Top Banner

of 28

MAKALAH KOLOID

Jan 10, 2016

Download

Documents

Abdoel Zukur

makalah koloid
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KOLOID

MAKALAHdiajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kimia Dasar II

OlehAbdul Syukur P.NIM 41037006111021NAser AbdurrozakNIM 40137006111020

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS ISLAM NUSANTARAB A N D U N G2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul KOLOID. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas pada mata kuliah KIMIA DASAR II.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusuni mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung , 10 Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1Latar Belakang1Rumusan Masalah1Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN2Pengertian KoloidPengelompokan Sistem Koloid Koloid EmulsiKoloid BuihKoloid Liofil dan Koloid Liofob Sifat Sifat KoloidPembuatan Sistem KoloidContoh Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hariPeranan KoloidAplikasi Koloid

BAB III PENUTUP8Kesimpulan8

DAFTAR PUSTAKA9

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Maka pada kesempatan kali ini kami akan menerangkan tentag Koloid.B. Rumusan MasalahPengertian KoloidPengelompokan Sistem KoloidKoloid EmulsiKoloid BuihKoloid Liofil dan Koloid Liofob Sifat Sifat KoloidPembuatan Sistem KoloidContoh Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hariPeranan KoloidAplikasi Koloid

C. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar II Menambah pengetahuan tentang KoloidMeningkatkan kesadaran bahawa setiap manusia tidak terlepas dari Zat-zat Kimia

BAB IIPEMBAHASAN

Pengertian Koloid Koloid atau Kolloid yang berasal dari kata Kolla (lem) dan Oid (seperti), pertama kali ditemukan oleh Thomas Graham. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

Perbedaan Larutan, Koloid dan SuspensiNo.Larutan (Dispersi Molekuler)Koloid (Dispersi Koloid)Suspensi (Dispersi Kasar)1Memiliki 1 faseMemiliki 2 faseMemiliki 2 fase2JernihKeruhKeruh3HomogenAntara homogen dan heterogenHeterogen4Memiliki diameter partikel < 1 nmMemiliki diameter partikel 1 nm < d < 100 nmMemiliki diameter partikel > 100 nm5Tidak dapat disaringTidak dapat disaring dengan penyaringan biasa, melainkan dengan penyaringan ultraDapat disaring dengan kertas saring biasa6Tidak memisah jika didiamkanTidak memisahkan jika didiamkanMemisah jika didiamkan

Pengelompokan Sistem Koloid

Di dalam larutan koloid, secara umum terdapat 2 zat, yaitu :- Zat Pendispersi : zat pelarut di dalam koloid (jumlahnya lebih banyak)- Zat Terdispersi : zat yang terlarut di dalam koloid (jumlahnya lebih sedikit)Berdasarkan fase zat terdispersi, koloid terbagi atas 3 bagian besar, yaitu :- Sol : Sol adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase padat.- Emulsi : Emulsi adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase cair.- Buih : Buih adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase gas.

Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih terbagi atas beberapa jenis, yaitu :1. SolKoloid sol dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :a. Sol padat (padat-padat)Sol padat adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh : logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja.

b. Sol cair (padat-cair)Sol cair atau disebut sol saja adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh : cat, tinta, dan kanji.c. Sol gas (padat-gas)Sol gas (aerosol padat) adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase gas. Contoh : asap dan debu.

2. EmulsiKoloid emulsi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :a. Emulsi padat (cair-padat)Emulsi padat (gel) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh : mentega, keju, jeli, dan mutiara.

b. Emulsi cair (cair-cair)Emulsi cair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh : susu, minyak ikan, dan santan kelapa.

c. Emulsi gas (cair-gas)Emulsi gas (aerosol cair) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase gas. Contoh : insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.3. BuihKoloid buih dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :a. Buih padat (gas-padat)Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh : busa pada jok mobil dan batu apung.

b. Buih cair (gas-cair)Buih cair (buih) adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh : buih sabun, buih soda, dan krim kocok.

Tabel Pengelompokan Sistem Koloid

No.FasePendispersiFaseTerdispersiNamaKoloidContoh1PadatPadatSol PadatTanah, kaca, lumpur, paduan logam, gelas warna, intan hitam2PadatCairEmulsi PadatMentega, agar-agar, keju, jelly3PadatGasBusa PadatBatu apung, kasur busa, marshmallow, karet busa, Styrofoam4CairPadatSolCat, tinta, pudding, tepung dalam air, tanah liat5CairCairEmulsiAir santan, susu, mayones, lotion wajah, krim tangan6CairGasBusaBuih, busa sabun, ombak, krim kocok, busa bir, putih telur yang dikocok7GasPadatAerosol PadatDebu di udara, gas knalpot, asap, virus di udara, asap pembakaran8GasCairAerosol CairObat semprot, kabut, hairspray di udara, awan

Koloid Emulsi

Emulsi merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair. Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu suatu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair.Contoh : Sabun untuk mengemulsikan minyak dan air Kasein sebagai emulgator pada susuBerdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi 3 yaitu :- Emulsi Gas- Emulsi Cair- Emulsi Padat

1. Emulsi GasEmulsi gas (aerosol cair) adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair memiliki sifat-sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown, dan kestabilan dengan muatan partikel. Contoh: Dalam hutan yang lebat, cahaya matahari akan disebarkan oleh partikel-partikel koloid dari sistem koloid kabut yang merupakan contoh efek Tyndall pada aerosol cair.

2. Emulsi CairEmulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapat juga disebut zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya adalah minyak (zat cair non-polar).Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; a. Emulsi minyak dalam air Contoh : Susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air menjadi butiran minyak di dalam air. Santan Lateks Minyak ikan

b. Emulsi air dalam minyak Contoh ; Margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak menjadi butiran air dalam minyak. Mentega Minyak rambut Minyak bumi Beberapa sifat emulsi yang penting :~ DemulsifikasiKestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemanasan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Contoh :Penggunaan proses demulsifikasi dengan penambahan elektrolit untuk memisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).

~ PengenceranDengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.

3. Emulsi Padat Emulsi Padat atau Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat, dapat dianggap sebagai hasil bentukkan dari penggumpalan sebagian sol cair. Partikel-partikel sol akan bergabung untuk membentuk suatu rantai panjang pada proses penggumpalan ini. Rantai tersebut akan saling bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut. Sehingga, terbentuklah suatu massa berpori yang semi-padat dengan struktur gel.

Ada dua jenis gel, yaitu :a. Gel elastisGel elastis adalah gel yang memiliki ikatan partikel dengan gaya tarik-menarik yang relatif tidak kuat, sehingga gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol liofil yang cukup pekat. Contoh : Gelatin Sabunb. Gel non-elastisGel non-elastis adalah gel yang memiliki ikatan yang berupa ikatan kovalen yang cukup kuat, sehingga gel ini tidak memiliki sifat elastis atau tidak akan berubah jika diberi suatu gaya. Contoh : gel silikat yang dapat dibuat dengan reaksi kimia yaitu dengan menambahkan HCl pekat ke dalam larutan natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel silikat.

Beberapa sifat gel yang penting adalah :~ HidrasiGel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalnya, tetapi sebaliknya, gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan menambahkan zat cair.

~ Menggembung (swelling)Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Sehingga volume gel akan bertambah dan menggembung.

~ SineresisGel anorganik akan mengkerut bila dibiarkan dan diikuti penetesan pelarut. Proses ini disebut sineresis.

~ TiksotropiBeberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol cair apabila diberi agitasi atau diaduk. Sifat ini disebut tiksotropi. Contoh: Gel besi oksida Perak oksida

Koloid Buih

Buih adalah koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair atau zat padat. Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi dua, yaitu:- Buih Cair- Buih Padat

1. Buih Cair (Buih)Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan dengan medium pendispersi zat cair. Fase terdispersi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.Ukuran koloid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem koloid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorpsi, ukuran koloid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hampir seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral.

Beberapa sifat buih cair yang penting:~ Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu- Pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda.- Terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar.- Rusaknya film antara dua gelembung gas.

~ Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. - Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. - Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.Contoh : Buih hasil kocokan putih telurUdara di sekitar putih telur akan teraduk dengan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri yang akan membentuk buih yang relatif stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.

Buih hasil akibat pemadam kebakaranAlat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bantuan zat pembuih tersebut.

2. Buih PadatBuih padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan dengan medium pendispersi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih (surfaktan). Contoh : RotiProses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilingi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat. Batu apungDari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung. StyrofoamStyrofoam memiliki fase terdispersi berupa karbondioksida dan udara, serta medium pendispersi berupa polistirena.

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Berdasarkan sifat koloid adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, terdapat 2 macam koloid yaitu :1. Koloid LiofilKoloid Liofil merupakan koloid yang mengadsorpsi cairan sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid atau disebut juga koloid yang partikel-partikel terdispersinya menarik medium pendispersinya akibat adanya gaya Van der walls atau ikatan Hidrogen. Koloid Liofil yang mediumnya air disebut dengan Koloid Hidrofil.Contoh : Kanji Agar-agar Protein

2. Koloid LoifobKoloid Liofob merupakan koloid yang tidak mengadsorpsi cairan atau disebut juga koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya. Koloid Liofob yang mediumnya air disebut dengan Koloid Hidrofob.Contoh : Sol sulfida Sol logam

Perbedaan Koloid Liofil Dengan Koloid Liofob

No.Sel HidrofilSel Hidrofob1Biasanya terdiri atas zat organikBiasanya terdiri atas zat anorganik2Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatanMempunyai muatan positif atau negatif3Dapat bermigrasi ke anoda, katoda atau tidak bermigrasi sama sekaliAkan bergerak ke anoda atau katoda, tergantung jenis muatan partikelnya4Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium pendispersinya(Umumnya dibuat dengan cara dispersi)Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dengan medium pendispersinya(Umumnya dibuat dengan cara kondensasi)5Viskositas sol liofil lebih besar dari viskositas medium pendispersinya(Kekentalan tinggi)Viskositas sol liofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersinya(Kekentalan rendah)6Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya.Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya7Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit (lebih stabil)Mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit (kurang stabil)8Bersifat reversible yaitu sol liofil yang telah menggumpal dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinyaBersifat irreversible yaitu sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol9Gerak Brown tidak jelasGerak Brown terlihat jelas10Efek Tyndall kurang jelasEfek Tyndall jelas

Sifat Sifat Koloid

1. Efek TyndallEfek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa dimana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh : Sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa menyebabkan langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari. Debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar yang masuk melalui celah kecil di dalam rumah.

2. Gerak BrownGerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Gerak aktif yang terus menerus ini menyebabkan partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.Contoh : Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat ultra mikroskop maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel-partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak acak.

3. DialisisPemurnian sistem koloid dari ion-ion pengganggu dengan mempergunakan selaput semi permiabel. Dengan menempatkan koloid dalam selaput semi permeabel yang dapat ditembus oleh ion-ion, tetapi tidak oleh partikel-partikel koloid. Selaput semi permeabel yang telah diisi sistem koloid dimasukkan ke dalam aliran air, sehingga ion-ion dalam sistem koloid akan menembus selaput semi permeabel dan terbawa air, sedangkan pertikel koloid tertinggal dalam selaput semi permeabel. Salah satu penerapan dialisis ditemukan dalam proses pencucian darah yang disebut hemodialisis.4. ElektroforesisBila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam disperse koloid, maka partikel-partikel koloid bergerak menuju elektroda positif atau elektroda negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik.

5. AdsorpsiAdsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Setiap endapan yang terbentuk berkecenderungan untuk menarik ionnya sendiri pada permukaan endapan. Sifat Adsorpsi digunakan dalam proses :~ Pemutihan gula tebu~ Norit~ Penjernihan air Contoh : Koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare. Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan sesama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol. Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.

6. Koagulasi (Penggumpalan)Koagulasi Koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara :a. Cara Mekanik (Fisis)Dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.Contoh : Darah akan menggumpal jika dipanaskan Agar-agar akan menggumpal jika didinginkan

b. Cara KimiaDilakukan dengan penambahan elektrolit (asam, basa atau garam).Contoh : Susu akan menggumpal jika ditambahkan dengan sirup masam. Lumpur akan menggumpal jika ditambahkan tawas.

c. Cara pencampuran 2 macam koloid dengan muatan yang berlawananContoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.Sifat koagulasi partikel koloid antara lain dapat kita amati pada proses berikut ini :~ Pada pengolahan karet dari bahan mentahnya (lateks), partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan menambah asam asetat, sehingga karet dapat dipisahkan dari lateksnya.~ Partikel lumpur dan tanah liat yang terkandung dalam ais sungai akan mengendap bila berjumpa dengan air laut yang mengandung banyak elektrolit sehingga terbentuklah delta di muara sungai.~ Jika bagian tubuh kita mengalami luka, maka ion Al3+, atau Fe3+ segera menetralkan partikel albuminoid yang dikandung darah, sehingga terjadi penggumpalan yang menutupi luka.~ Pada proses penjernihan air ditambahkan tawas, Al2(SO4)3, yang menyediakan ion Al3+ untuk mengendapkan partikel lumpur, sehingga air menjadi jernih.

Pembuatan Sistem Koloid

1. Cara Kondensasi

Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Reaksi PengendapanPembuatan sistem koloid dengan reaksi pengendapan dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.Contoh : AgNO3 + NaCl > AgCl(s) + NaNO3

b. Reaksi HidrolisisPembuatan sistem koloid dengan reaksi hidrolisis dilakukan dengan mereaksikan suatu zat dengan airContoh : AlCl3 + H2O > Al(OH)3(s) + HCl

c. Reaksi RedoksPembuatan sistem koloid dapat terbentuk dari hasil redoks.Contoh : pada larutan emas (Emas formaldehid) AuCL3 + HCOH > Au + HCl + HCOOH

d. Reaksi PenggeseranContoh : pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H3AsO3 encer pada suhu tertentu. 2H3AsO3 + 3H2S > 6H2O + As2S3

e. Reaksi Pergantian PelarutContoh : pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.

2. Cara DispersiPembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid atau disebut juga pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.Memperkecil partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Cara MekanikPembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel suspensi dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.Contoh : Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air. Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air. Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol. Belerang dan urea digerus, ditambahkan air, lalu diaduk membentuk hidrosol belerang. Pati (amilum) digerus sampai halus, ditambah air, lalu diaduk membentuk hidrofil pati.

b. Cara PeptisasiPembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan dengan menambahkan ion sejenis atau dengan pemecah (pemeptisasi), sehingga partikel endapan akan dipecah.Contoh : Sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCL3 Sol NiS dengan menambahkan H2S Karet dipeptisasi oleh bensin Agar-agar dipeptisasi oleh air Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3

c. Cara Busur Bredia/BredigPembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.Contoh : Sol platina, emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan elektrode logam ke dalam medium pendispersi, misalnya air dengan potensial listrik tinggi.

d. Cara UltrasonikPembuatan koloid dengan cara ultrasonik dilakukan dengan menghancurkan butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)

Contoh Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari1. Industri Makanan

Contoh : Keju Mentega Susu Saus salad Jelly Pudding Mayonnaise

2. Industri Kosmetika dan Perawatan TubuhContoh : Krim Pasta gigi Sabun Parfum semprot Lotion wajah

3. Industri CatContoh : Cat

4. Industri Kebutuhan Rumah TanggaContoh : Sabun Deterjen

5. Industri PertanianContoh : Peptisida Insektisida

6. Industri FarmasiContoh : Minyak ikan Pensilin untuk suntikan

Peranan Koloid

Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut : Industri Kosmetika

a. Bahan kosmetika seperti foundation, finishing cream dan deodorant berbentuk koloid dan umumnya sebagai emulsi yang berperan sebagai sarana kecantikan.

2. Industri Makanana. Susu merupakan koloid yang tergolong emulsi dan berperan untuk kesehatan tubuh manusia.b. Mentega merupakan koloid yang tergolong emulsi padat dan berperan sebagai pengganti minyak dalam memasak.Industri Tekstil

a. Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya serap yang tinggi sehingga melekat pada tekstil. Industri Kebutuhan Rumah Tangga

a. Detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air sehingga dapat membersihkan kotoran pada tubuh dan pakaian. b. Sabut sebagai zat pengemulsi untuk menghilangkan zat pengotor yang tidak bercampur dengan air. Kelestarian Lingkungan

a. Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik. b. Pada penjernihan air digunakan aluminium sulfat untuk mengkoagulasi zat pengotor dalam air.6. Bidang Kesehatana. Prinsip dialisis (salah satu sifat koloid) digunakan untuk membantu pasien gagal ginjal.

Aplikasi Koloid

1. Industri Makanan

a. Pemutihan GulaPemutihan gula merupakan aplikasi dari sistem koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan dengan melarutkan gula ke dalam air. Larutan ini kemudian dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.2. Industri Kosmetikaa. DeodorantDeodorant mengandung aluminium klorida untuk mengkoagulasikan (mengendapkan) protein dalam keringat. Endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjar keringat sehingga keringat dan protein yang dihasilkan berkurang.3. Industri Rumah Tanggaa. Bahan PencuciSabun sebagai pembersih karena dapat mengemulsi minyak dalam air. Sabun dalam air tenon menjadi Na dan ion asam lemak. Kepala asam lemak yang bermuatan negatif larut dalam air, sedangkan ekornya larut dalam minyak. Hal ini menyebabkan tetesan minyak larut dalam air.4. Industria. KromatografiKromatografi adalah metode pemisahan campuran dengan menggunakan bahan pengadsorpsi, misalnya kertas kromatografi, pati dan aluminium oksida untuk kromatografi kolom. Zat-zat organik yang dapat dipisahkan dengan menggunakan metode kromatografi di antaranya adalah asam amino, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan hormon. b. LateksLateks adalah koloid karet dalam air, berupa sol bermuatan negatif. Bila ditambah ion positif, lateks menggumpal dan dapat dibentuk sesuai cetakan.

5. Bidang Kesehatana. Penggumpalan DarahDarah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.b. Karbon AktifKarbon aktif merupakan aplikasi koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Karbon aktif digunakan untuk menyerap zat warna, bau, gas karbon dioksida (CO2), gas karbon monoksida (CO), H2O dan racun. Karbon aktif ini dibuat dengan memanaskan arang sehingga terbentuk arang yang sangat berpori. Karbon aktif digunakan misalnya untuk masker gas, proses penjernihan air, filter rokok dan norit sebagai obat penetral racun.c. Cuci Darah dengan DialisisDarah merupakan suatu sistem koloid. Darah yang mengandung sisa metabolisme seperti kreatinin, asam ureat, vitamin berlebih, obat-obatan dan hormon kemudian disaring oleh ginjal. Pada orang yang menderita kerusakan ginjal atau gagal ginjal, sisa-sisa metabolisme ini tidak dapat disaring oleh ginjal sehingga dapat meracuni tubuh. Oleh karena itu, pasien gagal ginjal dicuci darahnya dengan menggunakan alat dialisis yang memiliki membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini memisahkan darah kotor dengan larutan dialisat yang konsentrasinya lebih rendah dibandingkan dengan darah. Sehingga sisa-sisa metabolisme dapat melewati pori-pori membran, sedangkan sel-sel darah dan zat yang masih berguna dan elektrolit yang partikelnya lebih besar tidak dapat melewati membran dan dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien.

6. Industri Tekstila. Pencelupan TekstilPencelupan tekstil merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Pada pencelupan tekstil ini digunakan koloid yang dapat mempercepat pemberian warna. Koloid yang digunakan adalah dengan mencampurkan Al2(SO4) dengan Na2CO3 sehingga membentuk koloid Al(OH)3. Gas CO2 yang berasal dari Na2CO3 membentuk gelembung yang mengelilingi Al(OH)3 sehingga permukaannya menjadi berpori, akibatnya dapat menyerap zat warna.

7. Bidang Lingkungan a. Penjernihan AirPenjernihan air merupakan aplikasi koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Pada penjernihan air, digunakan tawas yang memiliki rumus kimia KAl(SO4)2 yang dalam air terhidrasi menjadi koloid Al(OH)3. Koloid Al(OH)3 ini mampu menyerap zat warna dan pestisida. b. Pemurnian Air LautPemurnian air laut merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat dialisis. Pemurnian air laut dengan menggunakan membran semipermeabel ini menggunakan metode osmosis terbalik. (reserve osmosis). Osmosis adalah pergerakan molekul air dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Dengan memberikan tekanan yang lebih tinggi pada larutan yang lebih pekat dibandingkan tekanan osmosisnya, maka gerakan molekul air akan terbalik.c. Pengelolaan Lumpur AktifPengelolaan lumpur aktif merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat koagulasi. Pengelolaan air limbah dengan metode lumpur aktif ini menggunakan koagulan PAX (polialuminium klorida) Al13O4(OH)24(H2O)12 yang menghasilkan Al(OH)3.d. Pembentukan Delta di Muara SungaiPembentukan delta di muara sungai merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat koagulasi. Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.e. Pengambilan Endapan PengotorGas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mengandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel kolo

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion-ion atau partikel terlarut lainnya melalui dialisis.Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.banyak sekali produk industri dalam bentuk koloid, terutama karena dengan bentuk koloid, maka zat-zat yang tidak saling melarutkan dapat disajikan homogen secara makroskopis.Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi. Pada pengolahan air bersih digunakan tawas (alumunium sulfat), kaporit (klorin) dan kapur.Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air.

Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

DAFTAR PUSTAKA

http://rukun islam/pengertian rukun islam http://id.wikipedia.org/wiki/rukun islam