1 BAB 1 CASE TUTORIAL Seorang pasien laki-laki bernama Tn.M, usia 20 tahun datang ke poliklinik tempat anda bekerja dengan keluhan mata sebelah kiri terlihat merah sejak 3 hari yang lalu. Ia merasa seperti menangis karena air matanya sering keluar. Selama ini ketika mengalami mata merah ia selalu menggunakan tetes mata insto yang dia beli di warung dekat rumah, namun untuk keluhannya yang sekarang ia merasa tidak ada perbaikan. Selain mata merah pasien juga merasakan gatal, lengket dan berlendir pada mata kirinya tersebut. Pasien bercerita bahwa setiap pagi sulit membuka mata karena banyak kotoran berwarna kuning yang menempel pada kelopak matanya. Ia mengaku masih dapat melihat dengan jelas dan tidak silau terhadap cahaya. Ia menyangkal adanya demam. Riwayat trauma tidak ada. Mata sebelah kanan tidak ada keluhan. Pasien mengaku tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Tiga saudara kandung yang tinggal serumah dengan pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien. Pasien adalah anak kelima dari enam bersaudara, belum mempunyai pekerjaan tetap danhanya sekolah tamatan SD. Pemeriksaan fisik Status generalisata: Keadaaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis kooperatif Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 86x/menit Nafas : 18x/ menit Suhu : 37,2 º C Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik THT : Tidak ditemukan kelainan, KGB preaurikular tidak membesar. Leher : KGB tidak membesar
101
Embed
Makalah Case 1- Blefarokonjungtivitis tutorial A4.pdf
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
CASE TUTORIAL
Seorang pasien laki-laki bernama Tn.M, usia 20 tahun datang ke poliklinik tempat anda
bekerja dengan keluhan mata sebelah kiri terlihat merah sejak 3 hari yang lalu. Ia merasa
seperti menangis karena air matanya sering keluar. Selama ini ketika mengalami mata merah
ia selalu menggunakan tetes mata insto yang dia beli di warung dekat rumah, namun untuk
keluhannya yang sekarang ia merasa tidak ada perbaikan.
Selain mata merah pasien juga merasakan gatal, lengket dan berlendir pada mata kirinya
tersebut. Pasien bercerita bahwa setiap pagi sulit membuka mata karena banyak kotoran
berwarna kuning yang menempel pada kelopak matanya. Ia mengaku masih dapat melihat
dengan jelas dan tidak silau terhadap cahaya. Ia menyangkal adanya demam. Riwayat trauma
tidak ada. Mata sebelah kanan tidak ada keluhan. Pasien mengaku tidak pernah sakit seperti
ini sebelumnya. Tiga saudara kandung yang tinggal serumah dengan pasien tidak ada yang
menderita keluhan yang sama dengan pasien. Pasien adalah anak kelima dari enam
bersaudara, belum mempunyai pekerjaan tetap danhanya sekolah tamatan SD.
Pemeriksaan fisik
Status generalisata:
Keadaaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis kooperatif
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
Nafas : 18x/ menit
Suhu : 37,2 º C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
THT : Tidak ditemukan kelainan, KGB preaurikular tidak membesar.
Leher : KGB tidak membesar
2
Thorak : Paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : Perut tidak tampak membesar, hepar dan lien tidak teraba, perkusi
Pemeriksaan fisik o KU : Sakit ringano Kesadaran : Compos mentis kooperatifo TD : 120/80 mmHgo Nadi : 85 x/menito Nafas : 18x/menito Suhu : 37,2ºCo Mata : Konjungtiva tidak anemis & sklera tidak ikteriko THT : Tidak ada perbesaran KGB pre auricularo Leher : DBNo Thorax : DBNo Abdomen : DBNo Ekstremitas : DBNo Status oftalmicus
Pemeriksaan penunjango Pemeriksaan Gram pada sekret pasien
I.6 I Don’t Know
Anatomi Embriologi Histologi Faal Penyakit infeksi pada mata
I.7 Learning Issues
Anatomio Palpebrao Konjungtivao Bulbus oculi (Sklera, kornea, koroid, retina)o Iris, Badan Siliaro Lensao Aqueous humour dan aqueous vitreouso Inervasi dan vaskularisasi mata
Embriologio Tahapan tahapan pembentukan mata (vesikel optik dan cawan optik)
o Mekanisme penglihatano Perlindungan pada mata o Media refraksi o Fisiologi aqueus humoro Pembentukan dan aliran aqueous humoro Tekanan bola mata normal
9
BAB IIBASIC SCIENCE TERKAIT KASUS
II.1. Anatomi
Mata
Mata merupakan organ indra rumit. Mata disusun dari bercak sensitive dan cahaya
prmitip pada permukaan invertebrata. Dalam selubung pelindungnya mata mempunyai lapsan
reseptor yaitu system lensa bagi pemfokusan cahaya atas reseptor dan merupakan suatu
system syaraf untuk mengantarkan impuls serta membentuk bayangan penglihatan yang
disadari menjadi sasaran. Secara structural bola mata bekerja seperti sebuah kamera, tetapi
mekanisme yang ada tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Lapisan syaraf yang melapisi
separuh bagian posterior bola mata merupakan bagian dari susunan syaraf pusat yang
dihubungkan melalui suatu berkas serat syaraf yang disebut saraf optic. Lapisan fibrosa yang
terletak diluar sesuai dengan durameter yang berwarna putih keruh.
Antara lapisan fibrisa luar dan retina terdapat suatu lapisan faskuler yang berfungsi sebagai
nutrisi.
Pada iris terdapat suatu celah bulat dibagaian tengah dengan deameter yang beragam
yang disebut pupil. Retina berlanjut kedepan tetapi sebagai lapisan tanpa saraf permukaan
dalam badan siliar, iris atau bagaian siliar dan iridika retina.
Saraf optic tidak keluar pada kutup posterior bola mata, tempat keluarnya sekitar tiga
millimeter kesisi nasal dan satu millimeter di bawah kupula. Mata merupakan suatu bulatan
10
yang sedikit asimetris dan agak gepeng dari atas ke bawah. Titik pusat lengkungan kornea
dan sclera disebur kutub anterior dan posterior.
a. Kelopak mata
Gambar Kelopak Mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan
pengeringan bola mata.
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata.
Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis
pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat
11
otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi
menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada
anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.
orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.
levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n.
III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra Septum orbita
yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi
orbita dengan kelopak depan.
Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan
jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20
pada kelopak bawah).
Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang
kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan
musin.
b. Sistem Lakrimal
12
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero
superior rongga orbita.
Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga
orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam
meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam
sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola
mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga
akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.
Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya
dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai
dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.
c. Konjungtiva
13
Gambar Bola Mata
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola
mata terutama kornea.
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa
kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan kelenjar
lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea tidak kering.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus.
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di
bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak
d. Bola Mata
14
Bola mata terdiri atas :
dinding bola mata
isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri atas :
sclera
kornea.
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2
kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut
kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.
Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.
Sclera merupakan Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea
merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf
optik sampai kornea. Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat,
tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm. Sklera anterior ditutupi oleh 3
lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga
mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Dibagian belakang saraf optik
menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna
putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva.
Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya
berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen
jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada
eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa
15
yang disebut perdarahan suprakoroid. Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar,
dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis,
sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang
terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan
siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor),
yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea
dan sklera.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas
dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam
badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan siliar
melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat
sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di
daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
e. Kornea
16
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata
yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan
terdiri atas lapis :
1. Epitel
Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating
tumpang tindih satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya
melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,
elektrolit, dan glukosa yang merupakanbar r ier .
Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
2. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
3. Stroma
Terdiri ataslamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya,
pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen
ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang
kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratos it merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah
trauma.
4. Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya
Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal
40 µm.
5. Endotel
17
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula
okluden.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam
stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh
lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause
untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di
daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak
mempunyai daya regenerasi.
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di
sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50
dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
18
Gambar Penampang melintang kornea
f. Uvea
19
Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua bola
mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.
Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri
siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat
masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot superior,
medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung
menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat
perdarahan dari 15 - 20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar
tempat masuk saraf optic.
Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan
otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian
posterior yaitu :
1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris
untuk komea, iris, dan badan siliar.
2. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang
melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil.
3. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.
Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri atas
bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid. Batas
antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal. Di
dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.
Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan
memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris warnanya
sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut
kripti. Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot-
otot siliar dan proses siliar.
Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik
proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa
menjadi lebih cembung. Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor Akuos.
20
Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara
sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya
pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.
g. Pupil
Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk. Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang
dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang
dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur
sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :
1. Berkurangnya rangsangan simpatis
2. Kurang rangsangan hambatan miosis
Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks
menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks
hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan miosis.
Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan
untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan. Sudut
bilik mata depan Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris.
Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran
21
keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga
tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan
trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini
ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas
belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula
mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan
uvea.
Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan
membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke
salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut
tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.
Retina
h. retina
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran dari pada
serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.
Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai
dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 - 2
mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah makula lutea terdapat bercak
mengkilat yang merupakan reflek fovea.
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih
kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak melekuk dinamakan
ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah
papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.
Retina terdiri atas lapisan:
22
1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga
lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller Lapis
ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel
bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion
7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf optik.
Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1 Batang
lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut lebih banyak.
Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak mempunyai daya
penglihatan (bintik buta).
23
Gambar Fundus okuli normal
i. Badan kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa
dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air sebanyak
90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan
fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi
ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu
jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana,
dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah
dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan
melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.
Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya cairan
bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari jaringan
sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.
j. Lensa mata
24
Gambar Bola Mata
Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan berdiameter 9
mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada bagian
anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa
mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan
siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks).
Nukleus lebih keras daripada korteks.
Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin
menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,
Terletak di tempatnya.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,
Keruh atau spa yang disebut katarak,
Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar
dan berat.
Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada retina.
Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.
25
II.2. Histologi
Setiap mata terdiri dari 3 lapisan konsentris, yaitu:
Lapisan luar atau tunika fibrosa
5/6 posterior lapisan luar mata yang opak dan putih adalah sclera
1/6 bagian anterior tidak berwarna dan transparan yaitu kornea
1. Sklera
Membentuk segmen bola
Bergaris tengah 22 mm
Terdiri atas jaringan ikat padat, terutama berkas kolagen gepeng yang berjalinan
namun tetap parallel terhadap permukaan organ, cukup banyak substansi dasar,
beberapa fibroblast.
Permukaan luar (episklera)
- Dihubungkan oleh sebuah simpai tenon (sebuah system longgar serat kolagen halus
pada lapisan padat jaringan ikat)
- Simpai tenon ini berhubungan dengan stroma konjungtiva longgar pada batas
kornea dengan sclera.
- Diantara simpai tenon dan sclera terdapat ruang tenon ruang longgar inilah yang
memungkinkan bola mata dapat bergerak memutar kesegala arah.
- Diantara sclera dan koroid terdapat lamina suprakoroid (lapisan tipis jaringan ikat
longgar dengan banyak melanosit, fibroblast dan serat elastin)
26
- Sclera relative avaskular.
2. Kornea
Irisan melintang kornea menunjukan bahwa kornea terdiri atas 5 lapisan
1) Epitel
- Berlapis gepeng non keratin
- Pada bagian basal epitel ini tampak banyak gambaran mitosis yang mencerminkan
kemampuan regenerasi kornea yang hebat
- Masa pergantian sel 7hari
- Terdapat mikrovili pada sel permukaan kornea
- Mikrovili terjulur ke dalam ruangan yang diisi lapisan tipios air mata pra-kornea
merupakan lapisan pelindung yang terdiri atas lipid dan glikoprotein.
- Lapisan pelindung ini tebalnya 7mikrometer
- Kornea memiliki suplai saraf sensoris yang paling besar diantara jaringan mata.
2) Membran bowman
- Dibawah epitel kornea
- Merupakan lapisan homogeny
- Tebalnya antara 7-12 mikrometer
- Terdiri dari serat-sarat kolagen yang bersilangan secara acak, pemadatan substansi
interselular, tetapi tanpa sel
- Membantu stabilitas dan kekuatan kornea
3) Stroma
- Terdiri atas banyak lapisan berkas kolagen parallel yang saling menyilang secara
tegak lurus
- Serabut kolagen didalam setiap lamel saling berjajar parallel dan melintasi seluruh
lebar kornea
- Diantara lapisan-lapisan itu terjepit juluran-julurannsitoplasma fibroblast (gepeng
seperti sayap kupu-kupu
- Sel dan serat dari stroma terendam dalam substansi glikoprotein amorf yang
metakromatik (kondroitin dan sulfat)
- Stroma avaskular
27
- Biasanya terdapat sel limfoid membrane (migrating) di dalam kornea.
4) Membran descement
- Struktur homogeny
- Tebal 5-10 mikrometer
- Terdiri atas filament kolagen halis tersusun berupa jalinan 3 dimensi
5) Endotel
- Yaitu epitel selapis gepeng
- Endotel dan epitel kornea berfungsi memepertahankan kejernihan kornea
- Ke 2 lapisan ini mentransport ion natrium ke permukaan apikalnya
- Ion klorida dan air ikut secara pasif, sehingga stroma kornea dipertahankan
dalambkeadaan yang relative kering.
- Bersama susunana serabut kolagen yang sangat halus dari stroma yang disusun
teratur, yang menyebabkan jernihnya kornea.
Limbus yaitu batas kornea dan sclera yang merupakan daerah peralihan dari
berkas-berkas kolagen bening dari kornea menjadi serat-serat buram putih dari
sclera.
- Limbus ini sangat vascular
- Pembuluh darahnya memegang peranan penting dalam radang kornea
- Didaerah limbus yaitu jalinan trabekula membentuk saluran (canal) schlemm yang
mengangkut cairan dari kamera okuli anterior
- Canal schlemm berhubungan keluar dengan system vena.
Lapisan tengah /lapisan vascular/traktus uveal
1. Koroid
28
Lapisan yang sangat vascular
Diantara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak fibroblast,
makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen dan serat elastin.
Terdapat banyak melanosit (memberi warna hitam yang khas0
Lapisan dalam koroid disebut lapisan koriokapiler karena lebih banyak mengandung
pembuluh darah kecil daripada lapisan luar.
Fungsi penting untuk nutrisi retina
Membrane hialin amorf tipis (3-4 mikrometer)memisahkan lapisan koriokapiler dari
retina dikenal sebagai membrane brunch meluas dari diskus optikus sampai ke ora
serata
Discus optikus ( papilla optikus) daerah tempat nervus optikus memasuki bola mata
Koroid terikat pada sclera oleh lamina suprakoroidal (lapisan jaringan ikat longgar
dengan banyak melanosit)
2. Korpus siliaris
29
Sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa
Merupakan cin-cin tebal yang utuh pada permukaan dalam bagian anterior sclera
Membentuk segitiga pada potongan melintang
Salah satu permukaannya berkontak dengan korpus vitreus,
Struktur ->jar ikat longgar : - Banyak serat elastin
- Pembuluh darah
- Melanosit
Muskulus siliaris -> 2 berkas otot polos yang berinsesi pada sclera di anterior dan
pada berbagai daerah dari korpus siliaris di posterior. Salah satu berkas ini
mempunyai fungsi meregangkan koroid dan berkas lain bila berkontraksi
mengendurkan ketegangan pada lensa. Gerakan otot ini penting untuk akomodasi
visual.
Permukaan korpus siliaris yang menghadap ke korpus vitreus, bilik posterior dan
lensa ditutupi oleh perluasan retina ke anterior. Di daerah ini retina hanya terdiri dari
2 lapis sel, yaitu :
- Lapisan yang langsung berbatasan dengan korpus siliaris, terdiri atas epitel selaois
silindris yang mengandung melanin.
- Lapisan yang menutupi lapisan pertama berasal dari lapisan sensoris retina (terdiri
atas epitel silindris tanpa pigmen.
3. Prosesus siliaris
Juluran mirip tabung dari korpus siliaris
30
Pusatnya ialah jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler bertingkap (fenestrated) di
tutupi oleh 2 lapis epitel yang sama dengan korpus siliaris
Dari prosesus siliaris muncul serat-serat zonula
Sel-sel tanpa pigmen dari lapisan memiliki lipatan-lipatan basal. Sel-sel ini membentuk
humor akueus.
4. Iris
Yaitu perluasan koroid yang sebagian menutupi lensa, menyisakan lubang bulat di
pusat yang disebut pupil.
Permukaan anterior
- Tidak teratur dan kasar
31
- Dibawahnya terdapat jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah, beberapa serat,
fibroblast dan melanosit.
- Lapisan berikutnya yaitu jaringan ikat longgar dengan sangat vaskular
Permukaan posterior
- Rata
- Dilapisi oleh 2 lapis epitel yang sama dengan korpus siliaris dan prosesusnya.
Banyaknya pigmen mencegah masuknya cahaya ke dalam mata kecuali ke dalam pupil
Lensa
Lensa kristalina berbentuk bikonveks
Secara structural terdapat 3 komponen, yaitu :
1. Kapsul Lensa
- Tebalnya sekitar 10µm di sebelah anterior dan posteriornya 5-6 µm
- Kapsul ini homogeny, merupakan membrane tidak berbentuk, bersifat elastis, kaya akan
KH
- Mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV
- Pada kapsul lensa melekat serat zonula yang berjalan ke badan siliar sebagai igamen
suspensorium atau penyokong
2. Epitel Subkapsular
- Terletak di bawah kapsular
32
- Hanya ada pada permukaan anterior
- Terdiri atas selapis sel epitel kuboid
- Bagian dasar sel ini terletak di luar berhubungan dengan kapsula
- Apeksnya terletak di dalam dan membentuk kompleks junctional dengan serat lensa
- Ke arah equator sel ini bertambah tinggi dan beralih menjadi serat lensa
- Lensa tumbuh sepanjang kehidupan dengan penambahan serat lensa
3. Substansi lensa
- Terdiri dari serat lensa yang berbentuk prisma heksagonal
- Panjangnya 8-10mm, Lebar 8-10 µm, tebal 2 µm
- Sebagian besar serat tersusun secara konsentris dan sejajar permukaan lensa
- Pada korteks serat yang lebih muda menganndung beberapa inti dan organel
- Di bagian tengah serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak homogen
Lensa mata sama sekali tanpa pembuluh darah, karena tanpa pembuluh darah maka
lensa mendapat nutrisi dari humor akueus dan badan vitreus
Lensa bersifat tembus cahaya
Membrane plasma serat lensa sangat tidak permeabel
Korpus Vitreus
Menempati ruangan mata di belakang lensa
Merupakan gel transparan, terdiri atas kolagen, glikosaminoglikan dimana unsure
utamanya adalah asam hialuronat
Lapisan Dalam (Retina)
33
Terdiri dari 2 bagian :
- Posterior : bagian fotosensitif
- Anterior : tidak fotosensitif
Bagian Anterior (Epitel Pigmen)
- Terdiri atas sel silindris dengan inti di basal
- Daerah basal sel melekat pada membrane Bruch
- Sitoplasmanya memiliki banyak mitokondria, RE licin, granul melanin di sebelah
sitoplasma apical
- Apeks sel memiliki mikrovili
Bagian Posterior (Retina Pars Optika)
- Terdiri atas sekurang-kurangnya 15 jenis neuron dan sel-sel ini membentuk
sekurang-kurangnya 38 jenis sinaps
34
- Terdiri atas 3 lapisan :
Lapisan luar
Terdiri atas sel batang dan kerucut
Sel Batang
- Terdiri atas segmen luar dan segmen dalam
- Segmen luar : - fotosensitif ( berbentuk batang luar terdiri atas banyak
cakram gepeng bermembran yang bertumpuk-tumpik mirip uang
logam)
- Dipisahkan dari segmen dalam oleh sebuah penyempitan
- Cakram gepeng mengandung pigmen yang disebut ungu visual atau
rhodopsin yang memutih oleh cahaya dan mengawali rangsangan
visual.
- Segmen dalam : - mengandung alat metabolic untuk biosintesis dan
proses penghasil energy
- Banyak mengandung glikogen dan memiliki banyak kumpulan
mitokondria,.
- Poliribosom banyak terdapat dibawah daerah mitokondria, terlibat
dalam sintesis pritein.
- Membantu penglihatan di tempat gelap
Sel Kerucut
- Merupakan neuron panjang
- Tiap retina memiliki ± 6 juta sel kerucut
- Strukturnya serupa dengan sel batang, hanya terdapat perbedaan dalam
hal bentuk dan struktur segmen luarnya. Dimana pada sel kerucut
membrane luarnya tidak bergantung dari membrane plasma luar, tapi
timbul sebagai invaginasi darinya. Protein yang baru dibentuk tidak
ditimbun tapi tersebar merata pada segmen luar.
- Terdapat 3 jenis sel kerucut fungsional yang tidak bisa dibedakan cirri
morfologinya. Tiap jenis mengandung fotopigmen kerucut yang
disebut iodopsin.
- Membantu penglihatan di tempat terang
Lapisan Tengah
35
Terdiri atas sel-sel bipolar
Menghubungkan sel batang dan kerucut dengan sel ganglion
Sel bipolar difus memiliki sinaps dengan 2 atau lebih fotoreseptor
Sel bipolar monosinap mempunyai satu sinaps
Lapisan Dalam
Terdiri atas sel-sel ganglia
Selain berhubungan dengan sel bipolar, menjulurkan aksonnya ke daerah
khusus pada retina, tempat mereka berkumpul membentuk nervus optikus
Daerah tersebut bebas dari reseptor dan karenanya di sebut bintik tua /
papilla nervus optikus / kepala nervus optikus / diskus optikus.
Pada kutub posterior sumbu optic terletak fovea, sebuah lekukan dangkal dengan
retina yang bagian pusatnya sangat tipis. Hal ini disebabkan oleh sel ganglion dan sel
bipolar berkumpul di tepi lekukan ini, sedang bagian pusatnya ditempati oleh sel
kerucut. Cahaya langsung jatuh pada kerucut di bagian pusat fovea yang membantu
ketajaman penglihatan
Selain ketiga jenis sel utama terdapat jenis sel lain, yaitu :
1. Sel Horizontal, menghubungkan fotoreseptor-fotoreseptor berbeda
2. Sel Amakrin, menghubungkan sel-sel ganglia
3. Sel Penyokong
Struktur Tambahan
1. Konjungtiva
- Membrane mukosa tipis dan transparan yang menutupi bagian anterior matasampai
kornea dan permukaan dalam kelopak mata.
- Berupa epitel berlapis selindris dengan banyak sel goblet dan lamina proprianya
terdiri atas jaringan ikat longgar
2. Kelopak Mata
36
- Lipatan jaringan yamg dapat digerakan yang berfungsi melindungi mata
- Kulit kelopak ini longgar dan elastis
- Terdapat 3 jenis kelenjar
a. Meibom
Kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal. Tidak berhubungan dengan
folikel rambut. Menghasilkan substansi sebaseus membentuk lapisan berminyak
pada permukaan film air mata, membantu mencegah penguapan cepat dari lapisan
air mata.
b. Zeis
Kelenjar sebaceous yang lebih kecil yang memodifikasi dan berhubungan dengan
folikel bulu mata.
c. Moll
Kelenjar keringat, berupa tubulus mirip sinus yang tidak bercabang.
3. Alat Lakrimal
- Kelenjar Lakrimal
Merupakan kelenjar air mata. Terdiri atas lobus-lobus. Berupa kelenjar tubuloalveolar
yang lumennya besar, terdiri atas sel-sel berbentuk kolom jenis serosa.
Px Lab (darah lengkap, LED, kadar C3, kompleks imun serum,antibodi
antinukleus serum, antibodi antineutrofil sitoplasmik, IgE, asam urat serum,
urinalisis, serologis,dll)
Px Penunjang (Radiologi)
Diagnosis Banding
Konjungtivitis alergika
Episkleritis
Penatalaksanaan
Terapi disesuaikan dengan penyebabnya
Terapi awal diberi obat anti inflamasi non steroid sistemik Indometasin 75 mg
perhari atau Ibuprofen 600 mg perhari
Bila terapi awal selama 1-2 mgg tdk berespon baik dan tampak penyumbatan
vaskular segera beri terapi steroid sistemik dosis tinggi Prednison 0,5-1,5
mg/kg/hari secara peroral
Beri obat imunosupresif Siklofosfamid bila terjadi perforasi
Tindakan bedah jarang dilakukan kecuali bila terjadi perforasi sklera/kornea
Komplikasi
Keratitis
Penipisan sklera 33%
Uveitis 30%
Glaukoma 18%
Katarak 7%
Prognosis
Prognosis tergantung pada penyebabnya. Skleritis pada spondilitis atau pada SLE
biasanya relatif jinak dan sembuh sendiri. Skleritis tipe nekrotik merupakan tipe
paling destruktif sampai terjadi perforasi mempunyai prognoosis yang lebih buruk
dari pada tipe yang lain.
III.7. Pterigium
DefinisiPterygium merupakan suatu
degenerative dan invasive. Biasanya
temporal konjungtiva yang meluas
91
Prognosis tergantung pada penyebabnya. Skleritis pada spondilitis atau pada SLE
biasanya relatif jinak dan sembuh sendiri. Skleritis tipe nekrotik merupakan tipe
paling destruktif sampai terjadi perforasi mempunyai prognoosis yang lebih buruk
pertumbuhan fibriovaskular konjungtiva yang bersifat
Biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun
konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.
Prognosis tergantung pada penyebabnya. Skleritis pada spondilitis atau pada SLE
biasanya relatif jinak dan sembuh sendiri. Skleritis tipe nekrotik merupakan tipe
paling destruktif sampai terjadi perforasi mempunyai prognoosis yang lebih buruk
konjungtiva yang bersifat
bagian nasal ataupun
92
Epidemiologi
- Departemen kesehatan RI tahun 1982 menyatakan pterygium merupakan penyakit ke-
3 terbesar penyakit mata ( 8,79% )
- Survei nasional tahun 1993-1996 di 8 provinsi di Indonesia padaurutan kedua (13,9%
)
- Laki-laki (12,92%) >wanita (8,43%)
- Usia 50 tahun 9,55%
- Petani 10,11%
- Pterygium stadium 42%
- tumbuhpd bag nasal � 55%
Etiologi
• Idiopatik
• Neoplasma
• Radang°enerasi, yang disebabkan oleh ;
- iritasi kronis
- debu
- pasir
- cahaya matahari
- lingkungan
- udara panas
• Faktor genetik
Klasifikasi
Berdasarkantempat
• Pterygium simpleks
• Pterygium dupleks
Berdasarkan perjalanan penyakit
• Pterygium progresif
• Pterygium regresif
Berdasarkan derajatnya
93
• Derajat 1 : hanyaterbatas pada limbus kornea• Derajat 2 : melewati limbus korneatapitidak lebih dari 2 mm melewati kornea• Derajat 3 : lebih parah dari derajat 2 tapi tidak melewati pinggiran pupil mata
dalam keadaan cahaya normal• Derajat 4 : melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan
Gejala klinis
Tahap awal / gejala
- ringan, sering tanpa gejala (asimptomatik)
- rasa perih
- terganjal
- sensasi bendaasing
- silau
- berair
- ggn visus
- masalah kosmetik
Tanda
- penonjolan daging berwarna putih
- terdapat jar fibriovaskular berbentuk segitiga yang terbentang dari konjungtiva I
Intrapalpebra sampai kornea
- jaringan berbatas tegas sebagai suatu garis yang berwarna coklat kemerahan ( 90%
nasal
- terdapat infiltrat kecil di bag depan dr apex pterygium disebut“ islet of fuch “
- pada keadaan iritasi dapat menjadi merah dan menebal
94
Diagnosa
- Anamnesa
- Px.fisik
- Px. Histologis
Diagnosa banding
Pseudopterygium
Pinguekula
Penatalaksanaan
Non-farmakologi
- mengurangiterpaparnyasinar UV
- menggunakantopi/kacamata
Farmakologi
- ringantidakperludiobati
- derajat 1-2 + inflamasi� kombinasiantibiotik& steroid 3x/hr selama 5-7 hari
Bedah
95
Indikasieksisipterygium
- ketidaknyamananygpresisten
- distrosi visual
- pertumbuhan tumor progresifkesentralkornea
- berkurangnyapergerakan bola mata
Teknikbedah
• Bare sclera :tidak ada jahitan, benang absorbable digunakan unruk melekatkan
konjungtiva ke sklera di depan insersi tendon rektus . Meninggalkan suatu
daerah sklera yang terbuka
• Simple closure : tepi konjungtiva yang bebas dijahit bersama ( efektif jika
hanya defek konjungtiva sangatkecil )
• Sliding flaps : suatu insisi bentuk L di buat sekitar luka kemudian flap
konjungtiva digeser untuk menutupi defek
• Rotational flap : insisi bentuk U dibuat di sekitar lukauntuk membentuk lidah
konjungtiva yang dirotasi pada tempatnya
• Conjungtival graft : suatu free graft biasanyadarikonjungtiva superior, dieksisi
sesuai denngan besar lukadan kemudian dipindahkan dan dijahit
• Amnion membrane transplantasi : jika rekuren
Komplikasi
- Mata merah / iritasi
- Infeksi
96
- Distrosi / reduksipandangansentral
- Scaring kronik pada konjungtiva
- diplopia
prognosis
- Kosmetikdan visual setelah eksisi adalah baik
- Rekurentranplantasi
III.8. Perdarahan sub konjungtiva
Definisi
Hematom subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rupturnya pembuluh darah
konjungtiva. Dimana darahnya terdapat di antarakonjungtiva dan sklera.
Epidemiologi
o Semua umur tetapi meningkat seiring pertambahan usia
o Rata-rata pada usia 30 tahun
o Unilateral
o Konjungtivabawah>atas
Etiologi
o Idiopatik
o Batuk, bersin, vomiting
o Trauma
o Hipertensi
o Bleeding disorder,dll
Mekanisme
o Spontan disebabkan karena menurunnya fungsi endotel yang dapat disebabkan
karena umur,hipertensi, batu krejan dan aterosklerosis
o Tidak spontan dapat disebabkan oleh :
- Infeksi mata berat
- Trauma mata / kepala
- Setelah operasi mata atau alis
Gejala Klinis
o Umumnya asimptomatik
o Kornea tidak terpengaruhvisus N
o Sklera tertutup darah (merah terang/merah gelap)
97
o Nyeri saat perdarahan
o Terasa penuh
o Perdarahan akan meluas dalam 24 jam, perlahan diabsorbsi
Diagnosis
o Anamnesis
- Riwayat trauma
- Riwayathipertensi
- Riwayat bleeding disorder
o Pxfisik
- Px visus jika e.c trauma
- Px reaktivitas pupil
- Slit lamp
o Px penunjang (jika perdarahan berulang)
- Waktu pendarahan
- Waktu protrombin
- Hitung darah lengkap
Tata laksana
o Biasanya tidak perlu karena akan di absorbsi dalam 2 minggu
o Pengobatan dini : kompres air hangat
o Beberapa dokter menggunakan Vasocon untuk mencegah perdarahan yang
meluas
o Rujuk bila :
- Nyeri yg berhubungan dg perdarahan
- Terdapat perubahan penglihatan
- Riwayat bleeding disorder
- Riwayat hipertensi
- Riwayat trauma mata
Komplikasi
Jarang menimbulkan komplikasi karena sebenarnya penyakit ini tidak
berbahaya namun jika perdarahan menetap dapt dicurigai sebagai gejala awal limfoma
adneksa okuli.
III.9. Benda Asing Konjungtiva
98
Definisi
Benda asing adalah benda yang ada dalam tubuh yang seharusnya tidak
ada.Biasanya yang masuk ke mata berukuran kecil (serpihan kayu/logam).