MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT ALUR PERESEPAN PASIEN,RAWAT INAP,RAWAT JALAN, JAMKESMAS DAN ASKES OLEH: ANITA PERMATASARI : PO.71.3.251.11.1.006 HARDIYANTI :PO.71.3.251.11.1.02 1 MUSFIRAH : PO.71.3.251.11.1.030
MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT
ALUR PERESEPAN PASIEN,RAWAT INAP,RAWAT
JALAN, JAMKESMAS DAN ASKES
OLEH:
ANITA PERMATASARI : PO.71.3.251.11.1.006
HARDIYANTI :PO.71.3.251.11.1.021
MUSFIRAH : PO.71.3.251.11.1.030
SRY REZEKI AMALIAH : PO.71.3.251.11.1.043
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu unit atau bagian di
suatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yang bertanggung jawab atas seluruh pelayanan
kefarmasian. Instalasi Farmasi RS membantu pelayanan obat obatan bagi
pasien rawat jalan, rawat inap, pasien askes maupun jamkesmas dan alat
kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit.
B. Rumusan Masaah
1. Apa yang di maksud dengan pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien
umum, paisen jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes?
2. Bagaimana alur pelayanan resep psien rawat jalan, pasien rawat inap,
pasien umum, pasien jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui alur peresepan yang ada di Rumah Sakit
2. Untuk membedakan alur peresepan yang ada di Rumah Sakit
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien umum, pasien
jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan
kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap
(opname)
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana
pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap
adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya
berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang
rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-
kamar hotel.
Pasien umum merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan
medis di Poliklinik dengan membayar.
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan
pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah
Daerah Kab. kepada masyarakat Kab. & sasaran Program Jamkesda
adalah seluruh masyarakat Kab. yang belum memiliki jaminan kesehatan
berupa Jamkesmas, ASKES dan asuransi kesehatan lainnya.
Pasien ASKES merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan
medis dengan membawa Surat Rujukan dari PT Askes dan semua
pembayaran ditanggung oleh PT Askes sesuai dengan haknya.
Dari definisi diatas dapat diketahui perbedaan dari keenam jenis pasien tersebut.
Berikut ini contoh skema alur pelayanan kesehatan di puskesmas dan di rumah
sakit :
Keteragan :
PKM : puskesmas
RS : Rumah sakit
RJTL : rawat jalan tingkat lanjut
RITL : Rawat inap tngkat lanjut
1. Pasien rawat jalan
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan
lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya,
pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname)
Berikut ini terdapat dua contoh alur pelayanan pasien dari dua rumah sakit
berbeda
1. Alur pelayanan pasien di RSUP Dr. KARIADI
2. Alur pelayanan pasien di RSUD KRATON Kabupaten Pekalongan
Prosedur Kerja Tetap (Protap) / Sop Pasien Rawat Jalan :
1. Pasien mendaftarkan diri di ruang pendaftaran.
2. Pasien diarahkan ke poli rawat jalan sesuai dengan penyakitnya.
3. Pasien didaftar dalam buku register masing-masing poli rawat jalan.
4. Pasien diperiksa oleh dokter yang menangani di masing-masing poli.
5. Sesuai dengan indikasi medis pasien dimungkinkan untuk pemeriksaan
penunjang (Laboratorium, Rontgen, ECG, USG, dan lain-lain.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kembali ke dokter yang memeriksa.
7. Pasien dinyatakan oleh Dokter untuk berobat jalan dengan diberikan
resep untuk dibeli di Apotek.
8. Pasien setelah menyelesaikan administrasi di Apotek bisa langsung
pulang
2. Pasien rawat inap
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien
diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang
tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal
yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak
rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar - kamar hotel.
Prosedur Kerja Tetap (Protap) / Sop Pasien Rawat Inap :
1. Pasien mendaftarkan diri di tempat pendaftaran.
2. Pasien diberikan status oleh petugas pendaftaran.
3. Pasien diarahkan ke poli sesuai dengan penyakitnya.
4. Pasien didaftar ke dalam buku register di masing-masing poli.
5. Pasien diperiksa oleh dokter yang menangani di poli masing-masing
sesuai dengan penyakitnya.
6. Sesuai dengan indikasi medis kalau perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang (Laboratorium, Rontgen, USG, ECG, dan lain-lain).
7. Hasil pemeriksaan penunjang diserahkan ke dokter yang memeriksa.
8. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di poli, pasien diarahkan
untuk opname (rawat inap) sesuai dengan penyakitnya
9. Pasien langsung masuk di ruang perawatan sesuai dengan ruangan/ kelas
yang dikehendaki oleh pasien.
10. Di ruang perawatan, pasien mendapatkan perawatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Opname atau menjalani rawat inap di rumah sakit adalah kegiatan yang ingin
dihindari semua orang. Ada banyak sebab,pertama; orang yang disuruh opname
di rumah sakit oleh dokter berarti mengalami sakit cukup parah sehingga perlu
perawatan intensif.sebab kedua,repot. Memiliki anggota keluarga yang opname
berarti anda harus membagi waktu untuk di rumah sakit,pekerjaan,dan urusan
rumah. Alasan ketiga,Biaya.opname identik dengan biaya banyak yang musti
dikeluarkan. Semakin parah penyakit,semakin lama opname dan tentu semakin
banyak biaya yang dikeluarkan
3. Pasien umum
Alur Pelayanan Resep Pasien Umum:
1) Resep diserahkan kepada petugas farmasi.
2) Petugas farmasi membaca & memeriksa kelengkapan resep kemudian
diberi harga.
3) Petugas farmasi memberikan tanda bukti pembayaran kepada pasien
setelah pasien membayar resep.
4) Jika terdapat obat yang tidak tersedia di apotek tersebut maka dibuat
copy resep.
5) Jika sudah sesuai, obat disiapkan sesuai resep oleh petugas farmasi
6) Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi
obat
4. Pasien jamkesmas
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial
untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
a. latar belakang dan tujuan Jamkesmas
Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin.
UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat,
khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah
pusat dan daerah.Perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itu, UU tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) (UU Nomor 40
Tahun 2004) turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan merupakan salah
satu bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya jaminan kesehatan
bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupsecara layak.
Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program
jaminan kesehatan sosial, yang telah mengalami perubahan seiring dengan
waktu. Awalnya ia dikenal dengan nama program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM, atau lebih populer dengan nama
programAskeskin (Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin).Kemudian
sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang ia berubah nama menjadi program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). JPKMM/Askeskin maupun
Jamkesmas, kesemuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu melaksanakan
penjaminan pelayanankesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak
mampu, dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial.
Program Jamkesmas ini diharapkan untuk menjaga masyarakat agar tetap
sehat dan produktif. Pada intinya, program Jamkesmas diharapkan
membantu supaya pesertanya bisa terbebas dari mata rantai kemiskinan.
Secara umum, program Jamkesmasbertujuan meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan bermutu sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi
seluruh peserta Jamkesmas.
Sedangkan tujuan khusus program ini adalah:
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta
di seluruh jaringan PPK (penyedia pelayanan kesehatan) Jamkesmas
(Puskesmas serta jaringannya, dan rumah sakit).
b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi
peserta, tidak berlebihan, sehingga terkendali mutu dan biayanya
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dandapat
dipertanggung jawabkan (akuntabel)
d. Meningkatkan jumlah peserta (masyarakat tidak mampu) yang
dicakupagar mendapat pelayanan kesehatan di jaringan PPK Jamkesmas
e. Meningkatkan kualitaspelayanan kesehatanbagi masyarakat miskin
b. Sasaran Peserta Program Jamkesmas :
1. Orang miskin dan tidak mampu serta gelandangan. Pengemis, anak
terlntar serta masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas
2. Masyarakat miskin penghuni panti – panti sosial, masyarakat miskin
korban bencana pasca tanggap darurat serta masyarakat miskin penghuni
Rumah Tahanan (Rutan) dan masyarakat miskin Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas).
c. Bagaimana prinsip pelaksanaan program Jamkesmas?
UU SJSN menyebutkan sejumlah prinsip penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
yang turut digunakan Jamkesmas, yaitu :
Jamkesmas dikelola secara nasional. Jamkesmas dapat diakses oleh
seluruh peserta dari berbagai wilayah di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Nirlaba, artinya pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk
mencari untung/laba, melainkan untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta.
Portabilitas (dari kata portable, artinya mudah dibawa-bawa), artinya
meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal (selama
berada di dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia),
jaminan kesehatan tetap dapat diterima secara berkelanjutan. Dapat
juga diartikan walaupun memerlukanpelayanan rujukan di tempat lain
(selama berada di dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia,
dan termasuk jaringan PPK Jamkesmas)jaminan kesehatan tetap
dapat diterima.
Transparan, efisien, dan efektif.
d. Siapa saja yang dapat menjadi peserta Jamkesmas?
Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskindan tidak mampu
diseluruh Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat
Keputusan (SK) Bupati/Walikota tahun 2008 berdasarkan kuota
kabupaten/kota (BPS) yang dijadikan basis data (database)nasional.
Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta masyarakat
miskin yang tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai
“peserta non-kartu”)
Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang sudah atau
yang belum mempunyai kartu Jamkesmas).
Semua penderita penyakit Thalasemia mayor
Semua pasien yang menerima Jaminan Persalinan (Jampersal)
Kepesertaan Jamkesmas memiliki masa berlaku, yaitu bermula semenjak
ditetapkannya penggunaan kartu Jamkesmas (oleh Kementerian Kesehatan)
hingga ditetapkannya penggunaan kartu yang baru, yang berarti kartu yang
lama tidak lagi berlaku.
e. fasilitas kesehatan (FASKES) yang menjadi pemberi pelayanan dalam program
Jamkesmas?
Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam jaringan PPK Jamkesmas adalah:
Puskesmas dan jaringannya
Rumah sakit dan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) yang telah
bekerja sama dengan program Jamkesmas (memiliki Perjanjian Kerja
Sama (PKS) yang ditandatangani perwakilan faskes dan Tim Pengelola
Jamkesmas Kabupaten/Kota setempat, dengan diketahui oleh Tim
Pengelola Provinsi). Perjanjian Kerja Sama ini harus diperbaharui setiap
tahunnya
f. Pelayanan apa saja yang dijamin dalam Program Jamkesmas?
Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi:
Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan RawatInap
Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan
TingkatLanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III
danpelayanan gawat darurat.
Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentukpelayanan
kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)berdasarkan
kebutuhan medik sesuai dengan Standar Pelayanan Medik.
g. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Jamkesmas di Puskesmas
dan jaringannya
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas dan
jaringannya meliputi pelayanan :
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
b. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
c. Tindakan medis kecil
d. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal
e. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
f. Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepi
disediakan BKKBN)
g. Pemberian obat
2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas
perawatan, meliputi pelayanan :
a. Akomodasi rawat inap
b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
c. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
d. Tindakan medis kecil
e. Pemberian obat
f. Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED)
3. Persalinan normal dilakukan di puskesmas / bidan di desa / polindes /
dirumah pasien fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta.
4. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).
h. Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diperoleh peserta Jamkesma di
FASKES lanjutan (seperti Rumah Sakit dan Balkesmas)?
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi:
Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh
dokter spesialis/umum
Rehabilitasi medik
Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik
Tindakan medis
Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan
Pelayanan KB, termasuk kontap efektif (sterilisasi dan alat kontrasepsi
dalam rahim), kontap pasca persalinan/keguguran, penyembuhan
efek samping dan komplikasinya (alat/obat KB (kontrasepsi)
disediakan BKKBN)
Pemberian obat yang mengacu pada daftar obat (Formularium)
Pelayanan darah
Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit.
2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan
kelas III (tiga) RS, meliputi :
Akomodasi rawat inap pada kelas III.
Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium
mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik.
Tindakan medis
Operasi sedang, besar dan khusus
Pelayanan rehabilitasi medis
Perawatan intensif (ICU/Intensive Care Unit, ICCU/Intensive Cardiac
Care Unit, PICU/Pediatric Care Unit, NICU/Neonatal Care Unit, PACU)
Pemberian obat mengacu padaFormularium
Pelayanan darah
Bahan dan alat kesehatan habis pakai
Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit (Pelayanan Obstetri-
Neonatus Esensial Komprehensif/PONEK)
Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).
Seluruh penderita Thalasemia dijamin, sebagai peserta Jamkesmas non-
kartu. Pelayanan tingkat lanjut sebagaimana di atas meliputi :
Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di rumah sakit dan
balkesmas.
Pelayanan rawat jalan lanjutan yang dilakukan pada balkesmas bersifat
pasif (dalam gedung) sebagai FASKES penerima rujukan. Pelayanan
balkesmas yang ditanggung oleh program Jamkesmas adalah Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dalam gedung.
i. ALUR PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS
1) Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan
Pelayanan (SJP) dan Surat Keabsahan Peserta (SKP) Jamkesmas.
2) Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut.
3) Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk
melengkapi kekurangan tersebut.
4) Resep yang telah memenuhi persyaratan adminstrasi, dilakukan
pengkajian resep sesuai dengan Prosedur Tetap Pengkajian Resep.
5) Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obat-
obatannya sesuai dengan Protap Penyiapan Obat.
6) Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik tetapi apabila tidak
ada obat generiknya maka ditanyakan kepada dokter konsulennya
apakah bisa diganti dengan obat lain dengan indikasi yang sama atau
jika memang harus dengan obat tersebut maka diresep harus diberi
keterangan mengenai diagnosis penyakit dan alasan diberikan obat
tersebut serta harus ditandatangani oleh dokter spesialis. Obat
tersebut harus mendapatkan persetujuan dari direktur apakah obat
diberikan sesuai resep atau tidak.
7) Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai
informasi obat
j. Prosedur Untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Peserta
Jamkesmas
1) Untuk peserta non kartu yang termasuk gelandangan, pengemis,
anak/orang terlantar dan masyarakat miskin penghuni panti sosial, harus
menunjukkan surat rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat.
2) Bagi masyarakat miskin penghuni lapas/rutan, harus menunjukkan surat
rekomendasi Kepala Lapas/Rutan.
3) Untuk peserta PKH yang belum/tidak memiliki kartu Jamkesmas, cukup
menggunakan kartu PKH.
4) Bayi (sebelum usia satu tahun) yang lahir dari Ibu peserta Jamkesmas
setelah terbitnya SK Bupati/Walikota, harus menunjukkan akte
kelahiran/surat kenal lahir/surat keterangan lahir/pernyataan dari tenaga
kesehatan, serta kartu Jamkesmas Ibu dan Kartu Keluarga orang tuanya.
5) Korban bencana pasca tanggap darurat, kepesertaannya berdasarkan
keputusan Bupati/Walikota setempat, sejak tanggap darurat dinyatakan
selesai dan berlaku selama satu tahun.
Kemenkes telah mencetak dan mendistribusikan kartu Jamkesmas tahun 2013
untuk 86,4 juta penduduk Indonesia. Pendistribusian kartu Jamkesmas yang baru
warna biru tersebut melalui 497 Dinkes Kab/Kota dan 9.900 Puskesmas di
seluruh Indonesia. Selain itu juga, Kemenkes telah melakukan Sosialisasi yang
diberlangsung secara bertahap dari bulan November s.d Desember 2012 di
seluruh Indonesia.
5. Pasien jamkesda
Departemen Kesehatan telah melaksanakan penjaminan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini telah
berjalan sejak tahun 2005 dengan nama ASKESKIN yang kemudian ditahun
2008 berganti nama menjadi JAMKESMAS. Pada tahun 2007 sudah ada SK
Walikota tentang penetapan Keluarga Miskin yang mana kemudian data
inilah yang diakses Depkes sebagai acuan Pemberian Dana Miskin, yang
selanjutnya disebut JAMKESMAS. Karena banyak terjadi komplain dalam
pelaksanaanya kemudian diadakan pendataan ulang. Yang mana data jumlah
jiwa miskin menjadi lebih banyak sehingga ada keluarga miskin yang tidak
terdanai (tercakup) dalam program JAMKESMAS. Untuk itu Pemerintah
Daerah perlu untuk memberikan Dana tambahan untuk diberikan kepada
Masyarakat miskin yang belum tercakup dalam program JAMKESMAS. Dana
ini diambilkan dari APBD perubahan yang yang selanjutnya disebut
JAMKESDA
PERBEDAAN JAMKESMAS DAN JAMKESDA
Pemegang kartu Jamkesmas berhak menggunakan kartunya di seluruh
Indonesia, dan secara umum mendapat perlakuan yang sama. Yakni,
rawat jalan tingkat pertama di puskesmas dan atau puskesmas
pembantu, rawat inap di puskesmas perawatan, RS pemerintah, dan RS
swasta yang menjalin kerja sama untuk rawat jalan tingkat pertama
(RJTP) atau rawat jalan tingkat lanjut (RJTL).
Jamkesda merupakan bentuk jaminan kesehatan di tingkat daerah, yakni
pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi menanggung biaya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang belum atau tidak masuk
Jamkesmas, namun dipandang perlu mendapat bantuan pembiayaan atas
pelayanan kesehatan dengan menggunakan dana yang berasal dari APBD
kabupaten/kota dan atau provinsi.
Pelayanan yang diberikan kepada pemegang kartu Jamkesda secara
umum untuk RJTP dan rawat inap tingkat pertama (RITP) dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah kabupaten/kota, baik
puskesmas, puskesmas dengan perawatan (rawat inap), balai kesehatan
masyarakat milik daerah dan rumah sakit umum daerah, serta rumah
sakit swasta yang menjalin kerja sama dengan pemkab/pemkot itu
sendiri.
Jika pemegang kartu Jamkesda atas indikasi medis perlu menjalani rawat
jalan tingkat lanjut, yang bersangkutan dapat memanfaatkan rumah sakit
umum atau rumah sakit khusus milik pemprov dan atau pemerintah
pusat.
Jadi, berbeda dari Jamkesmas, Jamkesda hanya berlaku secara lokal, artinya di
wilayah kabupaten/kota dan Provinsi yang telah menjalin kerja sama, tidak
berlaku di seluruh Indonesia.
CONTOH ALUR PELAYANAN JAMKESDA KAB. BALANGAN(KALIMANTAN SELATAN)
6. Pasien askes
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama PT. Askes
Indonesia (Persero)merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI,
Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha
lainnya.
SYARAT PESERTA ASKES
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan calon PNS (tidak termasuk PNS/CPNS di
lingkungan Dephan/TNI/POLRI), Pejabat Negara, Penerima Pensiun
(Pensiunan PNS, pensiunan PNS di lingkungan Dephan/TNI/POLRI,
pensiunan TNI/POLRI, pensiunan Pejabat Negara), Veteran dan Perintis
Kemerdekaan beserta anggota keluarga yang ditanggung.
2) Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan), tidak termasuk anggota
keluarga.
3) Anggota Keluarga yang ditanggung : Isteri / suami yang sah dari peserta
yang mendapat tunjangan istri/suami (Daftar isteri / suami yang sah yang
tercantum dalam daftar gaji / slip gaji, dan termasuk dalam daftar
penerima pensiun).
4) Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang
mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji,
termasuk dalam daftar penerima pensiun, belum berumur 21 tahun atau
telah berumur 21 tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih
melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum pernah kawin,
tidak mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan
peserta.
5) Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan
urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu
orang.
Hak Peserta Askes Sosial
1. Memperoleh kartu peserta
2. Memperoleh penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara
pelayanan kesehatan
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan
ketentuan yang berlaku.
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis ke kantor PT Askes (Persero).
Cara Memperoleh Kartu Peserta Askes
1. Asli/fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil
/Pensiunan/Petikan Gelar Kehormatan Veteran/Perintis Kemerdekaan /
Pegawai Tidak Tetap.
2. Fotocopy Daftar Gaji terakhir yang dilegalisir bagi PNS dan Surat Tanda
Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Penerima Pensiun.
3. Fotocopy Surat Nikah, Akte Kelahiran Anak/Keterangan Lahir, Surat
Keputusan Pengadilan Negeri untuk Anak Angkat.
4. Surat Keterangan dari Sekolah/ Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih
dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
5. Asli / fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
6. Surat Pernyataan/Keterangan Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT)
bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT).
7. Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4
cm, kecuali bagi anak usia balita.
ALUR PELAYANAN RESEP PESERTA ASKES
1. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut.
2. Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk
melengkapi kekurangan tersebut.
3. Petugas farmasi melakukan entry data. Selain itu, dilakukan pengecekan
apakah obat dalam resep termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat
(DPHO) ASKES atau tidak.
4. Obat yang tidak termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT.
ASKES di buat copy resep.
5. Untuk obat yang terdapat dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT.
ASKES tetapi melebihi peresepan maksimal dan untuk obat-obat khusus
harus dilengkapi dengan protokol terapi yang ditanda tangani oleh dokter
yang memberikan terapi dan disetujui oleh PT. ASKES.
6. Apabila obat telah mendapat persetujuan dari petugas PT. ASKES maka
dilakukan pengkajian resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas
farmasi disiapkan obat-obatannya
7. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi
obat sesuai dengan Protap Penyerahan Obat.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pemerintah memiliki
sedikitnya tiga pertimbangan menaikkan premi per bulan untuk peserta jaminan
sosial yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Semula, premi itu Rp 15.500, dan direncanakan naik menjadi Rp 19.225 per
orang. Menurut Nafsiah, kenaikan itu menjadi upaya untuk mengantisipasi
meningkatnya jumlah tanggungan negara akibat kenaikan jumlah pasien
penderita penyakit tak menular. Dia menyebutkan, sedikitnya 200 ribu warga
Indonesia per tahun meninggal akibat penyakit seperti serangan jantung, gagal
ginjal, dan kanker, yang disebabkan oleh rokok. Jumlah perokok aktif di
Indonesia, kata dia, tercatat mencapai 61 juta orang. “Jumlah tanggungan
pemerintah justru meningkat karena penyakit akibat perilaku hidup yang tak
sehat dan penyakit akibat rokok,”
Nafsiah menambahkan, premi dinaikkan karena program Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda) akan diintegrasikan ke dalam program BPJS secara
bertahap. “Integrasi tak otomatis Jamkesda dihapus pada 2014,” ucapnya.
Nafsiah mengklaim belajar dari masalah Kartu Jakarta Sehat yang digagas
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pada awal-awal peluncuran Kartu Sehat,
jumlah pasien yang berobat di rumah sakit meningkat berlipat-lipat. “Premi naik
untuk mengantisipasi jumlah pasien yang membeludak,”
BAB III
KESIMPULAN
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan
kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap
(opname)
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana
pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap
adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya
berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang
rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-
kamar hotel.
Pasien umum merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan
medis di Poliklinik dengan membayar.
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan
pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah
Daerah Kab. kepada masyarakat Kab. & sasaran Program Jamkesda
adalah seluruh masyarakat Kab. yang belum memiliki jaminan kesehatan
berupa Jamkesmas, ASKES dan asuransi kesehatan lainnya.
Pasien ASKES merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan
medis dengan membawa Surat Rujukan dari PT Askes dan semua
pembayaran ditanggung oleh PT Askes sesuai dengan haknya.
s