Top Banner
MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF “ Asuhan Keperawatan Pada An.F Dengan Leukimia Limfoblastik Akut Di RS Kanker Dharmais” KELOMPOK 6 Anggota Kelompok : Nursyifa Suaebah Muhammad Saepulloh Mokhammad Aulia Rizki Ponsiana Dasmasella Pratiwi Joana
52

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Jan 25, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF

“ Asuhan Keperawatan Pada An.F Dengan Leukimia Limfoblastik Akut Di RS Kanker

Dharmais”

KELOMPOK 6

Anggota Kelompok : Nursyifa Suaebah Muhammad Saepulloh Mokhammad Aulia Rizki Ponsiana Dasmasella Pratiwi Joana

Page 2: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

POLTEKKES KEMENKES BANDUNGPRODI KEPERAWATAN BOGOR

2

Page 3: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

i

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya penyusun masih diberi kesehatan sehingga

makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An.F

Dengan Leukimia Limfoblastik Akut” ini disusun untuk memenuhi

tugas mahasiswa dalam memenuhi tugas praktek gawat

komprehensif di RS Kanker Dharmais.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan

makalah ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan

semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat serta

pembaca.

Jakarta,

Juni 2014

Penyusun

Page 4: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

ii

.

Page 5: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

iii

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR...........................................iDAFTAR ISI..............................................iiBAB I....................................................1PENDAHULUAN..............................................1A. Latar Belakang....................................1B. Rumusan Masalah...................................2C. Tujuan............................................2

1............................................Tujuan Umum2

2.........................................Tujuan Khusus2

BAB II...................................................3PEMBAHASAN...............................................3A. Konsep Dasar Penyakit Leukimia Limfoblastik Akut. .3

1...............................................Definisi3

2.....................................Anatomi Fisiologi4

3...........................................Klasifikasi5

4...............................................Etiologi6

5....................................Manifestasi Klinis7

6...........................................Patogenesis9

7...............................Pemeriksaan Diagnostik9

8...........................Penatalaksanaan dan Terapi11

9............................................Pengobatan15

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Leukimia Limfoblastik Akut.....................................16

1............................................Pengkajian16

2.................................Diagnosa Keperawatan17

3...................................Rencana Keperawatan18

Page 6: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

iv

BAB III.................................................24ASKEP PADA AN.F DENGAN LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.......24A. Pengkajian.......................................24

1.............................................Identitas24

Page 7: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

BAB I

PENDAHULUANA.Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk

dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

diseases atau NCD). NCD merupakan penyebab kematian

terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun 2008,

63% (36 juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama oleh

karena penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian), kanker

(7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta

kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian). Sekitar

seperempat dari jumlah kematian akibat NCD di dunia

terjadi pada usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat

NCD lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah seluruh

kematian karena penyebab lainnya. Berbeda dengan pendapat

secara umum, 80% kematian akibat NCD justru terdapat di

negara-negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD

merupakan penyebab kematian tertinggi di sebagian besar

negara-negara di Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2010).

Berdasarkan data distribusi kanker pada anak yang

disesuaikan dengan tahapan terakhir di RSKD DHARMAIS

dalam rentang tahun 2009-2013 menyatakan bahwa penyakit

kanker pada anak semakin meningkat setiap tahunnya, pada

tahun 2009 berjumlah 35.40% kemudian mencapai puncaknya

pada tahun 2012 sebesar 43.00% dan turun kembali pada

1

Page 8: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

tahun 2013 menjadi 38.00%( Departemen Kesehatan Anak ,

Registrasi Kanker Anak RSKD DHARMAIS, 2014) .

Pada tahun 2013 di RSKD DHARMAIS didapatkan jenis

kanker terbanyak pada anak adalah Leukemia berjumlah 55

kasus, diikuti oleh Lymphoma berjumlah 15 kasus,

osteosarkoma berjumlah 9 kasus, Rhabdomyosarcoma

berjumlah 9 kasus, Neuroblastoma berjumlah 8 kasus,

Retinoblastoma berjumlah 8 kasus, Brain tumor berjumlah 5

kasus dan KNF berjumlah 4 kasus (Departemen Kesehatan

Anak , Registrasi Kanker Anak RSKD DHARMAIS, 2014).

Leukemia adalah proliferasi 1 jenis atau lebih sel

hematopoetik secara berlebihan, ganas, sering disertai

kelainan bentuk leukosit abnormal dan dapat disertai

anemia, trombositopenia dan berakhir dengan kematian

(Riadi Wirawan, 2002).

Faktor predisposisi leukemia belum dapat

diidentifikasi secara pasti, tetapi terdapat beberapa

faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi yaitu

genetik, sinar radioaktif dan infeksi virus.

Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi menjadi

leukemia akut dan kronik.Leukemia akut dapat dibagi

menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

dan Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) sedangkan leukemia

kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfositik

Kronik (LLK) dan Leukemia Mielositik Kronik (LMK)

(Yohannes N Pasaribu & Muchtaruddin Mansyur, 2001).

Leukemia akut merupakan jenis leukemia yang sering

ditemukan yaitu sekitar 2-3 kasus per 100.000 orang

2

Page 9: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

dengan angka kematian sebesar 4%. Leukemia limfoblastik

akut merupakan jenis leukemia yang paling sering

didapatkan pada anak usia 1-5 tahun dan terbanyak pada

anak usia 3-4 tahun (80%) sedangkan pada dewasa hanya

20%. Insidensi leukemia limfoblastik akut juga

berhubungan dengan jenis kelamin dan ras. Kasus LLA pada

laki-laki ditemukan lebih banyak daripada wanita dan

lebih banyak ditemukan pada orang kulit putih daripada

orang kulit hitam (Riadi Wirawan, 2002).

B.Rumusan Masalah1. Seperti apa Konsep Dasar penyakit pada Leukimia

Limfoblastik Akut?

2. Seperti apa Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan

Leukimia Limfoblastik Akut ?

C.Tujuan

1.Tujuan Umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien

Leukimia Limfoblastik Akut pada anak

2.Tujuan Khususa. Dapat melakukan pengkajian secara langsung

terhadap perawatan pasien Leukimia Limfoblastik

Akut pada anak.

b. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan

mampu mengevaluasi tindakan yang telah

dilakukan pada perawatan pasien Leukimia

Limfoblastik Akut pada anak.3

Page 10: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit Leukimia

Limfoblastik Akut1. Definisi

Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel

induk sistem hematopoietik yang mengakibatkan ploriferasi

sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel

darah merah namun sangat jarang. (Gale, 2000 : 186).

Sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok

sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel

leukemia beredar secara sistemik dan mempengaruhi

produksi dari sel-sel darah normal lainnya. (Bakta,I

Made, 2007 :120).

Leukemia limfoblastik akut (ALL) adalah penyakit

yang berkaitan dengan sel jaringan tubuh yang

tumbuhnya  melebihi dan berubah menjadi ganas tidak

normal serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda

yang serharusnya membentuk limfosit berubah menjadi

ganas.

LLA merupakan kanker yang paling banyak dijumpai

pada anak, yaitu 25-30 % dari seluruh jenis kanker  pada

anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan antara usia 3-6

tahun, dan laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah tubuh lemah dan

sesak nafas akibat anemia, infeksi dan demam akibat

Page 11: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Kekurangan sel darah putih normal, serta pendarahan

akibat kurangnya trombosit. (Rulina, 2003).ALL merupakan

penyakit yang paling umum pada anak (25% dari seluruh

kanker yang terjadi).  Di Amerika Serikat, kira-kira 2400

anak dan remajamenderita ALL setiap tahun. Insiden ALL

terjadi jauh lebih tinggi pada anak-anak kulit putih

daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis

kelamin, dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-

laki kurang dari 15 tahun. Insiden kejadian 3,5 per

100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun.Puncak insiden

pada umur 2-5 tahun dan menurun pada dewasa (Moh.

Supriatna.2002.)

2. Anatomi Fisiologia. Proses Pembentukan Sel Darah (Hematopoiesis)

Darah terdiri atas komponen sel dan plasma. Komponen

sel terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah

putih (leukosit: basofil, eosinofil, neutrofil batang,

neutrofil segmen, limfosit, monosit), dan trombosit

(keping darah/platelet). Komponen sel dalam darah

dibentuk dalam suatu proses yang dinamakan hematopoiesis.

Hematopoiesis terjadi sejak masa embrional.

Hematopoiesis menurut waktu terjadinya terbagi atas

hematopoiesis prenatal dan hematopoiesis postnatal.

Hematopoiesis prenatal terjadi selama dalam kandungan.

5

Page 12: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Hematopoiesis prenatal terdiri atas 3 fase: mesoblastik,

hepatik, dan mieloid. Fase mesoblastik dimulai sejak usia

mudigah 14 hari sampai minggu kesepuluh, berlangsung

di yolk sac (saccus vitelinus). Sedangkan fase hepatik berlangsung

mulai minggu keenam sampai kelahiran, berlangsung di

mesenkim hepar, dan mulai terjadi differensiasi sel. Fase

mieloid berlangsung dalam sumsum tulang pada usia mudigah

12-17 minggu, ini menandakan sudah berfungsinya sumsum

tulang untuk menghasilkan sel darah.

Organ yang berperan dalam proses hematopoiesis

adalah sumsum tulang dan organ retikuloendotelial (hati

dan spleen).  Jika terdapat kelainan pada sumsum tulang,

hematopoiesis terjadi di hati dan spleen. Ini disebut

hematopoiesis ekstra medular. Sumsum tulang yang berperan

dalam pembentukan sel darah adalah sumsum tulang merah,

sedangkan sumsum kuning hanya terisi lemak. Pada anak

kurang dari 3 tahun, semua sumsum tulang dari sumsum

tulang berperan sebagai pembentuk sel darah. Sedangkan

saat dewasa, sumsum merah hanya mencakup tulang vertebra,

iga, sternum, tengkorak, sakrum, pelvis, ujung proksimal

femur dan ujung proksimal humerus.

Dalam setiap pembentukan sel darah, terjadi 3 proses

yaitu: proliferasi, diferensiasi dan maturasi. Sedangkan

komponen yang terdapat dalam proses pembentukan sel darah

mencakup: stem sel, sel progenitor, dan sel prekursor.

Seluruh komponen sel darah berasal dari hematopoietic

stem cells (HSC). HSC bersigat multipoten karena dapat

berdiferensiasi dan kemudian terbagi menjadi beberapa

6

Page 13: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

proses terpisah yang mencakup: eritropoiesis,

mielopoiesis (granulosit dan monosit), dan trombopoiesis

(trombosit).

Proses hematopoiesis terjadi atas regulasi dari

hematopoietic growth factor. Hematopoietic growth factor

ini memiliki peran dalam proses proliferasi,

diferensiasi, supresi apoptosis, maturasi, aktivasi

fungsi saat terjadi hematopoiesis.

Sel darah yang dalam proses pematangan memiliki

karakteristik umum yang sama, yaitu:

1) Ukuran: semakin matang, ukurannya semakin kecil

2) Rasio inti:sitoplasma. Semakin matang, rasionya

semakin menurun. Hal ini menandakan bahwa inti

sel semakin mengecil saat sel darah semakin

matang.

3) Karakteristik inti: a) semakin matang maka

ukuran inti semakin kecil, b) kromatin muda

halus, lalu kasar, lalu lebih padat saat menuju

ke arah matang, c) anak inti tidak terlihat saat

sel darah matang

4) Sitoplasma pada sel muda biru tua, tanpa

granul.

7

Page 14: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

3. Klasifikasia. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak

berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit,

granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua

kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai

bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang

paling sering terjadi.

b. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem

mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk

akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMKjarang

menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip

dengan gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan,

pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,

peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar

biasa, limpa membesar.

8

Page 15: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

c. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast.

Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak

dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah

usia 15 LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur

berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,

sehingga mengganggu perkembangan sel normal..

d. Leukemia Limfositik Kronis (LLC)

LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia

50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak

menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan

fisik atau penanganan penyakit lain.

4. Etiologia. Faktor Predisposisi

1) Penyakit Defisiensi

Penyakit Defisiensi imun tertentu, misalnya

agannaglobulinemia; kelainan kromosom, misalnya sindrom

Down (risikonya 20 kali lipat populasi umumnya); sindrom

Bloom.

2) Virus

Virus sebagai penyebab sampai sekarang masih terus

diteliti. Sel leukemia mempunyai enzim trankriptase

(suatu enzim yang diperkirakan berasal dari virus).

Limfoma Burkitt, yang diduga disebabkan oleh virus EB,

dapat berakhir dengan leukemia.

3) Radiasi ionisasi

9

Page 16: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Terdapat bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi

pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko pada

janinnya. Baik dilingkungan kerja, maupun pengobatan

kanker sebelumnya. Terpapar zat-zat kimiawi seperti

benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen

anti neoplastik.

4) Herediter

Faktor herediter lebih sering pada saudara sekandung

terutama pada kembar monozigot.

5) Obat-obatan

Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti

diethylstilbestrol

b. Faktor Lain

1) Faktor eksogen seperti sinar X, sinar

radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen,

preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).

2) Faktor endogen seperti ras

3) Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom,

herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia

pada kakak-adik atau kembar satu telur).

5. Manifestasi KlinisGejala klinik leukemia akut sangat bervariasi,

tetapi pada umumnya timbul cepat, dalam beberapa hari

sampai minggu. Gejala leukemia akut dapat digolongkan

menjadi tiga yaitu;

a.Gejala kegagalan sumsum tulang:

1) Anemia

10

Page 17: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Anemia menimbulkan gejala pucat dan

lemah. Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang

akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah

merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi

hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah

kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat,

mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

2) Netropenia

Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai demam,

malaise, infeksi rongga mulut, tenggorokan, kulit,

saluran napas, dan sepsis sampai syok septic.

3) Trombositopenia

Trombositopenia menimbulkan easy bruising, memar,

purpura perdarahan kulit, perdarahan mukosa, seperti

perdarahan gusi dan epistaksis. Tanda-tanda perdarahan

dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa

seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah

kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat

terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar

trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara

spontan.

b. Keadaan hiperkatabolik yang ditandai oleh:

1) Kaheksia

2)  Keringat malam

3) Hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan

gagal ginjal

c. Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan

organomegali dan gejala lain seperti:

11

Page 18: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

1) Nyeri tulang dan nyeri sternum

2) Limfadenopati superficial

3) Splenomegali atau hepatomegali biasanya ringan

4) Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit

5) Sindrom meningeal: sakit kepala, mual muntah,

mata kabur, kaku kuduk.

6) Ulserasi rectum, kelainan kulit.

7) Manifestasi ilfiltrasi organ lain yang kadang-

kadang terjadi termasuk pembengkakan testis pada

ALL atau tanda penekanan mediastinum (khusus

pada Thy-ALL atau pada penyakit limfoma T-

limfoblastik yang mempunyai hubungan dekat)

d. Gejala lain yang dijumpai adalah:

1) Leukostasis

Leukostasis terjadi jika leukosit melebihi

50.000/µL. penderita dengan leukositosis serebral

ditandai oleh sakit kepala, confusion, dan gangguan

visual. Leukostasis pulmoner ditandai oleh sesak napas,

takhipnea, ronchi, dan adanya infiltrasi pada foto

rontgen.

2) Koagulapati

Koagulapati dapat berupa DIC atau fibrinolisis

primer. DIC lebih sering dijumpai pada leukemia

promielositik akut (M3). DIC timbul pada saat pemberian

kemoterapi yaitu pada fase regimen induksi remisi.

3) Hiperurikemia

Hiperurikemia yang dapat bermanifestasi sebagai

arthritis gout dan batu ginjal.

12

Page 19: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

4) Sindrom lisis tumor

Sindrom lisis tumor dapat dijumpai sebelum terapi,

terutama pada ALL. Tetapi sindrom lisis tumor lebih

sering dijumpai akibat kemoterapi. (Bakta,I Made,

2007 :126-127).

6. PatogenesisPada pasien LLA terjadi proliferasi patologis sel-

sel limfoid muda di sumsum tulang. Ia akan mendesak

sistem hemopoietik normal lainnya, seperti eritropoietik,

trombopoietik dan granulopoietik, sehingga sumsum tulang

didominasi sel blast dan sel-sel leukemia hingga mereka

menyebar (berinfiltrasi) sampai ke darah tepi dan organ

tubuh lainnya.

Kelainan sitogenetik yang sering ditemukan, adalah:

t(9;22)/ translokasi kromosom 9 dan 22/ fusi gen BCR-ABL/

kromosom philadelphia (CML); atau t(4;11)/ translokasi

kromosom 4 dan 11/ ALL1-AF4. Jika terjadi translokasi

semacam ini maka ia akan mengaktifkan jalur proliferasi

dan pertumbuhan sel secara abnormal sehingga terjadi

leukemia. Kelainan yang lain bisa pada karyotipe

hipdiploid dan t(10;14), atau karena hilangnya atau

inaktifnya gen supresor tumor seperti p16 dan p15, Rb dan

p53.

13

Page 20: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

7. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hitung darah lengkap (Complete Blood Count) dan

Apus Darah Tepi

a) Jumlah leukosit dapat normal, meningkat,

atau rendah pada saat diagnosis. Jumlah

leukosit biasanya berbanding langsung dengan

jumlah blas. Jumlah leukosit neutrofil

seringkali rendah

b) Hiperleukositosis (> 100.000/mm3) terjadi

pada kira-kira 15% pasien dan dapat melebih

200.000/mm3.

c) Pada umumnya terjadi anemia dan

trombositopenia

14

Page 21: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

d) Proporsi sel blast pada hitung leukosit

bervariasi dari 0-100%

e) Hitung trombosit kurang dari 25.000/mm3

f) Kadar hemoglobin rendah

2) Aspirasi dan Biopsi sumsum tulang

Apus sumsum tulang tampak hiperselular dengan

limpoblast yang sangat banyak lebih dari 90% sel berinti

pada ALL dewasa. Jika sumsum tulang seluruhnya digantikan

oleh sel-sel leukemia, maka aspirasi sumsum tulang dapat

tidak berhasil, sehingga touch imprintdari jaringan

biopsy penting untuk evaluasi gambaran sitologi.

Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan

gambaran monoton, yaitu hanya terdiri dari sel

limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak

(aplasia sekunder).

3) Sitokimia

Pada ALL, pewarnaan Sudan Black dan mieloperoksidase

akan memberikan hasil yang negative. Mieloperoksidase

adalah enzim sitoplasmik yang ditemukan pada granula

primer dari precursor granulositik yang dapat dideteksi

pada sel blast AML.

Sitokimia berguna untuk membedakan precursor B dan

B-ALL dari T-ALL. Pewarnaan fosfatase asam akan positif

pada limfosit T yang gans, sedangkan sel B dapat

memberikan hasil yang positif pada pewarnaan periodic acid

Schiff (PAS). TdT yang diekspresikan oleh limpoblast dapat

dideteksi dengan pewarnaan imunoperoksidase atau flow cytometry

15

Page 22: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

4) Imunofenotif (dengan sitometri arus/ Flow

cytometry)

Reagen yang dipakai untuk diagnosis dan identifikasi

subtype imunologi adalah antibody terhadap:

a) Untuk sel precursor B: CD 10 (common ALL

antigen), CD19,CD79A,CD22, cytoplasnic m-heavy

chain, dan TdT

b) Untuk sel T: CD1a,CD2,CD3,CD4,CD5 ,CD7,CD8

dan TdT

c) Untuk sel B: kappa atau lambda CD19,CD20,

dan CD22

5) Sitogenetik

Analisi sitogenetik sangat berguna karena beberapa

kelainan sitogenetik berhubungan dengan subtype ALL

tertentu, dan dapat memberikan informasi prognostik.

Translokasi t(8;14), t(2;8), dan t (8;22) hanya ditemukan

pada ALL sel B, dan kelainan kromosom ini menyebabkan

disregulasi dan ekspresi yang berlebihan dari gen c-myc

pada kromosom 8.

6) Biopsi limpa

pemeriksaan ini memeperlihatkan poriferasi sel

leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa yang

terdesak, seperti limposit normal, RES, granulosit,

dan pulp cell.

8. Penatalaksanaan dan Terapia. Transfusi darah

16

Page 23: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%.

pada trombositopenia yang berat dan perdarahan massif,

dapat diberikan transfuse trombosit dan bila terdapat

tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.

b. Kortikosteroid

(prednisone,kortison,deksametason)

Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi

sedikit dan akhirnya dihentikan.

c. Sitostatika

Selain sitostatika yang  lama (6-merkatopurin atau

6-mp, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula

yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (Oncovin),

rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat

lainnya. umumnya sitostatiska diberikan dalam kombinasi

bersama-sama dengan prednisone. Pada pemberian obat-

obatan ini sering terdapat akibat samping berupa

alopecia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder atau

kandidiasis. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/

mm3 pemberiannya harus hati-hati.

d. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien

dirawat dikamar yang suci hama)

e. Imunoterapi

Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang terbaru.

Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup

rendah (105-106), imunoterapi mulai diberikan (mengenai

cara pengobatan yang terbaru, masih dalam pengembangan).

17

Page 24: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Cara pengobatan berbeda-beda pada setiap klinik

bergantung dari pengalaman, tetapi prinsipnya sama yaitu

dengan pola dasar:

1) Induksi

Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan

berbagai obat tersebut sampai sel blas dalam

sumsum tulang kurang dari 5%.

2) Konsolidasi

Bertujuan agar sel yang tersisa tidak cepat

memperbanyak diri lagi.

3) Rumat

Untuk mempertahankan masa remisi, agar lebih

lama. Biasanya dengan memberikan sitostatika

setengah dosis biasa.

4) Reinduksi

Dimaksudkan untuk mencegah relaps. Biasanya

dilakukan setiap 3-6 bulan dengan pemebrian

obat-obat seperti pada induksi selama 10-14

hari.

5) Mencegah terjadinya leukemia pada susunan saraf

pusat.

Diberikan MTX secara intratekal dan radiasi

cranial.

6) Pengobatan immunologic

Pola ini dimaksudkan menghilangkan sel leukemia

yang ada didalam tubuh agar pasien dapat

sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya

dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

18

Page 25: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Pungsi sumsum tulang diulang secara rutin

setelah induksi pengobatan (setelah 6 minggu).

f. Terapi

Terapi untuk leukemia akut dapat digolongkan menjadi

dua yaitu:

1) Terapi spesifik : dalam bentuk kemoterapi

a) Induksi Remisi

  Banyak obat yang dapat membuat remisi pada

leukemia limfositik akut. Pada waktu remisi, penderita

bebas dari symptom, darah tepi dan sumsum tulang normal

secara sitologis, dan pembesaran organ menghilang. Remisi

dapat diinduksi dengan obat-obatan yang efeknya hebat

tetapi terbatas. Remisi dapat dipertahankan dengan

memberikan obat lain yang mempunyai kapasitas untuk tetap

mempertahankan penderita bebas dari penyakit ini.

Berupa kemoterapi intensif untuk mencapai remisi,

yaitu suatu keadaan di mana gejala klinis menghilang,

disertai blast sumsum tulang kurang dari 5%. Dengan

pemeriksaan morfolik tidak dapat dijumpai sel leukemia

dalam sumsum tulang dan darah tepi. (Bakta,I Made, 2007 :

131-133)

Biasanya 3 obat atau lebih diberikan pada pemberian

secara berurutan yang tergantung pada regimen atau

protocol yang berlaku. Beberapa rencana induksi meliputi:

prednisone, vinkristin (Oncovin),daunorubisin

(Daunomycin), dan L-asparaginase (Elspar). Obat-obatan

lain yang mungkin dimasukan pada pengobatan awal adalah

6-merkaptopurin (Purinethol) dan Metotreksat (Mexate).

19

Page 26: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Allopurinol diberikan secara oral dalam dengan gabungan

kemoterapi untuk mencegah hiperurisemia dan potensial

adanya kerusakan ginjal. Setelah 4 minggu pengobatan, 85-

90% anak-anak dan lebih dari 50% orang dewasa dengan ALL

dalam remisi komplit. Teniposude (VM-26) dan sitosin

arabinosid (Ara-C) mungkin di gunakan untuk menginduksi

remisi juka regimen awal gagal. (Gale, 2000 : 185)

Obat yang dipakai terdiri atas:

- Vincristine (VCR)              1.5 mg/m2/minggu, i.v

- Predison (Pred)                 6 mg/m2/hari, oral

- L Asparaginase (L asp)10.000 U/m2

- Daunorubicin                    25 mg/m2/minggu-4

minggu

Regimen yang dipakai untuk ALL dengan

risiko standar terdiri atas:

- Pred + VCR

- Pred + VCR + L asp

Regimen untuk ALL denga risiko tinggi atau

ALL pada orang dewasa antara lain:

- Pred + VCR + DNR dengan atau tanap L asp

- Kelompok G!MEMA dari Italia memberikan

DNR+VCR+Pred+L asp dengan atau tanpa

siklofosfamid.

b) Fase postremisi

Suatu fase pengobatan untuk mempertahankan remisi

selama mungkin yang pada akhirnya akan menuju kesembuhan.

Hal ini dicapai dengan:

20

Page 27: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Kemoterapi lanjutan, terdiri atas:

- Terapi konsolidasi

- Terapi pemeliharaan (maintenance)

- Late intensification

Transplantasi sumsum tulang: merupakan

terapi konsolidasi yang memberikan

penyembuhan permanen pada sebagaian

penderita, terutama penderita yang berusia

di bawah 40 tahun.

Terapi postremisi

- Terapi untuk sanctuary phase (membasmi sel

leukemia yang bersembunyi dalam SSp

dan testis) Triple IT yang terdiri

atas: intrathecal methotrexate (MTX), Ara C

(cytosine arabinosid), dan dexamenthason

- Terapi iontensifikasi/konsolidasi:

pemberian regimen noncrossresistant

terhadap regimen induksi remisi.

- Terapi pemeliharaan (maintenance):

umumnya dipakai 6 mercaptopurine(6 MP)

peroral dan MTX tiap minggu. Di berikan

selama 2-3 tahun denga diselingi terapi

konsolidasi atau intesifikasi.

2) Terapi suportif

 Terapi ini bertujuan untuk mengatasi kegagalan

sumsum tulang, baik karena proses leukemia sendiri atau

sebagai akibat terap.

21

Page 28: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Terapi suportif pada penderita leukemia tidak kalah

pentingnya dengan terapi spesifik karena akan menentukan

angka keberhasilan terapi. Kemoterapi intensif harus

ditunjang oleh terapi suportif yang intensif pula, kalu

tidak maka penderita dapat meninggal karena efek samping

obat, suatu kematian iatrogenic. Terapi suportif

berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh penyakit leukemia itu sendiri dan juga untuk

mengatasi efek samping obat. Terapi suportif yang

diberikan adalah;

a) Terapi untuk mengatasi anemia

Transfusi PRC untuk mempertahankan hemoglobin

sekitar 9-10 g/dl. Untuk calon transplantasi sumsum

tulang, transfusi darah sebaiknya dihindari.

b) Terapi untuk mengatasi infeksi

sama seperti kasus anemia aplastik terdiri

atas:

Antibiotika adekuat

Transfusi konsentrat granulosit

Perawatan khusus (isolasi)

Hemopoitic growth factor (G-CSF atau GM-CSF)

c) Terapi untuk mengatasi perdarahan terdiri

atas:

Transfuse konsentrat trombosit untuk

mempertahankan trombosit minimal 10 x

106/ml, idealnya diatas 20 x 106/ml

Pada M3 diberikan Heparin untuk mengatasi

DIC

22

Page 29: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

d) Terapi untuk mengatasi hal-hal lain yaitu:

Pengelolaan leukostasis : dilakukan dengan

hidrasi intravenous dan leukapheresis.

Segera lakukan induksi remisi untuk

menurunkan jumlah leukosit

Pengelolaan sindrom lisis tumor: dengan

hidrasi yang cukup, pemberiaan alopurinol

dan alkalinisasi urin.

3) Hasil pengobatan

Hasil pengobatan tergantung pada berikut ini:

a) Tipe leukemia : pada umumnya ALL mempunyai

prognosis lebih baik dibandingkan dengan AML

b) Karakteristik faktor prognostik dari

penderita

c) Jenis regimen obat yang diberikan

7. Pengobatana. Pengobatan khusus dan harus dilakukan di rumah

sakit. Berbagai regimen pengobatannya bervariasi,

karena banyak percobaan pengobatan yang masih

terus berlangsung untuk menentukan pengobatan yang

optimum.

b. Obat-obatan kombinasi lebih baik daripada

pengobatan tunggal.

c. Jika dimungkinkan, maka pengobatan harus

diusahakan dengan berobat jalan.

d. Daya tahan tubuh penderita menurun karena sel

leukemianya, demikian pula karena obat-obatan, dan

23

Page 30: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

karena itu infeksi oleh organisme tertentu dapat

menjadi masalah, misalnya septicemia. Organisme

yang sering ditemukan adalah

stafilokokus, pneumocystis carinii, jamur dan

sitomegalovirus.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Leukimia

Limfoblastik Akut

1. Pengkajiana. Data biografi pasien

Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita

dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya

pada orang dewasa.

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah,

lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia,

muntah, sesak, nafas cepat.

2) Riwayat penyakit

Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji

adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak,

nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu

demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda

trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan

membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra

medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali,

splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji

24

Page 31: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi

disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter

misal kembar monozigot.

4) Riwayat kebiasaan sehari-hari

Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.

5) Riwayat psikososial

a) Psikologi

Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan

cemas terhadap penyakit yang diderita. Klien sangat

membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.

b) Sosial Ekonomi

Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga

maupun dengan tetangga disekitar rumahnya dengan adanya

keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup

dalam keadaan ekonomi yang sederhana.

c. Data penunjang

Data laboratorium pada klien dengan leukemia : Anemi normokrom normositer Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3) Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14,

kadang-kadang pada kromosom 6, 11 Hb  : 7,3  mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL). Trombosit : 100.000 (150.000-400.000/mm3)

SDP : 60.000/cm (50.000) PT/PTT : memanjang

25

Page 32: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Copper serum : meningkat Zink serum : menurun

d. Penatalaksanaan

Terapi dan obat yang diberikan pada klien dengan

leukemia :

Transfusi bila perlu

Klorambusil

2. Diagnosa Keperawatana. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya

sistem pertahanan tubuh

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan akibat anemia

c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang

berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

berhubungan dengan mual dan muntah

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis

yang berhubungan dengan efek samping agen

kemoterapi

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual

dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau

stomatitis

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis

dari leukemia

h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

pemberian agens kemoterapi, radioterapi,

imobilitas.26

Page 33: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan

alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan

mempunyai anak yang menderita leukemia (Simon,

2003).

3. Rencana Keperawatana. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya

sistem pertahanan tubuh

1) Tujuan : pasien bebas dari infeksi

2) Kriteria hasil :

Normotermia

Hasil kultur negative

Peningkatan penyembuhan

3) Intervensi

Pantau suhu dengan teliti (TTV)

Tempatkan klien dalam ruangan khusus

 Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit

untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan

baik

Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua

prosedur invasive

Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat

munculnya infeksi seperti tempat penusukan

jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut

dengan baik

Berikan periode istirahat tanpa gangguan

27

Page 34: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Berikan antibiotik sesuai ketentuan

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan akibat anemia

1) Tujuan : terjadi peningkatan toleransi

aktifitas

2) Kriteria hasil :

Klien tidak pusing

Klien tidak lemah

HB 12 gr/%

Leukosit normal

Tidak anemis

3) Intervensi :

Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan

ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala

aktifitas sehari-hari

Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat

tanpa gangguan

Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada

aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan

Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan

ambulasi

Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah

c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang

berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

1) Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti

perdarahan

2) Kriteria hasil : 28

Page 35: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

HB 12gr/%

Tidak anemis

3) Intervensi :

Gunakan semua tindakan untuk mencegah

perdarahan khususnya pada daerah ekimosis

Cegah ulserasi oral dan rectal

Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan

injeksi

Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan

darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar

ntuk mengontrol perdarahan hidung

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

berhubungan dengan mual dan muntah

1) Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume

cairan, pasien tidak mengalami mual dan muntah

2) Kriteria hasil :

Klien tidak lemah dan anemis

Turgor kulit baik

Mukosa bibir lembab, tidak sianosis

3) Intervensi :

Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya

kemoterapi

Berikan antiemetik secara teratur pada waktu

dan program kemoterapi

Kaji respon klien terhadap anti emetic29

Page 36: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Hindari memberikan makanan yang beraroma

menyengat

Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis

yang berhubungan dengan efek samping agen

kemoterapi

1) Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral

2) Kriteria hasil :

Kesehatan oral klien baik

3) Intervensi :

Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya

ulkus oral

Hindari mengukur suhu oral

Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator

berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa

Berikan pencucian mulut yang sering dengan

cairan salin normal atau tanpa larutan

bikarbonat

Gunakan pelembab bibir

Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak

kecil

Berikan diet cair, lembut dan lunak

Inspeksi mulut setiap hari

Dorong masukan cairan dengan menggunakan

sedotan

Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen

peroksida dan susu magnesia

30

Page 37: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Berikan analgetik

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual

dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau

stomatitis

1) Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat

2) Kriteria hasil :

Klien tidak pucat

Klien tidak anemis

Mukosa bibir lembab

Nafsu makan meningkat

Bb meningkat

3) Intervensi :

Dorong klien  untuk tetap rileks saat makan

Izinkan klien  memakan semua makanan yang dapat

ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki

kualitas gizi pada saat selera

makan klien meningkat

Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi

gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang

dijual bebas

Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan

dan pemilihan makanan

Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit

tapi sering

31

Page 38: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori

kaya nutrient

Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit

trisep

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis

dari leukemia

1) Tujuan : klien tidak mengalami nyeri atau nyeri

menurun sampai tingkat yang dapat diterima klien

2) Kriteria hasil :

Skala nyeri 3

3) Intervensi :

Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0

sampai 5

Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal

pemantauan suhu non invasif, alat akses vena

Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan

derajat kesadaran

Lakukan teknik pengurangan nyeri non

farmakologis yang tepat

Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

h. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis

dari leukemia

1) Tujuan : klien mampu mempertahankan integritas

kuli

2) Kriteria hasil :

Klien bersih

Klien merasa nyaman

3) Intervensi :

32

Page 39: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di

dalam mulut dan daerah perianal

Ubah posisi dengan sering

Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Kaji kulit yang kering terhadap efek samping

terapi kanker

Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan

menepuk kulit yang kering

Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan

lembut diatas area yang teradiasi

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan

alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.

1) Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan

perilaku koping positif

2) Kriteria hasil :

Keluarga tidak cemas

Klien memahami instruksi dari perawat

3) Intervensi :

Berikan penutup kepala yang adekuat selama

pemajanan pada sinar matahari, angin atau

dingin

Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis

itu tetap bersih, pendek dan halus

Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3

hingga 6 bulan dan mungkin warna atau

teksturnya agak berbeda

33

Page 40: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan

jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata

rias, dan pakaian yang menarik

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan

mempunyai anak yang menderita leukemia 

1) Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan

pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau

terapi

2) Kriteria hasil :

Klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang

disampaikan perawat

Klien dan keluarga tidak cemas

3) Intervensi :

Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan

dilakukan pada klien

Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul

tanpa gangguan dari staff

Bantu keluarga merencanakan masa depan,

khususnya dalam membantu klienmenjalani

kehidupan yang normal

Dorong keluarga untuk mengespresikan

perasaannya mengenai kehidupan kliensebelum

diagnosa dan prospek klien untuk bertahan hidup

Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka

memberitahu klien tentang hasil tindakan dan

kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan

terapi tambahan

34

Page 41: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak

sesuai dengan kenyataan yang ada

35

Page 42: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

BAB III

ASKEP PADA AN.F DENGAN LEUKIMIA

LIMFOBLASTIK AKUTA. Pengkajian

1. Identitasa. Klien

- Nama : An. F

- Umur : 8 tahun 6 bulan

- Jeniskelamin : Perempuan

- Pendidikan : TK

- Agama : Islam

- Pekerjaan : -

- Alamat : Jalan P. Ternate

rayablok XI no. 7 Rt 01/18

Aren Jaya Bekasi Timur

- No. RM : 162553

- DiagnosaMedik : ALL

- Tanggalmasuk : 01 Juni 2014

- Tanggalpengkajian : 03 Juni 2014

1. PenanggungJawab- Nama :- Umur : 42 Tahun- JenisKelamin :Perempuan- Pendidikan : SMA- Agama : Islam- Pekerjaan :IbuRumahTangga- Alamat :Jalan P. Ternate rayablok XI no. 7

Rt 01/18 Aren Jaya Bekasitimur- Hubungankeluarga :Ibu

Page 43: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

A. KeluhanUtama

Ibuklienmengatakankliensudah 4 haritidak BABdansetiapselesaikhemoterapyklienmengalamisariawanB. RiwayatKesehatanSekarang

Ibuklienmengatakanmengetahuiklienmenderita ALL padabulanOktober 2013 padasaatituibuklienmengirabahwaklienmengalami DHF, saatperiksaternyataklienmengalami ALL, namunsaatmengetahuinyaklientidaklangsungdirawat.PadabulanJanuari 2014klienmengalamidemam, mualdanmuntahdanorangtuaklienmemutuskanuntukmembawaklienke UGD RS.KankerDharmais, karenaklienmengalamikejangakhirnyaklien di rawat di ruangHCU, di Ruang HCU klienmengalamipenurunankesadarandanmasukkeruang ICU selama 2 hari 2 malam. Setelahkeadaanumumstabilklien di pindahkankeruang HCU untukdilakukanobservasi, beberapa jam kemudiankliensadar.Lalusetelah di observasilebihlanjutkeadaanumumklienstabildankesadaranklienmulaimembaikklien di pindahkankeruangrawatanak.

C. RiwayatKesehatanDulu

Klienmengalami down syndromesejaklahirlalukeluargamemtuskan,klienmengikutiterapiuntukpertumbuhandanperkembangannya.BulanOktober 2013 Ibuklienmengatakanpertamakali mengetahuiklienmenderitaALL,padasaatituibuklienmengirabahwaklienmengalamiDHF,namunsaatmengetahuinyaklientidaklangsungdirawat.PadabulanJanuari 2014klienmengalamidemam,mualdanmuntahdanorangtuaklienmemutuskanuntukmembawaklienke UGD RS.KankerDharmais,karenaklienmengalamikejangakhirnyaklien di rawatdi ruang HCU, di Ruang HCU

37

Page 44: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

klienmengalamipenurunankesadarandanmasukkeruangICU selama 2 hari 2 malam.

D. RiwayatKesehatanKeluarga

Ibuklienmengatakan di dalamkeluargatidakada yang mengalamipenyakit yang samasepertiklien.

Genogram :

E. RiwayatTumbuhKembang

F. PemeriksaanFisik

1. Tingkat Kesadaran- Kualitas : Compos mentis- Kuantitas :

ResponMotorik : 6

Responverbal : 5

ResponmembukaMata : 4 +

Jumlah: 152. Tanda-tanda vital

- Tekanandarah : 110/70 mmHg- Nadi : 60 x/menit- Respirasi : 20 x/menit- Suhu : 35,60C- BB : 24 Kg- TB : 125 cm

38

Page 45: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

- Lingkarkepala : 48 cm - Lingkar dada : 36 cm

- LingkarLengan : 18,5 cm - Lingkarperut : 34 cm

3. PemeriksaanSistematisa. Pernapasan

Irama regular, tidakadaretraksi dada, napasspontan, suaranapasvesikuler, respirasi 20x/menit, lingkar dada 36 cm

b. Sirkulasi

Tidaksianosis, tampakpucat, CRT < 3detik, akralhangat, tidakadapembesarankelenjargetahbening

c. Neurologi

Kesadaran compos mentis, tidakadagangguanneurologis, bentukmatasimetris, konjungtivaanemis

d. Gastrointestinal

Klientidakmengalamimukositis/stomatitis, abdomen datar, tidakterjadiasites, bisingusus (+) tetapilemahsebanyak 3x/menit, klienkonstipasi4haribelum BAB, lingkarperut 34 cm.

e. Eliminasi

Kliendefekasimelalui anus, frekuensi 1 x/haritetapiselama di rawatbelum BAB, rektaltidakadalesi, pengeluaran urine spontan, klienmenggunakanpempers.

f. Integumen

Tampakkulitpucat, kulitterabahangat, tidaktampakadanyalesi,

39

Page 46: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

g. Musculoskeletal

Tidakadakelainantulang, gerakanbebastetapiklienmengalamipenyempitanpembuluhdarah kaki semenjak 5bulan laludanbaru 1 mingguinikliendapatberjalankembali,genetalia normal.

G. KebutuhanDasar1. Makandanminum

Makanan yang paling disukaiklienadalahayamgoreng, nafsumakanklienkurang,frekuensimakan 3x seharidenganjenismakanannasidanlaukpauk, klientidakmakanbuah, klientidakmemilikialergiterhadapmakananapapun, klienminum ± 5 gelas/hari.

2. PolaTidur

Klienjarangtidursiang, klientidurmalamdaripukul 21.00-06.00 tetapiklienseringterbanguntengahmalamuntukmemastikankehadiranorangtuanya, biasanyakliensebelumtidurbermain game terlebihdahulu.

3. Polakebersihandiri

Klienselama di rawat di RS mandihanya di lap olehibunyapadapagidan sore hari, klientidakgosokgigi, kuku klientampakbersihdanpendek

4. Aktivitasbermain

Klienbiasabermaindengantemansebayanyapadasaatmasihsekolah,

40

Page 47: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

sekarangklienseringbermainbersamaorangtuadankakakkandungnya

H. RiwayatPsikososial1. Status mental

Kliensadardanorientasibaik, klienmengalami down syndrome sejaklahir, klientidakpernahmengalamiperilakukekerasan

2. Status sosial

Hubungankliendengananggotakeluargabaik, klientinggalbersamakeluarga di rumahsendiri di daerahBekasi, di rumahklienseringbermaindengankakakkeduanya

3. Kebutuhanprivasikhusus

Klientidakadaprivasikhusus

4. Kepercayaanataubudaya / nilai-nilaikhusus yang perludiperhatikan

Ibuklienbersukujawadan ayah klienbersukuminang, klienberagama Islam, namuntidakadanilai-nilaikhusus yang perludiperhatikanberkaitandenganpenyakit yangdialamiklien.

I. SkriningGizi1. Antropometri

TinggiBadan :125 cm

BeratBadan : 24 kg

BeratbadansebelummasukRS : 25 kg

- Lingkarlenganatas : 18,5 cm - Lingkar dada : 36 cm

41

Page 48: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

- Lingkarperut : 34 cm - Lingkarkepala : 48 cm

2. PemeriksaanLaboratorium

Tanggal02 Juni 2014

JenisPemeriksaanHasil Rujukan Satuan

HematologiRutin

Hemoglobin 11,2 12,0-16,0 g/dL

Leukosit 1,52 5,0-10,0 103/µL

Trombosit 77 150-440 103/µL

Eritrosit 3,74 4,00-5,00 106/µL

Hematokrit 33,0 37-43 %

Kimia klinik

FungsiHati

SGOT 32 0-32 u/L

SGPT 37 0-31 u/L

FungsiGinjal

UreumDarah 21 15-36 mg/dl

Kreatinindarah0,51 < 0,95 mg/dl

J. Program Therapy

42

Page 49: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Therapy oral :

- Dexamethasone 3x1,2 mg- GMP 1x45 mg- Cetrizine 1x1 tab (malam)- Cefixime 2x1

Therapy parenteral :

- Insentron 3x4 mg

K. ResikoCedera/Jatuh

Klientidakmemilikiresikojatuh

L. SkriningNyeri

Klientidakmengeluhnyeri, skalanyeri 0

M. Status Fungsional

Klienmembutuhkanbantuansebagiandalammemenuhikebutuhandasarnya.

N. KebutuhanEdukasi

Klienmembutuhkankebutuhanedukasikarenaklienmangalamihambatandalamkognitifdanmentalnya (Down Syndrome), tetapiklientidakmembutuhkanpenerjemahdalamkebutuhansehari-harinya, danuntukkebutuhanmembelajarannyaklienmembutuhkan stimulus tumbuhkembangdandiet&nutrisi.

43

Page 50: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

I. ANALISA DATA

No. Data Senjang Etiologi Masalah

1.Ds :

- Ibuklienmengatakankliensudah 4haritidak BAB

- Ibuklienmengatakanklientidaksukamakanbuah

Do :- Bisingususterde

ngarlemah- Bisingusus 3x/

menit- Lingkarperut

34cm

ALL

Prosedurtherapy

Therapy oral

Side effecttherapy

Konstipasi

Konstipasi

2.Ds :

-

Do :

- Trombosit : 77.000

Factorpredisposis

i

Mutasi somaticselinduk

Poliferasiselmudadalamsumsumtulang

Selleukimiameningkat

ResikoPendarahan

44

Page 51: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Inhibisieritropoiesisnormal

Trombositopenia

Resikopendarahan

3.Ds :

- Ibuklienmengatakanklienmakannyahanyasedikit, terutamasetelahkemotherapykarenaklienakanmengalamisariawan

Do :

- Porsimakanklientidakhabis

- Beratbadanklienturun 1 kg dari25kg menjadi 24kg

ALL

Prosedurtherapy

Kemotherapy

Side effectkemo

Stomatitis

Tidaknafsumakan

Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuh

45

Page 52: MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF " Asuhan Keperawatan Pada An POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

4.Ds :

-

Do :

- Leukosit : 1520

Factorpredisposis

i

Mutasi somaticselinduk

Poliferasiselmudadalamsumsumtulang

Selleukimiameningkat/menurun

Leukositosis/leukopenia

Resikoinfeksi

ResikoInfeksi

46