Top Banner

of 31

Makalah K3 - Full Version

Jul 06, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    1/31

     

    MAKALAH K3

    MODUL 5: PEKRJAAN BETON

    Oleh:

    Firdhaus  (1407038831)

    James Jansen Taruli Siagian  (1407034882)

    Soni Irawan  (1407034660)

    Rahmatsyah Putra Pohan  (1407034058)

    PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D3

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS RIAU

    2016

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    2/31

    1

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1

    BAB I : LATAR BELAKANG ................................................................................ 2

    BAB II : TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI ..................................................... 5

    BAB III : ISI

    I.  PENYIMPANAN BAHAN BANGUNAN DILAPANGAN .................. 6

    1.  Umum ............................................................................................... 6

    II.  BETON .................................................................................................. 10

    1. 

    Pengertian Beton ............................................................................ 10

    2.  Campuran Beton ............................................................................. 11

    3.  Sifat-sifat Beton .............................................................................. 12

    III. 

    PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH ........................................... 16

    1.  Pengertian ....................................................................................... 16

    2.  Alat Pancang ................................................................................... 17

    3. 

    Kemungkinan Kecelakaan .............................................................. 17

    4. 

    Ketentuan-ketentuan ....................................................................... 18

    IV.  PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS ................................................ 19

    1. 

    Struktur Beton ................................................................................ 19

    BAB IV : KESIMPULAN ..................................................................................... 28

    BAB V : DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 29

    BAB VI : DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS ........................................................ 30

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    3/31

    2

    BAB I

    LATAR BELAKANG

    1.  Umum

    Didalam topik ini akan diuraikan segi-segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    yang perlu mendapatkan perhatian dadalam pelaksanaan pekerjaan strruktur. Oleh

    karena itu cukup luasnya pekerjaan sipil yang dapat di-klasifikasikan kedalam

    struktur tersebut, maka dalam hal ini kita akan memfokuskan pembahasan kita

    dalam pengertian struktur bangunan gedung karana dapat memberikan gambaran

    yang lengkap.

    Seperti yang kita ketahui bersama, pekerjaan struktur untuk grdung dapat

    dibedakan struktur bawah (sub struktur) dan struktur atas (super struktur). Struktur

    atas terdiri dari kerangka bangunan, lantai dan atap yang dapat dibuat dari beton

     bertulang, beton pratekan, baja atau kombinasi dari bahan- bahan tersebut. Struktur

     bawah merupakan pondasi dari bangunan dapat berupa pondasi langsung, pondasi

     pancang, atau pondasi bor. Seperti pada struktur atas, bahan yang dipakai dapat

     berupa beton bertulang, beton pratekan. Baja atau kombinasi dari bahan tersebut.

    Pada umumnya pelaksanaan dilapangan memerlukan penyimpanan bahan,

    maka dalam makalah ini pertama-tama disinggung masalah penyimpanan bahan

    dilapangan. Kemudian diuraikan pengertian tentang beton sebab jenis bahan

    tersebut paling sering dipakai baik untuk struktur atas maupun struktur bawah.

    2. 

    K-3 dalam Proses Pengerjaan Konstruksi

    Pada umunya di dalam pelaksanaan pekerjaan atau proses pengerjaan

    konstruksi diperlukan lima factor sebagai masukan, yaitu :

    a.  tempat;

     b.  teknik / metode;

    c.   bahan;

    d.  alat; dan

    e.  manusia / tenaga kerja

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    4/31

    3

    Masalah K3 selalu ada selama terdapat proses yang melibatkan manusia atau

    tenaga kerja.

    Faktor tempat merupakan faktor yang menentukan teknik atau metode

     pelaksanaan pekerjaan tersebut. Metode palaksanaan pekerjaan ditempat yang

    diketinggian lain dengan metode ditempat yang dibawah. Yang dimaksud metode

    disini antara lain adalah gambar rencana, spesifikasi, tata cara pengerjaan,

    ketentuaan-ketentuan mengenai alat, peraturan perundangan, dan yang terpenting

     juga tindakan-tindakan preventif K-3 bagi tenaga kerja yang melaksanakan ataupun

    orang lain.

    Faktor bahan merupakan faktor yang terpenting didalam proses pelaksanaan

    karena bahan bangunan inilah yang akan di proses hingga berubah bentuk, susunan,

    dan kekuatan sehingga mempunyai fungsi tertentu yang berakibat mempunyai nilai

    tambah. Kualitas dari bahan bangunan tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang

    telah ditentukan, sebab apabila hal ini diabaikan akan berakibat produk yang

    dihasilkan yang berupa konstruksi tidak aman dipakai dan bahkan membahayakan

    keselamatan selama waktu pengerjaan. Sebagai bisal apabila additive yang dipakai

    dalam campuran beton untuk mempercepat pengerasan kurang baik kualitasnya,

    maka ada kemungkinan konstruksi beton tersebut akan runtuh sewaktu bekisting

    (form)-nya dibuka dan ini juga menjadi masalah K3.

    Yang termasuk faktor alat :

    a.  Alat produksi : beton molen, cetok, martil, dan sebagainya.

     b. 

    Alat bantu : perancah, tanggga, dan sebagainya.

    c.  Perlengkapan K3 : helm, sarung tangan, dan sebagainya.

    Alat tersebuat apabila salah memakainya bisa menjadi sumber kecelakaan

    kerja.

    Faktor manusia di dalam proses pengerjaan tersebut menjadi faktor penentu.

    Begitu pula ditinjau dari segi K3, maka lebih banyak sumber kecelakaan yang

     berasal dari faktor manusianya sendiri. Oleh karena itulah maka manusia didalam

     proses produksi in haruslah berkualitas dalam arti sehat jasmani, sehat rohani,

     berketerampilan dan peduli akan K3.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    5/31

    4

    Gambar 1. Masukan Proses Pengerjaan Konstruksi 

    TEMPAT

    Proses PengerjaanTEMPAT Metode

    Alat Tenaga Kerja

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    6/31

    5

    `BAB II

    TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI

    Penyampaian materi bertujuan untuk memberikan pengertian mengenai

     pekerjaan struktur baik struktur bawah maupun struktur atas, dan cara-cara

     pelaksanaannya, serta pengertian mengenai beton, dan baja serta sifat-sifatnya.

    Selain pemahaman terhadap pengertian-pengertian yang ada juga

    menyangkut penguasaan mangenai bahan-bahan konstruksi, penyimpananannya,

     pemilihan tempat penyimpanan, metode penyimpanan dan pengambilan, peralatan

    yang digunakan, K-3 dalam proses penyimpanan dan tenaga kerja yang dilibatkan

    dan pengawasannya.

    Selanjutnya penguasaan metode pembetonan, ketentuan-ketentuan K-3

    mengenai pembetonan, alat bantu dan perlengkapannya.

    Dalam hal ini pelaksanaan struktur bawah dikenalkan cara mengangkat tiang

     pancang, kemungkinan kecelakaan dan penyebabnya serta ketentuan K-3 yang

    harus dipenuhi.

    Dalam hal pelaksanaan struktur bawah dikenalkan skematik pelaksanaan

     pembetonan, penyambungan, pengecoran, dan keselamatan bengunan.

    Pemahaman pengawasan pembesian juga disampaikan dan kemungkinan

    kecelakaan kerja dan faktor penyebabnya serta ketentuan-ketentuan K-3 dalam

     persiapan dan pengecorannya sendiri, dan metode pengecoran yang benar.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    7/31

    6

    BAB III

    ISI

    I.  PENYIMPANAN BAHAN BANGUNAN DILAPANGAN

    1.  Umum

    Proses pengerjaan antara lain memerlukan bahan. Pada umumnya bahan

     bangunan tidak didatangkan dari sumbernya dan langsung dekerjakan dilapangan,

    akan tetapi memerlukan pula suatu proses antara lain, yaitu proses pengecekan dan

     penyimpanan.

    Pintu Proyek Tempat

    Kirim Turun Chek Penempatan Penyimpangan Pengembangan

    Gambar 2. Bagan Alir Proses Penyimpanan Bahan Bangunan

    a. 

    Yang diartikan dengan proses penyimpanan ialah kegiatan-kegiatan :

    1)   penurunan bahan dari alat pengankut;

    2)   pengecekan jenis dankualitas dan bahan dan jumlahnya;

    3)  menempatkan bahan di tempat penyimpanan; dan

    4)  mengambil bahan untuk dikerjakan

    Dari keempat faktor yang diperlukan dalam proses penyimpanan tersebut

    faktor teknik / metode merupakan yang terpenting, karena didalam

     penyimpanan tersebut tidak hanya ditentukan atas pertimbangan ekonomis saja

    tetapi juga pertimbangan K3.

    Teknik / metode tersebuat merupakan hasil kajian tehadap alat, dan orang

    yang akan mangerjakan.

     b. 

    Faktor tempat ditentukan atas dasar :

    1)  Daya tamping yang diperlukan;

    2) 

    Kemudahan dalam pengambilan bahan yang disimpan

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    8/31

    7

    c. 

    Kondisi yang diperlukan oleh bahan yang disimpan (terbuka, tertutup, kering,

     jauh dari api).

    d. 

    Faktor alat ditentukan ata dasar :

    1)  kesesuaian dengan bentuk dan beat bahan;

    2)   jarak angkut dan beda tinggi;

    3)  sedapat mungkin memakai alat yang ada;

    4)   perlengkapan K3 apa yang diperlukan

    e. 

    Faktor tenaga kerja ditentukan atas dasar kesesuaian jumlahnya dengan :

    1)  Besar, bentuk dan berat bahan;

    2)  Kesesuaian dengan alat yang dipakai

    f.  Sedangkan bahan itu sendiri dalam menentukan metode penyimpanannya perlu

    ditinjau mengenai :

    1) 

     jenis bentuk dan ukurannya;

    2) 

    urutan penggunaannya;

    3)   persyaratan keamanan bahannya.

    g.  Pemilihan tempat penyimpanan bahan

    Tempat penyimpanan bahan dilapangan mempunyai 3 fungsi utama :

    1) 

    melindungi bahan agar kualitas tejamin;

    2)  mempercepat dan mempermudah pengambilan bahan yang diperlukan;

    dan tertib administrasi serta

    3) 

    melindungi bahan dari pencurian.

    h.  Pemilihan tempat penyimpanan didasarkan atas 2 hal, yaitu :

    1)  Pertimbangan ekonomis dan efisiensi

    a)  lokasi dekat dengan tempat pengerjaan;

     b)  dapat dicapai alat transport;

    c) 

    tidak menggangu lau lintas pekerja;

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    9/31

    8

    d) 

    sekaligus sebagai alat ukur volume;

    e)  tidak tercampur satu bahan dengan yang lain;

    f)  tidak terkotori oleh benda-benda lain;

    g) 

    aman dari pencurian.

    2)  Pertimbangan K3

    a)  aman dari kebakaran;

     b)  aman bagi pekerja.

    Jadwal pengiriman bahan oleh leveransir sebaiknya diatur sedemikian rupa

    sehingga penyimpanan bahan dilapangan tidak terlalu lama dan tidak tidak terlalu

     banyak bahan yang harus disimpan sehingga menghemat ruangan.

    a. 

    Pemilihan alat

    Ada 2 macam alat yang dipergunakan dalam proses penyimpanan bahan

     bangunan yaitu :

    1) 

    Alat untuk mengefesiensikan kegiatan pemindahan bahan;

    2) 

    Perlengkapan untuk memenuhi pekerja dari resiko kecelakaan.

    Kedua macam alat tersebut dipilih jenis-jenisnya sesuai dengan jenis bahan

    yang disimpan. Alat jenis (1) misalnya : dump-truck, kren, forklit, gerobak,

     jerigen, pengki, ember dan pikulan, sedangkan perlengkapan jenis (2) dapat

     berupa masker, pelindung mata, helm, sepatu, sarung tangan dan alat pemadam

    kebakaran.

     b. 

    Metode penyimpanan

    1) 

    Bahan cair (cat, thiner, minyak gas, bensin)

    a)  disimpan dalam tempat yang tertutup rapat senhingga tidak mudah

    tumpah atau tercampur benda lain;

     b)  dalam hal bahan mudah terbakar harus dipisahkan dari bahan lain;

    c)   botol, kaleng, jerigen atau tempat lain untuk menyimpan bahan cair

    harus diberi label yang mudah terbaca yang menyatakan bahan apa

    yang ada didalamnya;

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    10/31

    9

    d) 

    tempat meletakkan botol-botol yang terbuat dari kaca sedapat

    mungkin deletakkan di rak yang rendah;

    e)  rak tertinggi harus masih dalam jangkauan orang apabila terpaksa

    diletakkan pad arak yang lebih tinggi perlu disediakan tangga khusus.

    2)  Bahan serbuk (semen, kapur, tras)

    a)   bahan serbuk yang dikemas dalam karung/kantong maksimum hanya

     boleh ditumpuk hingga 10 kantong;

     b)  dibagian bawah harus diberi landasan sehingga tidak terkena genangan

    air;

    c) 

    dalam pengambilan dijaga agar permukaan tumpukan selalu rata.

    3)  Bahan curah (pasir, koral)

    a)  timbunan bahan agar dibuat maksimum setinggi orang rata-rata untuk

    menghindari kelongsoran bahan yang membahayakan pekerja;

     b)   pekerja yang menangani pengambilan bahan ini harus bersepatu untuk

    menghindari butir-butir tajam yang mungkin ada;

    c) 

     bahan lembaran (seng gelombang, triplek)

    d) 

    diletakkan dengan cara mendatar;

    e)  tinggi maksimum tumpukan setinggi orang.

    4) 

    Bahan lempengan (genteng, tegel abu-abu, tegel keramik)

    a)  diletakkan dengan cara teagak lurus;

     b)  tinggi maksimum tumpukan setinggi orang.

    5) 

    Bahan bentuk bata (bata merah, bata beton, batako)

    a)  diletakkan tegak lurus menurut sisi yang terpendek;

     b) 

     peletakan diletakkan selang-seling arahnya untuk memudahkan

     perhitungan;

    c)  tinggi tumpukan maksimum setinggi orang.

    6)  Bahan berbentuk balok (kayu, profil besi)

    a)  ditumpuk dengan diberi alas berupa balok kayu/kaso melintang arah

    memanjang balok untuk memudahkan pengangkutan pengambilan;

     b)   pada setiap tinggi ±50 cm diberi balok pengunci melintang;

    c) 

    tinggi tumpukan maksimum setinggi orang rata-rata;

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    11/31

    10

    d) 

    dalam hal penyimpanan kayu-kayu bekas maka sebelumnya paku-

     paku yang masih menancap harus dicabut terlebih dahulu;

    e)  setiap kali pengangkutan balok minimum dilakukan oleh (dua) orang

    untuk menjaga keseimbangan dan kemudahan bergerak;

    f)   pengambilan selalu dialkukan dari lapisan atau tumpukan dan harus

    dijaga agar permukaan sedapat mungkin rata.

    7)  Bahan berbentuk balok bulat (pipa besi besar, tiang pancang bulat)

    a)  ditumpuk sedemikian rupa sehingga makin keatas jumlah batang

     pelapis makin sedikit;

     b) 

    ditepi lapisan terbawah diberi patok penahan longsor;

    c)   pengambilan selalu dilakukan dari lapisan teratas.

    8)  Batu

    a) 

    tumpukan batu sebaiknya tidak lebih tinggi dari orang, untuk menjaga

    keruntuhan;

     b)  tepi tumpukan diabuat miring;

    c) 

     pengambilan harus dari bagian atas.

    9) 

    Besi beton

    a)  dipisah-pisah menurut ukuran diameternya;

     b) 

    ditempatkan ditempat yang tidak berlumpur;

    c)   bebas dari lalu lintas orang, sehingga tidak terinjak-injak dan tetap

     bersih dan tidak berkarat;

    d) 

    diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pemotongan dan

     pembengkokan.

    II.  BETON

    1.  Pengertian Beton

    a.  Beton adalah campuran air, semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan

    tertentu. Untuk menapatkan sifat tertentu campuran dapat ditambah dengan

    zat-zat lain (additive).

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    12/31

    11

     b.  Beton mempunyai sifat cair (bubur beton) sebelum akhirnya mengeras setelah

    mengalami proses kimiawi.

    c.  Didalam konstruksi struktur biasanya beton selalu diberi bertulang besi yang

     berfungsi utama sebagai bahan penerima gaya tarik.

    d.  Ada dua jenis beton bertulang :

    1)   beton konvensional; dan

    2) 

     beton pratekan (prestressed).

    e.  Besi beton konvensional ada dua macam :

    1) 

     besi beton polos; dan

    2)   besi beton ulir.

    Pemakaian besi polos harus hati-hati karena banyak terdapat besi yang

    ukurannya tidak standar di pasaran.

    2.  Campuran Beton

    a.  Mutu/kekuatan beton ditentukan oleh :

    1)  Jenis batuan dari pasir dan kerikilnya.

    Split dari batu granit akan memberikan kekuatan yang lain dengan split

    dari batu kapur.

    2) 

    Gradasi (susunan ukuran) dari bahan beton.

    Pasir beton akan memberikan kekuatan yang lain dengan pasir pasang.

    3)  Kekasaran permukaan koral

    Pemakaian split (batu pecah) dalam beton akan lebih kokoh dari pada kikir

     bulat.

    4)  Merk semen

    Merk Semen Padang akan berbeda kekuatannya dengan Semen Gresik.

    5) 

    Perbandingan campuran semen, pasir dan koral

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    13/31

    12

    Campuran 1:2:3 lain dengan campuran 1:3:5. Makin banyak air biasanya

    makin kurang kokoh.

    6)  Cara pengerjaan

    Pengecoran dengan menggunakan alat vibrator akan lain dengan hasilnya

    dengan memakai bambu.

    7)  Dipakai atau tidaknya additive

    Dalam perbandingan campuran dan perbandingan air adalah semen yang

    sama apabila digunakan additive dapat menghasilkan kualitas yang kokoh

    dan lebih tinggi,

    8) 

    Sebagai tambahan dalam beton bertulang, kekuatan beton ditentukan oleh

    ukuran dan kekokohan besinya.

    3.  Sifat-sifat Beton

    a.  Kekokohan beton ditentukan dengan design mix-nya. Dengan menetapkan

     perbandingan berat atau volume semua bahan yang dipakai akan menghasilkan

    K300, K350 dan seterusnya.

     b. 

    Mutu beton pada struktur tidak selalu sama untuk seluruh bagian, tergantung

    dari pertimbangan ekonomis dan kemudahan pengerjaannya.

    c. 

    Di laboraturium sifat beton diukur menurut :

    1)  kokoh tekanan;

    2) 

    modulus elastis;

    3) 

     poisson’s ratio; 

    4)  kokoh geser triaxial;

    5)   perubahan volume waktu pengering;

    6)  koefesien perpanjangan karena panas;

    7)  temperatur spesifikasi;

    8)  konduktifitas panas;

    9) 

     permeabilitas;

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    14/31

    13

    10) 

    keawetan;

    11)  berat volume.

    Untuk pekerjaan struktur gedung, dilapangan biasanya yang perlu

    dimonitor adalah slump dan kokoh tekan. Slump test adalah untuk mengetahui

    tingkat kekentalan bubur beton.

    d.  Dalam hal besi beton yang diutamakan dilapangan adalah kokoh tarik dan

    diameternya. Untuk beton pratekan adalah tegangan tarik yang diberikan oleh

    alat perengangnya (jeck). Penarikan kabel (tendon) biasanya dilakukan orang

    khusus terlatih untuk pekerjaan ini.

    e.  Untuk keperluan tertentu sifat beton dapat diatur dengan pemberian additive.

    Additive tersebut berbeda-beda menerut kepentingannya, misalnya untuk :

    1)  menambah kandungan udara;

    2)  mengurangi air untuk kekentalan tertentu;

    3) 

    memperlambat pengerasan;

    4) 

    mempercepat pengerasan;

    5)  meningkatkan kemudahan pengerjaan;

    6) 

    menimbulkaj gelembung gas;

    7)  meningkatkan waterproofing;

    8)  meningkatkan kemudahan memompa;

    9) 

    mengurangi kandungan udara;

    10)  menambah plastisitas/mudah mengalir.

    Dalam memakai additive tersebut yang perlu diperhatikan adalah cara

     pencampuran dan kualitas additive, karena apabila efek yang tidak timbul akan

    dapat mebahayakan pekerja (misalnya additive untuk mempercepat

     pengeringan).

    f.  Cetakan Beton (Form)

    1)  Bentuk dan volume beton setelah mengeras akan mengikuti bentuk

    cetakan. Cetakan dapat dibuat dari :

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    15/31

    14

    a) 

     besi (gunanya untuk mencetak berulang kali);

     b)  kayu papan;

    c)  kayu lapis.

    2) 

    Yang perlu diperhatikan dalam membuat cetakan adalah kekuatan dalam

    menahan beban sebagai berikut :

    a)   beban pembesian (untuk balok dan lantai);

     b)   beban berat bubur beton;

    c)   beban berat alat-alat pengecor;

    d)   beban getaran vibrator;

    e) 

    serta tidak bocor dan berubah bentuk.

    g.  Ketentuan dalam Buku Pedoman K-3 (SKB Mentri Tenaga Kerja, Mentri

    Pekerjaan Umum) :

    1)  Cetakan harus diperiksa dalam pasang dan bongkar dibawah pengawasan

    oleh orang berpengalaman dan cakap, serta sedapat mungkin dikerjakan

    oleh pekerja yang terampil.

    2) 

    Gambar sketsa harus diberikan kepada pekerja untuk mempermudah

     pelaksanan dan keamanannya.

    3) 

    Dalam perancanaan, kayu yang dipakai dan sebagai penumpu harus

    diperhitungkan antara lain beban gerak, pengarah sudut dan pengaruh

    hujan.

    4) 

    Papan dan kerangka harus diperiksa dengan seksama sebelum digunakan.

    5)  Kerangka dan papan harus diberi kaitan untuk mengangkat.

    6) 

    Bahan bangunan yang lain (agak berat) tidak boleh ditimbun atau

    diletakkan pada papan form.

    7)  Untuk mencegah bahaya roboh, perlu digunakan perancah agar dapat

    memberikan dudukan atau mengikat papan untuk form lantai;

    8)  Untuk pengecoran atap.

    h.  Penumpu dan Penopang

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    16/31

    15

    1) 

    Dalam pekerjaan struktur pekerjaan beton biasanya harus ditopang oleh

     penumpu dan penopang yang dapat menahan beban-beban seperti pada

     butir 2) bagian f ditambah beban angin dan beban horizontal lain serta

     penyagga tersebut tidak boleh berubah posisinya (turun, miring,

    melengkung) sewaktu pengecoran dilaksanakan.

    2)  Ketentuan didalam Buku Pedoman K-3 pada tempat kegiatan konstruksi

    menyebutkan :

    Penumpu harus kuat menahan serta aman yaitu :

    a)  gaya muatan tegak lurus yang disebabkan oleh papan cetakan, beton,

    alat penggetar dan lain sebagainya;

     b)  gaya horizontal dari penumpu ataupun akibat kegiatan lain yang

     berdekatan.

    Penopang dan penumpu harus :

    a)  mempunyai jarak yang sesuai;

     b)  mempunyai pondasi yang cukup;

    c) 

     posisi harus kuat;

    d) 

    diberi pengikat pada arah horizontal dan menyilang pada kedua arah.

    3)  Penumpu harus dibuat dari besi atau kayu yang berserat lurus. Bila

     penumpu dengan sambungan harus disambung sesuai dengan :

    a)   penumpu dengan sambungan harus dibagi rata pada papan form;

     b)  setiap penumpu tidak diperkenankan mempunyai sambungan lebih

    dari satu;

    c)  sambungan harus diperkuat dengan plat besi penguat untuk mencegah

     pembongkaran / pelenturan;

    d) 

     pada setiap tingkat yang mempunyai sambungan harus ada panguat

    silang.

    4)  Penumpu dan papan penopang harus mempunyai alas yang kuat dan

    ukuran yang sesuai untuk menahan gaya yang terpusat yang diterima.

    5)  Sloof untuk penumpu ini harus ditempatkan pada pondasi yang kuat tidak

     pada tanah yang lunak.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    17/31

    16

    6) 

    Penumpu yang dapat perpanjang harus diberi alas pembatas mencegah

    yang melampaui batas. Bila perlu panjang maksimal yang diizinkan harus

    tertulis jelas pada penumpu.

    7) 

    Penopang harus direncanakan terkunci kuat pada posisinya pada waktu

    terpancang.

    8)  Penopang sedemikian rupa, sehinga pada waktu pada waktu disingkirkan

    masih ada penumpu yang cukup kuat untuk menahan, serta tidak

    menimbulkan bahaya.

    9)  Penopang harus terlindungi dari kerusakan yang dapat ditimbulkan dari

    kendaraan, muatan yang terayun dan lain sebagainya.

    10)  Paku, kawat serta bagian-bagian lainnya yang menjorok keluar harus

    disingkirkan atau diamankan dari papan penopang.

    11) 

    Penopang harus tetap pada tempatnya sampai beton cukup kuat untuk

    menahan muatan yang ada ataupun beban beton itu sendiri.

    12)  Penopang harus terikat kuat atau diberi penguat untuk mencegah

     pergeseran atau perubahan bentuk.

    III. PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH

    1.  Pengertian

    Dalam pelaksanan pekerjaan struktur bawah atau sub struktur antara lain

     penggalian tanah untuk pondasi langsung, basement dan pondasi tiang. Pondasi

    tiang dibagi menjadi pondasi tiang bor dan pondasi tiang pancang. Untuk

     pelaksanaan pekerjaan penggalian tanah biasanya banyak dipakai  sheet pile yang

    dimasukkan kedalam tanah dengan memakai alat getar.

    Jenis tiang pancang ada dua macam yaitu :

    a.   Pont Bearing Pile yaitu tiang pancang yang meneruskan beban sampai pada

    lapisan tanah keras.

     b.   Frecition Pile yaitu tiang pancang yang daya dukungnya ditentukan oleh daya

    lekat antara tanah dengan permukaan keliliang tiang pancang.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    18/31

    17

    Bentuk penopang tiang pancang yang umumnya dipakai adalah segi empat

    dan bulat. Beton yang dapat diapakai adalah beton dari jenis konvensional atau dari

     jenis beton pratekan. Saat ini telah banyak perusahaan-perusahaan yang membuat

    tiang pancang.

    Pada waktu perencanaan perlu diadakan penyelidikan tanah dengan teliti

    mengenai sifat-sifat dan kedalaman tanah keras. Untuk melihat seberapa besar daya

    dukung dan penurunannya perlu dilakukan percobaan pembebanan sebelum

     pelaksanaan. Ikatan tali pengangkat yang masing-masing diikatkan kurang lebih

     berjarak 0,5 panjang tiang dari kedua ujungnya. Pangankatan yang salah dapat

     berakibat fatal, seperti contoh salah satu tiangnya patah tidak dapat dipergunakan

    lagi dan harus membuat tiang baru sebagai pengganti.

    Hal ini akan memakan waktu dan biaya karena harus tetap ditempat.

    Kesimpulan lain masih sedikit tiang yang harus pancang masih sangat hati-hati

     pengangkatannya.

    2.  Alat Pancang

    Berbeda dengan waktu terdahulu dimana pemancang tiang dilakukan dengan

    memakai alat kaki tiga dan pemukul yang ditarik dan dijatuhkan memakai lier ,

    maka saat ini pemancang dapat dilakukan dengan lebih cepat.

    Berkat kemajuan teknologi, maka alat pemancang telah dilengkapi dengan

    “crawler ” sehingga dapat berpindah-pindah tempat dengan mudah dan palu

     pemukul bekerja otomatis.

    3. 

    Kemungkinan Kecelakaan

    Kemungkinan KecelakaanSebab

    Tempat Alat Bahan Man Metode

    Tertimpa tiang jatuh saat pemindahan x

    Tertimpa tiang roboh x

    Tertimpa pecahan tiang x x

    Terguyur solar / oli x x x

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    19/31

    18

    4.  Ketentuan-ketentuan

    a.  Peraturan Mentri

    Seperti telah kita ketahui saat ini kita telah mempunyai peraturan

     perundangan mengenai K-3. Diantaranya adalah peraturan Mentri Tenaga

    Kerja Nomor : PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

     pada Konstruksi Bangunan. Dalam BAB XI tentang Pekerjaan Memancang

    disebutkan sebagai berikut :

     Pasal 68 berkenaan dengan alat

    1) 

    Mesin pancang yang digunakan harus dipasang dan dirawat dengan baik

    sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.

    2)  Mesin pancang dan peralatan yang dipakai harus diperiksa dengan teliti

    secara berkala dan tidak boleh diginakan kecuali sudah terjamin

    kemanannya.

     Pasal 69 berkenaan dengan tenaga kerja

    Tenaga kerja yang tidak bertugas menjalankan mesin pancang dilarang berada

    disekitar mesin pancang yang sedang bekerja / berjalan.

     b. 

    SKB Mentri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum

    Didalam Buku Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat

    kegiatan konstruksi yang merupakan lampiran dari Surat Keputusan Bersama

    Mentri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum Nomor :

    KEP. 174/MEN/86

    104/KPTS/1986

    c.  Pemancangan tiang pemancang menyebutkan antara lain mengenai

     Mesin Pemancang

    1)  harus ditumpu oleh dasar yang kuat;

    2)  tidak boleh diginakan didekat jaringan listrik;

    3) 

     jarak antara 2 mesin pancang tidak boleh kurang dari kaki yang terpanjang;

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    20/31

    19

    4) 

    harus dilengkapi tangga yang memenuhi sayarat;

    5)  tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca;

    6)   pada pemancang miring, harus diberi timbangan yang sesuai dan

    dilindungi terhadap kemungkina tergelincir;

    7)  harus dicegah jangan sampai hammer meleset dari tiang pancang;

    8)  hammer yang tidak beroprasi harus dikunci di bawah.

    Tenaga Kerja

    1)  operator harus orang yang ahli

    2) 

     pekerjaan disekitar mesin pancang harus memakai helm atau topi baja;

    3)  saat tiang pancang dikerek keatas, pekerja yang tidak berkepentingan

    dilarang mendekati.

    IV. 

    PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

    1.  Konstruksi Beton

    a.  Skema Pelaksanaan Pembetonan

    Dalam pelaksanaan struktur gedung, struktur atas akan dimulai setelah

    mengerjakan struktur bawah (pondasi dan basement) selesai.

    Bagian-bagian struktur yang penting dalam bangunan gedung adalah :

    1) 

    dinding (misalnya ruang lift);

    2)  kolom;

    3) 

     balok;

    4) 

    lantai dan atap;

    5)  tangga.

    Ada sedikit perbedaan dalam urutan pelaksanaan konstruksi beton antara

    dinding, kolom dan balok, dengan lantai / atap dan tangga.

    Sebelum form dipasang perlu dilakukan terlebih dahulu penyusunan besi,

    kemungkinan besi tulangan disusun.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    21/31

    20

    Skema urutan kegiatan pelaksanaan dinding, kolom dan balok sebagai

     berikut :

    Didalam pelaksanaan struktur gedung bertingkat/kegiatan (1) dan (4)

     biasanya dilakukan dibawah, sedangkan (2), (3), (5) dan (6) dilakukan ditempat

    ketinggian. Dengan demikian resiko kecelakaan lebih besar pada kegiatan-

    kegiatan (2), (3), (5) dan (6).

    Sampai saat ini umumnya ruang lift dipakai sebagai inti (core) dari

     bangunan dibuat sedemikian kuat untuk menahan beban atau beban lainnya,

    sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

    Skema urutan kegiatan pelaksanaan lantai, dan tangga sebagai berikut :

    (1) Pemotongan besi

    (2) Penyusunan pembesian

    (3) Pemasangan / pembuatan form

    (4) Pencampuran beton

    (5) Pengecoran

    (6) Pembukaan form

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    22/31

    21

    Seperti pada pelaksanaan dinding, kolom dan balok, pelaksanaan lantai

     pada kegiatan (1), (3), (5) dan (6) harus lebih mendapatkan perhatian mengenai

    kemanannya karena dilaksanakan ditempat ketinggian.

     b.  Penyambungan Pengecoran

    Daya ikat antara beton dengan beton lainnya dapat dijamin, apabila beton

    tersebut dicor pada saat yang bersamaan atau terus menerus tanpa berhenti.

    Demikian pula sebaliknya apabila terjadi penghentian pengecoran, maka ikatan

     permukaan beton lama dengan beton yang baru tidak akan sekuat ikatan

     pengecoran terus menerus.

    Oleh karena itu penyambungan pengecoran dilakukan pada bagian-

     bagian struktur yang tidak menahan beban momen yang besar atau yang

    momen-nya = 0. Dengan alasan ini, maka pelaksanan penghentian dalam

     pengecoran harus mendapat persetujuan dari perencana atau yang berwenang.

    Dalam hal ini keselamatan kerja mungkin terpengaruh, akan tetapi

    keselamatan bangunan dikemudian hari akan terganggu.

    (1) Pemasangan /

    Pembuatan form

    (2) Pemotongan besi (4) Pencampuran

     beton

    (3) Penyusunan pembesian

    (5) Pengecoran

    (6) Pembukaan form

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    23/31

    22

    c. 

    Pengawasan Pembesian

    Konstruksi beton bertulang merupakan konstruksi yang mengadakan

     pembagian tugas antara beton dan besi tulangan. Pada umumnya beton

    diharapkan dapat menahan gaya tekan serta besi dapat menahan gaya tarik

    dalam suatu penampungan tertentu. Gaya-gaya tersebut letaknya tertentu pada

    masing-masing penampang. Oleh karena itu letak pembesian tidak boleh

     berbeda dari gambar rencana.

    Perubahan letak tulang baik disengaja maupun tidak disengaja akan

    membahayakan pekerja.

    Dengan demikian harus diadakan pemeriksaan pembesian oleh yang

     berwenang sebelum dilakukan pengecoran.

    d. 

    Kemungkinan Kecelakaan

    Tahapan KecelakaanSebab

    Tempat Alat Bahan Man Metode

    (1) Pemasangan /

     pembuatan form

    Terkena alat

    Tertimpa benda jatuhJatuh dari ketinggian

    x

    x

    x xx

    x

    xx

    x

    xx

    (2) Pemotongan besiTerkena alat

    Tertimpa besi x

    x

    x

    x

    x

    x

    x

    (3) Penyusunan

     pembesian

    Jauh dari ketinggian x x x x x

    (4) Penyusunan

     pembesian

    Terimpa besi

    Terkena debu

    x x

    x

    x

    x

    x

    x

    x

    x

    (5) 

    Pengecoran

    Tertimpa koral runcing

    Form jatuh

    Jatuh dari ketinggain

    x

    x

    x

    (6) Pembukaan form

    Beton roboh

    Jatuh dari ketinggian

    Tertimpa benda

    x x

    x x

    x

    x

    x

    e.  Ketentuan-ketentuan

    1) 

     Persiapan pengecoran 

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    24/31

    23

    Peraturan Mentri Tenaga Kerja yang intinya menyebutkan bahwa :

    a)  Pekerja harus memenuhi (Pasal 73) yaitu :

      menghindari singgungan langsung dengan semen;

      menghindari singgunagn alngsung yang diangkut dengan concrete

    bucket ;

      menghindari terhadap melecutnya ujung besi beton yang mencuat

    sewaktu ditekan atau diregangkan dan sewaktu diangkat atau

    diangkut;

      menghindari terhadap getaran sewaktu menjalankan vibrator.

     b)  Alat (Pasal 75 dan 76) yaitu :

      menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan

     beton harus diperkuat, sehingga terjamin keselatannya;

       beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menjamin agar

    form dan penguat dapat memikul atau menahan beban sampai

     beton mengeras.

    Buku Pedoman K-3 menyebutkan antara lain bahwa :

    a)  Pekerja harus :

      mengenakan baju kerja yang pas, sarung tangan, helm, kacamata

     pengaman, dan bila perlu memakai masker;

      diusahakan badan tertutup sebanyak mungkin;

      mencegah semen dan beton bersentuhan dengan kulit badan.

     b)  Alat untuk menara bak muatan (kran beton) :

      alat penuang atau bak mengangkut harus didirikan oleh petugas

    (orang yang ahli) dan selalu diperiksa setiap hari;

      menara harus terikat kuat.

    c)  Tempat melakukan pekerjaan dalam ruang tertutup sedangkan banyak

     bahan yang dapat menimbulkan debu, maka :

      ruangan harus diberi ventilasi yang cukup;

      diusahakan agar debu tidak beterbangan.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    25/31

    24

    2) 

     Pengecoran 

    Metode

    a)  Dalam muatan beton yang penuh harus diarahkan ketujuan dengan

    cara yang aman;

     b)  Bila beton dalam proses pengerasan, maka harus dihindari aliran air

    yang mengandung bahan-bahan kimia dan getaran;

    c)  Beton yang sedang mengeras tidak boleh diberi beban (muatan).

    Alat

    a)  Bak muatan yang berisi beton yang diangkut melalui derk (kran) atau

    kabel derekan diudara, harus disangkutkan pengaman.

     b)  Pipa penyalur beton pompaan harus :

      diberi angker pada ujung dan lengkungannya;

       pada ujung atas diberi kran penyalur udara;

      terikat kuat dengan ujung / mulut penyemrot.

    c)  Bila pemompa beton sedang dibersihkan dengan air atau udara

     bertakanan tinggi dan pipa tersebut menggunakan sambungan, maka

    sambungan harus dalam keadaan kuat agar tidak terlepas.

    d)  Bila pipa pemompa sedang disemprot denga udara bertekanan tinggi,

     para pekerja yang tidak berkepentingan harus berada di tempat yang

    aman.

    Tempat atau lantai kerja penahan pipa pemompa beton sementara

    harus cukup kuat untuk menumpu pipa sedang berisi, demikian juga semua

     pekerjaan dikerjakan bersamaan. Hal ini mempunyai angka kemanan

    minimal 4.

    Selama pengecoran, cetakan dan penumpunya harus dicegah jangan

    sampai ada kerusakan.

    Tenaga Kerja

    a)  Pada setiap penggantian shift, alat pengatur tekanan pada pompa

     beton harus diperiksa;

     b)  Pekerja yang berada disekitar pompa beton harus menggunakan

    kacamata pengaman;

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    26/31

    25

    c) 

    Bila beton sedang dituangkan dari bak muatan, maka para pekerja

    harus menghindar dengan jarak yang cukup agar tidak terkena

     percikan beton.

    3)   Metode pelaksanaan beton pratekan sesuai Buku Pedoman K-3

    menyebutkan : 

    Unit beton pratekan hanya dapat dikerjakan pada bagian dari unit

    tersebut dan dengan menggunakan paralatan yang ditentukan oleh pabrik

     pembuat.

    Selama pengangkutan, batang dan balok beton pratekan harus

    diletakkan berdiri dan diberi penguat yang efektif

    Posisi tali penggantung dengan gaya-gaya tekanan/tarikan yang ada

    didalam batang/balok yang bersangkutan.

    Angker untuk kabel pemegang beton pretekan yang ditarik sebelum

     pengecoran ( pre-tensioned ) harus selalu terlindungi dan dikerjakan sesuai

    dengan instruksi pabrik.

    Bila kabel sedang ditarik, maka angker harus terjepit kuat pada plat

    angkernya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi benturan dan

    kerusakan bila dongkrak ( jack ) hidraulic rusak.

    Selama penarikan penegangan, pekerja tidak boleh berdiri

    dibelakang atau searah dengan bagian-bagian yang sedang ditarik maupun

    dibelakang dongkrak.

    4) 

     Metode pelaksanaan pembesian tulangan 

    Bilamana perlu untuk mencegah bahaya, maka besi tulangan yang

    menjorok keluar dari lantai atau dinding harus beri pelindung.

    Apabila melakukan penyambungan besi tulangan, ujung yang

    menjorok tidak boleh menimbulkan bahaya.

    Besi tulangan tidak boleh disimpan pada perancah atau papan

    cetakan yang dapat membahayakan kestabilan.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    27/31

    26

    5) 

     Metode pelaksanaan pembukaan form 

    Dalam Buku Pedoman K-3 menyebutkan bahwa :

    Pembukaan form tidak boleh dilakukan apabila beton bertulang

    tersevut cukup kuat untuk menahan beban muatan serta harus menunggu

     perintah dari orang yang berwenang.

    Untuk mencegah bahaya runtuh/roboh dari bagian-bagian form

    sewaktu dibuka dan form harus diturunkan seluruhnya dan apabila

    sebagian saja, maka bagian-bagian yang tersisa harus diberi penyangga.

    Jika form yang telah dibuka, tiang-tiang penumpu harus

    direncanakan terlebih dahulu secara pelan-pelan dan tidak boleh dihentak.

    Bahan form yang telah dibuka harus disimpan dan tidak boleh

    merintangi tempat kerja seperti gang atau jalan pengangkutan.

    6)   Konstruksi baja 

    Penggunaan

    a) 

    konstruksi baja banyak dipakai untuk gudang, industri, dan hanggar.

    Untuk gedung, konstruksi baja banyak yang enggan memakai karena

    tidak api meskipun tahan gempa.

     b) 

     pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Menaker menyebut (Pasal 78)

       bagian-bagian konstruksi baja sedapat mungkin harus dirakit

    sebelum dipasang;

      selama pekerjaan pembangunan konstruksi baja, harus dilakukan

    tindakan pencegahan bahaya jatuh atau kejatuhan.

    Buku Pedoman K-3 pada intinya menyebutkan antara lain :

    a)  Alat

      harus disediakan tangga, gang, peralatan kerja tetap, tempat alat

    kerja yang tergantung pada tali dan sabuk pengaman serta jaring/

     jala penahan benda jatuh;

       peralatan untuk menaikkan/menurunkan bagian-bagian konstruksi

    harus memenuhi persyaratan.

     b) 

    Metode

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    28/31

    27

      cuaca dalam pelaksanaan pekerjaan tidak boleh sewaktu ada angin

    kencang serta tempat kerja yang tidak licin.

      tempat penyimpanan instruksi-instruksi pengangkatan,

    transportasi, pemasangan dan penyimpanan bahan, selalu

    ditempat kerja.

      tempat merakit diusahakan di atas tanah serta tempat kerja harus

    dipagar dan dijaga.

      sebelum konstruksi baja diangkat, bagian-nagian mana saja yang

    harus diperiksa terlebih dahulu untuk menjaga keamanan dan

    kenyamanan bekerja. Penaikan konstruksi baja tidak dengan

     paksaan.

       pemasangan kerangka batang baja harus ada keamanan dengan

    mengadakan penyangga dan kopel secukupnya. Pada waktu

     bagian-bagian konstruksi baja dipindahkan, bebannya tidak boleh

    dilepas dari tali pengerek sebelum bagian konstruksi tersebut

    diikat dengan kuat dan aman kelain tempat.

       penampang bagian-bagian konstruksi yang menahan gaya-gaya

    tidak boleh diperlemah dengan memotong, melubangi dan

    sebagainya.

       bila pengerjakan pengelingan dengan papan panas pada kontruksi

     baja dalam suatu ruangan terbatas, maka permukaan baja harus

     bebas dan tidak diperkenankan mengandung timah atau bahan-

     bahan lainnya yang dapat menimbulkan gas beracun bila terkena

     panas. Paku keling, baut, mur, kunci dan benda-benda lepas

    lainnya disimpan dalam suatu tempat atau kotak agar tidak mudah

     jatuh.

       perlu adanya pengamanan pencegahan kebakaran dalam

    mengerjakan pengelingan akibat panas pemanas paku keling.

    Sediakan air untuk pencegahannya.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    29/31

    28

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Pengusahaan mengenai mutu bahan bangunan, penyimpanannya,

     penggunaan baik langsung maupun melalui proses campuran dan teknik

     pelaksanaan dilapangan sangat penting untuk keselamatan bangunan dan kesehatan

    kerja.

    Pengawasan teknis pelaksanaan pekerjaan struktur dan kepatuhan terhadap

    Peraturan Tenaga Kerja dan persyaratan pada Buku Pedoman K-3 dalam setiap

    tahapan kerja.

    Pekerjaan penggunaan alat, penanganan bahan, tempat kerja sangat penting

    agar keselamatan kerja terjamin.

    Pelaksanaan struktur bawah yang dilakukan dengan memperhatikan berbagai

    aspek dan segi secara baik dan benar, sangat menentukan bangunan struktur atas

    dan tingkat kekokohan bangunan.

    Kemampuan mengantisipasi kemungkinan kecelakaan sesuai tahapan

     pekerjaan, jenis kecelakaan dan penyebabnya akan mengurangi bahkan tenaga kerja

    terhindar dari kecelakaan bangunan.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    30/31

    29

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    Tim Pengelola DPKK sektor Pekerjaan Umum/Konstruksi, Kelompok Kerja

    Pelaksanaan Tugas Pembinaan Usaha Jasa Konstruksi, Perum dan Kemitraan Ke-

    PU-an. (1998). Buku Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bidang

     Konstruksi. Jakarta: Percetakan Departemen Pekerjaan Umum.

  • 8/17/2019 Makalah K3 - Full Version

    31/31

    BAB VI

    DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS

    1.  Soni Irawan

    a)  BAB I : LATAR BELAKANG

     b)  BAB II : TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI

    2.  Firdhaus

    a)  I. PENYIAPAN BAHAN BANGUNAN DI LAPANGAN

     b)  II. BETON

    3. 

    James Jansen Taruli Siagian

    a)  III. PELAKSANAAN STRUKTUR BAWAH

     b)  IV. PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

    4.  Rahmatsyah Putra Pohan

    a)  BAB IV : KESIMPULAN

     b)  DAFTAR ISI