MO RM “Seorang Laki-laki dengan Gout Arthritis” KELOMPOK VI 030-2008-113 Hana Amalia 030-2008-186 Nurul Azizah 030-2009-076 Dyka Jafar Hutama Putra 030-2009-176 Nyimas Ratih Amandhita NP 030-2010-006 Adisti Zakyatunnisa 030-2010-026 Anak Agung Anom Suwahyu 030-2010-036 Afriliani Zahra 030-2010-046 Ayu Nabila Kusuma P 030-2010-076 Desy Elia Pratiwi 030-2010-086 Disa Edralyn 030-2010-106 Ferry Ciputra Wirawan FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Jakarta, 20 Oktober 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MO RM
“Seorang Laki-laki dengan Gout Arthritis”
KELOMPOK VI
030-2008-113 Hana Amalia
030-2008-186 Nurul Azizah
030-2009-076 Dyka Jafar Hutama Putra
030-2009-176 Nyimas Ratih Amandhita NP
030-2010-006 Adisti Zakyatunnisa
030-2010-026 Anak Agung Anom Suwahyu
030-2010-036 Afriliani Zahra
030-2010-046 Ayu Nabila Kusuma P
030-2010-076 Desy Elia Pratiwi
030-2010-086 Disa Edralyn
030-2010-106 Ferry Ciputra Wirawan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 20 Oktober 2011
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………… 3
Bab II : Laporan Kasus………………………………………………………………. 4
Bab III : Pembahasan…………………………………………………………………. 6
Bab IV : Tinjauan Pustaka…………………………………………………………… 24
Bab V : Kesimpulan………………………………………………………………… 33
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………. 34
BAB I
2
PENDAHULUAN
Gout arthritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit Kristal
monosodium urat di jaringan. Deposit ini bersal dari cairan Kristal ekstra selular yang sudah
mengalami supersaturasi dari hasil metabolisme purin yaitu asam urat (Sudoyo, 2006)
Prevalensi di Indonesia, penyakit arthritis gout pertama kali diteliti oleh seorang
dokter Belanda, dr. Van Den Horst tahun 1935. Saat itu masih ditemukan 15 kasus gout berat
di Jawa. Pada tahun 1988, dr. John Darmawan menunjukkan bahwa di Bandungan Jawa
Tengah diantara 4.683 orang berusia 15 – 45 tahun yang diteliti, 0,8 % menderita asam urat
tinggi (1,7 % pria dan 0,05 % wanita) di antara mereka sudah sampai pada tahap gout. Angka-
angka ini diprediksikan akan bertambah dengan tingginya faktor resiko pada gout (Sudoyo,
2006).
Gout adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara total, yang berarti sekali
terjerat penyakit ini, seseorang harus memperhatikannya seumur hidup (Murray, 1997).
Kadang-kadang kombinasi obat yang disarankan harus dikonsumsi dalam jangka panjang,
dalam hitungan bulan atau tahun. Bahkan ada kalanya penderita disarankan mengkonsumsi
obat penurun asam urat tersebut seumur hidup apabila tingkat serangan sampai pada tahap
yang berat. Hal ini misalnya terjadi pada penderita batu ginjal asam urat ataupun telah terjadi
pengendapan asam urat pada persendiaan (Murray, 1997)
BAB II
3
LAPORAN KASUS
Seorang pria bernama Tono, berusia 35 tahun datang ke tempat praktek anda sebagai
dokter umum, dengan keluhan nyeri sendi pada kaki kiri dan siku kiri sejak 2 hari yang lalu.
Setelah dilakukan anamnesis, didapatkan keterangan lebih lanjut tentang identitas
pasien. Tono merupakan suku Jawa, pekerjaannya karyawan swasta, menikah dan memiliki 2
anak, dan juga beralamat di daerah Jakarta Barat.
Pada riwayat penyakit sekarang, nyeri sendi yang dialami Tono sejak 2 hari yang lalu
mula-mula berawal pada ibu jari kaki kiri yang makin lama makin berat. Nyeri dirasakan
berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan juga tidak mempengaruhi aktivitas. 1 hari
kemudian, timbul bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut dan muali timbul nyeri
pada siku kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu, pasien juga
mengeluh tidak enak badan dan demam ringan. Pasien juga mengaku tidak mengalami
riwayat cedera sebelumnya. Pasien juga diketahui bahwa sebelumnya ia menghadiri undangan
makan malam dan banyak makan udang. Riwayat pola makan pasien juga tidak terjaga,
karena pasien gemar makan daging, jeroan, dan seafood.
Sedangkan pada riwayat penyakit dahulu, pasien mengaku pernah mengalami penyakit
serupa, dan keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Setelah beberapa
bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada sendi kambuh kembali, dan sembuh setelah minum
obat anti nyeri dari dokter. Keluhan saat ini merupakan keluhan ke 4 kalinya sejak 3 tahun
yang lalu.
Tono dan keluarga juga tidak memiliki penyakit kencing manis dan hipertensi.
Sedangkan di rumah, Tono tinggal di lantai 2 dan memiliki kloset jongkok.
Pada status generalisnya, kesadaran Tono adalah Compos Mentis, dan tampak sangat
kesakitan, dengan datang ke tempat praktek dengan berjalan terpincang menahan nyeri
4
(antalgic gait). Tekanan darah 130/85mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37.7C, pernapasan
14x/menit, BB 80kg dan TB 170cm. Kulit tampak tidak enemis. Pada thorax, cordis dan paru
dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik feel/palpasi, nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi
MTP 1 sinistra dan olecranon articulasi cubiti (elbow) sinistra. Pada pemeriksaan move/gerak,
pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif sendri MTP 1, karena sangat nyeri.
Sedangkan gerakan flexi dan extensi articulation cubiti sinistra dapat dilakukan maksimal
tetapi terdapat nyeri gerak.
Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang, ditemukan hasil Lab darah, Lab urin, dan
hasil dari aspirasi cairan sendi. Hasil lab darah meliputi Hb: 12,5mmHg, leukosit 12.000/dl,
eritrosit 6,5jt/dl, LED 40mm/jam, asam urat 12 mg/dl, SGOT 20n/l, SGPT 27n/l, ureum
22mg/dl, kreatinin 0.7mg/dl, GD puasa 95 mg/dl, GD PP 105 mg/dl. Pada hasil aspirasi,
ditemukan cairan sendi berwarna putih, keruh, Kristal urat (seperti jarum) (+), leukosit
12.000/nl, dan viskositas sedang. Sedangkan pada hasil lab urin menunjukkan warna yang
kuning jernih, BJ 1,003, pH 4.8, dan urin tamping 24 jam asam urat 800mg/24jam.
BAB III
PEMBAHASAN
5
Identitas pasien perlu ditanyakan untuk mengetahui beberapa hal yang diperlukan
untuk menunjang penentuan diagnosis. Misalnya dari pekerjaan pasien dapat diketahui bahwa
pasien pada kasus ini adalah seorang pegawai swasta, yang berarti kemungkinan dia tidak ada
masalah pada ekonomi. Dan pekerjaan perlu ditanyakan untuk mengerahui apakah
berhubungan dengan penyakit yang sedang dialami pasien saat ini. Dan pada kasus ini
ternyata tidak ada hubungannya. Umur pasien perlu ditanyakan untuk mengetahui penyakit-
penyakit apa yang biasanya terjadi pada range usia pasien tersebut.
Pada kasus ini, usia pasien 35 tahun, yang memungkinkan gout arthritis terjadi pada
usia itu. Status sosial ekonomi, termasuk kebersihan lingkungannya, juga ditanyakan agar kita
dapat mengetahui apakah ada hubungan sebab-akibat dengan penyakit yang dialami pasien
saat ini. Dan pada kasusu ini, kebersihan lingkungan pasien memang tidak ada hubungannya
dengan penyakit yang sedang diderita pasien, namun keadaan rumah pasien yang kamarnya
berada di lantai dua dapat membuat keadaan sendi MTP 1 pasien menjadi lebih buruk dengan
cepat, karena sering digunakan pasien untuk naik tangga yang berarti menopang tubuh pasien
lebih berat. Dari keseluruhan identitas pasien yang ditanyakan, sebenarnya adalah sebagai
status pasien pada rekam medis. Agar tidak tertukar pada saat dokter membutuhkan informasi
apapun tentang pasien tersebut dan agar tidak terjadi kesalahan pada saat dokter akan
membuat terapi.
Pada kasus ini, ditanyakan pada anamnesis:
1. Intensitas, frekuensi, dan sifat nyeri: bertujuan untuk mengetahui nyeri tersebut
akut atau kronis. Apabila nyerinya tumpul, kambuh (berulang), berarti itu nyeri
kronis. Dan apabila nyerinya tajam, dan baru saat itu muncul, berarti itu nyerinya
akut.
6
2. Riwayat trauma: untuk mengetahui apakah ada kemungkinan dislokasi atau fraktur
pada pasien ini.
3. Riwayat demam: untuk mengetahui apakah ada riwata infeksi atau hanya sekedar
daman ringan sebagai tanda inflamasi.
4. Gaya hidup: untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan pribadi pasien, seperti pola
makan, olahraga, apakah berhubungan dengan gejala penyakit yang dialami pasien
saat ini.
5. Obat-obatan yang sudah pernah diterima: untuk mengetahui riwayat penyakit
dahulu pasien dan juga untuk mengetahui apakah gejala penyakit yang diderita
pasien sekarang merupakan efek samping dari obat yang pernah diberikan
sebelumnya.
6. Riwayat penyakit lain: untuk mengetahui apakah nyeri yang dirasakan pasien pada
kasus ini merupakan nyeri yang berdiri sendiri atau merupakan nyeri akibat dari
penyakit lain yang sedang diderita pasien.
7. Riwayat penyakit keluarga: untuk mengetahui apakah gejala penyakit yang
dikeluhakan pasien sekarang menjurus ke penyakit kelainan kongenital atau
bukan.
8. Riwayat operasi: untuk mengetahui apakah ada komplikasi atau tidak.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
ANAMNESIS:
1. RPS :
- Nyeri 2 hari lalu dimulai dari ibu jari nyeri berdenyut nyeri akut
- Tidak hilang pada saat istirahat
- Tidak ada pengaruh aktivitas tidak disability
- 1 hari kemudian timbul bengkak kemerahan pada sendi ibu jari adanya inflamasi
7
- Tidak enak badan dan demam ringan adanya inflamasi
- Tidak ada riwayat trauma
- Banyak makan udang dan tidak menjaga pola makan, sering makan daging, jeroan,
dan seafood peningkatan asam urat, sindoma metabolic, indikasi hiperurisemia
2. RPD :
3 tahun yang lalu sudah ada keluhan, berkurang saat minum obat analgesic setelah
beberapa bulan kambuh namun sembuh setelah minum obat lagi, ini keluhan ke
empat, tidak DM dan hipertensi nyeri kronik , berarti hipotesis nyeri akut yang di
atas dapat disingkirkan.
3. RPK : Tidak ada riwayat asam urat, DM, hipertensi Normal
4. RSE : Tinggal dengan istri dan anak, rumah 2 lantai, kamar di lantai 2, kloset
jongkok kamar lantai 2 dan kloset jongkok menyebabkan nyeri berulang karena
pajanan tumpuan berat badan yang berulang pada kaki.
PEMERIKSAAN FISIK:
1. Status Generalisata
- Kesadaran : Kompos mentis Normal
- Tekanan Darah : 130/85 110/70 – 130/90 Normal
- Nadi : 88 x /menit 100 x / menit Normal
- Suhu : 37,70 C 36,50C Subfebris
- Pernafasan : 14 x / menit 20 x / menit Normal
- BB & TB : 80 kg & 170 cm BMI : 27,6 Overweight
- Kulit : tidak ada anemis Normal
- Thoraks : Cor bunyi jantung dalam batas normal
Paru suara nafas dalam batas normal
8
2. Status Lokalis
- Look : terlihat benjolan padat (thofus) pada sisi medial MTP-1 sinistra bengkak
kemerahan dan juga pada olecranon sinistra terlihat bengkak dan merah tanpa thofus
adanya kemungkinan gout karena thofus pada MTP-1, bengkak kemerahan
karena ada inflamasi.
- Feel : nyeri tekan dan teraba hangat pada massa di sendi MTP-1 sinistra dan
olecranon articulation cubiti sinistra adanya inflamasi pada area tersebut
- Move : Pasien hanya mampu menggerakkan gerakan aktif sendi MTP-1 karena
sangat nyeri, sedangkan gerakan fleksi dan extensi articulation cubiti sinistra dapat
dilakukan maksimal tetapi terdapat nyeri gerak gerak aktif yang terbatas dan
nyeri pada MTP-1 karena thofus di sendi MTP-1, articulation cubiti gerak maksimal
karena belom terdapat thofus pada sendi lalu nyeri disebabkan factor inflamasi
tersebut.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien ini,
akhirnya didapatkan beberapa hipotesis yang kemudian dieliminasi satu per satu dikarenakan
tidak cocok dengan hasil pemeriksaan fisik.
1. Infeksi, disingkirkan karena tidak ada riwayat fraktur ataupun penyakit lain pada
pasien yang memungkinkan terjadinya infeksi. Meskipun ada demam ringan, kami
meyakini bahwa demam ringan itu terjadi akibat adanya reaksi inflamasi.
2. Dislokasi, disingkirkan karena pada anamnesis dan pemeriksaan fisik diketahui
bahwa pasien tidak ada riwayat trauma.
3. Gout arthritis, disetujui sebagai diagnosis kerja karena banyak sekali gejala dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan tanda-tanda penyakit ini.
Contohnya pada anamnesis diketahui bahwa nyeri sendi yang dialami Tono sejak
9
2 hari yang lalu mula-mula berawal pada ibu jari kaki kiri yang makin lama makin
berat, lalu diketahui juga bahwa pasien pernah mengalami hal serupa beberapa
bulan yang lalu.
4. Bursitis, ditetapkan sebagai diagnosis banding karena merupakan peradangan pada
bursa yang terdapat di sendi yang disertai rasa nyeri. Tapi kemudian disingkirkan
karena bursitis merupakan komplikasi dari penyakit gout arthritis, arthritis
rheumatoid, cedera dan pemakaian yang berlebihan dari sendi tersebut dalam
jangka waktu yang lama.
5. Tendinitis, disingkirkan karena tidak ada riwayat pemakaian otot secara berlebihan
yang menyebabkan adanya radang otot.
6. Sprain, disingkirkan karena tidak adanya riwayat trauma.
7. Rheumatoid arthritis, tadinya ditetapkan sebagai diagnosis banding karena
mempunyai gejala yang hampir mirip dengan gout arthritis, antara lain nyeri pada
sendi dan adanya tanda-tanda inflamasi pada sendi. Tapi kemudian disingkirkan
karena diketahui bahwa rheumatoid arthritis menyerang sendi secara bilateral dan
simetris. Sedangkan gout arthritis menyerang sendi secara unilateral.
8. Lupus, disingkirkan karena tidak ada tanda-tanda kelainan imunologi pada pasien
ini.
9. Cedera ligamen, disingkirkan karena tidak ada riwayat trauma pada pasien ini.
Setelah menyingkirkan hipotesis, maka menurut kelompok kami didapatkan diagnosis
sementara adalah gout arthritis, dan untuk menegakkan diagnosis pasti diperlukan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urin, foto rontgen
dan juga aspirasi pada sendi yang nyeri.
10
Interpretasi hasil laboratorium
Lab Darah
Hb: 12,5 md/dl. Normal
Leukosit: 12.000/dl. Terjadi peningkatan leukosit, dengan nilai normalnya yaitu 5000-
10.000/dl. Hal ini disebabkan oleh proses inflamasi.
Eritrosit: 6,5 juta. Terjadi peningkatan eritrosit dari nilai normal 4,5-5,5 juta.
LED: 40 mm/jam. Terjadi peningkatan LED dari nilai normal 0-10mm/jam, hal ini
menunjukan bahwa pasien menderita penyakit kronis
Asam Urat: 12 mg/dl. Terjadi peningkatan kadar asam urat dari nilai normalnya 3,5-
8,0 mg/dl. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan pasien yang tidak terkontrol
(konsumsi seafood dan jeroan) serta berat badan yang obesitas.
SGOT: 20 U/L. Normal
SGPT: 27 U/L. Normal
Ureum: 22 mg/dl. Normal
Kreatinin: 0,7 mg/dl. Normal
Gula darah puasa: 95 mg/dl. Normal
Gula darah 2 jam PP: 105 mg/dl. Normal
Lab Urine
Warna: Kuning jernih. Normal
Berat jenis: 1.003. Normal
pH: 4,8. Normal
Urin tampung 24 jam, asam urat: 800 mg/24jam. Terjadi peningkatan pada kadar asam
uratnya, namun belum terlalu tinggi, hal ini menunjukkan bahwa; walaupun telah
terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh pasien, namun hal ini belum
mempengaruhi fungsi ginjal pasien.
11
Aspirasi cairan sendi siku
Warna: Putih, keruh.
Kristal urat seperti jarum (+)
Leukosit: 12.000
Viskositas: Sedang
Classes of synovial fluid
Class I
(Non
Inflammation)
Class II
(Inflammation)
Class III
(Septics)
Class IV
(Hemorrhagic)
Color
Clarity
Viscosity
Mucin Clot
WBC
Diff
Culture
Clear
Transparent
High
Firm
<2000
<25%
Negative
Yellow/white
Translucent
Variable
Variable
2.000-75.000
>50%
Negative
Yellow/white
Opaque
Low
Variable
>100.000
>15%
Positive
Red
Opaque
NA
NA
NA
NA
Variable
Interpretasi:
- Berdasarkan Classes of synovial fluid, hasil yang didapat pada kasus termasuk kelas II
yaitu terjadi inflamasi dimana didapatkan warna putih keruh, leukosit 12.000 mg/dL
dan viskositas sedang.
- Warna: Putih, keruh seharusnya warna cairan sendi yang diaspirasi berwarna
jernih.
- Leukosit: 12.000 mengalami peningkatan akibat reaksi inflamasi.