MAKALAH KGD SISTEM KARDIOVASKULER 04/12/2012 Nama Kelompok 2 : Abdurahim kamil Ade Kurniawan Aldes Sagita Lina Zuanisah Monica Veronica Nikmatul Maulia Rahayuningtyas Saputri Rezky Sya’bani Riska Islamoriza Safrina Harli Indraswari Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan 2010-2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH KGD SISTEM
KARDIOVASKULER
04/12/2012
Nama Kelompok 2 :
Abdurahim kamil
Ade Kurniawan
Aldes Sagita
Lina Zuanisah
Monica Veronica
Nikmatul Maulia
Rahayuningtyas Saputri
Rezky Sya’bani
Riska Islamoriza
Safrina Harli Indraswari
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Program Studi Ilmu Keperawatan
2010-2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai laporan dari hasil diskusi
kelompok dua. Makalah ini kami beri judul “Makalah KGD Sistem Kardivaskuler” sesuai
dengan tugas yang telah didiskusikan oleh kelompok yaitu mengenai kasus kegawatan dalam
sistem kardiovaskuler. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat.
Terima kasih kepada Tim pakar yaitu ibu Misparsih Sp. KMB M. Kep yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada kelompok, terima kasih kepada rekan satu kelompok
yang telah bekerjasama dalam proses pembelajaran, dan kepada semua pihak yang telah turut
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat menyadari adanya keterbatasan kami dalam menyusun makalah sebagai laporan
tutorial modul ini, maka dari itu dengan tangan yang terbuka kami akan menerima saran dan
kritik atas kekurangan dalam penyusunan makalah ini dari para pembaca dengan tujuan
memperbaiki kekeliruan sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan maupun kekurangan
dalam makalah.
Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi Mahasiswa UMJ pada umumnya dan
bagi mahasiswa PSIK Semester 7 pada khususnya.
Jakarta, Desember 2012
Penyusun
(Sekretaris)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. 2
Kode Etik Keperawatan Page 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………. 3
Bab I Pendahuluan
a) Latar Belakang………………………………………………………………. 5
b) Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 6
Bab II Tinjauan Teoritis
A. Konsep MCI (Infark Miokard Akut) ............................................................... 7
1. Definisi
2. Etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan
6. Asuhan keperawatan MCI
B. Konsep Cardiac Arrest ........................................................................................ 16
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda dan gejala
5. Pemeriksaan diagnosis
6. Penatalaksanaan
7. Asuhan keperawatan cardiac arrest
Kode Etik Keperawatan Page 3
C. Konsep Defibrilator .............................................................................................. 35
Bab III Pembahasan
a) Skenario …………………….…………………………………………….......... 6
b) Pengkajian primer sesuai kasus………………………………………….. 7
c) Diagnosa kepereawatan sesuai kasus………………………………….. 7
d) Intervensi keperawatan sesuai kasus …………………………………………... 9
Bab IV Penutup
Kesimpulan………………………………………………………………….. 34
Daftar Pustaka……………………………………………………………………... 36
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kode Etik Keperawatan Page 4
Kematian jantung mendadak (SCD) adalah kematian akibat kehilangan fungsi jantung.
Korban mungkin atau mungkin tidak memiliki didiagnosa penyakit jantung. Waktu dan cara
kematian yang tak terduga. Hal ini terjadi dalam beberapa menit setelah gejala muncul.
Alasan yang mendasari paling umum untuk pasien mati mendadak dari serangan jantung
adalah penyakit jantung koroner (buildups lemak dalam arteri yang memasok darah ke otot
jantung). Sehingga pembuluh darah sempit, otot jantung bisa berhenti karena kekurangan
suplai darah.
Dari 90 % korban dewasa sudden cardiac death (SCD), dua atau lebih dari korban
disebabkan karena arteri koroner utama menyempit oleh lemak. Sedangkan dua-pertiga dari
korban ditemukan bekas luka dari serangan jantung sebelumnya. Ketika kematian mendadak
terjadi pada orang dewasa muda, kelainan jantung lainnya merupakan penyebab yang lebih
mungkin. Adrenalin dilepaskan selama aktivitas fisik atau olahraga yang sering menjadi
pemicu munculnya SCD. Dalam kondisi tertentu, berbagai obat jantung dan obat lainnya,
serta penyalahgunaan obat terlarang dapat menyebabkan irama jantung abnormal yang juga
dapat menyebabkan kematian SDC.
Serangan tiba-tiba jantung (SCA) adalah suatu kondisi dimana jantung tiba-tiba dan tak
terduga berhenti berdetak. Ketika ini terjadi, darah berhenti mengalir ke otak dan organ vital
lainnya. SCA biasanya menyebabkan kematian jika tidak dirawat dalam beberapa menit.
SCA tidak sama dengan serangan jantung . Serangan jantung terjadi ketika darah
mengalir ke bagian dari otot jantung tersumbat. Selama serangan jantung, jantung biasanya
tidak tiba-tiba berhenti berdetak. SCA, bagaimanapun mungkin dapat terjadi setelah atau
selama pemulihan dari serangan jantung.
Penangkapan mendadak Jantung (SCA) adalah penyebab utama kematian di Amerika
Serikat, mengklaim sebuah 325.000 kematian setiap tahun. SCA membunuh 1.000 orang per
hari atau satu orang setiap dua menit. Dan paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit
jantung, terutama mereka yang telah gagal jantung kongestif.
Sebanyak 75 persen orang yang meninggal karena tanda-tanda menunjukkan SCA
serangan jantung sebelumnya. Delapan puluh persen memiliki tanda-tanda penyakit arteri
koroner.
Kode Etik Keperawatan Page 5
SCAs dicatat 10.460 (75,4 persen) dari seluruh 13.873 kematian penyakit jantung pada
orang berusia 35-44 tahun, dan proporsi penangkapan jantung yang terjadi out-of-rumah sakit
meningkat dengan usia, dari 5,8 persen pada orang usia 0-4 tahun 61,0 persen pada orang
usia lebih dari 85 years.
Orang yang memiliki penyakit jantung akan meningkatkan risiko untuk SCA. Namun,
kebanyakan SCA terjadi pada orang yang tampak sehat dan tidak memiliki penyakit jantung
atau faktor risiko lain untuk SCA. Seorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
jantung atau ada anggota keluarga yang pernah meninggal mendadak perlu mewaspadai
terjadinya cardiac arrest. Upaya pencegahan lain adalah dengan menjalankan gaya hidup
sehat dan rutin berolahraga.
2. Tujuan Penulisan
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapakan mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai kode etik dalam keperawatan, yaitu :
Konsep dasar MCI
Konsep dasar Cardiac Arrest
Konsep dasar defibrilator
Melakukan pengkajian primer sesuai kasus
Menentukan diagnosa prioritas sesuai kasus
Menentukan intervensi keperawatan sesuai kasus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. MCI (Infark Miokard Akut)
1) Definisi
Kode Etik Keperawatan Page 6
Infark miocard adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau
meputusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miocardium) mati
karena kekurangan oksigen.
Infark Miocard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan
aliran darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan
oleh aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan (Carpenito
L.J. , 2000)
2) Etiologi
Infark Miokard akut (AMI) terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung. Beberapa hal yang
menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya:
Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain:
1. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai
sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah
diantaranya: atherosclerosis (arteroma mengandung kolesterol), spasme (kontraksi
otot secara mendadak/ penyempitan saluran), dan arteritis (peradangan arteri).
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi dan biasanya dihubungkan dengan
beberapa hal antara lain : (i) mengkonsumsi obat-obatan tertentu, (ii) stress
emosional atau nyeri, (iii) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (iv) merokok.
2. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung ke seluruh
tubuh sampai lagi ke jantung. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada
sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis (penyempitan aorta dekat katup)
maupun insufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, maupun
trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardiak out put (COP)
3. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Hal-hal yang
menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain : anemia, hipoksemia,
dan polisitemia
Kode Etik Keperawatan Page 7
Curah jantung yang meningkat :
- Aktifitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertiroidism
Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada penderita penyakit jantung, meningkatnya kebutuhan oksigen tidak mampu
dikompensasi, diantaranya dengan meningkatnya denyut jantung untuk meningkatkan
COP. Oleh karena itu, segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya : aktivitas berlebih, emosi, makan
terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya infark karena
semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun
akibat dari pemompaan yang tidak efektive.
3) Tanda dan gejala :
a) Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak di bawah bagian
sternum dan perut atas.
b) Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar ke bahu dan biasanya ke lengan
kiri.
c) Nyeri muncul secara spontan dan menetap selama beberapa jam samapi beberapa
hari dan tidak akan hilang dngan istirahat maupun nitrogliserin.
d) Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing dan
kepala ringan, mual serta muntah
e) Keluhan yang khas adalah nyeri, seperti diremas-remas atau tertekan
f) Sering tampak ketakutan
g) Dapat ditemui bunyi jantung ke-2 yang pecah paradoksal, irama gallop
h) Takikardi, kulit yang pucat, dingin dan hipertensi ditemukan pada kasus yang
ralative lebih berat.
4) Patofisiologi Infark Miokard Akut
Proses terjadinya infark
Kode Etik Keperawatan Page 8
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2
ke bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia
iskhemik infark, kemudian serat oto menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah,
hemoglobin menjadi teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding
arteri menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Mekanisme nyeri pada AMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan
juga merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau
enzim proteolitik sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot
jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian
dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri
Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :
- Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga
menghasilkan frekuensi denyut jantunglebih dari normal (takikardi).
- Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
- Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulasi
cairan di saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf
rasa mual / muntah.
- Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium
kanan meningkat, dan akhirnya yekanan darah meningkat.
5) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik :
1. Tampilam umum (inspeksi) :
Pasien tampak pucat, berkeringat, dan gelisah akibat aktivitas simpatis
berlebih.
Pasien tampak sesak
Demam derajat sedang (< 38° C) bisa timbul setelah 12-24 jam pasca infark.
Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit dan banyak keringat dicurigai
kuat adanya stemi.
Kode Etik Keperawatan Page 9
2. Denyut Nadi dan Tekanan Darah (palpasi):
Sinus takikardi (100-120 x/menit)
Adanya sinus bradikardi atau blok jantung sebagai komplikasi dari infark
3. Pemeriksaan jantung (auskultasi):
Adanya bunyi jantung S4 dan S3 Gallop, Penurunan Intensitas Bunyi Jantung
Pertama Dan Split Paradoksikal Bunyi Jantung Kedua.
Dapat ditemukan Mur Mur Mid Sistoloik atau Late Sistolik Apikal bersifat
sementara.
Pemeriksaan diagnostik / Penunjang:
Menurut Dongoes :
EKG : menunjukkna peningkatan gelombang S – T, iskemia berarti ; penurunan atau
datarnya gelombang T, menunjukkan cedera, : dan atau adanya gelombang Q.
Enzim jantung dan iso enzim : CPK –MB (isoenzim yang ditemukan pada otot
jantung ) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12 – 24 jam, kembali normal
dalam 36-48 jam : LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam,
dan memakan waktu lama untuk kembali normal. AST ( aspartat
amonitransfarase )meningkat (kurang nyata / khusus) terjadi dalam 6-12 jam,
memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari.
Elektrolit : ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat
mempengaruhi kontraktilitas.
Sel darah putih : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah
IM sehubungan dengan proses inflamasi.
Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua-ketiga setelah IM, menjukan
iflamasi.
Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfusi organ akut / kronis
GDA/oksimetri nadi : dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut
atau kronis.
Kolesteron atau trigelisarida serum : meningkat, menunjukkan arteriosklerosis
sebagai penyebab IM.
Kode Etik Keperawatan Page 10
Foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
Ekokardiogram : mungkin dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan
katup/dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi kutub
Pemeriksaan pencitraan nuklir :
- Thalium : mengevaluasi aliran darah miokardia dan status miokardia, contoh
lokasi / luasnya IM akut atau sebelumnya.
- Technium : terkumpul dalam sel iskemi disekitar area nekrostik.
Pencitraan darah jantung / MUGA : mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan
umum, gerakan dinding regional, fraksi ejeksi (aliran darah).
Angiografi koroner : menggambarkan penyempitan / sumbatan arteri koroner dan
biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji
fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
Digital substraction angiography (DSA) : teknik yang digunakan untuk
menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri
perifer.
Nuclear magnetic esomance (NMR) : memungkinkan visualisasi aliran darah ,
serambi jantung atau katup ventrikel, lesi ventrikel, pembentukan plak, area
nekrosis / infark, dan bekuan darah.
Tes stress olahraga : menentukan respons kardiovaskuler terhadap aktifitas.
6) Komplikasi :
Oedema paru akut adalah timbunan cairan abnormal dalam paru,baik di rongga
interstisial maupun dalam alveoli. Oedema paru merupakan tanda adanya kongesti
paru tingkat lanjut, dimana cairan mengalami kebocoran melalui dinding kapiler,
merembes ke luar dan menimbulkan dispnu yang sangat berat. Oedema terutama
paling sering ditimbulkan oleh kerusakan otot jantung akibat MI acut. Perkembangan
oedema paru menunjukan bahwa fungsi jantung sudah sangat tidak adekuat.
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat.
Kode Etik Keperawatan Page 11
Syok kardiogenik adalah terjadi ketika jantung tidak mampu mempertahankan kadiak
output yang cukup untuk perfusi jaringan. Hal ini biasanya muncul setelah adanya
penyakit infark miokardial.
Efusi prekardial adalah mengacu pada masuknya cairan ke dalam kantung
pericardium.
Rupture miokard adalah sangat jarang terjadi tetapi, dapat terjadi bila terdapat infark
miokardium, proses infeksi, penyakit infeksi, penyakit pericardium atau disfungsi
miokardium lain yang membuat otot jantung menjadi lemah.
Henti jantung adalah bila jantung tiba-tiba berhenti berdenyut, akibatnya terjadi
penghentian sirkulasi yang efektif.
7) Theraphy/ tindakan penanganan :
Tujuan dari theraphy/tindakan penanganan pada infrak miokard adalah menghentikan
perkembangan serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan
kesempatan untuk penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut dan
memperkecil kerusakan jantung sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya
komplikasi.
Memberikan oksigen karena persediaan oksigen yang melimpah untuk jaringan,
dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L/menit apabila
pasien tidak mengalami penyakit paru sedangkan diberikan 2 L/menit untuk pasien
dengan penyakit paru.
Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan dapat terjadi
dalam jam-jam pertama pasca serangan.
Pasien dalam kondisi bedrest dapat menurunkan kerja jantung sehingga mencegah
kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung berarti memberikan
kesempatan pada sel-selnya untuk memulihkan diri.
Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberian obat-obatan dan nutrisi yang
diperlukan dengan komposisi Nacl 0,9 % atau Dextrosa 5%
Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya mendapatkan
aspirin untuk mencegah pembekuan darah. Sedangkan bagi pasien yang alergi