Skizofrenia ParanoidAzrin Agmalina102012327Universitas Kristen
Krida WacanaJalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 11470Email:
[email protected] merupakan gangguan
psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk di dunia menderita
skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul
pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Skizofrenia adalah suatu
gangguan dengan etiologi tak diketahui, ditandai oleh gejala
psikotik yang secara berarti mengganggu fungsi dan menyangkut
gangguan dalam perasaan, berpikir, dan perilaku. Gangguan ini
kronik dan umumnya memiliki fase prodromal, fase aktif dengan
delusi, halusinasi, atau keduanya, dan suatu fase residual di mana
gangguan itu mungkin dalam keadaan remisi. . Skizofrenia banyak
ditemukan pada UGD karena hebatnya gejala, ketidakmampuan pasien
untuk merawat dirinya sendiri, tiada daya tilik diri, dan
keruntuhan sosial yang lambat laun terjadi, serta menjauhnya pasien
dari lingkungannya. Diagnosis terhadap skizofrenia mengalami
perubahan-perubahan, ada bebrapa cara untuk menegakkan diagnosis.
Pedoman untuk menegakkan diagnostik adalah DSM-IV (Diagnostik and
statistical manual) dan PPDGJ-III/ICD-X.2 Dalam kasus skizofrenia
diperlukan penegakkan diagnosis yang tepat dan cepat serta
pemberian terapi; baik berupa obat-obatan (terapi biologis),
psikoterapi, dan psikososial.1
PembahasanAnamnesis/wawancara psikiatrikPada pasien yang
mengalami gangguan jiwa/ mental, cara yang tepat untuk mendapat
informasi mengenai status medisnya dapat dilakukan dengan wawancara
psikatrik.2 Pasien yang mengalami gangguan jiwa dapat datang ke
klinik bersama orang lain (alloanamnesis) atau datang sendiri
(autoanamnesis). Oleh karena itu, informasi dapat juga di dapat
dari saudara atau rekan pasien. Hal-hal yang dapat ditanyakan dapat
berupa :1. Identitas penderita: Nama, alamat, tempat/tanggal lahir
, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status sosial ekonomi
keluarga, anak pasien (jumlah, jenis kelamin, dan berapa yang masih
tinggal bersama penderita) serta lingkungan tempat tinggal.
2. Keluhan utama : Pertanyaan pembuka dapat diberikan seperti
bagaimana saya bisa menolong saudara? Gangguan kesehatan apa yang
saudara alami? Silahkan menceritakan apa yang meresahkan saudara? .
Pada umumnya pembukaan seperti ini akan memacu pasien untuk
bercakap bebas yang menghasilkan keterangan yang jauh lebih
bermakna dibandingkan dengan prosedur Tanya jawab formal. Pasien
dibiarkan menceritakan segalanya dengan gaya dan caranya sendiri.
Ada pula pasien yang tidak mengemukakan keluhan tertentu atau
mengaku tidak menderita apa-apa,rupanya ia puas dengan fantasinya
tapi keluhan datang dari pihak keluarga yang khawatir akan perilaku
pasien.2
3. Riwayat penyakit sekarang:3 Keluhan utama perlu diketahui,
yaitu keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat dan untuk
mengetahui indikasi perawatan Sejak kapan mulai keluhan? Keluhan
memperberat dalam keadaan seperti apa? Faktor yang mempengaruhi
(organobiologik, psikososial). Dampak keluhan pada pekerjaan,
fungsi sosial dan sehari- hari. Mulai dengan berbicara pada pasien
tentang keadaan sebelum sakit, agar pasien merasa santai dan untuk
membandingkan keadaan pasien sebelum dan sesudah menderita keluhan
tersebut. Tanyakan secara detail pengalaman yang aneh atau ajaib
dan segala sesuatu yang dirasakan pasien. Bila pasien tidak dapat
melukiskan gejalanya, tanyakan tentang adanya pengalaman yang amat
spesifik, dimulai dengan pengalaman prapsikotiknya (dj vu, baal,
derealisasi), kemudian halusinasi. Tanyakan tentang gagasan bunuh
diri; 10% pasien skizofrenik mati karena bunuh diri, biasanya pada
masa dini perjalanan penyakit.3
4. Riwayat penyakit dahulu Adakah pasien pernah menderita
keluhan yang sama? Pernah diobati/ dirawat di mana sebelum dibawa
ke RS Gangguan psikiatrik lain? Mulai dari sakit pertama kali,
gejala, stressor, diagnosis, terapi, lama sakit, sakit yang kedua,
ketiga dan seterusnya.45. Riwayat penyakit keluarga: Identitas
anggota keluarga, umur, pendidikan, status perkahwinan, gangguan
jiwa, sebab kematian) Adakah sanak keluarga dekat pasien pernah ada
riwayat penyakit jiwa, mental atau penyakit saraf yang lain.16.
Riwayat kehidupan pribadi: Riwayat perkembangan fisik: dari dalam
kandungan, kondisi ibu saat hamil, saat partus, pernah sakit/
kejang/ kecelakaan bermakna, operasi, dirawat. Riwayat perkembangan
keperibadian: perkembangan psikomotor, kognitif, moral, kualitas
komunikasi asuh, pola pergaulan/ hubungan sosial, problem
emosional, identitas diri, tokoh idola, hobi. Riwayat pendidikan:
dari TK, SD, SMP, SMA serta prestasi sekolah, pernah berhenti atau
pindah sekolah, kegiatan luar sekolah Riwayat pekerjaan: di mana,
jenis, senang/ tidak, lama, alasan berhenti/ pindah, hubungan
dengan orang di tempat kerja Kehidupan beragama: sikap terhadap
agama, taat beribadah, pengaruh agama dalam hidup Riwayat kehidupan
psikoseksual dan perkahwinan: pacaran, dijodohkan/ pilihan sendiri,
keharmonisan.37. Riwayat sosial sekarang: Kondisi fisik tempat
tinggal dan lingkungan, jumlah penghuni dalam rumah, interaksi
keluarga dengan pasien, sikap keluarga terhadap kondisi psikososial
pasien, pencari nafkah utama dalam keluarga.1
Pemeriksan Fisik umum1. Keadaan umum: meliputi tingkat kesadaran
( seperti : compos mentis dan lainnya), ada tidaknya deficit
konsentrasi, tingkat kelemahan (keadaan penyakit) dan (status gizi)
ada tidaknya perubahan berat badan, gelisah/ tenang.22. Pemeriksaan
tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter
untuk menilai kondisi pasien sama baik atau buruk. Antara
pemeriksaan yang dilakukan ialah memeriksa suhu tubuh,nadi,tekanan
darah dan frekuensi nafas pasien.1
Pemeriksaan status mental.Pemeriksaan status mental adalah
gambaran dari keseluruhan tentang pasien yang didapat dari hasil
observasi pemeriksa dan kesan yang dimunculkan oleh pasien saat
wawancara.4 Status mental pasien dapat berubah-ubah. Secara garis
besar gambaran status mental adalah :1.Deskripsi umum : penampilan,
perilaku dan aktivitas psikomotor, sikap terhadap pemeriksa2.Mood
dan afek : mood, afek, keserasian afek3.Pembicaraan
4.Persepsi5.Pikiran: proses dan bentuk pikir, isi pikir6.Sensorium
dan kognisi: a. Kesadaran b. Orientasi dan daya ingatc. Konsentrasi
dan perhatiand. Kemampuan membaca dan menulise. Kemampuan
visuospasialf. Pikiran abstrakg. Intelegensi dan kemampuan
informasih. Bakat kreatifi. Kemampuan menolong diri
sendiri7.Pengendalian impuls8.Daya nilai dan tilikan9.Taraf dapat
dipercaya.4
Pemeriksaan status mini mental (MMSE)Mini mental state
examination adalah instrument singkat untuk menilai fungsi
kognitif, menilai orientasi, daya ingat, kalkulasi, kemampuan
membaca dan menulis, kemampuan visuospasial dan berbahasa. Nilai
total 30. Pemeriksaan status mini mental merupakan bagian dari
sensorium dan kognisi.5
Tabel 1. Status mini mental.5ItemTesNilai MaxNilai
ORIENTASI
1Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa?5
2Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),
(ruang)5
REGISTRASI
3Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang 1
detik (misal apel, uang, meja) responden diminta mengulanginya.
Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai responden
dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan3
ATENSI DAN KALKULASI
4Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap
jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.Atau responden
diminta mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang
benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai)5
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas3
BAHASA
6Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan
(perlihatkan pensil dan jam tangan)2
7Responden diminta mengulang kalimat tanpa kalau dan atau
tetapi1
8Responden diminta melakukan perintah Ambil kertas ini dengan
tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai3
9Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya:
Pejamkanlah mata Anda 1
10Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan1
11Responden diminta menyalin gambar
1
Skor Total30
Pemeriksaan neuropsikologikTes apersepsi tematik (TAT) dan
rorschach umumnya menunjukan respon yang aneh.Uji projektif
didapatkan bahwa bila dibandingkan orang tua dari control normal,
orang tua pasien skizofrenia menunjukan lebih banyak deviasi dari
normal. Halstead reitan battery menunjukan adanya atensi dan
intelegensi yang terganggu, turunnya waktu retensi, dan gangguan
kemampuan pemecahan masalah. Pasien skizofrenia memiliki IQ lebih
rendah dibandingkan pasien non skizofrenia. Penurunan IQ ini
terjadi dengan progesi penyakitnya.4
Diagnosis KerjaSkizofrenia paranoidTipe ini yang paling stabil
dan paling sering. Awitan subtype ini biasanya terjadi lebih
belakangan bila dibandingkan dengan bentuk-bentuk skizofrenia
lainnya.2 gejalanya terlihat sangat konsisten, pasien dapat atau
tidak bertindak sesuai dengan wahamnya. Pasien sering tidak
kooperatif dan sulit untuk kerjasama, dan mungkin agresif, marah,
atau ketakutan dan tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan
perilaku disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol sedangkan
afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh. Beberapa contoh
gejala paranoid yang paling sering di temukan yaitu:1.Waham kejar,
rujukan, kebesaran, waham dikendalikan, dipengaruhi dan
cemburu.2.Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah atau
menghina.2
Klasifikasi skizofrenia Untuk menegakkan diagnosis
skizofrenia,pasien harus memenuhi kriteria DSM-IV yaitu:1.
Berangsung paling sedikit 6 bulan2. Penurunan fungsi yang cukup
bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan interpersonal dan
fungsi kehidupan pribadi3. Pernah mengalami psikotik aktif dalam
bentuk yang khas selama periode tersebut4. Tidak ditemui
gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood
mayor,autism atau gangguan organik.2
Diagnosis Banding1.Psikotik Akut: Psikotik adalah gangguan jiwa
yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang
terjadi, misalnya terjadi halusinasi, waham atau perilaku kacau.
Dikatakan akut jika onset terjadinya kurang dari 1 bulan.
Manifestasi klinik : Mendengar suara-suara yang tidak ada
sumbernya, keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal,
kebingungan atau disorientasi. 4 Perubahan perilaku menjadi aneh
atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan,
mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan
tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.2. Gangguan
skizofreniform: Gejalanya mungkin identik atau sedikit lebih ringan
dengan skozofrenia tetapi lamanya kurang dari 6 bulan, Prognosis
cenderung lebih baik.1 Kriteria untuk skizofrenia dipenuhi, tetapi
durasi penyakit kurang dari enam bulan. Hanya berlangsung selama 4
minggu hingga 6 bulan. Apabila seseorang individu telah didiagnosis
gangguan skizofrenifom, tetapi symptom-simptomnya muncul selama
lebih dari 6 bulan, maka individu tersebut harus didiagnosis ulang
sebagai seseorang yang menderita skizofrenia.6Manifestasi
klinisSkizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari
kehidupan mereka berada dalam kondisi akut dan sebagian besar
penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam fase residual
yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang ringan.7
Selama periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi
diri, dan aneh. Pemikiran dan pembicaraan mereka samar-samar
sehingga kadang-kadang tidak dapat dimengerti. Skizofrenia sering
memperlihatkan berbagai campuran gejala-gejala dibawah ini:
A. Gangguan pikiran1. Gangguan proses pikir: Pemikiran pasien
sering tidak dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis.
Tanda-tandanya adalah: Asosiasi longgar : ide pasien sering tidak
nyambung yaitu seolah dapat melompat dari satu topik ke topik
lainnya yang tidak berhubungan sehingga membingungkan pendengar.
Pemasukan berlebihan : arus pikiran pasien terus-menerus mengalami
gangguan karena pikiran sering dimasuki informasi yang tidak
relevan. Neologisme : kata baru yang diciptakan pasien dengan
mengkombinasikan dan memadatkan kata-kata, misal taci berasal dari
kereta dan kelinci Terhambat : pembicaraan tiba-tiba terhenti dan
disambung kembali beberapa saat yang biasanya topik lain. Ini
menunjukan adanya interupsi yang dimana pikiran pasien dimasuki
ide-ide lain dan perhatian pasien lebih mudah teralih. Klang
asosiasi : pasien memilih kata-kata berdasarkan bunyi kata-kata
yang baru saja terucap bukan dari pikirannya Ekolali : pasien
mengulang kata/kalimat yang baru saja diucapkan orang lain.
Konkritisasi : pasien dengan IQ normal/tinggi sangat buruk
kemampuan abstraknya. Alogia : pasein berbicara sangat sedikit
tetapi bukan disebabkan oleh resistensi yang disengaja (miskin
pembicaraan) atau dapat berbicara dalam jumlah normal tetapi sangat
sedikit ide yang disampaikan ( miskin isi pembicaraan).7
2. Gangguan isi pikir : waham adalah kepercayaan palsu yang
menetap yang tidak sesuai dengan fakta dan kepercayaan dan
kepercayaan tersebut mungkin aneh misal mata saya adalah komputer
yang dapat mengontrol dunia atau bisa juga tidak aneh hanya sangat
tidak mungkin misalnya FBI mengikuti saya dan tetap dipertahankan
meskipun telah ada bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.
Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk
waham spesifik sering ditemukan pada skizofrenia yaitu : Waham
kejar, waham kebesaran, waham rujukan, waham penyinaran pikiran,
dan waham penyisipan pikiran.2
3. Tilikan: kebanyakan pasien skizofrenia mengalami pengurangan
tilikan yaitu pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhan
terhadap pengobatan, meskipun gangguan yang ada dirinya dapat
dilihat oleh orang lain.3
B. Gangguan persepsi1. HalusinasiHalusinasi paling sering
ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bisa juga berbentuk
penglihatan, penciuman dan perabaan.2. Ilusi dan
depersonalisasiIlusi adalah misinterpretasi panca indra terhadap
objek. Depersonalisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap diri
sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap
lingkungan sekitarnya misalnya dunia terlihat tidak nyata.8
C. Gangguan emosionalPasien Skozofrenia dapat memperlihatkan
berbagai emosi dan berpindah dari satu emosi ke emosi lain, ada 3
afek dasar yaitu: Afek tumpul/datar : ekspresi/emosi pasien sangat
sedikit bahkan ketika afek tersebut seharusnya di ekspresikan. Afek
tak serasi : afeknya mungkin bersemangat atau kuat tapi tidak
sesuai dengan pikiran dan pembicaraan pasien. Afek labil : dalam
jangka pendek terjadi perubahan afek yang jelas.2
D. Gangguan perilakuBerbagai perilaku yang tidak sesuai atau
aneh dapat terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh, wajah dan
menyeringai, perilaku ritual, sangat ketolol-tololan dan agresif
dan perilaku seksual yang tidak pantas. Kebanyakan pasien mengalami
kekambuhan dalam bentuk episode aktif, secara periodik, dalam
kehidupannya secara khas dengan jarak beberapa bulan atau tahun.
Sebagian besar pasien skizofrenia yang dalam keadaan remisi dapat
memperlihatkan tanda-tanda awal kekambuhan. Tanda-tanda awal pasien
skizofrenia mengalami remisi yaitu peningkatan kegelisahan,
ketegangan, penurunan nafsu makan, depresi ringan dan anhedonia,
tidak bisa tidur dan konsentrasi terganggu.9
EtiologiBelum ditemukan etiologi pasti mengenai skizofrenia. Ada
beberapa hasil penelitian yang menyebabkan seseorang menderita
skizofrenia yaitu: 10
1.Faktor biologis: Tidak ada gangguan fungsional dan struktur
yang patognomonik pada penderita skizofrenia. Ditemukan beberapa
gangguan organik seperti pelebaran ventrikel III dan lateral yang
stabil dan kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit.
lebih besar kecenderungan pada yang lahir pada akhir musim dingin
dan terdapat gangguan neurologi minor.
2.Biokomia: Hipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan
neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas
dopamine sentral. Hipotesisi ini dibuat berdasarkan penemuan bahwa
pemberian obat-obat neuroleptika yang efektif pada pasien
skizofrenia karena ia bekerja menghambat reseptor dopamine pasca
sinaps.
3.Genetika: Skizofrenia adalah gangguan yang bersifat keluarga,
semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi risiko.10
EpidemiologiSkizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling
sering. Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama
hidup mereka. Skizofrenia adalah salah satu kondisi kesehatan
mental serius yang paling umum. National Survey of Psychiatric
Morbidity 2000 di Inggris menemukan bahwa 5 di 1000 orang mengalami
gangguan psikotik (termasuk skizofrenia dan depresi manik). Pria
dan wanita sama-sama dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Pada pria,
skizofrenia biasanya dimulai antara usia 15 dan 30. Pada wanita,
skizofrenia biasanya terjadi kemudian, dimulai antara usia 25 dan
30. Prevalensi, morbiditas dan keparahan presentasi adalah lebih
besar pada area urban daripada rural, area industrialisasi dari
nonindustrialisasi. Naiknya prevalensi di golongan sosioekonomi
rendah.1,8,9
Penatalaksanaan medika mentosa:1.Terapi biologik: Skizofrenia
diobati dengan antipsikotik. Obat ini dibagi dalam 2 golongan yaitu
antipsikotik generasi I (APG I) atau dopamine reseptor antagonis
(DRA) dan anti psikotik generasi II (APG II) atau serotonin
dopamine antagonis (SDA). Obat APG I berguna terutama untuk
mengontrol gejala positif sedangkan untuk gejala negative tidak
bermanfaat. Obat APG II bermanfaat baik untuk gejala positif maupun
negative. Standart emas adalah APG II.10Beberapa contoh obat APG I,
antara lain:10 Fenotiazine ( chlorpromazine, thioridazine,
perphenazine, trifluoperazine) Tioxantine Butirofenon (haloperidol)
Dibenzixazepine Dihidronidol Difenilbutil piperidine
(pimozid)Beberapa contoh obat APG II, antara lain:10 Clozapine
Risperidone Olanzapine Quetiapine Ziprasidone Pemeliharaan: sesudah
tanda dan gejala reda dan pasien stabil (biasanya sesudah 4
minggu), dosis dapat diturunkan ke tingkat rendah untuk menjaga
pasien bebas gejala. Sesudah 6 bulan remisi, obat dapat distop
sementara masa percobaan apakah timbul relaps, jika kambuh obat
diberikan lagi. Sebagian pasien mungkin memerlukan terapi
pemeliharaan seumur hidup untuk mencegah relaps.12.Terapi kejang
listrik(TKL): Bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa
psikosis akut. Beberapa pasien skizofrenia yang tidak berespons
dengan obat dapat membaik dengan TKL.2
Penatalaksanaan non- medika mentosa:1.Psikososial: Terapi
kelompok: focus pada dukungan dan pengembangan keterampilan sosial
(aktivitas sehari- hari). Kelompok khususnya berguna mengurangi
isolasi sosial dan menambah uji realita.2 Terapi keluarga: dapat
secara berarti mengurangi angka relaps untuk anggota keluarga
skizofrenik. Interaksi keluarga berekspresi emosi tinggi dapat
dikurangi dengan terapi keluarga. Terapi seni: Terapi seni
dirancang untuk mempromosikan ekspresi kreatif. Bekerja dengan
terapis seni dalam sebuah kelompok kecil atau individu dapat
memungkinkan Anda untuk mengekspresikan pengalaman Anda dengan
skizofrenia. Beberapa orang menemukan bahwa mengekspresikan hal-hal
dalam cara non-verbal melalui seni dapat memberikan pengalaman baru
skizofrenia dan membantu mereka mengembangkan cara-cara baru
berhubungan dengan orang lain. Terapi seni telah ditunjukkan untuk
mengurangi gejala negatif dari skizofrenia pada beberapa
orang.3
2.Program dukungan dan terapi (psikoterapi suportif):Terapi
suportif mungkin berguna bagi banyak orang dengan skizofrenia.
Teknik perilaku, seperti pelatihan keterampilan sosial, dapat
digunakan untuk meningkatkan fungsi sosial dan pekerjaan. Anggota
keluarga dari orang dengan skizofrenia harus dididik tentang
penyakit dan dukungan yang tersedia. Program yang menekankan
penjangkauan dan pelayanan dukungan masyarakat dapat membantu orang
yang tidak memiliki keluarga dan yang kekurangan dukungan sosial.3
Anggota keluarga dan pengasuh sering didorong untuk membantu orang
dengan skizofrenia untuk meneruskan pengobatan mereka. Adalah
penting bahwa orang dengan skizofrenia belajar bagaimana untuk:-
Mengambil obat dengan benar dan bagaimana mengelola efek samping-
Perhatikan tanda-tanda awal kambuh dan apa yang harus dilakukan
jika gejala kembali- Mengatasi gejala yang terjadi bahkan saat
mengambil obat. Seorang terapis dapat membantu Gunakan transportasi
umum.3
PencegahanTidak ada cara yang dikenal untuk mencegah terjadinya
skizofrenia. Mengurangi stress dapat juga mengurangi risiko
terkenanya skizofrenia. Timbulnya gejala dapat dicegah dengan minum
obat secara teratur.4
KomplikasiSkizofrenia meningkatkan risiko terjadinya hal
berikut, antara lain: Penyalahgunaan alcohol atau obat obatan
(nikotin), Penyakit fisik seperti HIV karena gaya hidup yang
berantakan, Depresi dan bunuh diri.5
Prognosis1.Prognosis ke arah baik berkaitan dengan: Onset lambat
Faktor pencetus yang jelas seperti stress Onset akut Riwayat
sosial, seksual dan pekerjaan premorbid yang baik Gejala gangguan
mood (terutama gangguan depresif) Menikah Riwayat keluarga gangguan
mood Sistem pendukung yang baik Gejala positif Afek terpelihara
dengan baik.2
2.Prognosis ke arah buruk berkaitan dengan: Onset muda (timbul
sebelum usia 20 tahun) Tidak ada faktor pencetus Onset tidak jelas
umumnya timbul perlahan Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang
buruk Perilaku menarik diri atau autistic Tidak menikah, bercerai
atau janda/ duda Sistem pendukung yang buruk Gejala negatif Tanda
dan gejala neurologist Riwayat trauma perinatal Tidak ada remisi
dalam 3 tahun Banyak relaps Riwayat penyerangan.2
KesimpulanDemikianlah makalah yang berisi penjelasan dan
pengertian mengenai skizofrenia. Skizofrenia merupakan suatu
sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas
serta sejumlah akibat yang cukup mengganggu. Perlunya pengobatan
pada pasien skizofrenia agar dapat mengurangi angka resiko, seperti
bunuh diri, depresi, penyakit medis lainnya. Oleh karena itu,
pengetahuan dan pemahaman akan penyakit ini sangat penting dalam
membantu diagnosis dan penatalaksanaannya.
Daftar Pustaka1. Benjamin J.S. Buku saku psikiatri klinik.
Jakarta: Binapura Aksara; 2002.h.85-101.2. Nurmiati A.Skizofrenia
pada Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FK UI; 2013.h.170-196.3. Rusdi
M. Buku saku diagnosis gangguan jiwa PPDGJ-III. Jakarta: FK Unika
Atmajaya ; 2003.h.46-52.4. Yustinus S. Proses diagnosis dalam
kesehatan mental.Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2010.
h.28-34. 5. Ayu M, Ibrahim N,Aris S. Psikiatri komprehensif.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG; 2008. hal. 13-4, 47-53. 6.
Morgan H G. Segi praktis psikiatri. Jakarta : Binarupa aksara ;
2005.h.40-52.7. Stuart CY, Robert EH. Psychotic disorders. In
clinical manual of neuropsychiatry. Virginia: American Psychiatric
Publishing; 2011. h.136-9. 8. John L, Stefano P. Basic science
underlying schizophrenia. In clinical manual of treatment for
schizophrenia. Virginia: American Psychiatric Publishing;
2011.h.25-71. 9. Kaplan H I. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta
: Widya medika; 2008.h.401-13.10. Sadock B J, Grebb J A. Sinopsis
psikiatri. Edisi ke 7. Jakarta : Binarupa aksara ;
2004.h.84-104.
14