8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
1/31
MAKALAH K3
MODUL 5: PEKRJAAN BETON
Oleh:
Firdhaus (1407038831)
James Jansen Taruli Siagian (1407034882)
Soni Irawan (1407034660)
Rahmatsyah Putra Pohan (1407034058)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
2/31
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1
BAB I : LATAR BELAKANG ................................................................................ 2
BAB II : TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI ..................................................... 5
BAB III : ISI
I. PENYIMPANAN BAHAN BANGUNAN DILAPANGAN .................. 6
1. Umum ............................................................................................... 6
II. BETON .................................................................................................. 10
1.
Pengertian Beton ............................................................................ 10
2. Campuran Beton ............................................................................. 11
3. Sifat-sifat Beton .............................................................................. 12
III.
PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH ........................................... 16
1. Pengertian ....................................................................................... 16
2. Alat Pancang ................................................................................... 17
3.
Kemungkinan Kecelakaan .............................................................. 17
4.
Ketentuan-ketentuan ....................................................................... 18
IV. PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS ................................................ 19
1.
Struktur Beton ................................................................................ 19
BAB IV : KESIMPULAN ..................................................................................... 28
BAB V : DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 29
BAB VI : DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS ........................................................ 30
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
3/31
2
BAB I
LATAR BELAKANG
1. Umum
Didalam topik ini akan diuraikan segi-segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang perlu mendapatkan perhatian dadalam pelaksanaan pekerjaan strruktur. Oleh
karena itu cukup luasnya pekerjaan sipil yang dapat di-klasifikasikan kedalam
struktur tersebut, maka dalam hal ini kita akan memfokuskan pembahasan kita
dalam pengertian struktur bangunan gedung karana dapat memberikan gambaran
yang lengkap.
Seperti yang kita ketahui bersama, pekerjaan struktur untuk grdung dapat
dibedakan struktur bawah (sub struktur) dan struktur atas (super struktur). Struktur
atas terdiri dari kerangka bangunan, lantai dan atap yang dapat dibuat dari beton
bertulang, beton pratekan, baja atau kombinasi dari bahan- bahan tersebut. Struktur
bawah merupakan pondasi dari bangunan dapat berupa pondasi langsung, pondasi
pancang, atau pondasi bor. Seperti pada struktur atas, bahan yang dipakai dapat
berupa beton bertulang, beton pratekan. Baja atau kombinasi dari bahan tersebut.
Pada umumnya pelaksanaan dilapangan memerlukan penyimpanan bahan,
maka dalam makalah ini pertama-tama disinggung masalah penyimpanan bahan
dilapangan. Kemudian diuraikan pengertian tentang beton sebab jenis bahan
tersebut paling sering dipakai baik untuk struktur atas maupun struktur bawah.
2.
K-3 dalam Proses Pengerjaan Konstruksi
Pada umunya di dalam pelaksanaan pekerjaan atau proses pengerjaan
konstruksi diperlukan lima factor sebagai masukan, yaitu :
a. tempat;
b. teknik / metode;
c. bahan;
d. alat; dan
e. manusia / tenaga kerja
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
4/31
3
Masalah K3 selalu ada selama terdapat proses yang melibatkan manusia atau
tenaga kerja.
Faktor tempat merupakan faktor yang menentukan teknik atau metode
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Metode palaksanaan pekerjaan ditempat yang
diketinggian lain dengan metode ditempat yang dibawah. Yang dimaksud metode
disini antara lain adalah gambar rencana, spesifikasi, tata cara pengerjaan,
ketentuaan-ketentuan mengenai alat, peraturan perundangan, dan yang terpenting
juga tindakan-tindakan preventif K-3 bagi tenaga kerja yang melaksanakan ataupun
orang lain.
Faktor bahan merupakan faktor yang terpenting didalam proses pelaksanaan
karena bahan bangunan inilah yang akan di proses hingga berubah bentuk, susunan,
dan kekuatan sehingga mempunyai fungsi tertentu yang berakibat mempunyai nilai
tambah. Kualitas dari bahan bangunan tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan, sebab apabila hal ini diabaikan akan berakibat produk yang
dihasilkan yang berupa konstruksi tidak aman dipakai dan bahkan membahayakan
keselamatan selama waktu pengerjaan. Sebagai bisal apabila additive yang dipakai
dalam campuran beton untuk mempercepat pengerasan kurang baik kualitasnya,
maka ada kemungkinan konstruksi beton tersebut akan runtuh sewaktu bekisting
(form)-nya dibuka dan ini juga menjadi masalah K3.
Yang termasuk faktor alat :
a. Alat produksi : beton molen, cetok, martil, dan sebagainya.
b.
Alat bantu : perancah, tanggga, dan sebagainya.
c. Perlengkapan K3 : helm, sarung tangan, dan sebagainya.
Alat tersebuat apabila salah memakainya bisa menjadi sumber kecelakaan
kerja.
Faktor manusia di dalam proses pengerjaan tersebut menjadi faktor penentu.
Begitu pula ditinjau dari segi K3, maka lebih banyak sumber kecelakaan yang
berasal dari faktor manusianya sendiri. Oleh karena itulah maka manusia didalam
proses produksi in haruslah berkualitas dalam arti sehat jasmani, sehat rohani,
berketerampilan dan peduli akan K3.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
5/31
4
Gambar 1. Masukan Proses Pengerjaan Konstruksi
TEMPAT
Proses PengerjaanTEMPAT Metode
Alat Tenaga Kerja
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
6/31
5
`BAB II
TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI
Penyampaian materi bertujuan untuk memberikan pengertian mengenai
pekerjaan struktur baik struktur bawah maupun struktur atas, dan cara-cara
pelaksanaannya, serta pengertian mengenai beton, dan baja serta sifat-sifatnya.
Selain pemahaman terhadap pengertian-pengertian yang ada juga
menyangkut penguasaan mangenai bahan-bahan konstruksi, penyimpananannya,
pemilihan tempat penyimpanan, metode penyimpanan dan pengambilan, peralatan
yang digunakan, K-3 dalam proses penyimpanan dan tenaga kerja yang dilibatkan
dan pengawasannya.
Selanjutnya penguasaan metode pembetonan, ketentuan-ketentuan K-3
mengenai pembetonan, alat bantu dan perlengkapannya.
Dalam hal ini pelaksanaan struktur bawah dikenalkan cara mengangkat tiang
pancang, kemungkinan kecelakaan dan penyebabnya serta ketentuan K-3 yang
harus dipenuhi.
Dalam hal pelaksanaan struktur bawah dikenalkan skematik pelaksanaan
pembetonan, penyambungan, pengecoran, dan keselamatan bengunan.
Pemahaman pengawasan pembesian juga disampaikan dan kemungkinan
kecelakaan kerja dan faktor penyebabnya serta ketentuan-ketentuan K-3 dalam
persiapan dan pengecorannya sendiri, dan metode pengecoran yang benar.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
7/31
6
BAB III
ISI
I. PENYIMPANAN BAHAN BANGUNAN DILAPANGAN
1. Umum
Proses pengerjaan antara lain memerlukan bahan. Pada umumnya bahan
bangunan tidak didatangkan dari sumbernya dan langsung dekerjakan dilapangan,
akan tetapi memerlukan pula suatu proses antara lain, yaitu proses pengecekan dan
penyimpanan.
Pintu Proyek Tempat
Kirim Turun Chek Penempatan Penyimpangan Pengembangan
Gambar 2. Bagan Alir Proses Penyimpanan Bahan Bangunan
a.
Yang diartikan dengan proses penyimpanan ialah kegiatan-kegiatan :
1) penurunan bahan dari alat pengankut;
2) pengecekan jenis dankualitas dan bahan dan jumlahnya;
3) menempatkan bahan di tempat penyimpanan; dan
4) mengambil bahan untuk dikerjakan
Dari keempat faktor yang diperlukan dalam proses penyimpanan tersebut
faktor teknik / metode merupakan yang terpenting, karena didalam
penyimpanan tersebut tidak hanya ditentukan atas pertimbangan ekonomis saja
tetapi juga pertimbangan K3.
Teknik / metode tersebuat merupakan hasil kajian tehadap alat, dan orang
yang akan mangerjakan.
b.
Faktor tempat ditentukan atas dasar :
1) Daya tamping yang diperlukan;
2)
Kemudahan dalam pengambilan bahan yang disimpan
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
8/31
7
c.
Kondisi yang diperlukan oleh bahan yang disimpan (terbuka, tertutup, kering,
jauh dari api).
d.
Faktor alat ditentukan ata dasar :
1) kesesuaian dengan bentuk dan beat bahan;
2) jarak angkut dan beda tinggi;
3) sedapat mungkin memakai alat yang ada;
4) perlengkapan K3 apa yang diperlukan
e.
Faktor tenaga kerja ditentukan atas dasar kesesuaian jumlahnya dengan :
1) Besar, bentuk dan berat bahan;
2) Kesesuaian dengan alat yang dipakai
f. Sedangkan bahan itu sendiri dalam menentukan metode penyimpanannya perlu
ditinjau mengenai :
1)
jenis bentuk dan ukurannya;
2)
urutan penggunaannya;
3) persyaratan keamanan bahannya.
g. Pemilihan tempat penyimpanan bahan
Tempat penyimpanan bahan dilapangan mempunyai 3 fungsi utama :
1)
melindungi bahan agar kualitas tejamin;
2) mempercepat dan mempermudah pengambilan bahan yang diperlukan;
dan tertib administrasi serta
3)
melindungi bahan dari pencurian.
h. Pemilihan tempat penyimpanan didasarkan atas 2 hal, yaitu :
1) Pertimbangan ekonomis dan efisiensi
a) lokasi dekat dengan tempat pengerjaan;
b) dapat dicapai alat transport;
c)
tidak menggangu lau lintas pekerja;
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
9/31
8
d)
sekaligus sebagai alat ukur volume;
e) tidak tercampur satu bahan dengan yang lain;
f) tidak terkotori oleh benda-benda lain;
g)
aman dari pencurian.
2) Pertimbangan K3
a) aman dari kebakaran;
b) aman bagi pekerja.
Jadwal pengiriman bahan oleh leveransir sebaiknya diatur sedemikian rupa
sehingga penyimpanan bahan dilapangan tidak terlalu lama dan tidak tidak terlalu
banyak bahan yang harus disimpan sehingga menghemat ruangan.
a.
Pemilihan alat
Ada 2 macam alat yang dipergunakan dalam proses penyimpanan bahan
bangunan yaitu :
1)
Alat untuk mengefesiensikan kegiatan pemindahan bahan;
2)
Perlengkapan untuk memenuhi pekerja dari resiko kecelakaan.
Kedua macam alat tersebut dipilih jenis-jenisnya sesuai dengan jenis bahan
yang disimpan. Alat jenis (1) misalnya : dump-truck, kren, forklit, gerobak,
jerigen, pengki, ember dan pikulan, sedangkan perlengkapan jenis (2) dapat
berupa masker, pelindung mata, helm, sepatu, sarung tangan dan alat pemadam
kebakaran.
b.
Metode penyimpanan
1)
Bahan cair (cat, thiner, minyak gas, bensin)
a) disimpan dalam tempat yang tertutup rapat senhingga tidak mudah
tumpah atau tercampur benda lain;
b) dalam hal bahan mudah terbakar harus dipisahkan dari bahan lain;
c) botol, kaleng, jerigen atau tempat lain untuk menyimpan bahan cair
harus diberi label yang mudah terbaca yang menyatakan bahan apa
yang ada didalamnya;
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
10/31
9
d)
tempat meletakkan botol-botol yang terbuat dari kaca sedapat
mungkin deletakkan di rak yang rendah;
e) rak tertinggi harus masih dalam jangkauan orang apabila terpaksa
diletakkan pad arak yang lebih tinggi perlu disediakan tangga khusus.
2) Bahan serbuk (semen, kapur, tras)
a) bahan serbuk yang dikemas dalam karung/kantong maksimum hanya
boleh ditumpuk hingga 10 kantong;
b) dibagian bawah harus diberi landasan sehingga tidak terkena genangan
air;
c)
dalam pengambilan dijaga agar permukaan tumpukan selalu rata.
3) Bahan curah (pasir, koral)
a) timbunan bahan agar dibuat maksimum setinggi orang rata-rata untuk
menghindari kelongsoran bahan yang membahayakan pekerja;
b) pekerja yang menangani pengambilan bahan ini harus bersepatu untuk
menghindari butir-butir tajam yang mungkin ada;
c)
bahan lembaran (seng gelombang, triplek)
d)
diletakkan dengan cara mendatar;
e) tinggi maksimum tumpukan setinggi orang.
4)
Bahan lempengan (genteng, tegel abu-abu, tegel keramik)
a) diletakkan dengan cara teagak lurus;
b) tinggi maksimum tumpukan setinggi orang.
5)
Bahan bentuk bata (bata merah, bata beton, batako)
a) diletakkan tegak lurus menurut sisi yang terpendek;
b)
peletakan diletakkan selang-seling arahnya untuk memudahkan
perhitungan;
c) tinggi tumpukan maksimum setinggi orang.
6) Bahan berbentuk balok (kayu, profil besi)
a) ditumpuk dengan diberi alas berupa balok kayu/kaso melintang arah
memanjang balok untuk memudahkan pengangkutan pengambilan;
b) pada setiap tinggi ±50 cm diberi balok pengunci melintang;
c)
tinggi tumpukan maksimum setinggi orang rata-rata;
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
11/31
10
d)
dalam hal penyimpanan kayu-kayu bekas maka sebelumnya paku-
paku yang masih menancap harus dicabut terlebih dahulu;
e) setiap kali pengangkutan balok minimum dilakukan oleh (dua) orang
untuk menjaga keseimbangan dan kemudahan bergerak;
f) pengambilan selalu dialkukan dari lapisan atau tumpukan dan harus
dijaga agar permukaan sedapat mungkin rata.
7) Bahan berbentuk balok bulat (pipa besi besar, tiang pancang bulat)
a) ditumpuk sedemikian rupa sehingga makin keatas jumlah batang
pelapis makin sedikit;
b)
ditepi lapisan terbawah diberi patok penahan longsor;
c) pengambilan selalu dilakukan dari lapisan teratas.
8) Batu
a)
tumpukan batu sebaiknya tidak lebih tinggi dari orang, untuk menjaga
keruntuhan;
b) tepi tumpukan diabuat miring;
c)
pengambilan harus dari bagian atas.
9)
Besi beton
a) dipisah-pisah menurut ukuran diameternya;
b)
ditempatkan ditempat yang tidak berlumpur;
c) bebas dari lalu lintas orang, sehingga tidak terinjak-injak dan tetap
bersih dan tidak berkarat;
d)
diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pemotongan dan
pembengkokan.
II. BETON
1. Pengertian Beton
a. Beton adalah campuran air, semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan
tertentu. Untuk menapatkan sifat tertentu campuran dapat ditambah dengan
zat-zat lain (additive).
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
12/31
11
b. Beton mempunyai sifat cair (bubur beton) sebelum akhirnya mengeras setelah
mengalami proses kimiawi.
c. Didalam konstruksi struktur biasanya beton selalu diberi bertulang besi yang
berfungsi utama sebagai bahan penerima gaya tarik.
d. Ada dua jenis beton bertulang :
1) beton konvensional; dan
2)
beton pratekan (prestressed).
e. Besi beton konvensional ada dua macam :
1)
besi beton polos; dan
2) besi beton ulir.
Pemakaian besi polos harus hati-hati karena banyak terdapat besi yang
ukurannya tidak standar di pasaran.
2. Campuran Beton
a. Mutu/kekuatan beton ditentukan oleh :
1) Jenis batuan dari pasir dan kerikilnya.
Split dari batu granit akan memberikan kekuatan yang lain dengan split
dari batu kapur.
2)
Gradasi (susunan ukuran) dari bahan beton.
Pasir beton akan memberikan kekuatan yang lain dengan pasir pasang.
3) Kekasaran permukaan koral
Pemakaian split (batu pecah) dalam beton akan lebih kokoh dari pada kikir
bulat.
4) Merk semen
Merk Semen Padang akan berbeda kekuatannya dengan Semen Gresik.
5)
Perbandingan campuran semen, pasir dan koral
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
13/31
12
Campuran 1:2:3 lain dengan campuran 1:3:5. Makin banyak air biasanya
makin kurang kokoh.
6) Cara pengerjaan
Pengecoran dengan menggunakan alat vibrator akan lain dengan hasilnya
dengan memakai bambu.
7) Dipakai atau tidaknya additive
Dalam perbandingan campuran dan perbandingan air adalah semen yang
sama apabila digunakan additive dapat menghasilkan kualitas yang kokoh
dan lebih tinggi,
8)
Sebagai tambahan dalam beton bertulang, kekuatan beton ditentukan oleh
ukuran dan kekokohan besinya.
3. Sifat-sifat Beton
a. Kekokohan beton ditentukan dengan design mix-nya. Dengan menetapkan
perbandingan berat atau volume semua bahan yang dipakai akan menghasilkan
K300, K350 dan seterusnya.
b.
Mutu beton pada struktur tidak selalu sama untuk seluruh bagian, tergantung
dari pertimbangan ekonomis dan kemudahan pengerjaannya.
c.
Di laboraturium sifat beton diukur menurut :
1) kokoh tekanan;
2)
modulus elastis;
3)
poisson’s ratio;
4) kokoh geser triaxial;
5) perubahan volume waktu pengering;
6) koefesien perpanjangan karena panas;
7) temperatur spesifikasi;
8) konduktifitas panas;
9)
permeabilitas;
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
14/31
13
10)
keawetan;
11) berat volume.
Untuk pekerjaan struktur gedung, dilapangan biasanya yang perlu
dimonitor adalah slump dan kokoh tekan. Slump test adalah untuk mengetahui
tingkat kekentalan bubur beton.
d. Dalam hal besi beton yang diutamakan dilapangan adalah kokoh tarik dan
diameternya. Untuk beton pratekan adalah tegangan tarik yang diberikan oleh
alat perengangnya (jeck). Penarikan kabel (tendon) biasanya dilakukan orang
khusus terlatih untuk pekerjaan ini.
e. Untuk keperluan tertentu sifat beton dapat diatur dengan pemberian additive.
Additive tersebut berbeda-beda menerut kepentingannya, misalnya untuk :
1) menambah kandungan udara;
2) mengurangi air untuk kekentalan tertentu;
3)
memperlambat pengerasan;
4)
mempercepat pengerasan;
5) meningkatkan kemudahan pengerjaan;
6)
menimbulkaj gelembung gas;
7) meningkatkan waterproofing;
8) meningkatkan kemudahan memompa;
9)
mengurangi kandungan udara;
10) menambah plastisitas/mudah mengalir.
Dalam memakai additive tersebut yang perlu diperhatikan adalah cara
pencampuran dan kualitas additive, karena apabila efek yang tidak timbul akan
dapat mebahayakan pekerja (misalnya additive untuk mempercepat
pengeringan).
f. Cetakan Beton (Form)
1) Bentuk dan volume beton setelah mengeras akan mengikuti bentuk
cetakan. Cetakan dapat dibuat dari :
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
15/31
14
a)
besi (gunanya untuk mencetak berulang kali);
b) kayu papan;
c) kayu lapis.
2)
Yang perlu diperhatikan dalam membuat cetakan adalah kekuatan dalam
menahan beban sebagai berikut :
a) beban pembesian (untuk balok dan lantai);
b) beban berat bubur beton;
c) beban berat alat-alat pengecor;
d) beban getaran vibrator;
e)
serta tidak bocor dan berubah bentuk.
g. Ketentuan dalam Buku Pedoman K-3 (SKB Mentri Tenaga Kerja, Mentri
Pekerjaan Umum) :
1) Cetakan harus diperiksa dalam pasang dan bongkar dibawah pengawasan
oleh orang berpengalaman dan cakap, serta sedapat mungkin dikerjakan
oleh pekerja yang terampil.
2)
Gambar sketsa harus diberikan kepada pekerja untuk mempermudah
pelaksanan dan keamanannya.
3)
Dalam perancanaan, kayu yang dipakai dan sebagai penumpu harus
diperhitungkan antara lain beban gerak, pengarah sudut dan pengaruh
hujan.
4)
Papan dan kerangka harus diperiksa dengan seksama sebelum digunakan.
5) Kerangka dan papan harus diberi kaitan untuk mengangkat.
6)
Bahan bangunan yang lain (agak berat) tidak boleh ditimbun atau
diletakkan pada papan form.
7) Untuk mencegah bahaya roboh, perlu digunakan perancah agar dapat
memberikan dudukan atau mengikat papan untuk form lantai;
8) Untuk pengecoran atap.
h. Penumpu dan Penopang
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
16/31
15
1)
Dalam pekerjaan struktur pekerjaan beton biasanya harus ditopang oleh
penumpu dan penopang yang dapat menahan beban-beban seperti pada
butir 2) bagian f ditambah beban angin dan beban horizontal lain serta
penyagga tersebut tidak boleh berubah posisinya (turun, miring,
melengkung) sewaktu pengecoran dilaksanakan.
2) Ketentuan didalam Buku Pedoman K-3 pada tempat kegiatan konstruksi
menyebutkan :
Penumpu harus kuat menahan serta aman yaitu :
a) gaya muatan tegak lurus yang disebabkan oleh papan cetakan, beton,
alat penggetar dan lain sebagainya;
b) gaya horizontal dari penumpu ataupun akibat kegiatan lain yang
berdekatan.
Penopang dan penumpu harus :
a) mempunyai jarak yang sesuai;
b) mempunyai pondasi yang cukup;
c)
posisi harus kuat;
d)
diberi pengikat pada arah horizontal dan menyilang pada kedua arah.
3) Penumpu harus dibuat dari besi atau kayu yang berserat lurus. Bila
penumpu dengan sambungan harus disambung sesuai dengan :
a) penumpu dengan sambungan harus dibagi rata pada papan form;
b) setiap penumpu tidak diperkenankan mempunyai sambungan lebih
dari satu;
c) sambungan harus diperkuat dengan plat besi penguat untuk mencegah
pembongkaran / pelenturan;
d)
pada setiap tingkat yang mempunyai sambungan harus ada panguat
silang.
4) Penumpu dan papan penopang harus mempunyai alas yang kuat dan
ukuran yang sesuai untuk menahan gaya yang terpusat yang diterima.
5) Sloof untuk penumpu ini harus ditempatkan pada pondasi yang kuat tidak
pada tanah yang lunak.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
17/31
16
6)
Penumpu yang dapat perpanjang harus diberi alas pembatas mencegah
yang melampaui batas. Bila perlu panjang maksimal yang diizinkan harus
tertulis jelas pada penumpu.
7)
Penopang harus direncanakan terkunci kuat pada posisinya pada waktu
terpancang.
8) Penopang sedemikian rupa, sehinga pada waktu pada waktu disingkirkan
masih ada penumpu yang cukup kuat untuk menahan, serta tidak
menimbulkan bahaya.
9) Penopang harus terlindungi dari kerusakan yang dapat ditimbulkan dari
kendaraan, muatan yang terayun dan lain sebagainya.
10) Paku, kawat serta bagian-bagian lainnya yang menjorok keluar harus
disingkirkan atau diamankan dari papan penopang.
11)
Penopang harus tetap pada tempatnya sampai beton cukup kuat untuk
menahan muatan yang ada ataupun beban beton itu sendiri.
12) Penopang harus terikat kuat atau diberi penguat untuk mencegah
pergeseran atau perubahan bentuk.
III. PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH
1. Pengertian
Dalam pelaksanan pekerjaan struktur bawah atau sub struktur antara lain
penggalian tanah untuk pondasi langsung, basement dan pondasi tiang. Pondasi
tiang dibagi menjadi pondasi tiang bor dan pondasi tiang pancang. Untuk
pelaksanaan pekerjaan penggalian tanah biasanya banyak dipakai sheet pile yang
dimasukkan kedalam tanah dengan memakai alat getar.
Jenis tiang pancang ada dua macam yaitu :
a. Pont Bearing Pile yaitu tiang pancang yang meneruskan beban sampai pada
lapisan tanah keras.
b. Frecition Pile yaitu tiang pancang yang daya dukungnya ditentukan oleh daya
lekat antara tanah dengan permukaan keliliang tiang pancang.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
18/31
17
Bentuk penopang tiang pancang yang umumnya dipakai adalah segi empat
dan bulat. Beton yang dapat diapakai adalah beton dari jenis konvensional atau dari
jenis beton pratekan. Saat ini telah banyak perusahaan-perusahaan yang membuat
tiang pancang.
Pada waktu perencanaan perlu diadakan penyelidikan tanah dengan teliti
mengenai sifat-sifat dan kedalaman tanah keras. Untuk melihat seberapa besar daya
dukung dan penurunannya perlu dilakukan percobaan pembebanan sebelum
pelaksanaan. Ikatan tali pengangkat yang masing-masing diikatkan kurang lebih
berjarak 0,5 panjang tiang dari kedua ujungnya. Pangankatan yang salah dapat
berakibat fatal, seperti contoh salah satu tiangnya patah tidak dapat dipergunakan
lagi dan harus membuat tiang baru sebagai pengganti.
Hal ini akan memakan waktu dan biaya karena harus tetap ditempat.
Kesimpulan lain masih sedikit tiang yang harus pancang masih sangat hati-hati
pengangkatannya.
2. Alat Pancang
Berbeda dengan waktu terdahulu dimana pemancang tiang dilakukan dengan
memakai alat kaki tiga dan pemukul yang ditarik dan dijatuhkan memakai lier ,
maka saat ini pemancang dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Berkat kemajuan teknologi, maka alat pemancang telah dilengkapi dengan
“crawler ” sehingga dapat berpindah-pindah tempat dengan mudah dan palu
pemukul bekerja otomatis.
3.
Kemungkinan Kecelakaan
Kemungkinan KecelakaanSebab
Tempat Alat Bahan Man Metode
Tertimpa tiang jatuh saat pemindahan x
Tertimpa tiang roboh x
Tertimpa pecahan tiang x x
Terguyur solar / oli x x x
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
19/31
18
4. Ketentuan-ketentuan
a. Peraturan Mentri
Seperti telah kita ketahui saat ini kita telah mempunyai peraturan
perundangan mengenai K-3. Diantaranya adalah peraturan Mentri Tenaga
Kerja Nomor : PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan. Dalam BAB XI tentang Pekerjaan Memancang
disebutkan sebagai berikut :
Pasal 68 berkenaan dengan alat
1)
Mesin pancang yang digunakan harus dipasang dan dirawat dengan baik
sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.
2) Mesin pancang dan peralatan yang dipakai harus diperiksa dengan teliti
secara berkala dan tidak boleh diginakan kecuali sudah terjamin
kemanannya.
Pasal 69 berkenaan dengan tenaga kerja
Tenaga kerja yang tidak bertugas menjalankan mesin pancang dilarang berada
disekitar mesin pancang yang sedang bekerja / berjalan.
b.
SKB Mentri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum
Didalam Buku Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat
kegiatan konstruksi yang merupakan lampiran dari Surat Keputusan Bersama
Mentri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum Nomor :
KEP. 174/MEN/86
104/KPTS/1986
c. Pemancangan tiang pemancang menyebutkan antara lain mengenai
Mesin Pemancang
1) harus ditumpu oleh dasar yang kuat;
2) tidak boleh diginakan didekat jaringan listrik;
3)
jarak antara 2 mesin pancang tidak boleh kurang dari kaki yang terpanjang;
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
20/31
19
4)
harus dilengkapi tangga yang memenuhi sayarat;
5) tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca;
6) pada pemancang miring, harus diberi timbangan yang sesuai dan
dilindungi terhadap kemungkina tergelincir;
7) harus dicegah jangan sampai hammer meleset dari tiang pancang;
8) hammer yang tidak beroprasi harus dikunci di bawah.
Tenaga Kerja
1) operator harus orang yang ahli
2)
pekerjaan disekitar mesin pancang harus memakai helm atau topi baja;
3) saat tiang pancang dikerek keatas, pekerja yang tidak berkepentingan
dilarang mendekati.
IV.
PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
1. Konstruksi Beton
a. Skema Pelaksanaan Pembetonan
Dalam pelaksanaan struktur gedung, struktur atas akan dimulai setelah
mengerjakan struktur bawah (pondasi dan basement) selesai.
Bagian-bagian struktur yang penting dalam bangunan gedung adalah :
1)
dinding (misalnya ruang lift);
2) kolom;
3)
balok;
4)
lantai dan atap;
5) tangga.
Ada sedikit perbedaan dalam urutan pelaksanaan konstruksi beton antara
dinding, kolom dan balok, dengan lantai / atap dan tangga.
Sebelum form dipasang perlu dilakukan terlebih dahulu penyusunan besi,
kemungkinan besi tulangan disusun.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
21/31
20
Skema urutan kegiatan pelaksanaan dinding, kolom dan balok sebagai
berikut :
Didalam pelaksanaan struktur gedung bertingkat/kegiatan (1) dan (4)
biasanya dilakukan dibawah, sedangkan (2), (3), (5) dan (6) dilakukan ditempat
ketinggian. Dengan demikian resiko kecelakaan lebih besar pada kegiatan-
kegiatan (2), (3), (5) dan (6).
Sampai saat ini umumnya ruang lift dipakai sebagai inti (core) dari
bangunan dibuat sedemikian kuat untuk menahan beban atau beban lainnya,
sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
Skema urutan kegiatan pelaksanaan lantai, dan tangga sebagai berikut :
(1) Pemotongan besi
(2) Penyusunan pembesian
(3) Pemasangan / pembuatan form
(4) Pencampuran beton
(5) Pengecoran
(6) Pembukaan form
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
22/31
21
Seperti pada pelaksanaan dinding, kolom dan balok, pelaksanaan lantai
pada kegiatan (1), (3), (5) dan (6) harus lebih mendapatkan perhatian mengenai
kemanannya karena dilaksanakan ditempat ketinggian.
b. Penyambungan Pengecoran
Daya ikat antara beton dengan beton lainnya dapat dijamin, apabila beton
tersebut dicor pada saat yang bersamaan atau terus menerus tanpa berhenti.
Demikian pula sebaliknya apabila terjadi penghentian pengecoran, maka ikatan
permukaan beton lama dengan beton yang baru tidak akan sekuat ikatan
pengecoran terus menerus.
Oleh karena itu penyambungan pengecoran dilakukan pada bagian-
bagian struktur yang tidak menahan beban momen yang besar atau yang
momen-nya = 0. Dengan alasan ini, maka pelaksanan penghentian dalam
pengecoran harus mendapat persetujuan dari perencana atau yang berwenang.
Dalam hal ini keselamatan kerja mungkin terpengaruh, akan tetapi
keselamatan bangunan dikemudian hari akan terganggu.
(1) Pemasangan /
Pembuatan form
(2) Pemotongan besi (4) Pencampuran
beton
(3) Penyusunan pembesian
(5) Pengecoran
(6) Pembukaan form
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
23/31
22
c.
Pengawasan Pembesian
Konstruksi beton bertulang merupakan konstruksi yang mengadakan
pembagian tugas antara beton dan besi tulangan. Pada umumnya beton
diharapkan dapat menahan gaya tekan serta besi dapat menahan gaya tarik
dalam suatu penampungan tertentu. Gaya-gaya tersebut letaknya tertentu pada
masing-masing penampang. Oleh karena itu letak pembesian tidak boleh
berbeda dari gambar rencana.
Perubahan letak tulang baik disengaja maupun tidak disengaja akan
membahayakan pekerja.
Dengan demikian harus diadakan pemeriksaan pembesian oleh yang
berwenang sebelum dilakukan pengecoran.
d.
Kemungkinan Kecelakaan
Tahapan KecelakaanSebab
Tempat Alat Bahan Man Metode
(1) Pemasangan /
pembuatan form
Terkena alat
Tertimpa benda jatuhJatuh dari ketinggian
x
x
x xx
x
xx
x
xx
(2) Pemotongan besiTerkena alat
Tertimpa besi x
x
x
x
x
x
x
(3) Penyusunan
pembesian
Jauh dari ketinggian x x x x x
(4) Penyusunan
pembesian
Terimpa besi
Terkena debu
x x
x
x
x
x
x
x
x
(5)
Pengecoran
Tertimpa koral runcing
Form jatuh
Jatuh dari ketinggain
x
x
x
(6) Pembukaan form
Beton roboh
Jatuh dari ketinggian
Tertimpa benda
x x
x x
x
x
x
e. Ketentuan-ketentuan
1)
Persiapan pengecoran
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
24/31
23
Peraturan Mentri Tenaga Kerja yang intinya menyebutkan bahwa :
a) Pekerja harus memenuhi (Pasal 73) yaitu :
menghindari singgungan langsung dengan semen;
menghindari singgunagn alngsung yang diangkut dengan concrete
bucket ;
menghindari terhadap melecutnya ujung besi beton yang mencuat
sewaktu ditekan atau diregangkan dan sewaktu diangkat atau
diangkut;
menghindari terhadap getaran sewaktu menjalankan vibrator.
b) Alat (Pasal 75 dan 76) yaitu :
menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan
beton harus diperkuat, sehingga terjamin keselatannya;
beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menjamin agar
form dan penguat dapat memikul atau menahan beban sampai
beton mengeras.
Buku Pedoman K-3 menyebutkan antara lain bahwa :
a) Pekerja harus :
mengenakan baju kerja yang pas, sarung tangan, helm, kacamata
pengaman, dan bila perlu memakai masker;
diusahakan badan tertutup sebanyak mungkin;
mencegah semen dan beton bersentuhan dengan kulit badan.
b) Alat untuk menara bak muatan (kran beton) :
alat penuang atau bak mengangkut harus didirikan oleh petugas
(orang yang ahli) dan selalu diperiksa setiap hari;
menara harus terikat kuat.
c) Tempat melakukan pekerjaan dalam ruang tertutup sedangkan banyak
bahan yang dapat menimbulkan debu, maka :
ruangan harus diberi ventilasi yang cukup;
diusahakan agar debu tidak beterbangan.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
25/31
24
2)
Pengecoran
Metode
a) Dalam muatan beton yang penuh harus diarahkan ketujuan dengan
cara yang aman;
b) Bila beton dalam proses pengerasan, maka harus dihindari aliran air
yang mengandung bahan-bahan kimia dan getaran;
c) Beton yang sedang mengeras tidak boleh diberi beban (muatan).
Alat
a) Bak muatan yang berisi beton yang diangkut melalui derk (kran) atau
kabel derekan diudara, harus disangkutkan pengaman.
b) Pipa penyalur beton pompaan harus :
diberi angker pada ujung dan lengkungannya;
pada ujung atas diberi kran penyalur udara;
terikat kuat dengan ujung / mulut penyemrot.
c) Bila pemompa beton sedang dibersihkan dengan air atau udara
bertakanan tinggi dan pipa tersebut menggunakan sambungan, maka
sambungan harus dalam keadaan kuat agar tidak terlepas.
d) Bila pipa pemompa sedang disemprot denga udara bertekanan tinggi,
para pekerja yang tidak berkepentingan harus berada di tempat yang
aman.
Tempat atau lantai kerja penahan pipa pemompa beton sementara
harus cukup kuat untuk menumpu pipa sedang berisi, demikian juga semua
pekerjaan dikerjakan bersamaan. Hal ini mempunyai angka kemanan
minimal 4.
Selama pengecoran, cetakan dan penumpunya harus dicegah jangan
sampai ada kerusakan.
Tenaga Kerja
a) Pada setiap penggantian shift, alat pengatur tekanan pada pompa
beton harus diperiksa;
b) Pekerja yang berada disekitar pompa beton harus menggunakan
kacamata pengaman;
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
26/31
25
c)
Bila beton sedang dituangkan dari bak muatan, maka para pekerja
harus menghindar dengan jarak yang cukup agar tidak terkena
percikan beton.
3) Metode pelaksanaan beton pratekan sesuai Buku Pedoman K-3
menyebutkan :
Unit beton pratekan hanya dapat dikerjakan pada bagian dari unit
tersebut dan dengan menggunakan paralatan yang ditentukan oleh pabrik
pembuat.
Selama pengangkutan, batang dan balok beton pratekan harus
diletakkan berdiri dan diberi penguat yang efektif
Posisi tali penggantung dengan gaya-gaya tekanan/tarikan yang ada
didalam batang/balok yang bersangkutan.
Angker untuk kabel pemegang beton pretekan yang ditarik sebelum
pengecoran ( pre-tensioned ) harus selalu terlindungi dan dikerjakan sesuai
dengan instruksi pabrik.
Bila kabel sedang ditarik, maka angker harus terjepit kuat pada plat
angkernya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi benturan dan
kerusakan bila dongkrak ( jack ) hidraulic rusak.
Selama penarikan penegangan, pekerja tidak boleh berdiri
dibelakang atau searah dengan bagian-bagian yang sedang ditarik maupun
dibelakang dongkrak.
4)
Metode pelaksanaan pembesian tulangan
Bilamana perlu untuk mencegah bahaya, maka besi tulangan yang
menjorok keluar dari lantai atau dinding harus beri pelindung.
Apabila melakukan penyambungan besi tulangan, ujung yang
menjorok tidak boleh menimbulkan bahaya.
Besi tulangan tidak boleh disimpan pada perancah atau papan
cetakan yang dapat membahayakan kestabilan.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
27/31
26
5)
Metode pelaksanaan pembukaan form
Dalam Buku Pedoman K-3 menyebutkan bahwa :
Pembukaan form tidak boleh dilakukan apabila beton bertulang
tersevut cukup kuat untuk menahan beban muatan serta harus menunggu
perintah dari orang yang berwenang.
Untuk mencegah bahaya runtuh/roboh dari bagian-bagian form
sewaktu dibuka dan form harus diturunkan seluruhnya dan apabila
sebagian saja, maka bagian-bagian yang tersisa harus diberi penyangga.
Jika form yang telah dibuka, tiang-tiang penumpu harus
direncanakan terlebih dahulu secara pelan-pelan dan tidak boleh dihentak.
Bahan form yang telah dibuka harus disimpan dan tidak boleh
merintangi tempat kerja seperti gang atau jalan pengangkutan.
6) Konstruksi baja
Penggunaan
a)
konstruksi baja banyak dipakai untuk gudang, industri, dan hanggar.
Untuk gedung, konstruksi baja banyak yang enggan memakai karena
tidak api meskipun tahan gempa.
b)
pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Menaker menyebut (Pasal 78)
bagian-bagian konstruksi baja sedapat mungkin harus dirakit
sebelum dipasang;
selama pekerjaan pembangunan konstruksi baja, harus dilakukan
tindakan pencegahan bahaya jatuh atau kejatuhan.
Buku Pedoman K-3 pada intinya menyebutkan antara lain :
a) Alat
harus disediakan tangga, gang, peralatan kerja tetap, tempat alat
kerja yang tergantung pada tali dan sabuk pengaman serta jaring/
jala penahan benda jatuh;
peralatan untuk menaikkan/menurunkan bagian-bagian konstruksi
harus memenuhi persyaratan.
b)
Metode
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
28/31
27
cuaca dalam pelaksanaan pekerjaan tidak boleh sewaktu ada angin
kencang serta tempat kerja yang tidak licin.
tempat penyimpanan instruksi-instruksi pengangkatan,
transportasi, pemasangan dan penyimpanan bahan, selalu
ditempat kerja.
tempat merakit diusahakan di atas tanah serta tempat kerja harus
dipagar dan dijaga.
sebelum konstruksi baja diangkat, bagian-nagian mana saja yang
harus diperiksa terlebih dahulu untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan bekerja. Penaikan konstruksi baja tidak dengan
paksaan.
pemasangan kerangka batang baja harus ada keamanan dengan
mengadakan penyangga dan kopel secukupnya. Pada waktu
bagian-bagian konstruksi baja dipindahkan, bebannya tidak boleh
dilepas dari tali pengerek sebelum bagian konstruksi tersebut
diikat dengan kuat dan aman kelain tempat.
penampang bagian-bagian konstruksi yang menahan gaya-gaya
tidak boleh diperlemah dengan memotong, melubangi dan
sebagainya.
bila pengerjakan pengelingan dengan papan panas pada kontruksi
baja dalam suatu ruangan terbatas, maka permukaan baja harus
bebas dan tidak diperkenankan mengandung timah atau bahan-
bahan lainnya yang dapat menimbulkan gas beracun bila terkena
panas. Paku keling, baut, mur, kunci dan benda-benda lepas
lainnya disimpan dalam suatu tempat atau kotak agar tidak mudah
jatuh.
perlu adanya pengamanan pencegahan kebakaran dalam
mengerjakan pengelingan akibat panas pemanas paku keling.
Sediakan air untuk pencegahannya.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
29/31
28
BAB IV
KESIMPULAN
Pengusahaan mengenai mutu bahan bangunan, penyimpanannya,
penggunaan baik langsung maupun melalui proses campuran dan teknik
pelaksanaan dilapangan sangat penting untuk keselamatan bangunan dan kesehatan
kerja.
Pengawasan teknis pelaksanaan pekerjaan struktur dan kepatuhan terhadap
Peraturan Tenaga Kerja dan persyaratan pada Buku Pedoman K-3 dalam setiap
tahapan kerja.
Pekerjaan penggunaan alat, penanganan bahan, tempat kerja sangat penting
agar keselamatan kerja terjamin.
Pelaksanaan struktur bawah yang dilakukan dengan memperhatikan berbagai
aspek dan segi secara baik dan benar, sangat menentukan bangunan struktur atas
dan tingkat kekokohan bangunan.
Kemampuan mengantisipasi kemungkinan kecelakaan sesuai tahapan
pekerjaan, jenis kecelakaan dan penyebabnya akan mengurangi bahkan tenaga kerja
terhindar dari kecelakaan bangunan.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
30/31
29
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengelola DPKK sektor Pekerjaan Umum/Konstruksi, Kelompok Kerja
Pelaksanaan Tugas Pembinaan Usaha Jasa Konstruksi, Perum dan Kemitraan Ke-
PU-an. (1998). Buku Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bidang
Konstruksi. Jakarta: Percetakan Departemen Pekerjaan Umum.
8/17/2019 Makalah K3 - Full Version
31/31
BAB VI
DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS
1. Soni Irawan
a) BAB I : LATAR BELAKANG
b) BAB II : TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI
2. Firdhaus
a) I. PENYIAPAN BAHAN BANGUNAN DI LAPANGAN
b) II. BETON
3.
James Jansen Taruli Siagian
a) III. PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH
b) IV. PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
4. Rahmatsyah Putra Pohan
a) BAB IV : KESIMPULAN
b) DAFTAR ISI