“Numeric “App “Application “Optica Disusu FAKULTAS MA MAKALAH cal Aperture Measurement of Fiber O plication of Fiber Optic for Medical” of Fiber Optic for Engineering and S al Time Domain Reflectometer (OTD “Optical Fiber Sensor” un untuk memenuhi tugas UAS Optika Ser Oleh : Nur Faizatul Jannah (141810201051) JURUSAN FISIKA ATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU UNIVERSITAS JEMBER 2016 Optic” ” Scientist” DR)” rat UAN ALAM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“Numerical Aperture Measurement of Fiber Optic
“Application of Fiber Optic for Medical”
“Application of Fiber Optic for Engineering and Scientist”
“Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)”
Disusun untuk memenuhi tugas
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MAKALAH
Numerical Aperture Measurement of Fiber Optic
“Application of Fiber Optic for Medical”
“Application of Fiber Optic for Engineering and Scientist”
“Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)”
“Optical Fiber Sensor”
Disusun untuk memenuhi tugas UAS Optika Serat
Oleh :
Nur Faizatul Jannah (141810201051)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
Numerical Aperture Measurement of Fiber Optic”
“Application of Fiber Optic for Medical”
“Application of Fiber Optic for Engineering and Scientist”
“Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)”
UAS Optika Serat
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
NUMERICAL APERTURE
MEASUREMENT OF FIBER OPTIC
BAB 1. PENDAHULUAN
Penemuan serat optik merupakan sebuah penemuan yang luar biasa.
Kemampuannya dalam mentransmisikan data di bidang telekomunikasi masih
belum terkalahkan hingga sekarang. Dengan kecepatan hingga terabit per sekon,
serat optik memungkinkan kita berkomunikasi secara multimedia dengan kualitas
yang sangat baik. Namun, penggunaan serat optik hingga kini masih belum bisa
diterapkan secara luas. Alasannya adalah teknologi ini merupakan termasuk
teknologi yang mahal, sehingga masyarakat umum masih berat dari segi biaya
dalam menggunakan jaringan serat optik ini.
Ada beberapa parameter yang terdapat pada serat optik yang dapat kita
ukur untuk mengetahui kinerja dari serat optik tersebut. Salah satunya adalah
numerical aperture. Dalam tulisan ini akan dijelaskan lebih mendalam mengenai
numerical aperture
BAB 2. ISI
2.1 Serat Optik
Secara umum, struktur serat optik terdiri dari bagian core, cladding, dan
coat. Cahaya yang mengandung informasi akan ditransmisikan melalui bagian
core. Sedangkan bagian coat berfungsi sebagai pelindung bagian core dan
cladding. Untuk lebih jelas tentang struktur serat optik, dapat dilihat gambarnya di
bawah ini
Gambar 2.1 Struktur Serat Optik
2.2 Numerical Aperture
Numerical aperture (NA) dari sebuah serat optik digunakan untuk
mengukur jumlah atau kuantitas cahaya yang dapat ditangkap oleh serat optik
tersebut. NA merupakan sebuah dimensionless number, yaitu sebuah besaran
tanpa unit fisik, hanya murni sebuah bilangan. Secara umum, numerical aperture
(NA) dapat dirumuskan sebagai berikut :
�� = � sin �
Dengan � adalah cone (kerucut) dari sudut penerimaan dan � adalah indeks bias
dari medium cahaya datang.
Untuk lebih jelas tentang NA, ilustrasi dari cahaya masuk dan penurunan
rumusnya dapat dilihat pada gambar 2.2. Pertama, cahaya masuk dari medium
dengan indek bias �� dan sudut kemiringan ��. Karena indeks bias antara medium
datangnya cahaya (��) berbeda dengan indeks bias core (��) maka terjadilah
pembiasan sinar dengan sudut bias sebesar ��. Kejadian tersebut memenuhi
persamaan di bawah ini
�� sin �� = �� sin �� (2.1)
Sinar yang dibiaskan tersebut kemudian menumbuk core-cladding interface. Jika
sudut datang tersebut lebih kecil dari sudut kritis, maka cahaya tersebut akan
dibiaskan kembali. Cahaya yang dibiaskan tersebut disebut dengan istilah
unguided ray. Sedangkan jika sudut datang tersebut lebih besar dari sudut kritis,
maka cahaya akan dipantulkan sempurna. Cahaya yang dipantulkan sempurna ini
disebut dengn istilah guided ray. Nilai dari sudut kritis dapat dicari melalui
persamaan berikut
sin �� =��
�� (2.2)
Dimana �� adalah core indeks dan �� adalah cladding indeks.
Gambar 2.2 Ilustrasi Cahaya Masuk pada Fiber Optic
Dari gambar di atas, nilai dari NA dapat dirumuskan sebagai berikut :
�� =�
�− �� (2.3)
�� = �� sin �� = �� sin �� = ���� − ��
� (2.4)
Untuk nilai �� mendekati nilai ��, NA dapat dirumuskan sebagai berikut
�� = ���(2∆) (2.5)
Dengan,
∆=�����
�� (2.6)
Umumnya NA pada single-mode fiber adalah 0,1 dan untuk multy-mode fiber
berkisar antara 0,2 sampai 0,3.
BAB 3. KESIMPULAN
Numerical aperture (NA) merupakan karakteristik dari serat optik yang
dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan sebuah serat optik dalam
mengumpulkan cahaya.
APPLICATION OF FIBER OPTIC
FOR MEDICAL
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Kedokteran dan Teknologi Kedokteran yang berkembang pesat telah
menghasilkan prosedur diagnostik yang cepat dan tepat. Endoskopi merupakan
salah satu teknik pelayanan canggih tersebut. Endoskopi ialah suatu alat yang
digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh (khususnya saluran pencernaan)
secara visual dengan membidik melalui alat tersebut atau melihat melalui layar
monitor, sehingga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap kelainan organ yang
diperiksa. Pemeriksaan endoskopi ini merupakan salah satu sarana penunjang
diagnostik yang cukup handal.
Endoskopi merupakan pemeriksaan rongga tubuh menggunakan endoskop
yang digunakan untuk diagnosis atau penyembuhan. Teknik ini menggunakan
serat optik dan teknologi video sehingga keseluruhan struktur tubuh dapat
diinspeksi secara keseluruhan. Penyembuhan yang dahulunya banyak memakan
resiko melalui operasi, kini dipermudah dengan hadirnya endoskopi yang lebih
aman.
Penggunaan serat optik berkembang sangat pesat. Aplikasi dalam
pengobatan menghasilkan instrumen inovatif yang bermanfaat dalam diagnosis
penyakit, salah satunya yaitu endoskop. Pada dasarnya alat ini adalah sebuah
selang panjang yang ujungnya diberi kamera dan alat-alat medis lainnya. Lalu
selang tersebut dimasukkan ke dalam tubuh. Selain itu, perkembangan serat optik
dalam teknologi komunikasi juga telah menghasilkan perangkat terkait lainnya
seperti modul transceiver dan ethernet converter untuk aplikasi telekomunikasi
serta aplikasi medis lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan endoskopi?
2. Apa kelebihan endoskopi?
3. Bagaimanakah sejarah perkembangan endoskopi dalam dunia medis?
4. Bagaimana prinsip kerja fiber optic endoskopi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah mengenai
aplikasi fiber optik di dunia medis seperti endoskopi yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan endoskopi.
2. Mengetahui kelebihan endoskopi.
3. Mengetahui sejarah perkembangan endoskopi dalam dunia medis.
4. Mengetahui prinsip kerja fiber optic endoskopi.
1.4 Manfaat
Dari beragai macam alat yang telah ada, tidak semua alat dapat digunakan
terus menerus mengikuti perubahan jaman. Dengan mengkaji berbagai teknologi
yang ada terutama teknologi berbasis serat optik, maka diharapkan seluruh civitas
akademika ataupun stakeholder dalam perkembangan teknologi dapat terus
melakukan inovasi. Sehingga dapat dihasilkan berbagai macam teknologi
terbarukan yang menjadi tolak ukur perkembangan teknologi Indonesia.
BAB 2. PEMBAHASAN
2. 1 Endoskopy (Endoscope)
Gambar 2.1 Endoskopi
Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ-organ
di dalam badan secara visual, sehingga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap
kelainan yang timbul pada organ yang diperiksa. Jadi jelas bahwa endoskop
adalah suatu alat untuk membantu menegakkan diagnosa. Alat ini digunakan
dalam pemeriksaan endoskopi, berbentuk pipa kecil panjang yang dapat
dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung atau ke rongga tubuh lainnya.
Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan
cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera.
Di samping itu, kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi
yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk
memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat
dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dan lain-lain. Endoskop
dapat diarahkan ke atas-bawah dan ke kiri-kanan sewaktu dimasukkan ke dalam
tubuh. Mikro-endoskop dapat dimasukkan melalui hidung ke rongga atau
melewati bagian belakang tenggorokan dan saluran eustachius menuju telinga
atau melalui pembuluh darah menuju jantung atau turun melalui saluran
pencernaan dan menuju ke hati dan kantung empedu atau melalui saluran kencing
ke ginjal.
Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk
melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain.
Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika
dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya. Beberapa jenis
gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain : abses, sirosis biliaris,
perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-
lain.
Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai
macam nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut beberapa
contohnya :
1. Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum dan
perikardium (bagian paru-paru dan jantung)
2. Proktoskopi (sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi), untuk memeriksa
rektum dan kolon sigmoid
3. Laringoskopi, untuk memeriksa laring (salah satu bagian saluran napas)
4. Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di dalam
rongga perut
5. Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan usus
halus
6. Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing, kandung kencing, dan prostat
7. Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim
8. Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar
9. Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus (bagian
dari saluran napas)
10. Arthoskopi, untuk melihat sendi
2.2 Kelebihan Endoskopi
Endoskopi merupakan metode terbaik untuk mendiagnosis penyakit.
Endoskopi juga dapat digunakan untuk metode terapi. Keuntungan dari endoskopi
adalah sensistivitas yang tinggi serta minimnya radiasi yang dipancarkan.
Endoskopi telah menjadi standar evaluasi dan pengobatan, terutama untuk
kerusakan saluran pencernaan. Prosedur diagnosis dan terapi dapat dijalankan
secara aman dan kompeten.
2.3 Sejarah Perkembangan Endoskopi dalam Dunia Medis
2.3.1 Tahap I : straight rigid tubes
Straight Rigid Tubes atau endoskopi kaku berkembang antara tahun 1795-1932.
Basisnya adalah dengan menggunakan logam yang disinari cahaya lilin.
Endoskopi pada masa ini masih belum banyak digunakan karena peralatan
tersebut yang masih kaku, sehingga belum dapat menjangkau bagian tubuh dalam.
Namun, pada masa akhir periode ini telah cukup banyak perbaikan, antara lain
penggunaan sumber cahaya lampu sebagai pengganti cahaya lilin.
2.3.2 Tahap II : semiflexibel tube endoscopy
Semiflexibel Tube Endoscopy atau endoskopi semi luntur berkembang antara
tahun 1932-1958. Basisnya adalah dengan menggunakan lensa ganda dengan
jarak sangat pendek. Penggunaan lensa ganda ini memudahkan proses diagnosis
karena ukurannya yang kecil sehingga mampu masuk ke bagian tubuh dalam.
Pada akhir tahap ini, peralatan endoskop telah dilengkapi dengan alat perekam.
2.3.3 Tahap III : fiberoptic endoscopy
Endoskopi fiber optik mulai berkembang pada tahun 1958. Sejak tahun ini pula
berkembang baik endoskopi maupun gastroenterologi dengan pesat. Prinsip
kerjanya adalah berupa pemantulan cahaya yang terdapat di dalam alat-alat
tersebut oleh fiberglass dengan diameter 0,0006 inch atau +/- 14 u. Di dalam satu
bundel dengan diameter ± 0,25 inch terdapat 150.000 fiberglass. Transmisi cahaya
dengan menggunakan fiber optik lebih akurat. Selain itu penggunaan fiber yang
tipis memudahkan pengkombinasian dengan alat perekam. Seiring dengan
perkembangan, telah banyak dibuat endoskop berbasis fiber optik dengan variasi
ukuran panjang.
2.4 Prinsip Kerja Fiber Optic Endoskopi
Sebuah endoskop terdiri dari sumber cahaya (meliputi sumber dan catu
daya) dan juga fiber optic yang berfungsi sebagai jalur cahaya menuju bagian
yang diperiksa. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah halogen dan bola
lampu metal-halogen. Bola lampu berfungsi untuk memfokuskan cahaya input
pada permukaan ujung fiberoptik . Sumber cahaya yang tengah dikembangkan
saat ini adalah dari LED (light emitting diode).
Gambar 2.2 Skema Kerja Endoskopi
Sesuai dengan gambar di atas, image bundle berfungsi sebagai elemen yang
mentransmisikan gambar dari dua ujung permukaan fiber menuju pangkal fiber.
Pada pangkal fiber (proximal end) terdapat sebuah sistem lensa yang berfungsi
untuk mentransmisikan gambar dan juga menghubungkan dengan lensa okuler
(untuk pengamatan) ataupun dengan video camera.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ-organ
di dalam badan secara visual, sehingga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap
kelainan timbul pada organ yang diperiksa.
2. Kelebihan dari endoskopi adalah sensitivitas yang tinggi serta minimnya
radiasi yang dipancarkan
3. Perkembangan sejarah endoskopi terdiri dari tiga tahap, tahap pertama
masih berupa endoskopi kaku, tahap kedua berupa endoskopi semi lentur,
sedangkan tahap ketiga sudah berupa endoskopi fiber optik.
4. Prinsip kerja endoskopi dimulai dengan memasukkan pipa yang terdiri dari
dua buah serat optik ke dalam tubuh. Satu untuk menghasilkan cahaya
agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera.
3.2 Saran
Dari beberapa ulasan yang telah dibahas mengenai penggunaan fiber optik
dalam dunia medis, diharapkan pembelajaran tentang fiber otik masih terus
berlanjut. Seperti kegunaan serat optik dalam dunia medis lebih baik diulas lebih
detail sehingga dapat mengembangkan teknologi berbasis serat optik dengan lebih
baik. Dengan demikian, teknologi di bidang medis dapat berkembang dengan
pesat.
APPLICATION OF FIBER OPTIC
FOR ENGINEERING AND
SCIENTIST
BAB 1. PENDAHULUAN
Penemuan serat optik merupakan sebuah penemuan yang luar biasa.
Kemampuannya dalam mentransmisikan data di bidang telekomunikasi masih
belum terkalahkan hingga sekarang. Dengan kecepatan hingga terabit per sekon
yang nyaris mendekati kecepatan cahaya, serat optik memungkinkan kita
berkomunikasi secara multimedia dengan kualitas yang sangat baik. Serat optik
tidak ditemukan semata-mata, namun melalui proses dan riset yang sangat
panjang. Bidang riset tersebut adalah fisika optik.
Sejauh ini banyak sekali aplikasi serat optik dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bidang sains misalnya, serat optik dapat dimanfaatkan untuk pengukuran
suhu, pengukuran tekanan, dan pengukuran jarak. Sementara dalam bidang teknik,
dapat dimanfaatkan sebagai rancang bangun sensor berbasis OTDR untuk
pendeteksian dini retakan pada struktur beton jembatan.
BAB 2. ISI
2.1 Serat Optik
Secara umum, struktur serat optik terdiri dari bagian core, cladding, dan
coat. Cahaya yang mengandung informasi akan ditransmisikan melalui bagian
core. Sedangkan bagian coat berfungsi sebagai pelindung bagian core dan
cladding. Untuk lebih jelas tentang struktur serat optik, dapat dilihat gambarnya di
bawah ini
Gambar 2.1 Struktur Serat Optik
2.2 Aplikasi Serat Optik
Serat optik diaplikasikan diantaranya untuk pengukuran suhu, tekanan,
saringan, sensor untuk mendeteksi keretakan pada struktur beton jembatan dan
masih banyak lagi aplikasi lainnya.
2.2.1 Pengukuran Suhu
Karena indeks bias suatu medium tergantung pada suhu, pengetahuan
tentang distribusi lokal hadir dalam tegangan tinggi, daya tinggi peralatan, seperti
generator dan transformer, teknik SPR (Surface Plasmon Resosnce) dapat
diterapkan untuk merasakan suhu medium.
2.2.2 Pengukuran Tekanan
Sensitivitas sensor regangan tinggi FFPI telah digunakan dalam
pengukuran tekanan gas di mesin pembakaran internal. Banyak mesin dibangun
sehingga unsur seperti katup injektor bahan bakar yang terkena tekanan ruang
bakar melesat ke kepala silinder. Variasi tekanan longitudinal pada baut selama
siklus mesin kira-kira sebanding dengan tekanan ruang bakar sebuah FFPI
epoxied ke dalam lubang di salah satu baut sehingga dapat digunakan untuk mesin
pengukur tekanan.
2.2.3 Pengukuran Saringan
Permukaan yang dipasang tranduser biasanya digunakan untuk parameter
pemantauan seperti ketegangan, suhu, dan tekanan akustik dalam bahan struktural.
Sebuah analisis numerik diberikan pada jarak jauh panjang gelombang divisi
sistem multiplexing transmisi menggunakan serat optik parametrik penguat
(FOPA) Cascades berdasarkan satu model pompa FOPA dengan efek yang
diperhitungkan. Serat optik juga sering digunakan dalam sensor pengukuran jarak.
Sensor tersebut dapat dibangun menggunakan LED, dua serat, dan fototransistor.
2.2.4 Rancang Bangun Sensor Berbasis OTDR untuk Pendeteksian Dini
Retakan pada Struktur Beton Jembatan
Aplikasi ini didukung dan oleh kepentingan dan relevansi pemantauan
keadaan struktur atau infrastruktur bangunan sipil, perkembangan serat optik
sebagai sensor, serta penggunaan OTDR untuk pendayagunaan serat optik sebagai
sensor terdistribusi. Mekanismenya ialah, pertama-tama mendesain dan membuat
distributed fiber optical sensor dengan mengkarakterisasi serat optik single mode
step indeks menggunakan OTDR, dan memodifikasinya untuk digunakan sebagai
distributed fiber optical sensor. Selanjutnya, mendesain dan membangun
prototype sistem monitoring keadaan jembatan yaitu berupa segmen jembatan
yang telah dipasang distributed fiber optical sensor terkoneksi dengan OTDR dan
PC. Kemudian dianalisa rancang bangun sistem yang telah dibuat tersebut.
BAB 3. KESIMPULAN
Bidang sensor serat optik telah maju secara substansial dalam beberapa
tahun ini mengikuti perkembangan yang dibuat dalam teknologi komunikasi
industri. Dalam membuat perubahan signifikan dalam penekanan, penelitian serat
optik harus memiliki lingkungan yang oraktis dengan penerapan serat optik.
OPTICAL TIME DOMAIN
REFLECTOMETER (OTDR)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan sebuah proses menyampaikan informasi dari
pengirim ke penerima. Pihak-pihak ini bisa berupa individu, komunitas, maupun
antarperangkat. Kebutuhan manusia yang semakin kompleks menyebabkan
komunikasi menjadi sangat penting. Apalagi jika dikaitkan jarak dan waktu, maka
perangkat komunikasi jarak jauh (telekomunikasi) seperti telepon dan internet
sangat diperlukan dalam rangka mendukung proses komunikasi tersebut.
Keunggulan serat optik dalam mentransmisikan data dalam kapasitas yang
besar tidak terlepas dari beberapa kendala yang dapat mengakibatkan
terganggunya proses transmisi. Selain itu proses instalasi dan perawatan kabel
yang tidak sederhana membuat serat optik membutuhkan sebuah manajemen
khusus yang disebut dengan manajemen fiber optik.
Transmisi dengan menggunakan kabel optik mengalami banyak redaman.
Beberapa redaman seperti penyerapan, rugi-rugi hamburan, serta rugi-rugi radiasi
akan berpengaruh terhadap proses transmisi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan
sebuah alat yang digunakan untuk memonitor seberapa besar redaman yang terjadi
di sepanjang saluran kabel optik yang dinamakan dengan OTDR.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
5. Apakah yang dimaksud dengan OTDR?
6. Bagaimana prinsip kerja OTDR?
7. Apa saja fungsi OTDR?
8. Bagaimana mekanisme kerja OTDR?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah mengenai
aplikasi fiber optik di dunia medis seperti endoskopi yaitu:
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan OTDR.
6. Mengetahui prinsip kerja OTDR.
7. Mengetahui fungsi OTDR.
8. Mengetahui mekanisme kerja OTDR.
1.4 Manfaat
Dari beragai macam alat yang telah ada, tidak semua alat dapat digunakan
terus menerus mengikuti perubahan jaman. Dengan mengkaji berbagai teknologi
yang ada terutama teknologi berbasis serat optik, maka diharapkan seluruh civitas
akademika ataupun stakeholder dalam perkembangan teknologi dapat terus
melakukan inovasi. Sehingga dapat dihasilkan berbagai macam teknologi
terbarukan yang menjadi tolak ukur perkembangan teknologi Indonesia.
BAB 2. PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian OTDR
Optical Time Domain Refflectometer atau biasa disingkat menjadi OTDR,
merupakan salah suatu peralatan optoelektronik yang digunakan untuk mengukur
parameter-parameter seperti pelemahan (attenuation), panjang, kehilangan
pencerai dan penyambung dalam sistem telekomunikasi serat optik. OTDR pada
dasarnya terdiri dari satu sumber optik dan satu penerima (receiver), modul
akuisisi data, CPU, media penyimpanan data, dan layar monitor.
Gambar 2.1 OTDR
2.2 Prinsip Kerja OTDR
Prinsip pengukuran OTDR adalah berdasarkan radar optik, dengan
menghantarkan denyutan sumber optik (biasanya laser) ke dalam satu masukan
serat optik yang sedang diuji dan mengukur waktu yang diperlukan untuk dipantul
balik pada penerima. Dengan mengetahui indeks biasan (Index of Refraction, IoR)
serat optik dan waktu pantulan balik yang diperlukan, OTDR dapat menghitung
jarak yang dilalui oleh pantulan denyutan cahaya tadi. Selanjutnya OTDR dapat
juga menentukan kuat pantulan denyutan cahaya dan memberi paparan hasil
pelemahan melawan jarak serat optik yang diuji. Hasil perhitungan OTDR
diberikan dari persamaan berikut :
����� =�
�.
�
2
Dimana :
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa
t = waktu
n = indeks bias
Hasil pengukuran dari OTDR biasanya ditampilkan dalam representatif
bentuk grafik pada layar monitornya, dari pengukuran dengan OTDR didapatkan
perwakilan ciri-ciri isyarat pemantulan balik bagi suatu serat optik melalui
panjangnya dalam bentuk grafik. Sifat-sifat jaringan serat optik ditentukan dengan
menganalisa amplitudo dan ciri-ciri temporari dalam bentuk gelombang cahaya
penyebaran balik. OTDR memplot ciri-ciri ini dalam bentuk grafik pada hasil
skrin paparannya, dimana untuk jarak ditunjukkan oleh sumbu-x dan sedangkan
isyarat pemantulan balik ditunjukkan pada sumbu-y dalam unit dB. Selanjutnya
informasi seperti pelemahan serat optik, kehilangan pencerai, kehilangan
penyambung dan lokasi kecacatan dapat ditentukan dari hasil paparan ini.
Gambar 2.2 OTDR Trace
2.3 Fungsi OTDR
1. Mengukur Loss per satuan panjang. Loss pada saat instalasi serat optik
mengasumsikan redaman serat optik tertentu dalam loss per satuan
panjang. OTDR dapat mengukur redaman sebelum dan setelah instalasi
sehingga dapat memeriksa adanya ketidaknormalan seperti bengkokan
(bend) atau beban yang tidak diinginkan.
2. Mengevaluasi sambungan dan konektor. Pada saat instalasi OTDR dapat
memastikan apakah redaman sambungan dan konektor masih berada
dalam batas yang diperbolehkan.
3. Fault Location Fault seperti letaknya serat optik atau sambungan dapat
terjadi pada saat atau instalasi atau setelah instalasi, OTDR dapat
menunjukkan lokasi faultnya atau ketidaknormalan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat jarak terjadinya end of fiber pada OTDR, jika
kurang dari jarak sebenarnya maka pada jarak tersebut terjadi kebocoran/
kerekatan (asumsi set OTDR benar). End of fiber pada OTDR ditandai
dengan adanya daya < 3 dB (dapat disesuaikan dengan menset) yang
berfluktuasi. OTDR, pulse width, disperse, rise time merupakan domain
waktu, sedangkan bandwidth, merupakan domain frekuensi.
2.4 Mekanisme Kerja OTDR
Umumnya mekanisme kerja OTDR adalah sebagai berikut :
1. Sinyal-sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat optik.
2. Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
3. Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss.
4. Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. OTDR merupakan salah suatu peralatan optoelektronik yang digunakan
untuk mengukur parameter-parameter seperti pelemahan (attenuation),
panjang, kehilangan pencerai dan penyambung dalam sistem
telekomunikasi serat optik.
2. Prinsip pengukuran OTDR adalah berdasarkan radar optik, dengan
menghantarkan denyutan sumber optik (biasanya laser) ke dalam satu
masukan serat optik yang sedang diuji dan mengukur waktu yang
diperlukan untuk dipantul balik pada penerima.
3. Fungsi OTDR adalah mengukur loss per satuan panjang, mengevaluasi
sambungan dan konektor, dan fault location fault.
5. Mekanisme kerja OTDR ialah sinyal-sinyal cahaya yang dimasukkan ke
dalam serat optik sebagian dipantulkan kembali dan diterima oleh
penerima. Sinyal balik yang diterima dinyatakan sebagai loss, sementara
waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.
3.2 Saran
Dari beberapa ulasan yang telah dibahas mengenai fiber optik dan OTDR,
diharapkan pembelajaran tentang fiber otik masih terus berlanjut. Seperti
kegunaan OTDR lebih baik diulas lebih detail sehingga dapat mengembangkan
teknologi berbasis serat optik dengan lebih baik. Dengan demikian, teknologi
dapat berkembang dengan pesat.
OPTICAL FIBER SENSOR
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah
dan sumber daya manusia yang memadai, maka ilmu pengetahuan dan teknologi
di Indonesia harus terus ditingkatkan. Agar tidak tertinggal maupun tergantung
pada negara-negara lain, Indonesia harus berani membuat inovasi-inovasi baru
dalam mengatasi segala permasalahan dalam berbagai bidang, terutama bidang
teknologi. Mulai dari sistem komunikasi, transportasi, bidang kesehatan bahkan
dalam permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan teknologi seperti alat
deteksi dan sensor. Selain itu, Indonesia adalah negara yang rawan bencana alam,
maka perlu penanggulangan ataupun pencegahan bencana secara intensif dengan
bantuan teknologi.
Berkaitan dengan beberapa masalah tersebut, teknologi berbasis serat
optik sebagai sensor tampaknya dapat dijadikan solusi alternatif. Serat optik
merupakan media transmisi cahaya yang dapat diaplikasikan sebagai sensor untuk
pengukuran beragam parameter seperti pergeseran, suhu, tekanan, kelembaban,
laju aliran fluida, laju rotasi, konsentrasi suatu zat, medan Iistrik, medan magnet,
serta analisis kimia. Keunggulan serat optik sebagai suatu sensor antara lain
adalah tidak kontak langsung dengan obyek pengukuran, tidak menggunakan
listrik sebagai isyarat, akurasi pengukuran yang tinggi, relatif kebal terbadap
induksi listrik maupun magnet, dapat dimonitor dari jarak jauh, dapat
dibubungkan dengan sistem komunikasi data melalui perangkat antarmuka
(interface) serta dimensi yang kecil dan ringan. Keuntungan lainnya adalah tahan
terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, memiliki sensitivitas tinggi, dan
tahan terhadap korosi serta tahan terhadap suhu tinggi. Serat optik juga
memilikistruktur yang sederhada dan biaya rendah.
Aplikasi serat optik sebagai sensor telah banyak digunakan pada sistem
kontrol di industri, sistem monitoring pada deformasi bahan, strain, temperatur,
tekanan dan berat benda yang bergerak serta masih banyak lagi ragam aplikasi
serat optik sebagai sensor. Untuk mengetahui berbagai manfaat serat optik sebagai
sensor dalam beberapa bidang, maka perlu dikaji berbagai sensor serat optik yang
telah ada. Dengan demikian, diharapkan dapat dilakukan pengembangan maupun
pembuatan inovasi baru berbasis serat optik dalam upaya pengembangan
teknologi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam makalah tentang serat
optik sebagai sensor diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan sensor?
2. Bagaimanakah karakteristik dari serat optik sehingga dapat dijadikan
sebagai sensor?
3. Apa sajakah sensor aplikatif yang berbasis serat optik dan bagaimana
sistem kerjanya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah mengenai
serat optik sebagai sensor yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sensor.
2. Mengetahui karakteristik dari serat optik yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pembuatan sensor.
3. Mengetahui berbagai jenis sensor aplikatif yang berbasis serat optik dan
sistem kerjanya.
1.4 Manfaat
Dari beragai macam alat yang telah ada, tidak semua alat dapat digunakan
terus menerus mengikuti perubahan jaman. Dengan mengkaji berbagai teknologi
yang ada terutama teknologi berbasis serat optik, maka diharapkan seluruh civitas
akademika ataupun stakeholder dalam perkembangan teknologi dapat terus
melakukan inovasi. Sehingga dapat dihasilkan berbagai macam teknologi
terbarukan yang menjadi tolak ukur perkembanagn teknologi Indonesia.
BAB 2. PEMBAHASAN
2. 1 Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan parameter fisik, kimia, dan sebagainya. Dengan pengertian lain, sensor
juga dapat dikatakan sebagai peralatan yang digunakan untuk merubah suatu
besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian
listrik tertentu.
Sesuai perkembangan teknologi, sensor dapat dibuat dan dikemas dengan
cara yang lebih ekonomis, mudah, dan lebih konvensional. Secara umum, sensor
dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan fungsi dan kegunaannya,
yaitu:
1. Sensor thermal, untuk mendeteksi gejala perubahan panas atau suhu.
Contohnya: termokopel, RTD, termistor, dan lain-lain.
2. Sensor mekanis, untuk mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
pergeseran, gerak lurus dan melingkar, tekanan, dan sebagainya. Contohnya:
LVDT, strain gauge, load cell, dan lain-lain.
3. Sensor optik, untuk mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya,
pantulan, ataupun bias cahaya. Contohnya:photo cell, photo diode, dan lain-
lain.
2.2 Serat Optik
Serat optik (optical fibre/fiber optic) merupakan media pandu gelombang
(cahaya) yang bekerja berdasarkan adanya efek pantulan sempurnakarena adanya
perbedaan indeks bias material. Serat optik terdiri dari inti (core) dan pembungkus
(cladding) seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Struktur serat optik
1. Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari serat atau inti fisik
yang mengirim sinyal data optik dari sumber cahaya ke alat penerima yang
berupa untai tunggal kontinyu dari kaca atau plastik. Semakin besar core maka
semakin banyak cahaya yang dapat dilewatkan dalam kabel.
2. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan
sinar kembali ke dalam inti(core), atau layer/lapisan serat yang berfungsi
sebagai pembatas energi elektromagnetik yang terlalu besar, gelombang cahaya
dan penyebab pembiasan pada struktur inti. Pembuatan cladding yang cukup
tebal memungkinkan medan serat tidak dipengaruhi oleh perambatan disekitar
bahan sehingga bentuk fisik serat tidak cacat.
3. Buffer Coating adalah plastik pelapis yang melindungi serat dari kerusakan.
lapisan plastik disekitar core dan cladding ini juga berfungsi memperkuat inti
serat, membantu penyerapan dan sebagai pelindung ekstra pada pembengkokan
kabel.
Cahaya akan merambat didalam serat optik karena dipantulkan dengan
sempurna pada batas antarcore dan cladding. Dalam perambatannya cahaya
mengalami pengurangan daya (loss ) akibat adanya penyerapan oleh material fiber
hamburan dan adanya lengkungan (bending); sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 2.2. Bending loss (atau rugi-rugi pembengkokan) merupakan salah satu
dari beberapa sumber loss serat optik. Rugi-rugi ini disebabkan oleh
pembengkokan serat optik melebihi diameter tertentu. Rugi-rugi semacam ini
dalam komunikasi serat optik sangat merugikan. Namun dari sisi lain fenomena
ini dapat dimanfaatkan sebagai sensor.
Gambar 2.2 Makrobending dan Mikrobending
Gelombang cahaya yang merambat didalam serat optik ragam tunggal
(tepatnya: di dalam inti/core serat) akan terdistorsi bila seratnya dilengkungkan.
Kecepatan cahaya yang merambat pada bagian dalam lengkungan hampir lebih
lambat daripada yang bagian luarnya untuk mempertahankan bentuk muka
gelombang. Ini berarti nilai indeks bias inti serat pada bagian tersebut lebih kecil
bila dibandingkan saat serat dalam keadaan lurus. Semakin kecil jari-jari
lengkungan maka nilainya semakin mendekati nilai indeks bias selubung cladding
sehingga makin banyak cahaya yang keluar dari inti serat , atau semakin besar
ruginya. Serat optik memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan media
transmisi kawat konvensional. Keunggulan tersebut antara lain adalah:
1. Rugi transmisi rendah
2. Bandwidth lebar
3. Ukuran kecil dan ringan
4. Tahan gangguan elektromagnetik dan elektrik
2.3 Sensor Berbasis Serat Optik
Terdapat beberapa alat yang telah menerapkan serat optik sebagai sensor
dan dapat dikembangkan lebih lanjut, beberapa diantaranya yaitu:
2.3.1 Sensor Pergeseran
Sensor pergeseran yang dimaksud merupakan aplikasi dari Directional
Coupler serat optik multimode. Desain directional coupler sebagai sensor
pergeseran diperlihatkanpada Gambar 2.3. Prinsip kerja directional coupler
sebagai sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas adalah sebagai berikut.
Port sensing directional coupler bertindak sebagai pengumpan sekaligus penerima
berkas cahaya pantulan dari obyek yang berbentuk cermin datar. Pergeseran
cerminakan menyebabkan perubahan daya optik yang diterima oleb port sensing.
Perubahan daya optik tersebut dapat terdeteksi melalui port deteksi.
Gambar 2.3 Susunan alat karakterisasi sensor pergeseran mikro.
Yang diperoleh dari penggunaan alat tersebut berupa data tegangan
keluaran detektor sebagai fungsi pergeseran cermin. Directional coupler serat
optik multimode dapat digunakan sebagai sensor pergeseran sampai orde
mikrometer dengan performansi yang cukup baik (Pramono, 2008).
2.3.2 Sensor Serat Optik untuk Aplikasi Sistem Pengukuran Berat Beban
Berjalan
Sensor serat optik berdasarkan prinsip mikrobending terdiri dari serat optik
dan bending modulator yang menyebabkan terjadinya rugi-rugi daya dan
intensitas cahaya. Performa sensor serat optik ditentukan oleh banyaknya lekukan
yang terjadi pada serat optik sehingga metode modulasi bending diadopsi untuk
menciptakan lekukan secara periodik. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4,
bending modulator berupa papan dengan gerigi berbentuk segitiga pada salah satu
sisinya dan serat optik berada tepat ditengah-tengah antara papan gerigi dan
bantalan karet yang berfungsi untuk menimbulkan efek elastis. Tinggi segitiga 5
mm dengan jarak antarpuncak segitiga 10 mm. Bantalan karet yang digunakan
memiliki tingkat kekerasan (hardness) sebesar 65 point. Dengan adanya gaya F
yang menekan papan maka akan menyebabkan terjadinya mikrobending pada
serat optik. Hal ini mengakibatkan sebagian cahaya dalam serat optik akan keluar
dan menyebabkan intensitasnya menurun. Penurunan intensitas cahaya ini dapat
dideteksi dengan photodiode sehingga gaya tekan yang dialami oleh serat optik
dapat dihitung dengan melihat penurunan respon tegangan keluaran photodiode.
Gambar 2.4 Skema sensor serat optik berbasis mikrobending
Blok diagram sistem weight in motion menggunakan sensor serat optik
ditunjukkan pada Gambar 2.5. Spesifikasi laser diode yang digunakan yaitu
panjang gelombang 1310 nm, daya 2.5 mW, D Pin Code, SM Fiber Pigtailed,
FC/PC. Laser dipandu oleh 500 mA Universal Laser Diode Driver. Sedangkan
photodetector menggunakan InGaAs Photodiode dengan rise time 100, 800 –
1800 nm, FC/PC Coupled. Sebagai data akuisisi digunakan DT9816-S dengan
sampling rate hingga 750 kS/s per channel dan resolusi
ADC 16 bit. Cahaya laser melewati dan dimodulasi oleh sensor serat optik.
Intensitas laser ini kemudian dideteksi oleh photodiode. Adanya faktor
mikrobending menyebabkan terjadi variasi besar intensitas yang merupakan
representasi dari gaya tekan pada sensor serat optik. Dari photodiode, sinyal
mengalami penguatan kemudian sinyal ini dikonversi oleh ADC menjadi sinyal
digital. Sinyal digital ini kemudian diolah oleh komputer dengan cara memasukan
suatu persamaan sehingga didapatkan nilai gaya tekan yang terjadi (Setiono,
2013)
Gambar 2.5 Diagram sistem pengukuran beban menggunakan sensor serat optik
2.3.3 Sensor Suhu
Menurut Bestariyan (2010), sensor suhu yang dimaksud menggunakan serat
optik berstruktur singlemode-multimode-singlemode danoptical time domain