BAB I PENGERTIAN 1.1 Definisi Kesehatan Masyarakat Ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat dengan secara kronologis dimulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini, dapat diringkas sebagai berikut. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi. Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENGERTIAN
1.1 Definisi Kesehatan Masyarakat
Ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat dengan secara
kronologis dimulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas
seperti yang kita anut saat ini, dapat diringkas sebagai berikut.
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat
adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu
kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi.
Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah
merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri
penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat
adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan
sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang
dengan baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu
sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri
merupakan integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan
selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang
melanda penduduk atau masyarakat.
Oleh karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan
sanitasi mempunyai aspek sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks.
Akhirnya kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara
ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi
di masyarakat.
Dari pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang
telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat
batasan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan sebagai
1
berikut : kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah
kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah
penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk
(masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan
mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut,
Winslow mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah
melalui upaya-upaya pengorganisasian masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan
kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat
atau sumber daya (resources) yang ada didalam masyarakat itu sendiri untuk
upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka
sendiri.
Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan
pengembangan potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini
pada hakekatnya adalah menumbuhkan, membina dan mengembangkan
partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan.
Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan
pengertian, kesadaran, dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah-
masalah kesehatan mereka sendiri, serta upaya-upaya pemecahannya. Untuk itu
diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat. Jadi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow
2
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah
salah satu strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan.
Selanjutnya Winslow secara implisit mengatakan bahwa kegiatan
kesehatan masyarakat itu mencakup a) sanitasi lingkungan b) pemberantasan
penyakit c) pendidikan kesehatan (higiene) d) manajemen (pengorganisasian)
pelayanan kesehatan dan e) pengembangan rekayasa sosial dalam rangka
pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan
diantaranya yakni kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial adalah
menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan kegiatan bidang sanitasi,
pemberantasan penyakit dan pelayanan kesehatan sesungguhnya tidak sekedar
penyediaan sarana fisik, fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya
pemberian pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta
pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka pemeliharaan,
peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka. Apabila tidak disertai dengan
upaya-upaya ini maka sarana-sarana atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau
kurang berhasil serta optimal.
Batasan lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948).
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat. Batasan ini mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan
pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya
berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran
pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan
masyarakat.
3
BAB IIISI
2.1 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi :
1. Epidemiologi
2. Biostatistik
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
6. Gizi Masyarakat
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Kesehatan Reproduksi masyarakat
9. Sistem Informasi Kesehatan
2.3.1 Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti pada atau tentang, demos yang
berati penduduk dan kata terakhir adalalah logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta
Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta
Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan
pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga
saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja,
melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit
jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah
menjangkau hal tersebut.
4
1. Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami
perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam
batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar
epidemiologi,
beberapa diantaranya adalah :
1. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang
mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
2. Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease
frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab
frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di
sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab
terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
3. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena
massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah
( Natural History ) penyakit menular.
Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan
kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada
populasi manusia.
5. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
5
6. Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos =
people ; logos = science ).
8. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related
states or events in specified population and the application of this study to control
of problems.
9. Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
10. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis
penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan
mengkaitkan dengan kondisi eksternal
11. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in
groups of people and with the factors which influence their distribution.
12. Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan
determinan penyakit dalam populasi.
6
13. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of
events of medical concern in subgroup of population, where the population has
been subdivided according to some characteristic believed to influence of the
event.
14. Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan
dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan
populasi.
15. Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu
penduduk.
16. Mac Mohan(1986) : ilmu yg mempelajari distribusi dan determinan penyakit.
17. Gerstman (1998) : “The core science of public health “ bahwa epidemiologi
adalah inti dari disiplin ilmu Public Health(kesehatan masyarakat).
2. Pengertian Epidemiologi menurut center of disease control (cdc) 2002
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis
2000 menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari
Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta
penerapannya untuk pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari
pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah
Riset.
Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for
undiscovered truth”. ( Artinya : Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang
belum terungkap ).
7
3. Pengertian Epidemiologi Menurut WHO
“Studi ttg distribusi dan determinan kesehatan yg berkaitan dgn
kejadian di populasi danaplikasi dari studi utk pemecahan masalah kesehatan.
Secara etimologis epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang
berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit
dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Kata “epidemiologi”
digunakan pertama kali pada awal abad kesembilanbelas (1802) oleh seorang
dokter Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiología
Española (Buck et al., 1998). Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi untuk
mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak Kedokteran”
Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates
mengemukakan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit.
Dengan menggunakan Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit
terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air.
Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara
mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya
sanitasi (kebersihan). Teori Miasma terus digunakan sampai dimulainya era
epidemiologi modern pada paroh pertama abad kesembilanbelas (Susser dan
Susser, 1996a)
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari epidemi penyakit infeksi.
Kini epidemiologi tidak hanya mendeskripsikan dan meneliti kausa penyakit
epidemik (penyakit yang “berkunjung” secara mendadak dalam jumlah banyak
melebihi perkiraan normal) tetapi juga penyakit endemik (penyakit yang “tinggal”
di dalam populasi secara konstan dalam jumlah sedikit atau
sedang). Epidemiologitidak hanya mempelajari penyakit infeksi tetapi juga
penyakit non-infeksi. Menjelang pertengahan abad keduapuluh, dengan
meningkatnya kemakmuran dan perubahan gaya hidup, terjadi peningkatan
insidensi penyakit kronis di negara-negara Barat. Sejumlah riset epidemiologi lalu
dilakukan untuk menemukan kausa epidemi penyakit kronis. Epidemiologi
penyakit kronis menggunakan paradigma “Black box”, yakni meneliti hubungan
antara paparan di tingkat individu (kebiasaan merokok, diet) dan risiko terjadinya