Aplikasi Analisis Air | 1 DAFTAR ISI Penetapan Alkalinitas ............................................................................................................. 3 Penetapan Kadar COD ( Chemical Oxygen Demand) .....................................................7 Penetapan Kadar BOD (Biological Oxygen Demand) .................................................... 10 Penetapan Kadar TOM (Total Organic Matter) ............................................................... 13 Penetapan Kadar CO2 Bebas dalam Air .......................................................................... 17 Penetapan Kadar DO (Dissolve Oxygen) ......................................................................... 20 Daftar pustaka ..................................................................................................................... 25
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-),
karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh
pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang
besar, selain itu juga merupakan sumber CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton.
Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan
CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai. Sumber alkalinitas air
tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air, proses dekomposisi
atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2, juga secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di permukaan air .Jenis
kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2
(dolomit), CaO (kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Alkalinitas
dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm).
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung
pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :
a. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;
b. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga
alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air.
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga
ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan
kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm
(mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari
100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100
ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Kesimpulan :
Pada Penetapan ini di dapatkan Normalitas H2SO4 sebesar N dan kadar alkalinitas
sebesar ppm.
Aplikasi Analisis Air | 7
Penetapan Kadar COD ( Chemical Oxygen Demand)
Prinsip:
Sampel air direfluks dengan kalium dikromat dalam lingkungan asam sulfat pekat
selama 2 jam pada suhu diatas 100 oC, kelebihan kaliumdikromat dititrasi dengan larutan baku Ferri amonium sulfat (FAS) dengan menggunakan indikator ferroin dan
pada titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari kuning hijau kebiruan menjadi coklat kemerahan.
Tujuan diadakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kadar oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologis (BOD)
dan kebutuhan oksigen kimia (COD) pada sampel air serta membandingkan hasil
yang diperoleh dengan nilai standar DO, COD dan BOD air bersih.
2. Untuk mengetahui kualitas sampel air berdasarkan parameter oksigen terlarut (DO),
kebutuhan oksigen biologis (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD) pada
sampel air.
Reaksi :
Mn2+ + O2 β MnO4
MnO4 + 2H2SO4 2KI β Mn2+ + I2 + 2H2O + K2SO4
MnSO4 + 2KOH β Mn(OH)2 + H2O
Mn(OH)2 + Β½ O2 β MnO2 + H2O
Alat dan Bahan :
1. Alat
1. botol winkler
2. buret 50 ml
3. gelas kimia 250 ml
4. erlenmeyer 250 ml
5. pipet volume 5 ml
6. pipet skala 1 ml
7. bulp
8. pengaduk
9. Labu semprot
Aplikasi Analisis Air | 8
2. Bahan
1. asam sulfat (H2SO4) 40% dan 4 N,
2. alkali-iodida-azida,
3. aquades (H2O),
4. kalium permangaat (KMnO4),
5. indikator amilum,
6. mangan sulfat (MnSO4)
7. natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N.
Penentuan COD
a. Dipipet 100 mL sampel air dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
b. Menambahkan 5 mL larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N.
c. Menambahkan 10 mL larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N, kemudian
memanaskan sampai mendidih.
d. Menambahkan 10 mL larutan asam oksalat (C2H2O4).
e. Menitrasi dalam keadaan panas dengan menggunakan larutan kalium
permanganat (KMnO4) 0,05 N sampai berubah warna dari bening menjadi
Uji chemical oxygen demand (COD) yang dilakukan yaitu memasukkan sampel ke
dalam erlenmeyer, kemudian menambahkan asam sulfat (H2SO4) dan kalium kromat
(KMnO4) pada larutan sehingga larutan berubah warna menjadi ungu, kemudian
menaskan larutan hingga mendidih dalam beberapa menit. Selanjutnya
menambahkan asam oksalat hingga larutan berubah warna menjadi bening lalu
larutan dititrasi dengan menggunakan (KMnO4) dalam keadaan panas. Volume
kalium kromat (KMnO4) yang digunakan untuk titrasi sebesar 2,1 mL. Pada saat
menitrasi dengan menggunakan titran (KmnO4) pengerjaanya dilakukan pada ruang
tertutup dan tidak ada cahaya disebabkan karena (KMnO4) dapat bereaksi dengan
oksigen (O2) sehingga dapat menyebabkan terjadinya oksidasi ketika di titrasi.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa pada penetapan COD ini diperoleh data ppm sebesar
8,3364 ppm dengan Normalitas FAS sebesar 0,0581 N.
Aplikasi Analisis Air | 10
Penetapan Kadar BOD (Biological Oxygen Demand)
Dasar :
BOD dapat ditetapkan atas dasar reaksi oksidasi oleh O2 dalam air yang terjadi
secara ilmiah dengan kehadiran bakteri aerobik oksidasi zat zat organik akan menghasilkan air dan CO2 . Reaksi BOD dilakukan pada temperature 20 derajat
BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau KOB (kebutuhan oksigen biokimiawi) adalah suatu pernyataan untuk menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk degradasi biologis dari senyawa organik dalam suatu sampel. Pengukuran BOD
dengan sendirinya digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi kemampuan senyawa organik dapat didegradasi (diurai) secara biologis dalam air. Perbedaan
antara BOD dan COD (Chemical Oxygen Demand) adalah bahwa COD menunjukkan senyawa organik yang tidak dapat didegradasi secara biologis.
Secara analitis BOD (biochemical oxygen demand) adalah jumlah mg oksigen yang
dibutuhkan untuk menguraikan zat organik secara biokimiawi dalam 1 liter air selama pengeraman 5 x 24 jam pada suhu 20 oC. Sedangkan COD (chemical oxygen demand) atau KOK (kebutuhan oksigen kimiawi) adalah jumlah (mg) oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat organik dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat selama 2 jam pada suhu 150 o c.
Aplikasi Analisis Air | 12
Kesimpulan :
Diperoleh dari data bahwa ppm BOD adalah 2,7771 ppm dengan Normalitas Natrium Tiosulfat sebesar 0,0131 N . Dann dapat diperoleh kesimpulan bahwa ppm
BOD lebih kecil daripada ppm COD.
Aplikasi Analisis Air | 13
Penetapan Kadar TOM (Total Organic Matter)
Dasar:
Zat organik (organic matter) dapat dioksidasikan oleh KMnO4. Titik akhir (TA) akan
diperoleh dari suatu kelebihan satu tetes KMnO4 yang akan memberikan warna