Top Banner
MAKALAH KASUS 1 KEPERAWATAN KOMUNITAS DETERMINANT OF HEALTH, LEVEL OF PREVENTION, DAN DEMOGRAPHY Oleh : Tutor 4 Nanda Andriana 220110090014 Anisa Nevia Apriyani 220110090023 Sinta Wijayanti 220110090024 Erita Yunistisia Rosdani 220110090039 Vinda Dwi Oktoviyanda 220110090064 Gina Mandasari 220110090071 Khoirunnisa Ahmad 220110090075 Elly R K 220110090078 Hinin Wasilah 220110090081 Sandra Putri 220110090090 Tiktik Tasyrikah 220110090097 Yolanda Viora S 220110090109 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
46
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH KASUS 1

MAKALAH KASUS 1

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DETERMINANT OF HEALTH, LEVEL OF PREVENTION,

DAN DEMOGRAPHY

Oleh :

Tutor 4

Nanda Andriana 220110090014

Anisa Nevia Apriyani 220110090023

Sinta Wijayanti 220110090024

Erita Yunistisia Rosdani 220110090039

Vinda Dwi Oktoviyanda 220110090064

Gina Mandasari 220110090071

Khoirunnisa Ahmad 220110090075

Elly R K 220110090078

Hinin Wasilah 220110090081

Sandra Putri 220110090090

Tiktik Tasyrikah 220110090097

Yolanda Viora S 220110090109

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

Page 2: MAKALAH KASUS 1

Kasus 1

DETERMINANT OF HEALTH, LEVEL OF PREVENTION, DEMOGRAPHY

Masyarakat di RW 14 Kel. Y terdiri dari 525 jiwa penduduk yang terdiri dari dari 250

orang laki laki dan 275 orang perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut 58 %

(303) orang termasuk pada usia produktif ( 15 – 49 ) tahun, bayi dan balita 15 %, usia 6-

14 tahun 12 %, dan usia lansia 15 %. Crude Birth Rate (CBR) 1,7 %, Crude Death Rate

(CDR) 1,3% pada pertengahan tahun berjalan. 48 % termasuk pada kategori keluarga

miskin. Tingkat pendidikan penduduk usia produktif : 14 % tidak sekolah sama sekali,

50 % tamat SD, 22% tamat SMP, 10 % tamat SMA, dan sisanya tamt perguruan tinggi.

Mata pencaharian penduduk sebagian buruh tani 50%, wiraswasta 20%, PNS 10%, tidak

bekerja 20 %. Usia harapan penduduk 68 tahun. Sebagian penduduk (90%) memiliki

rumah semi permanen, dan 9 % rumah tidak permanen. 57 % menggunakan air sungai

sebagai sumber air bersih dan juga untuk mandi cuci kakus.

Berdasarkan hasil pendataan, 20 % mengalami ISPA, 15 % diare, 10 % hipertensi, dan 2

% mengalami kelumpuhan akibat rematik. Sebanyak 60 % penderita hipertensi memiliki

riwayat keluarga yang menderita hipertensi. Masyarakat sudah sepakat untuk

mengadakan kegiatan jumat bersih setiap minggunya untuk menjaga kebersihan. Untuk

mengatasi masalah hipertensi pada lansia dilaksanakan kegiatan pemeriksaan, tekanan

darah secara rutin setiap bulan oleh tenaga kesehatan. Untuk masyarakat yang telah

mengalami kelumpuhan akibat rematik, petugas kesehatan melakukan latihan gerak

pasif dirumah pasien secara teratur.

Page 3: MAKALAH KASUS 1

STEP 1

1. Crude Birth Rate (CBR) (Sinta)

- Angka Kelahiran (Vinda)

- Angka Kelahiran Kasar (Nanda)

2. Crude Death Rate (CDR) (Erita)

- Angka rata-rata Kematian (Vinda)

3. Usia harapan hidup (Vinda)

- Rata-rata hidup sampai dengan usia tertentu. (Khoirunisa)

STEP 2

1. Adakah upaya lain dari petugas kesehatan? (Gina)

2. Cara menghitung CBR dan CDR? (Nanda)

3. Tujun pendataan dan tindak lanjut setelah pendataan? (Putri)

4. Pemicu penyakit karena kebiasaan kerja, gaya hidup, atau apa? (Nevia)

5. Dampak positif dan negatif penggunaan air sungai? (Putri)

6. Efek signifikan dari pengobatan itu apa? Sudah terasa belum? (Khoirunisa)

7. Pendidikan seperti apa yang akan diberikan kepada masyarakat? (Erita)

8. Tindakan pemerintah untuk menanggulangi kasus tersebut? (Yolanda)

9. Pencegahan ISPA dan Diare? (Sinta)

10. Perbedaan struktur dan keadaan rumah permanen dan semi permanen? (Yolanda)

11. Penyuluhan apa yang harus diberikan untuk mencegah penyebaran hipertensi kepada

generasi selanjutnya? (Tiktik)

12. Status gizi masyarakat seperti apa?(Hinin)

13. Gaya hidup yang harus diajarkan kepada klien menengah kebawah? (Elly)

14. Sistem pengelolaan sampah yang baik seperti apa? (Elly)

15. Lapangan pekerjaan apa yang dapat diciptakan untuk mencegah kemiskinan? (Elly)

16. Tindakan untuk menyadarkan tentang pentingnya kesehatan? (Hinin)

17. Tahap-tahap untuk memperbaharui kondisi masyarakat seperti ini apa saja? Berapa lama

waktu yang dibutuhkan? (Gina)

18. Tahap-tahap terjadinya masalah? (Elly)

Page 4: MAKALAH KASUS 1

STEP 3

1. (Vinda), Hipertensi: senam jantung sehat; Reumatik: olahraga secara teratur, sedikit-

sedikit.

(Tiktik), Hipertensi (banyak faktor): penyuluhan mengenai status makanan sehat,

aktivitas, dll.

(Erita), penerapan dan penyuluhan PHBS.

(Yolanda), pendekatan ke anak-anak mengenai PHBS.

2. (Vinda), CBR=(Jumlah yang lahir:jumlah penduduk)x100%, CDR=(jumlah

kematian:jumlah penduduk)x100%

3. Tujuan: untuk melihat perkembangan masyarakat dari berbagai aspek (ekonomi,

pendidikan, kesehatan).

Tindak lanjut: untuk mencari solusi masalah dan pencegahan.

4. (Nanda, Sinta), Pemicu ISPA: sanitasi lingkungan tidak bersih; Pemicu Diare: sumber air

kurang baik, makanan kurang sehat; Rematik: lingkungan yang buruk; Hipertensi: Pola

hidup

5. (Nanda), dampak positif: pengairan sawah, sumber penghasilan(ikan), sumber listrik.

(sinta), dampak negatif: penyebaran penyakit.

6. Bila dilakukan secara rutin akan menurunkan persentasi penyakit, mencegah banjir, dan

menurunkan jumlah kuman.

7. (Elly, Gina, Hinin, Vinda), pembuatan jalan dari batu kerikil, olahraga, jalan, posisi

angkat barang saat bekerja.

8. (Putri), Program GAKIN diefektifkan, Prosedur GAKIN harus mudah dan benar,

Membuat air bersih.

(Hinin), Anggaran kesehatan ditingkatkan.

9. (Khoirunisa), pengelolaan tempat pembuangan sampah

(Yolanda), penyuluhan mengenai penggunaan air sungai y6ang benar, membangun toilet

bersama, membangun rumah dengan memperhatikan ventilasi.

(Putri), Antar rumah harus ada jarak, pembuatan sumur.

10. (Erita), Rumah permanen: rumah sendiri; Rumah semi permanen: rumah sewa.

Page 5: MAKALAH KASUS 1

(Khoirunisa), Rumah permanen: terbuat dari bata, lebih kokoh dan aman; rumah semi

permanen: terbuat dari bilik atau kayu.

11. (Gina), pola makan, aktivitas, dan Olahraga.

12. (Yolanda), menengah kebawah tinggi garam Hipertensi.

13. (Nevia), cara memasak, sanitasi air, ganti sprei teratur, olahraga, perawatan rumah.

14. (Khoirunisa), data perubahn kesehatan (grafik peningkatan dan penurunan penderita

penyakit)

(Tiktik), peningkatan pengetahuan tentang pentingnya KB.

(Nanda), Angka status pendidikan.

(Elly), Jumlah kepala keluarga dalam satu rumah.

15. (Putri), dikubur, dibakar.

16. (Gina), dipisahkan antara samapah organik dan nonorganikuntuk menciptakan lapangan

pekerjaan.

(Khoirunisa), sampah organik ditimbun, sampah nonorganik diolah.

(Yolanda), pemberian pelatihan tentang pengolahan sampah.

(Nanda), sampah organik dikubur dengan beberapa meter kedalaman, dan dijadikan

pupuk.

17. (erita), penyuluhan PHBS, penyuluhan makanan sehat, penyuluhan tentang pentingnya

tong sampah.

18. (Nanda), pencegahan primer, sekunder dan tersier.

(Vinda), pencegahan primer:pencegahan paling prioritas, lakukan pendekatan tentang

pentingnya kesehatan; pencegahan sekunder: pengobatan penyakit; pencegahan tersier:

pencegahan yang belum terjadi.

(Elly), pencegahan primer: pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya suatu

penyakit; pencegahan sekunder: dilakukan setelah terjadi penyakit tetapi belum parah;

pencegahn tersier: dilakukan setelah terjadi penyakit dan sudah parah.

19. (Hinin), ekonomi yang rendah pendidikan kurang gaya hidup tidak sehat penyakit

semakin berkembang.

Page 6: MAKALAH KASUS 1

STEP 4 dan STEP 5

1. Konsep keperawatan komunitas.

2. Pencarian komposisi penduduk berdasarkan usia.

3. Pencarian komposisi penduduk berdasrakan pendidikan.

4. Pencarian komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan.

5. Pencarian komposisi oenduduk berdasarkan penyakit.

6. Kepadatan penduduk.

7. Perhitungan pertambahan penduduk.

8. Dta statistik vital.

9. Morbiditas dan Mortalitas.

10. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.

11. Tindakan pencegahan (level of prevention).

12. Asuhan keperawatan komunitas.

STEP 6 ( SELF STUDY )

STEP 7 ( REPORTING)

1. Determinant Of Health ( Penentu Kesehatan)

Faktor :

1. Gaya Hidup (perilaku) mempengaruhi tingkat kesehatan

2. Lingkungan dibagi menjadi 2 : yaitu Lingkungan Fisik (misalnya :air, sumber

daya manusia ) dan sosial (misalnya : kejiwaan yang buruk)

3. Pelayanan Kesehatan ada / tidak adanya temapt perawatan, pengelolaan

fasilitas kesehatan

4. Genetik sasaran utama bayi, balita dengan cara mempertahankan status gizi

(Vinda)

tambahan

5. Pekerjaan

6. Pendidikan

Page 7: MAKALAH KASUS 1

7. Budaya

(Sinta)

8. Koping ( Baik / Buruk)

9. Perkembangan

(Nevia)

10. Perilaku : konsumsi narkoba, pengelolaan sampah, jarak sampah ke lokasi tempat

tinggal (Putri)

11. Contoh genetik : penyakit yang ditularkan

12. Contoh gaya hidup ; olahraga, konsumsi buah buahan bersih / tidak, obat obatan,

zat pengawet

(Nanda , Elly)

2. Level Of Prevention

1. Primer belum terkena (pendidikan kesehatan)

2. Sekunder untuk diagnose dini

3. Tersier untuk yang sudah terkena

( Khoirunnisa)

Level of prevention dibagi menjadi:

1. Prepatogenesis :

Primer : agar kesehatan lebih optimal ( personal hygiene, Pola Hidup Bersih dan

Sehat )

2. Patogenesis

Sekunder : pemeriksaan dini supaya tidak teradi komplikasi

(ex : skrining kesehatan )

Tersier : supaya masyarakat sembuh dan tidak terkena lagi ( ex : Rehabilitasi,

peningkatan fasilitas kesehatan, terapi okupasional )

( Putri an Erita)

Tambahan

1. Primordial ( mencegah orang yang sehat supaya tidak sakit )

Page 8: MAKALAH KASUS 1

2. Primer ( beresiko) Contoh Tindakan Pendidikan kesehatan

3. Sekunder ( sudah terkena tapi agar tidak komplikasi) tindakan adekuat

( Sinta)

4. Tersier ( sudah terkena dan komplikasi )

( Vinda)

PRIMER : penyuluhan kesehatan seperti imunisasi, kb, konseling pernikahan

( Tiktik)

3. DEMOGRAPHY

Bisa dilihat melalui :

1. Kaji usia

2. Jenis kelamin

3. Pekerjaan

4. Pendidikan

5. Bahasa

6. Agama

7. Status perkawinan

( Nevia)

Demography adalah : ilmu tentang jumlah kelahiran , kematian dan penyakit

Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk dapat dilihat berdasarkan :

Kelahiran, Migrasi, Penuaan (Elly)

Tambahan :

selain itu dapat ditentukan berdasarkan

- Komposisi Penduduk

0-14 tahun usia belum produktif

15-64 tahun usia produktif

- Tempat tinggal : permanen, semipermanen, tidak permanen

- Kesehatan : menular, tida menular

Page 9: MAKALAH KASUS 1

- Agama

( Gina)

Demography

Ilmu yang mempelajari kepadatan penduduk

Berdasarkan :

1. Fertilisasi

2. Kelahiran

3. Kematian

4. Kesakitan :

angka insiden jumlah kasus baru, prevalensi, angka serangan

5. Migrasi

(Putri)

Tambahan

-kepadatan penduduk

-rumah

-air

-status kesehatan

( Khoirunnisa)

Penyebaran dan pertambahan penduduk

Melalui 3 cara :

1. Bunga berganda : dilihat pertambahan tahun lalu dan tahun sekarang

2. Regresi linier : pertambahan penduduk dari tahun tahun sebelumnya

3. Penghalusan dari rumus energy linier

(Vinda)

Pertambahan penduduk

Alami, migrasi, total ( Nanda )

Page 10: MAKALAH KASUS 1

Angka kematian ibu dan anak neonates, post neonates, sebelum kehamilan,

setelah melahirkan ( Vinda)

4. Pengkajian

1. Inti

a. Data inti ( Luas daerah, iklim, kebiasaan daerah tersebut)

b. Vital statistic (CBR, CDR, Morbiditas, mortalitas)

c. Data penyakit (ISPA, Diare)

d. Keadaan sosial

e. Pendidikan

f. Kesehatan

2. Data Lingkungan

a. Rumah (sanitasi, bentuk Bangunan, atap, lantai, dll)

b. Pelayanan kesehatan

c. Agama

d. Pemerintahan

e. Sosial

f. Transportasi

g. Komunikasi

h. Hiburan

i. Letak daerah

j. Komposisi penduduk

k. Tingkat pendidikan

3. Penapisan Masalah

Sumber, penilaian perawat

4. Analisa Data (dari prosentasi yang ada)

5. Masalah ( Hasil dari analisa)

6. Diagnosa Keperawatan komunitas

Page 11: MAKALAH KASUS 1

7. Tujuan

- Kolom masalah

- Data Objektif

- Data Subjektif

8. Intervensi

(Nevia)

Page 12: MAKALAH KASUS 1

A. Determinant of Health

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat

Teori Hendrik L Blum (1974) menyatakan bahwa status kesehatan seseorang

dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan

lingkungan. Artinya bahwa didalam pelaksanaan pembangunan kesehatan tentunya kita

senantiasa memperhatikan hal-hal tersebut termasuk didalamnya adalah upaya yang

melakukan pendekatan dan interpensi terutama pada faktor pelayanan kesehatan,

perilaku, dan lingkungan.

1) Faktor genetik atau keturunan

Merupakan faktor yang sulit untuk diintervensi karena bersifat bawaan dari orang

tua. Penyakit atau kelainan-kelainan tertentu seperti diabetes militus, buta warna, albino,

atau yang lainnya, bisa diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya atau dari generasi ke

generasi.

2) Faktor pelayanan kesehatan

Lebih terkait dengan kinerja pemerintah yang sedang berkuasa. Kesungguhan dan

keseriusan pemerintah dalam mengelola pelayanan kesehatan menjadi penentu

suksesnya faktor ini. Kader desa, puskesmas dan posyandu menjadi ujung tombak dalam

peningkatan status kesehatan masyarakat.

Pembangunan tidak dapat terlepas dari upaya dan fasilitas pelayanan kesehatan

karena salah satu tujuan adalah untuk memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat

disamping memperbaiki dan kalau memungkinkan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Apabila dilihat dari rasio kesehatan masyarakat terhadap penduduk sebenarnya sudah

mencukupi, namun karena keterbatasan alat dan letak geografis yang terkadang menjadi

kendala dalam memberi pelayanan.

Kendala lain terletak pada manajerial atau pun pengelola unit-unit pelayanan

kesehatan itu sendiri karena pada dasarnya merupakan suatu unit fungsional sehingga

secara kelembagaan kurang dapat berjalan. Apabila didalam era desentralisasi seperti

Page 13: MAKALAH KASUS 1

sekarang ini dimana kewenangan itu ada di Kabupaten. Tuntutan terhadap kemampuan

Dinas Kesehatan Kabupaten dan KB dalam membina lebih tepatnya mengelola dan

mengatur kelembagaan serta mengatur rumah tangga kesehatan sendiri perlu adanya

tanggung jawab yang lebih besar dan nyata.

3) Faktor lingkungan

Faktor ini menempati urutan ke-3 dalam indikator kunci status kesehatan

masyarakat. Ketinggian, kelembaban, curah hujan, kondisi sawah maupun tumbuhan

memainkan peranan disini. Tetapi bagaimanapun juga, kondisi lingkungan dapat

dimodifikasi dan dapat diperkirakan dampak atau akses buruknya sehingga dapat

dicarikan solusi ataupun kondisi yang paling optimal bagi kesehatan manusia.

Permasalahan yang utama yang berkaitan dengan lingkungan ini adalah keterbatasan

sarana air bersih terutama untuk masyarakat perdesaan yang masih banyak

menggunakan sarana non air bersih. Sarana air bersih yang memenuhi persyaratan

kesehatan dan fasilitas pembuangan air limbah yang dimiliki masyarakat ternyata masih

sangat kecil. Belum lagi upaya-upaya penyehatan tempat-tempat umum, tempat

penyediaan dan pengelolaan makanan minuman, Pengelolaan sampah dan TP Pestisida.

Kesemuanya itu sejak dini agar dapat diantisipasi sehingga dapat menurunkan angka

kesakitan penyakit yang berbasis lingkungan. Sudah saatnya pembangunan berwawasan

kesehatan dijadikan pedoman dalam mengambil kebijakan pembangunan

4) Faktor Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas

pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,

baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung (Notoatmodjo, 1997).

Tanggung jawab pembangunan kesehatan tidak serta merta menjadi beban

Pemerintah akan tetapi merupakan usaha bersama antara Pemerintah dan Masyarakat

termasuk sektor swasta. Karena biar bagaimanapun fungsi pemerintah tidak akan

berjalan apabila tidak di dukung oleh peran serta dan partisipasi aktif masyarakat dan

Page 14: MAKALAH KASUS 1

keterlibatan sektor swasta. Disini akan terlihat tingkat kemandirian dan kemampuan

masyarakat dalam upaya menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.

Faktor prilaku cukup memberikan andil dalam keberhasilan pembangunan kesehatan

sebagai misalnya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat. Meskipun sudah banyak dilakukan

penyuluhan kesehatan melalui berbagai media namun masih juga belum optimal

hasilnya. Kajian–kajian terhadap prilaku diantaranya dilakukan melalui Pola Hidup

Bersih dan Sehat.

B. Level of Prevention

Tingkat Pencegahan Dalam Keperawatan Komunitas

Menurut Leavel dan Clark, tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas dapat

dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit (tahap prepatogenesis) dan pada tahap

terjadinya penyakit (tahap patogenesis).

Tahap Prepatogenesis / Prepathogenesis Phase

Pada tahap ini dapat dilakukan pencegahan primer. pencegahan yang dimaksudkan adalah

pencegahan yang sebenarnya, yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsian dan

diaplikasikan ke populasi yang sehat. Pencegahan primer dilakukan melalui dua kelompok

kegiatan, yaitu :

1. Peningkatan kesehatan (health promotion), yaitu peningkatan status kesehatan

masyarakat melalui beberapa kegiatan, di antaranya pendidikan kesehatan, penyuluhan

kesehatan masyarakat (PKM) seperti penyuluhan tentang gizi, pengamatan tumbuh

kembang anak, pengadaan rumah sehat, konsultasi perkawinan, pendidikan seks,

pengendalian lingkungan, program P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) melalui

kegiatan imunisasi dan pemberantasan vektor, penyuluhan tentang pencegahan terhadap

kecelakaan, program KB, perlindungan gizi, serta penyuluhan untuk pencegahan

keracunan.

Besarnya masalah kesehatan dapat diukur dengan menghitung tingkat morbiditas (angka

kejadian sakit), mortalitas (angka kematian), fertilitas (tingkat kelahiran), dan disability

(tingkat kecacatan) pada kelompok – kelompok masyarakat.

Page 15: MAKALAH KASUS 1

2. Perlindungan umum dan khusus (general and spescific protection), yaitu usaha kesehatan

untuk memberikan perlindungan secara khusus atau umum kepada seseorang atau

masyarakat, antara lain melalui imunisasi, kebersihan diri, kesehatan kerja, perlindungan

diri dari karsinogen, toksin, dan alergen, serta pengendalian sumber – sumber

pencemaran.

Tahap Patogenesis / Pathogenesis Phase

Pada tahap patogenesis dapatdilakukan dua kegiatan pencegahan, yaitu :

1. Pencegahan sekunder, yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sakit dengan 2

kelompok kegiatan berikut ini.

a. Diagnosis dini dan pengobatan segera / adekuat, antara lain melalui penemuan kasus

secara dini, pemeriksaan umum lengkap, pemeriksaan masal, survei terhadap kontak,

sekolah, dan rumah, penanganan kasus, serta pengobatan adekuat.

b. Pembatasan kecacatan, antara lain melalui penyempurnaan dan intensifikasi terapi

lanjutan, pencegahan komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, penurunan beban

sosial penderita, dan lain – lain. Pencegahan level ini menekankan pada upaya

penemuan kasus secara dini dan pengobatan tepat. Diagnosis dini dan intervensi yang

tepat bertujuan untuk menghambat proses patologis sehingga memperpendek waktu

sakit dan tingkat keparahan penyakit.

2. Pencegahan tersier, yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah sembuh dari

sakit serta mengalami kecacatan, antara lain melalui pendidikan kesehatan lanjutan, terapi

kerja, perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran masyarakat, lembaga rehabilitasi serta

partisipasi masyarakat, dan lain – lain. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier

lebih dari upaya menghambat proses penyakitnya sendiri, yaitu mengembalikan individu

kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuaannya.

Page 16: MAKALAH KASUS 1

C. Demography

1. Definisi Demography

Demografi adalah :

a. Studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan terutama dalam kaitannya dengan

jumlah, struktur dan perkembangan.

b. Studi statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan

perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya empat komponen

demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, dan mobilitas sosial.

c. Studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-

perubahan dan sebab-sebabnya.

2. Tujuan dan Kegunaan Demografi

- Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu

- Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya.

- Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan

bermacam-macam aspek organisasi sosial

- Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan

kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Sumber :

Pengantar Keperawatan Komunitas Oleh Wahit Iqbal Mubarak

http://id.shvoong.com/business-management/2135656-konsep-dasar-demografi/

#ixzz1NejZ3SRU

3. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria

(ukuran) tertentu. Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang umum

digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal.

Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan

Page 17: MAKALAH KASUS 1

kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang

kependudukan.

a. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Umur penduduk

dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

- Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.

- Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.

- Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.

Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk

Negara negara di dunia dibagi 3 yaitu:

- Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besar

penduduk usia muda.

- Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia

dewasa.

- Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia

tua.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam

bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk.

Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu:

1) Piramida penduduk muda berbentuk limas. Piramida ini menggambarkan jumlah

penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan

datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang

mengalami pertumbuhan.

2) Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat Bentuk ini

menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal

ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk

akan tetap diwaktu yang akan datang.

3) Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan Piramida bentuk ini menunjukkan

jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa.

Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena

tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi. Negara-negara

berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk limas dan

Page 18: MAKALAH KASUS 1

negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk

batu nisan.

Pembuatan piramida penduduk dapat digunakan antara lain untuk:

- Mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan.

- Mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan datang.

- Untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara secara umum.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin didasarkan atas jenis pria dan

wanita. Komposisi ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kelahiran seperti

jika sebagian besar penduduk suatu negara terdiri wanita usia subur (15-44

tahun) maka tingkat kelahiran akan tinggi.

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di

daerah/negara tertentu pada tahun tertentu disebut perbandingan jenis kelamin

(Sex Ratio).

Rumus untuk menghitungnya:

Sex ratio = laki−laki

wanita×k

Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh

kelompok usia produktif. Apabila suatu negara besarnya rasio ketergantungan

misalnya 65 berarti setiap 100 orang penduduk yang produktif menanggung

beban hidup orang yang belum atau tidak produktif sebanyak 65 orang.

b. Komposisi penduduk menurut pekerjaan. Penduduk dapat dikelompokkan

berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan

tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani,

pengusaha dan sopir.

c. Komposisi penduduk menurut pendidikan. Berdasarkan tingkat atau jenjang

pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD,

SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk

menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

d. Komposisi Penduduk menurut Agama. Pengelompokkan ini berdasarkan kepada

agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.

Page 19: MAKALAH KASUS 1

e. Komposisi penduduk menurut tempat tinggal. Tempat tinggal yang sering digunakan

dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas

negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.

4. Pertumbuhan dan Perpadatan Penduduk

1. Proyeksi Pertambahan Penduduk

- Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

- Presentasi rata-rata adalah prioritas pertambahan penduduk rata- rata tiap tahun

- 3 metode proyeksi penduduk, yaitu:

a. Metode bunga berganda

Diperkirakan jumlah didasarkan atas adanya tingkat pertambahan penduduk pada tahun

sebelumnya.

Rumus perhitungan proyeksi menurut bunga berganda:

Pt:Jumlah pendudk di daerah yang diselidiki pada t

R:Tingkat pertambahan penduduk setiap tahun

U: Tambahan jumlah peduduk

b. Metode Kurva Polinomal

Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk dianggap tetap atau dengan kata lain

hubungan masa lampau digunakan untuk memperkirakan perkembangan yang akan

datang.

Rumus kurva polinomal:

Pt – Q = Pt-b (Q)

Pt : Jumlah penduduk pada tahun dasar

Q : Jumlah penduduk pada tahun (selang tahun dasar ke tujuan tahun)

b : Rata- rat pertambahan jumlah penduduk tiap tahun

c. Metode Regresi Linear

Penghapusan metode polinomal, karena akan memberikan penyimpangan minimum atas

data masa lampau dengan rumus :

Page 20: MAKALAH KASUS 1

Pt = a + b X

Pt = Jumlah pendidik didaerah yang diselidiki pada tahun t

a = Konstanta

b = Konstanta

X = Nilai yang diambil dari variabel bebas

2. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk

Jumlah penduduk dibagi luas daerahnya (Kepadatan penduduk)

Kepadatan bruto : Jumlah penduduk dibagi luas daerah tersebut lepas dari tanah

tersebut.

Kriteria a. Kepadatan Tinggi : > 1000 Jiwa/Ha

b. Kepadatan Menengah : 500 – 1000 Jiwa/Ha

c. Kepadatan Rendah : < 100 Jiwa/Ha

5. Data Statistik Vital

1. Statistik Kelahiran

a. Angka Kelahiran Tahunan

Indikator angka kelahiran tahunan mencerminkan tingkat kelahiran pada suatu waktu

atau tahun tertentu. Secara umum, angka ini merupakan ukuran berapa banyaknya bayi

yang lahir dibandingkan dengan jumlah perempuan usia subur, pada suatu tahun tertentu

untuk daerah tertentu.

b. Angka Kelahiran

Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu

di wilayah tertentu. Angka ini dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan

fasilitas kesehatan yang akan dibutuhkan oleh ibu hamil maupun bayi-bayi yang lahir

tersebut.

c. Angka Kelahiran Kasar

Page 21: MAKALAH KASUS 1

Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun

pertama.

>> Cara Menghitung

Angka kelahiran kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun

tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).

CBR = B x 1000

P

Dengan perhitungan:

CBR = Angka kelahiran kasar

B = Jumlah kelahiran

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P= (P0+P1), Po= jumlah penduduk awal

tahun, dan P1= Jumlah penduduk pada akhir tahun 2

>> Keterbatasan

Perhitungan ini sederhana, mudah dihitung tetapi kasar. Perhitungan ini disebut kasar

karena yang menjadi pembagi adalah seluruh penduduk baik laki-laki maupun

perempuan seluruh usia termasuk yang bukan perempuan usia reproduksi (usia 15-49

tahun).

2. Statistik Kematian

a. Angka Kematian Bayi (IMR)

Angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu

tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian bayi adalah kematian

yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Secara garis besar, berdasarkan penyebabnya, kematian bayi dibagi menjadi dua, yaitu:

Endogen (neonatal)

Adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan

umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang

diperoleh dari orangtuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Page 22: MAKALAH KASUS 1

Eksogen (post-neonatal)

Adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu

tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan

luar.

Angka kematian bayi menggambarkan status sosial ekonomi masyarakat dimana

angka kematian bayi itu dihitung. Kegunaan penghitungan AKB untuk pengembangan

perencanaan berbeda antara kematian neonatal dan kematian bayi yang lain. Angka

kematian postneonatal, dan angka kematian anak serta balita dapat berguna untuk

mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit

menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi, dan pemberian

makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

>> Cara menghitung

AKB = D0-<1th x 1000

∑ lahir hidup

Dimana:

AKB = Angka kematian bayi

D0-<1th = Jumlah kematian bayi (berumur kurang setahun) pada satu tahun tertentu di

daerah tertentu

∑ lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu

b. Angka Kematian Ibu (MMR)

Angka kematian ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau

selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,

yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-

sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program

kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang

aman bebas resiko tinggi, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong

kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan

meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

>> Cara menghitung

Page 23: MAKALAH KASUS 1

AKI = Jumlah kematian ibu x 1.000

Jumlah kelahiran hidup

Dimana:

Jumlah kematian ibu adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena

kehamilan, persalinan, pada tahun dan daerah tertentu

Jumlah kelahiran hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun dan

daerah tertentu

Konstanta = 100.000 bayi lahir hidup

c. Angka Kematian Kasar

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa

besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka

ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai

risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.

Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan

pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini

berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu

tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi

dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

>> Cara Menghitung

CDR = D x 1000

P

Dimana:

CDR = Angka kematian kasar

D = Jumlah kematian

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P= (P0+P1), Po= jumlah penduduk awal

tahun, dan P1= Jumlah penduduk pada akhir tahun 2

Page 24: MAKALAH KASUS 1

3. Statistik Kesakitan

Angka kesakitan penduduk didapat dari hasil pengumpulan data dari sarana

pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan

pelaporan.

Sumber :

http://www.berandakami.files.wordpress.com/2008/11/statistik_kesehatan.pdf. pada tgl

27 mei 2011 pkl 20.00 wib

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/410/410/ pd tgl 27 mei 2011 pkl

21.00 wib

6. Pengkajian Kasus

Pengkajian

1. Data Inti

a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh dan studi dokumentasi sejarah komunitas.

Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daera binaan,luas wilayah, iklim, type

komunitas (masyarakat rural/urban). Keadaa demografi, struktur politik, distribusi

kekuatan komunitas, dan pada perubahan komunitas.

Lokasi daerah binaan: RW 14, Kelurahan Y.

Masyarakat sudah sepakat untuk mengadakan kegiatan jumat bersih.

b. Data demografi

Total penduduk: 525 jiwa.

- Data komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi %

1. Laki-laki 250 47,6

2. Perempuan 275 52,4

Jumlah 525 100

Page 25: MAKALAH KASUS 1

- Data komposisi penduduk berdasarkan usia

No. Usia Frekuensi %

1. Bayi dan balita 79 15

2. 6-14 tahun 63 12

3. 15-49 tahun 304 58

4. Lansia 79 15

Jumlah 525 100

- Data komposisi penduduk berdasarkan status ekonomi

No. Ekonomi Frekuensi %

1. Miskin 252 48

2. Menengah dan

kaya

273 52

Jumlah 525

- Data komposisi penduduk berdasarkan pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi %

1. Tidak sekolah 74 14

2. SD 262 50

3. SMP 115 22

4. SMA 53 10

Page 26: MAKALAH KASUS 1

5. Perguruan tinggi 21 4

Jumlah 525 100

- Data komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi %

1. Buruh tani 262 50

2. Wiraswasta 105 20

3. PNS 53 10

4. Tidak bekerja 105 20

Jumlah 525 100

- Data komposisi penduduk berdasarkan status perkawinan

- Data komposisi penduduk berdasarkan ras/suku

- Data komposisi penduduk berdasarkan bahasa

- Data komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendapatan

- Data komposisi penduduk berdasarkan agama

- Data komposisi penduduk berdasarkan komposisi keluarga

c. Vital statistik

- CBR (Angka Kelahiran Kasar) : 1,7 %

Jumlah kelahiranhidupperkiraan jumlah penduduk pertengahan tahun

×1000

- CDR (Angka Kematian Kasar) : 1,3 %

Page 27: MAKALAH KASUS 1

Jumlah kematian(semua penyebab)perkiraan jumlah penduduk pertengahan tahun

×1000

- Penyebab kematian

Jumlah kematian( penyebab khusus)perkiraan jumlah penduduk pertengahan tahun

×100.000

- TFR (Total Fertility Rate)

Jumlahkelahiran (ibuusia subur )perkiraan jumlah penduduk pertengahan tahun

×1000

- Angka pertambahan anggota/proyeksi pertumbuhan penduduk

1. Pertumbuhan penduduk alami (PA)

PA = angka kelahiran – angka kematian

2. Pertumbuhan penduduk migrasi

PM = jumlah penduduk yang masuk – jumlah penduduk keluar

3. Pertumbuhan penduduk sosial atau total (PT)

PT = PA – PM

Pertumbuhan menggunakan persentase (%) x 100%

Penambahan menggunakan angka

d. Status kesehatan komunitas

- Mortalitas (angka kematian)

- Mordibitas (angka kesakitan)

- IMR (Infant Mortality Rate) / Angka Kematian Bayi

Jumlahkematian bayiusia<1 tah unjumlah kelahiranhidup

×100.000

Grade IMR: 15 – 35 : rendah

36 – 75 : sedang

76 – 125 : tinggi

- MMR (Maternal Mortlity Rate) / Angka Kematian Maternal (wanita pada saat hamil,

bersalin / 42 hari setelah melahirkan)

- Cakupan imunisasi

Page 28: MAKALAH KASUS 1

(dikelompokan berdasarkan kelompok umur: bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia.

Kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit

kronis, penyakit menular.)

Pengkajian selanjutnya:

a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas

b. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.

c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)

No. Penyakit Frekuensi %

1. ISPA 105 20

2. Diare 79 15

3. Hipertensi 53 10

4. Kelumpuhan 10 2

5. Tidak ada 278 53

Jumlah 525 100

d. Riwayat penyakit keluarga

e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:

- Pola pemenuhan nutrisi

- Pola pemenuhan cairan elektrolit

- Pola istirahat/tidur

- Pola eliminasi

- Pola aktivitas gerak

- Pola pemenuhan kebersihan diri

f. Status psikososial

- Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan

- Hubungan dengan orang lain

Page 29: MAKALAH KASUS 1

- Peran di masyarakat

- Kesedihan yang dirasakan

- Stabilitas emosi

- Penelataran anak/lansia

- Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perlakuan tindakan kekerasan.

g. Status pertumbuhan dan perkembangan

h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

j. Pola perilaku tidak sehat, seperti: kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,

mengonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang,

pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin

2. Data lingkungan fisik

Kediaman

No. Kediaman Frekuensi %

1. Semi permanen 473 90

2. Tidak permanen 47 9

3. Permanen 5 1

Jumlah 525 100

Penggunaan air

No. Sumber Frekuensi %

1. Air sungai 299 57

2. Lain-lain 226 43

Jumlah 525 100

Page 30: MAKALAH KASUS 1

3. Pelayanan kesehatan dan sosial

4. Ekonomi

5. Keamanan dan transportasi

6. Politik dan pemerintahan

7. Sistem komunikasi

8. Pendidikan

9. rekreasi

Page 31: MAKALAH KASUS 1

Diagnosa keperawatan komunitas

1. Terjadinya penyakit menular ( ISPA, DIARE ) akibat lingkungan tidak sehat di desa Y,

Sehubungan dengan pemakaian air sungai sebagai sumber air bersih, dan terpaparnya

kingkungan oleh sampah dan berbagai polusi

2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada lansia di desa Y , Sehubungan

dengan kurangnya informasi tentang kesehatan lansia yang dimanifestasikan dengan :

jumlah lansia 76 orang, hipertensi 10%, lumpuh 2%

PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

KOMUNITAS

TUJUAN SASARAN RENCANA

KEGIATAN

1 Terjadinya penyakit menular

(ISPA, DIARE) akibat

lingkungan tidak sehat di

desa Y, Sehubungan dengan

pemakaian air sungai sebagai

sumber air bersih, dan

terpaparnya kingkungan oleh

sampah dan berbagai polusi

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 kali

kegiatan

masyarakat

mampu

memberikan

perawatan pada

masyarakat yang

terserang

penyakit ISPA

-Kader

Puskesmas

-Seluruh

masyarakat di

desa Y ,

dikhususkan

pada Ibu PKK

dan Bapak-

bapak

1. Dirikan

puskesmas dan

pelayanan

kesehatan

lainnya di desa

Y.

2.pembangunan

sumur baru guna

memelihara

kesehatan

masyarakat.

Page 32: MAKALAH KASUS 1

dan DIARE di

desa Y

3.kerja bakti

masal di

lingkungan desa

Y.

4.Membuang

sampah pada

tempatnya dan

pisahkan

sampah kering

dan basah

5.Pembasmian

agen bakteri

6.Perbaikan gizi

dan nutrisi

2 Resiko terjadinya penurunan

derajat kesehatan pada lansia

di desa Y , Sehubungan

dengan kurangnya informasi

tentang kesehatan lansia yang

dimanifestasikan dengan :

jumlah lansia 76 orang,

hipertensi 10%, lumpuh 2%

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 kali

pertemuan.

Diharapkan

masyarakat desa

Y mampu

memberikan

Kader posyandu

lansia

1.Lakukan

pembentukan

posyandu lansia

2.Lakukan

pelatihan kader

posyandu lansia

3.Berikan

penyuluhan

Page 33: MAKALAH KASUS 1

perawatan pada

lansia.

kesehatan lansia

pada

pelaksanaan

posyandu

4.berikan

kenang-

kenangan alat

posyandu lansia

Daftar Pustaka

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit

Buku Kedokteran EGC ; Jakarta

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Penerbit

Buku Kedokteran EGC ; Jakarta

Pengantar Keperawatan Komunitas Oleh Wahit Iqbal Mubarak

http://id.shvoong.com/business-management/2135656-konsep-dasar-demografi/

#ixzz1NejZ3SRU

http://www.berandakami.files.wordpress.com/2008/11/statistik_kesehatan.pdf.

pada tgl 27 mei 2011 pkl 20.00 wib

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/410/410/

pd tgl 27 mei 2011 pkl 21.00 wib

http://ibuazkha.blogspot.com/2011/04/metode-analisis-jumlah-penduduk.html

Page 34: MAKALAH KASUS 1