PENDAHULUANIkterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin
dalam darah. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan
dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian
ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang
bulan. Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat
fisiologis dan pada sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang
dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan
perhatian, terutama apabila ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama
kehidupan bayi.
Skenario 16: Bayi 34 minggu gestasi lahir spontan pervaginam
dengan berat 2000gr dan ketuban sedikit keruh. Bayi menangis kuat,
aktif, denyut jantung 140x/menit, (+) reflex bersin dengan
extremitas sedikit biru. Setelah 48 jam dirawat gabung dengan
ibunya, bayi tampak kuning dari kepala hingga dada, namun kuat
menyusu dan aktif.
Anamnesis Anamnesis ikterus pada riwayat obstetri sebelumnya
sangat membantu dalam menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia pada
bayi. Termasuk dalam hal ini anamnesis mengenai : Berapa lama onset
terjadinya ? Golongan darah serta rhesus dari ibu. Apakah anak
tampak lesu dan kurang mau minum ? Riwayat inkompatabilitas darah
pada bayi sebelumnya Riwayat transfusi tukar pada bayi sebelumnya.
Terapi sinar pada bayi sebelumnya. Faktor risiko kehamilan dan
persalinan Kehamilan dengan komplikasi Persalinan dengan
tindakan/komplikasi Obat yang diberikan pada ibu selama
hamil/persalinan Kehamilan dengan diabetes melitus Malnutrisi
intrauterine Infeksi intranatal, dan lain-lain.Penilaian Ikterus
Menurut KramerMenurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher,
dan seterusnya. Untuk penilaian ikterus, Kramer membagi tubuh bayi
baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada
sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit-pergelangan
kaki dan bahu pergelangan tangan dan kaki serta tangan termasuk
telapak kaki dan telapak tangan.1Cara pemeriksaannya ialah dengan
menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol seperti
tulang hidung, tulang dada, lutut, dan lainnya. Kemudian penilaian
kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka
rata-rata di dalam gambar dibawah.1
Gambar 1 Pembagian derajat ikterus menurut Kramer1
Tabel 1 Hubungan kadar bilirubin dengan ikterus1
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru LahirPemeriksaan bayi perlu
dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang yang
berfunsi juga sebagai pemanas untuk mencegah kehilangan panas.
Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.
Pemeriksaan fisik pada BBL paling kurang tiga kali yaitu : 2
1. Pada saat lahir2. Pemeriksaan yang dilakukan 24 jam di ruang
perawatan 3. Pemeriksaan pada waktu pulang.
A. Pemeriksaan pertama BBL harus dilakukan di kamar bersalin,
tujuannya adalah: 1) menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterine yang memerlukan resusitasi Bayi yang
memerlukan resusitasi adalah bayi yang lahir dengan pernapasan
tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium di dalam cairan
amnion atau lahir kurang bulan.2) untuk menemukan kelainan sepeeti
cacat bawaan yang perlu tindakan segera (mis. Atresia ani, atresia
esophagus), trauma lahir. 3) menentukan apakah BBL dapat dirawat
bersama ibu (rawat gabung) atau di tempat perawatan khusus untuk
diawas, atau di ruang intensif, atau segera dioperasi.2B.
Pemeriksaan ke dua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu
sesudah bayi berada dalam ruang perawatan. Tujuannya adalah
kelainan yang luput dari pemeriksaan pertama akan ditemukan pada
pemeriksaan ini. Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang perawat
sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencegah hipotermi. 2C. Bayi
tidak boleh dipulangkan sebelum diperiksa kembali pada pemeriksaan
terakhir. Hal ini disebabkan kelainan pada BBL yang belum
menghilang saat dipulangkan (Hematoma sefal, ginekomasti, ikterus),
atau mungkin pula adanya bising yang hilang timbul pada masa BBL,
atau bayi menderita penyakit yang didapat di rumah sakit seperti
aspirasi pneumonia, infeksi nosokomial dan lain-lain. Yang harus
dicatat pada pemeriksaan fisik adalah lingkar kepala, berat
panjang, kelainan fisik yang ditemukan, frekuensi napas dan nadi,
serta keadaan tali pusat.2
APGAR SCORE2Nilai Apgar adalah suatu ekspresi keadaaan
fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu. Banyak factor yang dapat
mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma
lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan
kelahiran premature.
Tabel 2. APGAR SKOR2TANDA012
AppearanceBiru,pucatBadan pucat,tungkai biruSemuanya
merahmuda
PulseTidak teraba< 100> 100
GrimaceTidak adaLambatMenangis kuat
ActivityLemas/lumpuhGerakan sedikit/fleksi tungkaiAktif/fleksi
tungkai baik/reaksi melawan
RespiratoryTidak adaLambat, tidak teraturBaik, menangis kuat
Prosedur penilaian APGAR21. Pastikan pencahayaan baik2. Catat
waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat
& simultan. Jumlahkan hasilnya3. Lakukan tindakan dengan cepat
& tepat sesuai dg hasilnya4. Ulangi pada menit kelima5. Ulangi
pada menit kesepuluh6. Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan
yg sesuai
Penilaian 2Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2, Nilai tertinggi
adalah 101. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik2.
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang &
membutuhkan tindakan resusitasi3. Nilai 0 3 menunjukkan bayi
mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai
ventilasi
LUBCHENKO CURVE3Kurva Lubchenco sampai saat sekarang ini masih
digunakan oleh setiap praktisi dalam merawat bayi baru lahir. Kurva
Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk
table. Definisi tentang bayi prematur adalah setiap bayi baru lahir
dengan berat lahir 90, 90, 60, 45, 30, dan 0.
3. Gerakan lengan membalik/ Arm RecoilManuver ini berfokus pada
fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur
singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil
dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua
tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5
detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi
saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan
acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 , Skor 2: fleksi parsial
110-140 , Skor 3: fleksi parsial 90-100 , dan Skor 4: kembali ke
fleksi penuh.
4. Sudut poplitealManuver ini menilai pematangan tonus fleksor
pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah
terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa
popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang
kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung
sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada
paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. Kaki
diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi.
Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah
popliteal. Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi
berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi kaki.
Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu manuver ini untuk 24
hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami kelelahan fleksor
berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah pemulihan
telah terjadi.5. Scarf Sign (Tanda selendang)Manuver ini menguji
tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan
mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan
dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku
bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu
harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan
amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada
lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila
kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid
(2); garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral
(4).
6. Tumit ke Telinga/ Heel To EarManuver ini menilai tonus pasif
otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif
atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan
posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan
telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa,
pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak
antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan
dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana
resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi
tumit ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu
(1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis
(4).
Hasil Pemeriksaan Jumlah skor pemeriksaan maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan
menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.5Tabel 5.
Hasil Pemeriksaan Maturasi Fisik dan Maturasi Neuromuskular5
Pemeriksaan Fisik Bayi Normal6
Pemeriksaan Antropometri61. Lakukan pengukuran berat badan,
panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada2.Lakukan penilaian
hasil pengukuran: Berat badan normal adalah 2500-3500 gram Panjang
badan normal adalah 45-50 cm. Lingkar kepala normal adalah 33-35
cm. Lingkar dada normal adalah 30-33 cm, apabila diameter kepala
lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami
hidrocephalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari
lingkar dada maka bayi mengalami microcephalus.
Pemeriksaan Kepala Caput succedaneum, yaitu edema pada kulit
kepala, lunak dan tidak berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan
menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari. Cephal
haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tanpak pada
hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya
konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang
tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi
sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Cephal
haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan1
Pemeriksaan MataTentukan penilaian ada tidaknya kelainan,
seperti : Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna)
Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya
berkurang. Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar. Glaukoma
kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea.
Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.
Pemeriksaan TelingaAmati bentuk daun telinga, kadang ada
ditemukan deformitas daun telinga. Yaitu adanya ujung kulit
preaurikular unilateral atau bilateral sering terjadi, jika
bertangkai ujung ini dapat diikat kuat pada dasarnya, akan menjadi
gangrene kering dan pengelupasan. Membrane timpani dengan mudah
dilihat dengan otoskopi melalui kanalis auditorius eksterna yang
pendek dan lurus, normalnya membrane ini tapak abu-abu suram.7
Pemeriksaan Hidung6 Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas
melalui mulut maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas
karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung, atau
ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping
hidung akan menujukkan gangguan pada paru. Amati mukosa lubang
hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah
perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan
lain.
Pemeriksaan Mulut Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada
mukosa mulut. Amati warna, kemampuan refieks menghisap. Apabila
lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan kongenital.
Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya
disebut sebagai Monilia albicans.
Pemeriksaan Pada LeherAmati pergerakan leher apabila terjadi
keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan
pada tulang leher, seperti kelainan tiroid, hemangioma, dan
lain-lain.
Pemeriksaan Dada, Paru, dan Jantung Apabila tidak simetris,
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan bayi normal pada umumnya dinding
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Frekuensi pernapasan
bayi normal antara 40-60 kali per menit, perhitungannya harus satu
menit penuh karena terdapat periodic breathing di mana pola
pernapasan pada neonatus terutama pada prematur ada henti napas
yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Lakukan
auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk
menilai frekuensi, dan suara napas/jantung. Secara normal frekuensi
denyut jantung antara 120-160 kali per menit.
Pemeriksaan Abdomen Lakukan inspeksi bentuk abdomen. Apabila
abdomen membuncit kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau
cairan di dalam rongga perut, dan adanya kembung. Lakukan
auskultasi adanya bising usus. Lakukan perabaan hati. Umumnya
teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di
bawah arkus kosta kiri.
Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas Letakkan bayi dalam
posisi tengkurap, raba sepanjang tulang bclakang untuk mencari ada
tidaknya kelainan, seperti skoliosis, meningokel, spina bifida, dan
lain-lain. Amati pergerakan ekstremitas. Untuk mengetahui adanya
kelemahan, kelumpuhan, dan kelainan bentuk jari.
Pemeriksaan Anus dan Rektum Lakukan inspeksi pada anus dan
rektum, untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau posisi anus.
Lakukan inspeksi ada tidaknya mekonium (umumnya keluar pada 24 jam)
apabila ditemukan dalam waktu 48 jam belum keluar maka kemungkinan
adanya mekonium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran
pencernaan.
Klasifikasi Bayi Baru Lahir Berdasarkan Usia Kehamilan Dan Berat
Lahir1. Berdasarkan masa kehamilan Bayi Kurang Bulan (Prematur)
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37
minggu. Bayi Cukup Bulan adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 38-42 minggu. Bayi Lebih Bulan adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu.
2. Berdasarkan berat badan Bayi normal bayi dengan berat lahir
2500 gram-4000 gram Bayi berat lahir rendah (BBLR) bayi dengan
berat lahir 4000 gram1
Pemeriksaan Penunjang 3Bayi baru lahir (BBL) tampak kuning
apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6 mg/dl atau 100 mikro
mol/L (1 mg mg/dl = 17,1 mikro mol/L).7(levina) Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:1. Kadar
Bilirubin Serum berkala. (normal: bilirubin total: