BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMasa bayi adalah masa yang sangat bergantung
pada orang dewasa.Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya
sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.Pada masa ini manusia sangat lucu
dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadapkematian.Kematian
bayidibagi menjadi dua,kematianneonatal (kematian di 27 hari
pertama hidup), dan post-neonatal (setelah 27 hari).Mengingat masih
tinggingnya angka kematian bayi baru lahir di Indonesia, maka di
butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang terampil dan profesional
mengikuti aturan atau protap kebidanan sesuai aturan
Perundang-undangan yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan Cephalhematoma ?2.
Apa penyebab dari Cephalhematoma ?3. Bagaimana memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan Cephalhematoma ?
C. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan UmumUntuk mengetahui bagaimana
memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
Cephalhematoma.2. Tujuan Khususa. Mengetahui pengertian
cephalhematomab. Mengetahui faktor predisposisi cephalhematomac.
Mengetahui tanda dan gejala cephalhematomad. Mengetahui pengkajian
cephalhematomae. Mengetahui komplikasi cephalhematomaf. Mengetahui
Penatalaksanaan cephalhematoma
D. MANFAATManfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :1. Untuk memberikan gambaran tentang
Cephalhematoma yang terjadi pada bayi dan balita2. Sebagai bahan
masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang
Cephalhematoma
BAB IITINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN CEPHAL HEMATOMAa. Perdarahan sub periosteal akibat
ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan periosteumb. Perdarahan
superfisial akibat kerusakan jaringan periosteum karena tekanan
jalan lahir dan tidak melampaui batas garis tengahc. Pembengkakan
pada kepala karena adanya penumpukan darah yang disebabkan
perdarahan sub periosteum Faktor Predisposisid. Tekanan jalan lahir
yang terlalu lama pada kepala saat persalinane. Moulage terlalu
kerasf. Partus dengan tindakan seperti forcep, vacum
ekstraksiCephal hematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat
kerusakan jaringan poriestum karena tarikan atau tekanan jalan
lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.
Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya
faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Tulang
tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal
ditemukan pada 0,5-2 % dari kelahiran hidup. (Menurut
P.Sarwono.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ; Bagus
Ida Gede Manuaba. 1998; Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu
Kebidanan)Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala
yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan
pada subperiostinum. (Vivian nanny lia dewi, 2010). Kelainan ini
agak lama menghilang (1-3 bulan).Pada gangguan yang luas dapat
menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia.Perlu pemantauan
hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin.Aspirasi darah dengan jarum
tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).
B. ETIOLOGI1. Persalinan lamaPersalinan yang lama dan sukar,
dapat menyebab kan adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang
kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh darah.2. Tarikan
vakum atau cunamPersalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam
yang kuat dapat menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya
pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan
periosteum.3. Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran
melahirkan kepala bayi. (Menurut : Prawiraharjo, Sarwono. 2002.
Ilmu Kebidanan).
C. PATOFISIOLOGICepal hematoma tidak menyebabkan daya ingatnya
menurun.
Cephal hematoma dapat terjadi karena 2 hal yaitu:a. Pada partus
lama (kala I lama, kala II lama), kelahiran janin dibantu dengan
menggunakan vacum ekstraksi atau forseps yang sangat sulit.
Sehingga moulage berlebihan dan menyebabkan trauma kepala dan
selaput tengkorak rupture. Sehingga menyebabkan pendarahan sub
periosteum dan terjadi penumpukan darah sehingga terjadi Cephal
Hematoma.b. Pada kelahiran spontan (kepala bayi besar) terjadi
penekanan pada tulang panggul ibu. Sehingga moulage terlalu keras
atau berlebihan dan menyebabkan trauma kepala dan selaput tengkorak
rupture. Sehingga menyebabkan pendarahan sub periosteum dan terjadi
penumpukan darah sehingga terjadi Cephal Hematoma.Karena adanya
tekanan yang berlebihan, maka akan menyerap dan terabsorbsi keluar
sehingga oudema.Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh
darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan poriosteum.Robeknya
pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama.Akibat
pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal
yang dari luar terlihat benjolan.Bagian kepala yang hematoma
bisanya berwarna merah akibat adanya penumpukan daerah yang
perdarahan sub periosteum.( Menurut : FK. UNPAD. 1985. Obstetri
Fisiologi Bandung )Tanda-tanda dan gejala :Berikut ini adalah
tanda-tanda dan gejala Cephal hematoma:1. Adanya fluktuasi2. Adanya
benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam setelah bayi
lahir.3. Adanya chepal hematoma timbul di daerah tulang
parietal.Berupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa
yang masih teraba. Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun.
(Menurut : Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan )
D. TANDA DAN GEJALAGejala dan tanda yang sering muncul yaitu:a.
Kepala bengkak dan merah, hal ini karena penumpukan darah pada
daerah sub periostium.b. Batasnya jelas, karena adanya tanda-tanda
peradangan.c. Pada perabaan mula-mula keras lambat laun lunak,
karena darah pekat jadi lama-lama menjadi lunak.d. Menghilang pada
waktu beberapa minggu.
Tanda dan Gejala lainnya, diantaranya:1. Baru tampak 6-8 jam
setelah lahir, besar, hilang 16-22 jam atau beberapa minggu
kemudian.2. Lunak, tetapi tidak leyok pada tekanan dan
berfluktuasi.3. Pembengkakan terbatas.4. Tidak melewati sutura.5.
Tempatnya tetap.6. Karena perdaraahan subperiosteum.
E. KOMPLIKASI1. Ikterus2. Anemia3. Infeksi4. Kalasifikasi
mungkin bertahan selama > 1 tahun
F. PENATALAKSANAANCephal hematoma umumnya tidak memerlukan
perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri
dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun
apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama
menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara
lain :1. Menjaga kebersihan luka2. Tidak boleh melakukan massase
luka/benjolan Cephal hematoma3. Pemberian vitamin KBayi dengan
Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena
pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.Untuk
melakukan penanganan pada kasus cephal hematoma sebagai berikut:1.
Hampir sama dengan caput succedaneum hanya lebih hati-hati jangan
sering diangkat dari tempat tidur.2. Cairan tersebut akan hilang
terabsorbsi dengan sendirinya dalam satu minggu. Terabsosbsinya
menjadi lama apalagi terjadi jaringan fibroblast.3. Tidak di
aspirasi karena dikhawatirkan akan terjadi infeksi bila kulit
ditusuk jarum sehingga terjadi trauma akibat peradangan benda
asing.4. Setelah hematoma lenyap, terjadi hemolisis sel darah
merah.5. Stilumus secara pelan untuk merangsang pembuluh limfe
dibawah kulit.6. Hari pertama kopres dingin.7. Hari kedua sampai
keempat kompres hangat.8. Hiperbilirubinemia dapat timbul setelah
bayi dirumah.9. Konseling orang tua untuk awasi timbulnya
kemungkinan ikterik10. .Diminta cek RS, pada minggu keempat.Pada
neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun
perlu dilakukan fototerapiuntuk mengatasi hiperbilirubinemia.1.
Tidak perlu tindakan khusus.2. Benjolan akan hilang sendiri dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan.3. Observasi terhadap
bilirubinemia dan trombositopenia.4. Dapat diberi vitamin K untuk
mengurangi perdarahan.5. Pemeriksaan x-ray tengkorak, bila
dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari
seluruhcephalhematoma)6. Pemantauan bilirubinia, hematokrit, dan
hemoglobin7. Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak
diperlukan
TEORI MIDWIFERY (TUJUH LANGKAH VARNEY)Varney (1997) menjelaskan
bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh perawat-bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik
bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan
bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses
manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja
melainkan juga pemeriksaan pada setiap langkah agar pelayana yang
komprehensive dan aman dapat tercapai.Dengan demikian proses
manajemen harus mengikuti aturan yang logis dan memberikan
pengertian yang menyatakan pengetahuan, hasil temuan dan penilaian
yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada
manajemen klien.Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang
berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik.
Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi.Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu karangan lengkap
yang dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci
dan ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :I. Pengumpulan
Data DasarPada langkah pertama ini dilakukan pekerjaan dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap, yaitu :1. Riwayat kesehatan2. Pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhannya.3. Meninjau catatan terbaru atau
catatan sebelumnya.4. Meninjau data laboratorium dan
membandingkannya dengan hasil studi.Pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien.Bidan mengumpulkan data dasar awal
yang lengkap. Bila klien mengalami komlikasis yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaburasi bidan akan
melakukan konsultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah
pertama akan overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian
dari langkah tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari
hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang
lain.Kadang-kadang bidan perlu memakai manajemen dari langkah 4
untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada
dokter.II. Interprestasi Data DasarPada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data
yang telah dikumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik.Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien.Masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
pengarahan.Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh
diperoleh diagnosa kemungkinan wanita hamil, dan masalah yang
berhubungan dengan diagnosa ini ialah bahwa wanita tersebut mungkin
tidak menginginkan kehamilannya. Contoh lain yaitu wanita pada tri
semester ketiga merasa takut tidak termasuk dalam ketegori
nomenklatur standar diagnosa. Tetapi tentu akan menciptakan suatu
masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan
suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.III. Mengidentifikasi
Diagnosa atau Masalah PotensialPada masalah ini kita
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegehan,
sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapaat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.Pada
langkah ini penting sekali melakukan asuhan yag aman. Contoh
seorang wanita dengan pemuaian uterus yang berlebihan tersebut
(misalnya polyhidramnion besar dari masa kehamilan, ibu yang
diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar).kemudian ia harus
mengtisipasi, melakukan peencanaan untuk mengatasinya dan
bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarhan post
partum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pemuaian uterus
yang berlebihan.Pada persalinan dengan bayi besar bidan sebaliknya
juga mengatisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya
distocia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga
sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi
saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya
peningkatan partus prematur atau bayi kecil.Persiapan yang
sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan
pada setiap kunjungan ulang pemeriksaan laboratorium terhadap
simptomotik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika
infeksi saluran kencing terjadi.IV. Identifikasi Kebutuhan yang
Memerlukan Penanganan SegeraMengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungn prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Misalnya pada
waktu wanita tersebut ada dalam persalinan.Data baru mungkin saja
perlu dikumpulkan dan dievaluasi beberapa data mungkin
meng-identifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak
(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah
lahir, distasia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).Dari data yang
dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa
saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda
awal dari preeklamasia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung,
diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu memerlukan
konsulatasi atau kolaborasi dengan dokter. Dalam kondisi tertentu
seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan demikian dokter atau tim kesehatan lainnya
seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan
klinis bayi baru lahir.V. Merencanakan Asuhan MenyeluruhPada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.Rencana asuhan yang menyeluruh tidak
hanya apa yang sudah diidentifikasikan dari kondisi klien atau dari
siapa masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan
akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial, ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah
mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan
kesehatan.Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan
efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh
karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana
asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien,
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.Semua
keputusan yang dikembangkan dalam asuhan penyuluhan ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
atau tidak akan dilakukan klien.Rasional yang berdasarkan asumsi
yang tidak sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang
salah atau tidak memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang
tidak lengkap, bisa dianggap tidak valid dan akan menghasilkan
asuhan klien yang tidak lengkap dan berbahaya.VI. Melaksanakan
PerencanaanPada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakuka sepenuhnya
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana).Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,
maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
teta bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.VII.
EvaluasiPada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan
dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.Mengingat
bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum maka
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
melalui proses manajemen untuk mengidentifikasikan mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuian pada rencana
asuhan tersebut.Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya
merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang
mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis.
BAB IIITINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANANBAYI BARU LAHIRPADA BAYINy. M UMUR 0 HARI
DENGANCEPHAL HEMATUMNo Register :11140076Masuk RS Tanggal/Jam:20
Desember 2012 / 10.00 WIBDirawat Diruang :MelatiI. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 Desember 2012 JAM : 10.00 WIB Oleh : BidanA.
IDENTITASa. Identitas anakNama :Bayi Ny. MJenis kelamin
:Laki-lakiTanggal masuk rumah sakit :20 Desember 2012Umur/Tanggal
Lahir Jam :0 Hari / 20 Desember 2012 /09.15 WIBAnak Ke :Keduab.
Identitas Orang TuaIbu AyahNama :Ny. M Tn.RUmur :24 tahun 27
tahunAgama :Islam IslamSuku / bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/IndonesiaPendidikan :S1 S1Pekerjaan :IRT PNSAlamat :Jl.
Mataram no. 24D Jl. Mataram no. 24DNo.Telp :087xxxxxxx 087xxxxxxB.
KELUHAN UTAMAIbu merasa cemas karena kepala bayinya ada
benjolan
C. RIWAYAT ANTENATALPenyakit/Kesehatan ibu dan pengobatanSebelum
Hamil :Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapunSelama
hamil (trimester I-III) :Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit apapun
D. RIWAYAT PROSES PERSALINANUmur kehamilan :40 mingguKehamilan
tunggal/kembar :TunggalLama persalinan kala I :18 jamKelainan
:Adanya benjolandi kepalaAir ketuban :JernihKetuban
pecah:SpontanJumlah:lebih kurang 200ccWarna:jernihBau:amisLetak
bayi:persentase kepalaJenis persalinan:Normal (pervaginam)Indikasi:
Vacum ekstrasiObat yang diberikanSelama persalinan:OksitosinTanda
gawat janinSebelum lahir:Tidak adaBerat badan lahir:3800
gramPanjang badan lahir:52 cmLingkar dada:34 cmLingkar kepalaCFO:
35 cmCMO: 38 cmCSOB: 35 cmCSMB: 35 cmAPGAR score:9Menetek pertama
kali:30 menit pertamasetalah lahirResusitasi:Tidak adaObat-obat
yang diberikan:Vitamin K1, antibiotik salep mata
ProfilaksisImunisasi:Hepatitis B1
E. RIWAYAT KESEHATTAN SAAT INIKeadaan umum:Kurang baikDiagnosis
medis:Cephal HematumTindakan medis:Tidak ada
F. PEMERIKSAAN BAYI1. Tanda vitalSuhu :36,5OCNadi :110
x/menitPernafasan :40 x/menit2. Berat Badan : 3800 gram3. Panjang
Badan : 52 cm4. Pemeriksaan fisika. Kepala:asimetris, odem,
ubun-ubun cekung, tidak ada molase, adanya cephal hematumb.
Telinga:simetris, ada lubang telinga, ada gendang telinga, tidak
ada sekret, pendengaran baikc. Mata:simetris, tidak ada sekret,
konjungtiva merah muda, skelera putih, tidak strabismusd.
Hidung:mancung, simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidunge. Mulut:simetris, tidak labioskisis,
tidak palatoskisis,tidak palatoskisis,reflek hisap baikf.
Leher:tidak ada pembesaran kelenjar parotis, kelnjar tiroid,
kelenjar getah bening dan pembesaran vena jungularisg.
Dada:simetris, ada puting susu, tidak ada bunyi nafas, tidak ada
retraksi dadah. Ekstremitas atas : simetris, gerakan aktif, jumlah
jari lengkapi. Abdomen:tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
penonjolan tali pusat saat bayi menangis, tidak adabenjolan/massa,
tidak apda perdarahan tali pusat, perut lembekj. Genitalia:
terdapat dua testis pada scrotum, penis berlubang pada ujungk.
Punggung : terdapat spina bifida, tidak ada kelainan tulang
belakangl. Anus:ada lubang pada anusm. Kulit:kemerahan, terdapat
vernik kaseosa, tidak ada odem, tidak adatanda lahirn. Tonus
otot:baik5. Pemeriksaan penunjanga. Laboratorium :Tidak adab.
Radiologi :Tidak adaII. INTERPRETASI DATAA. Diagnosa KebidananBayi
Ny.M umur 0 hari jenis kelamin laki-laki dengan cephal hematumData
Dasar:DS: Ibu mengatakan bersalin tanggal 20 Desember 2012 jam
08.15 WIB Ibu mengatakan ini persalinannya yang pertama kali Ibu
mengatakan dikepala bayinya terdapat benjolanDO: Tanda vitalSuhu
:36,5OCNadi :110 x/menitPernafasan :40 x/menit Teraba benjolan pada
kepala bayi
B. Masalah Ibu cemas dengan keadaan bayiData Dasar:DS: Ibu
mengatakan bayinya menangis terus Ibu mengatakan kepala bayinya
terdapat benjolan.DO: Terlihat benjolan di kepala
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIALTidak ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERATidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal :20 Desember 2012Jam :10.15Oleh:Bidan1.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayi2. Atasi rasa cemas ibu3.
Jelaskan pengertian tentang cephal hematum4. Jelaskan cara
penanganan bayi dengan cepal hematoma5. Beritahu ibu kunjungan
ulang atau jika ibu/bayi ada keluhan
VI. PELAKSANAANTanggal :20 desember 2012, Jam :10.20Oleh
:Bidan1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaanSuhu : 36,5derajat
celciusNadi : 110 x/menitPernafasan :40 x/menit2. Mengatasi
kecemasan ibu dengan memberikan informasi dan meyakinkan ibu bahwa
bayinya baik-baik saja dan benjolan yang ada dikepalanya akan
hilang dengan sendirinya.3. Memberikan KIE tentang cephal hematum
yaitucedera pada periosteum tengkorak selama persalianan dan
kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Cephal
hematum ini akan hilang sendirinya selama 1 minggu.4. Menjelaskan
penanganan bayi dengan cepal hematoma :a. jangan sering diangkat
dari tempat tidur.b. Tidak di aspirasi karena dikhawatirkan akan
terjadi infeksi bila kulit ditusuk jarum sehingga terjadi trauma
akibat peradangan benda asing.c. Hari pertama kopres dingind. Hari
kedua sampai keempat kompres hangat.e. Memberitahu ibu jadwal
kunjungan ulang atau apabila bayi ada keluhan
VII. EVALUASITanggal :20 Desember 2012Jam :10.30Oleh :Bidan1.
Ibu sudah mengerti bahwa keadaan bayinya baik-baik saja2. Ibu sudah
tidak merasa cemas setelah mendengar penjelasan bidan3. Ibu sudah
paham mengenai cepal hematoma4. Ibu sudah mengerti penanganan
terhadap bayi dengan ceepal hematoma5. Ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang atau apabila bayi ada keluhan
BAB IVPENUTUP
A. KESIMPULANa. Penyusun telah melakukan pengkajian pada ibu
bersalin untuk mendapatkan informasi dan data yang akuratb.
Berdasarkan data dari hasil pengkajian, telah dapat
diinterprestasikan dan ditetapkan diagnosa, masalah serta
kebutuhannyac. Pada kasus ini tidak diberikan intervensi tindakan
segera, karena merupakan kasus yang fisiologis.d. Dari hasil
identifikasi yang telah dilakukan tidak ditemukan diagnosa dan
masalh potensial yang membutuhkan antisipasi penanganannnyae.
Penyusun dapat membuat rencana asuhan yang menyeluruh sesuai dengan
diagnosa, masalah, dan kebutuhan.f. Asuhan kebidanan dilaksanakan
berdasarkan rencana asuhan yang telah dibuatg. Evaluasi asuhan
kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan konsep. Dari hasil
evaluasi tersebut seluruh diagnosa, masalah, kebutuhan, yang ada
hampir seluruhnya dapat diatasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. JNPK-KR/POGI, 2007,Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
JNPK-KR/POGI.2. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta:
EGC.3. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta:
EGC.4. Prawirohadjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
YBPSP.5. Varney, H.dkk. 2007. Varneys Midwifery Text Book Edisi 4.
Jakarta: EGC.