BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker payudara 1. Definisi Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidakterkontrol Corwin (2009). Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara Rasjidi (2010). Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker servik dan terdapat kecenderungan dari tahun ketahun insidennya meningkat.Sebagian besar keganasan payudara datang pada stadium lanjut Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau 23.140 kasus baru setiap tahun Emir & Suyatno (2010). Berdasarkan hasil penelitian Ramli, dkk dalam Emir&Suyatno (2010) di RSCMdidapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak dalam stadium dini. 10 Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
28
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker payudara 1. Definisirepository.ump.ac.id/4207/3/Nadivi Anggraditya BAB II.pdf · A. Kanker payudara 1. Definisi ... payudara terdapat kanker payudara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker payudara
1. Definisi
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung
menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang
letaknya jauh. Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidakterkontrol
Corwin (2009).
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran
maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan
lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara Rasjidi (2010).
Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden
tertinggi nomor dua setelah kanker servik dan terdapat kecenderungan dari
tahun ketahun insidennya meningkat.Sebagian besar keganasan payudara
datang pada stadium lanjut Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia
didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau 23.140 kasus baru setiap
tahun Emir & Suyatno (2010). Berdasarkan hasil penelitian Ramli, dkk
dalam Emir&Suyatno (2010) di RSCMdidapatkan jumlah penderita
kanker payudara stadium IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, stadium IV
sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara
ditemukan lebih banyak dalam stadium dini.
10
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
11
2. Etiologi kanker payudara
Etiologi kanker payudara Meskipun belum ada penyebab spesifik
kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi
sekelompok faktor resiko. Ada beberapa faktor risiko yang bisa
meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara, antara lain :
a. Usia
Resiko kanker payudara semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nani (2009)
mendapatkan bahwa kanker payudara mulai berkembang pesat saat
umur 40-49 tahun sebelum wanita memasuki usia 50 tahun keatas,
sedangkan risiko kanker payudara sendiri berkembang sampai usia 50
tahun dengan perbandingan peluang 1 diantara 50 wanita. Berdasarkan
program Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) yang
dilakukan National Cancer Institutte (NCI) insidensi kanker payudara
meningkat seiring dengan pertambahan usia. Diperkirakan 1 dari 8
wanita mengalami perkembangan penyakit kanker payudara sepanjang
hidupnya.Kemungkinan terbesar perkembangan penyakit payudara
mulai terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun Harianto,
Rina, dan Hery (2005).
b. Faktor hormone
Hormon merupakan faktor yang berpengaruh, seperti menarke
dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun, menopause setelah umur 55 tahun,
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
12
tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, dan melahirkan anak
pertama setelah umur 35 tahun, serta penggunaan pil KB atau terapi
hormon esterogen.
c. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
Risiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya
meningkat hampir 1% setiap tahun Harianto, Rina, dan Hery (2005).
Mulai terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun Harianto,
Rina, dan Hery (2005).
d. Riwayat keluarga
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita
kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker
payudara. Hetty (2009) menyatakan bahwa pada studi genetic
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.
Apabila terdapat suatu gen suseptibilitas kanker payudara, probabilitas
untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. Riwayat keluarga merupakan
komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara.
e. Faktor genetic
Terdapat 2 varian gen BRCA1 dan BRCA2 yang merupakan
suatu gen suseptibilitas kanker payudara.jika seorang wanita memiliki
salah satu gen tersebut maka kemungkinan menderita kanker payudara
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
13
sangatlah besar. Riwayat menderita kanker payudara yang diwarisi
menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Adanya
faktor pembawa (carrier) kanker payudara akan meningkatkan
perkembangan kanker payudara pada usia muda. Terdapat hubungan
terjadinya kanker ovarium dengan kanker payudara secara genetik
yaitu adanya gen kanker payudara-ovarium yang terletak pada
kromosom 17q12- 21 (BRCA1) akan memperkuat terjadinya kanker
payudara dan ovarium. BRCA2 (Breast Cancer gene two) yang
terletak pada kromosom 13 juga dapat memicu terjadinya kanker
payudara.BRCA1 (Breast Cancer gene one) merupakan gen supresor
tumor yang berperan dalam perkembangan kanker payudara dan
ovarium.Meskipun terjadinya kanker payudara dapat disebabkan oleh
mutasi BRCA1 dan BRCA2, namun persentase insidensinya kecil
Harianto, Rina, dan Hery (2005).
f. Pernah menggunakan obat hormonal
Penggunaan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih
hormon atau hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan
kemandulan (infertilitas).
g. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontasepsi oral pada penderita tumor payudara
jinak seperti kelainan fibrokistik.Wanita yang menggunakan
kontraseptif oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker
payudara.Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat
setelah penghentian medikasi.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
14
h. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) inonisasi
Terutama pada bagian dada setelah masa pubertas dan sebelum
usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat.
i. Wanita yang obesitas (kegemukan)
Pasca menopause, mengkonsumsi lemak, dan konsumsi alkohol
berlebih Brunner & Suddarth, 2002).
3. Klasifikasi kanker payudara
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja, bentuk tidak
teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras.
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah
kiri.Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas
yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri
tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak.Namun nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang
lebih lanjut Smeltzer & Bare (2002).
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanita yang
mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal.Wanita – wanita ini bisa
saja tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang
dapat diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan
mammografi.Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
15
medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka
baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara
yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti.Metastasis di kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.Tanda –
tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut.Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan
pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan
Smeltzer & Bare (2002). Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara
adalah sebagai berikut :
a. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat
penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada
stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70
%. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang
lain, harus diperiksa di laboratorium.
b. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi
metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini,
kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya
penyebaran sel kanker.Pada stadium I dan II biasanya dilakukan
operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
16
c. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke
seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal
sedikit.Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi.Biasanya
pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi (pemberian
obat yang dapat membunuh sel kanker).Kadang-kadang juga dilakukan
operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha
ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam
tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal
mungkin. Smeltzer &Bare (2002).
4. Gejala klinis
Gejala klinis yang sering terjadi :
a. Masa (terutama jika keras, irregular, tidak nyeri tekan) atau penebalan
pada payudara atau daerah aksila
b. Rabas putting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai
karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau encer.
c. Retraksi atau inversi puting susu.
d. Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris).
e. Pengerutan atau pelekukan kulit disekitarnya.
f. Kulit yang bersisik di sekeliling putting susu.
5. Penatalaksanan klinis
Modalitas terapi kanker payudara secara umum meliputi: operasi
(pembedahan), kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal dan terapi target
Suyatno& Pasaribu (2014).
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
17
a. Operasi
Operasi (pembedahan) merupakan modalitas utama untuk
penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker
payudara memiliki kerugian dan keuntungan yang berbeda-beda .
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
menghancurkan sel kanker. Regimen yang sering digunakan
mengandung kombinasi siklofosfamid (C), metotreksat (M), dan 5-FU
(F). Oleh karena doksorubisin merupakan salah satu zat tunggal yang
paling aktif, zat ini sering digunakan dalam kombinasi tersebut.
c. Radioterapi
Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah kerusakan DNA
dengan gangguan proses replikasi dan menurunkan risiko rekurensi
lokal dan berpotensi untuk menurunkan mortalitas jangka panjang
penderita kanker payudara.
B. Peran Keluarga
1. Defenisi
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh
keturunan atau perkawinan. Sementara itu, menurut WHO, keluarga
adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga adalah sebuah unit terkecil dalam
kehidupan sosisal dalam masyarakat yang terdiri atas orang tua dan anak
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
18
baik yang berhubungan melalui pertalian darah perkawinan, maupun
adopsi Nasir (2010). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
sekelompok individu yang dihubungkan dengan ikatan darah dan emosial,
merasa memiliki satu sama lain, memberikan dukungan, melakukan
berbagai fungsi dasar, memelihara pertumbuhan psikososial melalui pola
interaksi.
Menurut ahli keluarga yaitu Friedman (2010) menjelaskan bahwa
keluarga dalam memenuhi kebutuhannya memiliki fungsi fungsi dasar
keluarga. Fungsi dasar tersebut terbagi menjadi lima fungsi yang salah
satu nya adalah fungsi afektif, yaitu fungsi keluarga untuk pembentukan
dan pemeliharaan kepribadian anak anak, pemantapan kepribadian anak
anak, pemantapan kepribadian orang dewasa, serta pemenuhan kebutuhan
psikologis para anggotanya. Apabila fungsi efektif ini tidak dapat berjalan
semestinya maka akan terjadi gangguan psikologis yang berdampak pada
kejiwaa dari keseluruhan unit keluarga tersebut. Banyak kejadian dalam
keluarga yang terkait fungsi efektif ini yang bisa memicu terjadinya
ganggua kejiwaan baik pada anggota maupun pada pola keseluruhan unit
keluarganya, contoh kejadian kejadian tersebut seperti perceraian,
kekerasan dalam rumah tangga, kultural dan lain lain. Kejadian tersebut
tidak semata mata muncul, tetapi selalu ada pemicunya. Konsep keluarga
yang biasanya menjadi pemicu adalah struktur nilai, struktur peran, pola
komunikasi, pola interaksi, dan iklim keluarga yang mendukung untuk
mencetuskan terjadinya kekambuhan pada keluarga tersebut.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
19
2. Peran Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari
seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan
harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan kegiatan yang
berhubugan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing masing antara lain adalah :
a. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga setiap anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu.
b. Ibu
Ibu sebagai pengatur rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu.
c. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai denga
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual Setiadi (2008). Jadi
peran keluarga adalah memberikan dukungan, membantu memenuhi
kebutuhan anggota dan melatih untuk melakukan interaksi satu dengan
yang lainya.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
20
3. Fungsi Keluarga
Fungsi fungsi dasar keluarga adalah memenuhi kebutuhan
kebutuhan anggota keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Lima fungsi
keluarga menurut Freudman (2010) adalah :
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan suatu basis sentral bagi
pembentukan dan keberlangsungan unit keluarga dengan demikian
fungsi afektif merupakan fungsi paling viral. Tujuan dari fungsi afektif
untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memuhi kebutuhan
kebutuhan para anggota keluarga. Keluarga harus memenuhi
kebutuhan kasih sayang dari anggotanya karena respon afektif dari
seorang anggota keluarga merupakan penghargaan terhadap kehidupan
keluarga. Pada keluarga dengan kanker payudara harus memberikan
reinforcement positif terhadap segala kemampuan yang sudah
dilakukan klien dengan tujuan untuk meningkatkan harga diri positif.
2) Fungsi Sosialisasi
Fungsi ini bertujuan untuk mengajarkan bagaimana berfungsi
dan menerima peran peran sosial dewasa. Keluarga memiliki tanggung
jawab untuk mentransformasikan seorang anak menjadi menjadi
seorang individu yang dapat bersosialisasi dalam masyarakat. Keluarga
diharapkan dapat membantu klien kanker payudara mampu melakukan
hubungan sosial baik didalam lingkungan keluarga itu sendiri maupun
diluar lingkungan seperti berinteraksi dengan tetangga sekitarnya,
berbelanja, memanfaatkan transportasi umum maupun melakukan
iteraksi dalam kelompok yang ada di wilayah tempat tinggalnya.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
21
3) Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah menjamin kontinuitas
keluarga antar generasi dan masyarakat, fungsi reproduksi ini
bertujuan untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga
keberlangsungan hidup masyarakat. Keluarga dengan kanker payudara
harus mempertahankan kualitas hidup setiap anggota keluarganya agar
keberlangsungan generasi tetap terjaga.
4) Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis meliputi ketersediaan sumber sumber dari
keluarga secara finansial, dan pengalokasian sumber tersebut yang
sesuai melalui proses pengambilan keputusan. Kemampuan keluarga
seperti sandang, pangan, papan dan perawatan kesehatan yang
memadai merupakan suatu persfektif tentang sistem nilai keluarga itu
sendiri. Kemampuan keluarga juga harus mendukung anggota keluarga
untuk memanfaatkan sumber sumber finansial yang tersedia baik dari
keluarga itu sendiri maupun pemerintah seperti askeskin agar
pengobatan klien tetap berkelanjutan. Keluarga juga mengaarkan klien
untuk mengelola keuangan sesuai kebutuhan klien.
5) Fungsi Perawatan /pemeliharan kesehatan
Fungsi perawatan/pemeliharan kesehatan berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan anggota keluarganya agar memiliki
produktivitas tinggi. Fungsi perawatan keluarga bertujuan
mempertahankan keadaaan kesehatan anggota keluarga diantaranya
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
22
adalah merawat anggota keluarga yang menderita kanker dan
membawa anggota keluarga kepelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kesehatannya.
6. Struktur keluarga
Tugas-tugas keluarga pada dasarnya tugas keluarga ada delapan
tugas pokok sebagai berikut :
a. Pemeliharan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharan sumber-sumber daya ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing –masing anggotanya sesuai dengan
kedudukan nya masing-masing
d. Sosialisasi antara anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
effendi, 1998 dalam kutipan ide sankita (2015).
C. Kualitas Hidup
a. Pengertian Kualitas Hidup
Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung
dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi
dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula
kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi dengan negatif maka
akan buruk pula kualitas hidupnya. Kreitler & Ben (2004) dalam Nofitri
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
23
(2009) kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai
keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan. Lebih spesifiknya
adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan,
dalam konteks budaya dan system nilai dimana mereka hidup dalam
kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi
perhatian individu Nofitri (2009).
Menurut WHO (1994) dalam Bangun (2008), kualitas hidup
didefenisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita
dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan system nilai dimana mereka
tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan
perhatian mereka.Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara
kompleks mencakup kesehatanfisik, status psikologis, tingkat kebebasan,
hubungan social dan hubungan kepada karakteristik lingkungan mereka.
Di dalam bidang kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit,
kualitas hidup dijadikan sebagai aspek untuk menggambarkan kondisi
kesehatan Larasati (2012). Adapun menurut Cohen & Lazarus dalam
Larasati (2012) kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan
keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan
mereka.Kualitas hidup individu tersebut biasanya dapat dinilai dari kondisi
fisiknya, psikologis, hubungan sosial dan lingkungannya WHOQoL Group
(1998) dalam Larasati (2012).
Herman Silitonga (2007) definisi kualitas hidup yang berhubungan
dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
24
terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar
keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan
kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik,
sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan
orang lain.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh The World
Organization Quality Of Life (WHOQoL dalam Power, 2003), persepsi
individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks budaya dan
sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengan apa yang
dikatakan Fadda dan Jiron (1999) bahwa kualitas hidup bervariasi antara
individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain bergantung
pada konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada
wilayah tersebut. Menurut para peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup adalah:
a. Gender atau Jenis Kelamin
Moons, dkk (2004) dalam Noftri (2009) mengatakan bahwa
gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup.
Fadda dan Jiron (1999) dalam Noftri (2009) mengatakan bahwa laki-
laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan
kendali terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal
yang penting bagi laki-laki dan perempuan juga akan berbeda. Bain,
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
25
dkk (2003) dalam Noftri (2009) menemukan adanya perbedaan antara
kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup
laki-laki cenderung lebih baik dari pada kualitas hidup
perempuan.Bertentangan dengan penemuan Bain, dkk (2004) dalam
Noftri (2009) menemukan bahwa kualitas hidup perempuan cenderung
lebih tinggi dari pada laki-laki. Hal ini mengindikasikan adanya
perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan
kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff dan Singer (1998)
dalam Noftri (2009) mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan
laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih
banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan
kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan
dan pekerjaan yang lebih baik.
b. Usia
Usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup Noftri (2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff
dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007) individu dewasa
mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa
madya. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, dkk (2001)
menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas
hidup subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, & Lett
(2004) menemukan adanya perbedaan yang terkait dengan usia dalam
aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
26
c. Pekerjaan
Perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus
sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja
(atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu
bekerja (atau memiliki disablity tertentu)Moons, dkk (2004) dalam
Noftri (2009). menemukan bahwa status pekerjaan berhubungan
dengan kualitas hidup baik pada pria maupun wanitaWahl, dkk (2004)
dalam Noftri (2009).
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup subjektif Moons, dkk (2004) dan Baxter
(1998).Penelitian yang menemukan bahwa kualitas hidup akan
meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang
didapatkan oleh individu menurut penelitian Wahl, dkk (2004) dalam
Noftri (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, dkk (2007)
dalam Noftri (2009) menemukan adanya pengaruh positif dari
pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.
e. Status pernikahan
Perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah,
individu bercerai ataupun janda, dan individu yang menikah atau
kohabitasi pendapat Moons, dkk (2004) dalam Nofitri (2009).
Penelitian empiris di Amerika secara umum menunjukkan bahwa
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
27
individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi
daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda/duda
akibat pasangan meninggal Glenn dan Weaver (1981) dalam (Nofitri,
2009).Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl,
dkk (2004) dalam Nofitri, (2009) menemukan bahwa baik pada pria
maupun wanita, individu dengan status menikah atau kohabitasi
memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.
f. Penghasilan
Menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa
penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif
penelitian menurut Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) dalam
(Nofitri, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour,
Safa, dan Kermani (2007) dalam Nofitri (2009) juga menemukan
adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap
kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.
g. Hubungan dengan orang lain
Menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa
faktor jaringan sosial dengan kualitas hidup yang dihayati secara
subjektif menurut Baxter, dkk (1998) dalam (Nofitri,
2009).mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat
dengan orang lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang
saling mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan
memiliki kualitas hidup yang lebih baik baik secara fisik maupun
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
28
emosional menurut Kahneman, Diener, & Schwarz (1999) dalam
(Nofitri, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour,
Safa, dan Kermani (2007) dalam (Nofitri, 2009) juga menemukan
bahwa faktor hubungan dengan orang lain memiliki kontribusi yang
cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.
h. Standard referensi
Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh standard referensi yang
digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi, perasaan mengenai
persamaan antara diri individu dengan orang lain menurut O’Connor
(1993) dalam (Nofitri, 2009). Hal ini sesuai dengan definisi kualitas
hidup yang dikemukakan oleh WHOQoL(Power, 2003) dalam (Nofitri,
2009), bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan,
dan standard dari masing-masing individu. Glatzer dan Mohr (1987)
dalam (Nofitri, 2009) menemukan bahwa di antara berbagai standard
referensi yang digunakan oleh individu, komparasi sosial Universitas
Sumatera Utara memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup
yang dihayati secara subjektif. Jadi, individu membandingkan
kondisinya dengan kondisi orang lain dalam menghayati kualitas
hidupnya.
c. Dimensi Kualitas Hidup
Menurut (migunani 2016), kualitas hidup terdiri dari empat
dimensi yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial
dan hubungan dengan lingkungan.
Hubungan Antara Fungsi..., Nadivi Anggraditya, Fakultas Ilkmu Kesehatan, UMP ,2017
29
a. Dimensi Fisik
Dalam hal ini dimensi fisik yaitu aktivitas sehari-hari,
ketergantungan obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan,
mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, serta
kapasitas kerja.Menurut Tarwoto dan Martonah (2010) aktivitas
sehari-hari adalah suatu energi atau keadaan untuk bergerak dalam
memenuhi kebutuhan hidup dimana aktivitas dipengaruhi oleh
adekuatnya sistem persarafan, otot dan tulang atau sendi.
Ketergantungan obat-obatan dan bantuan medis yaitu seberapa
besar kecenderungan individu menggunakan obat-obatan atau bantuan
medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.Energi dan
kelelahan merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh individu