TUGAS DASAR KESEHATAN MASYARAKAT(PRINSIP DAN TEORI KESEHATAN
MASYARAKAT SERTA KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN)
Dosen Pengampu : drs. Bambang Wispriyono, Apt, PhD
DisusunOleh :Farah Amalia P1406647820Fitaria Sari1406647846Nur
Assyifa Daiyah Fillah1406648395Pirtha Agus Isnanti1406648432Reva
Mulyati1406648590Seri Hapni Harahap1406648703Umi
Yumiati1406648930Wanura Nabila1406648956Yusi Fitriyanti
1406648975
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS INDONESIA2014
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Fokus dari intervensi kesehatan masyarakat
untuk mencegah dan mengelola penyakit, cedera dan kondisi kesehatan
lainnya melalui pengawasan kasus dan promosi perilaku sehat,
masyarakat dan lingkungan. Banyak penyakit dapat dicegah melalui
sederhana, metode non-medis. Sebagai contoh, penelitian telah
menunjukkan bahwa tindakan sederhana mencuci tangan dengan sabun
bisa mencegah berbagai penyakit menular. Dalam kasus lain,
mengobati penyakit atau mengendalikan patogen dapat menjadi vital
untuk mencegah penyebarannya kepada orang lain, seperti selama
wabah penyakit menular, atau kontaminasi pasokan makanan atau air.
Program kesehatan masyarakat komunikasi, program vaksinasi, dan
distribusi kondom adalah contoh umum tindakan kesehatan masyarakat.
Tindakan seperti ini telah memberikan kontribusi besar terhadap
kesehatan masyarakat dan meningkatkan harapan hidup. Kesehatan
masyarakat memainkan peran penting dalam upaya pencegahan penyakit
baik di negara berkembang dan di negara-negara maju, melalui sistem
kesehatan lokal dan organisasi non-pemerintah. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) adalah lembaga internasional yang mengkoordinasikan dan
bekerja pada isu-isu kesehatan masyarakat global. Sebagian besar
negara memiliki lembaga kesehatan masyarakat pemerintah mereka
sendiri, kadang-kadang dikenal sebagai departemen kesehatan, untuk
menanggapi masalah kesehatan dalam negeri. Misalnya di Amerika
Serikat, garis depan inisiatif kesehatan masyarakat departemen
kesehatan negara bagian dan lokal. Amerika Serikat Layanan
Kesehatan Masyarakat (PHS), yang dipimpin oleh Surgeon General
Amerika Serikat, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,
yang berkantor pusat di Atlanta, terlibat dengan beberapa kegiatan
kesehatan internasional, di samping tugas-tugas nasional mereka. Di
Kanada, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada adalah lembaga nasional
yang bertanggung jawab untuk kesehatan masyarakat, kesiapsiagaan
dan tanggap darurat, dan pengendalian penyakit menular dan kronis
dan pencegahan. Sistem kesehatan masyarakat di India dikelola oleh
Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Keluarga dari pemerintah
India dengan fasilitas perawatan kesehatan milik negara.Ilmu
epidemiologi didirikan oleh identifikasi John Snow dari air
tercemar publik serta sumber wabah kolera di London 1854. Dr Salju
percaya pada teori kuman penyakit yang bertentangan dengan teori
racun yang berlaku. Dia pertama kali dipublikasikan teorinya dalam
sebuah esai, Pada Mode Komunikasi Kolera, pada tahun 1849, diikuti
oleh sebuah risalah yang lebih rinci pada tahun 1855 menggabungkan
hasil investigasi tentang peran pasokan air di epidemi Soho
1854.
1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari pembuatan makalah
ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi berbagai cara terkait
bagaimana kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi kehidupan sehari
hari2. Untuk mendefinisikan sejarah kesmas dari dunia dan
indonesia3. Untuk mendefinisika arti dari kesehatan masyarakat
menurut Winslow, WHO, dan UU Kesehatan4. Untuk mengidentifikasi
ruang lingkup dari determinan kesehatan5. Untuk mengidentifikasi
kesehatan masyarakat berdasarkan bukti6. Untuk mendeskripsikan
permasalahan kesehatan terkait morbidita dan mortalitaS7. Untuk
mendeskripsikan pendekatan kesehatan masyarakat untuk mengetahui
penyebab suatu penyakit8. Untuk mendeskripsikan proses penilaian
rekomendasi rekomendasi bukti9. Untuk mendeskripsikan pendekatan
kesehatan masyarakat berdasarkan kapa, siapa dan bagaimana10. Untuk
mendeskripsikan peranan evaluasi dalam menentukan keefektifan dari
kesehatan masyarakat berdasarkan bukti
BAB 2PEMBAHASANPRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT
2.1 Kesehatan Masyarakat Dalam Kehidupan Sehari HariKesehatan
Masyarakat adalah tentang apa yang membuat kita sakit, bagaimana
menjaga kesehatan, dan apa yang dapat kita lakukan untuk
menyelaraskannya. Ketika berfikir tentang kesehatan apa yang
terlintas adalah kesehatan individu dan kesejahteraan. Dalam
kesehatan masyarakat sasaran utama ialah komunitas dan masyarakat
secara keseluruhan. Kesehatan masyarakat ada dalam setiap sendi
kehidupan, dalam semua aktifitas, lingkungan, serta sektor. Yang
kegiatannya meliputi pencegahan terhadap apapun yang dapat
menimbulkan resiko kesehatan. Seperti contohnya pada ibu rumah
tangga yang biasa memasak didapur menggunakan microwave, terdapat
resiko kesehatan yang mengancam ibu tersebut akibat dari radiasi
microwave tersebut, tugas kesehatan masyarakat ialah meminimalkan
dampak terhadap kesehatan dari radiasi tersebut. Contoh lainnya
Pada seorang pengguna jalan raya, seorang praktisi kesehatan
masyarakat harus memikirkan bagaimana meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi pada pengguna jalan tersebut, meliputi penggunaan
seat belt, air bag, helm, dan lain lainnya. Kebiasaan mencuci
tangan merupakan kebiasaan yang sangat sederhana dan sangat
bemanfaat. Ketika masih kecil, sering lupa mencuci tangan sebelum
makan atau menyentuh makanan lain. Karena tidak tahu alasan mencuci
tangan, sehingga seringkali saat mencuci tangan hanya sekedar
membasahi kedua tangan saya sampai sebatas pergelangan. Beberapa
tahun terakhir di Indonesia banyak yang menggalang Gerakan Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS), bahkan tidak tanggung-tanggung salah
satu produsen sabun menjadikan ikon CTPS ini disetiap iklan-nya di
berbagai media. Mengapa begitu penting cuci tangan ini sehingga
banyak pihak dan tidak tanggung-tanggung bahkan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pun mendukung penggalangan gerakan
yang sama?Pada prinsipnya mencuci tangan dengan sabun bertujuan
untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dari bagian tangan kita,
sementara itu kita ketahui bahwa tangan merupakan salah satu media
penghantar masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh manusia. Kontak
antara tangan dengan mikroorganisme dapat terjadi dimana saja,
misalnya meja, gagang pintu, sendok, uang, saat berjabat tangan,
bahkan keyoboard komputer dan gagang telepon yang kita digunakan di
kantor maupun di tempat umum (warnet, wartel dll). Dengan kata
lain, tangan dapat menjadi media penularan berbagai penyakit
menular seperti penyakit gangguan usus dan percernaan (diare dan
sejenisnya), influenza, serta berbagai penyakit lain. Bahkan,
kebiasaan mencuci tangan yang diabaikan oleh petugas medis di rumah
sakit dapat memicu berkembangnya infeksi nosokomial di rumah sakit
antar pasien yang disentuh oleh tenaga medis yang bersangkutan,
bahkan hingga antar tenaga medis.Dalam pandangan umum atau awam
kesehatan masyarakat ialah kegiatan yang menyangkut masalah
kebersihan, seperti cuci tangan, air bersih. Dan biasanya lebih
terfokus pada kalangan miskin.
2.2 Sejarah Kesehatan Masyarakat di dunia dan indonesia Pada
zaman dahulu upaya pencegahan kesehatan masyarakat dilakukan
melalui budaya dan adat istiadat, contohnya larangan memakan
makanan tertentu seperti : daging sapi dan sea food berikut cara
memasaknya, metode penyembelihan hewan ternak, teknik memasak
adalah merupakan kebiasaan masyarakat awal, larangan meminum
alkohol atau membatasi konsumsi alkohol hanya pada ritual upacara
keagamaan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah alkohol menjadi suatu
kebiasaan yang akan mempengaruhi keselamatan. 1. Primitive concept
(Era Kesehatan Empirik, Sbl Tahun 1850) Pemeliharaan kesehatan
berdasarkan kepercayaan bahwa penyakit adalah kutukan Tuhan dan
pengobatan dengan cara kuno/tradisional.2. Basic Science Era (Era
Ilmu Dasar, Tahun 1850 1900)Penemuan-penemuan baru serta
obat-obatan oleh pelopor ilmu kedokteran modern.3. Clinical Science
Era (Era Ilmu Klinik, Tahun 1900 1950)Penyempurnaan sistem kuratif,
namun sasaran masih terbatas pada individu sakit saja.4. Public
Health Era (Era Kesmas, Tahun 1950 Sekarang)Pengobatan dan
perawatan kedokteran yg semula berorientasi klinis berubah menjadi
orientasi masyarakat. Dirintis Edwin Chadwick dan dilanjutkan oleh
Winslow. Di indonesia perkembangan kesehatan masyarakat dimulai
pada abad ke 161. Tahun 1600 pemerintah belanda mengadakan upaya
pemberantasan cacar dan kolera yang saat itu sedang merebak di
indonesia 2. Tahun 1807 pelatihan dukun bayi dalam praktek
persalinan dilakukan oleh pemerintahan Belanda pada saat
kepemimpinan Jenderal Dandels 3. Tahun 1888 berdiri pusat
laboratorium kedokteran di bandung, yang menunjang pemberatasan
penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Laboratorium ini kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di
medan, semarang, surabaya, dan yogyakarta.4. Tahun 1925 Hydrich
(petugas kes Belanda) : mengembangkan daerah percontohan dengan
penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas.5. Tahun 1927 STOVIA
Sekolah Kedokteran FKUI (1947)6. Tahun 1930 pendaftaran dukun bayi
sebagai penolong dan perawatan persalinan 7. Tahun 1935 dilakukan
program pembebasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan
DTT dan vaksinasi masal 8. Tahun 1951 diperkenalkannya konsep
Bandung (Bandung Plan) oleh doktor. Y. Leimena dan dokter Patah,
Yang intinya bahwa kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan
preventif tidak dapat dipisahkan. Konsep ini kemudian diadopsi oleh
WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai
konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer
dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari dinas
kesehatan kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak
tahun 1969 / 1970 yang kemudian disebut puskesmas. 9. Tahun 1979
tidak dibedakan antara puskesmas A dan B hanya ada satu tipe
puskesmas saja yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi
puskesmas ada 3 ( sangat baik, rata-rata dan standart), selanjutnya
puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu
mikroplaning untuk perencanaan, dan lokakarya miniuntuk
pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. 10. Tahun
1984 Dikembangakan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penanggulangan diare,
Imunisasi) 11. Awal tahun 1990 an menjelma menjadi kesatuan
organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.3 Definisi dan Teori Kesehatan MasyarakatDefinisi Kesehatan
MasyarakatMenurut Prof. Umar Fahmi Achmadi,M.P.H., Ph. D, Kesehatan
Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat atau komunitas dengan teknis berbasis wilayah, bersifat
preventif dan promotif,ada keikutsertaan masyaraskat dalam upaya
tersebut,pendekatan multidisiplin dan kemitraan atau
partnership.Sedangkan kesehatan lingkungan menurut Beliau adalah
ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komponen
lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan, mengukur,
analisa dan untuk menyusun upaya pencegahan kesehatan atau
timbulnya kejadian penyakit Menurut WHO kesehatan masyarakat
(Public Health) ,yaitu: Public health refers to all organized
measures (whether public or private) to prevent disease, promote
health, and prolong life among the population as a whole. Its
activities aim to provide conditions in which people can be healthy
and focus on entire populations, not on individual patients or
diseases. Thus, public health is concerned with the total system
and not only the eradication of a particular disease. (WHO : 2008).
Sedangkan kesehatan lingkungan menurut WHO adalah Environmental
health comprises of those aspects of human health, including
quality of life, that are determined by physical, chemical,
biological, social, and psychosocial factors in the environment. It
also refers to the theory and practice of assessing, correcting,
controlling, and preventing those factors in the environment that
can potentially affect adversely the health of present and future
generations. World Health Organization (WHO) (draft definition
developed at a WHO consultation in Sofia, Bulgaria, 1993)
Definisi ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut
profesor Winslow dari Universitas Yale pada abad ke-20 (1920)
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisien melalui Usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan; pengendalian infeksi menular di masyarakat; Penyuluhan
individual dalam menjaga kebersihan diri; Pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan untukmendapatkan diagnosis dini dan
pengobatan preventif penyakit serta Pengembangan aspek sosial
untukmenjamin setiap orang di masyarakat mendapatkan standar
kehidupan yang adekuat untuk menjagakesehatannya sehingga
mengorganisasikan manfaat-manfaat tersebut untuk membuat setiap
pendudukmampu mewujudkan hak asasinya di bidang kesehatan dan umur
panjang.Batasan lain disebutkan oleh Ikatan Dokter Amerika (AMA,
1948) menyatakan bahwa KesehatanMasyarakat merupakan ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari perkembangan batasan
kesehatan masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik
sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan
sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan
masyarakat. Dalam ilmu kesehatan masyarakat dikenal lima tingkat
pencegahan penyakit (five levels ofprevention) dari Leavel dan
Clark. Yang pertama adalah Promosi kesehatan (health promotion);
yang merupakan intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku
yang kondusif untuk kesehatan, Agar individu, kelompok dan
masyarakat mempunyai perilaku yang positif terhadap pemeliharaan
dan peningkatan derajat kesehatan. Kedua adalah Perlindungan khusus
(specific protection); diberikan dalam program imunisasi sebagai
bentuk pelayanan perlindungan khusus terhadap penyakit pada dirinya
maupun pada anak-anaknya. Ketiga adalah Diagnosis dini dan
pengobatan segera (earlydiagnosis and prompt treatment);
dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit maka sering sulit mendeteksi
penyakit-penyakit yang terjadi dimasyarakat. Bahkan kadang-kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati
penyakitnya.Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh
pelayanan kesehatan yang layak. Keempatadalah Pembatasan cacat
(disability limitation); oleh karena kurangnya pengertian dan
kesadaranmasyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering
masyarakat tidak melanjutkan pengobatannyasampai tuntas. Dengan
kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang
komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan
sempurna dapat mengakibatkan orang yangbersangkutan cacat atau
ketidakmampuan. Yang terakhir adalah Rehabilitasi (rehabilitation);
setelahsembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnyatersebut kadang-kadang
diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya
pengertian dankesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan
melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping ituorang yang
cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk
kembali ke masyarakat.Sering terjadi pula masyarakat tidak mau
menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal.Dalam
Undang-Undang Kesehatan terbaru tahun no 36 tahun 2009, tidak
memuat pengertian/konsep yang jelas tentang Kesehatan Masyarakat,
hanya dalam UU Bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 1 memuat
pengertian Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2.4 RuangLingkupDeterminanKesehatan.Menurut WHO, kesehatan
mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan jasmani, kesehatan rohani,
dankesehatan sosial. Konsep sehat ini tidak jauh dengan konsep
sehat yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur
fisik, mental, dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwa yang
merupakan bagian integral kesehatan.Namun tidak kita sadari banyak
hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin berada di
sekitar kita. Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan tersebut
yang kemudian disebut dengan determinan kesehatan.Determinan
Kesehatan adalah berbagai faktor seperti kepribadian seseorang,
social, ekonomi dan lingkungan yang menentukan status kesehatan
individu ataupun populasi (WHO,1998). Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap Determinant of Health antara lain
social-ekonomi, psikososial, perilaku manusia dan lingkungan.
Banyak sekali teori-teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan, namun teori yang paling banyak
digunakan adalah teori Blum. Teori BlumKonsep hidup sehat H.L.Blum
sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat
secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan
juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan
kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam
menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat
faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah
kesehatan.Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya
hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik,
budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya)
dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat
kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku
manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling
sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan
dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.Semua Negara di dunia
menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga negaranya.
Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka
begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan
yang berbobot. Kondisi yang berseberangan dialami Indonesia sebagai
Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah
fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Padahal
dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia potensial
sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas
dengan topografi yang mendukung. Hal ini mungkin terjadi karena
kebijakan yang dibuat hanya dari sudut pandang kejadian sehat-sakit
semata.Ruang lingkup determinan kesehatan (menurut teori H.L.
Blum), ada 4 faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat yaitu :a. Faktor perilaku/gaya hidup (life
style)Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang
peranan penting untuk mewujudkan Indonesia yang sehat. Hal ini
dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan
dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Masyarakat
yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya
menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.b. Faktor lingkungan
(sosial, ekonomi, politik dan budaya)Berbicara mengenai lingkungan
sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang
memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya
penyakit. Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial
yang berperan. Sebagai Makhluk social kita membutuhkan orang lain,
sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin
dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan
masalah kejiwaan.c. Faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan
kualitasnya)Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah
dibutuhkan terutama pelayanan kesehatan dasar. Peranan Sarjana
Kesehatan Masyarakat sebagai orang yang memiliki kompetensi di
bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun
program-program kesehatan terutama program-program pencegahan
penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidak banyak
yang jatuh sakitd. Faktor genetik (keturunan)Nasib suatu bangsa
ditentukan oleh kualitas generasi muda. Oleh sebab itu kita harus
terus meningkatkan kualitas generasi muda dengan program
penanggulangan gizi kurang ataupun peningkatan status gizi sehingga
generasi muda kita akhirnya mampu berkompetisi dan memiliki
kreativitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Determinan yang mempengaruhi status kesehatanTeori klasik yang
dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut
besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a) lingkungan, b)
perilaku, c) Pelayanan kesehatan, dan d) keturunan atau
herediter.
Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan
kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan
masyarakat. Akan tetapi untukkesehatan individu, disamping empat
faktor tersebut, faktor internal individujuga berperan, misalnya :
umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor
herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu
sebenarnyaadalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara
individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti,
disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah
dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang,
kelompok atau masyarakat. Faktor-faktor tersebut antara lain :1.
Faktor makananMakanan merupakan faktor penting dalam kesehatan
kita. Bayi lahir dari seorang ibu yang telah siap dengan persediaan
susu yang merupakan makanan lengkap untuk seorang bayi. Mereka yang
memelihara tubuhnya dengan makanan yang cocok, menikmati tubuh yang
benar-benar sehat. Kecocokan makanan ini menurut waktu, jumlah, dan
harga yang tepat. Hanya saat kita makan secara berlebihan makanan
yang tidak cocok dengan tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi
sebaliknya. Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan
makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai.
2. Pendidikan atau tingkat pengetahuanTingkat pengetahuan akan
membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami
faktor-faktor yang berhubunga n dengan penyakit dan menggunakan
pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga
secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
menjaga kesehatannya. Biasanya, orang yang berpendidikan (dalam hal
ini orang yang menempuh pendidikan formal) mempunyai resiko lebih
kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya dibandingkan
dengan masyarakat yang awam dengan kesehatan.3. Faktor sosio
ekonomiFaktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial,
tingkat pendapatan, pekerjaan, dan ketahanan pangan dalam keluarga
merupakan faktor yang berpengaruh besar pada penentuan derajat
kesehatan seseorang. Dalam masalah gizi buruk misalnya, masyarakat
dengan tingkat ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih
rentan menderita gizi buruk. Hal tersebut bisa terjadi karena orang
dengan tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan makanan
dengan nilai gizi yang bisa dibilang layak.4. Latar belakang
budayaLatar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan
kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara
pelaksanaan kesehatan pribadi. Indonesia memiliki beribu-ribu suku
dengan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Sebagian dari adat
istiadat tersebut ada yang masih bisa dibilang primitif dan tidak
mempedulikan aspek kesehatan. Misalnya saja, pada suku Baduy yang
tidak memperbolehkan masyarakat menggunakan alas kaki.5. UsiaSetiap
rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang
berbeda-beda terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.
6. Faktor emosionalSetiap pemikiran positif akan sangat
berpengaruh, pikiran yang sehat dan bahagia semakin meningkatkan
kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami pengaruh dari pikiran
terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah usaha
mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.
7. Faktor agama dan keyakinanAgama dan kepercayaan yang dianut
oleh seorang individu secara tidak langsung mempengaruhi perilaku
kita dalam berperilaku bersih dan sehat.
BAB 3PEMBAHASANKESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN
3.1 Kesehatan Masyarakat berdasarkan Bukti
(Evidance-Based)Tembakau diperkenalkan ke Eropa sebagai tanaman
dunia baru pada awal 1600-an. Meskipun ketersediaan pipa tembakau
dan cerutu, produksi massal dan konsumsi tembakau melalui merokok
tidak dimulai sampai perkembangan mesin rokok bergulir oleh james
duke di tahun 1800-an. Penemuan ini memungkinkan produksi massal
dan distribusi rokok untuk pertama kalinya. Laki-laki merupakan
konsumen massal pertama rokok. Selama dunia perang, rokok secara
luas didistribusikan secara gratis oleh tentara Amerika. Merokok
menjadi populer pertama kali di kalangan wanita di era 1920-an,
mencatat perubahan dalam peran dan sikap perempuan. Dan saat ini
iklan rokok mulai fokus pada perempuan. Konsumsi massal rokok oleh
perempuan, bagaimana pun, membuntuti bahwa laki-laki dengan
setidaknya dua dekade. Pada 1950-an, lebih dari 50 persen laki-laki
dewasa dan sekitar 25 persen dari perempuan dewasa adalah perokok
rokok biasa.Masalah kesehatan merokok tidak sepenuhnya diakui
hingga satu dekade setelah kebiasaan menjadi luas. hingga akhir
tahun 1940-an, RJ Reynolds diiklankan bahwa dokter lebih merokok
unta daripada rokok lainnya. Ahli epidemiologi mengamati bahwa
kematian akibat kanker paru-paru frekuensinya meningkat pada
1930-an dan 1940-an. Peningkatan kasus tampaknya tidak disebabkan
oleh perubahan dalam upaya untuk mengenali penyakit, kemampuan
untuk mengenali penyakit ini, pada definisi penyakit. Bahkan
setelah meningkatnya rata-rata harapan hidup dan penuaan penduduk
diperhitungkan. Tampak jelas bahwa tingkat kematian akibat kanker
paru-paru meningkat dan lebih cepat untuk pria dari pada wanita. Di
samping itu, tercatat bahwa sebagian penduduk negara dengan tingkat
yang lebih tinggi dari merokok memiliki tingkat yang lebih tinggi
dari kanker paru-paru. Pada tahun 1950, jumlah kematian akibat
kanker paru-paru pada perempuan juga mulai meningkat dan pada
1960-an, penyakit itu menjadi penyebab paling umum kematian terkait
kanker pada pria dan masih meningkat di kalangan
perempuan.Informasi jenis ini adalah dasar untuk menggambarkan
masalah merokok dan kanker paru-paru dan mengembangkan ide-ide atau
hipotesis tentang etiologi, atau penyebab. Mari kita lihat
bagaimana pendekatan kesehatan masyarakat berbasis bukti telah
digunakan untuk mengetahui masalah rokok. Ada empat dasar
pertanyaan yang perlu kita tanyakan bersama-sama membentuk apa yang
akan kita sebut pendekatan kesehatan masyarakat berbasis
bukti.Empat pertanyaan menyediakan kerangka kerja untuk
mendefinisikan, menganalisis, dan menangani berbagai masalah
kesehatan masyarakat dan dapat diterapkan untuk masalah merokok
untuk tujuan bab ini.1. Masalah : apa itu masalah kesehatan?2.
Etiologi : Apa penyebab penyakit ?3. Recomendasi : Apa yang harus
dilakukan untuk mengurangi dampak kesehatan?4. Implementasi :
Bagaimana kita bisa mendapatkan pekerjaan yang dilakukan?Kami akan
menyebut ini kerangka proses. Proses ini benar-benar melingkar
sepertdigambarkan pada Gambar. Jika evaluasi menunjukkan bahwa
masih banyak yang harus dilakukan, siklus dapat dan harus diulang.
dengan demikian, itu adalah proses yang sedang berlangsung.
Menggunakan perokok sebagai contoh, kita akan menggambarkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk menerapkan pendekatan
kesehatan masyarakat berbasis bukti. Bagaimana kita dapat
menggambarkan masalah kesehatan?Langkah pertama dalam membahas
masalah kesehatan adalah untuk menggambarkan dampaknya. yaitu, kita
harus mulai dengan memahami terjadinya kecacatan dan kematian
akibat penyakit, yang kita sebut hambatan penyakit. dalam kesehatan
masyarakat, cacat sering disebut morbiditas dan kematian disebut
mortalitas. kita juga perlu menentukan apakah telah terjadi
perubahan terbaru dalam dampak penyakit. dengan demikian,
pertanyaan pertama kami minta dalam menggambarkan masalah kesehatan
adalah apa yang hambatan penyakit dalam hal morbiditas dan
mortalitas dan telah berubah dari waktu ke waktu?Pertanyaan kedua
yang perlu kita tanyakan yaitu ada perbedaan dalam distribusi
penyakit dan perbedaan ini dapat menghasilkan ide-ide atau
hipotesis tentang penyakit etiologi. yaitu, kita perlu meneliti
bagaimana penyakit ini menyebar atau didistribusikan dalam suatu
populasi. kita sebut ini distribusi penyakit. kalangan praktisi
kesehatan masyarakat yang disebut epidemiolog menyelidiki faktor
yang dikenal sebagai orang dan tempat untuk melihat bagaimana
mereka dapat menemukan pola atau asosiasi. asosiasi kelompok dapat
menyimpulkan ide atau hipotesis tentang penyebabnya, atau etiologi
penyakit.Orang termasuk karakteristik demografis yang menggambarkan
orang-orang, seperti usia, jenis kelamin, ras, dan faktor sosial
ekonomi. itu juga mencakup perilaku atau eksposur, seperti merokok,
olahraga, paparan radiasi, dan penggunaan obat-obatan. Tempat
menyiratkan lokasi geografis, seperti kota atau negara, tetapi juga
mencakup hubungan antara orang-orang, seperti komunitas universitas
atau situs internet bersama. ketika jenis faktor terjadi lebih
sering di antara kelompok-kelompok dengan penyakit maka di antara
kelompok-kelompok tanpa penyakit yang kita sebut indikator risiko
atau tanda risiko.Akhirnya. ahli epidemiologi mengambil pendekatan
ilmiah untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat. mereka sering
skeptis terhadap jawaban awal terhadap pertanyaan dan bertanya.
mungkin ada penjelasan lain untuk berbeda atau perubahan dalam
distribusi penyakit. mereka sering bertanya perbedaan atau
perubahan yang nyata atau mereka artifactual. artifactual
menyiratkan bahwa hubungan apparents dalam benar-benar hasil dari
proses pengumpulan data.Ketika mencoba untuk menentukan apakah
asosiasi adalah artifactual atau nyata, ahli epidemiologi bertanya
apakah, perubahan diamati atau perbedaan mungkin karena
membandingkan apel dengan jeruk. untuk contoh membandingkan
kelompok mata pelajaran perbedaan usia rata-rata. usia ini penting
terutama untuk ahli epideiologi karena itu sangat berkaitan dengan
terjadinya penyakit. Kemudian pertanyaan ketiga bahwa kita perlu
beratanya dalam menggambarkan masalah ini adalah perbedaan atau
perubahan yang digunakan untuk menunjukkan asosiasi kelompok
artifactual atau nyata.Sebelum kita menjawab tiga pertanyaan perlu
mengerti lebih banyak tentang pengukuran yang ahli epidemiologi
gunakan untuk menjelaskan masalah penyakit. Kita perlu melihat
dengan berhati-hati bagaimana kita mengukur perubahan atau
perbedaan penyakit, kecacatan dan kematian. Di kesehatan
masyarakat, kita menggunakan pengukuran meringkas pengukuran kami.
memungkinkan kita mulai dengan melihat apa yang kita maksud dengan
nilai dan kemudian kami akan kembali ke tiga pertanyaan yang perlu
diatasi ketika menggambarkan masalah kesehatan.Apa yang Dibutuhkan
untuk Mengetahui Aturan dasar untuk menggambarkan masalah kesehatan
?Aturan dasar yang akan digunakan untuk mendeskripsikan jenis
pengukuran yang mempunyai pembilang dan penyebut di mana pembilang
adalah bagian dari penyebut. pembilang hanya mencakup individu yang
juga termasuk dalam penyebut. pembilang mengukur jumlah waktu,
seperti diagnosis kanker paru-paru yang terjadi. penyebut mengukur
jumlah waktu dari kejadian yang mungkin terjadi. kita sering
menggunakan populasi secara keseluruhan di penyebut, tetapi ada
saatnya kita hanya bisa menggunakan populasi yang beresiko.
misalnya, ketika mengukur tingkat kanker serviks kita hanya akan
menggunakan populasi wanita di penyebut dan ketika mengukur tingkat
kanker prostat kita akan menggunakan populasi laki-laki sebagai
penyebut.Ada dua ukuran mendasar yang merupakan kunci menggambarkan
penyakit. Biasanya disebut tingkat kejadian dan prevalensi. Tingkat
kejadian mengukur peluang berkembangnya penyakit selama periode
waktu yang biasanya satu tahun. tingkat kejadian juga merupakan
jumlah dari kasus-kasus baru dari sebuah penyakit yang berkembang
selama satu tahun dibagi dengan jumlah orang pada populasi
beresiko, seperti dalam persamaan berikut.Tingkat kejadian = kasus
baru per tahun/ populasi orang beresikoKita sering mengartikan
tingkat kejadian sebagai jumlah kejadian per 100.000 penduduk di
penyebut. contohnya, tingkat kejadian kanker paru-paru mungkin
kejadian 100 per 100.000 per tahun. Kegunaan dasar kesehatan
masyarakat membandingkan tingkat insiden sering menjadi titik awal
yang berguna ketika mencoba untuk menentukan penyebab masalah.Angka
kematian adalah jenis khusus dari tingkat kejadian yang mengukur
kejadian kematian akibat penyakit selama tahun tertentu. ketika
kebanyakan orang yang mengidap penyakit dan meninggal dunia,
seperti situasi kanker paru-paru, angka kematian dan angka kejadian
sangat sama. Disamping itu jika tingkat kejadian kanker paru adalah
100/100000 per tahun tingkat kematiannya mungkin 95/100000 per
tahun. Ketika tingkat kematian dan kejadian sama, dan tingkat
kematian lebih mudah terjadi, ahli epidemiologi akan menggantikan
tingkat kematian menjadi tingkat kejadian.Hubungan antara tingkat
kejadian dan tingkat kematian sangatlah penting karena menunjukan
peluang kematian dari sebuah penyakit pertama kali didiagnosis.
kita sebut ini kasus kematian. sebagai contoh kita, kemungkinan
kematian akibat kanker paru-paru. angka kematian dibagi dengan
angka kejadian dikali 95% kejadian bahwa hasil kanker paru-paru di
prognosis yang sangat buruk setelah didiagnosis.Prevalensi adalah
jumlah individu yang mengidap penyakit pada waktu tertentu dibagi
dengan jumlah individu yang berpotensi terkena penyakit. dapat
diwakili oleh persamaan berikut:Prevalensi : hidup dengan penyakit
penyakit/populasi beresikoDengan demikian, prevalensi memberitahu
kita proporsi atau persentase individu yang memiliki
penyakit.Meskipun fakta bahwa kanker paru-paru telah menjadi kanker
yang paling umum, prevalensi akan rendah mungkin sepersepuluh dari
satu persen atau kurang karena mereka yang mengembangkan kanker
paru-paru umumnya tidak hidup untuk jangka waktu yang panjang. Oleh
karena itu, Anda akan jarang melihat orang-orang dengan kanker
paru-paru. prevalensi penyakit kronis durasi berkepanjangan,
seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (COPD). sering
relatif tinggi, maka Anda akan sering melihat orang-orang dengan
penyakit ini.Prevalensi sering kali berguna untuk mencoba menilai
dampak total atau beban masalah kesehatan dalam suatu populasi dan
dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk layanan. misalnya
pengetahuan bahwa ada prevalensi tinggi kanker paru-paru di wilayah
tertentu dapat menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk pelayanan
kesehatan di daerah itu. Prevalensi juga sangat berguna dalam
kedokteran klinis sebagai titik awal untuk skrining dan diagnosis,
seperti yang akan kita bahas dalam bab 6 sekarang bahwa kita
memiliki tarif ditangani, kita dapat kembali ke tiga pertanyaan
untuk menggambarkan masalah kesehatan.3.2 Permasalahan Kesehatan
Terkait Morbiditas dan Mortalitas3.2.1 Definisi Sehat Sehat adalah
suatu keadaan yang sempurna baik seacra fisik, mental dan sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. (WHO, 1947).
Menurut Depkes RI UU No.23 Th 1992 Tentang Kesehatan, sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
3.2.2 Definisi MorbiditasMenurut Thomas C. Timmerck dalam buku
Epidemiologi, Suatu Pengantar, 2004 Edisi 2, morbiditas merupakan
derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas
juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera,
atau keberadaan suatu kondisi sakit. Biasanya dinyatakan dalam
angka prevalensi/insidensi yang umum atau spesifik. Morbiditas juga
mengacu pada angka kesakitan, jumlah orang yang sakit dibandingkan
dengan populasi ttt yang seringkali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang berresiko.3.2.3 Definisi MortalitasMenurut WHO
mortalitas adalah hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara
permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Sedangkan menurut Thomas C. Timmerck dalam buku Epidemiologi, Suatu
Pengantar 2004 edisi 2, di kalangan masyarakat ada 3 hal umum yang
menyebabkan mortalitas yang pertama degenerasi organ vital dan
kondisi terkait, status penyakit dan sebagai akibat masyarakat atau
lingkungan (bunuh diri, kecelakaan, bencana alam, dsb).3.2.4 Konsep
Morbiditas dan Mortalitas
Lahir Hidup Mati Hidup
Ada 3 konsep keadaan vital mutually exclusive yaitu:1. Lahir
hidup (Life Birth) yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari
rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan
dan setelah perpisahan tersebut terjadi.1. Lahir mati (Fetal Death)
yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil
konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut di keluarkan dari rahim
ibunya.1. Mati (Death) yaitu peristiwa menghilangnya semua tanda
tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup (WHO, 1947).
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola fikir pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan
melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh
banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu
wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan
perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya
penyembuhan penduduk yang sakit. (Melakukan observasi study kasus
(cohort atau retrospektif)1. Retrospektif orang-orang yg menderita
suatu penyakit diselidiki penyebabnya dibandingkan dengan orang yg
tidak sakit.1. Cohort perbandingan jumlah kelompok yg terpapar dgn
yang tidak terpapar (pengamatan ke depan). Sehingga mengetahui
hubungan sebab akibat suatu kejadian penyakit.
3.2.4 Masalah Kesehatan yang terkait dengan Morbiditas dan
MortalitasMenurut Lembaga Demografi UI, Fakultas Ekonomi UI 1982,
keadaan Morbiditas atau angka kesakitan dari suatu penduduk dapat
digambarkan dengan berbagai cara misalnya dengan mengungkapkan
antara lain: Angka kejadian penyakit, Sifat dan gejala penyakit
serta Karakteristik penderita melakukan intervensi yang tepat
kepada masyarakat (population at risk) mengurangi angka morbiditas
dan mortalitas. Angka morbiditas dapat diketahui dengan cara
menghitung:1. Prevalensi Merupakan gambaran tentang frekuensi
penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. 1. Incidence Rate )1.
Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi. 1. Mengetahui Resiko
untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi.
1. Attack Rate (Memperkirakan derajat serangan atau penularan
suatu penyakit))
Sedangkan mortalitas bersifat lebih spesifik, dimana dihitung
angka kematian yang terjadi pada suatu populasi berdasarkan usia,
jenis penyakit. Ukuran morbiditas dan mortalitas digunakan sebagai
dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kesakitan dan
kematian dalam suatu komunitas mengetahui rate, ratio dan
persentase.
3.2.5 Contoh Masalah Kesehatan Yang Terkait Dengan Morbiditas
dan Mortalitas1. Pada kasus kanker paru memiliki angka morbiditas
dan angka mortalitas yang hampir sama dengan prognosis yang buruk
diakibatkan karena kebiasaan masyarakat mengkonsumsi rokok. (Public
health 101, Rieglman, R.) Data di atas tersebut bisa menggunakan
data mortalitas sebagai pengganti angka kejadian penyakit saat
melakukan evaluasi secara keseluruhan mengenai penyebab penyakit
kanker paru yang terjadi di suatu populasi.
1. Pada kasus HIV/AIDS saat ini penderita dapat lebih cepat
diketahui penyakitnya dengan melakukan pendeteksian infeksi HIV
lebih dini dengan teknologi terbaru. Sehingga, kita dapat melihat
angka mobiditas penderita dengan cepat.
3.2.6 Pencegahan Masalah Morbiditas dan MortalitasPada kasus
kanker paru di atas pencegahan yang dapat dilakukan terhadap kasus
kesakitan dan kematian (morbiditas dan mortalitas) yaitu dengan
tidak mengkonsumsi rokok. (Public health 101, Rieglman, R.)
3.3 Pendekatan Kesehatan Masyarakat untuk Suatu Penyebab
PenyakitBerbagai strategi yang telah dan sedang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan dapat di bagi menjadi tiga kategori
umum, yaitu : Health Care Traditional Public Health Social
1. Health Care Health care termasuk pelayanan kesehatan kepada
individu atau lebih ke personal individu. Health care merupakan
pelayanan kesehatan bagi mereka yang sakit atau cacat. Layanan yang
di berikan sebagai bagian dari pencegahan klinis termasuk
vaksinasi, konseling perilaku, skrining untuk penyakit
2. Traditional Public HealthTraditional public health memiliki
perspektif pencegahan berbasis populasi menggunakan intervensi yang
menggambarkan suatu komunitas atau populasi yang rentan dan
beresiko tinggi. Contoh : Pengendalian penyakit menular,
pengendalian lingkungan, pengendalian mutu makanan dan obat, serta
menurunkan faktor resiko terjadinya suatu penyakit.
3. SosialIntervensi Sosial ditujukan untuk mencapai tujuan di
luar bidang kesehatan seperti meningkatkan kenyamanan, kesenangan,
dan pertumbuhan ekonomi. intervensi sosial dapat berupa pembangunan
perumahan sehat, peningkatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin, mengatasi kesenjangan sosial, serta
peningkatan perdagangan global. intervensi sosial memiliki dampak
negatif dan positif terhadap bidang kesehatan. sebagai contoh,
intervensi sosial seperti ketersediaan peningkatan pangan dapat
meningkatkan kesehatan namun, tingginya lemak serta makanan yang
berkalori tinggi dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Selain
strategi di atas, pendekatan kesehatan masyarakat untuk
mengidentifikasi suatu penyebab penyakit dapat di tentukan secara
epidemiologi.Di dalam kesehatan masyarakat, penyebab penyakit di
tentukan oleh 4 hubungan faktor yaitu :1) Strengthstrength adalah
suatu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui hubungan erat
antara faktor resiko dengan penyakit. dengan kata lain, kita dapat
mengetahui kemungkinan kanker paru-paru di antara mereka yang
merokok di bandingkan dengan kemungkinan kanker paru-paru di antara
mereka yang tidak merokok.2) Dose-ResponseDose Rensponse adalah
pendekatan yang mengidentifikasi suatu penyebeab penyakit dengan
mencari tahu tingginya tingkatan atau lamanya seseorang terpapar
suatu penyebab penyakit yang berhubungan dengan tingginya peluang
terkena resiko tersebut. Pendekatan Dose Response menunjukan bahwa
merokok setengah pack pehari dalam jangka waktu yang lama
meningkatkan resiko terkena kanker paru di bandingkan dengan orang
yang tidak merokok.3) Consistencyconsistency mempelajari penyebab
penyakit pada individu dengan hasil yang sama dari beberapa tempat
populasi dengan melihat sosial ekonomi dan latar belakang budaya.
Ratusan penelitian di beberapa tempat dan populasi menyatakan bahwa
antara merokok dan kanker paru erat kaitannya.
4) Biological plausibilitybiological plausibility mengatakan
bahwa mekanisme biologi dapat menjelaskan suatu hubungan sebab dan
akibat dari suatu penyakit. biological plausability menentukan
bahwa asap rokok secara langsung menuju ketempat dimana kanker paru
berasal.
3.4 Proses Penilaian Rekomendasi-Rekomendasi BuktiDalam
kesehatan masyarakat berdasarkan bukti, tindakan harus didasarkan
pada rekomendasi yang menggabungkan bukti-bukti . Bukti berfungsi
tidak hanya untuk menegakkan suatu penyebab, tetapi merupakan pusat
penentuan apakah ada atau tidak intervensi khusus dalam suatu
pekerjaan. Rekomendasi yang dibangun di atas bukti dari studi
intervensi, dengan demikian, rekomendasi adalah ringkasan dari
bukti Intervensi kerja untuk mengurangi dampak kesehatan dan
menunjukkan apakah tindakan tersebut harusa diambil atau
tidak.Intervensi adalah istilah yang sangat luas dalam kesehatan
masyarakat. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui
intervensi sosial diantaranya dengan membentuk konseling kelompok,
seperti kelompok dukungan sebaya .Pada masa lalu penentuan
rekomendasi ditentukan oleh orang-orang yang memiliki otoritas
tinggi yang dihormati, berbeda dengan sekarang dimana pendapat para
ahli lah yang menentukan apakah sebuah bukti dapat direkomendasikan
berdasarkan dapat atau tidak dapatnya bukti tersebut memberikan
jawaban.Rekomendasi berbasis bukti didasarkan pada dua jenis
kriteria yaitu kualitas bukti dan besarnya dampak. Masing-masing
criteria tersebut diberikan nilai, nilai dari kualitas bukti
tersebut berdasarkan pada seberapa besar pengaruh penyelidikan dan
seberapa baik penyelidikan tersebut dilakukan. Suatu bukti dianggap
memiliki kualitas tertinggi jika dilakukan uji klinis secara acak
bukti tersebut sepenuhnya dapat mengatasi masalah kesehatan. Bukti
yang direkomendasikan umumnya menggunakan penelitian kohort dan
case control.Kualitas bukti juga menentukan apakah data yang
dikumpulkan selama intervensi relevan dengan penggunaannya dalam
populasi tertentu, contohnya data dari pasien yang sakit parah
mungkin tidak relevan dengan pasien sakit ringan. dengan demikian,
bukti kualitas tinggi harus didasarkan tidak hanya pada penelitian
yang dapat membangun keberhasilan dalam satu populasi tertentu,
tetapi pada efektivitas intervensi pada populasi tertentu di mana
ia akan digunakan.Dalam penilaian kualitas bukti ada tiga kriteria
penilaian yaitu baik, cukup atau buruk. Kualitas bukti dikatakan
baik jika memenuhi semua kriteria, dikatakan kurang jika terdapat
kesalahan yang fatal dalam penelitiannya, dan dikatakan cukup bila
berada diantaranya namun tidak memiliki kesalahan fatal.Untuk
mengetahui besarnya dampak sebuah intervensi dapat mengacu pada
pertanyaan berapa banyak kejadian cacat dan atau kematian akibat
sebuah penyakit dan seberapa potensialkah intervensi bisa mengatasi
hal tersebut.Besarnya dampak dari intervensi dari sebuah bukti
dapat dinilai sebagai substansial sedang, kecil, dan nol /
negative. dampak besar dapat diartikan bahwa intervensi bekerja
sangat baik untuk sejumlah kecil orang contohnya terapi obat untuk
berhenti merokok dan juga dapat diartikan bila intervensi memiliki
keuntungan untuk setiap individu, tetapi dapat dipakai untuk banyak
orang, seperti dalam bentuk iklan media atau pajak atas rokok. Ini
adalah jenis intervensi yang paling sering menjadi fokus kesehatan
masyarakat tradisional dan kebijakan socialRekomendasi berbasis
bukti menggabungkan skor kualitas bukti dengan skor dampak dari
intervensi. Tabel 2-3 meringkas bagaimana aspek-aspek ini dapat
dikombinasikan untuk menghasilkan klasifikasi kekuatan
rekomendasi-dinilai sebagai A, B, C, D dan ITabel 2-3 Klasifikasi
Rekomendasi Bukti
Besarnya Dampak
BesarMenengahKecilTidak ada/Negatif
Kualitas Bukti
BaikABCD
CukupBBCD
KurangIIII
Keterangan :A : Harus - A Rekomendasi kuat B
:Seharusnya/sebaiknya - Umumnya, intervensi harus digunakan kecuali
jika ada alasan yang baik atau kontraindikasi untuk tidak
melakukannya. C: Mungkin - Fungsi dari pertimbangan sering
diperlukan secara perorangan. rekomendasi individu/perorangan
tergantung pada spesifikasi situasi individu, sikap berani
mengambil resiko, dan nilai-nilai. D: Tidak - Ada cukup bukti yang
merekomendasikan untuk menentang penggunaan intervensi. I:
Indeterminant, cukup atau saya tidak tahu - Bukti tidak memadai
untukmembuat rekomendasi untuk menentang penggunaan intervensi pada
saat ini. 3.5 Pendekatan Berdasarkan Kapan, siapa, dan
BagaimanaBentuk Intervensi Kesehatan Masyarakat adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk melakukan usaha perubahan/perbaikan dalam
menurunkan angka kejadian penyakit atau pencegahan sebelum penyakit
itu muncul dengan melakukan rekayasa pada Siapa, Kapan dan
Bagaimana. SiapaSiapa pada bahasan ini bisa berarti manusia, sumber
penyakit, agent penularan, bahkan orang yang sehat perlu
diintervensi sebelum dirinya menjadi sakit. Dengan mengetahui
subyek yang akan diintervensi kegiatan kesehatan masyarakat akan
lebih mudah dalam menentukan langkah2 pencegahan timbulnya suatu
penyakit. Faktor seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan juga mempengaruhi derajat kesehatan pada subjek
ini. KapanKegiatan Kesehatan Masyarakat dalam mengintervensi kapan
berfokus pada waktu. Mengenai observasi maupun agenda kegiatan
kesmas lainnya. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan sebelum penyakit
itu muncul dan dapat berupa kegiatan yang bersifat
prefentif.Intervensi ini biasanya dilakukan dengan melihat pola
penyakit itu muncul seperti musim ataupun pola kebiasaan lainnya.
Contohnya setelah musim penghujan biasanya banyak nyamuk yang
bertelur di tempat perindukannya dan menimbulkan wabah seperti
malaria dan lain-lain. BagaimanaBentuk intervensi ini dilakukan
dengan melihat bagaimana cara/proses kejadian penyakit itu muncul,
untuk selanjutnya diputus rantai penyebarannya. Intervensi ini
dilakukan agar penyakit tidak muncul kembali atau sebagai usaha
perbaikan kesehatan masyarakat. bagaimana tidak selalu berbentuk
pertanyaan untuk mengetahui proses penyakit itu timbul. Tapi juga
mengenai proses pencegahan dan pengobatan.
3.6 Peranan Evaluasi dalam Menentukan Keefektifan dari Kesehatan
Masyarakat berdasarkan Bukti
Masalah kesehatan jarang sekali diselesaikan dengan satu
intervensi atau pendekatan, terdapat beberapa intervensi dan
pendekatan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan . Terkadang
kombinasi beberapa intervensi/pendekatan lebih efektif dibandingkan
dengan satu mavam intervensi/pendekatan saja, Untuk itu diperlukan
suatu penilaian ( evaluasi ) terhadap beberapa
intervensi/pendekatan, atau kombinasi beberapa intervensi yang
dinilai berhasil dalam mengatasi beberapa masalah kesehatan .
Pada Kasus Contoh Pada kasus Merokok diperlukan berbagai
pendekatan , diantaranya :1. Pendekatan Individu2. Pendekatan
kelompok3. Pendekatan sosial
Pada P.E.R.I silkus yang dijadikan dasar pendekatan kesehatan
masyarakat yang terdiri dari1. P Problem : Apa masalah kesehatan2.
E Etiology : Apa penyebabnya3. R Recomendation : Apa yang harus
dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan ini4. I
Impelementation : Bagaimana implementasinya
Langkah yang terpenting setelah I Implementation adalah evaluasi
untuk mengukur sejauh mana intervensi yang dilakukan berhasil
mebgurangi suatu masalah kesehatan , dan dari hasil evaluasi juga
dapat dijadikan suatu acuan untuk mengenali suatu masalah kesehatan
lagi yang kemudian masuk lagi dalam P.E.R.I PROCCES
BAB 4PENUTUP
Kesimpulan
1. Kesehatan Masyarakat adalah tentang apa yang membuat kita
sakit, bagaimana menjaga kesehatan, dan apa yang dapat kita lakukan
untuk menyelaraskannya.2. Dalam ilmu kesehatan masyarakat dikenal
lima tingkat pencegahan penyakit yaitu Promosi kesehatan (health
promotion), perlindungan khusus (specific protection), diagnosis
dini dan pengobatan segera (earlydiagnosis and prompt treatment),
pembatasan cacat (disability limitation) dan rehabilitasi
(rehabilitation).3. Definisi ilmu kesehatan masyarakat (public
health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale pada abad
ke-20 (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisien melalui
Usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan; pengendalian infeksi menular di masyarakat; Penyuluhan
individual dalam menjaga kebersihan diri; Pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan untukmendapatkan diagnosis dini dan
pengobatan preventif penyakit serta Pengembangan aspek sosial
untukmenjamin setiap orang di masyarakat mendapatkan standar
kehidupan yang adekuat untuk menjagakesehatannya sehingga
mengorganisasikan manfaat-manfaat tersebut untuk membuat setiap
pendudukmampu mewujudkan hak asasinya di bidang kesehatan dan umur
panjang.4. Menurut WHO kesehatan masyarakat (Public Health) ,yaitu:
Public health refers to all organized measures (whether public or
private) to prevent disease, promote health, and prolong life among
the population as a whole. Its activities aim to provide conditions
in which people can be healthy and focus on entire populations, not
on individual patients or diseases. Thus, public health is
concerned with the total system and not only the eradication of a
particular disease. (WHO : 2008).5. Undang-Undang Kesehatan terbaru
tahun no 36 tahun 2009, tidak memuat pengertian/konsep yang jelas
tentang Kesehatan Masyarakat, hanya dalam UU Bab 1 ketentuan umum
pasal 1 ayat 1 memuat pengertian Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
6. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat yaitu faktor perilaku/gaya hidup (life
style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya),
faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan
faktor genetik (keturunan).7. Langkah-langkah dalam proses
kesehatan masyarakat berdasarkan bukti (Evidence-based) melalui
penemuan masalah, penyebab penyakit (Etiologi), recomendasi dan
implementasi8. Morbiditas atau angka kesakitan dari suatu penduduk
dapat digambarkan dengan berbagai cara misalnya dengan
mengungkapkan antara lain: Angka kejadian penyakit, Sifat dan
gejala penyakit serta Karakteristik penderita melakukan intervensi
yang tepat kepada masyarakat (population at risk). Mortalitas
bersifat lebih spesifik, dimana dihitung angka kematian yang
terjadi pada suatu populasi berdasarkan usia, jenis penyakit.9.
Pendekatan kesehatan masyarakat (suatu penyebab penyakit)
menggunakan tiga strategi yaitu health care, traditional public
health dan sosial.10. Cara penilaian (score) rekomendasi bukti
adalah kualitas bukti (relevan/tidak relevan, baik/cukup/kurang)
dan dampak (kuesioner, besar/menengah/kecil/tidak ada/negative)11.
Bentuk intervensi kesmas adalah suatu upaya yang dilakukan untuk
melakukan usaha perubahan/perbaikan dalam menurunkan angka kejadian
penyakit atau pencegahan sebelum penyakit itu muncul dengan
melakukan rekayasa pada kapan, siapa dan bagaimana.12. Evaluasi
penting untuk membuktikan sebuah intervensi atau kombinasi
intervensi bisa mengatasi masalah kesehatan.