A. Asal dan Struktur Batuan Metamorf Batuan metamorf ( berasal dari bahasa Yunani "meta" berarti "perubahan" dan "morphe" berarti "bentuk") Merupakan hasil transformasi atau metamorphosis (perubahan) atau rekristalisasi dalam keadaan padat dari batuan beku, sedimen, dan bahkan metamorf. Perubahan meliputi kondisi fisika dan kondisi kimia, terutama panas (Temperatur), tekanan dan pengenalan pada cairan kimia aktif dan gas. Aktivitas metamorfisme ini juga dapat mengubah komposisi mineral termasukpembentukan mineral baru (garnet, kyanite, klorit, serisit, staurolite, andalusite, dll), tekstur (granit untuk granit gneiss) dan atau keduanya. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses metamorfisme. Batuan asli yang sudah ada sebelumnya, Namun dipengaruhi oleh perubahan metamorf, disebut protolith peningkatan suhu pada bagian dalam bumi bisa sangat tinggi, sehingga dapat menyebabkan batu mengalami pelelehan secara keseluruhan atau sebagian saja. Metamorfisme pada batuan beku atau sedimen kemungkinan hanya terjadi sebagian atau secara keseluruhan. Akibat dari dari proses metamorfise ini menyebabkan hilangnya perbedaan tajam antara batuan beku dengan batuan sedimen dan mineral mineral pelengkap metamorfisme, seperti kemungkinan dolerites akan bergabung menjadi hornblende sekis dan batugamping berubah menjadi marmer. Agen utama penyebab terjadinya proses metamorfisme dalam kerak bumi adalah Tekanan, tegangan geser, peningkatan suhu, efek cairan kimia aktif dan gas. Berat dari sedimen-sedimen overburden akan berpengaruh kecil pada transformasi, selain pemadatan dan
makalaih ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. Asal dan Struktur Batuan Metamorf
Batuan metamorf ( berasal dari bahasa Yunani "meta" berarti "perubahan" dan "morphe" berarti
"bentuk") Merupakan hasil transformasi atau metamorphosis (perubahan) atau rekristalisasi
dalam keadaan padat dari batuan beku, sedimen, dan bahkan metamorf. Perubahan meliputi
kondisi fisika dan kondisi kimia, terutama panas (Temperatur), tekanan dan pengenalan pada
cairan kimia aktif dan gas. Aktivitas metamorfisme ini juga dapat mengubah komposisi mineral
termasukpembentukan mineral baru (garnet, kyanite, klorit, serisit, staurolite, andalusite, dll),
tekstur (granit untuk granit gneiss) dan atau keduanya. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses
metamorfisme.
Batuan asli yang sudah ada sebelumnya, Namun dipengaruhi oleh perubahan metamorf, disebut
protolith peningkatan suhu pada bagian dalam bumi bisa sangat tinggi, sehingga dapat
menyebabkan batu mengalami pelelehan secara keseluruhan atau sebagian saja. Metamorfisme
pada batuan beku atau sedimen kemungkinan hanya terjadi sebagian atau secara keseluruhan.
Akibat dari dari proses metamorfise ini menyebabkan hilangnya perbedaan tajam antara batuan
beku dengan batuan sedimen dan mineral mineral pelengkap metamorfisme, seperti
kemungkinan dolerites akan bergabung menjadi hornblende sekis dan batugamping berubah
menjadi marmer.
Agen utama penyebab terjadinya proses metamorfisme dalam kerak bumi adalah Tekanan,
tegangan geser, peningkatan suhu, efek cairan kimia aktif dan gas. Berat dari sedimen-sedimen
overburden akan berpengaruh kecil pada transformasi, selain pemadatan dan litifikasi yang
termassuk cairan pelarut yang mengankut material-material dan sekaligus berperan sebagai
pengikat butiran di batuan sedimen. Perubahan bentuk oleh gaya geser dapat menjadi agen yang
berpotensi dalam proses metamorfisme, keristal Kristal besar dan mineral berukuran krikil akan
diratakan memanjang, meratakan dan gaya ini juga merusak struktur asli mineral tersebut.
Peningkatan temperature merupakan agen paling berpengaruh dalam proses metamorfisme, ada
tiga factor yang menyebabkan peningkatan temperature pada litosfer
1. Panas bumi meningkat secara bertahap kira-kira 25-30 C untuk setiap penambahan
kedalaman 33-40m
2. Efek dari panas tubuh magmatic yang dicetak dibagian dalam litosfer
3. Gesekan tektonik dalam litosfer
Struktur batuan Metamorf Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau
orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan
metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena adnya
penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity),
permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
1a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang
dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.
Batuannya disebut slate (batusabak).
b. Phylitic
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih
besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut