1 I.PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hasil perikanan adalah salah satu sumber pangan yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber pangan lainnya. Selain bahan bakunya yang beraneka ragam, hasil perikanan juga memiliki kerentanan untuk mengalami pembusukan yang lebih cepat daripada sumber pangan lainnya. Hal tersebut secara tidak langsung mengakibatkan kebosanan pada konsumen lainnya. Dengan adanya diversifikasi hasil perikanan, yaitu pengolahan hasil perikanan me njadi produk yang bervariasi, h asil perikanan akan tetap dapat diminati oleh banyak kon sumen. Dalam makalah ini, penu lis mencoba menguraikan tentang bebe rapa diversifikasi hasil perikanan diantaranya : 1). Breeded shrimp; 2). Mie rasa (flavour) udang; 3). Abon ikan/ udang. Setiap tahun permintaan terhadap udang menunjukkan peningkatan terutama oleh negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Eropah dan negara lain di Asia seperti Hongkong, Korea, Taiwan dan Singapura. Peningkatan konsumsi udang di Amerika Serikat misalnya pada 5 tahun terakhir menunjukkan kenaikan 47%. Di dalam negri konsumsi udang sangat kecil baru sekitar 0,6 kg/kapita di-banding dengan Jepang misalnya sudah mencapai 3,0 kg/kapita dan Amerika Serikat 1,2 kg/kapita. Jika permintaan konsumsi dalam negeri dapat dinaikkan menjadi 1 kg/kapita dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta orang maka kebutuhan udang nasional dapat diperkirakan mencapai 200.000 pon (Anonim, 2005). Permintaan dari negara-negara maju terhadap makanan siap dihidangkan atau "Ready to serve"juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan perubahan sosial pada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Bagi anggota masyarakat yang sibuk baik di perkantoran maupun orang-orang bisnis waktu untuk mempersiapkan keperluan rumah tangga di tempat tinggal masingmasing menjadi sangat terbatas. Pada siang hari jam istirahat yang singkat digunakan mencari makanan di tempat penjual makanan atau restauran. Paling tidak waktu untuk makan di rumah hanya pada malam hari saja, pada saat seperti ini udang tepung sangat membantu dengan hanya dipanaskan atau digoreng sudah dapat dinikmati (Anonim, 2005).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Udang disusun di dalam kotak dari plastik atau bahan lain yang kedap air. 10).Kotak
berisi udang kemudian dibekukan dan disimpan pada suhu -21°C.
2.2. Mie Rasa (Flavour) Udang
Mie Kuning adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas
Mie Kuning. Sekitar empat puluh persen konsumsi gandum di Asia adalah Mie Kuning (Hoseney,
1998). Produk Mie Kuning umumnya digunakan sebagai sumber energi karena kandungan
karbohidratnya yang relatif tinggi. Mi pertama kali dibuat dan berkembang di Cina. Teknologi
pembuatan mi disebarkan oleh Marcopolo ke Italia, hingga ke seluruh daratan Eropa. Kini mi
populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mi yang beredar di Indonesia terdiri dari empat
jenis, yaitu mi mentah, mi basah, mi kering, dan mi instan. Keempat jenis tersebut mempunyal
pasar sendiri-sendiri, dengan jumlah permintaan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu
(Anonim, 2012).
Di Indonesia, mi digemari herbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia.
alasannya. Sifat mi yang enak, praktis, dan mengenyangkan. Kandungan karbohidrat yang tinggi,
menjadikan mi digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Mi dapat diolah menjadi
berbagai produk seperti mi baso, mi goreng, soto mi, mi ayam, dan lain sebagainya. Seiringperkembangan teknologi dan semakin meningkatnya kesadaran orang akan gizi, sekarang ini mi
tidak hanya dijadikan sebagai penyuplai energi, melainkan juga sebagai sumber zat gizi lain.
Berbagai vitamin dan mineral dapat difortifikasikan ke dalam mi. seperti yang sering kita jumpai
pada pembuatan mi instan.
Bahan baku utama mi instant memang tepung terigu, namun, selama proses
pembuatannya, dipakai juga minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan
pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine
(pewarna kuning). Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel,
hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain
minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam
proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat