BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui sumber daya alam itu bermacam-macam, dimana sumber daya laut merupakan bagian dari sumber daya alam. Pada pembagian sumber daya alam berdasarkan lingkungannya, sumber daya alam dibedakan menjadi empat, yaitu sumber daya laut, sungai, hutan, dan pegunungan. Keanekaragaman hayati laut Indonesia dari segi sosial, ekonomi dan ekologi tidak hanya besar maknanya bagi penduduk Indonesia, namun juga berperan penting dalam dimensi global. Indonesia adalah tempat ideal untuk pertumbuhan karang, dengan luas total terumbu karang Indonesia mencapai 85.707 km 2 atau sekitar 14 % luas terumbu karang dunia (Christanty, L., dkk, 2008). Keanekaragaman terumbu karang Indonesia tercermin dari 2.057 jenis ikan karang, 2.500 jenis molluska, 461 jenis karang batu, serta berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut lainnya yang mengisi kekayaan hayati laut. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah laut seluas 2/3 dari total
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui sumber daya alam itu bermacam-macam, dimana
sumber daya laut merupakan bagian dari sumber daya alam. Pada pembagian
sumber daya alam berdasarkan lingkungannya, sumber daya alam dibedakan
menjadi empat, yaitu sumber daya laut, sungai, hutan, dan pegunungan.
Keanekaragaman hayati laut Indonesia dari segi sosial, ekonomi dan
ekologi tidak hanya besar maknanya bagi penduduk Indonesia, namun juga
berperan penting dalam dimensi global. Indonesia adalah tempat ideal untuk
pertumbuhan karang, dengan luas total terumbu karang Indonesia mencapai
85.707 km2 atau sekitar 14 % luas terumbu karang dunia (Christanty, L., dkk,
2008). Keanekaragaman terumbu karang Indonesia tercermin dari 2.057 jenis
ikan karang, 2.500 jenis molluska, 461 jenis karang batu, serta berbagai jenis
hewan dan tumbuhan laut lainnya yang mengisi kekayaan hayati laut.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah
laut seluas 2/3 dari total luas teritorialnya. Berdasarkan Deklarasi Juanda
1957, wilayah laut NKRI adalah sekitar 3,1 juta kilometer persegi. wilayah
laut NKRI bertambah luas dari tambahan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
sebesar 2,7 juta kilometer persegi, menjadi total sekitar 5,8 juta kilometer
persegi. Indonesia mendapatkan hak-hak berdaulat atas kekayaan alam di
ZEE sejauh 200 mil dari garis pangkal lurus Nusantara atau sampai ke batas
‘continental margin’.
Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar. Selain
ikan, berbagai sumber daya lain terdapat di sini, seperti pertambangan,
rumput laut, terumbu karang, dan sebagainya. Misalnya keindahan laut yang
ada di Bunaken Sulawesi Utara merupakan salah satu kekyaan laut yang
dimiliki Indonesia, dengan indahnya laut yang ada di Bunaken, pengunjung
dari berbagai daerah bahkan dari luar Indonesia datang untuk menikmati
keindahannya.
Laut Indonensia memiliki kekayaan sumber daya berlimpah. Namun
pengelolaan yang mengatur penggunaan kekayaan laut tersebut dinilai masih
kurang memberi keuntungan bagi negara. Sehingga perlu upaya-upaya dari
berbagai pihak untuk bekerjasama dalam pemanfaatan kekayaan laut secara
optimal dan terarah.
Sebenarnya potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dan disumbangkan
bagi pembangunan bangsa sangat luar biasa besarnya. Namun,
ketidakmampuan Indonesia memahami potensi apalagi untuk mengelola
sumber daya kelautan terkait langsung dengan tingkat penguasaan teknologi
kelautan yang belum berkembang di Indonesia.
Dengan potensi-potensi yang belum ter-eksplor, maka peran masyarakat
terdidik akan sangat diperlukan guna mencari dan memanfaatkan potensi-
potensi yang belum dikelola dengan baik, khususnya teknologi kelautan yang
belum berkembang di Indonesia. Selain itu pembangunan berkelanjutan juga
diharapkan mampu untuk memanfaatkan potensi-potensi sumber daya laut
yang ada.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara
terpadu dan berkelanjutan dan juga untuk mengetahui teknik transplantasi
karang sebagai upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup, khususnya
terumbu karang sebagai salah satu jenis satwa laut yang banyak
memberikan banyak manfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan umat
manusia salah satunya sebagai penyerap karbon.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah itu pembangunan berkelanjutan dan apa saja prinsip-prinsip dari
pembangunan berkelanjutan?
2. Bagaimana gambaran transplantasi karang oleh masyarakat pulau Badi di
Kabupaten Pangkep?
3. Apakah pengaruh transplantasi karang dapat menjaga kelestarian Ekositem
terumbu karang di pesisir pulau Badi Kab. Pangkep?
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan suatu pengetahuan kepada mahasiswa tentang agaimana
pengelolaan dan pemanfaata sumber daya laut di Indonesia
2. Bagi masyarakat, memberikan solusi dalam pelestarian ekosistem terumbu
karang berbasis sosial ekonomi masyarakat pesisir, guna pengembangan
pariwisata bahari yang berwawasan lingkungan hidup, dan memberikan
sumbangan teoritis dan praktis guna memacu kualitas SDM-maritim yang
berkualitas yang kompetitif dalam optimalisasi pemanfaatan sumber daya
alam Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber Daya Laut Dan Pemanfaatannya
Laut mempunyai berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan manusia
antara lain sebagai sumber mineral dan sumber daya nabati.
Sebagai Sumber Mineral
1) Garam untuk keperluan memasak.
2) Karbonat diambil dari sebangsa lumut (potash).
3) Fosfat berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung yang
makanannya ikan dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
4) Sumber minyak di lepas pantai dapat ditemukan di Laut Jawa,
Sumatera, Malaka, Laut Sulawesi, dan Laut Cina Selatan.
Sebagai Sumber Daya Nabati
1) Rumput laut yang dibudidayakan di wilayah lautan dangkal dapat
digunakan untuk bahan pembuat agar-agar.
2) Tumbuhan laut untuk makanan ikan, yaitu plankton, nekton,
phytoplankton, dan benthos.
B. Kebutuhan Riset, Dan Iptek Untuk Mendukung Dan Akselerasi
Pembangunan Kelautan
Untuk mendukung pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan maka
mutlak diperlukan IPTEK, yang harus pula didukung oleh riset yang
sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan kelautan sekarang ini antara lain
mencakup:
1. Capture Fisheries and Aquaculture
2. Marine Biotechnology
3. Non-Living Resources 7
4. Marine Transportation
5. Sea Territory
6. Small Island Development
Pengembangan riset dan pengembangan Iptek tersebut diharapkan
menjawab dan mengatasi masalah nasional dalam bidang;
1. Kecukupan Pangan
2. Kecukupan Obat dan Teknologi Kesehatan
3. Sumber Energi Alternatif
4. Transportasi
5. Teknologi Informasi dan Komunikasi
6. Teknologi Keamanan dan Pertahanan
Riset dibidang industri bioteknologi kelautan telah ditemukan beberapa
hal antara lain (Dahuri 2006):
1. Pembuatan obat tidur dan obat penenang dari kuda laut.
2. Pembuatan garam yang 99% murni untuk cairan infus.
3. Tempurung kura-kura untuk obat luka dan tetanus.
4. Hati ikan buntal untuk obat tetrodotoxin, guna memperbaiki saraf otak
yang rusak.
5. Chitosan dari kulit kepiting dan udang untuk obat anti kolesterol.
Disadari bahwa pemanfaatan sumberdaya kelautan sekarang ini lebih
banyak terkonsentrasi di wilayah pesisir dan perairan laut dangkal, maka
pengembangan Iptek dalam rangka pengembangan laut dalam sangat
dibutuhkan dalam rangka pemanfaatan berbagai sumberdaya kelautan di
perairan laut dalam.
Departemen kelautan dan perikanan Republik Indonesia (DKP) juga aktif
melakukan kegiatan riset dalam mendukung pemanfaatan sumberdaya
kelautan secara berkelanjutan. Perairan laut dalam adalah perairan laut yang
kedalamannya lebih dari 200 m. Di Indonesia perairan laut dalam umumnya
berada di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), perairan Kawasan Timur Indonesia
(KTI) dan wilayah laut perbatasan.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan laut dalam membutuhkan investasi
yang tinggi sehingga kita harus berhitung secara ekonomi, profit yang akan
dihasilkan. Teknologi MCS, teknologi industri rumput laut, teknologi
budidaya perikanan, radio satelit, wartel satelit, kios iptek, teknologi garam
rakyat, teknologi tambak ramah lingkungan. Dibidang perikanan tangkap iptek
sangat penting dalam menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan.
Pemanfaatan teknologi light fishning yang banyak beroperasi di wilayah laut
Indonesia mendorong diperlukannya riset yang menyangkut masalah
intensitas cahaya yang digunakan untuk menarik perhatian ikan-ikan yang
layak tangkap, dan intensitas optimum yang digunakan untuk menangkap
jenis-jenis ikan tertentu.Tingkat respon ikan terhadap stimulus cahaya yang
diberikan dalam proses penangkapan ikan di laut dengan light
fishing(Arimoto.2002). Kondisi dan isu perikanan tangkap saat ini antara lain;
Pemanfaatan IPTEK yang masih rendah
Taraf hidup rata-rata nelayan yang masih rendah
Kualitas dan kuantitas data serta informasi yang belum memadai
Kurangnya informasi dan data mengenai Daerah Penangkapan Ikan (DPI)
yang didasarkan pada studi dan kajian mendalam mengenai karakteristik
dan sifat fisik serta fenomena perairan lainnya
Operasi Penangkapan Ikan (OPI) yang tidak efektif, efisien dan selektif
yang dapat menyebabkan biaya tinggi dan masalah kelestarian ikan
Overfishing DPI tertentu dan masih ada DPI yang belum optimal
pemanfaatannya
Sumberdaya manusia/nelayan masih sedikit untuk memanfaatkan peran
IPTEK dalam OPI, pengelolaan dan pemantauan perikanan nusantara
Degradasi lingkungan:potasium,sianida dan pencemaran
Teknologi pengolahan yang masih rendah
Penghargaan dan penegakan hukum yang masih rendah dan kurang
memadai, pencurian ikan, dll.
Oleh sebab itu diperlukan suatu aksi tanggap melalui suatu trasformasi
dari perikanan tangkap tradisional menuju perikanan tangkap yang modern
berlandaskan IPTEK melalui (Wahyudi,2006) :
Peningkatan sistem pengelolaan (management), kebijakan, pemantauan