Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia (Rohim, 2004). Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan demam berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di RS dan ribuan orang meninggal (Mekadiana, 2007). Pada bulan januari 2009, penderita DHF di Jawa Tengah sebanyak 1706 orang. Sedangkan kasus DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai pertengahan 2009 sebanyak 2767 orang 73 diantaranya meninggal (Lismiyati, 2009). Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok Sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami deficit volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga darah menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF yang terlambat ditangani di RS mengalami syok hipovolemik hingga meninggal. Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada kasus anak, tetapi pada remaja dan juga
36

Makalah demam berdarah dengue

Apr 23, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah demam berdarah dengue

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan tanda dan

gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai lekopenia,

ruam, limfadenopati, trombositopenia (Rohim, 2004).

Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai

resiko untuk terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100

negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan demam

berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat

di RS dan ribuan orang meninggal (Mekadiana, 2007).

Pada bulan januari 2009, penderita DHF di Jawa

Tengah sebanyak 1706 orang. Sedangkan kasus DHF yang

terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai pertengahan

2009 sebanyak 2767 orang 73 diantaranya meninggal

(Lismiyati, 2009).

Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat

mengalami Dengue Syok Sindrom yang dapat menyebabkan

kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami deficit

volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler

pembuluh darah sehingga darah menuju keluar pembuluh.

Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF yang terlambat

ditangani di RS mengalami syok hipovolemik hingga

meninggal.

Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat,

tidak hanya pada kasus anak, tetapi pada remaja dan juga

Page 2: Makalah demam berdarah dengue

dewasa. Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki

ketrampilan dan pengetahuan yang cukup dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF. Ketrampilan yang

sangat dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi

tanda-tanda syok dan kecepatan dalam menangani pasien yang

mengalamim Dengue Syok Sindrom (DSS).

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DEMAM BERDARAH

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit

infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan

terutama menyerang anak- anak dengan ciri- ciri demam

tinggi mendadak dengan manifestasi perdarahan dan

bertendensi menimbulkan shock dan kematian. Penyakit ini

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

mungkin juga Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat

hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali ketinggian

lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Masa inkubasi

penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit

Page 3: Makalah demam berdarah dengue

Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur.

Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak

menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ini

terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita

Demam Berdarah Dengue pada orang dewasa. Indonesia termasuk

daerah endemik untuk penyakit Demam Berdarah Dengue.

Serangan wabah umumnya muncul sekali dalam 4 - 5 tahun.

Faktor lingkungan memainkan peranan bagi terjadinya wabah.

Lingkungan dimana terdapat banyak air tergenang dan

barang-barang yang memungkinkan air tergenang merupakan

tempat ideal bagi penyakit tersebut (Siregar, 2004).

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam

akut yang disebabkan oleh virus dengue serta memenuhi

kriteria WHO untuk Manifestasi simptomatik infeksi virus

dengue adalah sebagai berikut :

1. Demam tidak terdiferensiasi

2. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut

selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih

manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital,

mialgia/atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan

[petekie atau uji bendung positif], leukopenia) dan

pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan

pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/

DBD pada lokasi dan waktu yang sama.

3. DBD (dengan atau tanpa renjatan)

Page 4: Makalah demam berdarah dengue

B. EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan

masyarakat selama 41 tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah

terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi dan

kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2

kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota pada

tahun 2009. Provinsi Maluku, dari tahun 2002 sampai tahun

2009 tidak ada laporan kasus DBD. Selain itu terjadi juga

peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58

kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009. Peningkatan

dan penyebaran kasus DBD tersebut kemungkinan disebabkan

oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah

perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan dan

distribusi penduduk serta faktor epidemiologi lainnya yang

masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada tahun 2009

tampak provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan AI

DBD tertinggi (313 kasus per 100.000 penduduk), sedangkan

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan AI DBD

terendah (8 kasus per 100.000 penduduk). Terdapat 11 (33%)

provinsi termasuk dalam daerah risiko tinggi (AI > 55 kasus

per 100.000 penduduk).

Dalam lima tahun terakhir (2005-2009) 5 provinsi

dengan AI tertinggi dapat dilihat pada. Provinsi DKI dan

Kalimantan Timur selalu berada dalam 5 provinsi AI

tertinggi dengan DKI Jakarta selalu menduduki AI yang

paling tinggi setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena

Page 5: Makalah demam berdarah dengue

pengaruh kepadatan penduduk, mobilitas penduduk yang tinggi

dan sarana transportasi yang lebih baik dibanding daerah

lain, sehingga penyebaran virus menjadi lebih mudah dan

lebih luas. Berbeda dengan Kaltim yang penduduknya tidak

terlalu padat, menurut SUPAS 2005 kepadatan penduduk

Kalimantan Timur hanya 12 orang/km2 (DKI Jakarta 13.344

orang/km2). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya

kejadian DBD di Kalimantan Timur, kemungkinan adalah karena

curah hujan yang tinggi sepanjang tahun dan adanya

lingkungan biologi yang menyebabkan nyamuk lebih mudah

berkembang biak (Kemenkes, 2010).

C. VIRUS DANGUE

Virus penyebab demam Dengue termasuk arbovirus

(arthropod–borne viruses) yang merupakan virus kedua yang

dikenal menimbulkan penyakit pada manusia. Virus ini

merupakan anggota keluarga dari Flaviviridae (flavi =

kuning) bersama-sama dengan virus demam kuning. Morfologi

virion Dengue berupa partikel sferis dengan diameter

nukleokapsid 30 nm dan ketebalan selubung 10 nm. Genomnya

berupa RNA (ribonucleic acid). Protein virus Dengue terdiri

dari protein C untuk kapsid dan core, protein M untuk

membran, protein E untuk selubung dan protein NS untuk

protein non struktural.

Saat ini telah diketahui ada 4 tipe virus Dengue.

Tipe-tipe virus ini baru diketahui setelah Perang Dunia II

oleh Sabin yang berhasil mengisolasinya dari darah pasien

pada epidemi di Hawai, yang disebut sebagai tipe 1 (1952 ).

Page 6: Makalah demam berdarah dengue

Tipe 2 juga diisolasi oleh Sabin (1956 ) dari pasien di New

Guinea. Tipe 3 dan 4 diperoleh tahun 1960 dari pasien yang

mengalami DHF di Filipina pada tahun 1953.

Virus Dengue menurut Danny (1999) memiliki tiga jenis

antigen yang menunjukkan reaksi spesifik terhadap antibodi

yang sesuai yaitu :

1. Antigen yang dijumpai pada semua virus dalam genus

Flavivirus dan terdapat di dalam kapsid,

2. Antigen yang khas untuk virus Dengue saja dan terdapat

pada semua tipe, 1 sampai 4, di dalam selubung,

3. Antigen yang spesifik untuk virus Dengue tipe tertentu

saja, terdapat di dalam selubung.

D. VEKTOR DEMAM BERDARAH

Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil

jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini

mempunyai dasar hitam dengan bintik- bintik putih pada

bagian badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk Aedes aegypti

jantan mengisap cairan tunlbuhan atan sari bunga untuk

keperluan hidupnya. Sedangkan yang betina mengisap darah.

Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada

binatang. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada

siang hari. Aktivitas menggigit biasanya pagi (pukul 9.00-

10.00) sampai petang hari (16.00-17.00). Aedes aegypti

mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk

memenuhi lambungnya dengan darah.

Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai

penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk ini

Page 7: Makalah demam berdarah dengue

hinggap (beristirahat) di dalam atau diluar runlah. Tempat

hinggap yang disenangi adalah benda-benda yang tergantung

dan biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Disini

nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Selanjutnya

nyamuk betina akan meletakkan telurnya didinding tempat

perkembangbiakan, sedikit diatas permukaan air. Pada

umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2

hari setelah terendam air. Jentik kemudian menjadi

kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa (Siregar,

2004).

Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini mendapat virus Dengue

sewaktu mengigit mengisap darah orang yang sakit Demam

Berdarah Dengue atau tidak sakit tetapi didalam darahnya

terdapat virus dengue. Seseorang yang didalam darahnya

mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit

demam berdarah. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7

hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut

digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut

terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus

akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan

tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1

minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut

siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi

ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk

sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti

yang telah mengisap virus dengue itu menjadi penular

(infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena

Page 8: Makalah demam berdarah dengue

setiap kali nyamuk menusuk/mengigit, sebelum mengisap darah

akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya

(proboscis) agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama

air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke

orang lain (Siregar, 2004).

E. MANIFESTASI KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE

Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria

klinis dan laboratorium (WHO, 2011). Manifestasi klinis :

1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,

berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari.

2. Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif,

petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan

gusi, hematemesis, dan/melena.

3. Pembesaran hati

4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan

tekanan nadi (≤20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan

dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.

5. Trombositopenia (≤100.000/mikroliter)

6. Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit ≥

20% dari nilai dasar/ menurut standar umur dan jenis

kelamin

7. Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia

dan hemokonsentrasi/ peningkatan hematokrit ≥20%.

8. Dijumpai hepatomegali sebelum terjadi perembesan plasma

9. Dijumpai tanda perembesan plasma

a. Efusi pleura (foto toraks/ultrasonografi)

Page 9: Makalah demam berdarah dengue

b. Hipoalbuminemia

10. Pada kasus syok, hematokrit yang tinggi dan

trombositopenia yang jelas, mendukung diagnosis DSS.

11. Nilai LED rendah (<10mm/jam) saat syok membedakan

DSS dari syok sepsis.

F.KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT INFEKSI VIRUS DENGUE (WHO,

1997)

DD/ DBD Derajat Gejala LaboratoriumDD Demam disertai 2 atau

lebih tanda; sakit

kepala, nyeri retro

orbital, mialgia,

artalgia

Leucopenia,

trombositopenia,

tidak ditemukan

bukti kebocoran

plasma, serologi

dengue positifDBD I Gejala diatas

ditambah uji bendung

(uji Troniquet)

positif

Trombositopenia

(<100.000/mikroliter

), bukti kebocoran

plasmaDBD II Gejala diatas

ditambah perdarahan

spontan

Trombositopenia

(<100.000/mikroliter

), bukti kebocoran

plasmaDBD III Gejala diatas

ditambah kegagalan

sirkulasi (kulit

dingin dan lembab

serta gelisah)

Trombositopenia

(<100.000/mikroliter

), bukti kebocoran

plasma

Page 10: Makalah demam berdarah dengue

DBD IV Syok berat disertai

dengan tekanan darah

dan nadi tidak

terukur

Trombositopenia

(<100.000/mikroliter

), bukti kebocoran

plasmaDBD derajat III dan IV disebut sindrom syok dengue (SSD)

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Pemeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin,

kadar hematokrit, jumlah trombosit, dan hapusan darah

tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai

gambaran limfosit plasma biru (sejak hari ke 3).

Trombositopenia umumnya dijumpai pada hari ke 3-8 sejak

timbulnya demam. Hemokonsentrasi dapat mulai dijumpai

mulai hari ke 3 demam.

2. Pemeriksaan Homeostatis. Pada DBD yang disertai

manifestasi perdarahan atau kecurigaan terjadinya

gangguan koagulasi, dapat dilakukan pemeriksaan

hemostasis (PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP).

3. Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah

albumin, SGOT/SGPT, ureum/ kreatinin.

4. Pemeriksaan RT-PCR . Untuk membuktikan etiologi DBD,

dapat dilakukan uji diagnostik melalui pemeriksaan

isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi

Page 11: Makalah demam berdarah dengue

molekular. Di antara tiga jenis uji etiologi, yang

dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus.

Namun, metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang

ahli, waktu yang lama (lebih dari 1–2 minggu), serta

biaya yang relatif mahal. Oleh karena keterbatasan ini,

seringkali yang dipilih adalah metode diagnosis

molekuler dengan deteksi materi genetik virus melalui

pemeriksaan reverse transcription-polymerase chain

reaction (RT-PCR). Pemeriksaan RT-PCR memberikan hasil

yang lebih sensitif dan lebih cepat bila dibandingkan

dengan isolasi virus, tapi pemeriksaan ini juga relatif

mahal serta mudah mengalami kontaminasi yang dapat

menyebabkan timbulnya hasil positif semu. Pemeriksaan

yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan

serologi, yaitu dengan mendeteksi IgM dan IgG-anti

dengue. Imunoserologi berupa IgM terdeteksi mulai hari

ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3 dan menghilang

setelah 60-90 hari. Pada infeksi primer, IgG mulai

terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan pada infeksi

sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke 2.

5. ELISA. Salah satu metode pemeriksaan terbaru yang

sedang berkembang adalah pemeriksaan antigen spesifik

virus Dengue, yaitu antigen nonstructural protein 1

(NS1). Antigen NS1 diekspresikan di permukaan sel yang

terinfeksi virus Dengue. Masih terdapat perbedaan dalam

berbagai literatur mengenai berapa lama antigen NS1

dapat terdeteksi dalam darah. Sebuah kepustakaan

mencatat dengan metode ELISA, antigen NS1 dapat

Page 12: Makalah demam berdarah dengue

terdeteksi dalam kadar tinggi sejak hari pertama sampai

hari ke 12 demam pada infeksi primer Dengue atau sampai

hari ke 5 pada infeksi sekunder Dengue. Pemeriksaan

antigen NS1 dengan metode ELISA juga dikatakan memiliki

sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (88,7% dan

100%). Oleh karena berbagai keunggulan tersebut, WHO

menyebutkan pemeriksaan deteksi antigen NS1 sebagai uji

dini terbaik untuk pelayanan primer.

6. Pemeriksaan radiologis (foto toraks PA tegak dan

lateral dekubitus kanan) dapat dilakukan untuk melihat

ada tidaknya efusi pleura, terutama pada hemitoraks

kanan dan pada keadaan perembesan plasma hebat, efusi

dapat ditemukan pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi

pleura dapat pula dideteksi dengan USG.

H. PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Penatalaksanaan menurut Mulya (2011) yaitu :

1. Fase Demam

Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan

rumatan / atau cairan oral apabila anak masih mau

minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam

a. Medikamentosa

Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian

parasetamol bukan aspirin.

Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak

diperlukan (misalnya antasid, anti emetik) untuk

mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.

Page 13: Makalah demam berdarah dengue

Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati

apabila terdapat perdarahan saluran cerna

kortikosteroid tidak diberikan.

Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.

b. Supportif

Cairan: cairan pe oral + cairan intravena rumatan

per hari + 5% defisit

Diberikan untuk 48 jam atau lebih

Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan

kehilangan plasma, sesuai keadaan klinis, tanda

vital, diuresis, dan hematokrit

2. Fase Kritis

Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan

yaitu kebutuhan rumatan + deficit, disertai monitor

keadaan klinis dan laboratorium setiap 4-6 jam.

DBD dengan syok berkepanjangan (DBD derajat IV)

a. Cairan: 20 ml/kg cairan bolus dalam 10-15 menit, bila

tekanan darah sudah didapat cairan selanjutnya sesuai

algoritma pada derajat III

b. Bila syok belum teratasi: setelah 10ml/kg pertama

diulang 10 ml/kg, dapat diberikan bersama koloid 10-

30ml/kgBB secepatnya dalam 1 jam dan koreksi hasil

laboratorium yang tidak normal

c. Transfusi darah segera dipertimbangkan sebagai

langkah selanjutnya (setelah review hematokrit

sebelum resusitasi)

Page 14: Makalah demam berdarah dengue

d. Monitor ketat (pemasangan katerisasi urin, katerisasi

pembuluh darah vena pusat / jalur arteri) Inotropik

dapat digunakan untuk mendukung tekanan darah

Apabila jalur intravena tidak didapatkan segera, coba

cairan elektrolit per oral bila pasien sadar atau jalur

intraoseus. Jalur intraoseus dilakukan dalam keadaan

darurat atau setelah dua kali kegagalan mendapatkan

jalur vena perifer atau setelah gagal pemberian cairan

melalui oral. Cairan intraosesus harus dikerjakan

secara cepat dalam 2-5 menit

3. Perdarahan hebat

a. Apabila sumber perdarahan dapat diidentifikasi,

segera hentikan. Transfusi darah segera adalah

darurat tidak dapat ditunda sampai hematokrit turun

terlalu rendah. Bila darah yang hilang dapat

dihitung, harus diganti. Apabila tidak dapat diukur,

10 ml/kg darah segar atau 5 ml/kg PRC harus diberikan

dan dievaluasi.

b. Pada perdarahan saluran cerna, H2 antagonis dan

penghambat pompa proton dapat digunakan.

c. Tidak ada bukti yang mendukung penggunaan komponen

darah seperti suspense trombosit, plasma darah

segar/cryoprecipitate. Penggunaan larutan tersebut

ini dapat menyebabkan kelebihan cairan.

4. DBD ensefalopati

DBD ensefalopati dapat terjadi bersamaan dengan syok

atau tidak.

Page 15: Makalah demam berdarah dengue

a. Ensefalopati yang terjadi bersamaan dengan syok

hipovolemik, maka penilaian ensefalopati harus

diulang setelah syok teratasi.

Apabila kesadaran membaik setelah syok teratasi,

maka kesadaran menurun atau kejang disebabkan

karena hipoksia yang terjadi pada syok

Pertahankan oksigenasi jalan napas yg adekuat

dengan terapi oksigen.

b. Jika ensefalopati terjadi pada DBD tanpa syok dan

masa krisis sudah dilewati maka,

Cegah / turunkan peningkatan tekanan intrakranial

dengan,

1) Memberikan cairan intravena minimal untuk

mempertahankan volume intravaskular, total

cairan intravena tidak boleh >80% cairan

rumatan

2) Ganti ke cairan kristaloid dengan koloid segera

apabila hematokrit terus meningkat dan volume

cairan intravena dibutuhkan pada kasus dengan

perembesan plasma yang hebat.

3) Diuretik diberikan apabila ada indikasi tanda

dan gejala kelebihan cairan

4) Posisikan pasien dengan kepala lebih tinggi 30

derajat.

5) Intubasi segera untuk mencegah hiperkarbia dan

melindungi jalan napas.

Page 16: Makalah demam berdarah dengue

6) Dipertimbangkan steroid untuk menurunkan

tekanan intrakranial, dengan pemberian

deksametasone 0,15mg/kg berat badan/dosis

intravena setiap 6-8 jam.

Menurunkan produksi amonia

1) Berikan laktulosa 5-10 ml setiap 6 jam untuk

menginduksi diare osmotik.

2) Antibiotik lokal akan mengganggu flora usus

maka tidak diperlukan pemberian

Pertahankan gula darah 80-100 mg/dl, kecepatan

infus glukosa yang dianjurkan 4-6 mg/kg/jam.

Perbaiki asam basa dan ketidakseimbangan

elektrolit

Vitamin K1 IV dengan dosis:umur < 1tahun: 3mg, <5

tahun: 5mg, >5 tahun:10mg.

Anti kejang phenobarbital, dilantin, atau

diazepam IV sesuai indikasi.

Transfusi darah, lebih baik PRC segar sesuai

indikasi. Komponen darah lain seperti suspense

trombosit dan plasma segar beku tidak diberikan

karena kelebihan cairan dapat meningkatkan

tekanan intrakranial.

Terapi antibiotik empirik apabila disertai

infeksi bakterial.

Pemberian H2 antagonis dan penghambat pompa

proton untuk mencegah perdarahan saluran cerna.

Hindari obat yang tidak diperlukan karena sebagai

besar obat dimetabolisme di hati.

Page 17: Makalah demam berdarah dengue

c. Hemodialisis pada kasus perburukan klinis dapat

dipertimbangkan.

5. Fase Recovery

Pada fase penyembuhan diperlukan cairan rumatan atau

cairan oral, serta monitor tiap 12-24 jam. Indikasi

untuk pulang. Pasien dapat dipulangkan apabila telah

terjadi perbaikan klinis sebagai berikut.

Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan

antipiretik

Nafsu makan telah kembali

Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada

distres pernafasan, dan nadi teratur

Diuresis baik

Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok

Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura,

tidak ada asites

Trombosit >50.000 /mm3. Pada kasus DBD tanpa

komplikasi, pada umumnya jumlah trombosit akan

meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari.

I. KOMPLIKASI

Menurut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai

berikut :

1. Perdarahan

Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,

penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000

/mm³ dan koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan

meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan

Page 18: Makalah demam berdarah dengue

pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan

terlihat pada uji tourniquet positif, petechi, purpura,

ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis dan

melena.

2. Efusi pleura

Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang

mengakibatkan ekstravasasi aliran intravaskuler sel hal

tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam

rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi

dispnea, sesak napas.

3. Hepatomegali

Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan

dengan nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada

lobulus hati dan sel sel kapiler. Terkadang tampak sel

netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih banyak

dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus antibody.

4. Gagal sirkulasi

DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari

ke 2 – 7, disebabkan oleh peningkatan permeabilitas

vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan

serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia,

hemokonsentrasi dan hipovolemi yang mengakibatkan

berkurangnya aliran balik vena (venous return), prelod,

miokardium volume sekuncup dan curah jantung, sehingga

terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan

sirkulasi jaringan.

J.ETIKA KEPERAWATAN

Page 19: Makalah demam berdarah dengue

Macam-macam Prinsip etika keperawatan. Prinsip-prinsip etika

keperawatan terdiri dari:

1. Autonomy (Otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap

kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri,

memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang

dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek

terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan

tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi

merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang

menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal

merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak

pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2. Beneficience (Berbuat Baik)

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.

Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau

kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan

peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-

kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi

konflik dengan otonomi.

3. Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan

adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip

moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan

dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk

terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan

Page 20: Makalah demam berdarah dengue

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan .

4. Non Maleficience (tidak merugiakan)

Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada

klien tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan

psikologik.

5. Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini

diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk

menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk

meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity

berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan

kebenaran.

6. Fidelity (loyalty/ketaatan)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai

janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia

pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan

rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban

seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.

Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap

kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari

perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah

penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan

penderitaan.

7. Confidentiality (kerahasiaan)

Page 21: Makalah demam berdarah dengue

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa

informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang

terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh

dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu

orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika

diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi

tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada

teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan

lain harus dicegah.

8. Akuntabilitas (accountability) 

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti

bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat

digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas

merupakan standar  pasti yang mana tindakan seorang

professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas

atau tanpa terkecuali.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak

dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin,

Page 22: Makalah demam berdarah dengue

alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang

tua, dan pekerjaan orang tua.

2. Keluhan utama

Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang

ke rumah sakit adalah panas tinggi dan pasien lemah.

3. Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai

menggigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Panas

turun terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak

semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk

pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau

konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian,

nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal,

serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi

(grade III, IV), melena atau hematemasis.

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak

biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan type

virus yang lain.

5. Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka

kemumgkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

6. Riwayat gizi

Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi.

Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat

berisiko, apabila ada faktor predisposisinya. Anak yang

menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah,dan

nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan

Page 23: Makalah demam berdarah dengue

tidak disertai pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka

anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga

status gizinya menjadi kurang.

7. Kondisi lingkungan

Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan

lingkumgan yang kurang bersih (seperti yang mengenang

dan gantungan baju yang di kamar).

8. Pola kebiasaan Nutrisi dan metabolisme :

Frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan

nafsu makan menurun. Eliminasi BAB: kadang-kadang anak

mengalami diare atau konstipasi. Sementara DHF grade

III-IV bisa terjadi melena. Eliminasi BAK : perlu dikaji

apakah sering kencing, sedikit atau banyak, sakit atau

tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria. Tidur

dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur

karena mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian

sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun

istirahatnya kurang. Kebersihan : upaya keluarga untuk

menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang

terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes

aegypti. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang

sakit serta upa untuk menjaga kesehatan.

9. Pemeriksaan fisik

Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari

ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan

grade DHF, keadaan fisik anak adalah :

a. Kesadaran : Apatis

Page 24: Makalah demam berdarah dengue

b. Vital sign : TD : 110/70 mmHg00

c. Kepala : Bentuk mesochepal

d. Mata : simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak

ikterik, mata anemis

e. Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen, tidak

ada gangguan pendengaran

f. Hidung : ada perdarahan hidung / epsitaksis

g. Mulut : mukosa mulut kering, bibir kering,

dehidrasi, ada perdarahan pada rongga mulut, terjadi

perdarahan gusi.

h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

kekakuan leher tidak ada, nyeri telan

i. Dada Inspeksi : simetris, ada penggunaan otot

bantu pernafasan Auskultasi : tidak ada bunyi

tambahan Perkusi : Sonor Palpasi : taktil fremitus

normal

j. Abdomen : Inspeksi : bentuk cembung, pembesaran

hati (hepatomegali) Auskultasi : bising usus

8x/menit Perkusi : tympani Palpasi : turgor kulit

elastis, nyeri tekan bagian atas

k. Ekstrimitas : sianosis, ptekie, echimosis, akral

dingin, nyeri otot, sendi tulang

l. Genetalia : bersih tidak ada kelainan di buktikan

tidak terpasang kateter

10. Sistem integumen

Page 25: Makalah demam berdarah dengue

Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan

muncul keringat dingin dan lembab. Kuku sianosis atau

tidak.

a. Kepala dan leher

Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena

demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami

perdarahan (epistaksis) pada grade II,III, IV. Pada

mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi

perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara

tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi

perdarahan telingga (grade II, III, IV).

b. Dada

Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto

thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada

paru sebelah kanan, (efusi pleura), rales, ronchi,

yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.

c. Abdomen

Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati

(hepatomegali) dan asites. Ekstremitas : akral

dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta

tulang.

11. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan

adanya infeksi dengue adalah : Uji rumple leed /

tourniquet positif

b. Darah, akan ditemukan adanya trombositopenia,

hemokonsentrasi, masa perdarahan memanjang,

hiponatremia, hipoproteinemia.

Page 26: Makalah demam berdarah dengue

c. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan

d. Serologi, dikenal beberapa jenis serologi yang biasa

dipakai untuk menentukan adanya infeksi virus dengue

antara lain : uji IgG Elisa dan uji IgM Elisa

e. Isolasi virus

Identifikasi virus dengan melakukan fluorescence

anti body technique test secara langsung / tidak

langsung menggunakan conjugate (pengaturan atau

penggabungan)

f. Identifikasi virus

Identifikasi virus dengan melakukan fluorescence

anti body tehnique test secara langsung atau tidak

langsung dengan menggunakan conjugate

g. Radiologi

Pada foto thorax selalu didapatkan efusi pleura

terutama disebelah hemi thorax kanan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan

kebocoran plasma

2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus

dengue

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan merembesnya

cairan dari intravaskular ke ekstravaskular

4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan jalan nafas

terganggu akibat spasme otot pernafasan

Page 27: Makalah demam berdarah dengue

5. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

berlebihan

6. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-

faktor pembekuan darah

7. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan

dengan proses penyakit

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Keperawatan

1 Ketidakefektifa

n perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

kebocoran

plasma

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

perfusi jaringan

klien kembali

efektif

Kriteria Hasil :

Tekanan systole

dan diastole

dalam rentang

yang diharapkan

Tidak ada

ortostatik

hipertensi

Tidak ada

1. Monitor adanya

daerah tertentu

yang hanya peka

terhadap

panas/dingin/tajam/

tumpul

2. Instruksikan

keluarga untuk

mengobservasi kulit

jika ada lesi atau

laserasi

3. Gunakan sarung

tangan untuk

proteksi

4. Batasi gerakan

pada kepala, leher

dan punggung

5. Monitor adanya

Page 28: Makalah demam berdarah dengue

tanda-tanda

peningkatan

tekanan

intrakranial

trombopeblitis

2 Hipertermia

berhubungan

dengan proses

infeksi virus

dengue

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

suhu tubuh klien

kembali dalam

rentang normal

Kriteria Hasil :

Suhu tubuh

dalam rentang

normal

Nadi dan RR

dalam rentang

normal

Tidak ada

perubahan warna

kulit dan tidak

ada pusing

1. Monitor suhu

sesering mungkin

2. Monitor warna dan

suhu kulit

3. Monitor tekanan

darah, nadi dan RR

4. Monitor penurunan

tingkat kesadaran

5. Monitor WBC, Hb

dan Hct

6. Tingkatkan intake

cairan dan nutrisi

7. Selimuti pasien

8. Kompres pasien

pada lipat paha dan

aksila

9. Tingkatkan

sirkulasi udara

10. Kolaborasi

pemberian cairan

intravena

11. Kolaborasi

pemberian obat anti

piretik

Page 29: Makalah demam berdarah dengue

3 Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan

merembesnya

cairan dari

intravaskular

ke

ekstravaskular

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

status hidrasi

klien dalam

rentang normal

Kriteria Hasil :

Mempertahankan

urine outpus

sesuai dengan

usia dan BB, BJ

urine normal

Tanda-tanda

vital dalam

batas normal

Tidak ada

tanda-tanda

dehidrasi,

elastisitas

turgor kulit

baik, membran

mukosa lembab,

tidak ada rasa

haus yang

berlebihan

1. Pertahankan

catatan intake dan

output yang akurat

2. Monitor status

hidrasi (kelembaban

membran mukosa,

nadi adekuat) jika

diperlukan

3. Monitor vital

sign

4. Monitor masukan

makanan/cairan dan

hitung intake

kalori harian

5. Monitor status

nutrisi

6. Dorong masukan

oral

7. Dorong keluarga

untuk membantu

pasien makan

8. Kolaborasi

pemberian cairan

intravena

9. Kolaborasi dengan

dokter kemungkinan

untuk transfusi dan

persiapan untuk

Page 30: Makalah demam berdarah dengue

transfusi4 Ketidakefektifa

n pola nafas

berhubungan

jalan nafas

terganggu

akibat spasme

otot pernafasan

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

pola nafas klien

menjadi efektif

Kriteria Hasil :

Mendemonstrasik

an batuk

efektif dan

suara nafas

yang bersih,

tidak ada

sianosis dan

dispneu (mampu

mengeluarkan

sputum, mampu

bernafas dengan

mudah, tidak

ada pursed

lips)

Menunjukkan

jalan nafas

yang paten

(klien tidak

1. Posisikan klien

untuk memaksimalkan

ventilasi

2. Identifikasi

klien apakah perlu

pemasangan alat

jalan nafas buatan

3. Berikan peralatan

oksigenasi

4. Monitor aliran

oksigen

5. Lakukan

fisioterapi dada

jika perlu

6. Auskultasi suara

nafas, catat

apabila terdapat

adanya suara

tambahan

7. Berikan

bronkodilator bila

perlu

8. Monitor respirasi

dan status O2

9. Monitor tanda-

tanda vital klien

10. Monitor frekuensi

Page 31: Makalah demam berdarah dengue

merasa

tercekik, irama

nafas,

frekuensi,

pernafasan

dalam rentang

normal, tidak

ada suara nafas

abnormal)

Tanda-tanda

vital dalam

rentan normal

dan irama

pernafasan

11. Monitor sianosis

perifer

5 Resiko syok

hipovolemik b.d

perdarahan

berlebihan.

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

tidak terjadi

syok hipovolemik

pada klien

Kriteria hasil:

Nadi dalam

batas yang

diharapkan.

Irama jantung

dalam batas

yang

1. Monitor status

sirkulasi BP, warna

kulit, suhu kulit,

denyut jantung, HR,

dan ritme, nadi

perifer, dan

kapiler refill.

2. Monitor tanda

inadekuat

oksigenasi

jaringan.

3. Monitor suhu dan

pernapasan.

4. Monitor tanda

awal syok.

5. Lihat dan

Page 32: Makalah demam berdarah dengue

diharapkan.

Irama

pernapasan

dalam batas

yang

diharapkan.

pelihara kepatenan

jalan napas.

6. Monitor input dan

output.

6 Resiko

perdarahan b.d

penurunan

faktor-faktor

pembekuan

darah.

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

tidak terjadi

perdarahan pada

klien

Kriteria hasil:

Tidak ada

hematuria dan

hematemesis.

Kehilangan

darah yang

terlihat.

Tekanan darah

dalam batas

normal sistol

dan diastol.

Tidak ada

perdarahan

1. Monitor ketat

tanda-tanda

perdarahan.

2. Catat nilai Hb

dan HT sebelum dan

sesudah terjadinya

perdarahan.

3. Monitor nilai lab

(koagulasi) yang

meliputi PT, PTT,

trombosit.

4. Pertahankan bed

rest selama

perdarahan aktif.

5. Lindungi pasien

dari trauma yang

dapat menyebabkan

perdarahan.

6. Observasi adanya

darah dalam sekresi

cairan tubuh:

emesis, feses,

Page 33: Makalah demam berdarah dengue

pervagina

Hemoglobin dan

hematrokrit

dalam batas

normal.

urine, residu

lambung, dan

drainase luka.

7 Defisit

pengethuan b.d

proses

penyakit.

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... jam,

pengetahuan klien

dan keluarga

meningkat tentang

penyakit yang

diderita

Kriteria hasil:

Pasien dan

keluarga

menyatakan

pemahaman

tentang

penyakit,

kondisi,

prognosis, dan

program

pengobatan.

Pasien dan

1. Berikan penilaian

tentang tingkat

pengetahuan pasien

tentang proses

penyakit yang

spesifik.

2. Jelaskan

patofisiologi dan

penyakit dan

bagaimana hal ini

berhubungan dengan

anatomi dan

fisiologi, dengan

cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda

dan gejala yang

biasa muncul pada

penyakit dengan

cara yang tepat.

4. Gambarkan proses

penyakit dengan

cara yang tepat.

5. Sediakan

Page 34: Makalah demam berdarah dengue

keluarga mampu

melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan

secara benar.

Pasien dan

keluarga mampu

menjelaskan

kembali apa

yang dijelaskan

perawat/tim

kesehatan

lainnnya.

informasi pada

pasien tentang

kondisi dengan cara

yang tepat.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi

virus akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama

menyerang anak- anak dengan ciri- ciri demam tinggi mendadak

dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan

shock dan kematian. Penyakit ini ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga Albopictus.

Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok

Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 meter diatas

Page 35: Makalah demam berdarah dengue

permukaan laut. Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan

lebih kurang 7 hari. Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat

menyerang semua golongan umur.

DAFTAR PUSTAKA

Page 36: Makalah demam berdarah dengue

Departemen Kesehatan RI. (2005). Pedoman tatalaksana klinis infeksi

dengue di sarana pelayanan kesehatan. p.19-34

Nainggolan L. (2008). Reagen pan-E dengue early capture ELISA (PanBio) dan

platelia dengue NS1 Ag test (BioRad) untuk deteksi dini infeksi dengue.

Hadinegoro SRH, et al. (2004). Tata laksana demam berdarah dengue di

Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Direktorat

Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan.

NANDA NIC NOC., 2013., Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosa

media., Media Action., Yogyakarta

Karyanti, Mulya Rahma., 2011., Diagnosis dan Tata Laksana

Terkini Dengue

Umar Fahmi Achmadi, et al., 2010., Buletin Jendela

Epidemiologi., Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Siregar, Faziah A. 2004. Epidemiologi dan Pemberantasan Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-fazidah3.pdf

Wiradharma, Danny., 1999., Diagnosis Cepat Demam Berdarah

Dengue., Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti

Sutaryo. Perkembangan patogenesis demam berdarah dengue.

Dalam: Hadinegoro SRH, Satari HI, editor. Demam Berdarah

Dengue: Naskah Lengkap. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

1999.p.32-43