Top Banner
MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA Disusun oleh: Anti Pebrianti Mentari 260110110056 Adiba Hasna Ramadhani 260110110057 Rey Hagai Yheri 260110110058 Anggy Luthfi 260110110059 Tazkia Farhany 260110110060 Melani 260110110061 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN
29

MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Dec 01, 2015

Download

Documents

Melani Junaedi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

MAKALAH IMUNOLOGI

KANKER PAYUDARA

Disusun oleh:

Anti Pebrianti Mentari 260110110056

Adiba Hasna Ramadhani 260110110057

Rey Hagai Yheri 260110110058

Anggy Luthfi 260110110059

Tazkia Farhany 260110110060

Melani 260110110061

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

Page 2: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

I. DefinisiKanker adalah penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak

memiliki tujuan bersifat parasit dan tumbuh merugikan manusia sebagai pejamu. Istilah tumor, daging tumbuh, lesi, neoplasma, dan pertumbuhan yang baru dapat digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan kanker. Pembentukan tumor terjadi di dalam proses multi-tahap terorganisir(Brooker,2008): Sel yang berubah secara genetik; Hyperplasia; Dysplasia; Kanker in situ(pertumbuhan pramaligna)-jaringan sekitar tidak mengalami

gangguan dan tumor dapat terletak secara local dalam periode waktu yang tidak pasti;

Kanker invasif-sel menginvasi darah atau system limfa dan/atau jaringan sekitar, tumor dianggap ganas dan metastasis (sekunder) cenderung terjadi di seluruh tubuh.

Sel(abnormalitas pertumbuhan sel),

Risiko individu untuk mengalami kanker dipengaruhi oleh faktor genetic dan pemajanan terhadap karsinoma lingkungan(agen yang mempredisposisi kanker). Faktor-faktor yang diketahui mempredisposisi kanker terdiri dari tembakau, diet rendah serat atau tinggi lemak jenuh, peningkatan indeks massa tubuh dan kurangnya aktivitas fisik, beberapa obat (mis. kemoterapi), alcohol, pemajanan pekerjaan dan lingkungan terhadap karsinogen (mis. asbes), radiasi, dan infeksi. Usia, jenis kelamin, dan etnisitas seseorang juga penting (mis. Kanker merupakan penyakit dominan pada dewasa lanjut). Berbagai program penapisan tersedia untuk deteksi dini kanker (mis. Mamografi atau darah okulta pada feses)(Brooker,2008).

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringa payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker payudara ini, walaupun masih sangat jarang terjadi. Prognosis kanker payudara tergantung pda tingkat pertumbuhannya. Dari hasil pengamatan, umumnya penderita kanker payudara sudah tidak dapat ditolong karena terlambat diketahui dan diobati(Purwoastuti,2008).

Page 3: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

II. Klasifikasi

Berdasarkan gambaran histopatologi kanker payudara dapat diklasifikasikan

berdasarkan klasifikasi WHO 1981 sebagai berikut(Harry,2012):

1. Non invasif

Intraductal carcinoma

Lobular carcinoma

2. Karsinoma Invasif

Invasive ductal carcinoma

Invasive ductal carcinoma with predominant intraductal component

Invasive lobular carcinoma

Mucinous carcinoma

Medullary carcinoma

Papillary carcinoma

Tubular carcinoma

Adenocystic carcinoma

Juvenile carcinoma

Apocrine carcinoma

Carcinoma with metaplasia

Carcinoma with squamous type

Carcinoma with spindle cell type

Carcinoma with cartilagues and osseous type

Carcinoma mixed type

3. Paget’s disease of breast

Diantara jenis-jenis histopatologis ini, jenis karsinoma duktal invasif yang paling

sering ditemukan (± 80%).

III. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa

faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker

payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara

karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya

perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke

arah sel ganas.

Page 4: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

b. Masa reproduksi yang relatif panjang.

c. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.

d. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

e. Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama

dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

f. Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

g. Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

h. Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

i. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada

wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik

T, 2005).

Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti

telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang

faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang

efektif untuk mencegah kanker payudara. Faktor-faktor resiko

mencakup(Brunner dan Suddarth,2002):

- Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)

- Menarke dini. Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami

menstruasi sebelum usia 12 tahun

- Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita

yang melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami knker

payudara

- Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun

- Riwayat penyakit payudara jinak

- Kontrasepsi oral

Page 5: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

- Konsumsi alkohol setiap hari

Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.

Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang

terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai

pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,

hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen.

Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :

1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel,

chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.

2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.

3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno

virus, herpes virus), EB virus.

4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.

5. Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh,sehingga memudahkan munculnya

kanker.

IV. Faktor Risiko

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat

banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya

kanker payudara antara lain:

1.   Faktor reproduksi.

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker

payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur

lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara

adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid

Page 6: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of

initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,

payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25%

kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan

awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

2.   Penggunaan hormon.

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan

dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan

kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen

replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat

risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang

menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk

mengalami kanker payudara sebelum menopause.

3.   Penyakit fibrokistik.

Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada

peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,

risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik,

risiko meningkat hingga 5 kali.

4.   Obesitas

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan.

Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker

payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita obes.

5.  Konsumsi lemak

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker

payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun

Page 7: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker

payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

6.   Radiasi

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas

meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang

dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier

dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

7.   Riwayat keluarga dan faktor genetikRiwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat

penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

V. Gambaran Klinis

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu

mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau

menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau

puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda

atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti

kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada

payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga

dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah

berdarah.

Ciri-ciri lainnya antara lain:

§     Pendarahan pada puting susu.

Page 8: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

§     Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,

sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

§     Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)

pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

§     Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria

operbilitas Heagensen sebagai berikut:

§     Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)

§     Adanya nodul satelit pada kulit payudara

§     Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa

§     Terdapat model parasternal

§     Terdapat nodul supraklavikula

§     Adanya edema lengan

§     Adanya metastase jauh

§     Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

VI. Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang

disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

1.     Fase inisiasi.

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang

memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini

disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa

bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua

sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik

dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih

rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa

membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

Page 9: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

2.     Fase promosi.

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah

menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh

oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan

(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

STADIUM

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil

penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita

pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik

ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya

dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk

menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang

dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen,

USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali

cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini

adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang

direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World

Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang

disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N"

yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau

penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum

dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan

histopatologi (PA).

Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

T (tumor size), ukuran tumor:

§     T 0: tidak ditemukan tumor primer

Page 10: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

§     T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

§     T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

§     T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

§     T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak,

kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional:

§     N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

§     N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

§     N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

§     N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada

kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:

§     M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

§     M 0: tidak terdapat metastasis jauh

§     M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut

kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

§ Stadium 0: Tis N0 M0

§ Stadium 1: T1 N0 M0

§ Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

§ Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0

§ Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

§ Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

§ Stadium III C: Tiap T N3 M0

§ Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

Page 11: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

STADIUM 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer, yaitu kanker

tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar

(lobules) susu pada payudara.4

STADIUM I

Tumor masih sangat kecil, diameter tumor terbesar kurang dari atau sama

dengan 2 cm dan tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.4

STADIUM II A

§     Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi terdapat metastasis kelenjar

limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

§     Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan

metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

§     Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan tidak ada

metastasis ke kelenjar limfe regional.

Page 12: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

STADIUM II B

§    Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan terdapat

metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

§     Diameter tumor lebih dari 5 cm, tetapi tidak terdapat metastasis kelenjar limfe

regional.

VII. Respon ImunTumor mungkin mencapai diameter 1-2 mm sebelum terbentuk vaskularisasi. Pertumbuhan vaskuler merupakan pertumbuhan sel pejamu sendiri sehingga endotel tumor dikenal sebagai self dan tidak ditolak sehingga pada beberapa keganasan terus berproliferasi degan antigen tersembunyi dibalik endotel vaskuler(Shodiq,2011).

Page 13: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Respon imun terhadap sel kanker

VIII. Diagnosis

Inspeksi

Inspeksi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara, apakah terdapat

edema (peau d’orange), retraksi kulit atau puting susu, dan eritema

(Tjindarbumi, 2000).

Palpasi

Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi

kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang

teraba atau suatu limfadenopati, harus dinilai lokasinya, ukurannya,

konsistensinya, bentuk, mobilitas atau fiksasinya (Tjindarbumi, 2000).

Pemeriksaan penunjang

1. Mammografi

Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk

mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat dipalpasi.

Karsinoma yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan mammografi

setidaknya 2 tahun sebelum mencapai ukuran yang dapat dideteksi melalui

palpasi (Tjindarbumi, 2000).

Page 14: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Mammografi telah digunakan di Amerika Utara sejak tahun 1960 dan teknik

ini terus dimodifikasi dan diimprovisasi untuk meningkatkan kualitas

gambarnya. Mammografi konvensional menyalurkan dosis radiasi sebesar 0,1

sentigray (cGy) setiap penggunaannya. Sebagai perbandingan, Foto X-ray

thoraks menyalurkan 25% dari dosis radiasi mammografi. Mammografi dapat

digunakan baik sebagai skrining maupun diagnostik. Mammografi mempunyai 2

jenis gambaran, yaitu kraniokaudal (CC) dan oblik mediolateral (MLO). MLO

memberikan gambaran jaringan mammae yang lebih luas, termasuk kuadran

lateral atas dan axillary tail of Spence. Dibandingkan dengan MLO, CC

memberikan visualisasi yang lebih baik pada aspek medial dan memungkinkan

kompresi payudara yang lebih besar (Vaidya et al., 1983).

Radiologis yang berpengalaman dapat mendeteksi karsinoma payudara

dengan tingkat false-positive sebesar 10% dan false-negative sebesar 7%.

Gambaran mammografi yang spesifik untuk karsinoma mammae antara lain

massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang (stellate), penebalan

asimetris jaringan mammae dan kumpulan mikrokalsifikasi. Gambaran

mikrokalsifikasi ini merupakan tanda penting karsinoma pada wanita muda, yang

mungkin merupakan satu-satunya kelainan mammografi yang ada. Mammografi

lebih akurat daripada pemeriksaan klinis untuk deteksi karsinoma mammae

stadium awal, dengan tingkat akurasi sebesar 90%. Protokol saat ini berdasarkan

National Cancer Center Network (NCCN) menyarankan bahwa setiap wanita

diatas 20 tahun harus dilakukan pemeriksaan payudara setiap 3 tahun. Pada usia

di atas 40 tahun, pemeriksaan payudara dilakukan setiap tahun disertai dengan

pemeriksaan mammografi. Pada suatu penelitian atas screening mammography,

menunjukkan reduksi sebesar 40% terhadap karsinoma mammae stadium II, III

dan IV pada populasi yang dilakukan skrining dengan mammografi (Vaidya et

al., 1983 ).

2. Ultrasonografi (USG)

Page 15: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk

membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan

untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada pemeriksaan

dengan USG, kista mammae mempunyai gambaran dengan batas yang tegas

dengan batas yang halus dan daerah bebas echo di bagian tengahnya. Massa

payudara jinak biasanya menunjukkan kontur yang halus, berbentuk oval atau

bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas yang tegas. Karsinoma

mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga

berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga digunakan untuk

mengarahkan fine-needle aspiration biopsy (FNAB), core-needle biopsy dan

lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan pemeriksaan yang praktis

dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan

diameter ≤ 1 cm (Tjindarbumi, 2000).

3. Ductogram (Galactogram)

Ductogram merupakan sejenis X-ray khusus yang terkadang digunakan

untuk menemukan penyebab dari keluarnya cairan yang berasal dari puting. Tes

ini menggunakan sebuah tabung plastik yang sangat tipis yang ditaruh di

pembukaan duktus di puting. Setelah itu, bahan pewarna akan disuntikkan untuk

melihat tampilan duktus pada gambar X-ray. Tes ini bisa membantu mendeteksi

adanya tumor dalam saluran. Biasanya cairan juga akan diteliti untuk

mengamati apakah ada kemungkinan adanya sel-sel kanker (Laseduw, 2012).

4. Diagnostic Mammography

Diagnostic Mammography adalah pemeriksaan sinar-x dari payudara pada

seorang wanita yang telah memiliki keluhan payudara (benjolan payudara,

perubahan kulit, payudara asimetri, atau nipple discharge) atau menemukan

abnormalitas pada mamografi skrining. Mamografi diagnostik lebih intens dan

memakan waktu daripada mamografi skrining dan digunakan untuk menentukan

ukuran dan lokasi kelainan payudara dan untuk mendapatkan gambaran jaringan

dan kelenjar getah bening di sekitarnya (Laseduw, 2012).

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Page 16: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan pada

mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika pada

pemeriksaan klinis dan mammografi tidak didapat kelainan, maka kemungkinan

untuk mendiagnosis karsinoma mammae sangat kecil (Tjindarbumi, 2000).

MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya digunakan

untuk skrining. Sebagai contoh, MRI berguna dalam membedakan karsinoma

mammae yang rekuren atau jaringan parut. MRI juga bermanfaat dalam

memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara,

menentukan penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau

menentukan respon terhadap kemoterapi neoadjuvan (Vaidya et al.,1983).

6. Biopsi

Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan

sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional

dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam

diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan juga dalam masalah

pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi

false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat

false-negative sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang berpengalaman tidak akan

menghiraukan massa dominan yang mencurigakan jika hasil sitologi FNA

adalah negatif, kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan sitologi

semuanya menunjukkan hasil negatif (Vaidya, et al., 1983).

Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti

jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-core

needle biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di

klinik dan cost-effective dengan anestesi lokal (Vaidya, et al., 1983).

Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum

memutuskan tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat

dipercaya. FNAB atau core-needle biopsy, ketika hasilnya positif, memberikan

hasil yang cepat dengan biaya dan resiko yang rendah, tetapi ketika hasilnya

Page 17: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy. Open biopsy dapat berupa

biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada biopsi insisional mengambil

sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila tidak tersedianya core-

needle biopsy atau massa tersebut hanya menunjukkan gambaran DCIS saja atau

klinis curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia core-needle

biopsy. Pada biopsi eksisional, seluruh massa payudara diambil (Vaidya, et al.,

1983).

IX. Pengobatan

Masektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara yang terkena kanker. Mastektomi hanya dapat dilakukan pada stadium II dan III.Mastektomi dapat menghambat proses perkembangan sel kanker dan umumnya mempunyai taraf kesembuhannya 85% sampai dengan 87%. Namun penderita akan kehilangan sebagian atau seluruh payudara, mati rasa pada kulit, kelumpuhan (jika tidak ditangani secara seksama).

Tindakan operasi untuk kanker dapat berupa :

a. Operasi kuratif yang pada umumnya berupa operasi radikal yaitu dengan mengangkat seluruh tumor beserta ekstensi lokalnya.

b. Operasi paliatif diantaranya seperti eksisi sederhana, operasi debulking, by-pass operation, dan sebagainya.

Reaksi psikis positif yang dapat muncul adalah, meningkatnya penyesuaian diri penderita karena kehilangan payudara. Sedangkan, reaksipsikisnegatif yang dapat muncul adalah menurunnya self esteem (hargadiri) sebagai perempuan karena kehilangan payudara, stress, atau depresi

Radioterapi

Radioterapi adalah terapi dengan cara radiasi pada daerah payudara yang terserang kanker dengan sinar pengion berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Radioterapi biasa digunakan pada penderita kanker stadium IV, karena pada stadium ini sel kanker sudah membesar dan tidak dapat untuk diangkat.Radioterapi dapat dijadikan alternative pengobatan tanpa dilakukan pengangkatan payudara. Namun penderita akan mengalami kulit kering, merah,

Page 18: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

danbasah, terkadang juga terjadi pembengkakan lengan akibat cairan limfa yang menumpuk. Pengaruh radiasi pada jaringan tubuh ditentukan oleh radiosensitivitas jaringan yang bersangkutan, yang pada umumnya kanker lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan jaringan normal. Radiasi pada payudara sering diberikan setelah tindakan pembedahan breast-conserving untuk membantu menurunkan kemungkinan residif.

Radioterapi dapat diberikan dengan tujuan:

a. Kuratif untuk tumor lokoregional yang radiosensitif dan radioresponsif yang sukar operasinya.b. Paliatif pada tumor lanjut yang radioresponsif yang inoperabel, ulkus yang

berbau, metastase tulang untuk menghilangkan rasa nyeri dan mencegah terjadinya fraktur, serta mengatasi perdarahan.

Sinar yang dipakai untuk radioterapi yaitu sinar Alfa yang merupakan partikel dari inti atom, sinar Beta atau sinar elektron, dan sinar Gamma yang merupakan sinar elektromagnetik (foton).

Kemoterapi

Berikut adalah beberapa macam obat anti-kanker :

a. Kombinasi obat kemoterapi yang telah menjadi standar :

- CMF :Cyclophosphamide – Methotrexate – 5 Fluoro Uracil

- AC :Adriamycin (doxorubicin) – Cyclophosphamide

- CAF :Cyclophosphamide – Adriamycin – 5 Fluoro Uracil

- CEF :Cyclophosphamide – Epirubicin – 5 Fluoro Uracil

- T-A :Taxanes - Doxorubicin

b. Obat kemoterapi second-line antara lain Gemcitabine danGapecitabine

c. Obat kemoterapi third-line antara lain Vinoralbine, Carboplatin, Cisplatinum5

Terapi Hormon

Terapi hormone adalah pengobatan hormon yang biasa diberikan pada

perempuan yang sel kankernya belum menyebar ke bawah lengan.Terapi hormone

mendukung pengobatan melalui mastektomi.Terapi hormone tetap memiliki efek

racun walaupun lebih sedikit dari pada kemoterapi.Efek racun yang dapat muncul

seperti rasa mual dan letih yang lebih ringan dari pada kemoterapi.

Page 19: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Terapi Target

Obat-obat target ditujukan terutama jika ada indikasi yaitu adanya ekspresi protein tertentu pada jaringan kanker, seperti:- Ekspresi HER2/Neuprotein :Trastuzumab- Ekspresi VEGF/R : Bevacizumab5Setiap terapi yang dipilih perlu dilakukan Follow-up untuk evaluasi tindakan:1. Tahun pertama dan kedua :control tiap 2 bulan2. Tahun ketiga sampai dengan kelima :control tiap 3 bulan3. Setelah tahun kelima :control tiap 6 bulan

Page 20: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Chris.2008.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta:EGC

Brunner dan Suddarth. 2002.Buku Ajar KMB Edisi 8.Jakarta:EGC

Eric,Tapan.2005.Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer.Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo

Fransisca,dkk.2004.HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN DEPRESI PADA PEREMPUAN PASCA PENGANGKATAN PAYUDARA (MASTEKTOMI)Tersedia di http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/download/21/21 [diakses pada tanggal 20 Mei 2013]

Harry.2012.Klasifikasi dan Stadium Kanker Payudara

Tersedia di http://http://www.klikharry.com/2012/10/26/klasifikasi-dan-stadium-kanker-

payudara/ [diakses pada tanggal 27 Mei 2013]

Laseduw, Jeffry. 2012. Stadium dan Diagnosa Kanker Payudara. Tersedia di

http://http://www.necturajuice.com/stadium-dan-diagnosa-kanker-payudara/

[diakses pada tanggal 20 Mei 2013]

Moningkey dan S. Ivonne . 2000. Epidemiologi Kanker Payudara.Jakarta: Medika

Purwoastuti,Endang Th.2008.Kanker Payudara.Yogyakarta:Kanisius

Pusat Data Kesehatan. 1997.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Shodiq,MA.2011.Kanker Payudara

Tersedia di http://eprints.undip.ac.id/29134/3/Bab_2.pdf [diakses pada tanggal 27

Mei 2013]

Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Page 21: MAKALAH IMUNOLOGI KANKER PAYUDARA

Vaidya, M.P and Shukla, H.S. 1983. A textbook of Breast Cancer. India: Vikas Publishing

House

  Wan desen, 2008. Onkologi klinis. Edisi 2. FK UI

Wulandari,Regina.2013.PERAN RADIOTERAPI EKSTERNA ADJUVAN TERHADAP PENDERITA KANKER PAYUDARA STADIUM LOKAL-LANJUTTersedia di http://eprints.undip.ac.id/37753/1/Regina_Wulandari-G2A008152-LAP._KTI.pdf [diakses pada tanggal 20 Mei 2013]