, dan tersusun dari asam

lemak jenuh. Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat

mengganti salah satu rantai asam lemak. Sedangkan minyak umumnya diperoleh dari

tumbuhan, berwujud cair pada suhu ruang, dan tersusun dari asam lemak tak jenuh.

Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2, atau 3 asam lemak yang tidak harus sama.

Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan

2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak disebut

trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.

2.1.2.2 Fosfolipid

Fosfolipid merupakan suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester

asam fosfat. Oleh karena itu fosfolipid merupakan fosfogliserida. Senyawa-senyawa

dalam fosfogliserida ini dapat dipandang sebagai derivat asam alfa fosfatidat. Gugus yang

diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin,etanolamina, serin, dan inositol. Dengan

demikian senyawa yang termasuk fosfolipid ialah fosfatidikolin, fosfatidiletanolamina,

fosfatidilserin, fosfatidilinositol. Fosfatidil kolin adalah komponen utama lesitid, yang

juga merupakan sumber kolin dalam sintesis asetilkolin dalam kolinergik neuron.

Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel hewan,tumbuhan, dan manusia. Pada

tumbuhan fosfolipid terdapat pada kedelai, pada manusia atau hewan terdapat pada telur,

otak, hati, ginjal, pankreas, paru-paru, dan jantung.

Page 9: Makalah Lipid

Gambar.Struktur fosfolipid utama

Fosfolipid terdiri atas empat komponen:

asam lemak,

gugus fosfat,

alkohol yang mengandung nitrogen, dan

suatu kerangka.

Fosfolipid memiliki kerangka gliserol dan 2 gugus asil. Pada posisi ketiga dari

kerangka gliserol di tempati oleh gugus fosfat yang terikat pada amino alkohol.

Molekul fosfolipid dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor.

Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan.

Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian

ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid

amfipatik.

Fungsi Fosfolipid

Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel dan

sebagai agen emulsi. Beberapa fungsi biologik lainnya antara lain adalah sebagai

surfaktan paru-paru yang mencegah perlekatan dinding alveoli paru-paru sewaktu

ekspirasi.

2.1.3 Lipid Kompleks

Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh

penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.

Page 10: Makalah Lipid

2.1.4 Lipid Non Gliserida

Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan

molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid,

steroid, kolesterol dan malam.

2.2. Analisa Lipid

Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis

kualitatif maupun kuantitatif.

2.2.1. Uji Kualitatif lipid

a. Uji Kelarutan Lipid

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahap berbagai

macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut.

Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan

larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada

pelarut yang sama-sama nonpolar. 

b. Uji Akrolein

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi

gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau

akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji

keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen

pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke

dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang

memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. Berikut reaksi yang

terjadi pada uji akrolein: panas KHSO4 Trigliserida Akrolein

c. Uji Ketidakjenuhan Lipid

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah

termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl.

Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah

kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi

tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocok dan perubahan

warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari

Page 11: Makalah Lipid

asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh

memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam

lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam

lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali

pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam

lemak.

d. Uji Ketengikan

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid

mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid.

Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring

dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak

bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang

diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang

ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur

lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk

radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida.

e. Uji Salkowski untuk kolesterol

Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi

keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan

volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus

ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan

kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah

menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau.

f. Uji Lieberman Buchard

Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini

adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam

campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan

kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan.

Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam

uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol,

maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi

Page 12: Makalah Lipid

membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung

kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang

positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya

warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.

2.2.2. Uji Kuantitatif Lipid

Untuk menganalisa kandungan lemak dalam makanan dapat dilakukan dengan

cara volumetris, gravimetris, dan kromatografi. Kromatografi yang dapat dipakai seperti

kromatografi gas (CG), kromatografi lapisan tipis (TLC), kromatografi ekslusi (SEC),

kromatografi cairan (LC) dan kromatografi yang memiliki unjuk kerja baik seperti HP-

SEC dan HPLC.

Kromatografi gas digunakan untuk melarutkan dan menghitung lipida seperti

triasilgliserol dan turunan-turunan FAME. TLC sangat sesuai untuk memisahkan ester

kolestrol, mono, di, triacylglycerols, asam lemak bebas, kolestrol, dan fospolipid. SEC

dan HP-SEC digunakan untuk memisahkan produk hidrolitik, oksidasi dan pemanasan

lemak. Sedangkan HPLC digunakan untuk memisahkan lipida non-volatil yang memiliki

berat molekul tinggi.

Untuk menentukan kadar lemak total dalam makanan, the Nutrition and Labeling

Education membutuhkan tahapan sebagai berikut, yaitu (1) hidrolisis dengan asam atau

basa; (2) ekstraksi dengan eter ; dan (3) konversi asam lemak ke metil ester asam lemak

(FAME) kemudian menghitung kadar FAME dengan kromatografi gas. menentukan

kandungan lipida dengan menggunakan TLC dan metode enzimatis. Enzim yang

digunakan adalah enzim hidrolase, oxidase dan peroxidase dalam precursor chromogen.

Metode ini sesuai untuk menentukan fospolipida hewan, jaringan tissue manusia dan

fluida

1. Metode Analisis Protein

Metode Kjeldahl

Metode Kjeldahl dalam analisis kimia adalah metode yang digunakan untuk

penentuan senyawa nitrogen secara kuantitatif dalam substansi kimia. Metode ini

dikembangkan oleh Johan Kjeldahl pada tahun 1883. Saat ini, metode Kjeldahl

digunakan untuk menentukan kandungan pasti protein dalam makanan. Metode ini terdiri

Page 13: Makalah Lipid

atas pemanasan substansi dengan asam sulfat, dimana dekomposisi asam organik oleh

oksidasi akan membebaskan nitrogen yang tereduksi sebagai amonium sulfat. Pada tahap

ini kalium sulfat ditambahkan untuk meningkatkan titik didih dari 169oC menjadi

189oC.Dekomposisi kimia sampel menjadi lengkap ketika medium berubah menjadi

bersih dan tidak berwarna (sangat gelap).

Larutan kemudian disuling dengan natrium hidroksida (ditambahkan dalam

jumlah yang sedikit) yang mengubah garam amonium menjadi amonia. Jumlah amonia

yang muncul (jumlah nitrogen yang muncul dalam sampel) ditentukan dengan cara titrasi

balik. Produk akhir kemudian dia bil dan dicampurkan bersama dengan asam borat.

Amonia bereaksi dengan asam dan setelah itu dititrasi dengan natrium karbonat dan pH

indikator yang digunakan adalah metil jingga. Metode Kjeldahl yang berkembang saat ini

sudah terotomatisasi dan menggunakan katalis spesifik seperti merkuri oksida atau

tembaga sulfat untuk mempercepat dekomposisi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

berikut:

Degradasi: Protein + H2SO4 → (NH4)2SO4(aq) + CO2(g) + SO2(g) + H2O(g)

Pembebasan amonia: (NH4)2SO4(aq) + 2NaOH → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)

Perolehan amonia: B(OH)3 + H2O + NH3 → NH4+ + B(OH)4

Titrasi Balik: B(OH)3 + H2O + Na2CO3 → NaHCO3(aq) + NaB(OH)4(aq) + CO2(g) + H2O

Bromokresol

Bromokresol hijau adalah pencelup yang tergolong ke dalam triarilmetana dan

sering digunakan sebagai indikator pH dan pewarna bagi jejak DNA pada elektroforesis

gel agarose. Bromokresol dapat digunakan dalam bentuk asam bebas (padatan coklat

cerah) atau dalam bentuk garam natrium (padatan hijau tua). Dalam larutan, kedua

padatan tersebut mengion dan memberikan bentuk monoanionik yang berwarna kuning.

Selanjutnya monoanionik dideprotonasi pada pH tinggi untuk memberikan bentuk

dianionik (biru) yang ditabilkan oleh resonansi. Bromokresol juga bias digunakan sebagai

inhibitor protein transpor prostaglandin E2.

2. Metode Reduksi Karbohidrat

Metode Somogyi-Nelson

Metode Nelson/Somogyi merupakan yang terbaik biladigunakan untuk uji

aktivitas enzim karena memberikan respon pewarnaan stoikiometri dengan oligosakarida

Page 14: Makalah Lipid

homolog dengan berbagai derajat polimerisasi sehingga memberikan pengukuran yang

benar dari ikatan-ikatan glikosida yang terpotong yang menunjukkan aktivitas enzimnya

Metode Follin Wu

Metode ini digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Prinsip

pengukuran kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri akan

direduksi oleh gula dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O.

Penambahan pereaksi fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi

biru tua, karena ada oksida Mo. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk

berhubungan linier dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru

tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar

glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.

Fehling

Fehling adalah salah satu metode reduksi yang digunkana untuk mengidentifikasi

gula pereduksi. Gula reduksi adalah gula yang dapat mereduksi Fehling menjadi tembaga

oksida yang mengendap berwarna merah merah (ion kupri tereduksi menjadi ion kupro).

Larutan Fehling A mengandung ionkupri CuSO4, sedangkan Fehling B mengandung

campuran alkali (NaOH dan KNaC4H4O6). Gula reduksi dengan alkali (Fehling B) akan

bereaksi membentuk enediol, kemudian enediol ini dengan ion kupri (Fehling A)

membentuk ion kupro dan campuran asam-asam. Selanjutnya ion kupro dalam suasana

basa akan membentuk kupro hidroksidayang dalam keadaan panasa akan mendidih dan

mengendap menjadi endapan kupro oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata

Page 15: Makalah Lipid

BAB III

KESIMPULAN

Lipid merupakan suatu senyawa yang tidak larut dalam air, namun larut

dalam pelarut organic dan berfungsi sebagai penyusun struktur membran sel,

pengatur aliran-aliran material dalam, sebagai cadangan energi, sebagai hormon

dan vitamin.

Jenis-jenis lipid yaitu : asam lemak (asam lemak jenuh dan asam lemak

tak jenuh), gliserida (gliserida netral dan fosfogliserida / fosfolipid), lipid

kompleks (lipoprotein dan glikolipid), non gliserida (sfingolipid, steroid dan

malam).

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai

panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya.

Gliserida merupakan ester yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak

yang terdiri dari gliserida netral dan fosfolipid.

Fosfolipid merupakan suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam

bentuk ester asam fosfat yang berfungsi sebagai bahan penyusun membran sel dan

sebagai agen emulsi.

Page 16: Makalah Lipid

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak

http://id.wikipedia.org/wiki/Gliserida

http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/fosfolipid.html

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/asam-lemak.html

http://bokep4gratis.blogspot.com/2010/08/nilai-gizi-asam-lemak-mengandung-

energi.html

http://zaifbio.wordpress.com/2010/06/02/metabolisme-lipid/