BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (Sel f conept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan hal yang utama yang perlu dipahami karena menyangkut pemahaman, keyakinan serta kepercayaan seseorang tentang dirinya akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. ‘Konsep diri” semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui dalam orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan pengalaman dan objek serta keinginannya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya memnyebabkan iya sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang langsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan induvidu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang iya miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung pada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk dilakukan, maka dari itu sengatlah penting untuk seseorang perawat memahami konsep 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep
diri (Sel f conept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan hal yang utama yang perlu
dipahami karena menyangkut pemahaman, keyakinan serta kepercayaan seseorang
tentang dirinya akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. ‘Konsep diri” semua
ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui dalam orang lain, termasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan pengalaman dan objek
serta keinginannya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk
berkembang yang pada akhirnya memnyebabkan iya sadar akan keberadaan dirinya.
Perkembangan yang langsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri
individu yang bersangkutan. Perasaan induvidu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan
yang iya miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung pada cara individu
memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap
kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas
sebagai suatu hal yang sulit untuk dilakukan, maka dari itu sengatlah penting untuk
seseorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru
bisa memahami klien.
B. Tujuan Pembelajaran.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah memahami defenisi konsep diri,
mamahami faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, memahami komponen konsep
diri, memahami perkembangan konsep diri dan makna konsep diri secara utuh dan
kepentingannya bagi anak-anak,remaja,dewasa.
C. Manfaat.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengetian konsep diri dan praktis dalam menumbuhkan konsep diri positif
bagi anak-anak.
1
2. Konsep Diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi.
3. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk
mengerti perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya, masalahnya serta
lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini
bahwa klien adalah mahluk bio-psiko-sosio-spiritual yang uth dan unik sebagai satu
kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman
yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Konsep diri juga merupakan ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui oleh individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang
lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diri diluspengaruhi oleh
pengalaman interpersonal dal kultural yang memberikan perasaan positif, memahami
kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi
kontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain. Dalam merencanakan asuhan
keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu terhadap
stimulus atau stesor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, idea diri, harga
diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yang
harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, mengagali sumber-sumber diri,
menetapkan tujuan yang realistik serta bertanggung jawab terhadap tindakan.
(Suliswati,dkk,2005)
Menurut para ahli :
1. Stuart & Sundeen,1998 Konsep diri merupakan suatu pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan memengaruhi
hubungannya dengan orang lain.
2. Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan Cara individu melihat pribadinya secara
utuh,menyangkut aspek fisik,emosi, intelektual,sosial dan spritual, termasuk
didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksinya
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan
objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan keinginan individu itu sendiri. (Wahit Iqbal
Mubarak dan Nurul Chayatin,2008)
3
Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri belum ada sejak bayi dilahirkan, tetapi berkembang secara bertahap,
saat bayi dapat membedakan dirinya dengan orang lain, mempunyai nama sendiri,
pakaian sendiri. Anak mulai dapat mempelajari dirinya, yang mana kaki, tangan, mata
dan sebagainya serta kemampuan berbahasa akan memperlancar proses tumbuh-kembang
anak. Pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena
keluarga dapat memberikan perasaan maupun tidak mampu, perasaan di terimah atau
ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasikan
dan meniru perilaku orang lain yang diinginkan serta merupakan pendorong yang kuat
agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau penghargaan yang pantas. Dengan
demikian jelas bahwa kebudayaan dan sosialisasi mempengaruhi konsep diri dan
perkembangan kepribadiaan seseorang. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat
mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar bekalang penerimaannya
sukses, konsep diri yang positif bersal dari pengalaman yang positif yang mengarah
pada kemampuan pemahaman.
Karakter individu dengan konsep diri yang positif
1. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman yang gampang besahabat
2. Mampu berfikir dan membuat keputusan
3. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan
Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang meladaptif.
Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai stresor, dengan adanya
stresor akan menyebabkan ketidakkeseimbangan dalam diri sendiri. Dalam menguasai
ketidakseimbangan tersebut individu menggunakan koping yang bersifat mambangun
ataupun kopik yang bersifat merusak. (Suliswati,dkk,2005)
Respon Rentang Kinsep Diri
Adaptatif Maldaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Deperso-
Diri posotif rendah identitas nalisasi
GAMBAR . Rentang respon Konsep diri. ( Sumber: Townsend, 1996 ).
4
Konsep diri mencangkup konsep, keyakinan, dan pendirian yang ada dalam
pengetahuan seseorang tentangdirinya sendiri dan yang memengaruhi hubungan individu
tersebut dengan orang lain. Konsep diri tidak ada sejak lahir tapi berkembang perlahan-
lahan sebagai hasil pengalaman unik dengan diri sendiri, dengan orang yang berarti dan
dengan sesuatu yang nyata dilingkungan. Bagaimanapun konsep diri bisa atau tidak bisa
merefleksikan realita. Pada masa bayi, konsep diri terutama adalah kesadaran tentang
eksistensi mandiri seseorang yang dipelajari dimasa lalu sebagai hasil dari kontak sosial
dan pengalaman dengan orang lain. Proses ini menjadi lebih aktif selama masa toldler
ketika anak telah menggali batasan kemampuan mereka dan dampaknya kepada orang
lain. Anak usia sekolah lebih menyadari perbedaan diantara orang, lebih sensitif dengan
tekanan sosial, dan menjadi lebih sibuk memikirkan masalah kritikan-diri dan evaluasi-
diri. Selama masalah remaja awal, anak lebih berfokus pada perubah fisik dan emosi yang
terjadi dan pada penerimaan teman sebaya. Konsep diri diperjalas selama masa remaja
akhir ketika anak muda mengatur konsep diri mereka disekitar nilai, tujuan, dan
kompetensi yang didapat selama anak kanak-kanak. (Donna L. Wong, dkk 2009)
Adapun teori perkembangan Konsep Diri yaitu secara umum disepakati bahwa
konsep diri belum ada sejak lahir tapi berkembang secara bertahap dan juga dipelajari
melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain dan objek
disekitarnya. Konsep diri dipelajari dari pengalaman yang unik melalui proses eksplorasi
diri sendiri, hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Konsep diri yang
berupa totalitas persepsi, penghargaan dan penilaian seseorang terhadap dirinya
sendirinya terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas
yang berlangsung seiring tugas perkembangan yang diemban. Konsep diri berkembang
dengan baik apabila budaya dan pengalaman dalam keluarga memberikan pengalaman
yang positif, individu memeperoleh kemampuan yang berarti serta dapat menemukan
aktualisasi diri sehingga individu menyadari potensi yang ada pada dirinya. Pengalaman
awal dalam kehidupan keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri
kerenakeluarga dapat kesempatan untuk identifikasi serta penggargaan tentang tujuan,
perilaku dan nilai. (Andan,2009)
Adapun Tahap Perkembangan Konsep Diri:
Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat dibagi kedalam beberapa
tahap, yaitu :
5
1-1 tahun
Menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan
pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
Membedakan dirinya dari lingkungan
3-3 tahun
Mulai mengatakan apa yang dia sukai dan yang tidak disukai
Meningkatkan kemandirian dalam berfikir dan bertindak
Menghargai penampilan dan fungsi tubuh
Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi, meniru, dan
bersosialisasi.
3-6 tahun
Memiliki inisiatif
Mngenali jenis kelamin
Meningkatkan kesadaran diri
Meningkatkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan perasaan
seperti senang, kecewa dan sebagainya.
Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga
12-20 tahun
Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi
dominan
Meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru
Menguatnya identitas nasional
Menyadari kekuatan dan kelemahan
20-40 tahun
Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain
Memiliki perasaan yang stabil positif mengenai diri
Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab.
6
40-60 tahun
Dapat menerima perubahan penampilan dan kesehatan fisik
Mengevaluasi ulang tujuan hidup
Merasa nyaman dengan proses penuaan
Di atas 60 tahun
Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya. (A.Aziz
Alimul, 2009)
Cara Mengembangkan Konsep Diri Positif Anak.
Jika kita memperhatikan rasa cemas, was-was (kwahatir), tak yakin,
tubuh gemetar acpkali menjakiti dan menjadi penghambat, ketika anak hendak
memulai melakukan sesuatu. Wajah anak pun menunjukan roman tak berdaya
dan ketakukan. Padahal, dia belum melakukan apa-apa. Jika anak melakukan
sesuatu, suka berhenti ditengah jalan karena rasa tak berdaya anak sedemikian
besar sehingga anak mengurungkan niatnya melakukan sesuatu. Gajala-gejala
seperti ini tidak hanya sering menghinggapi diri anak, tetapi hampir semua orang
yang tidak memiliki percaya diri mengalaminya. Rasa percaya diri ternyata sikap
yang paling merugikan dan menunjukkan ketidakcakapan seseorang. Takut salah,
taku mengalami kegagalan, takut ditolok dan dada berdebar-debar yang diiringi
oleh perasaan tak tenang atau resah sebelum melakukan suatu tindakan,
perbuatan, atau kegiatan ternyata telah menyita dan menghabiskan banyak energi
sehingga menyebabkan seseorang sering menjadi tidak berhasil, menggurungkan
niat melakukan kegiatan atau tidak dapat mengambil suatu keputusann kerena
ragu-ragu. (Drs Hendra Surya,2007)
Bahkan, adakalahnya kita dibuat kesal, ketika dia disuruh melakukan
sesuatu. Anak malah berusaha keras menghindari atau membangkang melakukan
apa yang kita perintahkan tersebut. Anak menghindari melakukan perbuatan yang
kita hendaki tersebut dengan berbagai dalih atau kambing hitam. Padahal, semua
dalih tersebut untuk menutupi ketakberdayaan dan ketakutan anak untuk
melakukan perbuatan yang dibebankan padanya. Kitapun menjadi tertanya-tanya,
7
apa yang salah pada anak? Sebenarnya, gejala tidak percaya diri seperti
munculnya ketakutan, keresahan, khawatir, rasa tak yakin yang diiringi dengan
dada berdebar-debar kencang dan tubuh gemetar ini bersifat psikis atau lebih
mendorong oleh masalah kewiwaan anak dalam merespon ransangan dari luar
dirinya. Aktifnya gejala rasa tidak percaya diri anak dapat menekan atau
menghambat bekerja/berfungsinya daya nalar anak sehingga anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan konsentarasi fikiran, melemahkan motivasi dan daya
juang anak. Pada akhirnya anak tidak mampu mengaktualisasikan
kemampuannya. Perlu kita ketahui, percaya diri tidak begitu saja melekat pada
anak. Kemampuan percaya diri bukan merupakan bawaan lahir atau turunak
anak. Terbentuknya kemampuan percaya diri adalah suatu proses belajar
bagaimana merespon berbagai ransangan diri luar dirinya melalui interaksi
dengan lingkungannya. Jadi, perlu campur tangan kita untuk mengatasi
munculnya gejala tidak percaya diri pada anak. Untuk itulah, kita harus
memahami masalah kejiwaan yang menjadi penghambat terbentuknya percaya
diri pada anak sehingga kita dapat menentukan tindakan yang tepat untuk
membantu menumbuhkan percaya diri pada anak.
Mengapa timbul gejala tidak percaya diri pada anak?
Munculnya gejala tidak percaya diri pada anak ketika hendak melakukan
sesuatu terkait erat dengan persepsi din anak terhadap konsep dirinya sendiri.
Bagaimana anak berpikir dan rneniiai dirinya jika dihubungkan dengan apa yang
hendak dilakukannya kita. Bagaimana anak mengukur kemungkinan atau
kesanggupan anak terhadap kemampuan dirinya dalam menyelesaikan segala
sesuatu. TIdak percaya din berarti ungkapan atau pengejawantahan pernyataan
ketidakmarnpuan anak untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. Anak
berpikir dan menilal negatif dininya sendini sehingga timbul perasaan udak
menyenangkan dan dorongan/kecenderungan untuk segera menghindari atas apa
yang hendak dilakukannya itu. Konsep diri adalah garnbaran, cara pandang,
keyakinan, pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dininya
sendini, meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan
hidup dan penampilan diri. Konsep drii ini sangat dipengaruhi oleh gabungan
keyakinan karakeristik fisik, psikologis, sosial, aspirasi, prestasi dan bobot
emosional yang menyertainya. Melalui konsep diri ini orang bercermin untuk
8
melakukan proses menilai, mengukur atau menakar atas apa yang dimilikinya.
(Drs Hendra Surya,2007)
Konsep diri inilah yang menentukan perasaan anak dalarn merespon segala
rangsangan dari luar, Jika konsep did menilai positif dalam menanggapi
rangsangan, sikap anak pun posko dan secara emosional dibebani emosi yang
menyenangkan, Ia akan memberi dorongan untuk benindak poskif dalam bentuk
penerimaan dan pencarian akan tugasnya atau melakukan sesuatu. Contohnya,
Anak akan mendapat upaya jika masih disuruh membeli beras ke warung. (Anak
Iangsung melakuhan persepsi untuk merespon rangsangan dun melihat konsep
dirinnya akan kesangupannya melakukan tugas tersebut). Ketika pikirannya
mengatakan tugas itu mudah respon positif and pun langsisng muncut dun merasa
senang akan mendapat upab sehingga and pun set’dorong dengan ant usias segera
membeli dan mendapaskan hems tenebut walau dengan susabpayah. Sebaliknya,
konsep diri anak mengatakan tugas ini dilakukan maka beban emosi yang tidak
menyenangkan muncul (seperti nsa takut, talc yakin, talc mampu, bent dan
sebagainya), dan mendorong respon negatifdalam bentuk antagonisme atau
pengliindaran. Konsep din mi menjadi bahagian penting dad perkembangan
kepnibadian anak, sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah
laku. Dengan kata lain, jika persepsi did anak memandang dirinya tidak mampu,
tidak berdaya dan hal-hal negatif lain nya, akan mempengaruhi anak dalam
melalwkan sesuatu atau berusaha. Misalnya, and midas belajar karena meraca
pelajaran terlalu sulk dan tak mampu mempelajarinya sehinga menganggap
belajar sepeni kegiasan yang sia-sia saja dan cenderung dihindarinya Sebaliknya
flka and merasa yakin mampu belajar dengan baik tentunya di dengan antusias
dan glut belajar. Perkembangan konsep din anak mi sangat tergantung dad
pematangan pengalaman dan pengetahuan anak Semakin banyak pengalaman dan
pengetahuan anak, persepsi din anak terhadap konsep dininya akan berkembang
ke arah yang posko dan produktIf. Begitu juga, kondisi fisik maupun suasana had
sangat mempengaruhi
perkembangan konsep diri. Kareaa itu, jika kita memihki anak yang bermasalah
dengan percaya dirmya, bukan berarti tidak dapat diatasi. Percaya din iw dapat
diarahkan secara positif. ml tergantung sejauh mana kita mau membantu
membangun percaya diii anak dan kernauan anak sendini untuk berubah. Di
sinilah peranan orang tua untuk mengarahkan pematangan konsep din anak secara
9
terencana dan terarah agar dapat membangun percaya diii anak. (Drs Hendra
Surya,2007)
Untuk mengarahkan pernatangan konsep diri anak, kita harus mengenal
unsur-unsur gabungan dan karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra sosiaL,
aspirasi, prestasi dan emosional yang membentuk konsep diii, arnara lain
1. Penilaian diri. Penilaian diri ini merupakan cara pandang dan keyakinan
unuk menakar atau mengukur terhadap
o Pengendalian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri. Pengendalian
keinginan atau dorongan dari dalam diri ini yang menjadi ukuran yang
bersanggupan, keberanian, kebutuhan dan perasaan dalam diri.
Pengendalian dan dorongan dalam diri ini yang memberi pengaruh
gambaran konsep diri positif atau negatif.
o Suasana hati yang sedang dihayati, seperti senang, bahagia, cemas atau
sedih.
o Penilaian citra fisik,. Jika penerimaan terhadap kondisi fisik cukup
memuaskan, konsep diri dan terbentuk pun positif. (Drs Hendra
Surya,2007)
Jenis-jenis Konsep Diri
Menurut Calhoum dan Acocella (1990), dalam perkembangannya konsep diri
terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa adanya penerimaaan diri dimana
individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali.
Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervarisi. Individu yang
memiliki konsep diri positif yang dapat memahami dan menerima
sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri
sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat
menerima dirinya apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif
akan merancang tujuan-tujuan yanbg sesuai dengan relatif, yaitu dengan
yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu
menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah
suatu proses penemuan.
2. Konsep Diri Negatif
10
Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur,
tidak perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.
b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini
bisaterjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras,
sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya
penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya
merupakan cara hidup yang tepat. (Akhanggit’s, 2010)
Konsep Diri Dalam Islam
Allah swt berfirman: “Bertaqwalah kepada allah menurut ukuran kemampuan”
(Qs. At-Taghabun: 16).
Ini berarti bahwa allah mengetahui keterbatasan kita sebagai manusia dan dalam
keterbatasan itulah kita sebagai manusia dan dalam keterbatasan itulah ia ingin kita
berislam. Nabi muhammad SAW bersabda, “allah merahmati seseorang yang
mengetahui kadar kemampuan dirinya”. Dengan mengetahui kadar kemampuan diri
sendiri, kita bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan.
Perintah-perintah dalam islam begitu banyak, seperti menurut ilmu, beribadah, ibadah
mahdhah, belajar, berjihad dan sebagainya. Tidak semua perintah dapat kita lakukan
dengan cara yang expert (sempurna). Dan karena batas kemampuan itulah mengharuskan
kita untuk mimilih fokus tertentu dalam kehidupan kita. Dalam suatu dialaog antara Abu
Bakar dan Rasulullah, beliau mengatakan bahwa sesunggunya di surga itu banyak pintu
dan tiap orang nanti yang masuk melalui pintu holat, puasa dan sebagainya. Kemudian
Abu Bakar bertanya, “Adakah orang yng masuk melalui semua pintu itu?” Rasululah
menjawab, “Ada, dan aku berharap kamu adalah salah satu orang diantaranya.
^ Jadi setiap manusia memiliki 2 ciri keterbatasan :
1. Sifat parsial (artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang
2. Dalam lingkar yang sangat persial itu kemampuan kita juga terbatas. Misalnya
dalambidang kedokteran, namun kita pun tetap saja terbatas dalam penguasaan bidang
kedokteran itu.
Dalam konteks keterbatasan itulah allah mengatakan dalam QS.Al Baqarah
2:286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesenggupannya,” hanya saja
ibadah-ibadah yang sudah tepat waktu dan kepastiannya seperti sholat lima waktu, alah
11
telah mengukur kemampuan manusia dan pada dasarnya manusia memang sanggup
melakukannya. Sebab semuah perintah yang sifatnya wajib khususnya fardu ‘ain dan
waktunya sudah ditentukan, dalam penghitungan allah pasti manusia bisa melakukannya.
Oleh sebab itu perintah-perintah dibuat dalam urutan-urutannya.
Sabda Rasulullah di atas berguna bagi kita untuk :
1. Menentukan fokus-fokus nilai islam yang akan diperkuat
2. Memahami diri kita dan membantu dalam menentukan posisi kehidupan sosial
Kesalahan orang dalam bergaul adalah karena tidak-mampuan dalam
memposisikan dirinya dalam kehidupan soaial. Inin merupakan kesalahan umum. Jadi
dengan demikian memahamu keterbatasan diri adalah bagian dari perintah islam. Kesan
yang ada selama ini dalam benak orang-orang muslim adalah semua urusan
mengembangkan diri adalah urusan psikologi dan sekolah pengembangan diri. Padahal,
justru islam akan sangat menganjurkan dan menekankan masalah ini pada awalnya.
Karena itu ada yang menarik pada sejarah islam. Umar memiliki fisik yang sangat besar,
jago berkelahi dan perang, tetapi tidak pernah sekalipun ditunjuk menjadi pemimpin
perqang. Usamah yang berusia 16 tahun pernah ditugaskan memimpin perang. Mengapa?
Kerena umar tidak hanya bisa memimpin pasukan perang tapi juga negara, dan untuk
itulah ia siapkan. Jadi orang yang memiliki kualitas A jangan diberi tugas B.
Ada 3 langkah dalam menyerap islam, yaitu:
a. Memiliki konsep diri yang jelas
b. Memahami islam sebagai pengisi wadah tersebut
c. Melakukan pengadaptasian antara konsep diri dengan konsep islam. (Aina Zahra,
2006)
Gangguan jiwa dengan gangguan konsep diri (harga diri rendah) dalam perspektif Al-
Qur’an. Jiwa dalam bahas arab adalah Nafs. Kata Nafs dalam AL-Qur’an mempunyai
aneka makna, seperti antara lain maksud surat Al-Maidah ayat 32, dilain sisi ia menunjuk
kepada apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku seperti
maksu kandungan firman allah:
د�م�ر� �ه� ل و� م�ا �ه�م� ل ح�ت�ى م�ن� وا �ر� �غ�ي ي م�ا ه�م� �ف�س� �ن �أ ب �ذ�ا و�إ اد� ر�� أ �ه� الل " �ق�و�م ب و س� ء'ا ف�ال
�ن� إ �ه� الالل �ر� �غ�ي ي م�ا " �ق�و�م ب
12
و�ا ل"
Sesunggunya allah tidak mengubah keadaan satu masyarakat, sehingga mereka mengubah
apa yang dapat dalam diri mereka (Qs Al-Ra’d [13]: 11)
Kata nafs digunakan juga untuk menunjukkan kepada “diri tuhan” seperti dalam
firman-nya.
Dalam surat Al-An’am [6]: 19 :
ق�ل� 0ه� الل ه�يد1 ش� �ي �ن �ي ب �م� �ك �ن �ي و�ب و � و�أ �ي� �ل إ ه�ذ�ا �ق�ر� ال آن� �م ك ذ�ر� �ن أل �ه� ب و�م�ن