Top Banner

of 19

MAKALAH KARDIOLOGI baru

Mar 07, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH KARDIOLOGICARDIOGENIC SHOCK

Oleh:Rofa Husnul Khuluqi(0710710009)Affa Kiysa Waafi(0710710037)Diah Kusferdiana(0710710104)Reshani Kumar Param Kumar(0710714035)

Pembimbing:dr. M. Saifur Rahman, SpJP, Ph.D

LABORATORIUM / SMF ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYARUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SAIFUL ANWAR MALANG 2011-2012

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangShock merupakan sebuah sindroma klinis akibat perfusi jaringan yang in-adekuat. Cardiogenic shock sendiri merupakan shock akibat kegagalan fungsi pompa jantung yang didefinisikan melalui beberapa parameter hemodinamik yang telah ditetapkan (Fauci et al., 2008; Hasdai et al., 2002).Saat ini, cardiogenic shock masih merupakan penyebab utama kematian pasien yang dirawat akibat infark miokard di mana cardiogenic shock terjadi pada 5-8% pasien dengan STEMI. Namun kejadian cardiogenic shock sangat jarang terjadi pada pasien NSTEMI di mana angka kejadian hanya sekitar 2.5%. Angka cardiogenic shock semakin menurun dengan meningkatnya penggunaan PCI dalam penanganan infark miokard (Fauci et al., 2008).Cardiogenic shock menyebabkan bermacam komplikasi akibat penurunan perfusi di berbagai organ dan jaringan tubuh di antaranya gagal ginjal, distress nafas, asidosis metabolik, kompromisasi sistem gastrointestinal dan sistem sirkulasi. Hingga saat ini, hal terbaik yang dilakukan adalah dengan mencegah terjadinya cardiogenic shock sehingga sangat dianjurkan untuk melakukan terapi trombolitik untuk pasien dengan STEMI. Penanganan lain disesuaikan dengan penyebab cardiogenic shock yang lainnya (Hasdai et al., 2002; Lenneman, 2011; Fauci et al., 2008).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 ShockShock didefinisikan sebagai sindroma klinis yang terjadi karena perfusi jaringan yang tidak adekuat. Hipoperfusi akan menginduksi ketidakseimbangan antara distribusi dan kebutuhan oksigen dan substrat memicu disfungsi seluler. Injuri seluler terjadi karena ketidakadekuatan distribusi oksigen dan substrat juga menginduksi produksi dan pengeluaran mediator inflamasi yang nantinya akan memperberat buruknya perfusi melalui perubahan structural dan fungsional mikrovaskuler (Fauci et al., 2008).Klinis dari shock sering ditunjukkan dengan hipotensi (MAP 18 mmHg sebelum ditegakkan diagnosis cardiogenic shock. Di sisi lain, overdistensi ventrikel kiri dapat mempresipitasi atau mengeksaserbasi regurgitasi mitral fungsional sehingga pemberian fluid challenge tanpa monitoring hemodinamik akan memperberat situasi tersebut (Hasdai et al., 2002; Lenneman, 2011). Semua factor perifer yang menyebabkan peningkatan kebutuhan pompa cardiac, berperan dalam mempresipitasi atau mengeksaserbasi cardiogenic shock. Pada sirkulasi normal, terdapat kesesuaian impedansi antara pompa cardiac dengan system arteri sehingga dapat memaksimalkan output kekuatan hidrolik dari jantung. Adanya gangguan terhadap kesesuaian tersebut akan membuat fungsi jantung menjadi sub-optimal contohnya vasodilatasi berlebihan akibat septicemia. Threshold shock akan semakin rendah bila fungsi cardiac terganggu (Hasdai et al., 2002; Reynolds and Hochman, 2008). Pada gagal jantung, termasuk cardiogenic shock, yang merupakan akibat dari aktivasi persarafan simpatis dan system renin-angiotensin-aldosteron, terdapat tendensi untuk terjadi vasokonstriksi, yang mungkin terlalu berat untuk jantung dalam kondisi gagal jantung. Pada kondisi hipertensi kronis yang tidak terkontrol, terdapat komplikasi dari system autoregulasi terhadap aliran darah ke organ di mana terjadi peningkatan tekanan darah untuk memproduksi aliran darah yang sama pada kondisi normotensi. Pada kondisi ini, cardiogenic shock dapat terjadi pada tekanan arteri yang tinggi (Reynolds and Hochman, 2008; Garretson and Malberti, 2007).Pada kondisi infark berat dan shock, dapat terjadi systemic inflammatory response syndrome. Sitokin inflamasi, inducible nitric oxide synthase dan kelebihan NO serta peroksinitrite dapat berperan dalam terjadinya cardiogenic shock. Kegagalan pompa dapat mengakibatkan asidosis laktat akibat hipoperfusi jaringan dan hipoksemia karena edema pulmonal, yang selanjutnya akan memperparah lingkaran setan dengan memperburuk iskemia miokard dan hipotensi. Asidosis berat (pH 3 mm) di berbagai leads (Fauci et al., 2008).Proses diagnosis cardiogenic shock meliputi beberapa tahap. Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga harus dilakukan evaluasi hemodinamik secara menyeluruh. Tahapan evaluasi cardiogenic shock yakni: (1) menentukan apakah jantung benar-benar menjadi penyebab shock; (2) memeriksa komponen jantung yang menjadi penyebab kegagalan sirkulasi; dan (3) menentukan tingkat disfungsi organ secara keseluruhan. Untuk tahap pertama dan kedua, cara cepat yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan echocardiography (Fauci et al., 2008; Hasdai et al., 2002). Kriteria diagnosis klasik untuk Cardiogenic Shock adalah (Hasdai et al., 2002):1. Hipotensi sistemik dengan tekanan sistolik