BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPembangunan gedunggedung baru
cenderung bertingkat, hal ini sebagai solusi semakin sempitnya
lahan tanah yang ada. Namun disisi lain, dengan semakin banyak
berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai
keamanan bangunan menjadi hal penting untuk diperhatikan, karena
bangunan bertingkat lebih beresiko mengalami gangguan, baik
gangguan secara mekanik maupun gangguan alam. Salah satu dari
gangguan mekanik bisa dimungkinkan kerobohan gedung karena kurang
kokoknya bangunan, sedangkan gangguan alam yang sering terjadi
adalah terkenanya sambaran petir.Secara geografis letak Indonesia
yang dilalui garis katulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim
tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh rata-rata per tahun
yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan bangunan di Indonesia
memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena
sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan
peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut. Petir
merusak struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu, beton
dan baja yang dapat mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir
sehingga dapat memanaskan bahan dan akan menyebabkan potensi
kebakaran atau kerusakan berbahaya lainnya.Untuk melindungi dan
mengurangi dampak kerusakan dari sambaran petir maka perlu dipasang
sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah
satunya berupa sistem penangkap petir beserta pentanahannya.
B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, ternyata permasalahan yang ada masih kompleks.
Oleh karena itu, identifikasi masalah akan diuraikan sebagai
berikut :1. Apa itu petir2. Mengapa terjadi petir?3. Apa yang
disambar petir?4. Apa yang dimaksud system penangkap petir?5.
Mengapa system penangkap petir harus ada di bangunan gedung?6.
Bagaimana system penangkap petir dapat menetralisir bahaya petir?7.
Bagaimana memasang system penangkap petir?8. Bagaimana system
penangkap petir yang baik?9. Apa itu Arrester?10. Apa jenis jenis
Arrester?11. Apa yang dimaksud dengan grounding?12. Bagaimana
grounding yang baik?13. Bagaimana cara memasang grounding?
C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka
penulis akan mengangkat rumusan masalah sebagai berikut :1. Apa
dampak dari sambaran petir?2. Mengapa gedung harus menggunakan
system penangkap petir?3. Bagaimana kontruksi pemasangan system
penangkap petir di gedung?4. Penjelasan tentang Arrester?5.
Penjelasan tentang sistem grounding yang baik?
D. Tujuan PenulisanTujuan dibuatnya makalah ini, diharapkan
mahasiswa dapat mencapai tujuan sebagai berikut :1. Menambah
wawasan mahasiswa tentang sistem penangkap petir.2. Mahasiswa dapat
mengetahui dampak dari bahaya petir jika bangunan tidak dipasang
system penangkap petir.3. Mahasiswa dapat mengetahui kontruksi
pemasangan system penangkap petir.4. Mahasiswa dapat mengetahui
cara memasang dan menentukan nilai tahanan pada system
grounding.
BAB IIPEMBAHASAN MATERI
A. Dampak dari Sambaran PetirSelainpetirdapat menyambar sebuah
bangunan yang telah di lengkapianti petir/penangkal
petirkonvensional maupun elektrostatis,petirjuga dapat menyambar
melalui jaringan listrik PLN yang kabelnya terbentang di luar dan
terbuka. Pada Umumnya jaringan listrik terbuka seperti ini masih
ada dan di pergunakan di beberapa negara termasuk Indonesia.Arus
petiryang merusak perangkat panel listrik bukan di sebabkan
olehsambaran petiryang menyambar langsung ke bangunan yang telah di
pasangpenangkal petiratauanti petirmelainkan sambaranpetir mengenai
jaringan listrik PLN sehinggaarus petirini masuk ke bangunan
mengikutikabellistrik dan merusak panel listrik tersebut.Jadi
biasanya sambaranpetirmengenai sesuatu yang jauh dari bangunan yang
telah terpasanginstalasipenangkap petirbaik instalasipenangkap
petir konvensionalmaupunpenangkap petir elektrostatis, hal ini
sudah biasa terjadi karenakabeldistribusi PLN
memakaikabeldistribusi terbuka dan letaknya tinggi, seperti yang
terpasang pada jaringan listrik tegangan tinggi di Indonesia.Untuk
penanganan agar peristiwa ini tidak terjadi maka perlu sekali
jaringan listrik pada sebuah bangunan di lengkapi dengan
perangkatSuryaArrester(Pelepas tegangan lebih/over voltage). Jenis
dan merkSurgeArresterini banyak sekali tersedia di pasaran umum,
yang jelas pemasangan arrester harus di hubungkan dengangroundingke
bumi.1. Bahaya Akibat Sambaran Petir
a. SambaranPetirLangsung Melalui BangunanSambaranpetiryang
langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor dan gedung, tentu
saja hal ini sangat membahayakan bangunan tersebut beserta seluruh
isinya karena dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat
elektrik/elektronik atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap
bangunan di wajibkan memasanginstalasi penangkal petir. Cara
penanganannya adalah dengan cara memasang terminal penerima
sambaranpetirserta instalasi pendukung lainnya yang sesuai dengan
standart yang telah di tentukan. Terlebih lagi jika
sambaranpetirlangsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka
atau cacat bahkan dapat menimbulkan kematian. Banyak sekali
peristiwa sambaran petir langsung yang mengenai manusia dan
biasanya terjadi di areal terbuka.
b. SambaranPetirMelalui Jaringan ListrikBahaya sambaran ini
sering terjadi,petirmenyambar dan mengenai sesuatu di luar area
bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan
tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN
memakai kabel udara terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana
adapetiryang menyambar pada kabel terbuka ini maka aruspetirakan
tersalurkan ke pemakai langsung. Cara penanganannya adalah dengan
cara memasang perangkatarrestersebagai pengaman tegangan lebih
(over voltage). Instalasisurge arresterlistrik ini dipasang harus
dilengkapi dengangrounding system.
c. SambaranPetirMelalui Jaringan TelekomunikasiBahaya
sambaranpetirjenis ini hampir serupa dengan yang ke-2 akan tetapi
berdampak pada perangkat telekomunikasi, misalnya telepon dan PABX.
Penanganannya dengan carapemasangan arresterkhusus untuk jaringan
PABX yang di hubungkan dengangrounding. Bila bangunan yang akan di
lindungi mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui
jaringan telepon maka alat ini juga dapat melindungi jaringan
internet tersebut.Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek
dari sambaranpetirpada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana
untuk menghantarkan aruspetiryang mengarah ke bangunan yang akan
kita lindungi tanpa melalui struktur bangunan yang bukan merupakan
bagian dari sistem proteksipetiratau instalasi penangkappetir,
tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya.Ada 2
jenis kerusakan yang di sebabkan sambaranpetir, yaitu :1.
KerusakanThermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran.2.
KerusakanMekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan
retak, rusaknya peralatan elektronik bahkan menyebabkan
kematian.
2. Efek Sambaran Petir
a. Efek ListrikKetikaarus petirmelaluikabel penyalur(konduktor)
menuju resistansi elektroda bumiinstalasi penangkap petir, akan
menimbulkan tegangan jatuh resistif, yang dapat dengan segera
menaikan tegangan sistem proteksi kesuatu nilai yang tinggi
dibanding dengan tegangan bumi.Arus petirini juga menimbulkan
gradien tegangan yang tinggi disekitar elektroda bumi, yang sangat
berbahaya bagi makluk hidup. Dengan cara yang sama induktansi
sistem proteksi harus pula diperhatikan karena kecuraman muka
gelombang pulsapetir. Dengan demikian tegangan jatuh padasistem
proteksi petiradalah jumlah aritmatik komponen tegangan resistif
dan induktif
b. Efek Tegangan Tembus - SampingTitik sambaranpetirpada sistem
proteksipetirbisa memiliki tegangan yang lebih tinggi terhadap
unsur logam didekatnya. Maka dari itu akan dapat menimbulkan resiko
tegangan tembus darisistem proteksi petiryang telah terpasang
menuju struktur logam lain. Jika tegangan tembus ini terjadi maka
sebagianarus petirakan merambat melalui bagian internal struktur
logam seperti pipa besi dan kawat. Tegangan tembus ini dapat
menyebabkan resiko yang sangat berbahaya bagi isi dan kerangka
struktur bangunan yang akan dilindungi
c. Efek TermalDalam kaitannya dengansistem proteksi petir, efek
termal pelepasan muatanpetiradalah terbatas pada kenaikan
temperatur konduktor yang dilalui aruspetir. Walaupun arusnya
besar, waktunya adalah sangat singkat dan pengaruhnya pada sistem
proteksi petir biasanya diabaikan. Pada umumnya luas penampang
konduktorinstalasi penangkap petirdipilih terutama umtuk memenuhi
persyaratan kualitas mekanis, yang berarti sudah cukup besar untuk
membatasi kenaikan temperatur 1 derajat celcius.
d. Efek MekanisApabilaarus petirmelaluikabel penyalurpararel
(konduktor) yang berdekatan atau pada konduktor dengan tekukan yang
tajam akan menimbulkan gaya mekanis yang cukup besar, oleh karena
itu diperlukan ikatan mekanis yang cukup kuat. Efek mekanis lain
ditimbulkan olehsambaran petiryang disebabkan kenaikan temeratur
udara yang tiba-tiba mencapai 30.000 K dan menyebabkan ledakkan
pemuaian udara disekitar jalur muatan bergerak. Hal ini dikarenakan
jika konduktifitas logam diganti dengan konduktifitas busur api
listrik, enegi yang timbul akan meningkatkan sekitar ratusan kali
dan energi ini dapat menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan
yang dilindungi.
e. Efek Kebakaran Karena Sambaran LangsungAda dua penyebab utama
kebakaran bahan yang mudah terbakar karenasambaran petir, pertama
akibat sambaran langsung pada fasilitas tempat penyimpanan bahan
yang mudah terbakar. Bahan yang mudah terbakar ini mungkin
terpengaruh langsung oleh efek pemanasan sambaran atau jalur
sambaranpetir. Kedua efek sekunder, penyebab utama kebakaran
minyak. Terdiri dari muatan terkurung, pulsa elektrostatis dan
elektromagnetik dan arus tanah
f. Efek Muatan TerjebakMuatan statis ini di induksikan oleh
badai awan sebagai kebalikan dari proses pemuatan lain. Jika proses
netralisasi muatan berakhir dan jalur sambaran sudah netral
kembali, muatan terjebak akan tertinggal pada benda yang terisolir
dari kontak langsung secara listrik dengan bumi, dan pada bahan
bukan konduktor seperti bahan yang mudah terbakar. Bahan bukan
konduktor tidak dapat memindahkan muatan dalam waktu singkat ketika
terdapat jalur sambaran.
B. Gedung Harus Memakai SPP
1. Kebutuhan Bangunan TerhadapAncaman Bahaya PetirSuatuinstalasi
penangkap petiryang telah terpasang harus dapat melindungi semua
bagian dari struktur bangunan dan arealnya termasuk manusia serta
peralatan yang ada didalamnya terhadap ancamanbahaya dan kerusakan
akibat sambaran petir. Berikut ini akan dibahas mengenai cara
menentukan besarnya kebutuhan bangunan akan
proteksipetirmenggunakan beberapa standart yaitu berdasarkan
Peraturan Umum Instalasi Penangkap Petir, Nasional Fire Protection
Association 780, International Electrotechnical Commision
1024-1-1.Kebutuhan Bangunan TerhadapAncaman Bahaya PetirBerdasarkan
Peraturan UmumInstalasi Penangkal Petir. Jenis Bangunan yang perlu
diberi penangkap petir dikelompokan menjadi :1. Bangunan tinggi
seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik.2. Bangunan
penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya pabrik
amunisi, gudang bahan kimia.3. Bangunan untuk kepentingan umum
seperti gedung sekolah, stasiun, bandara dan sebagainya.4. Bangunan
yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika misalnya museum,
gedung arsip negara.Besarnya kebutuhan suatu bangunan
terhadapinstalasi proteksi petirditentukan oleh besarnya
kemungkinan kerusakan serta bahaya yang terjadi jika bangunan
tersebut tersambarpetir. Berdasarkan Peraturan umum
InstalasiPenangkap Petirbesarnya kebutuhan tersebut mengacu kepada
penjumlahan indeks-indeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan
di suatu lokasi dan dituliskan sebagai berikut;R = A+B+C+D+E
Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa semakin besar
nilai indeks akan semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung
suatu bangunan sehingga semakin besar kebutuhan bangunan tersebut
akansistem proteksi petir.
Bebarapa Indeks perkiraanbahaya petirdi tunjukkan ke dalam tabel
berikut ini Tabel 2.1 IndeksA : Bahaya Berdasarkan Jenis
BangunanPenggunaan dan IsiIndeks A
Bangunan biasa yang tak perlu diamankan baik bangunan maupun
isinya-10
Bangunan dan isinya jarang dipergunakan misalnya menara atau
tiang dari metal0
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal
misalnya rumah tinggal, industri kecil, stasiun kereta1
Bangunan dan isinya cukup penting misalnya menara air, toko
barang-barang berharga dan kantor pemerintah2
Bangunan yang isinya banyak sekali orang misalnya sarana ibadah,
sekolah dan atau monumen sejarah yang penting3
Instalasi gas minyak atau bensin, dan rumah sakit5
Bangunan yang mudah meledak dan menimbulkan bahaya yang tak
terkendali bagi sekitarnya misalnya instalasi nuklir.15
sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan
Umum InstalasiPenangkap Petiruntuk Bangunan di Indonesia. Hal
17.
Tabel 2.2 IndeksB : Bahaya Berdasarkan Kontruksi
BangunanKontruksi bangunanIndeks B
Seluruh bangunan terbuat dari logam dan mudah menyalurkan
listrik0
Bangunan dengan kontruksi beton bertulang atau rangka besi
dengan atap logam1
Bangunan dengan kontruksi beton bertulang, kerangka besi dan
atap bukan logam2
Bangunan kayu dengan atap bukan logam3
sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan
Umum InstalasiPenangkap Petiruntuk Bangunan di Indonesia. Hal
18.
Tabel 2.3 IndeksC : Bahaya Berdasarkan Tinggi BangunanTinggi
bangunan berdasarkan......(m)Indeks C
60
122
173
254
355
506
707
1008
1409
20010
Sumber: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum
Instalasi Penangkap Petir untuk Bangunan di indonesia hal.19Tabel
2.4 indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi BangunanSituasi
bangunanIndeks D
Di anah daar pada semua ketinggian0
Di kaki bukit sampai % tinggi bukit atau pegunungan sampai 1000
metter1
Dipuncak gunung atau pegunungan yang lebih dari 1000 meter2
Sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan
Umum InstalasiPenangkap Petiruntuk Bangunan di Indonesia. Hal
19.
Tabel 2.5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari BuruhHari guruh per
tahunIndeks E
20
41
82
163
324
645
1286
2567
Sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan
Umum InstalasiPenangkap Petiruntuk Bangunan di Indonesia. Hal 19.2.
Prinsip perlindungan petirJika kita memperhatikan bahaya yang di
akibatkan sambaran petir, maka sistem perlindunganpetirharus mampu
melindungi struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan
dari sambaran langsung dengan di pasangnyapenangkap petireksternal
(Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di
pasangnyapenangkap petirinternal (Internal Protection) atau yang
sering di sebutsurge arresterserta pembuatangrounding sistemyang
memadai sesuai standar yang telah di tentukan.Sampai saat ini belum
ada alat atau sistem proteksipetiryang dapat melindungi 100 % dari
bahaya sambaranpetir, namun usaha perlindungan mutlak dan wajib
sangat di perlukan.Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan
penelitian di laboratorium dan lapangan terus dilakukan,
berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan sistem
proteksipetirsecara terpadu telah di kembangan olehFlash Vectron
Lightning Protection"SEVEN POINT PLAN".Tujuan dari "SEVEN POINT
PLAN" adalah menyiapkan sebuah perlindungan efective dan dapat di
andalkan terhadap seranganpetir, "Seven Point Plan' tersebut
meliputi :1. MenangkapPetirDengan cara menyediakan system
penerimaan (AirTerminal Unit) yang dapat dengan cepat menyambut
sambaran aruspetir, dalam hal ini mampu untuk lebih cepat dari
sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan
besaranpetir.Terminal Petir Flash Vectron mampu memberikan solusi
sebagai alat penerima sambaranpetirkarena desainnya dirancang untuk
digunakan khusus di daerah tropis.2. Menyalurkan
ArusPetirSambaranpetiryang telah mengenaiterminal penangkap
petirsebagai alat penerima sambaran akan membawa arus yang sangat
tinggi, maka dari itu harus dengan cepat disalurkan ke bumi
(grounding) melaluikabel penyalursesuai standart sehingga tidak
terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur bangunan
atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.3.
MenampungPetirDengan cara membuatgrounding sistemdengan resistansi
atau tahanan tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat
sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step potensial.
Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah
untuk instalasipenangkap petirharus dibawah 3 Ohm.4.
ProteksiGrounding SistemSelain memperhatikan resistansi atau
tahanan tanah, material yang digunakan untuk pembuatangroundingjuga
harus diperhatikan, jangan sampai mudah korosi atau karat, terlebih
lagi jika didaerah dengan dengan laut. Untuk menghindari terjadinya
loncatan aruspetiryang ditimbulakn adanya beda potensial tegangan
maka setiap titikgroundingharus dilindungi dengan cara integrasi
atau bonding system.5. Proteksi Jalur Power ListrikProteksi
terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah
terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik dan
elektronik.6. Proteksi Jalur PABXMelindungi seluruh jaringan
telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile dan jaringan data7.
Proteksi Jalur ElektronikMelindungi seluruh perangkat elektronik
seperti CCTV, mesin dll dengan memasang surge arrester
elektronik.
C. Konstruksi Sistem Penangkap Petir
A. Bagaimana Konstruksi Pemasangan Penangkap Petir Pada
GedungPenangkap petir adalah sebuah batang logam atau konduktor
yang dipasang di atas gedung dan pada perangkat listrik yang
terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada
saat terjadi petir1. Jenis-jenis metode penangkap petira.
PenangkapPetirKonvensional / Faraday / FrangklinKedua ilmuwan
tersebut Faraday dan Frangklin menjelaskan sistem yang hampir sama,
yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian
atas bangunan dangrounding, sedangkan sistem perlindungan yang di
hasilkan ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 - 40
derajat. Perbedaannya adalah sistem yang di kembangkan Faraday
bahwakabelpenghantar berada pada sisi luar bangunan dengan
pertimbangan bahwakabelpenghantar juga berfungsi sebagai material
penerima sambaranpetir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa
disebut dengan sangkar faraday.b. Penangkal Petir Radio
AktifPenelitian terus berkembang akan sebab terjadinyapetir, dan
semua ilmuwan sepakat bahwa terjadinyapetirkarena ada muatan
listrik di awan berasal dari proses ionisasi, maka untuk
menggagalkan proses ionisasi dilakukan dengan cara menggunakan zat
berradiasi sepertiRadiun 226dabAmeresium 241karena kedua bahan ini
mampu menghamburkan ion radiasinya yang dapat menetralkan muatan
listrik awan. Maka manfaat lain hamburan ion radiasi tersebut akan
menambah muatan pada ujung finial/splitzer, bila mana awan yang
bermuatan besar tidak mampu di netralkan zat radiasi kemudian
menyambar maka akan cenderung mengenai penangkalpetirini.
Keberadaan penangkalpetirjenis ini telah dilarang pemakaiannya,
berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan
mengurangi zat beradiasi di masyarakat, selain itu
penangkalpetirini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan manusia.c.
PenangkalPetirElektrostatisPrinsip kerja
penangkappetirelektrostatis mengadopsi sebagian system
penangkalpetirradio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung
finial/splitzer agarpetirselalu melilih ujung ini untuk di sambar.
Perbedaan dengan system radio aktif adalah jumlah energi yang
dipakai. Untuk penangkalpetirradio aktif muatan listrik dihasilkan
dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada
penangkalpetirelektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari
listrik awan yang menginduksi permukaan bumi.
2. Cara Pemasangan Instalasi PenangkapPetir/AntiPetirFlash
VectronPenangkap petir Flash Vectronadalah terminalpetirunggulan
jenis elektrostatik yang di desain khusus untuk daerah tropis mampu
memberikan solusipetirterbaik khususnya di Indonesia. Selain sudah
melewati uji laboratorium PLN dan laboratorium tegangan tinggi di
lembaga terkait, penangkap petirFlash Vectronjuga telah di uji
langsung di lapangan yang rawan akan sambaranpetir.Secara garis
besar, cara pemasangan instalasi penangkappetir/antipetirFlash
Vectron sebagai berikut.
Gb.1 pemasangan groundingPada tahap awal pengerjaan di mulai
dengan mengerjakan bagian grounding system terlebih dahulu, dengan
pertimbangan keamanan dan kemudahan. Kemudian dilakukan pengukuran
resistansi/tahanan tanah menggunakanEarth Testermeter, apabila
hasil pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja
berikutnya dapat dilakukan. Seandainya hasil resistansi/tahanan
tanah menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan pembuatan atau
penambahangroundinglagi di sebelahnya dan di pararelkan
dengangroundingpertama agar resistansi/tahanan tanahnya menurun
sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.
Gb.2 memasang kabel penyalurSetelah selesai membuatgrounding,
langkah berikutnya adalah memasangkabelpenyalur (Down Conductor)
dari titikgroundingsampai keatas bangunan, tentunya dengan
mempertimbangkan jalurkabelyang terdekat dan hindari banyak
belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan
kualitas instalasi dapat efektif dan efisien.Kabelpenyalurpetiryang
biasa di gunakan antara lain BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial.
Untuk tempat - tempat tertentu sebaiknya di beri pipa pelindung
(Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
Gb.3 pemasangan head terminalBilakabelpenyalurpetirtelah
terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya pemasangan head
terminalpetirFlash Vectron tentunya harus terhubung
dengankabelpenyalur tersebut sampai kegroundingsistem.
D. ArresterPada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik
menyalurkan energinya melalui saluran transmisi udara dimana
saluran transmisi tenaga listrik yang terpasang di udara ini
sangatlah rentanterhadap gangguan yang disebabkan oleh sambaran
petir. Sambaran petir ini akan menghasilkangelombang berjalan
(Surja Tegangan) pada saluran transmisi dan pada akhirnya dapat
masuk kepusat pembangkit tenaga listrik. Oleh alasan ini, dalam
pusat pembangkit tenaga listrik harusdilengkapi denganlightening
arrester(penangkap petir).Gelombang berjalan (surja tegangan)
selain dihasilkan oleh gangguan petir, juga dapatterjadi karena
adanya pembukaan dan penutupan pemutus tenaga listrik (Open Closing
Circuit Breaker) atau adanya switching pada jaringan tenaga
listrik. Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di
atas 350 kV (500 kV untuk standar tranmisi udara tegangan ekstra
tinggi/SUTET di Indonesia), surja tegangan ini lebih banyak
disebabkan oleh switching tenaga listrik padajaringan dibandingkan
yang disebabkan oleh gangguan petir.Saluran udara yang keluar dari
pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi pusat
pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya
harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester
harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak
sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada
petir yang merupakan gelombang berjalanmenuju ke transformator akan
melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka
(karenatransformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah)
sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan
gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami
tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang
datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus
dipasang sedekat mungkin dengan transformator.Lightening arrester
ini akan bekerja pada tegangan tertentu di atas dari tegangan
operasi yang berfungsi untuk membuang muatan listrik dari surja
petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas
tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi.
Perbandingan dua tegangan ini disebut jugarasio proteksi arrester.
Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat
isolasi bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover,
maka flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada
transformator.Rating arus arrester ditentukan dengan mempelajari
statistik petir setempat. Misalnya di suatu tempat mempunyai data
statistik yang menyatakan probabilitas petir yang terbesar adalah
15 killo ampere (kA), maka rating arrester yang dipilih adalah 15
kA.
1. PRINSIP KERJA ARRESTERPada prinsipnya arrester membentuk
jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga tidak timbul tegangan
lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester
berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatikan aliran arus yang
tinggi ke tanah. Setelah itu hilang arrester harus dengan cepat
kembali menjadi isolator.Pada pokoknya arrester ini terdiri dari
dua unsure yaitu : 1. Sela api (spark gap); 2. Tahanan kran (valve
resistor). Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah
dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan sistem maksimum dan
oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Sering kali masalah
ini dapat dipecahkan hanya dengan mengeterapkan cara cara khusus
pengaturan tegangan (voltage control) oleh karena itu sebenarnya
arrester terdiri dari tiga unsure diantaranya yaitu :
1. Sela api (spark gap)2. Tahanan kran (valve resistor)3.
Tahanan katup dan system pengaturan atau pembagian tegangan
(grading system)Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya
kerusakan karena gangguan dengan tidak memperdulikan akibatnya
terhadap pelayanan, maka cukup dipakai sela batang yang
memungkinkan terjadinya percikkan pada waktu tegangannya mencapai
keadaan bahaya.Dalam hal ini, tegangan system bolak balik akan
tetap mempertahankan busur api sampai pemutus bebannya dibuka.
Dengan menyambung sela api ini dengan sebuah tahanan, maka mungkin
apinya dapat dipadamkan. Tetapi bila tahanannya mempunyai harga
tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali sehingga maksud
untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan akibat
bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal.Oleh sebab itu dipakailah
tahanan kran (valve resistor), yang amempunyai sifat khusus bahwa
tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan arusnya besar. Proses
pengecilan tahanan berlangsung cepat sekali yaitu selama teganngan
lebih mencapai harga puncaknya. Tegangan lebih dalam hal ini
mengakibatkan penurunan drastic dari pada tahanan sehingga jatuh
tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar.Bila tegangan lebih
habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi sehingga
arus susulannya dibatasi kira kira 50 ampere. Arus susulan ini
akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya
mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak sebagai
sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama tahanan
kran.Pada arrester modern pemandangan arus susulan yang cukup besar
(200 300 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini,
maka baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan
pemadamannya dapat dilakukan sebelum tegangan system mencapai harga
nol.Dapat ditambahkan bahwa arus susulan tidak selalu terjadi tiap
kali arrester bekerja, ada tidaknya tergantung dari saat terjadinya
tegangan lebih. Hal ini dapat dimengerti karena arus susulan itu
justru dipadamkan pada arus nol yang pertama atau sebelumnya.
2. SYARAT PEMASANGAN LIGHTENING ARRESTERSebelum melakukan
instalasi lightening arrester, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, diantaranya adalah:a. Tegangan percikan (sparkover
voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu
tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah,
sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan
disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan
tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual voltage)
atau jatuh tegangan (voltage drop) Jatuh tegangan pada arrester = I
x R DimanaI = arus arrester maksimum (A)R = tahanan arrester
(Ohm)b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat
bekerja terus seperti semula. Batas dari tegangan system dimana
arus susulan ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated
voltage) dari arrester.
3. JENIS-JENIS ARRESTERAdapun jenis-jenis arrester di kelompokan
menjadi dua yaitu sebabagai berikut:a. Arrester jenis ekspulsi
(expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube)b. Arrester
katup (valve type)Untuk jenis arrester sendiri terdiri dari
beberapa jenis seperti di bawah ini:1. Arrester jenis ekspulsi atau
tabung pelindung.Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang
berada dalam tabung serat dan sela percik yang berada diluar
diudara atau disebut juga sela seri lihat pada gambar. Bila ada
tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela
percik, yang diluar dan yang berada didalam tabung serat, tembus
seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api.
Jadi arrester menjadi konduktor dengan impedansi rendah dan
melalukan surja arus dan arus daya system bersama sama. Panas yang
timbul karena mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan
tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya menyembur pada api
dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik nolnya.Arus
susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang tinggi
sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua)
gelombang, dan biasannya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak
menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulasi ini mempunyai
karakteristik volt waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat
memutuskan arus susulan. Tetapi tegangan percik impulsnya lebih
tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi kemampuan untuk
memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat
dari system pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan
demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak
memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk system
distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan pada saluran
transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk.
Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering
disebut sebagai tabung pelindung.2. Arrester jenis katupArrester
jenis katup ini terdiri dari sela pecik terbagi atau sela seri yang
terhubung dengan elemen tahanan yang menpunyai karakteristik tidak
linier.Tegangan frekwensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada
sela seri. Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja
yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi pengahantar. Sela seri itu
tidak bias memutuskan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh tak
linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar
dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekwensi dasar terlihat
pada karakteristik volt ampere.Arrester jenis katup ini dibagi
dalam dua jenis yaitu :a. Arrester katup jenis garduArrester katup
jenis gardu ini adalah jenis yang paling effisien dan juga paling
mahal. Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya
secara umum pada gardu induk besar. Umumnya dipakai untuk
melindungi alat alat yang mahal pada rangkaian rangkaian mulai dari
2400 volt sampai 287 kV dan tinggi.b. Arrester katup jenis
saluranArrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis
gardu . kata saluran disini bukanlah berarti untuk saluran
transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini
dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta
dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV.E. Sistem
GroundingSambungan ke tanah diperlukan untuk melindungi peralatan
peralatan komunikasi dan personal terhadap bahaya petir atau
kesalahan pada power sistem dan juga dapat berfungsi sebagai
service pada suatu sistem.Untuk merencanakan suatusistem
pentanahanada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara
lain Tahanan Jenis Tanah, Struktur tanah, keadaan lingkungan,
biaya, ukuran dan bentuk sistemnya.Biasanya tahanan pentanahan yang
lebih rendah sangat efektif, tetapi biaya menjadi besar. Untuk itu
perlu dipertimbangkan efek fungsi dan ekonomisnya. Oleh karena itu
perlu kiranya bagi kita untuk dapat merencanakan dan membuat sistem
pentanahan yang sesuai dengan keperluannya.
1. SYARAT SYARAT SISTEM PENTANAHAN YANG EFEKTIFTahanan
pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu
keperluan pemakaian. Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :a.
Bahan Konduktor yang baikb. Tahan Korosic. Cukup Kuatd. Jangan
sebagai sumber arus galvanise. Elektroda harus mempunyai kontak
yang baik dengan tanah sekelilingnya.f. Tahanan pentanahan harus
baik untuk berbagaimusimdalam setahun.g. Biaya pemasangan serendah
mungkin.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TAHANAN PENTANAHANTahanan
pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :a. Tahanan
elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke
peralatan yang ditanahkan.b. Tahan kontak antara elektroda dengan
tanah.c. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.Namun
demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan
tetapi tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan
mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi
seperti misal pada saat terjadi lightning discharge. Untuk
menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat sependek
mungkin.Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya
adalah tahanan sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan
jenis tanah ().
3. TAHANAN JENIS TANAH ()Dari rumus untuk menentukan tahanan
tanah dari statu elektroda yang hemisphericalR= /2rterlihat bahwa
tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya . Untuk
berbagai tempat harga ini tidak sama dan tergantung pada beberapa
faktor :1. sifat geologi tanah2. Komposisi zat kimia dalam tanah3.
Kandungan air tanah4. Temperatur tanah5. Selain itu faktor
perubahan musim juga mempengaruhinya.6. Sifat Geologi TanahIni
merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan
dasar dari pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat
umumnya mempunyai tahanan jenis terendah, sedang batu-batuan dan
quartz bersifat sebagai insulator.
Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ) dari berbagai
jenis tanah.No.JENIS TANAHTAHANAN JENIS TANAH( ohm.meter )
1.2.3.4.5.6.7.Tanah yang mengandung air garamRawaTanah liatPasir
BasahBatu-batu kerikil basahPasir dan batu krikil keringBatu5
63010020050010003000
KOMPOSISI ZAT ZAT KIMIA DALAM TANAHKandungan zat zat kimia dalam
tanah terutama sejumlah zat organik maupun anorganik yang dapat
larut perlu untuk diperhatikan pula.Didaerah yang mempunyai tingkat
curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah yang
tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut.
Pada daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang
efektif yaitu dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih
dalam dimana larutan garam masih terdapat.KANDUNGAN AIR
TANAHKandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan
tahanan jenis tanah ( ) terutama kandungan air tanah sampai dengan
20%.Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan
kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah
naik samapai 30 kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20%
pengaruhnya sedikit sekali.TEMPERATUR TANAHTemperatur bumi pada
kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan
temperatur permukaan.Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan
temperatur selama setahun tidak banyak, sehingga faktor temperatur
boleh dikata tidak ada pengaruhnya.ELEKTRODA PENTANAHANJenis
Elektroda pentanahanPada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang
digunakan pada sistem pentanahan yaitu :1. Elektroda Batang2.
Elektroda Pelat3. Elektroda PitaElektroda elektroda ini dapat
digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga secara gabungan
dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di
tanam vertikal di dalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga,
stainless steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula
dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang
dapat menyebabkan korosi.Ukuran Elektroda :diameter5/8 -3/4Panjang
4 feet 8 feetElektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge
petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELATBentuk elektroda pelat biasanya empat persegu
atau empat persegi panjang yang tebuat dari tembaga, timah atau
pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara penanaman biasanya
secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya
tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical
adalah lebih praktis dan ekonomis.ELEKTRODA PITAElektroda pita
jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat
BCC yang di tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam 2 feet.
Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai
tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang tidak
mengalami kekeringan.Hal ini cocok untuk daerah daerah pegunungan
dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman.
PENGKONDISIAN TANAHBagi daerah daerah yang mempunyai struktur
tanah dengan tahanan jenis tanah yang tinggi untuk memperoleh
tahanan pentanahan yang diinginkan seringkali sukar diperoleh. Ada
tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda
ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :Dengan membuat
lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan mengelilingi
elektroda tersebut bahan bahan seperti tanah liat atau
cokas.Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi
zat-zat nimia yang mana akan memperkecil tahanan jenis tanah di
sekitarnya. Zat-zat kimia yang biasa di pakai adalah sodium
chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper sulfat.
1) Menggunakan bentoniteCampuran bentonite tersebut dapat
menghasilkan tahanan jenis tanah yang rendah. Dengan menanamkan
campuran bentonite tersebut disekeliling elektroda maka tahanan
pentanahandapat diperkecil 1/10 1/15kali. Bahan: bentonite jenis
bleaching earth, air dan garam CaCL2. Adonan: setiap 1 kg bentonite
dicampur dengan 111 gram garam CaCL2 dan air sebanyak 2 liter.
Banyaknya adonan sesuai dengan lubang yang dibuat, asal sesuai
dengan perbandingan tersebut diatas. Pemasangan: buat lubang sesuai
dengan ukuran yang diperlukan, tanam/masukkan kutub pentanahan
apapun bentuknya, tuangkan adonan bentonite sampai menutup seluruh
kutub pentanahan, urug kembali dengan tanah urug.
2) Menggunakan arang kayu Bahan: arang kayu, garam dapur dan air
Adonan: tidak kritis, semuanya secukupnya Pemasangan: buat lubang
sesuai dengan ukuran yang diperlukan, tanam/masukkan kutub
pentanahan apapun bentuknya, tuangkan adonan arang kayu sampai
menutup seluruh kutub pentanahan, urug kembali dengan tanah
urug.
3) Menggunakan tepung logam Bahan: Tepung logam Pemasangan: buat
lubang sesuai dengan ukuran yang diperlukan, tanam/masukkan kutub
pentanahan apapun bentuknya, tuangkan adonan tepung logam sampai
menutup seluruh kutub pentanahan, urug kembali dengan tanah
urug.
4) Menggunakan garam Bahan: garam NaCL atau CaCL2 atau CuSO4
Adonan: campur sejumlah garam dengan air Pemasangan: Buat parit
disekeliling kutub pentanahan, tuangkan cairan air garam dan tutup
kembali.
5) Menggunakan semen konduktif (biasanya digunakan dengan kutub
mendatar) Bahan: semen konduktif, bikin adukan secukupnya
Pemasangan: Gali parit dengan kedalaman sesuai kebutuhan, tanam
kutub tanah mendatar dalam adukan semen konduktif, tutup kembali
dengan tanah urug
Ada empatcara menurunkan tahanan pentanahan yakni:1. Menambah
Panjang/Kedalaman Elektroda Grounding (Pentanahan)Satu cara yang
sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah memperdalam
elektroda Grounding (pentanahan). Tanah tidak tetap tahanannya dan
tidak dapat diprediksi.Ketika memasang elektroda pentanahan,
elektroda berada di bawah garis beku (frostingline). Ini dilakukan
sehingga tahanan tanah tidak akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah
disekitarnya. Ada kejadian-kejadian dimana secara fisik tidak
mungkin dilakukan pendalaman batang elektroda grounding
(pentanahan) daerah-daerah yang terdiri dari batu, granit, dan
sebagainya. Dalam keadaan demikian, metode alternatif yang
menggunakan semen pentanahan (grounding cement) bisadigunakan.
Darihasil penelitian,membenamkan rod duakali lebih dalam (rodnya
diperpanjang) dapat memperkecil nilai tahanan grounding sebanyak
40.2. Menambah Diameter Elektroda Grounding (Pentanahan)Menambah
diameter elektroda grounding (pentanahan) berpengaruh sangat kecil
dalam menurunkan tahanan. Misalnya, bila diameter elektroda
digandakan tahanan pentanahan hanyamenurun sebesar 10%.Grafik
berikut menggambarkan hal tersebut.3. Menambah Jumlah Elektroda
Grounding (Pentanahan)Cara lain menurunkan tahanan tanah adalah
menggunakan banyak elektroda grounding (pentanahan). Dalam desain
ini, lebih dari satu elektroda dimasukkan ke tanah dan dihubungkan
secara paralel untuk mendapatkan tahanan yang lebih rendah. Agar
penambahan elektroda efektif, jarak batang tambahan setidaknya
harus sama dalamnya dengan batang yang ditanam. Tanpa pengaturan
jarak elektroda grounding (pentanahan) yang tepat, bidang
pengaruhnya akan berpotongan dan tahanan tidak akan menurun. Untuk
membantu dalam memasang batang pentanahan yang akan memenuhi
kebutuhan tahanan tertentu, maka dapat menggunakan table tahanan
pentanahan di bawah ini. Ingatlah, ini hanya digunakan sebagai
pedoman, karena tanah memiliki lapisan dan jarang yang sama
(homogen). Nilai tahanan akan sangat berbeda-beda.
Tabel Desain Sistem Grounding (Pentanahan)Sistem grounding
(pentanahan) sederhana terdiri dari satu elektroda grounding
(pentanahan) yang dimasukkan ke tanah. Penggunaan satu elektroda
pentanahan adalah hal yang umum dilakukan dalam grounding
(pentanahan) dan bisa ditemukan di luar rumah atau tempat usaha
perorangan lebih jelasnya perhatikan gambar berikut. Ada pula
system grounding (pentanahan) kompleks terdiri dari banyak batang
pentanahan yang terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat
tanah, dan loop tanah. Sistem-sistem ini dipasang secara khusus di
substasiun pembangkit listrik, kantor pusat, dan tempat-tempat
menara seluler. Jaringan kompleks meningkatkan secara dramatis
jumlah kontak dengan tanah sekitarnya dan menurunkan tahanan
tanah.
BAB IIIPENUTUP
A. Pertanyaan1. Sistem penangkap petir sangat penting untuk
bangunan bergedung tinggi untuk menghindari dari bahaya petir.
Apakah akibat yang disebabkan oleh sambaran petir jika gedung
tinggi tidak menggunakan system penangkap petir?2. Dalam pemasangan
grounding kita diharuskan untuk mendapatkan nilai tahanan maksimal
5 ohm. Sebutkan cara cara untuk mengurangi nilai tahanan
grounding?3. Arrester merupakan bagian dari system penangkap petir
yang berfungsi meredam / memotong tegangan surja sebelum dialirkan
ke grounding. Sebutkan jenis jenis dari arrester?
B. KesimpulanSistem Penangkap Petir (SPP) sangat penting
digunakan untuk melindungi bangunan, terutama yang tinggi. Karena
begitu dasyatnya akibat yang disebabkan oleh sambaran petir bahkan
dapat penghancurkan gedung tersebut. Maka dalam pemasangan
instalasi SPP harus memperhatikan semua faktor yang ada seperti
niai tahanan yang maksimal 5 , karena jika di atas 5 maka dapat
merusak peralatan elektronik dan membahayakan manusia yang terdapat
di dalam gedung tersebut.
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA CEVEST BEKASI 24