This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
DISKUSI
BAHASA INDONESIAPARAGRAF
NAMA NIM
Farin Limanda Mulia FAA 114 002
Gita Febriany Nahan FAA 114 005
Mu’izzadin Hasani FAA 114 010
Satriyandi Mahmud FAA 114 012
Jeanny Yustisia Januarti Pailang FAA 114 014
Theresia Bornok Bintang FAA 114 017
Mochamad Ditya Pratama FAA 114 019
Clarissa Charolina Triany FAA 114 022
Tomi Rahmadani FAA 114 025
Dwi Anggrainy Amirudinda Firmanti FAA 114 027
Dosen Pengampu : Yuliasi Eka Asi, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2014/2015
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya lah penulis diberikan kesehatan serta kemampuan untuk menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Paragraf” pada mata kuliah umum Bahasa Indonesia. Makalah ini disusun
oleh sang penulis agar dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dengan makalah ini, diharapkan bahwa sang pembaca akan mengerti apa itu paragraf,
mengapa paragraf perlu digunakan, dan apa saja persyaratan-persyaratan yang harus dilakukan dalam
penulisan paragraf.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan didalam makalah ini. Oleh
sebab itu, penulis sangat menghargai berbagai saran dan kritik para pembaca untuk membangun
makalah ini agar dapat disusun lebih baik lagi. Demikian yang dapat disampaikan, semoga melalui
makalah ini pembaca bisa mendapatkan ilmu atau manfaat sebaik-baiknya.
Palangka Raya, 18 Oktober 2014,
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ......................................................................... 2
DAFTAR ISI .........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................4-5
1.1 Latar Belakang 4
1.2 TUJUAN 5
1.3 R UMUSAN MASALAH 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................6-20
2.1 PENGERTIAN PARAGRAF 6-15
2.2 FUNGSI PARAGRAF 16
2.3 PERSYARATAN PENULISAN PARAGRAF 16-20
BAB III PENUTUP .......................................................................21-22
3.1 KESIMPULAN 21-22
3.2 SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Ketika membaca sebuah tulisan (artikel, makalah, atau buku), kita melihat kenyataan bahwa
tulisan itu terbagi dalam kelompok-kelompok kalimat. Tiap kelompok kalimat itu ditandai dengan
baris baru yang ditulis agak menjorok ke dalam sekitar empat atau lima karakter. Jika kita amati
lebih teliti, ternyata kalimat-kalimat yang tergabung dalam sebuah kelompok itu saling
berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran, yang sejalan dengan buah
pikiran seluruh tulisan. Kelompok kalimat seperti itu dinamakan paragraf.
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu
kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam
itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Pada suatu karangan, tentunya akan mengacu pada maksud dari penulisan karangan tersebut
terutama dalam menentukan topik yang ada dalam bagian karangan, sehingga pembaca dapat
mengerti maksud dari karangan tersebut. Dalam membuat suatu karangan, penulis diharapkan dapat
menguasai struktur paragraf yang digunakan agar dalam penulisan karangan tersebut dapat tersusun
suatu paragraf yang baik. Dalam menyusun paragraf dimulai dengan menyusun tema dan kerangka
karangan yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun kalimat-kalimat secara runtut, logis, dan
dalam satu kesatuan ide yang kemudian dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat yang
dapat mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai titik pusatnya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya. Adanya suatu paragraf, penulis akan lebih mudah mengekspresikan
seluruh gagasannya secara utuh, runtut, lengkap dan menyatu sehingga dapat bermakna dan mudah
untuk dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan si penulis.
4
1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dari paragraf.
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi paragraf.
3. Untuk mengetahui persyaratan penulisan paragraf.
1.3 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari paragraf?
2. Apa saja fungsi-fungsi paragraf?
3. Apa saja persyaratan dalam penulisan paragraf?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian ParagrafSatuan bahasa yang lebih besar dan lebih luas dari kalimat adalah paragraf atau alinea.
Dalam definisinya, paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran
atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensi. Setiap
paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan utama.
Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga
dalam paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling terkait. Dalam rangkaian kalimat itu
tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat-kalimat
gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat topik dan kalimat yang
bergagasan bawahan adalah kalimat penjelas. Sebuah paragraf minimal terdiri atas tiga
kalimat dalam penulisan karangan ilmiah.
Perhatikanlah contoh paragraf berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topik
dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas.
1) Sampah selamanya selalu memusingkan.
2) Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula solusinya dirancang.
3) Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik.
4) Pada waktu diskusi atau seminar sampah berlangsung, penimbunan sampah terus
terjadi.
5) Hal ini mendapat perhatian serius karena masalah sampah berkaitan dengan
pencemaran air dan banjir.
6) Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu
belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
(Arifin, 2011:116)
Keenam kalimat dalam paragraf di atas membicarakan soal sampah, sehingga topik dalam
paragraf tersebut adalah “masalah sampah”. Kalimat-kalimatnya koherensi atau saling
terkait logis sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami topik “masalah sampah”
dalam paragraf itu dengan baik.
Berikut merupakan pengertian dari paragraf menurut beberapa ahli :
6
Akhadiah, dkk (1991:144) mendefinisikan paragraf dimana paragraf merupakan inti
penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam karangan terkandung satu unit
buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal. Kalimat utama atau kalimat topik, kalimat – kalimat penjelas sampai pada
kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk
membentuk suatu gagasan.
Definisi paragraf di atas diperjelas dengan adanya contoh sebuah paragraf di bawah ini :
Contoh :
Bernostalgia tentang indahnya alam di Batu Malang, hanya akan menimbulkan
kekecewaan. Dalam kurun waktu 30 tahun dinamika kehidupan anak – anak manusia telah
mengubah segala – galanya. Hutan, sawah, dan kota tergusur oleh berbagai bentuk
bangunan yang meluncur dari kota. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan
jeruji besi. Pagar tanaman bunga yang bermekaran dengan indahnya, telah diterjang
tembok beton yang kokoh. Batu – batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah
menelan biaya milyaran rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan
kemesraan desa ini dari berbagai penjuru.
Paragraf diatas berisi satu gagasan pokok dan beberapa gagasan panjang. Gagasan tentang
keindahan alam Batu Malang sebagai gagasan pokok, gagasan tentang manusia yang telah
mengubah segala – galanya, tentang hutan, sawah, dan ladang yang tergusur, tentang
pembangunan gedung – gedung mewah, dijalan sedemikian rupa dalam kalimat – kalimat
yang membentuk satu kesatuan. Inilah yang dinamakan paragraf.
Menurut Soejito (1991: 2-3) “Suatu paragraf memiliki ciri visual dan ciri ideal. Ciri
visual adalah bahwa setiap baris pertama suatu paragraf diketik agak menjorok kedalam
lima ketukan dari marjin kiri dan selalu mulai dengan baris baru. Ciri idealnya adalah setiap
paragraf hanya berisi satu pikiran, gagasan atau tema”.
Ahmadi (1990: 1) juga menyebutkan bahwa “Suatu paragraf adalah suatu satuan
pikiran atau perasaan, suatu satuan susunan teratur satuan-satuan yang lebih kecil (kalimat-
kalimat) dan berfungsi sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar (keseluruhan
komposisi). Oleh karena itu, paragraf merupakan suatu satuan langsung di dalam ekspresi
tulisan.” Tentang ciri fisik dari suatu paragraf juga disebutkan sama dengan Soejito (1991)
yaitu dimulai kurang lebih satu inchi atau lima ketukan mesin ketik.
7
Paragraf oleh Keraf (1993: 62) dikatakan sebagai alinea. Lebih lanjut dikatakan
bahwa “Alinea tidak lain dari satu kesatuan pikiran. Suatu kesatuan yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.”
Sebagai satuan terkecil dari sebuah karangan yang isinya membentuk satuan pikiran
sebagai bagian dari pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannya, maka
paragraf dikatakan pula sebagai alinea oleh Sakri (1992).
Selanjutnya hal yang lebih hakiki yang bisa dilihat dalam paragraf selain dari segi
penulisannya yang menjorok pada awalnya, menurut Sakri (1992:2) bahwa “Sebuah
paragraf tertangkap oleh pikiran pembaca sebagai penggalan yang bulat dari pikiran
pengarang. Sebagai penggalan pikiran, maka suatu paragraf terpisah dari paragraf yang
lain”.
Kridalaksana (1993:154) menulis bahwa “Paragraf adalah (1) satuan bahasa yang
mengandung satu tema dan perkembangannya; (2) bagian wacana yang mengungkapkan
pikiran tertentu yang lengkap tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana; dapat
terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan”.
Pengertian paragraf yang lebih jelas lagi dituliskan oleh Bennet (1974:61) bahwa “A
paragraf is a group closely related sentences arranged in a way that permits a central idea
to be defined, developed, and clarified”.
Defisi Bannet di atas kurang lebih mengandung arti bahwa paragraf merupakan
seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat – kalimat tersebut
disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi,
dikembangkan, dan diperjelas.
Definisi diatas diperjelas lagi oleh Tarigan (1987:11) yaitu “paragraf adalah
seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi
pikiran yang relevan dan mengandung pikiran pokok yang yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.
Dalam hal ini Tarigan mengamati beberapa ciri atau karasteristik paragraf yaitu : (1)
setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide
pokok keseluruhan karangan. (2) umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat, (3)
8
paragraf adalah kesatuan koheren dan padat, (5) kalimat – kalimat paragraf tersusun secara
logis – sistematis (Tarigan, 1987).
Selain oleh Tarigan, Ramlan (1993:1) juga memperjelas pengertian paragraf akan
tetapi lebih menyederhankannya, yaitu “ Bagian dari suatu karangan atau tuturan yang
terdiri dari sejumlah kalimat mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendaliannya”.
Dari defisi Ramlan di atas, ada hal menarik yang perlu dipertanyakan yaitu mengenai
kata ‘tuturan’ . Tuturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:978) adalah “ucapan;
ujaran; cerita dsb”. Dari arti tuturan itu, jelas bahwa tuturan merupakan bagian dari bahasa
lisan dan memiliki ciri visual yaitu cara penulisannya dimulai dari indensi kelima dari
margin kiri atau tanpa indensi kelima akan tetapi tiap paragraf atau antar paragraf harus ada
jarak yang membedakannya.
Berdasarkan penganalisaan atas beberapa sumber yang memberikan keterangan
tentang pengertian paragraf di atas maka dapat disimpulkan bahwa definisi paragraf adalah
sebagai berikut :
1. Paragraf adalah kesatuan pikiran yang dibangun oleh sebuah pokok pikiran dan
diikuti oleh uraian tambahan atau penjelas.
2. Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat.
3. Paragraf adalah himpunan kalimat dalam rangkaian membentuk sebuah ide.
4. Paragraf adalah inti penuangan sebuah pikiran dalam karangan.
5. Paragraf merupakan suatu model karangan yang terkecil.
Ringkasnya, paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan
bersama-sama menjelaskan unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih
besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.
Paragraf yang berisi satu unit buah pikiran itu bergabung dengan paragraf-paragraf
lain, bersama-sama menjelaskan seluruh isi pikiran/gagasan yang ingin disampaikan penulis
kepada pembaca. Agar pembaca dapat menerima keseluruhan pokok pikiran dengan mudah,
penulis harus menyusun paragraf-paragraf itu secara sistematis dan logis.
Untuk merakit paragraf yang sistematis dan logis, diperlukan sejumlah unsur
pendukung, yaitu : transisi, kalimat topik atau utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
Memang, tidak semua paragraf mengandung keempat unsur itu. Adakalanya sebuah paragraf
mengandung empat unsur, tiga unsur, dua unsur, bahkan satu unsur saja.
9
a. Transisi
Sebuah tulisan atau karangan tidak hanya terdiri atas satu paragraf. Ada puluhan
bahkan ratusan paragraf.paragraf-paragraf itu tidak berdiri sendiri, melainkan harus
berhubungan satu dengan yang lain. Untuk menghubungkan paragraf satu dengan yang lain
diperlukan “perekat” yang disebut transisi.
Kehadiran transisi bukan hanya dalam paragraf, tetapi dapat juga dalam kalimat,
antarparagraf, antarsubbab, dan antarbab. Bila dalam kalimat, transisi berfungsi untuk
menghubungkan bagian-bagian kalimat. Bila terdapat antarsubbab, maka transisi berfungsi
untuk menghubungkan ide pokok antarsubbab tersebut. Selanjutnya, transisi berfungsi
sebagai jembatan penghubung ide pokok dalam bab yang berdekatan kalau terdapat pada
antarbab.
Wujud transisi berupa kata (kelompok kata), kalimat, atau paragraf pendek. Transisi
yang berupa paragraf pendek biasanya terdapat antarsubbab atau antarbab.
Transisi berupa kata atau kelompok kata sangat banyak. Pengelompokan berdasarkan
penanda hubungannya antara lain :
1. Penanda hubungan kelanjutan, antara lain : dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi,