Top Banner
TUGAS MAKALAH BOILER D I S U S U N OLEH Nama : RIZAL FAUZI Npm : 1404310040 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
82

MAKALAH BOILER.doc

Jan 27, 2016

Download

Documents

Rizal Fauzi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH BOILER.doc

TUGAS MAKALAH BOILER

D

I

S

U

S

U

N

OLEH

Nama : RIZAL FAUZI

Npm : 1404310040

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2015

Page 2: MAKALAH BOILER.doc

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT yang telah

memberikan kesempatan, kesehatan dan karunia-Nya kepada kami yang tak terhingga

jumlahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Makalah

Mesin dan Peralatan Dasar ini ynag membahas tentang “Mesin Boiler”.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pak

Irfandi yang telah memberikan arahan kepada kami untuk membuat makalah ini, ucapan

terimakasih juga kami ucapkan kepada orang tua dan teman-teman saya yang telah

membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini.

Pepatah mengatakan “ Tak ada gading yang tak retak” sama halnya dengan makalah

yang saya buat ini untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan, walaupun

demikian kami berharap karya tuis ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi

masyarakat umum.

Page 3: MAKALAH BOILER.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Boiler adalah bejana tertutup di mana panas pembakaran

dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam

pada tekanan tertentu, kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu

proses. Boiler ini dapat dioperasikan dengan sistem pembakaran single firing

maupun double firing yaitu pembakaran menggunakan 2 jenis bahan bakar, fuel

oil dan fuel gas. Bahaya yang paling besar adalah jika terjadi kegagalan pada

sistem supply fuel, dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mematikan

api dan pengurangan bahan bakar. Untuk menjaga fuel tetap terbakar dengan

sempurna dan untuk menghindari terjadinya banjir di dalam dapur karena fuel

tidak terbakar (tekanan fuel terlalu tinggi atau rendah) maka setiap dapur

mempunyai system safeguard dengan parameter Flow Fuel Oil (High atau Low

Flow). Bahan bakar yang digunakan boiler harus melalui beberapa tahapan

proteksi supaya bahan bakar oiler tersebut sesuai yang diinginkan. Sering

kali, inputan maupun outputan bahan bakar boiler baik fuel oil dan fuel gas

mengalami perbedaan tekanan dan perbedaan flow. Agar sistem didalamnya

bisa menjalankan fungsinya dengan baik tanpa mengalami adanya suatu

kegagalan, maka beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan antara lain

tingkat keamanan yang diperlukan untuk mengamankan proses.

Page 4: MAKALAH BOILER.doc

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Boiler

Boiler/ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran

dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air

adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses.

Air panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi

yang kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke

suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, maka volumenya akan

meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk

mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang

harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai

tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang

akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan

tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi

(high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari

sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan

menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau

membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi

mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik

(power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler

tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan

Page 5: MAKALAH BOILER.doc

energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-

temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan

bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai

dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan

dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai

bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem

steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam

dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,

tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau

tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk

menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan

yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang

digunakan pada sistem.

Klasifikasi Boiler

Boiler/ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup

pada ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api

maupun pipa air. Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada

sudut pandang masing-masing.

Dalam laporan ini ketel uap diklasifikasikan dalam kelas yaitu:

1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel

diklasifikasikan sebagai:

a. Ketel pipa api (fire tube boiler)

Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala

(hasil pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energy), yang

segera mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas (heating

Page 6: MAKALAH BOILER.doc

surface). Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi

panas (kalor) kepada air ketel.

Api/gas asap mengalir dalam pipa sedangkan air/uap diluar pipa

Drum berfungsi untuk tempat air dan uap, disamping itu drum juga

sebagai tempat bidang pemanas. Bidang pemanas terletak di dalam drum,

sehingga luas bidang pemanas yang dapat dibuat terbatas.

Gambar 2.1 diagram sederhana fire tube boiler

b. Ketel pipa air (water tube boiler)

Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air,

energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.

Page 7: MAKALAH BOILER.doc

Cara kerja:

Gambar 2.2 water tube boiler

Proses pengapian terjadi diluar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan

untuk memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya

dikondisikan terlebih dahulu melalui ecomonizer. Steam yang

dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih dahulu didalam sebuah

steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap secondary

superheater dan primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa

utama distribusi.

Karakteristik:

- Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.

- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant

pengolahan air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral

dan kandungan lain yang larut dalam air.

- Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat

tinggi seperti pada pembangkit tenaga.

Page 8: MAKALAH BOILER.doc

- Menggunakan bahan bakar minyak, dan gas untuk water tube

boiler yang dirakit dari pabrik.

- Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang

tidak dirakit di pabrik.

2. Berdasarkan pemakaiannya, ketel dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Ketel stasioner (stationary boiler) atau ketel tetap.

b. Ketel mobil (mobile boiler), ketel pindah atau portabel boiler.

Yang termasuk stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan

diatas pondasi yang tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga,

untuk industri dan lain-lain yang sepertinya.

Gambar 2.3 ketel stasioner (stationary boiler)

Yang termasuk ketel mobil, adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang

berpindah-pindah (mobile), seperti boiler lokomotif, loko mobil dan ketel

panjang serta lain yang sepertinya termasuk ketel kapal (marine boiler).

Page 9: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.4 Ketel mobil (mobile boiler)

3. Berdasarkan letak dapur (furnace positition), ketel uap diklasifikasikan

sebagai:

a. Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler),

dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam ketel.

Kebanyakan ketel pipa api memakai sistem ini.

Gambar 2.5 Ketel pembakaran di dalam

b. Ketel dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler),

dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar ketel,

kebanyakan ketel pipa air memakai sistem ini.

Page 10: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.6 ketel pembakaran di luar

4. Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube), ketel ini diklasifikasikan sebagai:

a. Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler).

b. Ketel dengan lorong ganda (multi tube steam boiler).

Pada single tube steam boiler, hanya terdapat satu lorong saja, apakah itu

lorong api atau saluran air saja. Cornish boiler adalah single fire tube

boiler dan simple vertikal boiler adalah single water tube steam boiler.

Gambar 2.7 single tube steam boiler

Multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boiler

misalnya ketel B dan W dan lain-lain.

Page 11: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.8 Multi fire tube boiler

5. Tergantung kepada poros tutup drum (shell), ketel diklasifikasikan

sebagai:

a. Ketel tegak (vertical steam boiler), seperti ketel cochran, ketel

clarkson dan lain-lain sepertinya.

Gambar 2.9 Ketel tegak (vertical steam boiler)

b. Ketel mendatar (horizontal steam boiler), seperti ketel cornish,

lancashire, scotch dan lain-lain.

Page 12: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.10 Ketel mendatar (horizontal steam boiler)

6. Menurut bentuk dan letak pipa, ketel uap diklasifikasikan sebagai:

a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk (straight, bent

and sinous tubuker heating surface).

Gambar 2.11 Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk

(straight, bent and sinous tubuker heating surface).

b. Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak (horizontal, inclined

or vertical tubuler heating surface).

Page 13: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.12 Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak

(horizontal, inclined or vertical tubuler heating surface).

7. Menurut sistem peredaran air ketel (water circulation), ketel uap

diklasifikasikan sebagai:

a. Ketel dengan peredaran alam (natural circulation steam boiler).

b. Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler).

8. Tergantung kepada sumber panasnya (heat source) untuk pembuatan uap,

ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Ketel uap dengan bahan bakar alami.

b. Ketel uap dengan bahan bakar buatan.

c. Ketel uap dengan dapur listrik.

d. Ketel uap dengan energi nuklir.

Bagian-Bagian Boiler

Pada garis besarnya water tube boiler terdiri dari:

a) Ruang Bakar (Furnace)

Page 14: MAKALAH BOILER.doc

Terdiri dari 2 ruangan, yaitu:

1. Ruang pertama, berfungsi sebagai ruang pembakaran, dimana panas

yang dihasilkan diterima langsung oleh pipa-pipa air yang berada di

dalam ruang dapur tersebut, yang terdiri dari pipa-pipa air dari drum

ke header samping kanan kiri.

2. Ruang kedua, merupakan ruang gas panas yang diterima dari hasil

pembakaran dalam ruang pertama. Dalam ruang ini sebagian besar

panas dari gas diterima oleh pipa-pipa air drum atas ke drum bawah.

b) Forced Draft Fan (Fd Fan)

Dalam ruang pembakaran pertama, udara pembakaran ditiupkan

oleh blower penghebus udara (forced draft fan) melalui kisi-kisi

bagian bawah dapur (fire grates/under roaster).

Gambar 2.13 Fd Fan

c) Drum Atas (Steam Drum)

Drum atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap.

Page 15: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.14 Steam Drum

d) Pipa Uap Pemanas Lanjut (Superheater Pipe)

Uap hasil penguapan di dalam drum atas untuk sebagian turbin

belum dapat dipergunakan, untuk itu harus dilakukan pemanasan

uap lebih lanjut melalui pipa superheater sehingga uap benar-benar

kering dengan suhu 260-280 0C . Superheater pipe ini dipasang di

dalam ruang bakar kedua.

e) Drum Bawah (Mud Drum)

Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air yang

didalamnya dipasang plat-plat pengumpul endapan untuk

memudahkan pembuangan keluar (blow down)

Gambar 2.15 Mud Drum

Page 16: MAKALAH BOILER.doc

f) Pipa-Pipa Air (Header)

Pipa-pipa air ini berfungsi sebagai tempat pemanasan air yang

dibuat sebanyak mungkin, sehingga penyerapan panas lebih merata

dengan efisiensi tinggi.

Pipa-pipa air ini terbagi dalam :

1. pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header

muka/belakang

2. pipa air yang menghubungkan drum dengan header samping

kanan/samping kiri

3. pipa air yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah

4. pipa air yang menghubungkan drum bawah dengan header

belakang

g) Pembuangan Abu (Ash Hopper)

Abu yang terbawa gas panas dari ruang pembakaran pertama,

terbuang/jatuh didalam pembuangan abu yang berbentuk kerucut.

Gambar 2.16 Pembuangan Abu (Ash Hopper)

Page 17: MAKALAH BOILER.doc

h) Pembuangan Gas Bekas

Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh blower

isap (induced draft fan) melalui saringan abu (dust collector)

kemudian dibuang ke udara bebas melalui corong asap (chimney).

Pengaturan tekanan didalam dapur dilakukan pada corong

keluar blower (exhaust) dengan klep yang diatur secara otomatis

oleh alat hydrolis (furnace draft controller).

Gambar 2.17 Chimney

i) Pressure Furnace Draft Controller

Pressure Furnace Draft Controller berfungsi untuk pengatur

tekanan permukaan.

Page 18: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.18 Pressure Furnace Draft Controller

j) Induced Draft Fan

Induced Draft Fan berfungsi sebagai penghisap abu dari gas bekas.

Gambar 2.19 Induced Draft Fan

Page 19: MAKALAH BOILER.doc

k) Dust Collector

Dust Collector berfungsi sebagai penyaring abu gas bekas.

Gambar 2.20 Dust Collector

l) Alat-Alat Pengaman

1. Katup Pengaman (Safety Valve)

Alat ini bekerja apabila tekanan kerja melebihi dari tekanan

yang telah ditentukan sesuai dengan penyetelan klep pada alat ini.

Gambar 2.21 Savety Valve

Page 20: MAKALAH BOILER.doc

2. Gelas Penduga

Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air didalam

drum atas guna memudahkan pengontrolan air dalam ketel selama

operasi.

Gambar 2.22 Gelas Penduga

3. Keran Blow down

Keran blow down (blow down valve) berfungsi untuk

membuang endapan yang tidak terlarut (total dissolved solid) pada

mud drum sehingga nilai tds air boiler yang diharapkan dapat

terjaga.

Pola perlakuan blow down lebih baik dengan frekuensi yang

tinggi dari pada dilakukan dengan periode yang lama untuk sekali

blow down.

Page 21: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.23 Keran Blow down

4. Manometer

Manometer adalah alat pengukur tekanan uap didalam boiler

yang dipasang satu buah untuk penunjuk tekanan uap basah

(saturated) dan satu buah untuk tekanan uap kering (superheated).

Gambar 2.24 Manometer

Page 22: MAKALAH BOILER.doc

5. Keran Uap Induk

Keran uap induk (main steam valve) berfungsi sebagai alat

untuk membuka dan menutup aliran uap boiler yang terpasang

pada pipa uap induk .

Gambar 2.25 Keran Uap Induk

6. Kontrol Air Umpan

Berfungsi sebagai pengontrol bukaan valve air umpan boiler ke

dalam steam drum yang dapat dilakukan secara otomatis melalui

water level controller.

(a) (b)Gambar 2.26 (a) Automatic Feed Regulator (b) Water LevelController

Page 23: MAKALAH BOILER.doc

7. Soot Blower

Berfungsi sebagi alat penghebus debu yang ada pada bagian

luar pipa-pipa air boiler.

Gambar 2.27 Soot Blower

8. Panel Utama (Main Panel)

Panel Utama (Main Panel) berfungsi sebagai pengontrol

atau alat pengaman semua alat-alat pada boiler.

Gambar 2.28 Panel Utama (Main Panel)

Page 24: MAKALAH BOILER.doc

m) Pipa Waterwall

Pada ruang bakar ketel uap komponen yang paling

penting adalah pipa waterwall, dimana panas yang dihasilkan

pada pembakaran bahan bakar diserap waterwall, sehingga air

yang terdapat pada pipa waterwall mengalami penaikan

temperatur sampai berubah menjadi uap. Tube Wall adalah

merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding dan dipasang

secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga membentuk ruangan

persegi empat yang disebut ruang bakar. Fungsi tube wall

adalah alat pemanas air dengan

bidang yang luas sehingga mempercepat proses penguapan.

n) Superheater

Gambar 2.29 Wall Tube Boiler

Superheater adalah piranti penting pada unit pembangkit

uap. Tujuannya adalah untuk meningkatkan temperatur uap jenuh

tanpa menaikkan tekanannya. Biasanya piranti ini merupakan

bagian integral dari ketel, dan ditempatkan dijalur gas asap

panas dari

Page 25: MAKALAH BOILER.doc

dapur. Pada dari gas asap ini digunakan untuk memberikan panas

lanjut pada uap.

Gambar 2.30 Superheater.

2.4 Pengoperasian Boiler

Pada umumnya setiap mesin yang diproduksi oleh pabrik selalu

dilengkapi dengan handbook/ buku petunjuk cara pemasangan, perawatan, dan

pengoperasiannya. Begitu juga dengan ketel uap yang ada di PT. PP London

Sumatera sektor Dolok Palm Oil Mill terdapat buku petunjuk tentang

spesifikasi pengoperasian, perawatan, pemasangan, dan lain-lain.

Secara garis besar penulis akan menjelaskan pengoperasian boiler

berdasarkan petunjuk yang ada dari buku petunjuk dan penjelasan dari

operator, diantaranya:

Ketentuan Umum

Sebelum mengoperasikan boiler ada beberapa hal yang harus

diperhatikan demi kelancaran dan keselamatan kerja, diantara:

- Tekanan ketel uap maksimum yang diijinkan

Page 26: MAKALAH BOILER.doc

- Tekanan uap yang diperlukan

- Kapasitas produksi uap maksimum

- Pemeriksaan visual pada bagian luar dan dalam

- Tangki air umpan (feed water tank) dalam keadaan penuh

- Pompa air umpan (feed water pump) dalam kondisi baik

- Seluruh peralatan pengaman boiler dalam kondisi baik

- Tinggi permukaan air boiler di dalam drum sesuai dengan batas

yang ditentukan

- Dapur dalam keadaan bersih

- Bahan bakar cukup tersedia

Urutan menghidupkan boiler

1. Buka keran buangan udara (vent drain) pada drum superheater

(bila menggunakan superheater

2. Drain air pada gelas penduga

3. Hidupkan pompa air umpan dan buka keran buangan air pada

drum (blow down)

4. Kemudian keran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur

sampai batas yang ditentukan

5. Hidupkan fuel modulating dan fuel feeder fan

6. Hidupkan pendulum

7. Hidupkan conveyor bahan bakar

8. Isi bahan bakar dan hidupkan api

9. Setelah api cukup besar hidupkan induced draft fan dengan

posisi damper tertutup dan setelah putaran idf normal buka

damper dan atur ampere idf sekitar 125 amp

Page 27: MAKALAH BOILER.doc

10. Hidupkan secondary fan

11. Hidupkan forced draft fan dan dijaga agar tekanan udara dalam

ruang bakar (10 – 30 mm hg)

12. Tutup valve buang udara pada drum superheater

13. Pada tekanan 15 bar kerangan induk steam dapat dibuka secara

perlahan-lahan

14. Naikkan tekanan boiler sampai tekanan kerja (20 bar)

15. Lakukan blowdown secara kontinyu (sesuai dengan kondisi

tds)

16. Pertahankan tekanan steam normal dengan pengaturan bahan

bakar melalui pressure f d controller

17. Lakukan soot blower setiap 3 jam sekali

18. Lakukan penarikan kerak setiap 4 jam sekali

Urutan menghentikan boiler :

1. Turunkan tekanan dengan menutup sliding door bahan bakar

2. Matikan fd fan

3. Matikan secondary fan

4. Buka pintu ruang bakar dan tarik abu keluar

5. Pastikan turbin uap telah berhenti kemudian tutup kerangan

induk steam

6. Matikan id fan

7. Turunkan tekanan dengan melakukan sirkulasi air

Page 28: MAKALAH BOILER.doc

8. Tutup keran uap pada deaerator dan feed tank

9. Matikan deaerator pump dan feed water pump

Dalam hal boiler kekurangan air akibat kerusakan pompa air :

1. Hentikan induced draft fan, forced draft fan dan secondary fan

2. Tutup keran induk

3. Tarik api

4. Tutup semua pintu setelah selesai tarik api agar udara dingin

tidak masuk ke dalam dapur

5. Periksa penyebab kerusakan pompa.

Bahan Bakar Boiler

Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang

diinginkan atau dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan

air tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar

di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna di dalam

ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:

1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan fiber)

2. Udara yang dipakai harus mencukupi

3. Waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran harus cukup.

4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran

5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api

6. Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah cangkang dan fiber.

Adapun alasan mengapa digunakan cangkang dan fiber sebagai bahan

bakar adalah :

1. Bahan bakar cangkang dan fiber cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.

2. Cangkang dan fiber merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak

digunakan.

Page 29: MAKALAH BOILER.doc

3. Nilai kalor bahan bakar memenuhi persyaratan untuk menghasilkan panas yang

dibutuhkan.

4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman

kelapa sawit.

5. Harga lebih ekonomis.

Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam

berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada

buah kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.

Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain :

Carbon (C), Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur

kimia yang terkandung pada cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda

jumlahnya, bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan

berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur

akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan partikel pijar.

Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari fiber akan

menghambat proses pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang

sempurna, dan jika cangkang digunakan sedikit, panas yang dihasilkan akan

rendah, karena cangkang apabila dibakar akan mengeluarkan panas yang besar.

Fiber adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila

telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat

dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit, didalam

serabut dan daging buah sawitlah minyak CPO terkandung.

Panas yang dihasilkan fiber jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan

oleh cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar fiber dari pada cangkang.

Disamping fiber lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian fiber

yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat

menghambat proses perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil

pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall,

disamping mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (pintu keluar

untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan.

Page 30: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.31 Fiber kelapa sawit

Gambar 2.32 Cangkang sawit

Komposisi Bahan Bakar Cangkang dan Fiber

Pada Palm Oil Mill ini menggunakan ketel uap pipa air BOILERMECH

berbahan bakar cangkang dan fiber. Penulis akan mencari nilai kalor dari

cangkang dan fiber tersebut. Adapun data yang diperoleh dari Palm Oil Mill

mengenai kandungan unsur-unsur yang terdapat pada cangkang dan fiber pada

Page 31: MAKALAH BOILER.doc

Nama Unsur Cangkang Fiber

Karbon (C) 61,34 % 40,00 %

Hidrogen (H2) 3,25 % 4,25 %

Oksigen (O2) 31,16 % 30,29 %

Nitrogen (N2) 2,45 % 22,29 %

Abu 1,80 % 3,17 %

perbandingan 1 : 3 dan komposisi 1 kg bahan bakar cangkang dan fiber adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Komposisi dari unsur-unsur kimia bahan bakar

Sumber : Palm Oil Mill

Maka komposisi 1 kg bahan bakar adalah sebagai berikut :

C = ( 1

x 61,34 % ) +4

1

( 3

x

40,00%)4

3

= 45,335 % = 0,45335 kg

H2 =

O2 =

N2 =

Abu =

( x 3,25 % ) +4

( 1

x 31,16 % )

+4

( 1

x 2,45 % )

+4

( 1

x 1,80 % )

+4

( x4

( 3

x4

( 3

x4

( 3

x4

4,25%)

30,29 %)

22,29 %)

3,17 %)

= 4 % = 0,04 kg

= 30,5075 % = 0,305075 kg

= 17,330 % = 0,17330 kg

= 2,8275 % = 0,028275 kg

= 100 % = 1,00 kg

Page 32: MAKALAH BOILER.doc

Siklus Rankine

Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari

suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

ditinjau dari fluida kerjanya yang mengalami perubahan fase selama siklus pada

saat evaporasi dan kondensasi, oleh karena itu fluida kerja untuk siklus Rankine

harus merupakan uap. Siklus Rankine ideal tidak melibatkan beberapa masalah

irreversibilitas internal. Irreversibilitas internal dihasilkan dari gesekan fluida,

throttling, dan pencampuran, yang paling penting adalah irreversibilitas dalam

turbin dan pompa dan kerugian-kerugian tekanan dalam penukar-penukar panas,

pipa-pipa, bengkokan-bengkokan, dan katup-katup.

Temperatur air sedikit meningkat selama proses kompresi isentropik

karena ada penurunan kecil dari volume jenis air, air masuk boiler sebagai cairan

kompresi pada kondisi 2 dan meninggalkan boiler sebagai uap kering pada

kondisi 3. Boiler pada dasarnya penukar kalor yang besar dimana sumber panas

dari pembakaran gas, reaktor nuklir atau sumber yang lain ditransfer secara

esensial ke air pada tekanan konstan. Uap superheater pada kondisi ke 3 masuk ke

turbin yang mana uap diexpansikan secara isentropik dan menghasilkan kerja oleh

putaran poros yang dihubungkan pada generator lisrik. Temperatur dan tekanan

uap jatuh selama proses ini mencapai titik 4, dimana uap masuk ke kondensor dan

pada kondisi ini uap biasanya merupakan campuran cairan-uap jenuh dengan

kualitas tinggi.

Uap dikondensasikan pada tekanan konstan di dalam kondensor yang

merupakan alat penukar kalor mengeluarkan panas ke medium pendingin.

Page 33: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.33 Diagram alir siklus Rankine sederhana

Gambar 2.34 Diagram T-s siklus Rankine sederhana

Page 34: MAKALAH BOILER.doc

Salah satu modifikasi dari siklus Rankine dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 2.35 Diagram alir siklus Rankine dengan satu tingkat ekstraksi

Uap panas lanjut dari ketel memasuki turbin, setelah melalui beberapa

tingkatan sudu turbin, sebagian uap diekstraksikan ke deaerator, sedangkan sisanya

masuk ke kondensor dan dikondensasikan didalam kondensor. Selanjutnya air dari

kondensor dipompakan ke deaerator juga. Di dalam deaerator, uap yang berasal dari

turbin yang berupa uap basah bercampur dengan air yang berasal dari kondensor.

Kemudian dari deaerator dipompakan kembali ke ketel, dari ketel ini air yang sudah

menjadi uap kering dialirkan kembali lewat turbin.

Tujuan uap diekstraksikan ke deaerator adalah untuk membuang gas-gas yang

tidak terkondensasi sehingga pemanasan pada ketel dapat berlangsung efektif,

mencegah korosi pada ketel, dan meningkatkan efisiensi siklus.

Untuk mempermudah penganalisaan siklus termodinamika ini, proses-

proses tersebut di atas disederhanakan dalam bentuk diagram berikut :

Page 35: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.36 Diagram T-s siklus Rankine dengan satu tingkat ekstraksi

Siklus Rankine terbuka pada boiler yang ada di Palm Oil Mill:

Gambar 2.37 Diagram alir siklus Rankine terbuka

Page 36: MAKALAH BOILER.doc

Gambar 2.38 Diagram T-s siklus Rankine terbuka

Proses Pembentukan Uap

Sebagai fliuda kerja di ketel uap, umumnya digunakan air (H2O) karena

bersifat ekonomis, mudah di peroleh, tersedia dalam jumlah yang banyak, serta

mempuyai kandungan entalpi yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan fluida

kerja yang lain.

Penguapan adalah proses terjadinya perubahan fasa dari cairan menjadi

uap. Apabila panas diberikan pada air, maka suhu air akan naik. Naiknya suhu air

akan meningkatkan kecepatan gerak molekul air. Jika panas terus bertambah

secara perlahan-lahan, maka kecepatan gerak air akan semakin meningkat pula,

hingga sampai pada suatu titik dimana molekul-molekul air akan mampu

melepaskan diri dari lingkungannya (100o) pada tekanan 1[kg/cm2], maka air

secara berangsur-angsur akan berubah fasa menjadi uap dan hal inilah yang

disebut sebagai penguapan.

Page 37: MAKALAH BOILER.doc

Proses perubahan fasa air menjadi uap dapat digambarkan pada diagram T-

S seperti gambar dibawah:

Keterangan:

Gambar 2.39 Diagram T-S

1-2 : Pipa-pipa evaporator pipa penguat

2-3 : Pipa-pipa superheater

1-3 : Ketel uap

Metode Pengkajian Efisiensi Boiler

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada skripsi ini

adalah metode langsung. Secara umum skripsi ini akan membahas analisa nilai

kalor bahan bakar dan perhitungan efisiensi boiler.

Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat.

Sedangkan efisiensi pada boiler atau ketel uap yang didapatkan dari perbandingan

antara energi yang dipindahkan atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel

dengan masukan energi kimia dari bahan bakar.

Page 38: MAKALAH BOILER.doc

Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler :

1) Metode Langsung

Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)

dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.

Metodologi Dikenal juga sebagai „metode input-output’ karena

kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan keluaran/output (steam)

dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini

dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:

Efisiensi Boiler (η) =

Efisiensi Boiler (η) =

Keterangan: Ws = kapasitas produksi uap ( kg uap/jam )

Wf

h3

h1

LHV

= konsumsi bahan bakar ( kg/jam )

= entalpi uap ( kJ/kg )

= entalpi air umpan/pengisi ketel ( kJ/kg )

= nilai kalor pembakaran rendah (kJ/kg)

Keuntungan metode langsung

- Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler

- Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan

- Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan

- Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark

Kerugian metode langsung

- Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari

efisiensi sistem yang lebih rendah

Page 39: MAKALAH BOILER.doc

- Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada

berbagai tingkat efisiensi

2) Metode Tidak Langsung

Efisiensi merupakan perbedaan antar kehilangan dan energi masuk.

Metodologi Standar acuan untuk Uji Boiler di tempat dengan

menggunakan metode tidak langsung adalah British Standard, BS

845:1987 dan USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam

Generating Units.

Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode kehilangan

panas. Efisiensi dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan

panas dari 100 sebagai berikut:

Efisiensi boiler (n) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)

Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan

panas yang diakibatkan oleh:

i. Gas cerobong yang kering

ii. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar

iii. Penguapan kadar air dalam bahan bakar

iv. Adanya kadar air dalam udara pembakaran

v. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash

vi. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash

vii. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung

Kehilangan yang diakibatkan oleh kadar air dalam bahan bakar

dan yang disebabkan oleh pembakaran hidrogen tergantung pada bahan

bakar, dan tidak dapat dikendalikan oleh perancangan.

Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan

menggunakan metode tidak langsung adalah:

Page 40: MAKALAH BOILER.doc

- Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu)

- Persentase oksigen atau CO2 dalam gas buang

- Suhu gas buang dalam oC (Tf)

- Suhu awal dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara

kering

- LHV bahan bakar dalam kkal/kg

- Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan

bakar padat)

- LHV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)

Keuntungan metode tidak langsung

Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran,

yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk meningkatkan

efisiensi boiler.

Kerugian metode tidak langsung

- Perlu waktu lama

- Memerlukan fasilitas laboratorium untuk analisis.

Untuk penyusunan skripsi ini penulis menganalisa dengan metode

langsung, dimana penulis mengambil data secara langsung dilapangan meliputi :

- Steam pressure superheater (bar)

- Temperatur feed tank (oC)

- Temperatur daerator (oC)

- Temperatur out let steam (oC)

- Steam flow (ton uap/jam)

Page 41: MAKALAH BOILER.doc

Neraca Panas

Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk

diagram alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana

energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai

kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal

menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masing-masing.

Gambar 2.40 Diagram neraca energi boiler

Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler

terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut

memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan

steam.

Gambar 2.41 Kehilangan pada Boiler yang Berbahan Bakar Batubara

Page 42: MAKALAH BOILER.doc

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat

dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus

mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi

energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:

Kehilangan gas cerobong:

- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang

tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan

pemeliharaan).

- Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan

perawatan (pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan

teknologi boiler).

Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan

abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang

lebih baik),

Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur

ulang kondensat),

Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)

Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler

yang lebih baik).

Nilai kalor (Heating Value)

Nilai kalor merupakan energi kalor yang dilepaskan bahan bakar pada

waktu terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang ada pada bahan bakar tersebut.

Bahan bakar adalah zat kimia yang apabila direaksikan dengan oksigen (O2) akan

menghasilkan sejumlah kalor. Bahan bakar dapat berwujud gas, cair, maupun

padat. Selain itu, bahan bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun atas

beberapa unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), dan nitrogen (N).

Kualitas bahan bakar ditentukan oleh kemampuan bahan bakar untuk

menghasilkan energi. Kemampuan bahan bakar untuk menghasilkan energi ini

Page 43: MAKALAH BOILER.doc

sangat ditentukan oleh nilai bahan bakar yang didefinisikan sebagai jumlah energi

yang dihasilkan pada proses pembakaran per satuan massa atau persatuan volume

bahan bakar.

Nilai pembakaran ditentukan oleh komposisi kandungan unsur di dalam

bahan bakar. Dikenal dua jenis pembakaran (Ir. Syamsir A. Muin, Pesawat-

pesawat Konversi Energi 1 (Ketel Uap) 1988:160), yaitu:

1. Nilai Kalor Pembakaran Tinggi

Nilai kalor pembakaran tinggi atau juga dikenal dengan istilah High

Heating Value (HHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan air

dari proses pembakaran ikut diperhitungkan sebagai panas dari proses

pembakaran.

Dirumuskan dengan:

HHV = 33950 C + 144200 (H2 – O2/8) + 9400 S kj/kg

2. Nilai Kalor Pembakaran Rendah

Nilai kalor pembakaran rendah atau juga dikenal dengan istilah Low

Heating Value (LHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan

uap air dari hasil pembakaran tidak ikut dihitung sebagai panas dari proses

pembakaran. Dirumuskan dengan:

LHV = HHV – 2411 (9H2) kj/kg

Kebutuhan Udara Pembakaran

Kebutuhan udara pembakaran didefinisikan sebagai kebutuhan oksigen

yang diperlukan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar secara sempurna yang

meliputi :

a. Kebutuhan udara teoritis (Ut) :

Ut = 11,5 C + 34,5 (H-O/8) + 4,32 S kg/kgBB

Page 44: MAKALAH BOILER.doc

b. Kebutuhan udara pembakaran sebenarnya/aktual (Us) :

Us = Ut (1+α) kg/kgBB

Gas Asap

Reaksi pembakaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari sejumlah

energi. Senyawa-senyawa yang merupakan hasil dari reaksi pembakaran disebut

gas asap.

a. Berat gas asap teoritis (Gt)

Gt = Ut + (1-A) kg/kgBB

Dimana A = kandungan abu dalam bahan bakar (ash)

Gas asap yang terjadi terdiri dari:

- Hasil reaksi atas pembakaran unsur-unsur bahan akar dengan O2

dari udara seperti CO2, H2O, SO2

- Unsur N2 dari udara yang tidak ikut bereaksi

- Sisa kelebihan udara

Dari reaksi pembakaran sebelumnya diketahui:

1 kg C menghasilkan 3,66 kg CO2

1 kg S menghasilkan 1,996 kg SO2

1 kg H menghasilkan 8,9836 kg H2O

Maka untuk menghitung berat gas asap pembakran perlu dihitung dulu

masing-masing komponen gas asap tersebut (Ir. Syamsir A. Muin,

Pesawat-pesawat konversi 1 (Ketel Uap) 1988:196):

Berat CO2 = 3,66 C kg/kg

Berat SO2 = 2 S kg/kg

Berat H2O = 9 H2 kg/kg

Page 45: MAKALAH BOILER.doc

Berat N2 = 77% Us kg/kg

Berat O2 = 23% 20% Ut

Dari perhitungan di atas maka akan didapatkan jumlah gas asap:

Berat gas asap (Gs) = W CO2 + W SO2 + W H2O + W N2 + W O2

Atau

b. Berat gas asap sebenarnya (Gs)

Gs = Us + (1-A) kg/kgBB

Untuk menetukan komposisi dari gas asap didapatkan:

Kadar gas = (W gas tersebut / W total gas) x 100%

Volume Gas Asap

Jumlah oksigen adalah 21% jumlah udara pembakaran. Jadi:

V(o2) = 21% (Va)act ; belum termaksud oksigen yang dikandung dalam bahan

bakar. Oksigen yang terdapat dalam bahan bakar tergantung persentasenya.

Dengan demikian maka volume gas asap basah adalah :

Vg = 1,24 (9 H2) m3/kgBB

Dimana :

Vg = Volume gas asap (m3/kgBB)

C = Nilai carbon bahan bakar

S = Nilai Sulfur bahan bakar

H2 = Nilai Hidrogen bahan bakar

Page 46: MAKALAH BOILER.doc

Perhitungan Efisiensi Boiler

Daya guna (efisiensi) boiler adalah perbandingan antara konsumsi

panas dengan suplai panas (Ir. Syamsir A. Muin, Pesawat-pesawat konversi 1

(Ketel Uap) 1988:223).

Keterangan: Ws = kapasitas produksi uap ( kg uap/jam )

Wf

h3

h1

LHV

= konsumsi bahan bakar ( kg/jam )

= entalpi uap ( kJ/kg )

= entalpi air umpan/pengisi ketel ( kJ/kg )

= nilai kalor pembakaran rendah (kJ/kg)

Page 47: MAKALAH BOILER.doc

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Boiler adalah bejana tertutup di mana panas pembakaran

dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan

tertentu, kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Boiler ini dapat

dioperasikan dengan sistem pembakaran single firing maupun double firing yaitu

pembakaran menggunakan 2 jenis bahan bakar, fuel oil dan fuel gas. Bahaya yang paling

besar adalah jika terjadi kegagalan pada sistem supply fuel, dan membutuhkan waktu yang

relatif lama untuk mematikan api dan pengurangan bahan bakar. Untuk menjaga fuel tetap

terbakar dengan sempurna dan untuk menghindari terjadinya banjir di dalam dapur karena

fuel tidak terbakar (tekanan fuel terlalu tinggi atau rendah) maka setiap dapur

mempunyai system safeguard dengan parameter Flow Fuel Oil (High atau Low Flow).

Bahan bakar yang digunakan boiler harus melalui beberapa tahapan proteksi supaya

bahan bakar oiler tersebut sesuai yang diinginkan.