BAB IILUSTRASI KASUS
No. Registrasi Forensik: 1094/SK-I/XI/2013No. Registrasi RSCM:
3977A1113Pemeriksaan Luar: 7 November 2013 pukul 22.20
WIBPemeriksaan Dalam: 13 November 2013 pukul 09.15 WIB
Identitas JenazahNama: Ms. XJenis Kelamin: PerempuanTempat /
Tanggal Lahir: N/AUsia: N/AWarganegara: -Agama: -Pekerjaan:
-Alamat: -
Riwayat KasusPada hari Kamis, 7 November 2013, mayat Perempuan
tak dikenal dibawa ke bagian forensik RSCM oleh Kepolisian Resort
Metropolitan Jakarta Selatan Sektor Metro pasar minggu pukul 22.20
WIB. Jenazah tersebut diketemukan pada hari yang sama di lintasan
rel kereta api jalan masjid Al. makmur, pejalentim, pukul 18:15 WIB
dengan kepala belakang pecah , tangan kanan patah dan badan
lecet-lecet, dugaan sebab kematian tertabrak kereta api. Pihak
kepolisian kemudian mengirimkan jenazah untuk dilakukan pemeriksaan
luar dan bedah mayat melalui surat permintaan dengan nomor
B/203/XI/2013/ SEKTOR Psm untuk dibuatkan visum et
repertumnya.Hasil pemeriksaan luar dan dalam yang dilakukan, berupa
visum et repertum adalah sebagai berikut :
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALRUMAH SAKIT
DR CIPTO MANGUNKUSUMOJalan Diponegoro no. 71, Jakarta Pusat 10430,
Kotak Pos 1086Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991
Nomor:056/SK-IV/I/2013 Jakarta, 22 Januari 2013Perihal:Hasil
otopsi terhadap mayat X.Lampiran:-
PRO JUSTITIA VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, Samuel, dokter pada
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo
di Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari
Kepolisian Resort Metropolitan Jakarta Selatan Sektor Metro pasar
minggu tertanggal tujuh bulan november tahun dua ribu tiga belas,
Nomor Surat: B/203/XI/2013/ SEKTOR Psm, maka pada tanggal tujuh
bulan november tahun dua ribu tiga belas, pukul dua puluh dua lewat
dua puluh menit Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Ruang
bedah mayat Departemen Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal
Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan
luar mayat, serta pada tanggal tiga belas november tahun dua ribu
tiga belas, pukul sembilan lewat lima menit Waktu Indonesia Barat
bertempat di Ruang bedah mayat Departemen Ilmu Kedokteran Forensik
& Medikolegal Rumah Sakit Dokter Ciptomangunkusumo, telah
melakukan pemeriksaan bedah mayat, atas mayat dengan keterangan
sebagai
berikut:-------------------------------------------------------------------------------Nama:
Ms.
X.----------------------------------------------------------------Jenis
kelamin:
Perempuan.----------------------------------------------------------Umur:
(-)---------------------------------------------------------------------Warganegara:
(-).--------------------------------------------------------------------Pekerjaan:
(-).--------------------------------------------------------------------Alamat
:
(-).--------------------------------------------------------------------
------------------------------------------HASIL
PEMERIKSAAN-----------------------------------I. PEMERIKSAAN
LUAR------------------------------------------------------------------------------1.
Label terikat pada ibu jari kaki kanan, terbuat dari kertas karton
manila, berwarna kuning, tanpa
materai.--------------------------------------------------------------------------------2.
Mayat terbungkus
dengan:---------------------------------------------------------------------------a.
Satu buah kantong jenazah warna oranye berbahan parasut bertuliskan
DINAS PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN
2012 dengan warna tulisan
hitam.-----------------------------------b. Kain panjang berwarna
hijau sepanjang tubuh.---------------------------------------3.
Perhiasan mayat: tidak
ada.------------------------------------------------------------------------4.
Pakaian yang dikenakan mayat adalah
:-----------------------------------------------------------a. Satu
helai celana panjang berwarna abu-abu berbahan katun, terdapat
bercak darah pada bokong bagian
kiri.----------------------------------------------------------
b.Satu helai celana.Lanjutan visum et repertum nomor : 132/TU
FK/VER/XI/2013Halaman ke 2 dari 7 halaman
b. Satu helai celana dalam berwarna hijau, terpasang pembalut
non-wing, terdapat bercak darah pada bagian bokong kanan dan
kiri.-----------------------------------5. Benda yang terdapat di
samping mayat: Bros berbentuk pita berwarna coklat berukuran satu
sentimeter kali satu senti meter dengan peniti
dibelakangnya.----------------------------6. Kaku mayat terdapat
pada rahang, leher, dan seluruh persendian mudah dilawan. Lebam
mayat terdapat pada leher dan punggung, hilang pada
penekanaan.---------------------------7. Mayat adalah seorang
perempuan, berbangsa Indonesia ras Mongoloid, berumur kurang lebih
dua puluh satu tahun sampai empat puluh tahun, warna kulit sawo
matang, bergizi sedang, memiliki panjang tubuh seratus lima puluh
delapan sentimeter, berat tubuh lima puluh delapan
kilogram.----------------------------------------------------------------------------8.
Mayat memiliki identitas khusus sebagai
berikut:.----------------------------------------------a. Terdapat
lubang anting pada kuping kiri dan kanan, (masing-masing satu
lubang).-----------------------------------------------------------------------------------b.
Pada perut sisi bawah, tepat garis pertengahan depan dan lima
sentimeter dari lipat paha terdapat jaringan parut bekas operasi
mendatar sepanjang dua belas
sentimeter.--------------------------------------------------------c.
Pada lengan bawah kiri sisi depan, tujuh sentimeter dibawah lipat
siku terdapat jaringan parut berukuran satu sentimeter kali nol
koma lima sentimeter.---------d. Tepat pada lutut kanan, terdapat
jaringan parut berukuran satu sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.-------------------------------------------------------------e.
Pada tungkai kanan bawah bagian depan, duapuluh sentimeter dibawah
lutut terdapat jaringan parut berukuran satu sentimeter kali nol
koma lima
sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------f.
Pada tungkai bawah kiri bagian depan, lima sentimeter dibawah lutut
terdapat jaringan parut ukuran satu sentimeter kali satu
sentimeter.--------------------------g. Pada perut bawah kanan
delapan sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga sentimeter
dibawah pusar terdapat tahi lalat berwarna hitam bulat, tidak
tumbuh rambut, ukuran nol koma lima
sentimeter.----------------------------------- 9. Rambut kepala
berwarna hitam, tumbuhnya lebat, panjangnya sembilan koma lima
sentimeter. Alis mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjangnya satu
sentimeter. Bulu mata berwarna hitam tumbuhnya lebat, panjang nol
koma lima sentimeter.------------------10. Mata kanan terbuka
sebesar satu sentimeter dan mata kiri terbuka sebesar satu
sentimeter. Pada mata kanan maupun kiri, selaput bening mata
jernih, teleng mata hitam bulat berdiameter tiga milimeter, warna
tirai mata cokelat, selaput bola mata tidak tampak pelebaran
pembuluh darah. selaput kelopak tidak tampak pelebaran pembuluh
darah.------------------------------------------------------------------------------------------------11.
Hidung berbentuk pesek. Telinga berbentuk oval. Mulut terbuka
sebesar enam sentimeter dan lidah tidak terjulur atau
tergigit.--------------------------------------------------------------12.Gigi-geligi
berjumlah
Lanjutan visum et repertum nomor : 132/TU FK/VER/XI/2013Halaman
ke 3 dari 7 halaman
12. Gigi geligi berjumlah delapan belah buah, gigi satu dan dua
pada rahang atas kanan tidak ada, gigi tiga, empat dan lima pada
rahang kanan atas sisa akar, gigi tujuh dan delapan pada rahang
kanan bawah tidak ada, gigi satu dan lima pada rahang atas kiri
tidak ada, gigi dua, tiga, empat, dan enam rahang kirir atas sisa
akar, dan gigi enama pada rahang kiri bawah tidak
ada.----------------------------------------------------------------------------------13.
Dari lubang mulut tidak keluar apapun. Dari lubang hidung keluar
darah. Dari lubang telinga kanan dan kiri keluar darah. Dari lubang
kemaluan dan lubang pelepas tidak keluar
apa-apa.-----------------------------------------------------------------------------------------14.
Pada mayat tidak ditemukan
luka-luka.------------------------------------------------------------a.
Pada dahi enam sentimeter dari garis pertengahan depan, enam
sentimeter diatas alis, terdapat luka berukuran satu sentimeter
kali nol koma lima sentimeter.--------b. Pada hidung setinggi sudut
mata terdapat luka lecet nol koma lima sentimeter kali nol koma
delapan sentimeter dan luka lecet satu sentimeter kali nol koma
lima
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------c.
Pada dagu kiri bawah satu sentimeter dari garis pertengahan depan,
empat sentimeter diatas jakun, terdapat luka lecet ukuran tiga
sentimeter kali dua
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------d.
Pada kepala kiri belakang enam sentimeter dari garis pertengahan
depan, empat senti meter diatas batas tumbuh rambut belakang,
terdapat luka yang sudah dijahit, sepanjang tujuh sentimeter dan
terdapat jahitan sebanyak 4 jahitan, dan teraba tulang tengkorak
belakang patah.-------------------------------------------------e.
Pada dada kiri delapan sentimeter dari garis pertengahan depan,
tiga belas sentimeter diatas pusar terdapat luka lecet berukuran
enam sentimeter kali dua
sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------f.
Pada dada depan tepat garis pertengahan depan, terdapat terdapat
luka lecet berukuran empat sentimeter kali satu
sentimeter.----------------------------------------g. Pada perut
bawah kanan sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan,
delapan sentimeter diatas tajuk atas tulang usus, terdapat luka
lecet seluas empat sentimeter kali dua sentimeter dan dikelilingi
luka memar seluas tujuh sentimeter kali empat
sentimeter.----------------------------------------------------------------------h.
Pada lengan kanan atas sisi depan delapan sentimeter dibawah puncak
bahu, terdapat luka lecet vertikal seluas empat sentimeter kali
empat sentimeter.---------i. Pada lengan kanan bawah sisi belakang
tujuh sentimeter dibawah siku terdapat luka lecet berukuran enam
sentimeter kali dua sentimeter.-----------------------------j. Pada
punggung tangan kanan dua sentimeter dibawah pergelangan, terdapat
luka lecet seluas dua sentimeter kali satu
sentimeter.-----------------------------------------k. Pada lengan
atas kiri sisi belakang sembilan sentimeter diatas siku, terdapat
luka lecet empat sentimeter kali satu
sentimeter.----------------------------------------------l. Pada
lengan kiri bawah sisi depan delapan sentimeter diatas pergelangan
tanggan terdapat luka lecet seluas dua sentimeter kali nol koma
lima sentimeter.------------m.Tepat pada lipat.Lanjutan visum et
repertum nomor : 132/TU FK/VER/XI/2013Halaman ke 4 dari 7
halaman
m. Tepat pada lipat paha kiri dua belas sentimeter dari garis
pertengahan depan, terdapat luka lecet berukuran nol koma lima
sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------n.
Tepat pada lutut kanan terdapat luka lecet masing-masing berukuran
tujuh sentimeter kali nol koma lima sentimeter dan tujuh sentimeter
kali nol koma tiga
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------o.
Pada tungkai bawah kanan sisi depan tujuh sentimeter dibawah lutut
terdapat beberapa luka lecet tekan masing-masing berukuran terbesar
sebelas sentimeter kali satu sentimeter dan ukuran terkecil
berbentuk titik meliputi area berukuran dua puluh satu sentimeter
kali lima sentimeter.-----------------------------------------p.
Pada punggung kaki kanan sembilan sentimeter dibawah pergelangan
kaki terdapat dua buah luka lecet masing-masing berukuran dua
sentimeter kali nol koma lima sentimeter dan nol koma lima
sentimeter kali nol koma lima sentimeter, disekitarnya terdapat
memar berwarna ungu kehitaman berukuran sepuluh sentimeter kali
tiga
sentimeter.--------------------------------------------------q.
Pada punggung jari ke dua, tiga, empat kanan terdapat luka lecet
masing-masing berukuran nol koma satu sentimeter kali nol koma satu
sentimeter, nol koma tiga sentimeter kali nol koma tujuh sentimeter
dan nol koma tujuh sentimeter kali nol koma empat
sentimeter.--------------------------------------------------------------------r.
Pada punggung kiri, enam sentimeter garis pertengahan belakang, dua
belas sentimeter diatas tajuk ataas belakang tulang
usus.-------------------------------------15. Pada mayat tampak
patah tulang tengkorak bagian belakang
kiri.-----------------------------16. Lain-lain:
-------------------------------------------------------------------------------------------II.
PEMERIKSAAN
DALAM------------------------------------------------------------------------17.
Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, pada daerah dada
setebal nol koma lima belas sentimeter dan pada daerah perut
setebal tiga sentimeter. Otot otot berwarna coklat kemerahan, cukup
tebal. Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga ke tiga, sekat
rongga badan kiri setinggi sela iga ke tiga. Tulang dada utuh,
igaiga keempat sampai ke sepuluh kiri belakang lima sentimeter
garis pertengahan belakang tampak patah dikelilingi resapan darah
seluas sembilan belas sentimeter kali delapan sentimeter, pada
daerah sekitar tulang belakang bagian dada mulai dari ruas ke tiga
ditemukan resapan darah berukuran sembilan sentimeter kali lima
sentimeter. Dalam rongga dada kanan terdapat cairan encer berwarna
kecoklatan sebanyak lima puluh mililiter, sebelah kiri terdapat
cairan encer berwarna merah kehitaman sebanyak tujuh puluh
mililiter. Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua paru,
berisi caiaran encer berwarna coklat kehitaman sebanyak sepuluh
mililiter.-----------------------------------------------------18.
Pada jaringan ikat bawah kulit daerah rahang bawah kiri ditemukan
resapan darah berukuran empat sentimeter kali empat sentimeter.
Otot leher berwarna merah kecoklatan cukup
tebal.-------------------------------------------------------------------------------18.Selaput
dinding perutLanjutan visum et repertum nomor : 132/TU
FK/VER/XI/2013Halaman ke 5 dari 7 halaman
19. Selaput dinding perut berwarna kelabu. Otot dinding perut
berwarna merah kecoklatan dan cukup tebal. Dalam rongga perut
terdapat sedikit cairan encer berwarna merah sebanyak lima puluh
mililiter, pada permukaan depan tirai pengantung usus lima
sentimeter diatas tulang kemaluan tampak resapan darah seluas empat
sentimeter kali empat sentimeter, pada permukaan dalam tirai
penggantung usus pada pangkal usus besar mendatar terdapat resapan
darah tujuh sentimeter kali empat sentimeter.--------------20.
Lidah berwarna kelabu, penampang berwarna ccoklat pucat. Tulang
lidah utuh. Rawan gondok utuh. Rawan cincin utuh. Kelenjar gondok
berwarna coklat, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat, dengan
berat sepuluh gram. Tidak ditemukan kelenjar kacangan. Kerongkongan
berisi sisa makannan setengah tercenah berupa butiran nasi, dengan
selaput lendir berwarna coklat kelabu tampak pelebaran pembuluh
darah. Batang tenggorok berisi lendir berwarna coklat berbusa halus
dengan selaput lendir berwarna
kelabu.--------------------------------------------------------------------------------------------------21.
Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat
kekuningan, perabaan kenyal. Ukuran lingkaran katub serambi kanan
sebelas sentimeter, kiri sepuluh sentimeter, pembuluh nadi paru
enam koma lima sentimeter, dan batang nadi sepuluh sentimeter.
Tebal otot bilik kanan nol koma dua sentimeter dan kiri satu
sentimeter. Pembuluh nadi jantung tidak menebal, tidak mengeras dan
tidak tersumbat. Sekat jantung berwarna coklat homogen. Berat
jantung dua ratus sepuluh gram.-------------------22. Paru kanan
terdiri atas tiga baga, berwarna ungu kehitaman, perabaan kenyal
spons, penampang berwarna ungu kehitaman, pada pemijatan keluar
darah dan busa halus, gambaran paru tidak jealas, berat paru kanan
dua ratus sembilan puluh gram. Paru kiri terdiri atas dua baga,
berwarna ungu kehitaman, perabaan kenyal spons, penampang berwarna
ungu kehitaman, pada pemijatan keluar darah dan busa,gambaran paru
tidak jelaas, berat paru kiri dua ratus delapan puluh
gram.---------------------------------------------23. Limpa
berwarna coklat keunguan, permukaan keriput, perabaan kenyal,
penampang berwarna ungu, gambaran limpa tidak jelas, dan pada
pengikisan jaringan terikut, berat limpa delapan puluh
gram.------------------------------------------------------------------------24.
Hati berwarna kelabu kehitaman, permukaan licin, tepi tumpul,
perabaan kenyal padat, penampang berwarna coklat muda, tepat pada
pertemuan baga kiri dan baga kanan terdapat resapan darah dan
jaringan hancur meliputi area seluas tujuh sentimeter kali enam
sentimeter, pada permukaan depan terdapat robekan tidak teratur
sebesar delapan sentimeter kali tiga sentimeter dan terkecil
sebesar satu sentimeter kali nol koma lima sentimeter meliputi area
seluas dua puluh empat sentimeter kali lima belas sentimeter.
gambaran hati kurang jelas, berat hati seribu seratus tiga puluh
gram.------------------------25. Kelenjar empedu berisi cairan
kental berwarna coklat kehijauan, selaput lendir seperti beludru,
saluran empedu tidak
tersumbat.--------------------------------------------------------26.
Kelenjar liur perut berwarna coklat kemerahan, permukaan
berbagabaga, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat, gambaran
kelenjar tampak pelebaran pembuluh darah, berat sembilan puluh
gram.------------------------------------------------------------------26.Lambung
berisi sedikit .Lanjutan visum et repertum nomor : 132/TU
FK/VER/XI/2013Halaman ke 6 dari 7 halaman
27. Lambung berisi sisa makan setengah tercerna berupa butiran
nasi, potongan sayur, dengan selaput lendir berwarna kelabu tampak
bintik-bintik hitam. Usus dua belas jari berisi lendir berwarna
kelabu serta butiran-butiran kuning dengan selaput lendir berwarna
kelabu. Usus halus berisi lendir encer berwarna hijau kekuningan
dengan selaput lendir kelabu berwarna kelabu. Usus besar berisi
tinja lunak berwarna hijau dengan selaput lendir berwarna
kelabu.------------------------------------------------------------28.
Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk seperti trapesium dengan warna
kuning kecoklatan, penampang berlapis, berat sepuluh gram. Kelenjar
anak ginjal kiri berbentuk seperti bulan sabit dengan warna kuning
kecoklatan, penampang berlapis, berat sepuluh gram.---29. Ginjal
kanan simpai lemaknya cukup tebal, dengan simpai ginjal mudah
dilepaskan, permukaan ginjal berbaga-baga, warna ungu kehitaman,
penampang berwarna ungu kehitaman, gambaran ginjal tidak jelas,
piala ginjal kosong, saluran kemih tidak tersumbat, berat tujuh
puluh gram. Ginjal kiri simpai lemaknya cukup tebal dengan simpai
ginjal mudah dilepas dilepaskan, permukaan ginjal berbaga-baga,
warna ungu kehitaman, penampang berwarna ungu kehitaman, gambaran
ginjal tidak jelas, piala ginjal kosong, saluran kemih tidak
tersumbat, berat seratus tiga puluh gram. Permukaan bagian belakang
ditemukan daerah berwarna ungu kehitaman berukuran empat sentimeter
kali empat sentimeter. Sekitar ginjal kanan ditemukan resapan darah
seluas tiga belas sentimeter kali sembilan sentimeter. Pembuluh
nadi ginjal tidak menebal dan tidak
tersumbat.---------------------------------------------------------------------------------------30.
Kandung kemih kosong dengan selaput lendir berwarna kelabu tampak
pelebaran pembuluh darah, pada permukaan depan kandung kemih sisi
kiri ditemukan resapan darah berukuran sepuluh sentimeter kali
sembilan sentimeter.---------------------------------31. Indung
telur kanan berukuran dua sentimeter kali satu sentimeter kali satu
koma lima sentimeter. Indung telur kiri berukuran dua sentimeter
kali satu sentimeter kali satu koma lima sentimeter. Mulut rahim
berbentuk bulat disekitarnya terdapat memar kehitaman seluas satu
sentimeter kali satu sentimeter. Rahim berukuran tujuh sentimeter
kali lima sentimeter kali tiga sentimeter. Dalam rahim terdapat
sedikit bekuan darah, tebal dinding rahim lima belas
milimeter.------------------------------------------------------------------------32.
Pada kulit kepala bagian dahi sampai puncak kepala terdapat resapan
darah berukuran dua belas sentimeter kali delapan sentimeter, pada
bagian belakang tepat di garis pertengahan belakang, lima
sentimeter dibawah puncak kepala ditemukan resapan darah seluas
lima kali delapan sentimeter. Tulang tengkorak dari pelipis ke
belakang, lima sentimeter garis pertengahan depan, lima sentimeter
diatas liang telinga, tampak patah tulang berkeping mejadi serpih
kecil meliputi area seluas tujuh sentimeter kali delapan
sentimeter. Selaput keras otak tampak pendarahan dibawah selaput
keras otak sisi kanan bagian atas, pada bagian pelipis kiri tujuh
sentimeter dari garis pertengahan depan, diatas liang telinga,
tampak robek tidak beraturan berukuran tiga sentimeter kali dua
sentimeter. Selaput lunak otak utuh. Otak besar pada permukaan
tampak pelebaran pembuluh darah, permukaan otak besar kiri sisi
atas dan pelipis tampak mendatar, pada penampang tampak Pelebaran
pembuluh .Lanjutan visum et repertum nomor : 132/TU
FK/VER/XI/2013Halaman ke 7 dari 7 halaman
tampak pelebaran pembuluh darah pada daerah sekitar pelipis
kiri. Otak kecil tampak hancur pada sisi kiri, dengan luka dengan
luka tidak beraturan seluas tiga sentimeter kali empat sentimeter,
pada penampang otak kecil terdapat pelebaran pembuluh darah, tampak
bercak-bercak pendarahan pada penampang otak kecil sisi kiri, dan
batang otak terdapat pelebaran pembuluh darah. Bilik otak kosong.
Berat otak seribu seratus tujuh puluh
gram.---------------------------------------------------------------------------------------------33.
Pemeriksaan histologi forensik masih menggu
hasil.--------------------------------------------34. Lain-lain
:-----------------------------------------------------------------------------------------------a.
pada permukaan depan otot punggung setinggi tulang punggung bagian
pinggang, ruas ke empat, ditemukan resapan darah seluas tujuh
sentimeter kali lima
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------b.
pentutupan sutura dua, tiga, dua, dua,
tiga.----------------------------------------------
KESIMPULAN:-------------------------------------------------------------------------------------------Pada
mayat perempuan berusia kurang lebih dua puluh satu tahun sampai
empat puluh tahun, pada pemeriksaan luar ditemukan luka-luka maupun
tanda-tanda kekerasan pada daerah kepala, dada kiri, perut kanan
bawah dan tungkai kanan bawah sesuai gambaran kekerasan tumpul.
Selanjutnya, pada pemeriksaan bedah mayat ditemukan hancur dan
adanya titik perdarahan diotak kecil sebelah kiri di sertai patah
tulang tengkorak pelipis kiri yang merobek selaput keras otak dan
terlihat pendataran otak besar kiri, terdapat robekan pada hati
yang menyebabkan resapan darah pada rongga perut, terdapat patah
tulang iga keempat sampai sepuluh yang disertai resapan
darah.------------------------------------------------------------Penyebab
kematian belum dapat dintentukan menunggu hasil histologi
forensik.----------------Demikianlah visum et repertum ini dibuat
dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya,
mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana
(KUHAP).----------------------------------------------------------------------------------------
Dokter tersebut di atas,
dr. Samuel NIM 112012185
BAB IIPEMBAHASAN UMUM
1. 2. 2.1. Prosedur MedikolegalSebagai seorang makhluk sosial,
manusia akan selalu berinteraksi satu dengan lainnya. Setiap
interaksi antar individu yang berlainan ini sangat berpotensi
menimbulkan adanya konflik. Oleh karena itu, diciptakanlah hukum
untuk mengatur tata cara hidup di masyarakat serta menciptakan
sebuah keteraturan sekaligus penangkal terjadinya konflik. Akan
tetapi, pada kenyataannya, seringkali terjadi pelanggaran atas
hukum yang berlaku di masyarakat. Problematika yang muncul beraneka
ragam, dimana sebagai konsekuensinya timbullah korban manusia, baik
masih hidup maupun sudah meninggal. Ketika seorang penyidik
menangani sebuah kasus, dirinya memiliki keterbatasan terkait
dengan pemahaman dan kompetensinya di bidang medis. Oleh karenanya,
sebagai seorang ahli atas tubuh manusia, bantuan keterangan dari
dokter sangat diperlukan demi kepentingan hukum. Dalam hal ini,
pada seorang korban yang telah meninggal, dokter diharapkan dapat
menjelaskan penyebab dan mekanisme kematian, serta memperkirakan
saat waktu dan cara kematian. KUHAP pasal 133 ayat (1) mengatur
kewajiban dokter dengan bunyinya sebagai berikut: Dalam hal
penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan
atau ahli lainnya. Untuk meminta keterangan tersebut, penyidik
harus mengajukan surat permintaan sesuai dengan bunyi KUHAP pasal
133 ayat (2): Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27
tahun 1983, Surat Permintaan Visum ini haruslah lengkap dengan
komponen-komponen kop surat, pihak yang meminta visum, pihak yang
dituju, identitas korban, dugaan penyebab kematian, permintaan
apakah pemeriksaan luar dan/atau bedah mayat, serta jabatan dan
tanda tangan peminta visum. Penyidik berdasarkan definisi dari
Peraturan Pemerintah yang sama memiliki syarat berpangkat minimal
Pembantu Letnan Dua, sedangkan penyidik pembantu berpangkat
serendah-rendahnya Sersan Dua. Bila penyidik merupakan pegawai
negeri sipil, pangkat terendah adalah golongan II/b untuk penyidik.
Menurut PP 27 tahun 1983 pasal 2 ayat (2), jika di suatu Kepolisian
Sektor tidak ada pejabat penyidik seperti yang disebutkan, maka
Kepala Kepolisian Sektor berpangkat bintara di bawah Pembantu
Letnan Dua dapat dikategorikan sebagai penyidik karena
jabatannya.Melalui Visum et Repertum inilah seorang dokter dapat
membantu proses peradilan. Visum et Repertum ini sendiri
didefinisikan sebagai keterangan yang dibuat oleh dokter atas
permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik
terhadap manusia, baik hidup atau mati, ataupun bagian atau diduga
bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah,
untuk kepentingan peradilan. Visum hanya boleh dibuat oleh dokter
yang telah mengucapkan sumpah saat mulai menjabat sebagai dokter,
yang lafalnya seperti pada Statsblad No. 97 pasal 38, tahun 1882
dengan muatan yang terdiri dari kata Pro Justitia, pendahuluan,
pemberitaan, kesimpulan, dan penutup.Khusus untuk jenazah, berlaku
pula ayat ke tiga dari pasal 133 KUHAP, yaitu Mayat yang dikirim
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan penuh peghormatan terhadap mayat
tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan
diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian
lain badan mayat.Ketika menyangkut pemeriksaan bedah mayat, kembali
berlaku sebuah pasal lain dalam KUHAP, yaitu pasal KUHAP pasal 134
ayat (1), yang mengatur kewajiban penyidik untuk memberitahu
keluarga korban, dengan bunyinya:Dalam hal sangat diperlukan di
mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban. Apabila dalam suatu kondisi pihak keluarga
memberikan penolakan, kewajiban penyidik tercantum dalam pasal 134
ayat (2): :Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan
sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya
pembedahan tersebut. Berbeda dengan hal yang diatur pada pasal
sebelumnya, jika tidak ada keluarga yang memberi tanggapan atau
dapat dihubungi, maka autopsi tetap dapat dilakukan sesuai dengan
KUHAP pasal 134 ayat (3):Apabila dalam waktu dua hari tidak ada
tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu
tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang
ini.Autopsi ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat tujuannya
sebagaimana dicantumkan dalam undang undang antara lain: Membantu
dalam hal penentuan identitas mayat. Menentukan sebab pasti
kematian, memperkirakan cara, mekanisme, serta saat kematian. Sebab
mati adalah penyakit atau cedera/luka yang bertanggungjawab atas
terjadinya kematian. Cara kematian adalah macam kejadian yang
menimbulkan penyebab kematian, dapat wajar atau tidak wajar.
Mekanisme kematian adalah gangguan fisiologik dan atau biokimiawi
yang ditimbulkan oleh penyebab kematian. Mengumpulkan serta
mengenali benda benda bukti untuk penentuan identitas benda
penyebab serta identitas pelaku kejahatan. Membuat laporan tertulis
yang obyektif dan berdasarkan fakta dalam bentuk visum et repertum.
Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan
identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah.
Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi pemeriksaan luar dan
bedah mayat. Pemeriksaan luar bersifat tidak merusak keutuhan
jaringan jenazah, dengan pemeriksaan dilakukan secara lengkap mulai
dari tutup/bungkus mayat, perhiasan, pakaian, benda-benda di
sekitar jenazah, tanda-tanda tanatologik, gigi geligi, identitas
khusus, hingga setiap rincian luka yang ada di seluruh bagian luar.
Melalui pemeriksaan ini, dapat diperoleh kesimpulan terkait jenis
luka, jenis kekerasan, dan perkiraan saat kematian. Adapun sebab
mati hanya dapat dilakukan dengan bedah mayat, yang dilakukan
dengan cara membuka rongga tengkorak, dada, leher, perut, dan
pangkal panggul. Ketika dibutuhkan, dapat pula dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya, seperti histopatologik,
toksikologik, dan lain-lain, untuk dapat menentukan sebab dan
mekanisme kematian.
2.2. Tanda KematianTerdapat beragam definisi mengenai kematian,
termasuk di dalamnya mati klinis, mati suri, mati seluler, mati
serebral, dan mati batang otak. Meskipun mati batang otak merupakan
tanda definitif untuk sebuah kematian, proses klinis kematian dapat
dikenali melalui perubahan yang terjadi pada tubuh mayat, berupa
tanda kematian.Tanda kematian terdiri dari tanda dini dan tanda
lanjut kematian. Tanda dini meliputi berhentinya pernapasan selama
lebih dari 10 menit, berhentinya sirkulasi selama 15 menit, kulit
pucat, tonus otot menghilang dan mengalami relaksasi, segmentasi
pembuluh darah retina, kekeruhan kornea, serta hilangnya
refleks.Sedangkan, tanda lanjut antara lain: a. Lebam Mayat (Livor
Mortis)Lebam mayat terbentuk akibat sistem sirkulasi darah yang
sudah tidak lagi berfungsi, dimana setelah mati klinis eritrosit
akan menempati tempat terbawah tubuh di bawah pengaruh gaya
gravitasi. Lebam ini biasanya membentuk bercak dengan warna merah
keunguan dengan tempat terbawah sesuai dengan posisi kematian
korban, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Lebam
mayat umumnya mulai terbentuk 20-30 menit pasca kematian, kemudian
menetap setelah 8-12 jam. Selama rentang waktu tersebut, lebam
mayat ini masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah jika
dilakukan perubahan pada posisi mayat. Menetapnya lebam mayat
disebabkan oleh bertumpuknya eritrosit dalam jumlah banyak sehingga
sulit untuk berpindah lagi disertai dengan spasme otot dinding
pembuluh darah. b. Kaku Mayat (Rigor Mortis)Kaku mayat adalah salah
satu tanda lanjut kematian yang dapat diperiksa pada persendian.
Beberapa saat setelah kematian, kelenturan otot masih dapat
dipertahankan karena masih berjalannya metabolisme tingkat seluler
dengan bahan utama cadangan glikogen otot. Energi yang dihasilkan
dari metabolisme tersebut akan mengubah ADP menjadi ATP yang
membuat serabut aktin dan miosin tetap lentur. Ketika cadangan
glikogen tersebut telah habis, maka energi tidak terbentuk lagi,
aktin dan miosin menggumpal, sehingga otot menjadi kaku. Setelah
mati klinis selama 2-6 jam, kaku otot mulai terbentuk dimulai dari
otot-otot kecil hingga ke arah dalam (secara sentripetal). Kaku
mayat akan lengkap setelah mati klinis 12 jam dan dipertahankan
selama 12-50 jam berikutnya. Kemudian, kaku mayat akan hilang dalam
urutan yang sama, atau menghilang ketika telah terjadi autolisis
dan dekomposisi sel otot.Faktor yang turut berpengaruh pada proses
ini adalah aktivitas sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk
tubuh kurus dengan otot-otot kecil dan suhu lingkungan tinggi.
Gambar 1. Grafik Proses Terjadinya Kaku Mayatc. Penurunan Suhu
(Algor Mortis)Suhu mayat akan menurun sesuai dengan bentuk sigmoid
sebagai akibat dari proses radiasi, konduksi, evaporasi dan
konveksi. Penurunan suhu akan lebih cepat pada suhu keliling yang
rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang
kurus, posisi telentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis,
dan pada umumnya orang tua serta anak kecil. Cara perhitungan yang
biasanya dipakai adalah 4-5 kali penentun suhu rektal dengan
interval waktu minimal 15 menit.d. PembusukanPembusukan pada
dasarnya adalah proses perusakan jaringan yang terjadi akibat
pelunakan dan pencairan jaringan akibat kerja digestif oleh enzim
yang dilepaskan pasca kematian (autolisis) disertai aktivitas
bakteri. Setelah meninggal, flora normal, terutama Clostridium yang
berasal dari usus, dalam tubuh segera masuk ke jaringan. Pada
proses ini, terbentuk gas-gas alkana, H2S, dan HCN, serta asam
amino, dan asam lemak.Pembusukan baru tampak kira-kira 24-72 jam
pasca mati, dimulai dengan timbulnya warna kehijauan pada perut
kiri bawah, tepatnya daerah sekum, mengingat isinya yang lebih
cair, banyaknya bakteri pada daerah tersebut, serta letaknya yang
berada dekat dinding perut. Proses yang mendasarinya adalah
pembentukan sulf-met-hemoglobin. Kemudian, secara bertahap warna
kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut serta dada, dan saat
ini bau busuk biasanya mulai tercium. Pembuluh darah kulit juga
akan tampak melebar, bercabang, dan berwarna hijau kehitaman
(marbling). Mekanisme yang mendasarinya adalah dekomposisi
hemoglobin akibat pergerakan bakteri dalam pembuluh darah.Proses
ini dilanjutkan dengan mengelupasnya kulit ari diikuti pembentukan
gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk yang dimulai di
lambung dan usus, sehingga dapat ditemukan pula di mulut dan
hidung. Keberadaan gas ini akan mengakibatkan terabanya derik udara
/ krepitasi. Di samping itu, gas ini juga akan menyebabkan
pembengkakan tubuh yang menyeluruh dengan ketegangan maksimal pada
daerah dengan jaringan longgar, seperti skrotum dan payudara.
Ketika gas terakumulasi pada rongga sendi, tubuh akan berada dalam
pugilistic attitude.Selanjutnya, rambut menjadi lebih mudah dicabut
dan kuku mudah terlepas, wajah menggembung berwarna ungu kehijauan,
kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah membengkak
dan sering terjulur di antara gigi sebagai akibat dari peningkatan
tekanan internal. Alat dalam tubuh juga mengalami pembusukan, akan
tetapi dengan kecepatan yang berbeda beda. Lambung dan usus dalam
hal ini akan berubah warna menjadi ungu kecoklatan, mukosa saluran
napas menjadi kemerahan, endokardium serta intima pembuluh darah
juga menjadi kemerahan akibat hemolisis. Terjadinya difusi empedu
akan mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya.
Otak akan melunak, hati berongga seperti spons, dan limpa menjadi
melunak. Alat dalam akan mengerut dengan prostat dan uterus non
gravid biasanya bertahan paling lama.Pada mayat, dapat ditemukan
bekas gigitan hewan pengerat berupa lubang dangkal dengan tepi
bergerigi maupun larva lalat kirakira 36-48 jam pasca kematian.
Adapun pembusukan berjalan di tanah, air, dan udara dengan
perbandingan 1:2:8.e. AdiposeraAdiposera, disebut juga lilin mayat,
merupakan suatu kondisi terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,
lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan
lunak tubuh setelah mati. f. MummifikasiMummifikasi merupakan
proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat
sehingga terjadi pengeringan jaringan yang dapat menghentikan
pembusukan.g. SkeletalisasiSkeletalisasi adalah proses yang
dipengaruhi oleh iklim dan lingkungan sekitar tubuh. Umumnya,
proses ini akan berdampak pada jaringan lunak dalam 2 tahun,
diikuti disartikulasi tulang dalam 5 tahun.
2.3. Traumatologi2,3Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan
(rudapaksa). Sementara luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan
jaringan tubuh akibat kekerasan. Kekerasan dapat dibedakan
berdasarkan sifatnya, yaitu mekanik (kekerasan oleh benda tajam,
kekerasan oleh benda tumpul, dan tembakan senjata api), fisika
(suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik, dan
radiasi), dan kimia (asam atau basa kuat). Luka akibat kekerasan
benda tumpulLuka jenis ini disebabkan benda yang memiliki permukaan
tumpul. a. MemarMemar adalah suatu perdarahan pada jaringan bawah
kulit karena pecahnya kapiler dan vena. Luka memar sering kali
member petujuk tentang bentuk benda penyebab lukanya, misal jejas
ban (marginal haemorrhage). Faktor yang mempegaruhi letak, bentuk,
dan luas luka memar yaitu besarnya kekerasan, jenis benda penyebab,
kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna
kulit, kerapuhan pembuluh darah, dan penyakit. Perubahan warna pada
luka memar dapat secara kasar digunakan untuk memperkirakan
usianya. Saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah
menjadi ugu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau
kemudian berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan
menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Dalam medikolegal, interpretasi
luka memar merupakan hal penting. b. Luka lecetLuka lecet terjadi
akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing. Sering terjadi pada
kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentul aspar, atau benda tersebut
yang bergerak dan menyentuh kulit. Luka lecet diklasifikasikan
sebagai berikut: Luka lecet gores: luka lecet inni disebabkan oleh
benda runcing yang menggeser lapisa permukaan kulit di depannya,
sehingga lapisan terangkat, dan hal ini dapat menunjukkan arah
kekerasan. Luka lecet serut: luka lecet ini merupakan variasi luka
lecet gores dengan daerah persentuhan dengan permukaan kulit lebih
lebar. Letak tumpukan epitel menunjukkan arah kekerasan. Luka lecet
tekan: luka lecet ini disebabkan penjejakan benda tumpul pada
kulit, sehingga sering digunakan utuk megidentifikasi benda
penyebab luka yang khas karena bentuk luka menyerupai, seperti
gigitan, kisi-kisi radiator mobil, dan lain sebagainya. Luka ini
berwarna lebih gelap dari jaringan sekitar. Luka lecet geser: luka
lecet ini disebabkan tekanan linier pada kulit disertai gerakan
bergeser, seperti pada kasus gantung atau jerat.
c. Luka robekLuka robek merupakan luka terbuka akibat trauma
benda tumpul yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan batas
elastisitas kulit terlampaui. Ciri luka ini umumnya tidak
beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan
antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering
tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka.
d. Cedera Kepala pada Penutup OtakJaringan otak dilindungi oleh
3 lapisan jaringan. Lapisan paling luar disebut duramater, atau
sering dikenal sebagai dura. Lapisan ini tebal dan lebih dekat
berhubungan dengan tengkorak kepala dibandingakan otak. Antara
tengkorak dan dura terdapat ruang yang disebut ruang epidural atau
ekstradural.Lapisan yang melekat langsung ke otak disebut piamater.
Lapisan ini sangat rapuh, melekat pada otak dan meluas masuk ke
dalam sulkus-sulkus otak.Lapisan berikutnya yang terletak antara
dura mater dan pia mater disebut arakhnoid. Ruang yang dibentuk
antara lapisan dura mater dan arakhnoid ini disebut ruang subdural.
Kedalaman ruang ini bervariasi di beberapa tempat. Perdarahan
kepala dapat terjadi pada ketiga ruang yaitu ruang epidural,
subdural atau ruang subarakhnoid, atau pada otak itu sendiri.a.
Perdarahan Epidural (Hematoma)Perdarahan jenis ini berhubungan erat
dengan fraktur pada tulang tengkorak. Apabila fraktur mengenai
jalinan pembuluh darah kecil yang dekat dengan bagian dalam
tengkorak, umumnya arteri meningea media, dapat menyebabkan arteri
terkoyak dan terjadi perdarahan yang cepat. Kumpulan darah akhirnya
mendorong lapisan dura menjauh dari tengkorak dan ruang epidural
menjadi lebih luas. Akibat dari lapisan dura yang terdorong ke
dalam, otak mendapatkan kompresi atau tekanan yang akhirnya
menimbulkan gejala-gejala seperti nyeri kepala, penurunan kesadaran
bertahap mulai dari letargi, stupor dan akhirnya koma. Kematian
akan terjadi bila tidak dilakukan terapi dekompresi segera. Waktu
antara timbulnya cedera kepala sampai munculnya gejala-gejala yang
diakibatkan perdarahan epidural disebut sebagai lucid interval
b. Perdarahan Subdural (Hematoma)Perdarahan ini timbul apabila
terjadi bridging vein yang pecah dan darah berkumpul di ruang
subdural. Perdarahan ini juga dapat menyebabkan kompresi pada otak
yang terletak di bawahnya. Karena perdarahan yang timbul
berlangsung perlahan, maka lucid interval juga lebih lama
dibandingkan perdarahan epidural, berkisar dari beberapa jam sampai
beberapa hari. Jumlah perdarahan pada ruang ini berkisar dibawah
120 cc, sehingga tidak menyebabkan perdarahan subdural yang fatal.
Tidak semua perdarahan epidural atau subdural bersifat letal. Pada
beberapa kasus, perdarahan tidak berlanjut mencapai ukuran yang
dapat menyebabkan kompresi pada otak, sehingga hanya menimbulkan
gejala-gejala yang ringan. Pada beberapa kasus yang lain,
memerlukan tindakan operatif segera untuk dekompresi
otak.Penyembuhan pada perdarahan subdural dimulai dengan terjadinya
pembekuan pada perdarahan. Pembentukan skar dimulai dari sisi dura
dan secara bertahap meluas ke seluruh permukaan bekuan. Pada waktu
yang bersamaan, darah mengalami degradasi. Hasil akhir dari
penyembuhan tersebut adalah terbentuknya jaringan skar yang lunak
dan tipis yang menempel pada dura. Sering kali, pembuluh dara besar
menetap pada skar, sehingga membuat skar tersebut rentan terhadap
perlukaan berikutnya yang dapat menimbulkan perdarahan kembali.
Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan pada perdarahan subdural
ini bervariasi antar individu, tergantung pada kemampuan reparasi
tubuh setiap individu sendiri. Hampir semua kasus perdarahan
subdural berhubungan dengan trauma, meskipun dapat tidak
berhubungan dengan trauma. Perdarahan ini dapat terjadi pada
orang-orang dengan gangguan mekanisme pembekuan darah atau pada
pecandu alcohol kronik, meskipun tidak menyebabkan perdarahan yang
besar dan berbahaya. Pada kasus-kasus perdarahan subdural akibat
trauma, dapat timbul persarahan kecil yang tidak berisiko apabila
terjadi pada orang normal. Akan tetapi, pada orang-orang yang
memiliki gangguan pada mekanisme pembekuan darah, dapat bersifat
fatal.Jika perdarahan subdural terjadi akibat perluasan dari
perdarahan di tempat lain. Salah satu contohnya adalah perdarahan
intraserebral yang keluar dari substansi otak melewati pia mater,
kemudian masuk dan menembus lapisan arakhnoid dan mencapai ruang
subdural.
c. Perdarahan Subarakhnoid Penyebab perdarahan subarakhnoid yang
tersering ada 5, dan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu yang
disebabkan trauma dan yang tidak berhubungan dengan trauma.
Penyebabnya antara lain:a. Nontraumatik: Ruptur aneurisma pada
arteri yang memperdarahi otak Perdarahan intraserebral akibat
stroke yang memasuki subarakhnoidb. Traumatik: Trauma langsung pada
daerah fokal otak yang akhirnya menyebabkan perdarahan subarakhnoid
Trauma pada wajah atau leher dengan fraktur pada tulang servikal
yang menyebabkan robeknya arteri vertebralis Robeknya salah satu
arteri berdinding tipis pada dasar otak yang diakibatkan gerakan
hiperekstensi yang tiba-tiba dari kepala.Arteri yang lemah dan
membengkak seperti pada aneurisma, sangat rapuh dindingnya
dibandingkan arteri yang normal. Akibatnya, trauma yang ringan pun
dapat menyebabkan ruptur pada aneurisma yang mengakibatkan
banjirnya ruang subarakhnoid dengan darah dan akhirnya menimbulkan
disfungsi yang serius atau bahkan kematian.Yang menjadi teka-teki
pada bagian forensik adalah, apakah trauma yang menyebabkan ruptur
pada aneurisma yang sudah ada, atau seseorang mengalami nyeri
kepala lebih dahulu akibat mulai pecahnya aneurisma yang
menyebabkan gangguan tingkah laku berupa perilaku mudah berkelahi
yang berujung pada trauma. Contoh yang lain, apakah seseorang yang
jatuh dari ketinggian tertentu menyebabkan ruptur aneurisma, atau
seseorang tersebut mengalami ruptur aneurisma terlebih dahulu yang
menyebabkan perdarahan subarakhnoid dan akhirnya kehilangan
kesadaran dan terjatuh. Pada beberapa kasus, investigasi yang
teliti disertai dengan otopsi yang cermat dapat memecahkan
teka-teki tersebut.Perdarahan subarakhnoid ringan yang terlokalisir
dihasilkan dari tekanan terhadap kepala yang disertai goncangan
pada otak dan penutupnya yang ada di dalam tengkorak. Tekanan dan
goncangan ini menyebabkan robeknya pembuluh-pembuluh darah kecil
pada lapisan subarakhnoid, dan umumnya bukan merupakan perdarahan
yang berat. Apabila tidak ditemukan faktor pemberat lain seperti
kemampuan pembekuan darah yang buruk, perdarahan ini dapat
menceritakan atau mengungkapkan tekanan trauma yang terjadi pada
kepala.Jarang sekali, tamparan pada pada sisi samping kepala dan
leher dapat mengakibatkan fraktur pada prosesus lateralis salah
satu tulang cervical superior. Karena arteri vertebralis melewati
bagian atas prosesus lateralis dari vertebra di daerah leher, maka
fraktur pada daerah tersebut dapat menyebabkan robeknya arteri yang
menimbulkan perdarahan masif yang biasanya menembus sampai lapisan
subarakhnoid pada bagian atas tulang belakang dan akhirnya terjadi
penggenangan pada ruang subarakhnoid oleh darah. Aliran darah ke
atas meningkat dan perdarahan meluas sampai ke dasar otak dan sisi
lateral hemisfer serebri. Pada beberapa kasus, kondisi ini sulit
dibedakan dengan perdarahan nontraumatikyang mungkin disebabkan
oleh ruptur aneurisma.Tipe perdarahan subarakhnoid traumatic
merupakan tipe perdarahan yang massif. Perdarahan ini melibatkan
dasar otak dan meluas hingga ke sisi lateral otak sehingga serupa
dengan perdarahan yang berhubungan dengan aneurisma pada arteri
besar yang terdapat di dasar otak.Akan tetapi, pada pemeriksaan
yang cermat dan teliti, tidak ditemukan adanya aneurisma, sedangkan
arteri vertebralis tetap intak. Penyebab terjadinya perdarahan
diduga akibat pecahnya pembuluh darah berdinding tipis pada bagian
bawah otak, serta tidak terdapat aneurisma. Terdapat 2 bukti,
meskipun tidak selalu ada, yang bisa mendukung dugaan apakah
kejadian ini murni dimulai oleh trauma terlebih dahulu. Bukti
pertama yaitu adanya riwayat gerakan hiperekstensi tiba-tiba pada
daerah kepala dan leher, yang nantinya dapat menyebabkan kolaps dan
bahkan kematian.
d. Kontusio otakHampir seluruh kontusio otak superfisial, hanya
mengenai daerah abu-abu. Beberapa dapat lebih dalam, mengenai
daerah putih otak. Kontusio pada bagian superfisial atau daerah
abu-abu sangat penting dalam ilmu forensik. Rupturnya pembuluh
darah dengan terhambatnya aliran darah menuju otak menyebabkan
adanya pembengkakan dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
lingkaran kekerasan dapat terbentuk apabila kontusio yang terbentuk
cukup besar, edema otak dapat menghambat sirkulasi darah yang
menyebabkan kematian otak, koma, dan kematian total. Poin kedua
terpenting dalam hal medikolegal adalah penyembuhan kontusio
tersebut yang dapat menyebabkan jaringan parut yang akan
menyebabkan adanya fokus epilepsi.Lokasi kontusio tipe superfisial
yang berhubungan dengan arah kekerasan yang terjadi. Hal ini
bermakna jika pola luka ditemukan dalam pemeriksaan kepala dan
komponen yang terkena pada trauma sepeti pada kulit kepala,
kranium, dan otak.Ketika bagian kepala terkena benda yang keras dan
berat seperti palu atau botol bir, hasilnya dapat berupa, kurang
lebihnya, yaitu abrasi, kontusio, dan laserasi dari kulit kepala.
Kranium dapat patah atau tidak. Jika jaringan dibawahnya terkena,
hal ini disebut coup. Hal ini terjadi saat kepala relatif tidak
bergerak.Situasi dimana kepala yang bergerak mengenai benda yang
padat dan diam. Pada keadaan ini kerusakan pada kulit kepala dan
pada kranium dapat serupa dengan apa yang ditemukan pada benda yang
bergerak-kepala yang diam. Namun, kontusio yang terjadi, bukan pada
tempat trauma melainkan pada sisi yang berlawanan. Hal ini disebut
kontusio contra-coup.Pemeriksaan kepala penting untuk mengetahui
pola trauma. Karena foto dari semua komponen trauma kepala dari
berbagai tipe kadang tidak tepat sesuai dengan demontrasi yang
ada., diagram dapat menjelaskan hubungan trauma yang terjadi.Tipe
lain kontusio adalah penetrasi yang lebih dalam, biasanya mengenai
daerah putih atau abu-abu, diliputi oleh lapisan normal otak,
dengan perdarahan kecil atau besar. Perdarahan kecil dinamakan ball
hemorrhages sesuai dengan bentuknya yang bulat. Hal tersebut dapat
serupa dengan perdarahan fokal yang disebabkan hipertensi.
Perdarahan yang lebih besar dan dalam biasanya berbentuk ireguler
dan hampir serupa dengan perdarahan apopletik atau stroke.
Anamnesis yang cukup mengenai keadaan saat kematian, ada atau
tiadanya tanda trauma kepala, serta adanya penyakit penyerta dapat
membedakan trauma dengan kasus lain yang menyebabkan
perdarahan.Perdarahan intraserebral tipe apopletik tidak
berhubungan dengan trauma biasanya melibatkan daerah dengan
perdarahan yang dalam. Tempat predileksinya adalah ganglia basal,
pons, dan serebelum. Perdahan tersebut berhubungan dengan
malformasi arteri vena. Biasanya mengenai orang yang lebih muda dan
tidak mempunyai riwayat hipertensi.Edema paru tipe neurogenik
biasanya menyertai trauma kepala. Manifestasi eksternal yang dapat
ditemui adalah foam cone busa berwarna putih atau merah muda pada
mulut dan hidung. Hal tersebut dapat ditemui pada kematian akibat
tenggelam, overdosis, penyakit jantung yang didahului dekompensasio
kordis. Keberadaan gelembung tidak membuktikan adanya trauma
kepala
e. Cedera Leher (Whiplash Injury)Cedera leher dapat terjadi pada
penumpang kendaraan yang ditabrak dari belakang, yang mengalami
percepatan mendadak sehingga terjadi hiperekstensi kepala yang
disusul hiperfleksi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sumsum
tulang belakang dan medula oblongata.
BAB IIIPEMBAHASAN KHUSUS
3.1. Prosedur MedikolegalPada kasus ini, surat permintaan visum
sudah disampaikan dalam bentuk tertulis, sesuai dengan KUHAP pasal
133 ayat (2). Adapun surat ini terdiri atas :1. Institusi pengirim
: Polisi Sektor Metro Pasar Minggu.2. Nomor surat:B/203/XI/2013/
SEKTOR Psm.3. Tujuan surat: Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman
FKUI / Lembaga Kriminologi UI / RSCM.4. Identitas: Mayat di beri
label terikat pada ibu jari kaki kanan, terbuat dari kertas karton
manila, berwarna kuning.5. Dugaan penyebab kematian: Kecelakaan
kereta api6. Permintaan penyidik: Pemeriksaan luar dan bedah
mayat.7. Jabatan pengirim: Kepala Kepolisian Sektor Metro pasar
minggu Ka SPK I. Berdasarkan ketentuan pada KUHAP pasal 133 ayat
(3) yang mengatur bahwa jenazah harus diberi label yang memuat
identitas mayat diikatkan pada ibu jari kaki kiri atau bagian tubuh
lainnya, pada mayat laki-laki ini tidak terpenuhi. Pasalnya, label
justru hanya diletakkan di samping mayat dan tidak
diikatkan.Ketentuan lain terkait kelengkapan SPV serta pangkat
minimal penyidik yang mengirimkan surat ini pun telah terpenuhi,
sesuai dengan KUHAP pasal 6 ayat 1 jo PP 27 tahun 1983 pasal 2 ayat
1.Meskipun pada saat dilakukan pemeriksaan luar jenazah tidak
dikenal, namun ternyata dalam 2 x 24 jam terdapat pihak keluarga
yang mengaku mengenal korban. Oleh karena pemeriksaan dalam saat
itu belum dikerjakan, maka sesuai dengan KUHAP pasal 134 ayat (1),
penyidik terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan pada pihak
keluarga.Dalam hal ini, prosedur medikolegal telah dijalankan
dengan cukup baik, meskipun terdapat hal yang belum sempurna
terutama pada pelabelan mayat.
3.2. Identifikasi JenazahPada mayat ini, awalnya identitas belum
diketahui. Selain informasi dari label mayat, melalui pemeriksaan
luar, hal lain yang dapat menyokong identifikasi adalah pakaian
yang dikenakan korban, yaitu Satu helai celana panjang berwarna
abu-abu, dan Satu helai celana dalam berwarna hijau.. Diketahui
Mayat adalah seorang perempuan, berbangsa Indonesia ras Mongoloid,
berumur kurang lebih dua puluh satu tahun sampai empat puluh tahun,
warna kulit sawo matang, bergizi sedang, memiliki panjang tubuh
seratus lima puluh delapan sentimeter, berat tubuh lima puluh
delapan kilogram.Terdapat lubang anting pada kuping kiri dan kanan,
Pada perut sisi bawah terdapat jaringan parut bekas operasi
mendatar, Pada lengan bawah kiri terdapat jaringan parut, Tepat
pada lutut kanan terdapat jaringan parut, Pada perut bawah kanan
terdapat tahi lalat berwarna hitam bulat.
3.3. Tanda Kematian dan Perkiraan Waktu KematianPada jenazah,
telah terdapat tanda kematian berupa Kaku mayat terdapat pada
rahang, leher, dan seluruh persendian mudah dilawan. Lebam mayat
terdapat pada leher dan punggung, hilang pada penekanaan.
Berdasarkan hasil temuan tersebut, jenazah diperkirakan telah
meninggal 30menit- 24 jam sebelum dilakukannnya pemeriksaan
luar.
3.4. Luka-lukaPada jenazah Ms. X, ditemukan adanya luka-luka
pada Pada dahi, hidung, dagu kiri,kepala belakang, dada kiri, perut
kanan bawah, lengan kanan dan kiri, lipat paha kanan, lutut kiri,
dan punggung kaki kanan dan kiri yang sesuai dengan kekerasan
tumpul.
3.5. Sebab dan Mekanisme KematianBerdasarkan keterangan pada
SPV, jenazah diduga meninggal karena tertabrak kereta api.
Berdasarkan pada pemeriksaan luar ditemukan luka-luka maupun
tanda-tanda kekerasan pada daerah kepala, dada kiri, perut kanan
bawah dan tungkai kanan bawah sesuai gambaran kekerasan tumpul.
Selanjutnya, pada pemeriksaan bedah mayat ditemukan hancur dan
terdapat titik perdarahan diotak kecil sebelah kiri di sertai patah
tulang tengkorak pelipis kiri yang merobek selaput keras otak,
terdapat robekan pada hati yang menyebabkan resapan darah pada
rongga perut, terdapat patah tulang iga keempat sampai sepuluh yang
disertai resapan darah. Diduga sebab kematian adalah trauma otak
kecil yang menyebabkan hancur dan perdarahan pada otak kecil yang
disertai peningkatan tekanan intrakranial. Oleh karena itu, sebab
kematian masih belum dapat ditentukan menunggu hasil histologi
forensik.
3.6. Kesimpulan Pada mayat perempuan, berusia 21-40 tahun
ditemukan pada pemeriksaan luar ditemukan luka-luka maupun
tanda-tanda kekerasan pada daerah kepala, dada kiri, perut kanan
bawah dan tungkai kanan bawah sesuai gambaran kekerasan tumpul.
Selanjutnya, pada pemeriksaan bedah mayat ditemukan hancur dan
terdapat titik perdarahan diotak kecil sebelah kiri di sertai patah
tulang tengkorak pelipis kiri yang merobek selaput keras otak,
terdapat robekan pada hati yang menyebabkan resapan darah pada
rongga perut, terdapat patah tulang iga keempat sampai sepuluh yang
disertai resapan darah.Penyebab kematian adalah karena masih belum
dapat ditentukan menunggu hasil histologi forensik. Korban
diperkirakan telah meninggal 30 menit 24 jam sebelum dilakukannya
pemeriksaan luar : 7 November 2013 pukul 22.20 WIB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, Munim A,
Sidhi, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: FKUI; 1994.
hal.1-11,25-36,64-70.2. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan
Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Jakarta: FKUI; 1994.
hal.11-2.3. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi
Forensik. Jakarta: FKUI; 2000. hal. 1-7,12-44,65.4. James JP, Jones
R, Karch SB, Manlove J. Simpsons Forensic Medicine. 13th edition.
London: Hodder Arnold; 2011.p.42-9, 165-7.2