Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai dmoral. Setiap orang memilki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita memperhatikanya atau tidak memperhatikanya secara eksplisit. Kebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesak sehingga lazim memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku. Etika dalam Auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Setiap auditor harus memiliki sifat independen yang artinya bebas dan tidak terikat. Maksudnya adalah setiap auditor harus memiliki pendapat sendiri mengenai objek yang di auditnya dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan kepercayaan publik terhadap kinerja auditor. Akan tetapi ada kalanya seorang auditor mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Dalam hal ini kepentingan auditor untuk memeriksa laporan keungan secara objektif dan independen mendapat
33

Makalah Audit

Dec 28, 2015

Download

Documents

Werambal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Audit

BAB I

PENDAHULUAN

Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau

nilai-nilai dmoral. Setiap orang memilki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita

memperhatikanya atau tidak memperhatikanya secara eksplisit. Kebutuhan etika

dalam masyarakat sangat mendesak sehingga lazim memasukkan nilai-nilai etika ini

ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku.

Etika dalam Auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan

pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan

kriteria – kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan

independen.

Setiap auditor harus memiliki sifat independen yang artinya bebas dan tidak terikat.

Maksudnya adalah setiap auditor harus memiliki pendapat sendiri mengenai objek yang di

auditnya dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain. Hal itu merupakan salah satu upaya

untuk mendapatkan kepercayaan publik terhadap kinerja auditor. Akan tetapi ada kalanya

seorang auditor mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Dalam hal

ini kepentingan auditor untuk memeriksa laporan keungan secara objektif dan independen

mendapat intervensi untuk memuluskan kepentingan pribadi pihak tertentu

Salah satu kasus korupsi yang pernah terjadi berkaitan dengan benturan kepentingan

antara auditor dan manajemen serta pelanggaran kode etik audit yaitu kasus Enron

Corporation dan KAP Artur Andersen. Enron adalah perusahaan besar yang berkembang

dengan baik. Sebagai salah satu perusahaan yang menikmati booming industri energi di tahun

1990an. Enron perusahaan energi terbesar di AS yang jatuh bangkrut itu meninggalkan

hutang hampir sebesar US$ 31,2 milyar, karena salah strategi dan memanipulasi akuntansi

yang melibatkan profesi akuntan publik yaitu Kantor Akuntan Public Arthur Andersen.

Arthur Andersen merupakan kantor akuntan publik yang disebut sebagai "The Big Five" .

Laporan keuangan maupun akunting perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting

Arthur Andersen ternyata penuh dengan kecurangan dan penyamaran data serta syarat dengan

pelanggaran etika profesi.

Page 2: Makalah Audit

Untuk itu kami mengangkat kasus ini untuk menganalisa kasus korupsi yang berkaitan

dengan benturan kepentingan auditor dan manajemen.

Page 3: Makalah Audit

BAB II

DASAR TEORI

1. Definisi korupsi

a. Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penyelewengan atau

penggelapan (uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi atau orang

lain.

b. Menurut beberapa Ahli

1. Menurut Haryatmoko, Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan

kemampuan yang didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi,

keputusan, pengaruh, uang, atau kekayaan demi kepentingan keuntungan

dirinya.

2. Menurut Brooks,Korupsi adalah dengan sengaja melakukan kesalahan atau

melalaikan tugas yang di ketahui sebagai kewajiban atau tanpa keuntungan

yang sedikit banyak bersifat pribadi.

2. Etika dalam audit

a. Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul

dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau

kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika

mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan

tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi

konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi

penggunaan nilai-nilai etika).

b. Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent

dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur

dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan

melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan.

c. Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi,

Page 4: Makalah Audit

dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta

penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ada beberapa

etika dalam audit adalah sebegai berikut :

1.  Kepercayaan Publik

Kepercayaan masyarakat umum  sebagai pengguna jasa audit atas

independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.

Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa

independensi auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan

masyarakat juga bisa menurun disebabkan oleh keadaan mereka yang

berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap

independensi tersebut. Untuk menjadi independen, auditor harus secara

intelektual jujur, bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan

tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya baik merupakan

manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Kompetensi dan

independensi yang dimiliki oleh auditor dalam penerapannya akan

terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga

standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka

bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana

akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk

menjaga integritas dan obyektivitas mereka.

(Nugrahiningsih, 2005 dalam Alim dkk 2007).

2. Tanggung Jawab Auditor Kepada Publik

Profesi akuntan di dalam masyarakat memiliki peranan yang sangat

penting dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib

dengan menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan oleh

perusahaan. Ketergantungan antara akuntan dengan publik

menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.

Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung

jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki

Page 5: Makalah Audit

tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik

didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang

dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk

memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, obyektifitas,

keseksamaan profesionalisme, dan kepentingan untuk melayani publik.

Para akuntan diharapkan memberikan jasa yang berkualitas,

mengenakan jasa imbalan yang pantas, serta menawarkan berbagai

jasa dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Atas kepercayaan

publik yang diberikan inilah seorang akuntan harus secara terus-

menerus menunjukkan dedikasinya untuk mencapai profesionalisme

yang tinggi.

3. Tanggung Jawab Dasar Audit.

(1) Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu

merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.

(2) Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem

pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya

sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

(3) Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan

dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.

(4) Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan

kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan

dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance

test.

(5) Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor

melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan

seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil

berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi

dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

Page 6: Makalah Audit

4. Indepedensi Auditor.

Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan

oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan

Puradireja, 2002: 26). 

Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap

independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan

pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia

berpraktik sebagai auditor intern). Terdapat tiga aspek independensi

seorang auditor, yaitu sebagai berikut.

(1) Independence in fact (independensi dalam fakta)

Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi,

keterkaitan yang erat dengan objektivitas.

(2) Independence in appearance (independensi dalam penampilan)

Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan

dengan pelaksanaan audit.

(3) Independence in competence (independensi dari sudut

keahliannya)

Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan

kecakapan profesional auditor.

3. Dilema etika seorang auditor

Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia

harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk

dilakukannya. Terdapat banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema-dilema

etika, tetapi perhatian yang serius harus diberikan untuk menghindari

terlaksananya metode-metode yang merasionalisasikan perilaku tidak etis.

Dalam tahun-tahun terakhir, kerangka-kerangka kerja resmi telah

dikembangkan untuk membantu masyarakat menyelesaikan dilema etika.

Tujuan dari suatu kerangka kerja adalah mengidentifikasikan berbagai isu etika

dan memutuskan serangkaian tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai

Page 7: Makalah Audit

yang dianut oleh individu itu. Pendekatan enam langkah berikut ini

dimaksudkan agar dapat menjadi suatu pendekatan yang relatif sederhana untuk

menyelesaikan dilema etika.

memperoleh fakta-fakta yang relevan

mengidentifikasikan isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut.

menentukan siapa yang akan terkena pengaruh dari

keluaran(outcome)dilema tersebut dan bagaimana cara masing-masing

pribadi atau kelompok itu dipengaruhi.

mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi pribadi yang

harus menyelesaikan dilema tersebut.

mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap

alternatif.

memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

4. Benturan (Konflik) Kepentingan

Ada tiga jenis potensi terjadinya konflik kepentingan dalam diri auditor

dalam aktivitas pengauditan, salah satunya yaitu konflik kepentingan auditor

dengan perusahaan (Manajemen).

Benturan kepentingan auditor dan manjemen adalah suatu keadaan sewaktu

seseorang auditor memiliki kepentingan profesional dan yang bersinggungan terhadap

keinginan manajemen perusahaan. Persinggungan kepentingan ini dapat menyulitkan

auditor tersebut untuk menjalankan tugasnya

Laporan hasil audit dapat memberikan fakta dan evaluasi atas

perusahaan yang memungkinkan investor tidak menanamkan dananya ke

perusahaan atau kreditor membatalkan kucuran kreditnya ke perusahaan.

Selanjutnya, hal ini berdampak terhadap merosotnya nilai perusahaan yang

tercermin di dalam turunnya harga saham di pasar modal, sehingga manajemen

mendapat sorotan tajam. Dalam beberapa hal, manajemen dan pemegang saham

memiliki kesamaan pandangan atas hal ini, meskipun dengan alasan yang

Page 8: Makalah Audit

berbeda, yaitu keinginan laporan keuangan yang ‘terbaik’ dan ‘impresif’ untuk

pihak ketiga. Perusahaan (manajemen) dengan persetujuan secara diam-diam,

akan berusaha mempengaruhi laporan auditor untuk memberikan laporan yang

diinginkan kepada pihak ketiga. Namun, jika auditor yang bekerja dengan

berlandaskan standar profesional dan integritas etika yang tinggi, maka akan

menciptakan konflik kepentingan.

Saat terjadinya koflik kepentingan ini ada kalanya auditor mengalami

dilema etika, yaitu situasi yang dihadapi oleh seorang auditor dimana ia harus

membuat keputusan perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.

Terdapat banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema-dilema etika, tetapi

perhatian yang serius harus diberikan untuk menghindari terlaksananya metode-

metode yang merasionalisasikan perilaku tidak etis.

5. Kasus Enron Corporation dan KAP Arthur Andersen

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth

(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua

perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam

industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas

bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi.

Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading

commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai

terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada

tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di

tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di

belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu

perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan

terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS

jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard

diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta

Page 9: Makalah Audit

Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan

disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus

memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk

wakil presiden Amerika Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari

berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat

penulis kemukakan sebagai berikut:

1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non

eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung

unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-

transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak

dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan

bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang

melakukanout sourcing secara total atas fungsi internal audit

perusahaan.

a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula

adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik

perusahaan.

b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.

c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi

terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai

klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan

praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan

untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.

4. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan

praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan

mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada

CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron

Page 10: Makalah Audit

menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi

atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat

hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi

akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum

tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu

diperhatikan.

5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan

triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron

telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode

sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron

secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia

juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi

khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang

sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi

rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih

jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari

transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan

oleh CFO Enron.

6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan

perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu

terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan

senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai

investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam

jumlah yang sama.

7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam

bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas

kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan.

Page 11: Makalah Audit

8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham

Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir

tidak ada nilainya.

9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan

juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan

Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses

kebangkrutan pada 2 Desember 2001.

10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari

2002 akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur

perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari

dewan direktur perusahaan.

11. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750

Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang

diajukan kepada KAP Andersen.

12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration)

melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan

dengan lembaga pemerintahan di Amerika.

13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis

KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam

proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang

sedang di selidiki.

14. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron

berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan

KAP yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai

keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.

15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer,

yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan

meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar

manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk

Page 12: Makalah Audit

suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun

manajemen baru.

16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino

mengundurkan diri dari jabatannya.

17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan,

yang bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku

bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju

untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan

Enron.

18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran

diri sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku

efektif 1 Juni 2002.

19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP

Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

Page 13: Makalah Audit

BAB 3

Pembahasan

A. Identifikasi Masalah.

Identifikasi dari masalah ini adalah Bagaimana Kasus Enron dilihat dari

Perspektif Etika Bisnis dan Profesional Akuntan dan menilik adanya unsur

benturan kepentingan antara auditor dana perusahaan (manajemen).

.

B. Pembahasan Masalah

Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang

melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak

etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan

dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan

lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan

memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik

bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi

negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya

investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan

dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada

umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika

dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika

dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai

kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu

fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam

mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen

Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest

oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat.

Page 14: Makalah Audit

Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan

dengan berita yang berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika.

Enron menyatakan dirinya bangkrut. Tidak kurang dari 4.500 pimpinan

menengah Enron mendadak kehilangan pekerjaan akibat perbuatan segelintir

orang di jajaran puncak Enron.

Kebangkrutan bukan disebabkan oleh perekonomian dunia yang

sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka.

Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan

menutup-tutupi utang. Auditor independen, Arthur Andersen ikut berperan

dalam menyusun pembukuan keuangan Enron. Kejatuhan Enron bermula dari

dibukanya partnership-partnership yang bertujuan untuk menambah

keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama "special

purspose vehicle” memang memiliki karateristik yang istimewa. Enron

mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang biasanya

hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang

modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara

hukum perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam

partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal

keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan

neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership ini harus dijabarkan secara

terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk perusahaan agar pemegang

saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan operasi tersebut.

Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-

partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada

pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi

pengawasan perusahaan publik di Amerika. lebih jauh lagi, Enron bahkan

memindahkan utang-utang sebesar $ 690 juta yang ditimbulkan induk

Page 15: Makalah Audit

perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan

dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham

Enron melonjak menjadi $ 90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan

menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-

lebihkan laba mereka sebanyak $ 650 juta.

Pelanggaran Yang Dilakukan Enron

Untuk memenuhi persyaratan Moody’s dan S&P s, Enron menjaga

leverage rationya. Kegagalan untuk meningkatkan credit ratingnya

mendorong Enron untuk meningkatkan margin dengan memperbesar

paper profit dan penurunan nilai assets ditransfer ke Special Purpose

Vehicle (SPV). Untuk meningkatkan modal dan melindungi risiko, Enron

memanfaatkan SPV, bekerjasama dengan pihak luar untuk menambah

Assets dan Liabilities, termasuk tempat pembuangan asset yang

mengalami penurunan nilai, lindung nilai untuk meng-offset kerugian

Enron dan memanfaatkan derivatives. Karena tidak dikonsolidasikan,

maka laporan keuangan Enron tidak terganggu.

Kerugian yang diderita SPV tertutup dengan saham Enron. Tiga

dari 2000 SPV dipimpin Festow dari 1999 sampai July 2001, membayar

Festow lebih dari $ 30 juta untuk management fees. Jauh lebih besar dari

salarynya di Enron dengan persetujuan top Management dan BOD Enron.

Suatu SPV juga melakukan investasi ke SPV lain. November 2001, 75%

saham di mariner engine inc meningkat menjadi $ 350 Juta, hampir 2 kali

lipat nilai initial investment. Penilaian deposito deep well oil reserve, long

term future contracts dan derivatives yang tidak memiliki quoted market

price membuka peluang untuk windows dressing melalui discretionary

valuation models sesuai dengan metode dan asumsi yang digunakan.

Peranan Arthur Andersen

Page 16: Makalah Audit

September 2001, pemerintah mulai mengamati adanya

ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian,

Enron mengumumkan kerugian sebesar $ 600 juta dan nilai aset Enron

menyusut $ 1,2 triliun. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa

selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih

mereka. Akibat laporan ini, nilai saham Enron mulai turun drastis dan

saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2

Desember 2001, harga saham Enron hanya 26 sen.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah Arthur Andersen,

sebagai auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan

dari pembukuan Enron mengetahui keberadaan "akuntan kreatif" yang

diterapkan Enron dan pura-pura tidak mengetahuinya? Hukum

perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka

Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari

Certified Public Accounting Firm. Tidak jarang, akuntan publik

menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit,

seperti kasus Enron di mana Arthur Andersen menerima $ 27 juta dari

konsultasi dan $ 25 juta dari audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan

kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap pumbukuan

Enron.

Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa

penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua

partner dari Arthur Andersen untuk Enron. Panik karena menerima

undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat

Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk

menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang

berhubungan dengan Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam

dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari

klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan

Page 17: Makalah Audit

keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru

setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa

penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres

bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron,

tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena

takut kehilangan Enron sebagai klien.

Informasi dan Rekayasa

Informasi adalah masalah krusial dalam pengelolaan perusahaan

publik. Regulasi telah mengatur agar perusahaan publik menyampaikan

informasi secara transparan kepada pemegang saham.

Dalam kasus Enron ini, telah terjadi rekayasa yang membuat para

pemegang saham berada pada posisi dilematis dalam memperlakukan

informasi dari perusahaan. Enron menerapkan stock option yang massif

tidak hanya kepada karyawan kunci, bahkan komite audit, karyawan

biasa, serta program pensiun karyawan juga diberikan dalam beberapa

alternatif, antara lain pensiun dengan memperoleh opsi saham

perusahaan.

Dengan opsi saham semacam itu, setiap individu dalam perusahaan

menjadi serba salah bila berusaha mengungkapkan ketidakberesan

praktik/transaksi perusahaan yang dapat mengakibatkan anjloknya harga

saham karena akan merugikan dirinya.

Bagi pejabat kunci dan anggota komite audit benturan kepentingan

untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi itu membuat mereka

melakukan moral hazard dengan mendiamkan saja masalah yang terjadi

dan semata-mata menurut di mata manajemen dan sekaligus

mengamankan nilai saham dari opsi yang menjadi haknya masing-

masing.

Dengan memberikan stock option secara masif, perbenturan

kepentingan tidak hanya antara pemegang saham mayoritas dan direksi

Page 18: Makalah Audit

dengan pemodal publik dan kreditur, tetapi lingkup benturan tersebut

menjadi semakin terpolarisasi, yaitu benturan kepentingan pemegang

saham mayoritas, direksi, komite audit, karyawan yang secara langsung

mempunyai kepentingan dengan nilai opsi sahamnya di satu pihak,

dengan kepentingan pemodal publik, kreditur dan dana pensiun

perusahaan di pihak lain.

Dampak negatif opsi saham secara masif tersebut menjadikan

direktur independen, komite audit independen, dan manajer profesional

terpaksa harus mensubordinasi-kan tugas dan tanggung jawabnya demi

melakukan 'perlindungan' harga saham yang merupakan kepentingan

mereka bersama sehubungan dengan hak opsi saham masing-masing

dengan cara menutup-nutupi kecurangan yang telah terjadi.

BAB IV

Kesimpulan

Page 19: Makalah Audit

Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur

Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam

melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran

tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat

menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen.

Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan

oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai

kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar

sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan

kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan

yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk

mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan yang bisa diambil dari kasus ini

adalah :

Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik

bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,

bribery) dan keluar dari prinsip good corporate governance. Akhirnya Enron harus

menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.

KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi,

dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar

dari tanggung jawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui

Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP

Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara

hukum.

Dari kasus Enron kita bisa belajar bahwa kepentingan haruslah dikelola dengan

baik. Tata kelembagaan yang kukuh, tidak hanya di dalam perusahaan namun juga

pihak-pihak lain yang juga memiliki keterkaitan kepentingan, diperlukan agar

Page 20: Makalah Audit

tidak terjadi lagi pengorbanan begitu banyak pihak untuk kepentinagan segelintir

orang yang menguasai informasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://the-johan.blogspot.com/2008/10/tragedi-enron-corporation.html

Page 21: Makalah Audit

http://diaryintan.wordpress.com/2010/11/25/etika-dalam-auditing-independensi-tanggung-jawab-auditor-dll/

http://jaggerjaques.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-auditing.html

http://adhebadriah.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-auditing.html

http://kuntowibi.wordpress.com/2012/11/17/etika-dalam-auditing/\

http://kurniapandu79.blogspot.com/

http://alfianhayqal.wordpress.com/

http://fxfebrikurniawan.wordpress.com/category/akuntansi/